Você está na página 1de 37

LAPORAN HASIL OBSERVASI PENILAIAN HAZARD

AND OPERABILLITY STUDY (HAZOP) DI SENTRA


PENGASAPAN IKAN BANDARHARJO
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pengampu :
Evi Widowati, S.K.M., M.Kes.
Oleh :
Gita Megantari (6411416012)
Indah Fauzi Lestari (6411416024)
Ainun Naim (6411416040)
Muhammad Asholin M. (6411416041)
Chrisna Yudha Bayu D.P (6411416043)
Binta Yustika Inadiafa (6411416045)
Seti Tyas Kusumawardani (6411416096)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan hidayah-
Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul Laporan
Hasil Observasi Penilaian Hazard and Operabillity Study (HAZOP) di Sentra
Pengasapan Ikan Bandarharjo. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Tim penulis sadar bahwa selesainya lapor ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Zaenuri selaku salah satu pemilik usaha sentra pengasapan ikan
Bandarharjo dan selaku ketua Koperasi Pengerajin Ikan.
2. Dosen pengampu Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Evi Widowati,
S.K.M., M.Kes.
3. Bapak Eko selaku pemegang program UKK di Sentra Pengasapan Ikan
Bandarharjo.
Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan di Sentra Pengasapan Ikan
Bandarharjo Semarang. Berbagai upaya telah tim penulis lakukan untuk
mendapatkan hasil terbaik dalam laporan ini. Tim penulis menyadari bahwa
laporan ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan keterbatasan
kemampuan dan pengalaman.
Oleh karena itu tim penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca. Tim penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat serta menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Semarang, April 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II GAMBARAN UMUM................................................................................ 3
2.1 Gambaran Umum Sentra Pengasapan Bandaharjo ............................................ 3
2.2.1 Pemasaran Sentra industri Pengasapan ...................................................... 4
2.2.2 Tenaga Kerja ............................................................................................. 5
BAB III METODOLOGI OBSERVASI ................................................................ 6
3.1 Anggota Kelompok ..................................................................................... 6
3.2 Tempat Pelaksanaan ................................................................................... 6
3.3 Waktu Pelaksanaan ..................................................................................... 6
3.4 Metode Penelitian ....................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 7
4.1 Pengertian Hazop ............................................................................................ 7
4.1.1 Likelihood ................................................................................................. 7
4.1.2 Consequences............................................................................................ 8
4.1.3 Risk Matrix ............................................................................................... 9
4.2 Hasil dan Pembahasan ................................................................................... 11
4.2.1 Tungku Pengasapan ................................................................................ 11
4.2.2 Vacumm sealer ....................................................................................... 13
4.2.3 Freezer .................................................................................................... 15
4.3 Review Jurnal ................................................................................................ 18
4.3.1 Jurnal 1 ................................................................................................... 18
4.3.2 Jurnal 2 ................................................................................................... 20
4.3.3 Jurnal 3 ................................................................................................... 22

iii
4.3.4 Jurnal 4 ................................................................................................... 24
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 27
5.1 Simpulan ....................................................................................................... 27
5.2 Saran ............................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 28
LAMPIRAN .......................................................................................................... 29

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu ilmu yang

membahas tentang kesehatan dan keselamatan pekerja, lingkungan kerja, dan hasil

kerja.Salah satu tujuan dari pelaksanaan K3 di setiap organisasi adalah

menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Agar tercipta kondisi kerja yang

aman dan sehat, setiap organisasi harus dapat menganalisis kemungkinan apa saja

yang dapat membahayakan para pekerja .

Process Safety Management tidak pernah terlepas dari proses identifikasi

bahaya dan pengendalian resiko. Bahaya (Hazard) adalah suatu sumber yang

berpotensi menimbulkan cedera/kerugian pada manusia, proses, properti dan

lingkungan. Risiko (Risk) merupakan pemaparan tentang kemungkinan dari suatu

hal seperti kerugian atau keuntungan secara finansial, kerusakan fisik, kecelakaan

atau keterlambatan, sebagai konsekensi dari suatu aktivitas.

The Hazard and Operabillity Study, yang dikenal sebagai HazOp

merupakan suatu teknik identifikasi dan analisis bahaya yang digunakan untuk

meninjau suatu proses atau operasi pada sebuah sistem secara sistematis. Selain

itu HazOp mampu digunakan untuk menentukan apakah penyimpangan dalam

suatu proses dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tidak

diinginkan. Karakteristik HazOp yang utama adalah sistematik, menggunakan

struktur atau susunan yang tinggi dengan mengandalkan pada guide words dan

1
2

gagasan tim untuk melajutkan serta memastikan safeguards sesuai atau tidak

dengan tempat dan objek yang sedang diuji,

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan HazOp ?
2. Bagaimana penerapan HazOp di tempat Pengasapan Ikan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan HazOp
2. Untuk mengetahui penerapan HazOp di tempat Pengasapan Ikan
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Gambaran Umum Sentra Pengasapan Bandaharjo

Lokasi pengasapan ikan Bandarharjo berbatasan langsung dengan Kali

Semarang. Terdapat jalan yang akan segera selesai dibangun aspal sepanjang kali

Semarang. Luas kawasan studi/penelitian yaitu kawasan sentra industri

pengasapan ikan bandaharjo kurang lebih 4 Ha. Lokasi pengasapan ikan

Bandarharjo berbatasan langsung dengan Kali Semarang. Tidak adanya garis

sempadan sebagai jarak pemisah dengan sungai dapat mengakibatkan kerusakan

lingkungan, khususnya ekosistem sungai. Jalan inspeksi yang seharusnya terdapat

di sepanjang sungai dimanfaatkan oleh pelaku industri pengasapan ikan untuk

pembuangan limbah dari sisa hasil proses pengasapan ikan langsung ke badan

Kali Semarang sehingga terlihat kotor dan menimbulkan bau. Seperti terlihat pada

gambar 7, lokasi industri pengasapan ikan Bandarharjo hanya dipisahkan oleh

jalan inspeksi yang semakin menyusut lebarnya, lembab dan berair.

Beberapa rumah pengasapan prosesnya langsung menempati lahan tepat

di samping sungai. Kondisi ini merusak lingkungan dan dapat merugikan pelaku

usaha, terutama pada saat musim hujan yang sering mengalami banjir. Dalam

Permen PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat

Sungai, Daerah Penguasaan Sungai, dan Bekas Sungai yang di dalamnya

mengatur garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, kondisi

3
4

ideal adalah sekurang-kurangnya 3 meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul

dan pemanfaatannya yang memang tidak diperuntukkan untuk kegiatan industri.

2.2.1 Pemasaran Sentra industri Pengasapan

Potensi pengembangan sentra pengasapan ikan, sangat ditentukan oleh

kelancaran pemasaran dan penjualan produk. Komoditas hasil olahan ikan asap

mencapai kurang lebih 5-6 ton/hari dari Bandarharjo. Untuk itu, pengelolaan

sentra pengasapan ikan harus diarahkan agar mampu meningkatkan kapasitas

produksi dan menjaga mutu produk.

Produsen ikan asap menggunakan teknik pemasaran yang sederhana,

karena keterbatasan modal dan pengetahuan serta belum adanya pengenalan dan

arahan untuk memperluas teknik pemasaran produk ikan asap. Kondisi ini terkait

pula pengemasan produk yang kurang menarik, sehingga konsumen kelas

menengah atas belum begitu tertarik dengan kemasan yang ada. Proses

pengemasan, terkait pula daya tahan produk yang tidak tahan lama (umumnya

bertahan hanya 2 hari) dan tidak melalui proses penjaminan mutu. Produk olahan

yang dihasilkan belum bisa dikatakan higienis, karena pada proses pengasapan

masih banyak potensi risiko terjadinya kontaminasi.

Model pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha pengasapan ikan di

Bandarharjo adalah model sederhana yang kurang menggunakan standardisasi

mutu dan jaminan mutu.


5

2.2.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terampil dan terbiasa melakukan pekerjaan pengasapan

ikan pada umumnya adalah ibu-ibu dan para wanita. Disamping itu ada juga

pekerja laki-laki yang mempunyai tanggung jawab mengerjakan pekerjaan yang

lebih banyak di luar wilayah pengasapan.

Mayoritas pekerja, baik laki-laki dan perempuan berada pada tingkat

pendidikan Sekolah Dasar yaitu 51,2 % pekerja laki-laki dari keseluruhan pekerja

dan 20,9% pekerja wanita. Artinya, tingkat pendidikan yang dimiliki oleh

sebagian besar pekerja pengasapan ikan hanya sampai pada tingkat pendidikan

dasar. Ada juga yang tidak bersekolah sama sekali, karena sejak kecil sudah

membantu orangtuanya mengasap ikan. Pendidikan pekerja yang rendah,

merupakan alasan para pengusaha pengasapan memberikan upah yang rendah.

Pekerjaan pengasapan merupakan pekerjaan yang mudah dan kasar, sehingga

pekerja dianggap sebagai buruh. Tenaga kerja terbesar berasal dari lingkup

internal Kelurahan Bandarharjo dan sekitarnya, meliputi Kelurahan Kuningan,

Panjang dan Tanjung Mas. Keberadaan sumber tenaga kerja yang mengumpul di

satu wilayah ini, disebabkan keberadaan industri yang ada merupakan industri

kecil/industri rumah tangga, dimana bercirikan mempekerjakan anggota keluarga

juga warga sekitar wilayah industri dan berorientasi pada pasar lokal.
BAB III

METODOLOGI OBSERVASI

3.1 Anggota Kelompok


1. Gita Megantari 6411416012
2. Indah Fauzi Lestari 6411416024
3. Ainun Naim 6411416040
4. Muhammad Asholin Mushopa 6411416041
5. Chrisna Yudha Bayu Dwi P 6411416043
6. Binta Yustika Inadiafa 6411416045
7. Seti Tyas Kususmawardani 6411416096

3.2 Tempat Pelaksanaan


Lokasi observasi di Sentra Pengasapan Ikan Jl. Lodan Raya,
RT.006/RW.002, Bandarharjo, Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah
50175

3.3 Waktu Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Jumat, 22 Maret 2019
Lama Pelaksanaan : 1 Hari
Waktu : 08.00 WIB s.d selesai

3.4 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah dengan wawancara dan
observasi kegiatan di Sentra Pengasapan Ikan.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Hazop

Hazop adalah salah satu teknik identifikasi yang digunakan untuk

meninjau hazard suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis,

teliti dan terstruktur. Untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang

menggangu jalannya proses dan risiko-risiko yang ada yang dapat menimbulkan

risiko merugikan bagi manusia atau fasilitas pada lingkungan atau sistem yang

ada. Hazop selain menampilkan identifikasi kemungkinan hazard, Hazop juga

memiliki manajemen risiko yang bertujuan untuk meminimalisasi kerugian jika

bahaya yang diprediksi akan terjadi menjadi kenyataan(Zulfiana & Musyafa,

2013).

Studi tentang HAZOP terangkum dalam suatu tabel yang biasa dikenal

dengan nama HAZOP Worksheet. Worksheet ini berisi tentang identifikasi

peluang bahaya dan penyebab terjadinya bahaya tersebut, analisis risiko, serta

rekomendasi. Analisis risiko yang dilakukan mencakup analisis terhadap dua

kategori yaitu:

4.1.1 Likelihood

Likelihood merupakan tingkat keseringan suatu risiko atau bahaya terjadi

dalam rentang waktu tertentu. Pada tahap ini digunakan data maintenance dari

tiap-tiap komponen untuk mengetahui seberapa sering instrument mengalami

7
8

kegagalan dan dikalsifikasikan pada standar The Standard Australia/New Zealand

AS/NZS 4360:200.

Tabel 4.1 Tabel Likelihood The Standard AUSTRALIA/New Zealand

(AS/NZS 4360:2004)

Level Description Description

A Almost Certain Risiko terjadi lebih dari 5 kali dalam 5 tahun

B Likely Risiko terjadi 4-5 kali dalam 5 tahun

Moerate Risiko terjadi lebih dari 3 atau kurang dari 4


C
dalam 5 tahun

D Unlikely Risiko terjadi 2-3 kali dalam 5 tahun

Rare Risiko jarang sekali muncul/terjadi kurang dari 2


E
kali dalam 5 tahun

4.1.2 Consequences

Tinjauan consequences adalah dari segi tingkat kerusakan komponen, dari

segi pengaruhnya pada manusia, atau dari segi biaya yang dikeluarkan akibat

adanya bahaya yang telah disebutkan tersebut, serta biaya yang hilang akibat

terganggunya proses produksi. Berdasarkan the standard Australia/New Zealand

(AS/NZS 4360:2004), tingkat consequences dapat ditentukan berdasarkan kriteria

seperti pada tabel di bawah ini.

Table 4.2 consequences The Standard Australia/New Zealand (AS/NZS

4360:2004)
9

Level Descriptor Description

Sistem beroperasi & aman, terjadi sedikit gangguan


1 Insignificant
tidak berarti

Sistem tetap beroperasi & aman, gangguan

2 Minor mengakibatkan sedikit penurunan performa atau

kinerja system terganggu

Sistem dapat beroperasi, kegagalan dapat

3 Moderate mengakibatkan mesin kehilangan fungsi utamanya

dan/dapat menimbulkan kegagalan produk

Sistem tidak dapat beroperasi. Kegagalan dapat

menyebabkan terjadinya banyak kerusakan fisik &

4 Major sistem, dapat menimbulkan kegagalan produk,

dan/tidak memenuhi persyaratan peraturan

Keselamatan Kerja

Sistem tidak layak operasi, keparahan yang sangat

5 Catastrophic tinggi bila kegagalan mempengaruhi system yang

aman, melanggar peraturan Keselamatan Kerja

4.1.3 Risk Matrix

Risk Matrix merupakan hasil perkalian dari likelihood dan consequence.

Penentuan nilai risk matrix berdasarkan acuan Tabel Risk Matrix (The Standard

Australia/New Zealand (AS/NZS 4360:2004)


10

Table 4.3 Tabel Risk Matrix The Standard Australia/New Zealand

(AS/NZS 4360:2004)

Consequences

Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic

1 2 3 4 5

A (Almost
H H E E E
Certain)

B (Likely) M H H E E

C
L M H E E
(Moderate)

D (Unlikely) L L M H E

E (Rare) L L M H H

Keterangan :

E = Extreme risk

H = High risk

M = Moderate risk

L =Low risk
11

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Tungku Pengasapan

Guide
No Description Deviation Cause Consequences Safe guards L C R Recommendation
word

High High Jumlah Over pressure Drum wadah C 3 H Gunakan arang

pressure arang dapat memicu arang batok secukupnya dan

batok kebakaran dan cerobong perawatan

dan cerobong asap cerobong asap

1. Tekanan udara asap/ledakan

pada

ruang

pengasa

pan
12

berlebih

Low Low Jumlah Jumlah arang Drum wadah E 2 L Gunakan arang

pressure arang batok yang arang batok secukupnya dan

batok sedikit dapat dan cerobong perawatan

dan menyebabkan asap cerobong asap

udara proses

pada pengasapan

ruang berlangsung

pengasa lebih lama

pan

kurang

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa, jika tekanan yang diberikan dari arang batok dan tekanan udara di dalam

ruang pengasapan tinggi, maka dapat memicu timbulnya kebakaran. Agar hal tersebut tidak memicu timbulnya kebakaran, maka
13

pemilik menyediakan drum wadah arang batok dan cerobong asap. Selain itu, penggunaan arang batok perlu diperhatikan jumlahnya

agar tidak menyebabkan tekanan yang terlalu tinggi atau rendah, serta pengecekan cerobong asap dilakukan secara berkala agar asap

dapat keluar melalui cerobong asap. Namun, jika tekanan yang dihasilkan dari arang batok dan tekanan udara di dalam ruang

pengasapan rendah, maka menyebabkan proses pengasapan berlangsung lebih lama.

4.2.2 Vacumm sealer

Guide
No Description Deviation Cause Consequences Safe guards L C R Recommendation
word

High High Tempera Menyebabkan Pengaturan D 3 M Perawatan vacuum

temperat ture plastik packing temperature sealer

ure vacuum meleleh

1. Temperature sealer

terlalu

tinggi

Low Low Tempera Plastik Pengaturan C 2 M Perawatan vacuum


14

temperat ture packing tidak temperature sealer

ure vacuum menempel

sealer dengan rapat

terlalu

rendah

2. Compotition Low Low Karet Plastik Kesadaran E 2 L Pengecekan dan

Compotit chamber packing tidak pekerja untuk penggantian karet

ion sudah rapat mengganti chamber secara

kendor/ karet berkala

tipis chamber

3. Flow Low Low flow Daya Terjadi Pengaturan E 4 H Memilih vacuum

aliran konsleting daya listrik sealer sesuai

listrik listrik dengan kapasitas

terlalu daya listrik yang


15

rendah dimiliki

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa, jika temperature vacuum sealer terlalu tinggi dapat menyebabkan

plastikpacking meleleh. Sedangkan jika plastik kemasan meleleh maka dapat merusak kualitas produk. Namun, jika temperature pada

vacuum sealer terlalu rendah, maka kemasan tidak dapat tertutup dengan sempurna. Maka dari itu, pengecekan secara berkala pada

vacuum sealer sangat diperlukan.

Jika karet chamber sudah kendor/tipis maka plastik packing tidak rapat, sehingga diperlukan pengecekan dan penggantian

karet chamber secara berkala. Jika daya aliran listrik terlalu rendah, maka akan terjadi konsleting listrik karena daya yang diperlukan

melebihi daya yang ada di meteran listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka, perlu memilih vacuum sealer sesuai dengan kapasitas

daya listrik yang dimiliki

4.2.3 Freezer

Guide
No Description Deviation Cause Consequences Safe guards L C R Recommendation
word
16

High High Tempera Menyebabkan Tombol D 3 M Perawatan dan

temperat ture ikan tidak pengaturan pengecekan

ure freezer membeku dan temperature berkala tombol

terlalu mudah busuk temperature pada

tinggi freezer

Low Low Tempera Menyebabkan Tombol A 2 H Perawatan dan

temperat ture ikan sangat pengaturan pengecekan


1. Temperature
ure freezer membeku, temperature berkala tombol

terlalu sehingga temperature pada

rendah membutuhkan freezer

waktu lama

untuk proses

pembersihan

perut karena
17

menunggu

ikan tidak

membeku

lagi.

2. Flow Low Low flow Aliran Terjadi Pengaturan A 4 E Memilih freezer

listrik konsleting daya listrik sesuai dengan

terlalu listrik kapasitas daya

rendah listrik yang

dimiliki

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa, jika temperature freezer terlalu tinggi dapat menyebabkan ikan tidak

membeku. Sedangkan jika plastik ikan tidak membeku maka dapat merusak kualitas produk. Namun, jika ikan sangat membeku,

maka akan memperlambat proses produksi terutama saat proses pembersihan perut ikan karena harus mennggu hingga ikan tidak

membeku lagi. Maka dari itu, perawatan dan pengecekan berkala tombol temperature pada freezer sangat diperlukan.
18

Jika daya aliran listrik terlalu rendah, maka akan terjadi konsleting listrik

karena daya yang diperlukan melebihi daya yang ada di meteran listrik. Untuk

mengatasi hal tersebut maka, perlu memilih freezer sesuai dengan kapasitas daya

listrik yang dimiliki

4.3 Review Jurnal

4.3.1 Jurnal 1

Reviewer Ainun Naim


Judul Jurnal Risk Analysis: A generalized Hazop methodology state-of-
the art, applications, and perspective in the process
industry
Jurnal Revista Vista Debate
Penulis Miguel Angel de la O HerreraI , Aderval Severino LunaI ,
Antonio Carlos Augusto da CostaI , Elezer Monte Blanco
LemesII
Volume 06
Halaman 106-121
Tahun 2018

Latar Belakang: Studi Bahaya dan Operability (HAZOP) dianggap sebagai alat

untuk penilaian risiko, di mana teknologi yang kompleks membutuhkan strategi

baru untuk menjamin efisiensi, keamanan dan kualitas produk. Metodologi

HAZOP dapat didefinisikan sebagai suatu proses analisis terstruktur dan

sistematis, yang dapat diterapkan dalam tahap awal proyek seperti konsepsi dan

langkah-langkah operasional dasar dan sampai tahap pasca-operasi. Metodologi

ini secara luas digunakan dalam industri proses untuk menilai dan

mengidentifikasi kegagalan itu dapat menyebabkan potensi bahaya bagi personil


19

dan peralatan Terlibat dalam proses, serta kegagalan yang mencegah operasi yang

efisien atau Bertanggung jawab untuk operasi normal.

Tujuan Penelitian: Untuk melakukan HAZOP publikasi review, untuk

menetapkan keadaan seni, prosedur dan perspektif dalam industri.

Metode Penelitian: Metodologi HAZOP dan perbaikan untuk memenuhi

kebutuhan saat ini untuk perbaikan yang terstruktur. Selanjutnya, aplikasi dan

integrasi dengan alat risiko lain, dan ahli sistem, dianalisis untuk menentukan saat

ini dan perspektif masa depan.

Hasil Penelitian: Review memungkinkan pemahaman di mana model, simulasi

dan perangkat lunak khusus menawarkan dukungan yang memadai untuk menilai

risiko dalam proses yang kompleks saat ini. Selain itu, definisi efisien Penyebab

dan konsekuensi dari sistem pakar tergantung, di mana simulasi mengakuisisi

melalui pengalaman penciptaan database, mengurangi kebutuhan pengetahuan

proses tertentu, yang merupakan keterbatasan khas metodologi konvensional

HAZOP.

Kelebihan Penelitian: Kekuatan penelitian ini adalah didalam jurnal ini memuat

secara terinci dan menjelaskan secara detail tentang HAZOP di bidang industri.

Kekurangan Penelitian: Penelitian ini tidak dilengkapi dengan contoh

implementasi dari HAZOP di bidang industry.

Review Jurnal: Penelitian ini berisi tentang detail HAZOP disektor industry.

Sebuah tinjauan dari HAZOP stateof-the-art menyoroti pentingnya untuk menilai

risiko dalam industri proses. Namun, penggunaan teknologi baru yang dirancang
20

untuk memenuhi urusan regulasi untuk menjamin prinsip-prinsip keselamatan dan

kualitas akan memerlukan perbaikan yang sedang berlangsung dari metodologi

HAZOP, Membatasi ketergantungan spesialis, dan Peningkatan penggunaan

sistem pakar.

4.3.2 Jurnal 2

Reviewer Gita Megantari


Judul Jurnal Effect of packaging materials and storage temperature on the
retention of physicochemical properties of vacuum packed
pink guava powder
Jurnal Food Packaging and Shelf Life
Penulis Mohammad Rezaul Islam Shishira, Farah Saleena Taipa,
Md. Saifullahb, Norashikin Ab. Aziza, Rosnita A. Tali
Volume 12
Halaman 83-90
Tahun 2017

Latar Belakang: Produk serbuk buah sangat sensitif terhadap kadar air, yang

memengaruhi warna, rasa, kandungan nutrisi, dan stabilitas antioksidan. Serbuk

buah memiliki beberapa masalah, seperti mudah menjadi lengket pada

kelembaban relatif tinggi atau suhu tinggi. Ini terjadi karena penyerapan air ke

permukaan atau kenaikan suhu. Memburuknya kualitas serbuk buah selama

penyimpanan terjadi karena faktor seperti suhu, kelembaban, oksigen, cahaya dan

air. Kualitas makanan selama penyimpanan dapat berubah sedemikian rupa

sehingga dapat membahayakan konsumen. Serbuk jambu merah muda yang

diproduksi dikemas menggunakan tiga jenis bahan kemasan, seperti low density

polyethylene (LDPE) sebagai sampel kontrol, laminatedOPP (OPP / MPET /

LLDPE) danLaminatedPET (PET / MPET / LLDPE).


21

Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi efek

kondisi kemasan dan suhu penyimpanan pada retensi sifat fisikokimia dari serbuk

jambu biji merah muda

Metode Penelitian: Analisis kadar air dilakukan dengan menggunakan metode

AOAC (1990). Satu gram sampel diukur dan dikeringkan dengan hati-hati dalam

oven vakum pada suhu 70 ° C sampai diperoleh berat konstan dan analisisnya

dilakukan dengan baik. Sekitar 2 gofpowder wastakento menentukan aktivitas air

dengan menggunakan meteran aktivitas air elektronik pada sekitar 25 ° C. Data

dianalisis dengan analisis varians (ANOVA) dan uji rentang berganda Duncan

menggunakan SAS 9.3 TS L1M2.

Hasil Penelitian: Jenis plastik laminasi PET adalah yang paling efektif dalam

retensi kelembaban, aktivitas air dan kandungan likopen. Bubuk yang dikemas

LDPE ditemukan sebagai yang paling tidak efektif dalam kontrol kelembaban,

yang menyebabkan peningkatan Tg dan CD serta hilangnya warna dan likopen.

Jenis plastik LDPE menunjukkan kemampuan yang paling buruk untuk

melindungi warna dan kandungan likopen.

Kelebihan Penelitian: Temuan-temuan dari penelitian ini memperlihatkan

kesesuaian pengemasan dan penyimpanan untuk bubuk buah kering yang dapat

bermanfaat dari tingkat industri hingga konsumen.

Kekurangan Penelitian: Penelitian ini tidak dilengkapi dengan penjelasan

manfaat jenis plastik laminasi PET dapat digunakan untuk pengemasan jenis

produk apa saja.


22

Review Jurnal: Penelitian ini berisi tentang kesesuaian jenis plastikkemasan dan

penyimpanan untuk serbuk buah kering yang dapat bermanfaat dari tingkat

industri hingga konsumen. Jenis plastikkemasan tersebut seperti low density

polyethylene (LDPE) sebagai sampel kontrol, laminatedOPP (OPP / MPET /

LLDPE) danLaminatedPET (PET / MPET / LLDPE). Jenis plastiklaminasi PET

adalah yang paling efektif dalam retensi kelembaban, aktivitas air dan kandungan

likopen. Jenis plastikLDPE menunjukkan kemampuan yang paling buruk untuk

melindungi warna dan kandungan likopen.

4.3.3 Jurnal 3

Reviewer Binta Yustika Inadiafa


Judul Jurnal The Application Of A Graph Of A Process In HAZOP
Analysis In Accident Prevention System
Jurnal Journal of Loss Prevention in the Process Industries
Penulis 1. Jan Maciej Kościelny, Michał Syfert, Bartłomiej Fajdek,
Andrzej Kozak
Volume 50
Halaman 55-66
Tahun 2017

Latar Belakang: Dalam analisis resiko terdapat kesulitan khusus yang terjadi

ketika kompleks objek yang bersangkutan, didekomposisi menjadi node untuk

kebutuhan analisis HAZOP. Di sebagian besar kasus, node tertentu tidak

independen - ada interaksi di antara mereka yang mungkin diabaikan. Kehadiran

umpan balik antara node dalam proses ini sangat berbahaya. Apalagi dalam

penerapan metode HAZOP tidak memberikan kelengkapan analisis risiko,


23

terutama yang mengindikasikan semua penyebab penyimpangan dari parameter

proses yang merupakan risiko utama.

Tujuan Penelitian: Tujuan dari makalah ini membuktikan bahwa kelengkapan

analisis dengan metode HAZOP dapat ditingkatkan dengan menerapkan model

kualitatif proses dalam bentuk grafik dari suatu proses. Definisi grafik dari suatu

proses disediakan, serta diskusi tentang metodologi pemodelan proses dengan

menggunakan grafik tersebut. Sistem Pencegahan Kecelakaan yang cerdas juga

disajikan memungkinkan untuk mendukung analisis HAZOP oleh model dalam

bentuk grafik dari suatu proses.

Metode Penelitian: Metodologi pembangunan grafik GP dari suatu proses akan

disajikan dalam contoh pengembangan grafik untuk perakitan tangki yang

terhubung secara seri dan menyimpan zat beracun. Sesuai skema dari objek ini

disajikan pada Gambar. 3

Hasil Penelitian: Grafik GP adalah model kualitatif dan membutuhkan

pengeluaran desain yang jauh lebih kecil daripada model kuantitatif. Penerapan

grafik GP meningkatkan kemungkinan untuk mengakui semua penyebab risiko

karena pemodelan yang sistematis dalam grafik GP dan koneksi yang ditentukan

secara eksplisit antara node yang dipisahkan. Sejauh menyangkut dukungan

analisis HAZOP, dimungkinkan untuk menunjukkan sub-grafik yang mencakup

semua risiko yang mungkin terjadi (kesalahan / kesalahan manusia) untuk

penyimpangan yang diberikan parameter proses. Jelas, tidak ada jaminan itu

grafik mencakup semua penyebab. Namun, fakta kebutuhan untuk model mereka,

membuat hasil bahwa kelengkapan analisis yang dilakukan akan lebih tinggi.
24

Kelebihan Penelitian: Penelitian ini membantu pembaca dalam memahami

penerapan metode HAZOP dengan grafik yang mencakup resiko yang mungkin

terjadi dalam proses analisis.

Kekurangan Penelitian: Penelitian ini tidak dilengkapi dengan penerapan atau

implementasi HAZOP pada suatu industri dan bagaimana analisis resikonya.

Review Jurnal: Penelitian ini berisi tentang kegunaan grafik untuk

mempermudah membaca proses analisis resiko dalam metode HAZOP. Karena

dalam penerapan metode HAZOP tidak memberikan kelengkapan analisis risiko,

terutama yang mengindikasikan semua penyebab penyimpangan dari parameter

proses yang merupakan risiko utama. Penerapan grafik GP meningkatkan

kemungkinan untuk mengetahui semua penyebab risiko, karena pemodelan yang

sistematis dalam grafik GP dan koneksi yang ditentukan secara eksplisit antara

node yang dipisahkan. Sejauh menyangkut dukungan analisis HAZOP,

dimungkinkan untuk menunjukkan sub-grafik yang mencakup semua risiko yang

bisa terjadi (kesalahan / kesalahan manusia) untuk penyimpangan yang diberikan

parameter proses.

4.3.4 Jurnal 4

Reviewer Muhammad Asholin Mushopa


Judul A functional HAZOP methodology
Penulis Jan Maciej Kościelny, Michał Syfert, Bartłomiej
Fajdek, Andrzej Kozak
Volume 38
Halaman 244-253
25

Tahun 2010

Tujuan penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan nilai

potensial pemodelan fungsional dan alasan logis untuk mendukung suatu

keputusan yang berkaitan dengan HAZOP.

Metode Penelitian : Metodologi yang digunakan didasarkan pada pengalaman

dari Studi HAZOP tradisional. Prosedur studi tersebut dijelaskan sebelum

memperkenalkan paradigma pemodelan fungsional spesifik disebut multilevel

flow model (MFMs) dan komputer terintegrasi lingkungan yang dibantu untuk

membangun dan menggunakan model MFM.

Hasil Penelitian : Penggunaan model MFM untuk memfasilitasi pertemuan

HAZOP membutuhkan pengembangan lebih lanjut dari komputer yang

terintegrasi dibantu desain lingkungan untuk pemodelan MFM memungkinkan

pohon sebab-akibat untuk dipetakan ke P & ID yang familier dengan insinyur

proses, dan aturan dari mesin penalaran yang akan diperluas untuk memudahkan

identifikasi kemungkinan konsekuensi. Integrasi dengan ontologi lain, mis.

OntoCAPE dengan kombinasi penggunaan berbasis kasus dan logika penalaran

memberikan jalan yang paling menjanjikan untuk pekerjaan di masa depan. Hal

Ini di harapkan dapat mengintegrasikan lingkungan berbasis pengetahuan seperti

itu dengan alat terintegrasi yang ada untuk proses berbantuan komputer teknik

seperti ICAS (Gani, Hytoft, Jaksland, & Jensen, 1997) di untuk memungkinkan

akses langsung untuk melakukan analisis kuantitatif untuk kasus kritis

keselamatan khusus.
26

Kelebihan Penelitian : Dapat mengkombinasikan penggunaan berbasis kasus

dengan logika penalaran merupakan suatu hal yang baru dan sangat bagus untuk

perkembangan ilmu pengetahuan.

Kekurangan Penelitian : Resecrh ini masih terlalu umum, belum

dispesifikasikan ke dalam suatu bidang yang lebih khusus


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Hazop adalah salah satu teknik identifikasi yang digunakan untuk meninjau

hazard suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis, teliti dan

terstruktur.untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang menggangu

jalannya proses dan resiko-resiko yang ada yang dapat menimbulkan resiko

merugikan bagi manusia atau fasilitas pada lingkungan atau sistem yang ada.

2. Di tempat pengasapan ikan terdapat beberapa parameter yang harus diperhati-

kan. Diantaranya yaitu: tekanan dari arang batok dan udara di ruang

pengasapan, temperature vacuum sealer, komposisi karet chamber pada

vacuum sealer, aliran listrik pada vacuum sealer, temperature pada freezer dan

aliran listrik pada freezer.

5.2 Saran

1. Pengecekan dan perawatan pada alat-alat produksi pengasapan ikan perlu

dilakukan secara berkala.

2. Pekerja harus menyadari adanya potensi bahaya dari alat-alat produksi yang

digunakan saat bekerja.

27
DAFTAR PUSTAKA

de la O Herrera, M. A., Luna, A. S., da Costa, A. C. A., & Lemes, E. M. B.


(2018). Risk Analysis: A generalized Hazop methodology state-of-the-art,
applications, and perspective in the process industry. VigilâNcia Sanitária
Em Debate, 6(2), 106. http://doi.org/10.22239/2317-269x.00990

Shishir, M. R. I., Taip, F. S., Saifullah, M., Aziz, N. A., & Talib, R. A. (2017).
Effect of packaging materials and storage temperature on the retention of
physicochemical properties of vacuum packed pink guava powder. Food
Packaging and Shelf Life, 12(April), 83–90.
https://doi.org/10.1016/j.fpsl.2017.04.003

Zulfiana, E., Musyafa, A. 2013. Analisis Bahaya dengan Metode Hazop dan
Manajemen Risiko pada Steam Turbine PLTU di Unit 5 Pembangkitan
Listrik Paiton (PT. YTL Jawa Timur). JURNAL TEKNIK POMITSVol. 2,
No. 2

Kościelny, J. M., Syfert, M., Fajdek, B., & Kozak, A. (2017). The application of a
graph of a process in HAZOP analysis in accident prevention system.
Journal of Loss Prevention in the Process Industries, 50, 55–66.
https://doi.org/10.1016/j.jlp.2017.09.003

28
LAMPIRAN

Dokumentasi

Gambar 1. Tempat pengasapan ikan

Gambar 2. Proses pembersihan kotoran ikan dan pemotongan ikan

29
30

Gambar 3. Tungku pengasapan

Gambar 4. Vacuum sealer


31

Gambar 5. Proses penyimpanan ikan di freezer

Gambar 6. Tempat pembuangan kotoran ikan


32

Gambar 7. Foto bersama

Gambar 8. Foto bersama


33

Pembagian Jobdesk
NAMA JOBDESK

Gita Megantari 1. Menyusun BAB II


2. Menyusun BAB IV
3. Meriview Jurnal

Indah Fauzi Lestari 1. Menyusun BAB IV


2. Menyusun BAB I
3. Membuat PPT

Ainun Naim 1. Koordinasi dengan Perusahaan


2. Menyusun BAB V
3. Menyusun BAB IV

Muhammad Asholin M. 1. Menyusun BAB IV


2. Merapikan dan Mengedit Laporan
3. Meriview Jurnal

Chrisna Yudha Bayu D.P 1. Menghubungi Perusahaan


2. Menyusun BAB V
3. Transportasi

Binta Yustika Inadiafa 1. Menyusun BAB IV


2. Menyusun BAB V
3. Meriview Jurnal

Seti Tyas Kusumawardani 1. Menyusun BAB III


2. Membuat Surat Observasi
3. Menyusun BAB V

Você também pode gostar