Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KONGO
Oleh :
M. Nasri (20160610320)
dunia dan mala petaka kemanusiaan akibat perang. Piagam PBB ditandatangani oleh
delegasi 51 negara pada tanggal 26 Juni 1945. Dan Piagam PBB mulai beroperasi pada
tanggal 24 Oktober 1945. Seperti Liga Bangsa-Bangsa, tujuan utama PBB adalah
kerjasama sosial ekonomi internasional dan hak asasi manusia. Keanggotaan PBB
terbuka bagi negara-negara yang cinta damai untuk mendukung penyelesaian sengketa
secara damai. Adapun struktur organisasi PBB yaitu Majelis Umum, Dewan Keamanan,
Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian, Mahkamah Internasional, dan Sekretariat.
Pada paper ini, akan membahas salah satu dari struktur organisasi PBB yaitu Mahkamah
Internasional.
konflik dalam kurun waktu yang panjang. Bahkan selama konflik terjadi dua kali
perperangan besar yang melibatkan negara-negara Afrika lainnya. Dua perang tersebut
adalah Perang Kongo I yang terjadi pada tahun 1996-1997 dan Perang Kongo II pada
tahun 1998-2003.1Konflik ini telah dimulai sejak tahun 1990an ketika terjadi perselisihan
antar etnis Tutsi dan Hutu untuk memperebutkan kekuasaan wilayah. Di RD Kongo
saat itu, Mobutu Sese Seko, karena pemerintahannya dianggap terlalu pro-Amerika.
dalam konflik etnis Tutsi dan Hutu dengan menggalang dukungan dari etnis Tutsi. Pada
langsung ke desa Lamera, wilayah timur RD Kongo yang menjadi tempat pengungsian
etnis Hutu.1
Konflik kemudian menjadi perang terbuka dengan adanya campur tangan negara
tetangga yaitu Angola, Burundi, Rwanda dan Uganda dan dikenal dengan Perang Kongo
I. Keterlibatan negara ini dikarenakan adanya kepentingan sumber daya alam, dukungan
terhadap etnis Tutsi, dan ketidaksukaan negara-negara tersebut terhadap rezim pro-
Amerika Mobutu. Mobutu yang pada saat itu kehilangan dukungan Amerika Serikat
karena perang dingin telah berakhir akhirnya menyerah dan melarikan diri ke luar RD
pada tahun 1997 dan Laurent Desire Kabila kemudian diangkat menjadi Presiden RD
Kongo.
berkonflik untuk melakukan gencatan senjata. Pada 10 Juli 1999, perjanjian gencatan
Menurut dokumen yang dikeluarkan oleh gereja Katholik di Kongo hari Selasa
(20/6), lebih dari 3.300 orang tewas di propinsi Kasai yang rentan di negara itu, sementara
sejumlah bayi yang luka akibat parang dan perempuan hamil yang perutnya disayat.
Kenaikan tajam jumlah kematian itu terjadi sewaktu Kepala Dewan HAM PBB
Zeid Ra’da Al-Hussein menyalahkan pemerintah Kongo karena gagal melindungi warga
sipil, dan mengutip laporan-laporan yang “mengerikan” dari sejumlah pakar HAM PBB
yang dikirim kesana bulan lalu untuk mewawancarai orang-orang yang kehilangan tempat
Internasional
untuk Maret ini menunjukkan mengapa pengadilan yang berpusat di Den Haag itu tetap
Tiga putusan banding pekan depan terkait kekejaman di Republik Afrika Tengah,
Mali. Masih dalam bulan ini, ada sidang lanjutan Dominic Ongwen, mantan tentara anak
2 https://www.voaindonesia.com/a/setelah-20-tahun-mahkamah-pidana-internasional-tetap-
kontroversial/4280627.html
Selama bertahun-tahun, ICC dituduh terlalu berfokus dan tidak adil terhadap
Afrika. Institusi ini juga dinilai sangat lamban, tidak efisien dan mahal. Beberapa negara
terbesar di dunia, termasuk Amerika, China dan Rusia, bukanlah anggota ICC, sehingga
penyidikan internal atas transaksi yang dipertanyakan antara pegawai pengadilan itu dan
Fokus hukum internasional tertuju pada hukum internasional publik bukan hukum
mengatur pula hubungan negara dengan subjek hukum bukan negara, pun subjek hukum
bukan negara dengan subjek hukum bukan negara, sehingga hubungan internasional yang
diatur dalam hukum internasional dalam perkembangannya tidak hanya dimonopoli oleh
menyebabkan benturan dengan hukum nasional suatu negara, tentunya keadaan seperti
ini dapat dijelaskan dengan meninjau kembali titik awal pandangan voluntaire dan
negara sehingga melahirkan teori dualisme dan pandangan objektif bertolak bahwa
berlakunya hukum internasional tidak perlu ada kehendak dari negara sehingga
melahirkan teori monisme. Kedua teori atau faham tersebut sama kuatnya, dan kedua
3 https://www.voaindonesia.com/a/setelah-20-tahun-mahkamah-pidana-internasional-tetap-
kontroversial/4280627.html, diakses pada tgl 27 Desember 2018
faham itu tidak luput pula dari kelemahan yang ada. Perkembangan faham monisme
suatu negara sudah meratifikasi. Ini menjadi hal yang menarik dimana terbentuk hierarki
antara hukum internasional dan hukum nasional, hukum internasional harus menjadi titik
ICC mengkategorikan situasi yang terjadi di RDK ke dalam kejahatan perang dan
beberapa perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari upaya penyebarluasan atau
penyerangan langsung yang ditujukan terhadap penduduk sipil yang dilakukan secara
suatu kasus oleh ICC, ICC dapat menerima permintaan bantuan peradilan bagi negara
yang tidak bersedia (unwiling) atau tidak mampu (unable) melaksanakan penyelidikan
dan menyelesaikan kasus yang terjadi di negaranya tersebut. ICC mulai melaksanakan
perannya di Republik Demokratik Kongo (RDK) dan melakukan investigasi sejak bulan
Juni tahun 2004 setelah adanya permintaan bantuan dari pemerintah RDK pada bulan
April 2004 untuk menghentikan rangkaian konflik kejahatan kemanusiaan yang terjadi di
RDK akibat pertikaian etnis dan perang antar kelompok bersenjata di RDK.
berlangsung sejak Perang Kongo Pertama (1996-1997) dan Perang Kongo Kedua (1998-
2003) dan masih berlangsung meskipun kedua perang tersebut telah berakhir. Sesuai
dengan Prinsip Ratione Temporis (Yuridiksi Temporal), ICC hanya dapat melakukan
pengadilan bagi tindak kejahatan yang terjadi setelah terbentuknya Statuta Roma.
Roma, maka ICC tidak dapat mengadili kejahatan tersebut. Bagi negara yang telah
menjadi anggota Statuta setelah statuta terbentuk, maka ICC memiliki yuridiksi terhadap
membawa peristiwa kejahatan kemanusiaan yang terjadi di RDK kedalam peradilan ICC
dan melakukan beberapa upaya untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang terjadi
di RDK. Adapun peran yang dilakukan oleh ICC untuk menghentikan kejahatan
menangkap, mengadili dan memutuskan masa tahanan kepada individu pelaku kejahatan
menjatuhkan masa tahanan bagi pelaku kejahatan, ICC harus menjalankan serangkaian
proses dimulai dari penyelidikan hingga mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi
individu yang dianggap bersalah atas kejahatan yang terjadi. Dalam proses melakukan
penangkapan bagi para pelaku kejahatan di RDK, sesuai dengan Pasal 53 Statuta Roma,
ICC terlebih dahulu melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan barang bukti dan
4 Democratic Republic of the Congo, Situation in the Democratic Republic of the Congo,
ICC-01/04, https://www.icc-cpi.int/drc diakses pada 28 Desember 2018 pukul 11.20 WIB.
informasi dari keterangan para korban kejahatan kemanusiaan melalui Penutut Umum.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan dasar kelayakan suatu kasus apakah
para korban pemerkosaan, tentara anak yang terlibat di dalam kelompok bersenjata dan
pengungsian dan lokasi kejadian yang terkena dampak dari perang antar kelompok
bersenjata seperti di wilayah Ituri, North Kivu dan South Kivu yang sejak awal
merupakan wilayah yang paling sering terjadi konflik serta beberapa wilayah lainnya di
RDK.
ICC menjatuhkan masa tahanan kepada ketua kelompok UPC, Thomas Lubanga
dengan masa tahanan 14 tahun penjara pada 10 Juli 2012 dan Germain Katanga ditahan
dengan masa tahanan 12 tahun penjara pada 23 Mei 2014 dengan pengurangan masa
tahanan 7 tahun penahanan di ICC pada 18 September 2007 sampai 23 Mei 2014. Kedua
Desember 2015 dan melanjutkan masa penahanan disana. Penahan terhadap dua orang
tersebut sesuai dengan Prinsip Tanggung Jawab Pidana Secara Individual dalam Statuta
Prinsip hukum internasional yang digunakan dalam hal ini adalah Prinsip Larangan
Upaya melarang penggunaan kekerasan khususnya perang sudah dimulai sejak usia
Perang Dunia I. Saat itu dikatakan bahwa Perang Dunia I adalah war to end all war.
Presiden AS saat itu Woodrow Wilson dalam presentasinya tanggal 8 Januari 1918
sebagai upaya pembentukan Liga Bangsa-Bangsa menyatakan. Setahun kemudian Liga
Kovenan sudah berupaya melarang perang meskipun terbatas. Pasai 12 (l) Kovenan
pihak yang bersengketa juga harus menyetujui tidak perang setidaknya sampai 3 bulan
setelah putusan arbitrase laporan ke LBB, Masa ini dimaksudkan sebagai cooling down
para pihak dan mencegah perang. pasai 15 dan 16 menyatakan jika sengketa tidak dibawa
ke penyelesaian hukum harus dibawa ke LBB (council). 50Jika LBB dengan suara bulat
menyetujui untuk menyelesaikan sengketa itu maka para pihak terikat atau harus tunduk
pada ketentuan tidak boleh perang. Namun demikian apabila LBB tidak menanggapi
kasus yang diajukan maka para pihak yang bersengketa diijinkan mengambil langkah
yang penting menurut mereka to maintenance law and justice, termasuk di dalamnya
menggunakan perang.
Upaya yang lain yang dilakukan LBB untuk membatasi perang adalah menerapkan
sistem keamanan kolektif dan menerapkan sanksi kepada yang melanggar aturan LBB.
Negara yang menyerang negara lain tanpa mengindahkan aturan LBB akan dianggap
melakukan perang terhadap semua anggota LBB yang lain sehingga terhadapnya akan
dijatuhkan sanksi seperti sanksi ekonomi, perdagangan, keuangan, militer, dan lain-lain.
Upaya yang dilakukan LBB gagal karena tidak semua negara menjadi anggota
LBB. Hanya 45 negara pendiri yang mau menjadi anggota di awal pendirian 1920. Jumlah
maksimum hanya 63. Jerman diterima tahun 1926, dan Uni Soviet pada 1934. Namun
demikian AS sang pelopor justru tidak bisa menjadi anggota karena tidak memperoleh
5 Dr. Sefriani, 2015, Peran Hukum Internasional, Yogyakarta, Raja Grafindo, halaman 41
Sumber hukum internasional salah satunya adalah prinsip umum yang dijadikan
sebagai pedoman penetapan dan pelaksanaan hukum. Pasal 38 ayat 1 Statute of The
recognized by civilized nation. Inti definisi Michael Akerhurst adalah prinsip umum
internasional dapat diambil dari prinsip umum tentang sistem hukum dari satu negara ke
hukum yang mendasari sistem hukum modern.32 Arti perkataan umum dalam hubungan
ini sangat penting karena semakin memperjelas bahwa hukum internasional sebagai
sistem hukum merupakan sebagian dari keseluruhan yang lebih besar, yaitu hukum pada
sistem hukum yang berdiri sendiri dan berbeda dengan hukum nasional terbantahkan.33
Beberapa prinsip hukum umum, misalnya prinsip hukum perdata, seperti prinsip
pacta sunt servanda, asas bona fides (iktikad baik), asas penyalahgunaan hak (abus de
droit), serta asas adimplenti non est adiplendum dalam hukum perjanjian, meskipun
berasal dari asas hukum perdata, asas ini meliputi juga asas hukum acara dan hukum
pwanda dan ICT?) tídak bisa mengakomodasí kehadĺran korban. karena korban tídak
dianggap sebagai pihak yang bísa melakukan intervensi dalam proges hukurn Tribunal ad
hoc. Untuk mengatasi persoalan ili danyang 'ebih penting—untuk memenuhi persyaratan
hukurn forrnĺl TCC, di mana korban memílíki peran, ruang pengadilan permanen ICC
6 Dedi Supriyadi M.Ag, Hukum Internasional Dari Konsepsi Sampai Aplikas, halaman 64
harus didesaín dengan cara berbeda sehingga bisa meralat kesalahan yang sejauh ini telah
pengadilan barangkali merniliki makna simbolik dan penting bagi para korban, karcna
pengakuan atas peran mereka dalam proses peradilan dan pocisi mereka di pengadĺlan
para korban atas proses peradílan dalarn ICC tídak boleh mengurangi ruang dan waktu
yang dialokasikan dalarn proges semacam itu bagi pihak-pihak yang fundamental,
tuntutan dan pembelaan. Narnun karena peran jaksa bukanlah mengajukan tuntutan dan
geluruh tuduhan dan pembebasan dari tuduhan secara maka harus dipahami bahwa Jaksa
bukan hanya sekedar sebagai salah pihak daJam proses tersebut. Meskí Jaksa tampak
memainkan peran sebacalah satu pihak jika ditinjau melalui kerangka adversarial.
Korhan mernjliki hak untuk mengetahui kebenaram Oleh karena itti, menka tidak
tertarik pada pendirian individü yang tidak metasa bersalah, yang memiliki hak untuk
dibebaskan. Jika Jaksa tidak bisa melaksanakan tugasnya, korban akan bertindak sebagai
dengan Artikel 68.3 Statuta. Pada saat yang sama, emosi, dan seringkali trauma, yang
diderita korban tidak boleh menyebabkan adanya intervensi tıdak terkontrol terhadap
terdakwa dan tidak boleh mengganggu proses peradilan. Kekuatan hakim dalam
mengatur intervensi korban akan menghindarkan situasi semacam itli, dan kehadiran
seorang perwakilan hükum akan menyamin bahwa pemyataan dan pertanyaan korban
akan diekspresikan dengan tetap menghormati prosedur Pengadilan dan proses peradilan
yang adil. Pemisahan korban dari terdakwa dalam ruang pengadilan dan kurangnya posisi
berhadap-hadapan (semua pihak menghadap hakim, yang mengontrol proses peradilan)
Subjek hukum internasional awalnya adalah negara, dengan dasar pemikiran hanya
negara lah yang berdaulat dan mampu mengikatkan diri dalam hukum internasional.
Individu merupakan salah satu subjek hukum internasional yang mulai banyak mendapat
perhatian, semenjak kemunculannya sebagai subjek pasca Perang Dunia II. Kedudukan
individu sebagai subjek hukum internasional kini sudah tidak perlu diragukan lagi. Pada
masa awal pertumbuhan hukum internasional, individu hanyalah sebagai subjek hukum
nasional, sedangkan subjek hukum internasional bahkan satu-satunya adalah negara. Ada
pendapat bahwa individu hanya dapat bertindak dalam level internasional apabila sudah
mendapat ijin atau persetujuan dari negaranya sendiri. Jadi menurut pandangan ini,
negara itulah yang sebenarnya merupakan subjek hukum internasional. Namun dalam
kasuskasus tertentu, sudah tampil secara mandiri sebagai subjek hukum internasional.
bermunculan subjek hukum baru Perkembangan selanjutnya bukan hanya negara yang
7 Sefriani S.H., M.Hum, 2012, Hukum Internasional Suatu Pengantar, Rajawali Pers, halaman 257
8 I Wayan Parthina, 2003, Pengantar Hukum Internasional, Mandar Maju, Bandung,
hlm. 87.
environmental based on the existence of the actions or activities committed in the territory
of a country or in under the supervision of the country that carry consequences detrimental
to the environment without knowing the limits of the state. Under international law, the
such as the Stockholm Declaration of 1972, the 1992 Rio Declaration, the Biodiversity
Convention, and the Climate Change Convention, and equipped with the principles of
international environmental law which have been mentioned above. In Draft Articles on
State Responsibility adopted by the International Law Commission (ILC), (Draft Articles
Commission, 2001), stated in article 1 that “Every internationally wrongful act of a State
entails the international responsibility of that State”. So, each acts or omissions prohibited
by international law bring international responsibility for the country. ILC draft is not
binding as an instrument of international law because it has not been established as a legal
product. However, the binding strength of the ILC Draft is not seen as an instrument of
its shape, but of their contents. ILC Draft can be used as an additional source and binding
Perang di Amerika Serikat dalam kasus Hostages adalah tindakan yang secara universal
dianggap tindak pidana, yang memberi dampak yang besar dan menjadi perhatian serius
nasional atau hukum negara tersebut, dapat berlaku pula yurisdiksi hukum negara-negara
9Y Gunawan, 2014, Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International Law of State
Responsibility, Jurnal Media Hukum, Vol. 21, No. 2 Tahun 2014, Yogyakarta, Fakultas Hukum UMY.
Diakses pula di laman: http://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/view/1185/1246 pada tanggal 28
Desember 2018, pukul 15.25
lain dan yurisdiksi universal Penyelesaian terhadap kejahatan internasional, pada
dasarnya menjadi tanggungjawab Negara dan hal ini sudah menjadi prinsip fundamental.
Hal ini belum dirumuskan dalam kesepakatan multilateral atau dikodifikasikan secara
Kesimpulan
Sesuai dengan Prinsip Ratione Temporis (Yuridiksi Temporal), ICC hanya dapat
melakukan pengadilan bagi tindak kejahatan yang terjadi setelah terbentuknya Statuta
Statuta Roma, maka ICC tidak dapat mengadili kejahatan tersebut. Bagi negara yang telah
menjadi anggota Statuta setelah statuta terbentuk, maka ICC memiliki yuridiksi terhadap
meratifikasi Statuta Roma pada bulan April tahun 2002. ICC melakukan penyelidikan
dan mengumpulkan barang bukti melalui keterangan para korban pemerkosaan, tentara
anak yang terlibat di dalam kelompok bersenjata dan korban kekerasan seksual,
terkena dampak dari perang antar kelompok bersenjata seperti di wilayah Ituri, North
Kivu dan South Kivu yang sejak awal merupakan wilayah yang paling sering terjadi
Saran
Dalam hal ini Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court
(ICC) melakukan tindakan yang benar yaitu dengan cara mengadili dan memberi sanksi
bagi para pelaku kejahatan yang ada di Republik Demokrasi Kongo. Kita tahu bahwa
Buku
Sefriani S.H., M.Hum, 2012, Hukum Internasional Suatu Pengantar, Rajawali Pers
Law of State Responsibility, Jurnal Media Hukum, Vol. 21, No. 2 Tahun 2014,
http://journal.umy.ac.id/index.php/jmh/article/view/1185/1246
Internet
http://www.academia.edu/28435092/KONFLIK_SUMBER_DAYA_DI_AFRIKA_
https://www.voaindonesia.com/a/setelah-20-tahun-mahkamah-pidana-internasional-
tetap-kontroversial/4280627.html