Você está na página 1de 7

APIKAL DOMINANSI DAN ABSISI JARINGAN TUMBUHAN

AQSHA INEZA
1710422008
III B
aqshaineza19@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum apikal dominansi dan absisi jaringan tumbuhan dilaksanakan pada Jumat, 9
November 2018 di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengamati
hubungan antara aktivitas auksin dengan dominansi tunas apikal dan meneliti peranan auksin
terhadap absisi daun. Hasil percobaan a pada perlakuan kontrol tunas samping tumbuh sampai
1 cm, pada pucuk yang diolesi IAA 0,8 cm, dan pada pucuk yang diolesi vaselin tumbuhsampai
0,9 cm. Hasil percobaan b petiol-petiol yang diberi IAA gugur pada hari ke-3, kontrol gugur pada
hari ke-6, sedangkan pada petiol yang dioles vaselin tumbuh hingga 3,9 cm.

Kata Kunci : Apikal Dominansi, Auksin, Pasta IAA, Pasta Vaselin

PENDAHULUAN meristem ujung. Di dalam jaringan yang


Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh tumbuh aktif terdapat dua macam
di pucuk (puncak) batang. Dominasi auksin, yaitu auksin bebas yang dapat
apikal dan pembentukan cabang lateral berdifusi, dan auksin terikat yang tak
dipengaruhi oleh keseimbangan dapat berdifusi. Dengan pelarut seperti
konsentrasi hormon. Dominasi apikal eter dapat dipisahkan kedua macam
diartikan sebagai persa-ingan antara auksin tersebut. Auksin yang terikat
tunas pucuk dengan tunas lateral dalam merupakan pusat dari kegiatan hormon
hal pertumbuhan. Selama masih ada di dalam sel, sedangkan auksin bebas
tunas pucuk/apikal, pertubuhan tunas adalah kelebihan di dalam
lateral akan terhambat sampai jarak keseimbangannya. Maka auksin yang
tertentu dari pucuk. Dominasi apikal terikat adalah zat yang aktif di dalam
disebabkan oleh auksin yang proses pertumbuhan (Kusumo, 1984).
didifusikan tunas pucuk ke bawah Dominansi pucuk atau
(polar) dan ditimbun pada tunas lateral. dominansi apikal adalah pertum-buhan
Hal ini akan menghambat per- tunas lateral terhambat oleh tunas yang
tumbuhan tunas lateral karena ada pada pucuk. Tunas pada pucuk
konsentrasinya masih terlalu tinggi. merupakan pusat pembentukan auksin
Pucuk apikal merupakan tempat dan kemudian diedarkan ke bagian lain
memproduksi auksin (Dahlia, 2001). dibawahnya. Auksin disintesis dalam
Auksin adalah zat hormon jumlah besar dalam tunas apikal
tumbuhan yang ditemukan pada ujung tumbuhan dan bergerak secara
batang, akar dan pembentukan bunga basipetal (ke arah pangkal batang), lalu
yang berfungsi untuk mengatur ke seluruh bagian tumbuhan. Aliran
pemanjangan sel didaerah belakang auksin ini berpengaruh mendorong
pemanjangan sel batang dan sekaligus sedikitnya tiga cara, yaitu dengan
menghambat pertumbuhan tunas pada menghambat sepenuhnya pada tunas
ketiak daun (tunas lateral). Hal ini axilaris, menghambat pertumbuhan dari
menyebabkan pertumbuhan lateral ke suatu pucuk dimana terdapat tunas
atas cepat (Bidwell, 1979). domi-nansi, dan memberi efek bagian
Pada dasarnya apikal dominansi apikal dari pucuk terhadap orientasi
adalah penghambat tunas samping pada perkembangan organ lateral
(aksilar) oleh pertumbuhan ujung (Jinus, 2012).
pucuk. Ternyata penghambatan pucuk Dosis tinggi pemberian IAA
terhadap tunas samping ini tidak sama menyebabkan terjadinya pembe- lahan
pada setiap tanaman karena itu sel dan pemanjangan tunggul,
ditemukan beberapa tingkat apikal menjadikan daerah tersebut menjadi
dominansi pada tanaman. Pada penampungan hara sehingga dapat me-
tanaman herba, apikal dominansi ngalihkan hara dari kuncup samping
sangat kuat dan menekan tunas dan secara tidak langsung mencegah
samping se- hingga terlihat bahwa pertum-buhannya. Hormon IAA
pucuk berkembang tegak lurus dalam bergerak menuruni batang dari
satu sumbu (monopodium), sedangkan permukaan terpotong tapi tidak
pada tanaman umbi-umbian seperti memasuki kucup samping. Kalaupun
Solanum tuberosum tidak begitu kuat masuk jumlahnya sangat kecil sehingga
sehingga ditemukan pucuk bercabang tidak terlacak. Pemberian IAA langsung
dan ini berarti apikal dominansi ini pada kuncup samping tidak
parsial (Djamhari, 2010). menghambat pertum-buhannya, bahkan
Pemangkasan pada daun muda terkadang dapat memacu
secara terus-menerus sama efeknya pertumbuhannya (Salisbury dan Ross,
dengan pemang- kasan ke seluruh 1995).
apek tajuk. Hal itu menunjukkan bahwa Banyak faktor yang mem-
suatu faktor dominansi yaitu zat pengaruhi ekspresi domi-nansi apikal,
penghambat terdapat di daun muda. yaitu faktor fisik dan faktok kimiawi.
Jika auksin ditambahkan pada sisa Faktor fisik antara lain yaitu
batang yang terpotong, setelah apeks karbondioksida (CO2), oligosakarida,
tajuk dipangkas maka perkembangan protein, senyawa organik dan berbagai
kuncup samping dan arah pertumbuhan hormon (Nani, 2001).
cabang yang tegak akan terhambat lagi. Bercabang atau tidaknya suatu
Pergantian kun-cup atau daun muda tumbuhan biasanya bergantung pada
oleh auksin menunjukkan bahwa zat banyaknya auksin yang dihasilkan pada
penghamabat yang dihasilkan adalah tunas apikal. Perkembangan tunas
IAA atau auksin lain (Salisbury dan lateral tidak saja dapat dirangsang
Ross, 1995). dengan menghilangkan tunas apikal
Terhambatnya pucuk lateral tetapi juga dengan memberikan
selama pucuk terminal tumbuh normal senyawa-senyawa tertentu atau dengan
disebut dengan apikal dominansi. memberikan lingkungan fisik tertentu
Dominansi apikal adalah manifer dalam yang dapat menurunkan kandungan
auksin tumbuhan. Pemangkasan pucuk Cara Kerja
untuk mengatasi dominansi apikal a. Hubungan Auksin dengan Apikal
diterapkan dalam praktek budidaya Dominansi
tanaman dengan tujuan membentuk Dipilih 3 pucuk Coleus sp yang bagus.
tanaman atau memperbanyaknya Pucuk pertama dibiarkan saja dan
(Rosihan, 2009). pucuk kedua dipotong lalu diberi pasta
Adapun tujuan dari praktikum ini vaselin. Pucuk ketiga dipotong dan
adalah untuk untuk mengamati diberi pasta IAA vaselin. Pemotongan
hubungan antara aktifitas auksin dilakukan tepat dibawah pucuk. Pada
dengan dominansi tunas apikal dan hari ketujuh vaselin dan pasta IAA
untuk meneliti peranan auksin terhadap vaselin diganti dan diamati efek yang
proses absisi daun. terjadi. Kemudian tanaman dibiarkan
tumbuh didalam labor sampai berumur
PELAKSANAAN PRAKTIKUM 28 hari sesudah pemakaian IAA vaselin.
Dan kemudian diukur panjang tunas
Waktu dan Tempat
samping yang tumbuh dan amati hal-hal
Praktikum apikal dominansi dan absisi
yang lain.
jaringan tumbuhan pada tumbuhan
dilaksanakan pada Jum’at, 9
b. Auksin dan Absisi Jaringan atau
Novembeer 2018 di Laboratorium
Organ Tumbuhan
Teaching IV, Jurusan Biologi, Fakultas
Dipilih dua pasang daun (empat daun)
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
untuk masing-masing pot dan dipotong
Alam, Universitas Andalas, Padang.
dengan pisau silet pada pangkal
helaian daunnya, serta dibiarkan
Alat dan Bahan
petiolnya. Dibubuhkan pasta vaselin
Adapun alat yang digunakan pada
pada ujung 4 petiol pot 1, dan pasta IAA
praktikum ini seperti pisau silet, 3 pot
vaselin pada ujung 4 petiol pot kedua.
tanaman, sudip, kertas milimeter dan
Untuk kontrol adalah potongan tanpa
kertas label. Sedangkan bahan yang
pemberian pasta pada pot ketiga.
digunakan adalah 6 pot tanaman
Setiap petiol diberi label sesuai dengan
Coleus sp, pasta vaselin dan pasta IAA
perlakuannya. Diukur panjang petiol
vaselin.
disaat percobaan dimualai, dan setiap 3
hari sekali selama 21 hari. Dicatat
kapan petiol gugur. Untuki ini perlu
diadakan pengamatan setiap hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hubungan Auksin dengan Apikal Dominansi
Tabel 1. Hubungan auksin dengan apikal dominansi

Pengamatan Perlakuan Gejala


hari ke Kontrol IAA Vaselin
0 0,8 cm 0,4 cm 0,5 cm Tunas tumbuh pada semua
perlakuan
3 0,9 cm 0,8 cm 0,6 cm Tunas tumbuh pada semua
perlakuan
6 0,9 cm 0,8 cm 0,6 cm Tunas tumbuh pada semua
perlakuan
12 1 cm 0,9 cm 0,8 cm Tunas tumbuh pada semua
perlakuan

Dari tabel di atas dapat dilihat samping oleh auksin menunjukkan


pertambahan panjang tunas lateral dari bahwa zat penghambat yang dihasilkan
masing-masing perlakuan. adalah IAA atau auksin lain.
Pertumbuhan tunas lateral dari Dosis tinggi pemberian IAA
tanaman Coleus sp. pada hari ke-3 menyebabkan terjadinya pembelahan
pada perlakuan kontrol tumbuh 0,8 cm, sel dan peman-jangan tunggul,
sedangkan pucuk tanaman Coleus sp menjadikan daerah tersebut wadah
yang diolesi vaselin 0,5 cm, dan IAA 0,4 penam- pungan hara sehingga dapat
cm. Pada hari ke-12 tunas tanaman mengalihkan hara dari kuncup samping
Coleus sp. pada perlakuan kontrol dan secara tidak langsung untuk
menjadi 1 cm, sedangkan pada Coleus mencegah pertumbuhannya. Hormon
sp yang diolesi IAA tumbuh menjadi 0,9 IAA ini bergerak menuruni batang dari
cm dan vaselin 0,8 cm. permukaan terpotong tetapi tidak
Berdasarkan pengamatan memasuki kuncup samping. Kalupun
tersebut hasil yang didapat sesuai masuk jumlahnya sangat kecil sehingga
dengan pendapat Prased (1999), yang tidak terlacak. Pemberian IAA langsung
menyatakan bahwa pusat pembentukan pada kuncup samping tidak meng-
auksin adalah pada ujung koleoptil, jika hambat pertumbuhannya, bahkan dapat
ujung koleoptil dibuang maka terhambat untuk memacu (Yonni, 2008).
pertumbuhannya. Fungsi auksin pada Shahab (2009), menyatakan
tanaman adalah mengontrol gugur atau bahwa meristem apikal daun muda
masaknya buah. Auksin dalam adalah pusat-pusat sintesis IAA, dan
pertumbuhan berperan pada IAA dari pusat ini ditransport kebagian
perbesaran batang dan dalam tubuh bawah batang dan menghambat per-
organ tanaman lain seperti akar dan tumbuhan dan perkembangan tunas
buah. lateral sehingga jika bagian apical
Salisburry dan Ross (1995), dihambat, maka bagian lateral akan
mengatakan bahwa jika auksin berkembang lebih baik. Pada kontrol
ditambahkan pada sisa batang yang dapat dilihat bahwa pertumbuhan tunas
terpotong setelah apek tajuk dipangkas, baik pada bagian apikal lebih dominan.
maka perkembangan kuncup samping Dominansi apikal terjadi dikare-
akan terhambat. Penggantian kuncup nakan aktivitas dari auksin yang
menyebabkan bentuk tajuk lebih cepat normal. Efek penghambatan ini
tumbuh kearah memanjang. Dominansi disebabkan oleh tingginya kosentrasi
apical merupakan faktor penghambatan auksin yang ternyata dibuat pada titik
pertumbuhan dari pucuk lateral yang tumbuh pucuk terminal (Rosihan, 2009).
terjadi selama pucuk terminal tumbuh

b. Auksin dan Absisi Jaringan atau Organ Tumbuhan


Tabel 2. Auksin dan Absisi Jaringan atau Organ Tumbuhan
Pengamatan Perlakuan
hari ke Kontrol (cm) IAA (cm) Vaselin (cm)
P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4
1 3,7 3,8 1,5 1,5 2,2 2,2 3,7 3,7 3,3 2,8 1,3 1,3
3 3,7 - - - - - - - 3,3 2,8 1,6 1,5
6 - - - - - - - - 3,7 3 1,8 1,7
12 - - - - - - - - 3,9 3,2 1,8 2

Berdasarkan data pada tabel 2 di atas, pertumbuhan tunas pucuk adalah


diperoleh hasil bahwa pada karena kahat sitokinin, yaitu tidak
pengamatan petiol yang diolesi IAA tumbuhnya tunas-tunas samping adalah
gugur pada hari ke-3 pengamatan, karena defisiensi terhadap auksin dan
perlakuan kontrol gugur pada hari ke-3 sitokinin. Auksin disintesis dalam jumlah
tetapi ada satu tanaman yang tidak besar dalam tunas apikal tumbuhan dan
mengalami gugur petiol, sedangkan bergerak secara basipetal (arah
petiol yang diolesi vaselin tidak gugur. pangkal batang) keseluruh bagian
Ini melihatkan bahwa lebih kuat tumbuhan. Aliran auksin ini
pengaruh vaselin yang dioleskan ke berpengaruh mendorong pemanjangan
petiol daripada IAA yang dioleskan. sel batang dan sekaligus menghambat
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat pertumbuhan tunas pada ketiak daun
diketahui bahwa vaselin berfungsi (tunas lateral). Hal ini mengakibatkan
menunda proses absisi daun pertumbuhan keatas yang cepat. Pusat
dibandingkan tanaman yang diolesi pembentukan auksin adalah pada ujung
IAA. Tanaman yang diolesi vaselin tidak koleoptil, jika ujung koleoptil dibuang
mengalami abisisi sampai pengamatan maka terhambat pertumbuhannya.
hari ke 12, sedangkan yang diolesi IAA Fungsi auksin pada tanaman adalah
lebih cepat mengalami absisi pada mengontrol gugur atau masaknya buah.
petiolnya. Auksin dalam pertumbuhan berperan
Hal ini sesuai dengan pendapat pada perbesaran batang dan dalam
Nani (2001) yang menyatakan bahwa tubuh organ tanaman lain seperti akar
hambatan terhadap pertumbuhan pucuk dan buah.
samping ini ternyata disebabkan IAA terdapat di akar pada
adanya produksi auksin pada ujung konsentrasi yang hampir sama pada
pucuk. Pemangkasan ujung pucuk akan bagian tumbuhan lainnya. IAA dapat
menyebabkan pertumbuhan tunas memacu pemanjangan akar pada
samping. Selain itu, diperkirakan bahwa konsentrasi yang sangat rendah. IAA
adalah auksin endogen atau auksin 1. Pertumbuhan tunas lateral dari
yang terdapat dalam tanaman. IAA tanaman Coleus sp. jika
berperan dalam aspek pertumbuhan dibandingkan dengan perlakuan
dan perkembangan tanaman yaitu kontrol pemberian vaselin lebih
pembesaran sel yaitu koleoptil atau lambat pertumbuhannya
batang penghambatan mata tunas dibanding dengan pemberian
samping, dimana pada konsentrasi pasta IAA.
tinggi dapat menghambat pertumbuhan 2. Jumlah petiol yang paling
mata tunas untuk menjadi tunas absisi banyak gugur adalah pada
(pengguguran) daun aktivitas dari pemberian IAA, sedangkan
kambium dirangsang oleh IAA pada pemberian vaselin tidak
pertumbuhan akar pada konsen-trasi terdapat petiol yang gugur, hal
tinggi dapat menghambat perbesaran ini memperlihatkan bahwa
sel-sel akar (Bidwell, 1979). vaselin mampu menghambat
Djamhari (2010) mengatakan gugurnya petiol.
bahwa jika auksin ditambahkan pada
sisa batang yang terpotong setelah Saran
apek tajuk dipangkas, maka Adapun saran untuk praktikum
perkembangan kuncup samping akan selanjutnya adalah agar praktikan lebih
terhambat. Penggantian kuncup serius dalam melakukan pengamatan
samping oleh auksin menunjukkan sehingga data yang didapatkan sesuai
bahwa zat penghambat yang dihasilkan dengan yang diharapkan.
adalah IAA atau auksin lain. Dosis tinggi
pemberian IAA menyebabkan terjadinya DAFTAR PUSTAKA
pembelahan sel dan pemanjangan
tunggul, menjadikan daerah tersebut Bidwell, R. G. S. 1979. Plant
wadah penampungan hara sehingga Physiology Second Edition. New
dapat mengalihkan hara dari kuncup York: Mac Million Publishing.
Dahlia.2001. Fisiologi Tumbuhan Dasar.
samping dan secara tidak langsung
Malang: UM Press.
untuk mencegah pertumbuhannya.
Djamhari, S. 2010. Pergerakan
Hormon IAA ini bergerak menuruni
tanaman. Jurnal Sains dan
batang dari permukaan terpotong tetapi
Teknologi Indonesia. Vol. 12:66-
tidak memasuki kuncup samping.
70.
Kalupun masuk jumlahnya sangat kecil Jinus. 2012. Tropisme. Journal Sains
sehingga tidak terlacak. Pemberian IAA dan Matematika. Vol. 20 (2):35-
langsung pada kuncup samping tidak 40.
menghambat pertumbuhannya, bahkan Kusumo, Surachmat. 1984. Pengatur
dapat untuk memacu. Tumbuh Tanaman. Bogor : CV
KESIMPULAN DAN SARAN Yasaguna
Kesimpulan Nani, S. 2001. Plant Physiology.
Berdasarkan praktikum yang telah Journal sains. Vol.11 (1): 1-8.
dilakukan didapatkan kesimpulan Prased, X. 1999. Does Auksin Play a
Role in the Release of Apikal
Dominance by Shoot Inversion.
Journal Annals of Botany. Volume
71 :Pp 223-229.
Rosihan, R dan A. Sudiman. 2009.
Plant Physiology. Jurnal
Agrotropika. Vol. 14 (2): 55-60.
Salisbury, F.B and Cleon.W. Ross.1995.
Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
Bandung: ITB.
Shahab dan Khan. 2009. Apical
Dominance. African Journal of
Agricultural. Vol. 4(2):1312-1316.
Yonny, K. 2008. Apikal Dominansi.
Jurnal Pertanian. Vol. 10(3):170-
178.

Você também pode gostar