Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelas : IX - G
No Absen : 25
ASTRONOMI
langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta
fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi (misalnya radiasi latar
Astronomi sebagai ilmu adalah salah satu yang tertua, sebagaimana diketahui dari
dari Mesir dan Nubia, atau Stonehenge yang berasal dari Britania. Orang-orang dari
Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut disertakan sebagai bagian
dari astronomi, dan apabila diperhatikan, sifat cabang-cabang ini sangat beragam: dari
Pada abad ke-20, astronomi profesional terbagi menjadi dua cabang: astronomi
observasional dan astronomi teoretis. Yang pertama melibatkan pengumpulan data dari
prinsip-prinsip dasar fisika. Yang kedua terpusat pada upaya pengembangan model-
Leksikologi
Kata astronomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata astron (ἄστρον, "bintang")
yang kemudian diberi akhiran -nomi dari nomos (νόμος, "hukum" atau "budaya"). Maka
menyebut ilmu yang sama. Apabila hendak merujuk ke definisi-definisi kamus yang
baku, "astronomi" bermakna "penelitian benda-benda langit dan materi di luar atmosfer
Bumi serta sifat-sifat fisika dan kimia benda-benda dan materi tersebut" sedang
"astrofisika" adalah cabang dari astronomi yang berurusan dengan "tingkah laku, sifat-
Universe oleh Frank Shu, "astronomi" boleh dipergunakan untuk sisi kualitatif dari ilmu
ini, sedang "astrofisika" untuk sisi lainnya yang lebih berorientasi fisika Namun,
berkenaan dengan fisika, sehingga bisa saja kita mengatakan bahwa astronomi modern
menggunakan istilah yang mana, hanya bergantung dari apakah secara sejarah mereka
profesional sendiri banyak yang memiliki gelar di bidang fisika. Untuk ilustrasi lebih
lanjut, salah satu jurnal ilmiah terkemuka pada cabang ilmu ini bernama Astronomy and
Sejarah
Pada awalnya, astronomi hanya melibatkan pengamatan beserta prediksi atas
gerak-gerik benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang. Pada beberapa situs
bertujuan seremonial, namun dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan musim, cuaca,
dan iklim — sesuatu yang wajib diketahui apabila ingin bercocok tanam — atau
atas bangunan-bangunan atau dataran yang tinggi, semua dengan mata telanjang. Seiring
India, dan Amerika Tengah, orang-orang mulai membangun observatorium dan gagasan-
gagasan mengenai sifat-sifat semesta mulai ramai diperiksa. Umumnya, astronomi awal
disibukkan dengan pemetaan letak-letak bintang dan planet (sekarang disebut astrometri),
kegiatan yang akhirnya melahirkan teori-teori tentang pergerakan benda-benda langit dan
pemikiran-pemikiran filosofis untuk menjelaskan asal usul Matahari, Bulan, dan Bumi.
Bumi kemudian dianggap sebagai pusat jagat raya, sedang Matahari, Bulan, dan bintang-
bintang berputar mengelilinginya; model semacam ini dikenal sebagai model geosentris,
memiliki sebuah siklus yang teratur, disebut siklus saros. Mengikuti jejak astronom-
astronom Babilonia, kemajuan demi kemajuan kemudian berhasil dicapai oleh komunitas
astronomi Yunani Kuno dan negeri-negeri sekitarnya. Astronomi Yunani sedari awal
memang bertujuan untuk menemukan penjelasan yang rasional dan berbasis fisika untuk
fenomena-fenomena angkasa. Pada abad ke-3 SM, Aristarkhos dari Samos melakukan
perhitungan atas ukuran Bumi serta jarak antara Bumi dan Bulan, dan kemudian
mengajukan model Tata Surya yang heliosentris — pertama kalinya dalam sejarah. Pada
abad ke-2 SM, Hipparkhos berhasil menemukan gerak presesi, juga menghitung ukuran
Bulan dan Matahari serta jarak antara keduanya, sekaligus membuat alat-alat penelitian
astronomi paling awal seperti astrolab. Mayoritas penyusunan rasi bintang di belahan
utara sekarang masih didasarkan atas susunan yang diformulasikan olehnya melalui
katalog yang waktu itu mencakup 1.020 bintang. Mekanisme Antikythera yang terkenal
(ca. 150-80 SM) juga berasal dari periode yang sama: komputer analog yang digunakan
merupakan barang paling kompleks dalam sejarah sampai abad ke-14, ketika jam-jam
kebuntuan dan stagnansi. Sebaliknya, perkembangan pesat terjadi di dunia Islam dan
di belahan dunia sana pada awal abad ke-9. Pada tahun 964, astronom Persia Al-Sufi
menemukan Galaksi Andromeda (galaksi terbesar di Grup Lokal) dan mencatatnya dalam
Book of Fixed Stars (Kitab Suwar al-Kawakib). Supernova SN 1006, ledakan bintang
paling terang dalam catatan sejarah, berhasil diamati oleh astronom Mesir Ali bin Ridwan
dan sekumpulan astronom Cina yang terpisah pada tahun yang sama (1006 M).
Astronom-astronom besar dari era Islam ini kebanyakan berasal dari Persia dan Arab,
termasuk Al-Battani, Tsabit bin Qurrah, Al-Sufi, Ibnu Balkhi, Al-Biruni, Al-Zarqali, Al-
Samarkand. Melalui era inilah nama-nama bintang yang berdasarkan bahasa Arab
Revolusi Ilmiah
model yang kemudian dibela dari kontroversi, dikembangkan, dan dikoreksi oleh Galileo
Seiring dengan semakin baiknya ukuran dan kualitas teleskop, semakin banyak
pula penemuan-penemuan lebih lanjut yang terjadi. Melalui teknologi ini Lacaille
berhasil mengembangkan katalog-katalog bintang yang lebih lengkap; usaha serupa juga
nebula dan gugusan. Pada tahun 1781 ia menemukan planet Uranus, planet pertama yang
ditemui di luar planet-planet klasik. Pengukuran jarak menuju sebuah bintang pertama
kali dipublikasikan pada 1838 oleh Bessel, yang pada saat itu melakukannya melalui
Abad ke-18 sampai abad ke-19 pertama diwarnai oleh penelitian atas masalah
tiga-badan oleh Euler, Clairaut, dan D'Alembert; penelitian yang menghasilkan metode
prediksi yang lebih tepat untuk pergerakan Bulan dan planet-planet. Pekerjaan ini
spektroskop dan fotografi kemudian mendorong kemajuan penelitian lagi: pada 1814-
1815, Fraunhoffer menemukan lebih kurang 600 pita spektrum pada Matahari, dan pada
Baru pada abad ke-20 Galaksi Bima Sakti (di mana Bumi dan Matahari berada)
bintang lainnya. Dari pengamatan-pengamatan yang sama disimpulkan pula bahwa ada
galaksi-galaksi lain di luar Bima Sakti dan bahwa alam semesta terus mengembang,
sebab galaksi-galaksi tersebut terus menjauh dari galaksi kita. Astronomi modern juga
menemukan dan berusaha menjelaskan benda-benda langit yang asing seperti kuasar,
pulsar, blazar, galaksi-galaksi radio, lubang hitam, dan bintang neutron. Kosmologi fisik
maju dengan pesat sepanjang abad ini: model Dentuman Besar (Big Bang) misalnya,
Astronomi Teoretis
Terdapat banyak jenis-jenis metode dan peralatan yang bisa dimanfaatkan oleh
seorang astronom teoretis, antara lain model-model analitik (misalnya politrop untuk
baik apabila peneliti hendak mengetahui pokok-pokok persoalan dan mengamati apa
yang terjadi secara garis besar; model-model numerik bisa mengungkap keberadaan
akibat-akibat yang dapat diamati dari model-model tersebut. Ini akan membantu para
pengamat untuk mengetahui data apa yang harus dicari untuk membantah suatu model,
atau memutuskan mana yang benar dari model-model alternatif yang bertentangan. Para
teoris juga akan mencoba menyusun model baru atau memperbaiki model yang sudah ada
dan evolusi bintang-bintang; formasi galaksi; struktur skala besar materi di alam semesta;
asal usul sinar kosmik; relativitas umum; dan kosmologi fisik (termasuk kosmologi dawai
dan fisika astropartikel). Relativitas astrofisika dipakai untuk mengukur ciri-ciri struktur
skala besar, di mana ada peran yang besar dari gaya gravitasi; juga sebagai dasar dari
Beberapa model/teori yang sudah diterima dan dipelajari luas yaitu teori
Dentuman Besar, inflasi kosmik, materi gelap, dan teori-teori fisika fundamental.
Kelompok model dan teori ini sudah diintegrasikan dalam model Lambda-CDM.
Dentuman Besar (Big Teleskop luar Alam semesta yang Usia alam semesta
Bang) angkasa Hubble, mengembang
COBE
Fluktuasi kuantum Inflasi kosmik Masalah kerataan
alam semesta
(flatness problem)
Siklus CNO pada
bintang-bintang
Wacana yang tengah hangat dalam astronomi pada beberapa tahun terakhir adalah
materi gelap dan energi gelap — penemuan dan kontroversi mengenai topik-topik ini
Astronomi Observasional
Astronomi memerlukan informasi tentang benda-benda langit, dan sumber
informasi yang paling utama sejauh ini adalah radiasi elektromagnetik, atau lebih
spesifiknya, cahaya tampak. Astronomi observasional bisa dibagi lagi menurut daerah-
daerah spektrum elektromagnetik yang diamati: sebagian dari spektrum tersebut bisa
diteliti melalui permukaan Bumi, sementara bagian lain hanya bisa dijangkau dari
ketinggian tertentu atau bahkan hanya dari ruang angkasa. Keterangan lebih lengkap
Astronomi radio
Astronomi inframerah
Astronomi optikal
Astronomi ultraungu
Astronomi sinar-gamma
Sejumlah fenomena jarak jauh lain yang berbentuk selain radiasi elektromagnetik
dapat diamati dari Bumi.
Ada cabang bernama astronomi neutrino, di mana para astronom menggunakan
fasilitas-fasilitas bawah tanah (misalnya SAGE, GALLEX, atau Kamioka II/III)
untuk mendeteksi neutrino, sebentuk partikel dasar yang jamaknya berasal dari
Matahari atau ledakan-ledakan supernova.
Ketika sinar-sinar kosmik memasuki atmosfer Bumi, partikel-partikel berenergi
tinggi yang menyusunnya akan meluruh atau terserap, dan partikel-partikel hasil
peluruhan ini bisa dideteksi di observatorium.
Pada masa yang akan datang, diharapkan akan ada detektor neutrino yang peka
terhadap partikel-partikel yang lahir dari benturan sinar-sinar kosmik dan
atmosfer.
Terdapat pula cabang baru yang menggunakan detektor-detektor gelombang
gravitasional untuk mengumpulkan data tentang benda-benda rapat: astronomi
gelombang gravitasional.
Observatorium-observatorium untuk bidang ini sudah mulai dibangun, contohnya
observatorium LIGO di Louisiana, AS. Tetapi astronomi seperti ini sulit, sebab
gelombang gravitasional amat sukar untuk dideteksi.
pengumpulan sampel. Beberapa hanya bekerja dengan sensor jarak jauh untuk
detektor material terbenam atau melakukan eksperimen langsung terhadap sampel yang
Pengukuran letak benda-benda langit, seperti disebutkan, adalah salah satu cabang
astronomi (dan bahkan sains) yang paling tua.
Kegiatan-kegiatan seperti pelayaran atau penyusunan kalender memang sangat
membutuhkan pengetahuan yang akurat mengenai letak Matahari, Bulan, planet-
planet, serta bintang-bintang di langit.
Dari proses pengukuran seperti ini dihasilkan pemahaman yang baik sekali tentang
usikan gravitasi dan pada akhirnya astronom-astronom dapat menentukan letak
benda-benda langit dengan tepat pada masa lalu dan masa depan — cabang
astronomi yang mendalami bidang ini dikenal sebagai mekanika benda langit.
Dewasa ini penjejakan atas benda-benda yang dekat dengan Bumi juga
memungkinkan prediksi-prediksi akan pertemuan dekat, atau bahkan benturan.
Kemudian terdapat pengukuran paralaks bintang. Pengukuran ini sangat penting
karena memberi nilai basis dalam metode tangga jarak kosmik; melalui metode ini
ukuran dan skala alam semesta bisa diketahui.
Pengukuran paralaks bintang yang relatif lebih dekat juga bisa dipakai sebagai
basis absolut untuk ciri-ciri bintang yang lebih jauh, sebab ciri-ciri di antara
mereka dapat dibandingkan.
Kinematika mereka lalu bisa kita susun lewat pengukuran kecepatan radial serta
gerak diri masing-masing. Hasil-hasil astrometri dapat pula dimanfaatkan untuk
pengukuran materi gelap di dalam galaksi.
Astronomi amatir
Sebagaimana disebutkan, astronomi ialah salah satu dari sedikit cabang ilmu di
amatir mengamati berbagai benda dan fenomena angkasa, terkadang bahkan dengan
peralatan yang mereka buat sendiri. Yang jamak diamati yaitu Bulan, planet, bintang,
komet, hujan meteor, dan benda-benda langit dalam seperti gugusan bintang, galaksi, dan
nebula. Salah satu cabang astronomi amatir adalah astrofotografi amatir, yang melibatkan
mengambilan foto-foto langit malam. Banyak yang memilih menjadi astrofotografer yang
kecil ada juga yang mencoba bereksperimen dengan panjang gelombang di luar cahaya
tampak, misalnya dengan penyaring inframerah pada teleskop biasa, atau penggunaan
teleskop radio. Pelopor radio astronomi amatir adalah Karl Jansky, yang memulai
kegiatan ini pada dekade 1930-an. Amatir jenis seperti Jansky ini memakai teleskop
buatan sendiri atau teleskop radio profesional yang sekarang sudah boleh diakses oleh
Sumbangsih astronom amatir tidak sepele, sebab banyak hal — seperti pengkuran
okultasi guna mempertajam catatan garis edar planet-planet kecil — bergantung pada
pekerjaan astronomi amatir. Para amatir dapat pula menemukan komet atau melakukan
digital, astrofotografi amatir juga semakin efektif dan semakin giat memberikan
sumbangan ilmu.
yang sangat pesat dan membuat terobosan-terobosan yang sangat besar dalam upaya
memahami alam semesta dan segala isinya, masih ada beberapa pertanyaan penting yang
belum bisa terjawab. Untuk memecahkan permasalahan seperti ini, boleh jadi diperlukan
pembangunan peralatan-peralatan baru baik di permukaan Bumi maupun di antariksa.
Selain itu, mungkin juga diperlukan perkembangan baru dalam fisika teoretis dan
eksperimental.
Apakah asal usul spektrum massa bintang? Maksudnya, mengapa astronom terus
mengamati persebaran massa yang sama — yaitu, fungsi massa awal yang sama
— walaupun keadaan awal terwujudnya bintang-bintang berbeda-beda?
Diperlukan pemahaman yang lebih dalam akan pembentukan bintang dan planet.
Adakah wujud kehidupan lain di alam semesta? Adakah wujud kehidupan cerdas
lain di alam semesta? Kalau ada, apa jawaban dari paradoks Fermi? Apabila ada
kehidupan lain di luar Bumi, implikasinya, baik ilmiah maupun filosofis, sangat
penting. Apakah Tata Surya kita termasuk normal ataukah ternyata tidak biasa?
Apa yang menyebabkan terbentuknya alam semesta? Apakah premis yang
melandasi hipotesis "alam semesta yang tertala dengan baik" (fine-tuned universe)
tepat? Apabila tepat, apakah ada semacam seleksi alam dalam skala kosmologis?
Apa sebenarnya yang menyebabkan inflasi kosmik dini, sehingga alam menjadi
homogen? Kenapa terdapat asimetri barion di alam semesta?
Apa hakikat sebenarnya dari materi gelap dan energi gelap? Mereka telah
mendominasi proses perkembangan dan, pada akhirnya, nasib dari jagat raya,
tetapi sifat-sifat mendasar mereka tetap belum dipahami. Apa yang akan terjadi di
penghujung waktu?
Bagaimana galaksi-galaksi pertama terbentuk? Bagaimana lubang-lubang hitam
supermasif terbentuk?
Apa yang menghasilkan sinar kosmik berenergi ultra-tinggi?
Cabang-cabang spesifik
Astronomi surya
o Matahari adalah bintang yang terdekat dari Bumi pada sekitar 8 menit cahaya, dan
yang paling sering diteliti; ia merupakan bintang katai pada deret utama dengan
klasifikasi G2 V dan usia sekitar 4,6 miliar tahun.
Ilmu keplanetan
o Cabang astronomi ini meneliti susunan planet, bulan, planet katai, komet, asteroid,
serta benda-benda langit lain yang mengelilingi bintang, terutama Matahari, walau
ilmu ini meliputi juga planet-planet luar surya.
o Tata Surya kita sendiri sudah dipelajari secara mendalam — pertama-tama melalui
teleskop dan kemudian menggunakan wahana-wahana antariksa — sehingga
pemahaman sekarang mengenai formasi dan evolusi sistem keplanetan ini sudah
sangat baik, walaupun masih ada penemuan-penemuan baru yang terjadi.
o Tata Surya dibagi menjadi beberapa kelompok: planet-planet bagian dalam, sabuk
asteroid, dan planet-planet bagian luar.
o Planet-planet bagian dalam adalah planet-planet bersifat kebumian yaitu
Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
o Planet-planet bagian luar adalah raksasa-raksasa gas Tata Surya yaitu Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
o Apabila kita pergi lebih jauh lagi, maka akan ditemukan benda-benda trans-
Neptunus: pertama sabuk Kuiper dan akhirnya awan Oort yang bisa membentang
sampai satu tahun cahaya.
o Terbentuknya planet-planet bermula pada sebuah cakram protoplanet yang
mengitari Matahari pada periode-periode awalnya.
o Dari cakram ini terwujudlah gumpalan-gumpalan materi melalui proses yang
melibatkan tarikan gravitasi, benturan, dan akresi; gumpalan-gumpalan ini
kemudian lama-kelamaan menjadi kumpulan protoplanet.
o Karena tekanan radiasi dari angin surya terus mendorong materi-materi yang
belum menggumpal, hanya planet-planet yang massanya cukup besar yang mampu
mempertahankan atmosfer berbentuk gas.
o Planet-planet muda ini terus menyapu dan memuntahkan materi-materi yang
tersisa, menghasilkan sebuah periode penghancuran yang hebat.
o Sisa-sisa periode ini bisa dilihat melalui banyaknya kawah-kawah tabrakan di
permukaan Bulan.
o Adapun dalam jangka waktu ini sebagian dari protoplanet-protoplanet yang ada
mungkin bertabrakan satu sama lain; kemungkinan besar tabrakan seperti itulah
yang melahirkan Bulan kita.
o Ketika suatu planet mencapai massa tertentu, materi-materi dengan massa jenis
yang berlainan mulai saling memisahkan diri dalam proses yang disebut
diferensiasi planet.
o Proses demikian bisa menghasilkan inti yang berbatu-
batu atau terdiri dari materi-materi logam, diliputi oleh
lapisan mantel dan lalu permukaan luar.
o Inti planet ini bisa terbagi menjadi daerah-daerah yang
padat dan cair, dan beberapa mampu menghasilkan
medan magnet mereka sendiri, sehingga planet dapat
terlindungi dari angin surya.
o Panas di bagian dalam sebuah planet atau bulan datang dari benturan yang
dihasilkan sendiri oleh planet/bulan tersebut, atau oleh materi-materi radioaktif
(misalnya uranium, torium, atau Al), atau pemanasan pasang surut.
o Beberapa planet dan bulan berhasil mengumpulkan cukup panas untuk
menjalankan proses-proses geologis seperti vulkanisme dan aktivitas-aktivitas
tektonik.
o Apabila planet/bulan tersebut juga memiliki atmosfer, maka erosi pada permukaan
(melalui angin atau air) juga dapat terjadi.
o Planet/bulan yang lebih kecil dan tanpa pemanasan pasang surut akan menjadi
dingin lebih cepat dan kegiatan-kegiatan geologisnya akan berakhir, terkecuali
pembentukan kawah-kawah tabrakan.
Astronomi bintang
Astronomi galaksi
o Tata Surya kita beredar di dalam Bima Sakti, sebuah galaksi spiral berpalang di
Grup Lokal. Ia merupakan salah satu yang paling menonjol di kumpulan galaksi
tersebut.
o Bima Sakti merotasi materi-materi gas, debu, bintang, dan benda-benda lain,
semuanya berkumpul akibat tarikan gaya gravitasi bersama.
o Bumi sendiri terletak pada sebuah lengan galaksi berdebu yang ada di bagian luar,
sehingga banyak daerah-daerah Bima Sakti yang tidak terlihat.
o Pada pusat galaksi ialah bagian inti, semacam tonjolan berbentuk seperti batang;
diyakini bahwa terdapat sebuah lubang hitam supermasif di bagian pusat ini.
o Bagian ini dikelilingi oleh empat lengan utama yang melingkar dari tengah
menuju arah luar, dan isinya kaya akan fenomena-fenomena pembentukan
bintang, sehingga memuat banyak bintang-bintang muda (metalisitas populasi I).
o Cakram ini lalu diliputi oleh cincin galaksi yang berisi bintang-bintang yang lebih
tua (metalisitas populasi II) dan juga gugusan-gugusan bintang berbentuk bola
(globular), yaitu semacam kumpulan-kumpulan bintang yang relatif lebih padat.
o Daerah di antara bintang-bintang disebut medium antarbintang, yaitu daerah
dengan kandungan materi yang jarang — bagian-bagiannya yang relatif terpadat
adalah awan-awan molekul berisi hidrogen dan unsur lainnya, tempat di mana
banyak bintang baru akan lahir. Awalnya akan terbentuk sebuah inti pra-bintang
atau nebula gelap yang merapat dan kemudian runtuh (dalam volume yang
ditentukan oleh panjang Jeans) untuk membangun protobintang.
o Ketika sudah banyak bintang besar yang muncul, mereka akan mengubah awan
molekul menjadi awan daerah H II, yaitu awan dengan gas berpijar dan plasma.
Pada akhirnya angin serta ledakan supernova yang berasal dari bintang-bintang ini
akan memencarkan awan yang tersisa, biasanya menghasilkan sebuah (atau lebih
dari satu) gugusan bintang terbuka yang baru. Gugusan-gugusan ini lambat laun
berpendar, dan bintang-bintangnya bergabung dengan Bima Sakti.
o Sejumlah penelitian kinematika berkenaan dengan materi-materi di Bima Sakti
(dan galaksi lainnya) menunjukkan bahwa materi-materi yang tampak massanya
kurang dari massa seluruh galaksi. Ini menandakan terdapat apa yang disebut
materi gelap yang bertanggung jawab atas sebagian besar massa keseluruhan,
tetapi banyak hal yang belum diketahui mengenai materi misterius ini.
Astronomi ekstragalaksi
Kosmologi
o Kosmologi, berasal dari bahasa Yunani kosmos (κόσμος, "dunia") dan akhiran -
logia dari logos (λόγος, "pembelajaran") dapat dipahami sebagai upaya meneliti
alam semesta secara keseluruhan.
o Pengamatan atas struktur skala besar alam semesta, yaitu cabang yang dikenal
sebagai kosmologi fisik, telah menyumbangkan pemahaman yang mendalam
tentang formasi dan evolusi jagat raya.
o Salah satu teori yang paling penting (dan sudah diterima luas) adalah teori
Dentuman Besar, yang menyatakan bahwa dunia bermula pada satu titik dan
mengembang selama 13,7 miliar tahun sampai ke masa sekarang.
o Gagasan ini bisa dilacak kembali pada penemuan radiasi latar belakang gelombang
mikro kosmis pada tahun 1965.
o Selama proses pengembangan ini, alam telah mengalami beberapa tingkat evolusi.
Pada awalnya, diduga bahwa terdapat inflasi kosmik yang sangat cepat,
mengakibatkan homogenisasi pada kondisi-kondisi awal. Setelah itu melalui
nukleosintesis dihasilkan ketersediaan unsur-unsur untuk periode awal alam
semesta.
o Ketika atom-atom pertama bermunculan, antariksa menjadi transparan terhadap
radiasi, melepaskan energi yang sekarang dikenal sebagai radiasi CMB. Alam
semesta yang tengah mengembang pun memasuki Zaman Kegelapan, sebab tidak
ada sumber daya bintang yang bisa memancarkan cahaya.
o Susunan materi yang hierarkis mulai terbentuk lewat variasi-variasi kecil pada
massa jenis.
o Materi lalu terhimpun pada daerah-daerah dengan massa jenis yang paling tinggi,
melahirkan awan-awan gas dan bintang-bintang yang paling purba (metalisitas
III).
o Bintang-bintang besar ini memicu proses reionisasi dan dipercaya telah
menciptakan banyak unsur-unsur berat pada alam semesta dini; unsur-unsur ini
cenderung meluruh kembali menjadi unsur-unsur yang lebih ringan,
memperpanjang siklus.
o Pengumpulan yang dipicu oleh gravitasi mengakibatkan materi membentuk
filamen-filamen dan menyisakan ruang-ruang hampa di antaranya.
o Lambat laun, gas dan debu melebur dan membentuk galaksi-galaksi primitif.
Lama-kelamaan semakin banyak materi yang ditarik, dan tersusun menjadi grup
dan gugusan galaksi. Pada akhirnya, maha-gugusan yang lebih besar pun
terwujud.
o Benda-benda lain yang memegang peranan penting dalam struktur alam semesta
adalah materi gelap dan energi gelap.
o Benda-benda inilah yang ternyata merupakan komponen utama dunia kita, di
mana massa mereka mencapai 96% dari massa keseluruhan alam semesta.
o Oleh sebab itu, upaya-upaya terus dibuat untuk meneliti dan memahami segi fisika
benda-benda ini.
GALAKSI
Galaksi adalah sebuah sistem masif yang terikat gaya gravitasi yang terdiri atas
bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang
hitam), gas dan debu medium antarbintang, dan materi gelap–komponen yang penting
pada pusat massa galaksi masing-masing. Matahari adalah salah satu bintang dalam
galaksi Bima Sakti; tata surya termasuk bumi dan semua benda yang mengorbit Matahari.
Tiap galaksi memiliki jumlah sistem bintang dan gugus bintang yang beragam,
demikian juga jenis awan antarbintangnya. Di antara galaksi-galaksi ini tersebar medium
antarbintang berupa gas, debu, dan sinar kosmis. Lubang hitam supermasif terdapat di
pusat sebagian besar galaksi. Diperkirakan lubang hitam supermasif inilah penyebab
utama inti galaksi aktif yang ditemukan pada sebagian galaksi. Galaksi Bima Sakti
disebut morfologi visualnya. Bentuk yang umum adalah galaksi eliptis, yang memiliki
profil cahaya berbentuk elips. Galaksi spiral adalah galaksi berbentuk cakram dengan
lengan galaksi yang melengkunng dan berisi debu. Galaksi dengan bentuk yang tak
beraturan atau tidak biasa disebut galaksi tak beraturan dan biasanya disebabkan karena
gangguan oleh tarikan gravitasi galaksi tetangga. Interaksi yang demikian antara galaksi-
Kemungkinan terdapat lebih dari 170 miliar (1,7 × 1011) galaksi dalam alam
semesta teramati. Sebagian besar berdiameter 1000 hingga 100.000 parsec dan biasanya
dipisahkan oleh jarak beberapa juta parsec (atau megaparsec). Ruang antargalaksi diisi
oleh gas tipis dengan kerapatan massa kurang dari satu atom per meter kubik. Sebagian
besar galaksi diorganisasikan ke dalam sebuah hierarki himpunan yang disebut kelompok
dan gugus, yang pada gilirannya membentuk himpunan yang lebih besar yang disebut
gugus raksasa. Dalam skala terbesar himpunan-himpunan ini umumnya tersusun dalam
lapisan dan untaian yang dikelilingi oleh kehampaan yang sangat luas.
menyusun sekitar 90% dari massa sebagian besar galaksi. Data pengamatan menunjukkan
lubang hitam supermasif kemungkinan ada di pusat dari banyak (kalau tidak semua)
galaksi.
Etimologi
Kata galaksi berasal dari istilah bahasa Yunani untuk menyebut galaksi kita,
angkasa berupa pita putih samar. Dalam mitologi Yunani, Zeus menempatkan anak laki-
lakinya yang dilahirkan oleh manusia biasa, bayi Heracles, pada payudara Hera ketika
Hera sedang tidur sehingga bayi tersebut meminum susunya dan karena itu menjadi
manusia abadi. Hera terbangun ketika sedang menyusui dan kemudian menyadari ia
sedang menyusui bayi yang tak dikenalnya: ia mendorong bayi tersebut dan air susunya
menyembur mewarnai langit malam, menghasilkan pita cahaya tipis yang dikenal dalam
Ketika William Herschel menyusun "katalog nebula" miliknya pada tahun 1786, dia
menggunakan istilah "nebula spiral" untuk objek-objek tertentu seperti objek M31. Di
kemudian waktu akan disadari bahwa objek tersebut sebenarnya merupakan kumpulan
dari banyak bintang, dan dipakailah istilah "island universe" ("alam semesta pulau")
untuk merujuk pada objek yang demikian. Namun, kemudian disadari bahwa kata
"universe" (alam semesta) berarti keseluruhan jagad raya, sehingga istilah ini tidak
dipakai lagi dan objek yang demikian kemudian dikenal sebagai galaksi.
Sejarah pengamatan
Pengetahuan bahwa kita hidup di dalam sebuah galaksi dan bahwa terdapat banyak
galaksi lainnya, diperoleh seiring dengan penemuan-penemuan kita tentang Bima Sakti
Bima Sakti
Filsuf Yunani Democritus (450–370 SM) mengemukakan bahwa pita kabut putih
di langit malam hari yang dikenal sebagai Bima Sakti kemungkinan terdiri dari
bintang-bintang yang sangat jauh jaraknya.
Namun Aristoteles (384–322 SM), memercayai bahwa pita tersebut disebabkan
oleh "kobaran hembusan napas yang menyala-nyala dari banyak bintang besar
yang berjarak dekat satu sama lain" dan bahwa "kobaran ini terjadi di bagian atas
atmosfer, yaitu di wilayah dunia yang selalu diisi dengan gerakan surgawi."
Filsuf neoplatonis Olympiodorus Junior (± 495–570) kritis terhadap pandangan ini
secara ilmiah, beralasan bahwa jika memang benar Bima Sakti berada di wilayah
sublunar (terletak antara bumi dan bulan), maka harusnya ia terlihat berbeda pada
waktu dan tempat yang berbeda di bumi, dan ia seharusnya memiliki paralaks,
yang ternyata tidak. Dalam pandangannya, Bima Sakti terletak jauh di angkasa.
Pendapat ini akan sangat berpengaruh nantinya di dalam dunia Islam.
Menurut Mohani Muhammad, astronom Arab Ibnu Haitham (965–1037) adalah
orang yang melakukan usaha-usaha pertama dalam mengamati dan mengukur
paralaks Bima Sakti, dan ia menjadi "berkeyakinan kuat bahwa karena Bima Sakti
tidak memiliki paralaks, pastilah jaraknya sangat jauh dari bumi dan bukannya
berada dalam atmosfer."
Astronom Persia Al-Biruni (973–1048) mengemukakan bahwa Bima Sakti
merupakan "kumpulan yang tak terhitung jumlahnya dari bagian-bagian yang
bersifat seperti bintang nebula."
Astronom Andalusia Ibnu Bajjah (dikenal di barat dengan nama latin "Avempace",
meninggal 1138) mengemukakan bahwa Bima Sakti dibentuk oleh banyak bintang
yang saling hampir bersentuhan satu dengan yang lain sehingga tampak menjadi
seperti gambar sinambung akibat pengaruh pembiasan dari material sublunar,
mengutip hasil pengamatannya terhadap konjungsi antara Jupiter dan Mars
sebagai bukti bahwa hal tersebut dapat terjadi jika dua objek saling berdekatan.
Pada abad ke-14, ilmuwan kelahiran Suriah Ibnu Qayyim, mengemukakan bahwa
Bima Sakti merupakan "bintang-bintang kecil yang tak terhitung jumlahnya saling
berdesakan dalam alam bintang-bintang tetap".
Bukti nyata bahwa Bima Sakti terdiri atas banyak bintang, datang pada tahun 1610
ketika astronom Italia Galileo Galilei menggunakan sebuah teleskop untuk
mempelajari Bima Sakti dan menemukan bahwa Bima Sakti tersusun atas bintang-
bintang redup dalam jumlah yang luar biasa banyaknya.
Pada tahun 1750 astronom Inggris Thomas Wright, dalam bukunya An original
theory or new hypothesis of the Universe (Teori asli atau hipotesis baru tentang
Alam Semesta), berspekulasi (namun benar) bahwa Bima Sakti kemungkinan
adalah sebuah badan berputar dari bintang-bintang dalam jumlah besar yang diikat
oleh gaya gravitasi, serupa dengan tata surya namun dalam skala yang jauh lebih
besar.
Piringan bintang yang dihasilkan dapat terlihat sebagai pita di langit dari sudut
pandang kita dalam piringan tersebut.
Dalam risalah pada tahun 1755, Immanuel Kant mengembangkan ide Wright
tentang struktur Bima Sakti.
Usaha pertama untuk menggambarkan bentuk Bima Sakti dan letak matahari di
dalamnya dilakukan oleh William Herschel pada tahun 1785 dengan cara
menghitung secara hati-hati jumlah bintang yang ada di berbagai wilayah langit
yang beda.
Dia menghasilkan sebuah diagram bentuk Bima Sakti dengan tata surya terletak
dekat dengan pusatnya. Menggunakan pendekatan yang lebih baik, Jacobus
Kapteyn pada tahun 1920 sampai pada kesimpulan berupa sebuah gambar galaksi
elipsoid kecil (dengan garis tengah kira-kira 15 kiloparsec) dengan matahari
terletak dekat dengan pusat galaksi.
Metode yang berbeda oleh Harlow Shapley berdasarkan pengatalogan gugus bola
menghasilkan gambar yang sangat jauh berbeda: sebuah piringan pipih dengan
garis tengah kira-kira 70 kiloparsec dan matahari terletak jauh dari pusat galaksi.
Kedua analisis tersebut gagal memperhitungkan penyerapan cahaya oleh debu
antarbintang yang ada di bidang galaksi, namun setelah Robert Julius Trumpler
menghitung efek ini pada tahun 1930 dengan mempelajari gugus terbuka,
gambaran terkini galaksi tuan rumah kita, Bima Sakti, terlahir.
Pada abad ke-10, astronom Persia As-Sufi membuat pengamatan yang tercatat
Sufi yang menerbitkan temuannya dalam Kitab Bintang-Bintang Tetap pada tahun 964,
juga mengenali Awan Magellan Besar yang dapat dilihat dari Yaman, walau bukan dari
Isfahan; dan galaksi ini tidak akan dilihat oleh orang Eropa hingga perjalanan Magellan
tahun 1612. Hanya kedua galaksi inilah galaksi di luar Bima Sakti yang mudah dilihat
diamati dari bumi. Pada tahun 1750 Thomas Wright dalam bukunya An original theory or
new hypothesis of the Universe (Teori asli atau hipotesis baru tentang Alam Semesta),
berspekulasi (namun benar) bahwa Bima Sakti adalah sebuah badan berputar dari
bintang-bintang, dan bahwa beberapa nebula yang tampak di malam hari bisa jadi
Menuju akhir abad ke-18, Charles Messier menghimpun sebuah katalog yang
berisi 109 nebula (objek angkasa dengan tampilan berkabut) yang paling terang, yang
kemudian diikuti dengan sebuah katalog yang lebih besar yang berisi 5.000 nebula
disusun oleh William Herschel. Pada tahun 1845, Lord Rosse membangun sebuah
teleskop baru yang mampu membedakan nebula elips dan spiral. Dia juga berhasil
Pada tahun 1912 Vesto Slipher membuat penelitian dengan spektrografi terhadap
nebula-nebula spiral paling terang untuk menentukan apakah mereka terbuat dari bahan-
bahan kimia yang diharapkan ada dalam sebuah sistem planet. Namun Slipher
menemukan bahwa nebula spiral memiliki geseran merah yang tinggi, menunjukkan
bahwa mereka sedang bergerak menjauh dengan kecepatan yang lebih tinggi dari
kecepatan lepas Bima Sakti. Karena itu disimpulkan bahwa galaksi-galaksi tersebut tidak
terikat secara gravitasi pada Bima Sakti dan kecil kemungkinannya merupakan bagian
Pada tahun 1917, Heber Curtis mengamati bahwa terdapat sebuah bintang baru, S
Objek Messier M31 dikenal saat itu). Dengan mencari rekaman foto, dia menemukan 11
bintang baru lainnya. Curtis memperhatikan bahwa bintang-bintang baru ini rata-rata
galaksi kita. Sebagai hasilnya dia dapat menghitung perkiraan jaraknya adalah
150,000 parsec. Dia menjadi pendukung hipotesis yang disebut "island universes" yang
Pada tahun 1920, apa yang disebut "Debat Besar" terjadi antara Harlow Shapley
and Heber Curtis mengenai sifat Bima Sakti, nebula spiral dan dimensi alam semesta.
sebuah galaksi luar, Curtis menunjukkan bukti berupa munculnya jalur-jalur gelap
menyerupai awan debu yang terdapat pada Bima Sakti dan juga pergeseran Doppler yang
cukup besar.
Permasalahan tersebut terselesaikan dengan pasti pada tahun 1922 ketika astronom
Estonia Ernst Öpik memberikan penentuan jarak yang mendukung teori bahwa Nebula
Andromeda adalah benar merupakan sebuah objek luar galaksi yang jauh. Dengan
menggunakan teleskop 100 inci baru milik Observatorium Gunung Wilson, Edwin
Hubble berhasil menentukan bahwa bagian luar sebagian nebula spiral merupakan
terlalu sangat jauh untuk dapat menjadi bagian dari Bima Sakti. Pada tahun 1936 Hubble
menciptakan sebuah sistem klasifikasi untuk galaksi yang masih dipergunakan hingga
Penelitian modern
Pada tahun 1944, Hendrik van de Hulst memperkirakan akan adanya radiasi
gelombang mikro dengan panjang gelombang 21 cm yang berasal dari gas antarbintang
yang berisi atom hidrogen; radiasi ini diamati pada tahun 1951. Radiasi ini
memungkinkan penelitian yang jauh lebih baik terhadap galaksi Bima Sakti, karena
radiasi tersebut tidak terpengaruh penyerapan oleh debu antarbintang, dan pergeseran
galaksi. Pengamatan ini mendorong terciptanya postulat tentang struktur batang yang
berputar pada pusat galaksi. Dengan teleskop radio yang ditingkatkan, gas hidrogen dapat
Pada tahun 1970, berdasarkan penelitian Vera Rubin terhadap kecepatan rotasi gas
dalam galaksi, ditemukan bahwa total massa terlihat (bintang dan gas) tidak sesuai
dengan kecepatan berputar gas tersebut. Masalah perputaran galaksi ini dikira dapat
dijelaskan dengan adanya sejumlah besar materi gelap yang tak terlihat.
Sejak tahun 1990-an, Teleskop Angkasa Hubble menghasilkan pengamatan yang
lebih baik. Di antaranya, hasil pengamatan dengan Teleskop Hubble membuktikan bahwa
materi gelap yang hilang dalam galaksi kita tidak mungkin pada dasarnya hanya terdiri
dari bintang-bintang redup atau kecil. Hubble Deep Field, sebuah foto dengan eksposur
yang sangat panjang wilayah langit yang relatif kosong, memberikan bukti bahwa
terdapat kira-kira 125 miliar (1,25×1011) galaksi di alam semesta. Peningkatan dalam
tidak terdeteksi sebelumnya oleh teleskop Hubble. Secara khusus, survei galaksi dalam
zona langka galaksi (wilayah langit yang terhalang oleh Bima Sakti) berhasil
beraturan. Gambaran yang lebih lengkap mengenai jenis galaksi berdasarkan bentuknya
bisa didapatkan dalam sistem klasifikasi Hubble. Karena sistem klasifikasi Hubble hanya
karakteristik penting dari galaksi, seperti laju pembentukan bintang (di galaksi starburst)
Eliptis
keelipsannya, dari E0 yang hampir berupa lingkaran, hingga E7 yang sangat lonjong.
Galaksi dalam kategori ini memiliki bentuk dasar elipsoid, sehingga tampak elips dari
berbagai sudut pandang. Galaksi tipe ini tampak memiliki sedikit struktur dan sedikit
materi antarbintang, sehingga galaksi demikian memiliki sedikit gugus terbuka dan laju
pembentukan bintang yang lambat. Galaksi tipe ini didominasi oleh bintang tua yang
beredar mengelilingi pusat gravitasi dengan arah yang acak. Bintang-bintang dalam
galaksi ini memiliki sedikit unsur-unsur berat karena pembentukan bintang sudah
berhenti setelah lonjakan awalnya. Dalam hal tersebut, galaksi tipe ini mirip dengan
gugus bola.
Kebanyakan galaksi eliptis dipercayai terbentuk akibat interaksi antar galaksi yang
Spiral
Galaksi spiral terdiri dari sebuah piringan bintang-bintang yang berotasi, materi
antarbintang, serta sebuah tonjolan pusat yang terdiri dari bintang-bintang tua. Selain itu,
terdapat lengan-lengan spiral terang yang menjulur dari tonjolan pusat. Dalam sistem
klasifikasi Hubble, galaksi spiral digolongkan sebagai tipe S, diikuti sebuah huruf (a, b,
atau c) yang menunjukkan tingkat kerapatan dari lengan spiral dan ukuran dari tonjolan
pusat. Galaksi Sa memiliki lengan spiral yang samar dan bergulung rapat, serta tonjolan
pusat yang relatif besar. Sedangkan galaksi Sc memiliki lengan spiral yang jelas dan
melebar serta tonjolan pusat yang relatif kecil. Galaksi spiral dengan lengan yang tidak
jelas terkadang disebut galaksi spiral flocculent.
teoretis terbentuk karena adanya gangguan terhadap massa bintang yang berputar
seragam. Dalam teori gelombang kepadatan lengan spiral ini diperkirakan berisi materi
berkepadatan tinggi. Saat bintang melewati salah satu lengan galaksi kecepatannya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi daerah yang kepadatan materinya lebih tinggi, dan
kembali normal saat bintang sudah melewatinya. Efek ini mirip dengan "gelombang"
pelambatan mobil di jalan raya yang penuh mobil. Lengan galaksi terlihat jelas karena
Sebagian besar galaksi spiral memiliki kumpulan bintang berbentuk batang lurus
yang memanjang keluar dari sisi daerah inti dan kemudian bergabung dengan struktur
lengan spiral. Dalam sistem klasifikasi Hubble, galaksi ini dikategorikan sebagai SB, dan
diikuti huruf (a, b atau c) yang mengindikasikan bentuk lengan spiralnya (serupa dengan
sementara yang disebabkan oleh gelombang materi berkepadatan tinggi dari inti galaksi,
atau karena interaksi pasang surut dengan galaksi lain. Banyak galaksi spiral berbatang
yang berinti aktif, kemungkinan karena adanya gas yang menuju ke inti melalui lengan
spiral.
Galaksi Bima Sakti merupakan galaksi spiral berbatang ukuran besar dengan
diameter sekitar 30 kiloparsec dan ketebalan sekitar satu kiloparsec. Bima Sakti memiliki
sekitar 200 miliar (2×1011) bintang dengan massa total sekitar 600 miliar (6×1011) kali
massa Matahari.
Bentuk lain
Galaksi ganjil (peculiar galaxy) merupakan galaksi yang memiliki sifat-sifat yang
tidak biasa karena interaksi pasang surut dengan galaksi lain.
Contohnya adalah galaksi cincin, yang memiliki struktur mirip cincin berisi
bintang dan materi antarbintang yang mengelilingi inti kosong.
Galaksi cincin diperkirakan terbentuk saat galaksi kecil melewati inti galaksi yang
lebih besar. Kejadian tersebut mungkin pernah dialami galaksi Andromeda yang
memiliki beberapa struktur mirip cincin jika diamati pada spektrum inframerah.
Galaksi lentikular merupakan bentuk pertengahan yang memiliki sifat baik dari
galaksi eliptis maupun galaksi spiral, dan dikategorikan sebagai tipe S0 dan
memiliki lengan spiral yang samar-samar serta halo berisi bintang yang berbentuk
eliptis. (Galaksi lentikular berbatang masuk dalam klasifikasi Hubble SB0).
Selain yang disebutkan dalam klasifikasi di atas, terdapat beberapa galaksi yang
tidak dapat langsung digolongkan ke dalam bentuk eliptis atau spiral. Kelompok
ini digolongkan sebagai galaksi iregular.
Galaksi iregular tipe Irr-I memiliki semacam struktur, namun tidak jelas masuk
dalam salah satu klasifikasi Hubble. Galaksi iregular tipe Irr-II tidak memiliki
struktur apapun yang mirip klasifikasi Hubble, dan kemungkinan pernah
terganggu oleh galaksi lain. Contoh terdekat galaksi (katai) iregular adalah Awan
Magellan.
Katai
Meski galaksi eliptis dan spiral terlihat sangat menonjol, namun sepertinya
sebagian besar galaksi di alam semesta merupakan galaksi katai. Galaksi katai tampak
relatif kecil jika dibandingkan dengan galaksi lain, kira-kira hanya seperseratus dari
ukuran Bima Sakti dan hanya berisi beberapa miliar bintang. Bahkan beberapa galaksi
katai ultra-kompak baru-baru ini ditemukan yang hanya berukuran 100 parsec
panjangnya.
Beberapa galaksi katai dapat mengitari sebuah galaksi tunggal yang lebih besar;
Bima Sakti sendiri memiliki sedikitnya selusin satelit yang demikian, dengan perkiran
300–500 lagi belum ditemukan. Galaksi katai dapat juga diklasifikasikan lagi menjadi
eliptis, spiral, atau tak beraturan. Karena galaksi katai eliptis kecil hanya memiliki sedikit
kemiripan dengan galaksi eliptis besar, maka mereka lebih sering disebut galaksi sferoid
katai.
setiap galaksi katai memiliki massa pusat kurang lebih 10 juta massa matahari terlepas
dari apakah galaksi tersebut memiliki seribu atau sejuta bintang. Hal ini mendorong pada
kesimpulan bahwa galaksi sebagian besarnya terdiri dari materi gelap, dan bahwa ukuran
minimumnya mungkin menunjukkan keberadaan semacam materi gelap hangat, yang tak
Interaksi
Jarak antar galaksi jika dibandingkan dengan ukurannya, tidaklah terlalu besar.
Jarak rata-rata antar galaksi dalam sebuah gugus hanyalah beberapa puluh kali
diameternya; bandingkan dengan jarak antar bintang dalam galaksi yang bisa
mencapai ratusan ribu hingga jutaan kali ukurannya. Karena itu interaksi antar
galaksi cukup sering terjadi dan memainkan peranan penting dalam evolusinya.
Galaksi-galaksi yang berpapasan namun tidak benar-benar bersinggungan, akan
menyebabkan terganggunya bentuk galaksi yang terlibat akibat tarik menarik
gravitasinya, dan dapat menyebabkan pertukaran gas dan debu.
Tabrakan terjadi jika dua galaksi saling menembus tubuh masing-masing, namun
masih memiliki momentum relatif yang cukup untuk tidak menyebabkan
keduanya menyatu.
Bintang-bintang dalam kedua galaksi ini biasanya bergerak lolos tanpa
bertabrakan. Namun gas dan debu dari kedua galaksi akan berinteraksi. Hal ini
dapat memicu lonjakan pembentukan bintang-bintang baru ketika medium
antarbintang terganggu dan terpampatkan.
Tabrakan dapat mengubah secara radikal bentuk salah satu atau kedua galaksi, dan
menciptakan struktur-struktur baru seperti batang, cincin atau ekor galaksi.
Interaksi antar galaksi yang paling ekstrem adalah penggabungan galaksi. Dalam
kasus ini, momentum relatif kedua galaksi tidak cukup untuk kedua galaksi dapat
saling menembus. Yang terjadi malah, kedua galaksi tersebut perlahan bergabung
membentuk galaksi tunggal yang lebih besar.
Penggabungan dapat menyebabkan perubahan luar biasa terhadap bentuk galaksi
jika dibandingkan dengan bentuk kedua galaksi asal. Namun, jika salah satu
galaksi jauh lebih besar dari yang lainnya, penggabungan demikian disebut
kanibalisme. Dalam kasus ini, galaksi yang lebih besar akan tetap relatif tak
terganggu akibat penggabungan tersebut, sementara galaksi yang lebih kecil
tercabik-cabik.
Galaksi Bima Sakti saat ini sedang dalam proses penganibalan Galaksi Eliptis
Katai Sagitarius dan Galaksi Katai Canis Major.
Starburst
Bintang diciptakan dalam galaksi dari cadangan gas dingin yang berbentuk awan
molekul raksasa.
Galaksi-galaksi yang membentuk bintang dengan laju yang luar biasa dikenal
sebagai galaksi starburst. Namun galaksi-galaksi yang demikian akan memakan
habis cadangan gasnya dalam rentang waktu yang jauh lebih pendek dari umur
galaksi itu sendiri. Karena itu, aktivitas pembentukan bintang biasanya hanya
berlangsung selama sekitar 10 juta tahun; sebuah jangka waktu yang relatif pendek
dalam sejarah hidup sebuah galaksi.
Galaksi starburst lebih sering dijumpai dalam masa-masa awal alam semesta, dan
saat ini masih menyumbang sebesar sekitar 15% dari total laju pembentukan
bintang.
Galaksi starburst ditandai oleh adanya konsentrasi gas penuh debu dan
kemunculan bintang-bintang yang baru dibentuk, termasuk bintang-bintang masif
yang mengionisasi awan-awan molekul di sekitarnya dan membentuk wilayah-
wilayah H II.
Bintang-bintang masif ini menghasilkan ledakan supernova, yang mengakibatkan
menyebarnya sisa-sisa supernova dan berinteraksi dengan kuat dengan gas-gas di
sekitarnya. Hal ini memicu reaksi berantai pembentukan bintang yang menyebar
ke seluruh wilayah galaksi yang berisi gas. Hanya ketika gas yang tersedia sudah
hampir habis atau menyebar, maka aktivitas pembentukan bintang berhenti.
Galaksi starburst sering diasosiasikan dengan galaksi-galaksi yang sedang
bergabung atau berinteraksi. Contoh dasar dari interaksi yang menghasilkan
galaksi starburst adalah M82, yang tadinya berpapasan dengan galaksi M81 yang
lebih besar. Galaksi tak beraturan sering kali memiliki titik-titik aktivitas
pembentukan bintang yang tersebar.
Inti aktif
Sebagian dari galaksi yang dapat kita amati tergolong aktif. Maksudnya, di dalam
galaksi tersebut terdapat sebuah sumber tunggal selain bintang, debu atau medium
antarbintang yang memancarkan energi dalam jumlah yang signifikan dari
keseluruhan energi keluarannya.
Model standar inti aktif galaksi terdiri atas sebuah lubang hitam supermasif pada
wilayah inti galaksi, dan piringan akresi yang mengelilingi lubang hitam tersebut.
Radiasi dari inti aktif galaksi diakibatkan oleh energi gravitasi materi yang terjatuh
dari piringan akresi ke dalam lubang hitam.
Kira-kira 10% inti aktif galaksi menghasilkan sepasang semburan berenergi tinggi
dengan arah yang berlawanan, yang melontarkan partikel-partikel dengan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Mekanisme penghasilan semburan ini
masih belum dimengerti dengan baik.
Galaksi-galaksi aktif yang memancarkan radiasi tinggi energi dalam bentuk sinar x
diklasifikasikan sebagai Galaksi Seyfert atau kuasar, tergantung
kecemerlangannya. Dapat juga berupa Blazar yang dipercaya merupakan galaksi
aktif yang salah satu semburan relativistis-nya mengarah ke bumi. Ada juga
galaksi radio yang memancarkan frekuensi radio dari semburan relativistis.
Sebuah model terpadu dari jenis-jenis galaksi aktif ini menjelaskan bahwa
perbedaan tiap jenis didasarkan pada sudut pandang pengamat.
Daerah garis-emisi inti rendah-ionisasi (LINER) kemungkinan ada hubungannya
dengan inti aktif galaksi (dan juga daerah starburst).
Emisi dari galaksi tipe LINER didominasi oleh unsur-unsur yang terionisasi
dengan lemah. Sekitar sepertiga dari galaksi yang ada di sekitar kita tergolong
memiliki inti LINER.
Pembentukan dan evolusi
pertanyaan tentang bagaimana galaksi terbentuk dan jalur evolusi yang ditempuhnya
sepanjang sejarah alam semesta. Beberapa teori di bidang ini telah dapat diterima secara
luas, tetapi bidang ini masih merupakan bidang yang aktif berkembang dalam astrofisika.
Pembentukan
Model kosmologi yang ada saat ini mengenai alam semesta awal didasarkan pada
teori Dentuman Besar. Sekitar 300.000 tahun setelah peristiwa Dentuman Besar, atom-
atom hidrogen dan helium mulai terbentuk, dalam sebuah peristiwa yang disebut
rekombinasi. Hampir semua hidrogen adalah netral (tidak terionisasi) dan dengan mudah
menyerap cahaya, serta belum ada bintang yang terbentuk. Akibatnya periode ini disebut
"Zaman Kegelapan".
inilah struktur-struktur yang lebih besar mulai muncul. Hasilnya, massa materi barionik
mulai memadat dalam cincin cahaya materi gelap dingin. Struktur-struktur primordial
inilah yang akhirnya menjadi galaksi yang kita lihat hari ini.
Bukti tentang kemunculan awal galaksi ditemukan pada tahun 2006, ketika
diketahui bahwa galaksi IOK-1 memiliki geseran merah yang luar biasa tinggi sebesar
6,96, setara dengan jangka waktu hanya 750 juta tahun setelah Dentuman Besar. Hal ini
menjadikannya sebagai galaksi terjauh dan paling purba yang pernah dilihat. Meskipun
beberapa ilmuwan mengklaim objek lainlah (misalnya galaksi Abell 1835 IR1916) yang
memiliki geseran merah lebih tinggi (dan karena itu sudah ada pada tahap yang lebih
awal dalam evolusi alam semesta), namun usia dan komposisi IOK-1 ditentukan dengan
protogalaksi tersebut pastilah berkembang dalam apa yang disebut "Zaman Kegelapan".
Namun, pada bulan Desember 2012 para astronom melaporkan bahwa galaksi UDFj-
39546284 adalah galaksi terjauh yang diketahui dengan nilai geseran merah 11,9. Galaksi
tersebut diperkirakan sudah ada sejak sekitar "380 juta tahun"setelah Dentuman Besar
(setara dengan sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu), dan berjarak kira-kira 13,42 miliar
tahun cahaya.
merupakan sebuah pertanyaan pokok yang belum terjawab dalam astronomi. Teori yang
ada dapat dibagi dalam dua kategori: dari atas ke bawah (top down) atau dari bawah ke
[ELS]), protogalaksi terbentuk dalam sebuah runtuhan serentak berskala besar yang
berlangsung selama kira-kira seratus juta tahun. Dalam teori bottom-up (seperti model
Searle-Zinn [SZ]), struktur kecil seperti gugus bola terbentuk dahulu, lalu kemudian
sejumlah struktur tersebut bergabung untuk membentuk galaksi yang lebih besar.
Begitu protogalaksi mulai terbentuk dan mengerut, bintang-bintang halo pertama
pun (disebut bintang Populasi III) muncul di dalamnya. Bintang-bintang ini tersusun
hampir seluruhnya oleh hidrogen dan helium dan kemungkinan berukuran masif. Jika
memang benar demikian, maka bintang-bintang yang sangat besar ini akan menghabiskan
pasokan bahan bakarnya dengan cepat dan menjadi supernova, melepaskan unsur-unsur
hidrogen netral sekitarnya, menciptakan gelembung ruang yang mengembang yang bisa
Evolusi
Dalam masa satu miliar tahun pembentukan galaksi, struktur-struktur kunci mulai
muncul: gugus-gugus bola, lubang hitam supermasif pusat, dan sebuah tonjolan galaksi
yang terdiri dari bintang Populasi II yang miskin logam sudah terbentuk. Terciptanya
sebuah lubang hitam supermasif tampaknya memainkan peranan penting dalam mengatur
pertumbuhan galaksi secara aktif, dengan membatasi jumlah materi tambahan yang
ditambahkan. Sepanjang epos awal ini, galaksi mengalami lonjakan besar pembentukan
bintang.
piringan galaksi. Sepanjang hidupnya sebuah galaksi akan terus menyerap materi yang
tertarik dari awan kecepatan tinggi dan galaksi katai. Materi tersebut kebanyakan adalah
planet.
Evolusi galaksi dapat secara signifikan dipengaruhi oleh interaksi dan tabrakan.
Penggabungan galaksi merupakan hal yang biasa terjadi selama epos awal, dan
kebanyakan galaksi dalam masa ini memiliki bentuk yang aneh. Mengingat jarak antara
bintang-bintang yang berjauhan, sebagian besar sistem bintang pada galaksi yang
bertabrakan tidak akan terpengaruh. Namun, pelucutan gravitasional yang dialami gas
dan debu antarbintang pada lengan spiral galaksi akan menghasilkan deretan panjang
bintang-bintang yang dikenal sebagai ekor tidal. Contoh formasi ini dapat dilihat pada
Sebagai contoh untuk interaksi yang demikian adalah galaksi Bima Sakti dan
galaksi Andromeda di dekatnya. Keduanya saling bergerak menuju satu sama lain dengan
kecepatan kira-kira 130 km/s, dan tergantung pada pergerakan menyisinya, keduanya
dapat bertabrakan dalam waktu sekitar lima sampai enam juta tahun. Meskipun Bima
Sakti tidak pernah bertabrakan dengan galaksi sebesar Andromeda sebelumnya, bukti
akan tabrakan Bima Sakti dengan galaksi katai yang lebih kecil pada masa lalu semakin
banyak.
Interaksi skala besar semacam itu jarang terjadi. Seiring dengan berjalannya
waktu, penggabungan dari dua sistem yang berukuran sama menjadi semakin jarang
terjadi. Kebanyakan galaksi terang secara fundamental tetap tidak berubah selama
beberapa miliar tahun terakhir, dan laju bersih pembentukan bintang mungkin mencapai
Saat ini kebanyakan pembentukan bintang terjadi pada galaksi yang lebih kecil, di
mana gas dingin belum begitu terkuras. Galaksi spiral seperti Bima Sakti, hanya
hampir tidak memiliki gas ini lagi, sehingga tidak membentuk bintang baru lagi.
selesai mengubah persediaan yang ada dari hidrogen menjadi unsur yang lebih berat,
Era pembentukan bintang yang sedang berlangsung saat ini diperkirakan akan
terus berlanjut sampai 100 miliar tahun ke depan. Kemudian "zaman bintang" akan
berangsur-angsur memudar setelah sekitar 10–100 triliun tahun (1013–1014 tahun), saat
bintang terkecil dan terlama hidup, katai merah kecil, mulai meredup. Pada akhir zaman
bintang, galaksi hanya akan terdiri dari objek-objek kompak: katai coklat, katai putih
yang sedang mendingin atau yang sudah dingin ("katai hitam"), bintang neutron, dan
lubang hitam.
Akhirnya, sebagai hasil dari relaksasi gravitasi, semua bintang akan terjatuh ke
pusat lubang hitam supermasif atau dapat terlempar ke ruang antargalaksi sebagai akibat
dari tabrakan.
relatif berdekatan dengan galaksi lain. Galaksi terasing yang selama satu miliar tahun
terakhir tidak berinteraksi secara signifikan dengan galaksi lain yang bermassa
sebanding, relatif langka. Hanya sekitar 5% dari galaksi yang disurvei ditemukan benar-
benar terpencil. Namun, formasi terpencil ini mungkin pernah berinteraksi atau bahkan
bergabung dengan galaksi lain pada masa lalu, dan mungkin masih diedari oleh beberapa
galaksi satelit yang lebih kecil. Galaksi terpencil bisa menghasilkan bintang dengan laju
yang jauh di atas normal, karena gas dalam galaksi yang demikian tidak terlucuti oleh
Dalam skala terbesar, alam semesta ini terus mengembang, mengakibatkan jarak
antara tiap galaksi rata-rata bertambah (lihat hukum Hubble). Hubungan antar galaksi
dapat menghambat pengembangan ini dalam skala lokal melalui tarikan gravitasi timbal
balik mereka. Hubungan ini terbentuk di awal alam semesta, saat gumpalan materi gelap
berskala lebih besar. Proses penggabungan yang berlangsung (serta aliran gas yang
tertarik) memanaskan gas antar galaksi dalam gugus galaksi ke suhu yang sangat tinggi,
mencapai 30–100 juta derajat celsius. Sekitar 70–80% massa sebuah gugus galaksi
berada dalam bentuk materi gelap, sedang 10–30% terdiri dari gas panas ini dan beberapa
lain. Hal ini menciptakan sebuah hierarki yang berbentuk seperti fraktal dari struktur-
Kelompok galaksi adalah jenis kumpulan galaksi yang paling umum, serta kelompok-
kelompok tersebut mengandung sebagian besar galaksi (serta sebagian besar massa
barionik) di Alam Semesta. Untuk tetap terikat secara gravitasi dalam kelompok yang
seperti itu, masing-masing galaksi anggota harus memiliki kecepatan yang cukup rendah
untuk mencegahnya terlepas (lihat teorema Virial). Namun, jika energi kinetik tidak
mencukupi, sebuah kelompok galaksi dapat berubah menjadi kelompok dengan jumlah
Struktur yang lebih besar, berisi ribuan galaksi yang berkumpul dalam suatu
daerah yang panjangnya beberapa megaparsec, disebut gugus galaksi. Gugus galaksi
sering kali didominasi oleh sebuah galaksi eliptis berukuran raksasa, yang dapat dikenali
sebagai galaksi paling terang dalam gugus tersebut. Galaksi ini dari waktu ke waktu
dengan gaya pasang surut gravitasi akan menghancurkan galaksi-galaksi satelitnya dan
galaksi, kelompok galaksi atau kadang-kadang galaksi tersendiri. Dalam skala gugus
sebuah kehampaan yang luas. Di atas skala ini, alam semesta tampak sama di semua arah
Kelompok Lokal (Local Group); sebuah kelompok galaksi yang relatif kecil dan
memiliki diameter sekitar satu megaparsec. Galaksi Bima Sakti dan Andromeda adalah
dua galaksi paling terang dalam kelompok ini; kebanyakan galaksi anggota lainnya
merupakan galaksi katai satelit dari kedua galaksi. Kelompok Lokal sendiri merupakan
bagian dari sebuah struktur seperti awan yang berada dalam gugus raksasa Virgo (Virgo
supercluster), sebuah struktur luas berukuran besar dari kelompok-kelompok dan gugus-
bintang pembentuk galaksi merupakan bagian penting dari bidang astronomi optik.
Spektrum ini juga cocok digunakan untuk mengamati wilayah-wilayah H II yang
Debu yang ada dalam medium antarbintang sulit ditembus oleh cahaya kasat mata,
namun lebih transparan terhadap cahaya inframerah-jauh. Sebab itu cahaya inframerah-
jauh dapat digunakan untuk mengamati dengan rinci daerah dalam awan molekul raksasa
dan daerah inti galaksi. Inframerah juga digunakan untuk mengamati galaksi jauh yang
mengalami geseran merah, yang terbentuk pada masa awal alam semesta. Uap air dan
karbon dioksida menyerap sebagian dari spektrum inframerah yang dapat dimanfaatkan,
sehingga teleskop yang terletak di dataran tinggi atau di ruang angkasa digunakan untuk
astronomi inframerah.
Penelitian pertama terhadap galaksi dalam spektrum cahaya tak kasat mata,
khususnya galaksi aktif, dilakukan menggunakan frekuensi radio. Atmosfer bumi hampir
sinyal di bawah rentang ini). Interferometer radio berukuran besar digunakan untuk
memetakan semburan-semburan aktif yang dipancarkan dari inti galaksi aktif. Teleskop
radio dapat juga digunakan untuk mengamati atom-atom hidrogen netral di luar angkasa
(lewat radiasi gelombang 21 cm), kemungkinan termasuk materi tak terionisasi di alam
Sinar ultraungu dan teleskop sinar x dapat digunakan untuk mengamati fenomena
tinggi energi galaksi. Sebuah suar ultraungu teramati ketika sebuah bintang di galaksi
yang jauh tercabik-cabik akibat gaya pasang surut gravitasi sebuah lubang hitam.
Distribusi gas panas dalam gugus galaksi dapat dipetakan dengan menggunakan sinar x.
Keberadaan lubang hitam supermasif pada inti galaksi juga dibuktikan dengan astronomi
sinar x.
Galaksi fiktif yang paling terkenal adalah galaksi Star Wars. Galaksi Star Wars
kira-kira berbentuk spiral, atau paling tidak berbentuk antara spiral dan eliptis; diisi oleh
banyak peradaban dengan bahasanya masing-masing dan juga suatu bahasa pemersatu,
Basic Galactic. Beberapa daerah dalam galaksi ini belum tereksplorasi, baik karena sulit
dijangkau atau karena anomali magnetis yang kuat, sementara lengan luar galaksi dan
daerah berjarak menengah dari inti galaksi sudah dikenal dengan baik dan berpenduduk.
Dalam film Stargate, sebuah galaksi yang terletak di daerah terpencil alam
semesta, bernama Galaksi Kalium, memiliki sebuah planet yang dapat dicapai melalui
sebuah alat spesial berbentuk seperti cincin raksasa, bernama Stargate (gerbang bintang).
Di planet ini terdapat sebuah peradaban manusia yang mirip dengan Mesir kuno, dan
Dalam serial televisi Stargate setelah itu, ditemukan beberapa sistem koordinat
lainnya untuk Stargate, yang menuju ke dunia-dunia lain berjarak jauh. Dalam serial
Stargate Atlantis, terdapat koordinat spesial kedelapan (bukannya tujuh seperti dalam
yang terletak di rasi bintang Pegasus. Di situ terdapat kota hilang Atlantis, sebuah kota
besar berteknologi ultra tinggi yang ditinggalkan sebuah peradaban kuno yang disebut
"The Ancients". Terdapat perbedaan dalam cerita latar belakang antara film dan serial
televisinya. Dalam serial televisinya, Planet Ra "berada" dalam galaksi kita, dan untuk
mendapat akses ke galaksi luar, kepada penonton dinyatakan bahwa stargate memiliki
Dalam permainan video Spore, menu utamanya berupa sebuah galaksi spiral
dengan lima lengan, dan permainan yang tersimpan diindikasikan dengan lingkaran, yang
mana bila lingkarannya berwarna kuning berarti tidak terdapat permainan yang tersimpan
dan biru berisi permainan yang tersimpan. Lingkaran tersebut juga menunjukkan posisi
bintang di dalam galaksi tersebut di mana terdapat planet awal yang bisa dipilih pemain.
ALAM SEMESTA
Alam semesta atau kosmos mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya
atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-
benda yang ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksi. Namun para ahli
astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa
dan benda-benda langit yang ada didalamnya. Alam semesta atau universum dalam
terminologi ilmu astronomi adalah ruang angkasa dengan segala zat dan energi yang ada
didalamnya.
Digunakan untuk menjelaskan semua materi, energi, dan ruang yang ada.
ilmuwan meyakini bahwa alam semesta tercipta 15.000 juta tahun lalu dengan ledakan
yang sangat besar yang disebut dentuma besar. Pemikiran tersebut dikenal dengan Teori
Dentuman Besar.
Alam semesta sangatlah besar, hingga tidak dapat dibayangkan. Jarak antarbenda
sangatlah jauh sehingga diukur dengan tahun cahaya. Satu tahun cahaya adalah jarak
yang dicapai oleh cahaya dalam satu tahun, yaitu 9,46 juta kilometer. Cahaya memiliki
kecepatan 300.000 km per detik. Bintang terdekat dari Bumi adalah Matahari. Jaraknya
sekitar 150 juta kilometer. Cahaya Matahari membutuhkan waktu delapan menit untuk
mencapai Bumi.
Alam semesta berisi berjuta-juta bintang yang terkumpul dalam kelompok yang
disebut galaksi. Sampai saat ini, para astronomi telah menemukan galaksi yang jauhnya
15.000 juta tahun cahaya. Ini menjadi petunjuk seberapa besar alam semesta.
bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan
Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam
semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus
menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam
semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi Referensi
sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan penjelasan paling
komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
orang pertama yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta,
walaupun ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini
teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble
pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh
galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara
langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau
sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan pada masa lalu. Gagasan ini secara rinci
mengarahkan pada suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrem.
Berbagai pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk mencoba dan menguji kondisi
tersebut, yang menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun
partikel. Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal
yang cepat, teori ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan
perubahan umum alam semesta sejak pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-
unsur ringan yang terpantau di seluruh kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi
pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses nuklir di dalam kondisi alam semesta
yang mengembang dan mendingin pada awal beberapa menit kemunculan alam semesta
sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis oleh nukleosintesis ledakan
dahsyat.
Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran radio tahun 1949.
Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung model kosmologis alternatif
"keadaan tetap" bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif, namun Hoyle
secara eksplisit membantah hal ini dan mengatakan bahwa istilah ini hanyalah digunakan
untuk menekankan perbedaan antara dua model kosmologis ini. Hoyle kemudian
memberikan sumbangsih yang besar dalam usaha para fisikawan untuk memahami
unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir. Setelah penemuan radiasi latar belakang
gelombang mikro kosmis pada tahun 1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa
semesta beserta pertimbangan teoritisnya. Pada tahun 1912, Vesto Slipher adalah orang
yang pertama mengukur efek Doppler pada "nebula spiral" (nebula spiral merupakan
istilah lama untuk galaksi spiral), dan kemudian diketahui bahwa hampir semua nebula-
nebula itu menjauhi bumi. Ia tidak berpikir lebih jauh lagi mengenai implikasi fakta ini,
dan sebenarnya pada saat itu, terdapat kontroversi apakah nebula-nebula ini adalah
umum Albert Einstein. Persamaan ini menunjukkan bahwa alam semesta mungkin
mengembang dan berlawanan dengan model alam semesta yang statis seperti yang
secara independen menurunkan persamaan Friedmann pada tahun 1927 dan mengajukan
bahwa resesi nebula yang disiratkan oleh persamaan tersebut diakibatkan oleh alam
Pada tahun 1931 Lemaître lebih jauh lagi mengajukan bahwa pengembangan alam
semesta seiring dengan berjalannya waktu memerlukan syarat bahwa alam semesta
mengerut seiring berbaliknya waktu sampai pada suatu titik di mana seluruh massa alam
semesta berpusat pada satu titik, yaitu "atom purba" di mana waktu dan ruang bermula.
Mulai dari tahun 1924, Hubble mengembangkan sederet indikator jarak yang
merupakan cikal bakal tangga jarak kosmis menggunakan teleskop Hooker 100-inch
jarak antara galaksi-galaksi yang pergeseran merahnya telah diukur, kebanyakan oleh
Slipher. Pada tahun 1929, Hubble menemukan korealsi antara jarak dan kecepatan resesi,
yang sekarang dikenal sebagai hukum Hubble. Lemaître telah menunjukan bahwa ini
standar untuk menjelaskan pengamatan Hubble, termasuk pula model Milne, alam
semesta berayun (awalnya diajukan oleh Friedmann, namun diadvokasikan oleh Albert
Einstein dan Richard Tolman) dan hipotesis cahaya lelah (tired light) Fritz Zwicky.
Setelah Perang Dunia II, terdapat dua model kosmologis yang memungkinkan.
Satunya adalah model keadaan tetap Fred Hoyle, yang mengajukan bahwa materi-materi
baru tercipta ketika alam semesta tampak mengembang. Dalam model ini, alam semesta
Model lainnya adalah teori ledakan dahsyat Lemaître, yang diadvokasikan dan
ledakan dahsyat (Big Bang Nucleosynthesis, BBN) dan yang kaitkan oleh, Ralph Alpher
dan Robert Herman, sebagai radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis (cosmic
mencetuskan istilah big bang untuk merujuk pada teori Lemaître dalam suatu siaran radio
Untuk sementara, dukungan para ilmuwan terbagi kepada dua teori ini. Pada
konfirmasi radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada tahun 1964
mengukuhkan ledakan dahsyat sebagai teori yang terbaik dalam menjelaskan asal usul
dan evolusi kosmos. Kebanyakan karya kosmologi zaman sekarang berkutat pada
akhir tahun 1990-an, utamanya disebabkan oleh kemajuan besar dalam teknologi teleskop
dan analisis data yang berasal dari satelit-satelit seperti COBE, Teleskop luar angkasa
Tinjauan
relativitas umum menghasilkan kondisi masa jenis dan suhu alam semesta yang tak
terhingga pada suatu waktu pada masa lalu. Singularitas ini mensinyalkan runtuhnya
keberlakuan relativitas umum pada kondisi tersebut. Sedekat mana kita dapat
masa Planck. Fase awal yang panas dan padat itu sendiri dirujuk sebagai "the Big
pengukuran fluktuasi temperatur pada latar gelombang mikro kosmis, dan pengukuran
fungsi korelasi galaksi, alam semesta memiliki usia 13,73 ± 0.12 miliar tahun.
Kecocokan hasil ketiga pengukuran independen ini dengan kuat mendukung model
Fase terawal ledakan dahsyat penuh dengan spekulasi. Model yang paling
umumnya digunakan mengatakan bahwa alam semesta terisi secara homogen dan
isotropis dengan rapatan energi yang sangat tinggi, tekanan dan temperatur yang sangat
besar, dan dengan cepat mengembang dan mendingin. Kira-kira 10−37 detik setelah
pengembangan, transisi fase menyebabkan inflasi kosmis, yang sewaktu itu alam semesta
mengembang secara eksponensial. Setelah inflasi berhenti, alam semesta terdiri dari
Temperatur pada saat itu sangat tinggi sehingganya kecepatan gerak partikel
mencapai kecepatan relativitas, dan produksi pasangan segala jenis partikel terus menerus
diciptakan dan dihancurkan. Sampai dengan suatu waktu, reaksi yang tak diketahui yang
disebut bariogenesis melanggar kekekalan jumlah barion dan menyebabkan jumlah kuark
dan lepton lebih banyak daripada antikuark dan antilepton sebesar satu per 30 juta. Ini
Ukuran alam semesta terus membesar dan temperatur alam semesta terus
menurun, sehingga energi tiap-tiap partikel terus menurun. Transisi fase perusakan
berada dalam kondisi yang sama seperti sekarang. Setelah kira-kira 10−11 detik, gambaran
ledakan dahsyat menjadi lebih jelas oleh karena energi partikel telah menurun mencapai
Pada sekitar 10−6 detik, kuark dan gluon bergabung membentuk barion seperti
proton dan neutron. Kuark yang sedikit lebih banyak daripada antikuark membuat barion
sedikit lebih banyak daripada antibarion. Temperatur pada saat ini tidak lagi cukup tinggi
untuk menghasilkan pasangan proton-antiproton, sehingga yang selanjutnya terjadi
adalah pemusnahan massal, menyisakan hanya satu dari 1010 proton dan neutron
terdahulu. Setelah pemusnahan ini, proton, neutron, dan elektron yang tersisa tidak lagi
bergerak secara relativistik dan rapatan energi alam semesta didominasi oleh foton
Kelvin dan rapatan alam semesta sama dengan rapatan udara, neutron bergabung dengan
proton dan membentuk inti atom deuterium dan helium dalam suatu proses yang dikenal
sebagai nukleosintesis ledakan dahsyat. Kebanyakan proton masih tidak terikat sebagai
inti hidrogen. Seiring dengan mendinginnya alam semesta, rapatan energi massa rihat
materi secara gravitasional mendominasi. Setelah 379.000 tahun, elektron dan inti atom
bergabung menjadi atom (kebanyakan berupa hidrogen) dan radiasi materi mulai
berhenti. Sisa-sisa radiasi ini yang terus bergerak melewati ruang semesta dikenal sebagai
Selama periode yang sangat panjang, daerah-daerah alam semesta yang sedikit
awan gas, bintang, galaksi, dan objek-objek astronomi lainnya yang terpantau sekarang.
Detail proses ini bergantung pada banyaknya dan jenis materi alam semesta. Terdapat
tiga jenis materi yang memungkinkan, yakni materi gelap dingin, materi gelap panas, dan
materi barionik. Pengukuran terbaik yang didapatkan dari WMAP menunjukkan bahwa
bentuk materi yang dominan dalam alam semesta ini adalah materi gelap dingin. Dua
jenis materi lainnya hanya menduduki kurang dari 18% materi alam semesta.
Bukti-bukti independen yang berasal dari supernova tipe Ia dan radiasi latar
didominasi oleh sejenis bentuk energi misterius yang disebut sebagai energi gelap, yang
tampaknya menembus semua ruang. Pengamatan ini mensugestikan bahwa 72% total
rapatan energi alam semesta sekarang berbentuk energi gelap. Ketika alam semesta masih
sangat muda, kemungkinan besar ia telah disusupi oleh energi gelap, namun dalam ruang
yang sempit dan saling berdekatan. Pada saat itu, gravitasi mendominasi dan secara
Segala evolusi kosmis yang terjadi setelah periode inflasioner ini dapat secara
ketat dideskripsikan dan dimodelkan oleh model ΛCDM, yang menggunakan kerangka
mekanika kuantum dan relativitas umum Einstein yang independen. Sebagaimana yang
telah disebutkan, tiada model yang dapat menjelaskan kejadian sebelum 10−15 detik
setelah kejadian ledakan dahsyat. Teori kuantum gravitasi diperlukan untuk mengatasi
batasan ini.
Asumsi-asumsi dasar
Teori ledakan dahsyat bergantung kepada dua asumsi utama: universalitas hukum
fisika dan prinsip kosmologi. Prinsip kosmologi menyatakan bahwa dalam skala yang
Kedua asumsi dasar ini awalnya dianggap sebagai postulat, namun beberapa usaha
telah dilakukan untuk menguji keduanya. Sebagai contohnya, asumsi bahwa hukum fisika
berlaku secara universal diuji melalui pengamatan ilmiah yang menunjukkan bahwa
penyimpangan terbesar yang mungkin terjadi pada tetapan struktur halus sepanjang usia
Apabila alam semesta tampak isotropis sebagaimana yang terpantau dari bumi,
prinsip komologis dapat diturunkan dari prinsip Kopernikus yang lebih sederhana.
Prinsip ini menyatakan bahwa bumi, maupun titik pengamatan manapun, bukanlah posisi
pusat yang khusus ataupun penting. Sampai dengan sekarang, prinsip kosmologis telah
kosmis.
Metrik FLRW
menjelaskan jarak kedua titik yang terpisah satu sama lainnya. Titik ini, yang dapat
berupa galaksi, bintang, ataupun objek lainnya, ditunjukkan menggunakan peta koordinat
yang berada di keseluruhan ruang waktu. Prinsip kosmologis menyiratkan bahwa metrik
ini haruslah homogen dan isotropis dalam skala yang besar. Satu-satunya metrik yang
(metrik FLRW). Metrik ini mengandung faktor skala yang menentukan seberapa besar
alam semesta berubah seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini memungkinkan kita
untuk membuat sistem koordinat yang dapat dipilih dengan praktis, yaitu koordinat
Dalam sistem koordinat ini, kisi koordinat berekspansi bersamaan dengan alam
semesta yang mengembang, sehingga objek yang bergerak karena pengembangan alam
semesta akan berada pada titik yang sama dalam sistem koordinat ini. Walaupun jarak
koordinat (jarak segerak) kedua titik tetap konstan, jarak fisik antara dua titik akan
semesta yang kosong. Melainkan ruang tersebut berekspansi seiring dengan waktu dan
meningkatkan jarak fisik antara dua titik yang bersegerak. Karena metrik FLRW
mengasumsikan distribusi massa dan energi yang merata, metrik ini hanya berlaku pada
Horizon
Salah satu ciri penting pada ruang waktu Ledakan Dahsyat adalah keberadaan
horizon. Oleh karena alam semesta memiliki usia yang terbatas, dan cahaya bergerak
dengan kecepatan yang terbatas pula, maka akan terdapat berbagai kejadian pada masa
lalu yang cahayanya belum mencapai kita. Hal ini akan membatasi kita dalam mengamati
objek terjauh alam semesta (horizon masa lalu). Sebaliknya, karena ruang itu sendiri
berekspansi dan objek yang semakin jauh akan menjauh semakin cepat, cahaya yang
dipancarkan oleh kita tidak akan pernah mencapai objek jauh tersebut. Batasan ini
disebut sebagai horizon masa depan, yang membatasi kejadian-kejadian pada masa depan
Keberadaan dua horizon ini bergantung pada penjelasan detail model FLRW
mengenai alam semesta kita. Pemahaman kita mengenai alam semesta pada waktu-waktu
terawalnya menyiratkan terdapatnya horizon masa lalu, walaupun pandangan kita juga
akan dibatasi oleh buramnya alam semesta pada waktu-waktu terawalnya. Oleh karena
itu, kita tidak dapat memandang masa lalu lebih jauh daripada yang kita dapat pandang
sekarang, walaupun horizon masa lalu akan menyusut dalam ruang. Jika pengembangan
akan semesta terus berakselerasi, maka akan terdapat pula horizon masa depan.
Bukti pengamatan
Terdapat beberapa bukti pengamatan langsung yang mendukung model Ledakan
Dahsyat, yaitu pengembangan Hubble terpantau pada geseran merah galaksi, pengukuran
mendetail pada latar belakang gelombang mikro kosmis, kelimpahan unsur-unsur ringan,
dan distribusi skala besar beserta evolusi galaksi yang diprediksikan terjadi karena
pertumbuhan gravitasional struktur dalam teori standar. Keempat bukti ini kadang-
Pengamatan pada galaksi dan kuasar yang jauh menunjukkan bahwa objek-objek
ini mengalami pergeseran merah, yakni bahwa pancaran cahaya objek ini telah bergeser
menuju panjang gelombang yang lebih panjang. Pergeseran ini dapat dilihat dengan
spektroskopi garis emisi ataupun garis absorpsi atom suatu unsur kimia yang berinteraksi
dengan cahaya. Pergeseran ini secara merata isotropis, dan terdistribusikan merata di
kesemuaan objek terpantau di seluruh arah pantauan. Jika geseran merah ini
tangga jarak kosmis. Ketika kecepatan mundur dipetakan terhadap jaraknya, hubungan
Hukum Hubble memiliki dua penjelasan, yaitu kita berada pada pusat
pengembangan galaksi (yang tidak mungkin sesuai dengan prinsip Kopernikus), atapun
ini diprediksikan dari relativitas umum oleh Alexander Friedmann pada tahun 1922 dan
Georges Lemaître pada tahun 1927, sebelum Hubble melakukan analisi beserta
dengan D adalah jarak segerak, v adalah kecepatan mundur, dan v, H, D bervariasi seiring
daripada alam semesta teramati, geseran merah Hubble dapat dianggap sebagai geseran
Doppler yang sesuai dengan kecepatan mundur v. Namun, geseran merah ini bukan
geseran Doppler sejatinya, namun merupakan akibat dari pengembangan alam semesta
antara waktu cahaya tersebut dipancarkan dengan waktu cahaya tersebut dideteksi.
pengamatan langsung prisip kosmologis dan prinsip Kopernikus. Pergeseran merah yang
terpantau pada objek-objek yang jauh sangat isotropis dan homogen. Hal ini mendukung
prinsip kosmologis bahwa alam semesta tampaklah sama di keseluruhan arah pantauan.
Apabila pergeseran merah yang terpantau merupakan akibat dari suatu ledakan di titik
pusat yang jauh dari kita, maka pergeseran merahnya tidak akan sama di setiap arah
pantauan.
terhadap dinamika sistem astrofisika yang jauh pada tahun 2000 membuktikan kebenaran
prinsip Kopernikus, yakni bahwa Bumi bukanlah posisi pusat alam semesta. Radiasi yang
berasal dari Ledakan Dahsyat ditunjukkan cukup hangat pada masa-masa awalnya di
seluruh alam semesta. Pendinginan yang merata pada latar belakang gelombang mikro
kosmis selama miliaran tahun hanya dapat dijelaskan apabila alam semesta mengalami
pengembangan metrik dan kita tidak berada dekat dengan pusat suatu ledakan.
Radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis
Semasa beberapa hari pertama alam semesta, alam semesta berada dalam keadaan
kemudian diserap. Hal ini kemudian menghasilkan radiasi spektrum benda hitam.
sehingganya foton tidak lagi dapat diciptakan maupun dihancurkan. Temperatur ini masih
cukup tinggi bagi elektron dan inti untuk terus berpisah tanpa terikat satu sama lainnya.
Walau demikian, foton terus "dipantulkan" dari elektron-elektron bebas ini melalui suatu
proses yang disebut hamburan Thompson. Oleh karena hamburan yang terjadi berulang-
ulang, alam semesta pada masa-masa awalnya akan tampak buram oleh cahaya.
Ketika temperatur jatuh mencapai beberapa ribu Kelvin, elektron dan inti atom
mulai bergabung membentuk atom. Proses ini disebut sebagai rekombinasi. Karena foton
jarang dihamburkan dari atom netral, radiasi akan berhenti dipancarkan dari materi ketika
hampir semua elektron telah berekombinasi. Proses ini terjadi 379.000 tahun setelah
inilah yang kita pantau pada radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis pada masa
sekarang.
Pola-pola fluktuasi radiasi latar ini merupakan gambaran langsung alam semesta
pada masa-masa awalnya. Energi foton yang berasal pada zaman penghamburan terakhir
hitam, namun dengan temperatur yang menurun. Hal ini mengakibatkan radiasi foton ini
bergeser ke daerah gelombang mikro. Radiasi ini diperkirakan terpantau di setiap titik
pantauan di alam semesta dan datang dari semua arah dengan intensitas radiasi yang
(hampir) sama.
Pada tahun 1964, Arno Penzias dan Robert Wilson secara tidak sengaja
menemukan radiasi latar belakang kosmis ketika mereka sedang melakukan pemantau
radiasi latar bahwa radiasi ini bersifat isotropis dan konsisten dengan spektrum benda
hitam pada 3 K. Penzias dan Wilson kemudian dianugerahi penghargaan Nobel atas
penemuan mereka.
Explorer - Penjelajah latar belakang kosmis). Hasil penemuan awal satelit ini yang dirilis
COBE menemukan pula temperatur sisa alam semesta sebesar 2,726 K dan pada
tahun 1992 untuk pertama kalinya mendeteksi fluktuasi (anisotropi) pada radiasi latar
belakang gelombang mikro dengan tingkatan sebesar satu per 105. John C. Mather dan
George Smoot dianugerahi Nobel atas kepemimpinan mereka dalam proyek ini.
Anisotropi latar belakang gelombang mikro kosmis diinvestigasi lebih lanjut oleh
sejumlah besar eksperimen yang dilakukan di darat maupun menggunakan balon. Pada
alam semesta hampir secara spasial rata dengan mengukur ukuran sudut anisotropi. (Lihat
Pada awal tahun 2003, hasil penemuan pertama WMAP (Wilkinson Microwave
kosmologis. Wahana antariksa ini juga membantah beberapa model inflasi kosmis,
namun masih konsisten dengan teori inflasi secara umumnya. WMAP juga
Ini merupakan bukti yang jelas bahwa bintang-bintang pertama memerlukan lebih dari
helium-4, helium-3, deuterium dan litium-7 yang ada di seluruh alam semesta berbanding
dengan jumlah hidrogen biasa. Kelimpahan kesemuaan unsur ini bergantung pada satu
parameter, yakni rasio foton terhadap barion, yang nilainya dapat dihitung secara
independen dari detail struktur fluktuasi latar belakang gelombang mikro kosmis. Rasio
yang diprediksikan (rasio massa) adalah sekitar 0,25 untuk 4He/H, sekitar 10−3 untuk
2
H/H, sekitar 10−4 untuk 3He/H dan sekitar 10−9 untuk 7Li/H.
Hasil prediksi ini sesuai dengan hasil pengukuran, paling tidak untuk kelimpahan
yang diprediksikan dari nilai tunggal rasio barion terhadap foton. Kesesuaian ini cukup
baik untuk deuterium, namun terdapat diskrepansi yang kecil untuk 4He dan 7Li. Dalam
kasus helium dan litium, terdapat ketidakpastian sistematis yang cukup besar. Walau
demikian, konsistensi prediksi ini secara umumnya memberikan bukti yang kuat akan
memberikan bukti yang kuat akan terjadinya Ledakan Dahsyat. Perpaduan antara
pertama terbentuk sekitar satu miliar tahun setelah Ledakan Dahysyat. Sejak itu pula,
berbagai struktur astronomi lainnya yang lebih besar seperti gugusan galaksi mulai
terbentuk. Populasi bintang-bintang terus berevolusi dan menua, sehingga galaksi jauh
(yang pemantaunnya menunjukkan keadaan galaksi tersebut pada masa awal alam
semesta) tampak sangat berbeda dari galaksi dekat. Selain itu, galaksi-galaksi yang baru
saja terbentuk tampak sangat berbeda dengan galaksi-galaksi yang terbentuk sesaat
setelah Ledakan Dahsyat. Pengamatan ini membantah model keadaan tetap. Pengamatan
pada pembentukan bintang, distribusi kuasar dan gaklasi, sesuai dengan simulasi
Setelah melalui beberapa perdebatan, umur alam semesta yang diperkirakan dari
pengembangan Hubble dan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis telah
menunjukkan kecocokan yang sama (sedikit lebih tua) dengan usia bintang-bintang tertua
alam semesta.
Prediksi bahwa temperatur radiasi latar belakang gelombang mikro kosmis lebih
tinggi pada masa lalunya telah didukung secara eksperimental dengan mengamati garis-
garis emisi kabut gas yang sensitif terhadap temperatur pada pergeseran merah yang
tinggi. Prediksi ini juga menyiratkan bahwa amplitudo dari efek Sunyaev–Zel'dovich
dalam gugusan galaksi tidak tergantung secara langsung pada geseran merah.
Walaupun sekarang ini teori Ledakan Dahsyat mendapatkan dukungan yang luas
dari para ilmuwan, dalam sejarahnya, berbagai persaoalan dan masalah pada teori ini
pernah memicu kontroversi ilmiah mengenai model mana yang paling baik dalam
menjelaskan pengamatan kosmologis yang ada. Banyak dari persoalan dan masalah teori
Ledakan Dahsyat telah mendapatkan solusinya, baik melalui modifikasi pada teori itu
semesta, keadaan awal alam semesta yang panas, pembentukan helium, dan pembentukan
galaksi, diturunkan dari banyak pengamatan yang tak tergantung pada model kosmologis
mana pun. Walau bagaimanapun, model cermat Ledakan Dahsyat memprediksikan
berbagai feomena fisika yang tak pernah terpantau di Bumi maupun terdapat pada Model
Standar fisika partikel. Utamanya, materi gelap merupakan topik investigasi ilmiah yang
mendapatkan perhatian yang luas. Persoalan lainnya seperti masalah halo taring dan
masalah galaksi katai dari materi gelap dingin tidak sefatal penjelasan materi gelap
karena penyelesaian atas masalah tersebut telah ada dan hanya memerlukan perbaikan
lebih lanjut pada teori Ledakan Dahsyat. Energi gelap juga merupakan topik investigasi
yang menarik perhatian ilmuwan, namun tidaklah jelas apakah pendeteksian langsung
Di sisi lain, inflasi kosmos dan bariogenesis masih sangat spekulatif. Keduanya
sangat penting dalam menjelaskan keadaan awal alam semesta, namun tidak dapat
digantikan dengan penjelasan alternatif lainnya tanpa mengubah teori Ledakan Dahsyat
Masalah horizon
Masalah horizon mencuat diakibatkan oleh premis bahwa informasi tidak dapat
bergerak melebihi kecepatan cahaya. Dengan usia alam semesta yang terbatas, akan
terdapat horizon partikel yang memisahkan dua daerah dalam ruang alam semesta yang
tidak memiliki hubungan kontak sebab akibat. Isotropi radiasi latar yang terpantau
menimbulkan masalah, karena apabila alam semesta telah didominasi oleh radiasi
ataupun materi sepanjang waktunya di mulai dari masa penghamburan terakhir, horizon
partikel pada masa itu haruslah berkoresponden sekitar 2 derajat di langit, dan tidak akan
terdapat mekanisme apapun yang menyebabkan daerah lainnya yang dibatasi partikel
Penyelesaian atas inkonsistensi ini dijelaskan oleh teori inflasi, yakni medan
energi skalar yang isotropis dan homogen mendominasi alam semesta pada periode
pengembangan eksponensial dan horizon partikel berkembang lebih cepat daripada yang
kita asumsikan sebelumnya, sehingga daerah yang sekarang ini berada berseberangan
dengan alam semesta teramati akan melangkaui partikel horizon satu sama lainnya .
Isotropi radiasi latar yang terpantau kemudian akan menunjukkan bahwa daerah yang
lebih luas ini pernah berada dalam hubungan kontak sebab akibat sebelum terjadinya
inflasi.
akan terdapat fluktuasi termal kuantum. Fluktuasi ini berperan sebagai cikal bakal
keseluruhan struktur alam semesta. Teori inflasi memprediksikan bahwa fluktuasi ini
energinya. Kelengkungan alam semesta negatif apabila rapatan energinya lebih kecil
daripada rapatan kritisnya, positif apabila lebih besar darinya, dan nol (rata) apabila sama
besar dengannya. Permasalahnnya adalah bahwa rapatan energi alam semesta terus
meningkat dan menjauhi nilai rapatan kritis walaupun alam semesta tetap hampir rata.
Fakta bahwa alam semesta belum mencapai Kematian Kalor maupun Remukan Besar
setelah miliaran tahun memerlukan penjelasan yang memadai, karena beberapa menit
setelah Ledakan Dahsyat, massa jenis alam semesta haruslah di bawah satu per 1014 dari
Penyelesaian masalah ini diselesaikan oleh teori inflasi. Semasa inflasi, ruang
diteorikan bahwa inflasi ini mendorong alam semesta untuk tetap hampir rata dengan
rapatan alam semesta yang hampir sama dengan nilai rapatan kritisnya.
Monopol magnetic
menjadi magnetik monopol. Benda ini akan dihasilkan secara efisien pada awal alam
semesta yang panas, menghasilkan kerapatan yang lebih tinggi daripada yang konsisten
dengan pemantauan. Masalah ini diselesaikan pula oleh inflasi kosmos, yang
Asimetri barion
Sampai sekarang masih belum dimengerti mengapa alam semesti memiliki jumlah
materi yang lebih banyak daripada antimateri. Umumnya diasumsikan bahwa ketika alam
semesta masih berusia muda dan sangat panas, ia berada dalam kondisi kesetimbangan
dan mengandung sejumlah barion dan antibarion yang sama besarnya. Namun, hasil
pengamatan menyiratkan bahwa alam semesta, termasuk pula yang berada di tempat
terjauh, hampir semuanya terdiri dari materi. Proses misterius yang dikenal sebagai
kondisi Sakharov harus dipenuhi. Kondisi ini mempersyaratkan bahwa jumlah barion
tidak kekal, simetri-C dan simetri-CP dilanggar, serta alam semesta menyimpang dari
kesetimbangan termodinamika. Semua kondisi ini terjadi dalam Model Standar, namun
menunjukkan hasil yang tampaknya tidak konsisten dengan Ledakan Dahsyat. Simulasi
komputer yang cocok dengan pemantauan pada populasi gugusan globular bintang
menunjukkan bahwa usia gugusan-gugusan ini sekitar 15 miliar tahun. Hal ini
berkontradiksi dengan usia alam semesta yang berusia 13,7 miltar tahun. Persoalan ini
umumnya diselesaikan pada akhir tahun 1990-an dengan simulasi komputer yang baru
yang melibatkan efek pelepasan massa yang diakibatkan oleh angin bintang. Simulasi
baru ini menunjukkan usia gugusan globular yang lebih muda. Walau demikian, masih
terdapat pertanyaan yang meragukan seberapa akurat usia gugusan ini diukur. Tetapi
yang jelas ada bahwa objek luar angkasa ini merupakan salah satu yang tertua di alam
semesta.
Materi gelap
adanya ketidakcukupan materi terpantau dalam alam semesta yang dapat digunakan
untuk menjelaskan kekuatan gaya gravitasi antar dan intra galaksi. Hal ini kemudian
memunculkan gagasan bahwa 90% materi alam semesta berupa materi gelap yang tidak
memancarkan cahaya maupun berinteraksi dengan materi barion. Selain itu, asumsi
bahwa alam semesta terdiri dari materi normal akan menghasilkan prediksi yang
inkonsisten dengan hasil pengmatan. Khususnya, alam semesta sekarang ini tampak lebih
berbongkah-bongkah dan mengandung lebih sedikit deuterium. Hal ini tidak dapat
dijelaskan tanpa keberadaa materi gelap. Manakala pada awalnya materi gelap ini cukup
anisotropi pada radiasi latar belakang gelombang mikro, dispersi kecepatan gugusan
galaksi, kajian pada pelensaan gravitasi, dan pengukuran sinar-X pada gugusan galaksi.
Bukti keberadaan materi gelap kebanyakan berasal dari pengaruh gravitasi materi
ini terhadap materi lain. Sampai saat ini, belum ada partikel materi gelap yang telah
terpantau di laboratorium.
Energi gelap
berakselerasi sejak alam semesta berusia setengah kali lebih muda dari sekarang. Untuk
dalam alam semesta terdiri dari sebuah komponen yang bertekanan negatif, atau
alam semesta hampir secara spasial rata, sehingganya menurut relativitas umum, alam
semesta haruslah memiliki energi/massa yang hampir sama dengan rapatan kritisnya.
menunjukkan bahwa ia hanya sekitar 30% dari rapatan kritisnya. Oleh karena energi
gelap tidak menggugus seperti energi lainnya, energi gelap dapat menjelaskan rapatan
Tekanan negatif merupakan salah satu ciri/sifat dari energi vakum. Namun sifat
persis energi gelap masih misterius. Hasil ekperimen dari WMAP pada tahun 2008 yang
menggabungkan data dari radiasi latar belakang dan sumber data lainnya menunjukkan
bahwa rapatan massa/energi alam semesta utamanya terdiri dari 73% energi gelap, 23%
materi gelap, 4,6% materi biasa, dan kurang dari 1%-nya neutrino.
Rapatan energi dalam materi menurun seiring dengan mengembangnya alam
semesta, tetapi rapatan energi gelap tetap (hampir) konstan. Oleh karenanya, materi
mendominasi keseluruhan energi total alam semesta pada masa lalunya. Persentase ini
akan menurun pada masa depan seiring dengan semakin dominannya energi gelap.
dua skenario masa depan alam semesta. Jika rapatan massa alam semesta lebih besar
daripada rapatan kritisnya, maka alam semesta akan mencapai ukuran maksimum dan
kemudian mulai runtuh. Alam semesta kemudian menjadi lebih padat dan lebih panas
Sebaliknya, apabila rapatan alam semesta sama atau lebih kecil daripada rapatan
kritisnya, pengembangan alam semesta akan melambat namun tidak akan pernah
berhenti. Pembentukan bintang-bintang kemudian akan berhenti karena semua gas antar
bintang di setiap galaksi telah habis dikonsumsi; bintang-bintang yang ada kemudian
akan terus menjalani pembakaran nuklir menjadi katai putih, bintang neutron, dan lubang
hitam. Dengan sangat perlahan, tumbukan antara katai putih, bintang neutron, dan lubang
hitam akan mengakibatkan pembentukan lubang hitam yang lebih besar. Temperatur rata-
rata alam semesta akan secara asimtotis mencapai nol mutlak (Pembekuan Besar).
Selain itu, apabila proton tidak stabil, maka materi-materi barion akan menghilang
dan menyisakan hanya radiasi beserta lubang hitam. Pada akhirnya pula, lubang-lubang
hitam yang terbentuk akan menguap dengan memancarkan radiasi Hawking. Entropi
alam semesta akan meningkat sampai dengan taraf tiada lagi bentuk energi lain bisa
didapatkan dari entropi tersebut. Keadaan ini disebut sebagai kematian kalor alam
semesta.
berakselerasi, ini berarti bahwa semakin banyak bagian alam semesta teramati sekarang
akan terus melewati horizon peristiwa kita dan tidak akan pernah berkontak dengan kita
lagi. Akibat akhir dari pengembangan yang terus meningkat ini tidak diketahui.
Model ΛCDM alam semesta mengandung energi gelap dalam bentuk konstanta
kosmologi. Teori ini mensugestikan bahwa hanya sistem yang terikat secara gravitasional
saja, misalnya galaksi, yang akan terus terikat bersama. Namun, galaksi-galaksi inipun
akan mencapai kematian kalor seiring dengan mengembang dan mendinginnya alam
semesta.
bahwa pada akhirnya gugusan-gugusan galaksi, bintang, planet, atom, inti atom, dan
materi akan terkoyak oleh pengembangan yang terus meningkat, dan keadaan ini disebut
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips,
lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda
Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet
kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima
planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya
diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan
sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter
dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan
mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing
planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi.
manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui
mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai
perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai
akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari
makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta,
bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan
Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2
gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler
(1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727)
dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan
cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus
ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan
Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa
yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi
Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya karena
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang
Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek
Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan
benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada
Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus,
Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini
diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari
Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang
diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki
satelit.
Struktur
Komponen utama sistem Tata Surya adalah matahari, sebuah bintang deret utama
kelas G2 yang mengandung 99,86 persen massa dari sistem dan mendominasi seluruh
dengan gaya gravitasinya. Yupiter dan Saturnus, dua komponen terbesar yang mengedari
Hampir semua objek-objek besar yang mengorbit Matahari terletak pada bidang
Hukum Gerakan Planet Kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek-objek Tata
Surya sekeliling Matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan Matahari sebagai
salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat dari Matahari (sumbu semi-
mayor-nya lebih kecil) memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak
antara objek dengan Matahari bervariasi sepanjang tahun. Jarak terdekat antara objek
dengan Matahari dinamai perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Matahari dinamai
aphelion. Semua objek Tata Surya bergerak tercepat di titik perihelion dan terlambat di
titik aphelion. Orbit planet-planet bisa dibilang hampir berbentuk lingkaran, sedangkan
komet, asteroid dan objek sabuk Kuiper kebanyakan orbitnya berbentuk elips.
jarak antara orbit yang sama antara satu dengan lainnya. Pada kenyataannya, dengan
beberapa perkecualian, semakin jauh letak sebuah planet atau sabuk dari Matahari,
semakin besar jarak antara objek itu dengan jalur edaran orbit sebelumnya. Sebagai
contoh, Venus terletak sekitar sekitar 0,33 satuan astronomi (SA) lebih dari Merkurius,
sedangkan Saturnus adalah 4,3 SA dari Yupiter, dan Neptunus terletak 10,5 SA dari
Uranus. Beberapa upaya telah dicoba untuk menentukan korelasi jarak antar orbit ini
(hukum Titus-Bode), tetapi sejauh ini tidak satu teori pun telah diterima.
Kebanyakan adalah benda pengorbit alami yang disebut satelit. Beberapa benda ini
memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir semua satelit alami yang paling besar
terletak di orbit sinkron, dengan satu sisi satelit berpaling ke arah planet induknya secara
permanen. Empat planet terbesar juga memliki cincin yang berisi partikel-partikel kecil
Secara informal, Tata Surya dapat dibagi menjadi tiga daerah. Tata Surya bagian
dalam mencakup empat planet kebumian dan sabuk asteroid utama. Pada daerah yang
lebih jauh, Tata Surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa. Sejak
ditemukannya Sabuk Kuiper, bagian terluar Tata Surya dianggap wilayah berbeda
Secara dinamis dan fisik, objek yang mengorbit matahari dapat diklasifikasikan
dalam tiga golongan: planet, planet kerdil, dan benda kecil Tata Surya. Planet adalah
sebuah badan yang mengedari Matahari dan mempunyai massa cukup besar untuk
semua objek-objek kecil di sekitarnya. Dengan definisi ini, Tata Surya memiliki delapan
planet: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, dan Neptunus. Pluto telah
dilepaskan status planetnya karena tidak dapat membersihkan orbitnya dari objek-objek
Sabuk Kuiper.
Planet kerdil adalah benda angkasa bukan satelit yang mengelilingi Matahari,
mempunyai massa yang cukup untuk bisa membentuk bulatan diri tetapi belum dapat
membersihkan daerah sekitarnya. Menurut definisi ini, Tata Surya memiliki lima buah
planet kerdil: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris. Objek lain yang mungkin akan
diklasifikasikan sebagai planet kerdil adalah: Sedna, Orcus, dan Quaoar. Planet kerdil
yang memiliki orbit di daerah trans-Neptunus biasanya disebut "plutoid". Sisa objek-
objek lain berikutnya yang mengitari Matahari adalah benda kecil Tata Surya.
Ilmuwan ahli planet menggunakan istilah gas, es, dan batu untuk mendeskripsi
kelas zat yang terdapat di dalam Tata Surya. Batu digunakan untuk menamai bahan
bertitik lebur tinggi (lebih besar dari 500 K), sebagai contoh silikat. Bahan batuan ini
sangat umum terdapat di Tata Surya bagian dalam, merupakan komponen pembentuk
utama hampir semua planet kebumian dan asteroid. Gas adalah bahan-bahan bertitik
lebur rendah seperti atom hidrogen, helium, dan gas mulia, bahan-bahan ini mendominasi
wilayah tengah Tata Surya, yang didominasi oleh Yupiter dan Saturnus. Sedangkan es,
seperti air, metana, amonia dan karbon dioksida, memiliki titik lebur sekitar ratusan
derajat kelvin. Bahan ini merupakan komponen utama dari sebagian besar satelit planet
raksasa. Ia juga merupakan komponen utama Uranus dan Neptunus (yang sering disebut
"es raksasa"), serta berbagai benda kecil yang terletak di dekat orbit Neptunus.
Istilah volatiles mencakup semua bahan bertitik didih rendah (kurang dari ratusan
kelvin), yang termasuk gas dan es; tergantung pada suhunya, 'volatiles' dapat ditemukan
Zona planet
Di zona planet dalam, Matahari adalah pusat Tata Surya dan letaknya paling dekat
dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 km, atau 0,39 SA), Venus
(108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km,
1,52 SA). Ukuran diameternya antara 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis
Zona Tata Surya yang meliputi, planet bagian beberapa kilometer (lihat: Daftar asteroid),
dalam, sabuk asteroid, planet bagian luar, dan
sabuk Kuiper. dan beberapa memiliki diameter 100 km atau
lebih. Ceres, bagian dari kumpulan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan
dikategorikan sebagai planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan
Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km,
5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus (4,504 × 109 km, 30,1 SA)
menggunakan baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak antara jalur edaran orbit-
orbit ini kemungkinan merupakan efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya.
Anehnya, planet Neptunus tidak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat
Matahari
Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem
Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini
menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa
dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup
yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang
terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih
cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama,
dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih
cemerlang dan lebih panas dari Matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang
Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum merupakan
"puncak hidup" dari sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan
untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal
sekarang.
Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang
kategori ini terbentuk lebih akhir pada tingkat evolusi alam semesta, sehingga
mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal"
dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II". Unsur-unsur yang
lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang
sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.
mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini
diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena
Medium antarplanet
semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin surya. Semburan
partikel ini menyebar keluar kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,
menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah Tata Surya paling tidak sejauh
flares) dan lontaran massa korona (coronal mass ejection) menyebabkan gangguan pada
heliosfer, menciptakan cuaca ruang angkasa. Struktur terbesar dari heliosfer dinamai
lembar aliran heliosfer (heliospheric current sheet), sebuah spiral yang terjadi karena
gerak rotasi magnetis Matahari terhadap medium antarplanet. Medan magnet bumi
mencegah atmosfer bumi berinteraksi dengan angin surya. Venus dan Mars yang tidak
memiliki medan magnet, atmosfernya habis terkikis ke luar angkasa.[21] Interaksi antara
angin surya dan medan magnet bumi menyebabkan terjadinya aurora, yang dapat dilihat
Heliosfer juga berperan melindungi Tata Surya dari sinar kosmik yang berasal dari
luar Tata Surya. Medan magnet planet-planet menambah peran perlindungan selanjutnya.
Densitas sinar kosmik pada medium antarbintang dan kekuatan medan magnet Matahari
mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang, sehingga derajat radiasi
kosmis di dalam Tata Surya sendiri adalah bervariasi, meski tidak diketahui seberapa
besar.
Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak dua daerah
mirip piringan yang berisi debu kosmis. Yang pertama, awan debu zodiak, terletak di
Tata Surya bagian dalam dan merupakan penyebab cahaya zodiak. Ini kemungkinan
terbentuk dari tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan
mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi tejadi di dalam Sabuk Kuiper.
Tata Surya bagian dalam
Merkurius
Merkurius (0,4 SA dari Matahari) adalah planet terdekat dari
Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari
permukaannya karena semburan angin surya. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak
Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar
planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi")
Venus
Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa
bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat
yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki
aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan
atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus
adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, kemungkinan besar
disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini
aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak memiliki medan
magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal
Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) adalah planet bagian dalam yang
30%bumi dituupi oleh daratan.Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-
planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng
dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi
memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata
Surya.
Mars
Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan
Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang
lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi
sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang
kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga
Asteroid secara umum adalah objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral
logam beku.
Yupiter.
Gradasi ukuran asteroid adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid,
kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sebagai benda kecil Tata Surya. Beberapa
asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sebagai planet kerdil jika
Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu
kilometer. Meskipun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari
seperseribu massa bumi. Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin
menerobos daerah ini tanpa mengalami kecelakaan. Asteroid yang berdiameter antara 10
Ceres
Ceres (2,77 SA) adalah benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sebagai
planet kerdil. Diameternya adalah sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk
memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk
asteroid lagi. Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sebagai planet kerdil.
Kelompok asteroid
Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kelompok dan keluarga asteroid
bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid adalah asteroid yang mengedari asteroid
yang lebih besar. Mereka tidak mudah dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala
hampir sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang
yang berada di depan dan belakang sebuah orbit planet), sebutan "trojan" sering
digunakan untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari sebuah planet atau satelit.
Kelompok Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang artinya
kelompok ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.
Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong
Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali
atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang
diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan
Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti
yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih
Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya,
Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak
padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang
belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis,
meski hampir terdiri hanya dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan
merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.
Uranus
yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan
energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania,
Neptunus
yang diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser nitrogen
cair. Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade).
Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan
Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa
kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi,
secara umum perihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-
nya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam,
berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat
Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus
tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan
tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet
berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kelompok komet,
seperti Kreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal. Sebagian komet
berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur
orbitnya secara pasti sangatlah sulit. Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis
Centaur
Centaur adalah benda-benda es mirip komet yang poros semi-majornya lebih besar
dari Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil dari Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang
diketahui adalah, 10199 Chariklo, berdiameter 250 km. Centaur temuan pertama, 2060
Chiron, juga diklasifikasikan sebagai komet (95P) karena memiliki koma sama seperti
sebagian besar belum dieksplorasi. Menurut dugaan daerah ini sebagian besar terdiri dari
dunia-dunia kecil (yang terbesar memiliki diameter seperlima bumi dan bermassa jauh
lebih kecil dari bulan) dan terutama mengandung batu dan es. Daerah ini juga dikenal
sebagai daerah luar Tata Surya, meskipun berbagai orang menggunakan istilah ini untuk
Sabuk Kuiper
Sabuk Kuiper adalah sebuah cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi
komposisi utamanya adalah es. Sabuk ini terletak antara 30 dan 50 SA, dan terdiri dari
benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti
Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Para
ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter
lebih dari 50 km, tetapi diperkirakan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa
bumi. Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar
bidang eliptika.
Sabuk Kuiper secara kasar bisa dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi.
Resonansi adalah orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga
orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama bermula pada
Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tidak memiliki resonansi dengan
Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA. Anggota dari sabuk klasik
diklasifikasikan sebagai cubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760)
1992QB1
Pluto (rata-rata 39 SA), sebuah planet kerdil, adalah objek terbesar sejauh ini di
Sabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, benda ini dianggap sebagai planet
yang kesembilan, definisi ini diganti pada tahun 2006 dengan diangkatnya definisi formal
planet. Pluto memiliki kemiringan orbit cukup eksentrik (17 derajat dari bidang ekliptika)
dan berjarak 29,7 SA dari Matahari pada titik prihelion (sejarak orbit Neptunus) sampai
Tidak jelas apakah Charon, satelit Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan
sebagai satelit atau menjadi sebuah planet kerdil juga. Pluto dan Charon, keduanya
sebuah sistem ganda. Dua satelit yang jauh lebih kecil Nix dan Hydra juga mengedari
Pluto dan Charon. Pluto terletak pada sabuk resonan dan memiliki 3:2 resonansi dengan
Neptunus, yang berarti Pluto mengedari Matahari dua kali untuk setiap tiga edaran
Neptunus. Objek sabuk Kuiper yang orbitnya memiliki resonansi yang sama disebut
plutino.
objek terbesar sejauh ini di dalam sabuk Kuiper klasik. Haumea adalah sebuah objek
berbentuk telur dan memiliki dua satelit. Makemake adalah objek paling cemerlang di
sabuk Kuiper setelah Pluto. Pada awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9, pada tahun
2008 diberi nama dan status sebagai planet kerdil. Orbit keduanya berinklinasi jauh lebih
membujur dari Pluto (28° dan 29°) dan lain seperti Pluto, keduanya tidak dipengaruhi
oleh Neptunus, sebagai bagian dari kelompok Objek Sabuk Kuiper klasik.
Piringan tersebar
Piringan tersebar (scattered disc) berpotongan dengan sabuk Kuiper dan menyebar
keluar jauh lebih luas. Daerah ini diduga merupakan sumber komet berperioda pendek.
Objek piringan tersebar diduga terlempar ke orbit yang tidak menentu karena pengaruh
gravitasi dari gerakan migrasi awal Neptunus. Kebanyakan objek piringan tersebar
(scattered disc objects, atau SDO) memiliki perihelion di dalam sabuk Kuiper dan
apehelion hampir sejauh 150 SA dari Matahari. Orbit OPT juga memiliki inklinasi tinggi
pada bidang ekliptika dan sering hampir bersudut siku-siku. Beberapa astronom
menggolongkan piringan tersebar hanya sebagai bagian dari sabuk Kuiper dan menjuluki
piringan tersebar sebagai "objek sabuk Kuiper tersebar" (scattered Kuiper belt objects).
Eris
Eris (rata-rata 68 SA) adalah objek piringan tersebar terbesar
orbitnya memiliki eksentrisitas tinggi, dengan titik perihelion 38,2 SA (mirip jarak Pluto
ke Matahari) dan titik aphelion 97,6 SA dengan bidang ekliptika sangat membujur.
Daerah terjauh
Titik tempat Tata Surya berakhir dan ruang antar bintang mulai tidaklah persis
terdefinisi. Batasan-batasan luar ini terbentuk dari dua gaya tekan yang terpisah: angin
surya dan gravitasi Matahari. Batasan terjauh pengaruh angin surya kira kira berjarak
empat kali jarak Pluto dan Matahari. Heliopause ini disebut sebagai titik permulaan
medium antar bintang. Akan tetapi Bola Roche Matahari, jarak efektif pengaruh gravitasi
Heliopause
Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang bergerak pada
kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruang antarbintang.
Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari
Matahari pada daerah lawan angin dan sekitar 200 SA dari Matahari pada daerah searah
jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi
kencang, membentuk struktur oval yang dikenal sebagai heliosheath, dengan kelakuan
mirip seperti ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan
berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan
telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84
SA dari Matahari. Batasan luar dari heliosfer, heliopause, adalah titik tempat angin surya
Bentuk dari ujung luar heliosfer kemungkinan dipengaruhi dari dinamika fluida
dari interaksi medium antar bintang dan juga medan magnet Matahari yang mengarah di
sebelah selatan (sehingga memberi bentuk tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9
SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar
230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan Matahari
Sejauh ini belum ada kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga
tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan
satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang
dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin surya. Dalam pada itu, sebuah tim
yang dibiayai NASA telah mengembangkan konsep "Vision Mission" yang akan khusus
Awan Oort
sejauh 100.000 SA (1,87 tahun cahaya). Daerah ini dipercaya mengandung komet yang
terlempar dari bagian dalam Tata Surya karena interaksi dengan planet-planet bagian
luar. Objek Awan Oort bergerak sangat lambat dan bisa digoncangkan oleh situasi-situasi
langka seperti tabrakan, efek gravitasi dari laluan bintang, atau gaya pasang galaksi, gaya
Sedna
90377 Sedna (rata-rata 525,86 SA) adalah sebuah benda kemerahan mirip Pluto
dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada
aphelion dan berjangka orbit 12.050 tahun. Mike Brown, penemu objek ini pada tahun
2003, menegaskan bahwa Sedna tidak merupakan bagian dari piringan tersebar ataupun
sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Dia dan
beberapa astronom lainnya berpendapat bahwa Sedna adalah objek pertama dari sebuah
kelompok baru, yang mungkin juga mencakup 2000 CR105. Sebuah benda bertitik
perihelion pada 45 SA, aphelion pada 415 SA, dan berjangka orbit 3.420 tahun. Brown
menjuluki kelompok ini "Awan Oort bagian dalam", karena mungkin terbentuk melalui
proses yang mirip, meski jauh lebih dekat ke Matahari. Kemungkinan besar Sedna adalah
sebuah planet kerdil, meski bentuk kebulatannya masih harus ditentukan dengan pasti.
Batasan-batasan
Banyak hal dari Tata Surya kita yang masih belum diketahui. Medan gravitasi
besar dari 50.000 SA. Sekalipun Sedna telah ditemukan, daerah antara Sabuk Kuiper dan
Awan Oort, sebuah daerah yang memiliki radius puluhan ribu SA, bisa dikatakan belum
dipetakan. Selain itu, juga ada studi yang sedang berjalan, yang mempelajari daerah
antara Merkurius dan matahari. Objek-objek baru mungkin masih akan ditemukan di
Konteks galaksi
Tata Surya terletak di galaksi Bima Sakti, sebuah galaksi spiral yang berdiameter
sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki sekitar 200 miliar bintang. Matahari berlokasi
di salah satu lengan spiral galaksi yang disebut Lengan Orion. Letak Matahari berjarak
antara 25.000 dan 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi, dengan kecepatan orbit
Setiap revolusinya berjangka 225-250 juta tahun. Waktu revolusi ini dikenal
sebagai tahun galaksi Tata Surya. Apex Matahari, arah jalur Matahari di ruang semesta,
dekat letaknya dengan rasi bintang Herkules terarah pada posisi akhir bintang Vega.
Lokasi Tata Surya di dalam galaksi berperan penting dalam evolusi kehidupan di
Bumi. Bentuk orbit bumi adalah mirip lingkaran dengan kecepatan hampir sama dengan
lengan spiral galaksi, karenanya bumi sangat jarang menerobos jalur lengan. Lengan
spiral galaksi memiliki konsentrasi supernova tinggi yang berpotensi bahaya sangat besar
terhadap kehidupan di Bumi. Situasi ini memberi Bumi jangka stabilitas yang panjang
Tata Surya terletak jauh dari daerah padat bintang di pusat galaksi. Di daerah
di Awan Oort dan menembakan komet-komet ke bagian dalam Tata Surya. Ini bisa
hidup tingkat tinggi. Walaupun demikian, para ilmuwan berhipotesis bahwa pada lokasi
Tata Surya sekarang ini supernova telah memengaruhi kehidupan di Bumi pada 35.000
dalam bentuk debu radiasi atau bahan yang lebih besar lainnya, seperti berbagai benda
mirip komet.
Lingkungan galaksi terdekat dari Tata Surya adalah sesuatu yang dinamai Awan
Antarbintang Lokal (Local Interstellar Cloud, atau Local Fluff), yaitu wilayah berawan
tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal (Local Bubble), yang terletak di
tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung Lokal ini berbentuk rongga mirip jam
pasir yang terdapat pada medium antarbintang, dan berukuran sekitar 300 tahun cahaya.
Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa
relatif sedikit. Bintang yang terdekat adalah sistem kembar tiga Alpha Centauri, yang
berjarak 4,4 tahun cahaya. Alpha Centauri A dan B merupakan bintang ganda mirip
dengan Matahari, sedangkan Centauri C adalah kerdil merah (disebut juga Proxima
Centauri) yang mengedari kembaran ganda pertama pada jarak 0,2 tahun cahaya.
Bintang Barnard (5,9 tahun cahaya), Wolf 359 (7,8 tahun cahaya) dan Lalande 21185
(8,3 tahun cahaya). Bintang terbesar dalam jarak sepuluh tahun cahaya adalah Sirius,
sebuah bintang cemerlang dikategori 'urutan utama' kira-kira bermassa dua kali massa
Matahari, dan dikelilingi oleh sebuah kerdil putih bernama Sirius B. Keduanya berjarak
8,6 tahun cahaya. Sisa sistem selebihnya yang terletak di dalam jarak 10 tahun cahaya
adalah sistem bintang ganda kerdil merah Luyten 726-8 (8,7 tahun cahaya) dan sebuah
Bintang tunggal terdekat yang mirip Matahari adalah Tau Ceti, yang terletak 11,9
tahun cahaya. Bintang ini kira-kira berukuran 80% berat Matahari, tetapi
kecemerlangannya (luminositas) hanya 60%. Planet luar Tata Surya terdekat dari
Matahari, yang diketahui sejauh ini adalah di bintang Epsilon Eridani, sebuah bintang
yang sedikit lebih pudar dan lebih merah dibandingkan mathari. Letaknya sekitar 10,5
tahun cahaya. Planet bintang ini yang sudah dipastikan, bernama Epsilon Eridani b,
kurang lebih berukuran 1,5 kali massa Yupiter dan mengelilingi induk bintangnya dengan
Kehidupan di luar angkasa meski sampai saat ini masih belum jelas terbukti tetapi
banyak para ahli meyakininya ada. Beberapa penelitian awal dan temuan awal
planet bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas teori dan perkiraan-
perkiraan mengenai kehidupan tersebut masih terus dicetuskan. Stephen Hawking dan
Carl Sagan berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada di bumi saja.
adalah sebagai berikut: ada yang mengusulkan bahwa kehidupan mungkin muncul secara
mandiri dari berbagai tempat di alam semesta. Hipotesis alternatif adalah panspermia,
yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi, kemudian menyebar antara
planet-planet berpenghuni. Kedua hipotesis ini tidak saling eksklusif. Studi dan teori dari
seperti di Venus dan Mars; bulan-bulan Yupiter dan Saturnus seperti Europa,Enceladus
dan Titan; dan planet luar surya seperti Gliese 581 c dan d yang dikatakan berada di zona
layak huni.
ekstraterestrial dan klaim penculikan oleh alien dianggap palsu oleh para ilmuwan.
Kebanyakan penampakan BETA merupakan pesawat buatan bumi, objek astronomik atau
Penelitian NASA
Sebuah nanosatelit berukuran tak lebih besar dari sebungkus roti tawar dan
memiliki nama serupa dengan kue kering favorit anak-anak diluncurkan ke luar angkasa.
Oleh NASA, satelit mini tersebut ditugasi untuk mempelajari bagaimana sumber
kehidupan berlangsung di jagat raya. O/Oreos, nama satelit yang diluncurkan, merupakan
5,4 kilogram merupakan nanosatelit pertama yang memiliki dua tugas eksperimen.
lingkungan asing dan daratan kering. Setelah O/Oreos mencapai orbit, eksperimen akan
dengan cara yang benar. Adapun nutrisi yang disediakan telah diberi warna, sehingga,
jika mereka sehat, mereka akan berubah warnanya. Eksperimen kedua, bertajuk “Space
Environment Viability of Organics” akan memantau apa yang terjadi terhadap empat
kelas molekul organik setelah mereka terekspos terhadap kondisi luar angkasa.
Eksperimen ini didesain untuk dapat bertahan selama 6 bulan, dan O/Oreos akan dapat
mengirimkan data penelitiannya selama sekitar satu tahun. Dengan peluncuran di atas,
NASA berharap satelit itu akan membuktikan bahwa melakukan eksperimen astrobiologi
di luar angkasa dapat dilakukan tanpa perlu menggelar misi penelitian di stasiun luar
angkasa. Untuk mengorbit, O/Oreos menumpang roket Air Force Minotaur IV dari
Kodiak, Alaska. Ia mulai mengirimkan sinyal radio setelah mencapai orbit sekitar 640
kilometer dari permukaan Bumi. Setelah misinya selesai, O/Oreos juga akan menjadi
satelit pertama yang menggunakan mekanisme tanpa propellant untuk kembali ke Bumi.
meteorit. Richard B Hoover peneliti NASA tersebut, mengklaim telah menemukan bukti
2011, tentang hasil uji pada koleksi sembilan meteorit yang dinamakan CI1 Meteorit
Carbonaceous. Ia berpendapat bahwa adanya bakteri tersebut berasal dari daerah asal
Kontroversi
kehidupan mungkin ada di suatu tempat di luar angkasa, tetapi ada suatu alasan yang
sederhana mengapa alien (makhluk asing luar angkasa) tidak mengunjungi bumi, karena
perjalanannya yang mungkin sangat menyulitkan. Mereka telah melihat beberapa bukti di
sana yang memungkinkan adanya berapa kehidupan di Mars di masa lampau, jadi
mungkin ada banyak kehidupan yang memenuhi alam semesta, angkasawan (astronout)
Mark Kelly mengatakannya pada suatu konferensi pers di Tokyo, di mana ia bergabung
tambahan Kelly dalam suatu debat terbuka di Jepang terhadap keberadaan alien dan
terbang pada akhir tahun lalu setelah kelompok oposisi membawa topik tersebut ke
pribadi mempercayai UFO, tetapi Perdana Menteri Yasuo Fukuda lebih berhati-hati dan
kendaraan ruang angkasa generasi mendatang yang akan dapat membawa manusia ke
bulan, asteroid hingga ke Mars. NASA sedang melakukan investasi besar-besaran dalam
teknologi terbaru yang akan digunakan pada misi luar angkasa NASA di masa
mendatang. Teknologi tersebut nantinya akan digunakan pada kendaraan ruang angkasa
yang akan dapat menjelajah lebih jauh dari kendaraan ruang angkasa saat ini. National
Serikat yang bertanggung jawab atas program angkasa AS dan riset aerospace umum
jangka panjang. Organisasi masyarakat yang didirikan 1958 itu melakukan riset bagi
akan dapat membawa manusia menjelajah ruang angkasa lebih jauh. Setelah merayakan
peringatan 30 tahun peluncuran pesawat ulang alik pertama, NASA mulai memandang
Program pesawat ulang alik telah menghasilkan banyak teknologi inovatif. Salah
teknologi yang digunakan untuk menstabilkan gambar video. Awalnya, teknologi ini
dikembangkan untuk mencari kerusakan yang mungkin terjadi ketika pesawat ulang alik
mengalami turbulensi saat lepas landas. Namun pada perkembangannya, VISAR
digunakan militer Amerika untuk melacak serta memastikan keberadaan Saddam Hussein
Saat ini, NASA memiliki armada pesawat yang terdiri dari Columbia, Challenger,
Discovery, Atlantis, dan Endeavour yang telah beberapa kali menjalankan misi luar
angkasa. Columbia merupakan pesawat ulang alik pertama yang diluncurkan ke ruang
angkasa pada 12 April 1981, sekaligus menjadi tonggak era baru penjelajahan ruang
angkasa. Usia pesawat yang makin menua dan banyaknya rahasia ruang angkasa yang
belum terungkap mendorong NASA untuk terus berinovasi guna menemukan batas akhir
jagat raya.
termasuk Boeing dan SpaceX, untuk membantu mereka membuat sebuah pesawat luar
angkasa baru. Perusahaan penerbangan raksasa Boeing mendapat kontrak yang paling
besar, yakni USD92,3 juta, sebagai bagian dari babak kedua program pengembangan kru
penerbangan komersial NASA atau CCDev2. Demikian seperti yang dikutip dari AFP,
Selasa (19/4/2011).
Sierra Nevada Corporation, sebuah perusahaan asal Colorado yang kini sedang
mengerjakan pesawat Dream Chaser, mendapat suntikan dana kedua terbesar sebanyak
USD80 juta.
SpaceX, perusahaan asal California yang tahun lalu sukses menerbangan sebuah
kapsul angkasa ke orbit mendapat dana sebesar USD75 juta. Perusahaan terakhir, Blue
Origin of Kent asal Washington mendapat dana sebesar USD22 juta. NASA telah
mengeluarkan dana sebesar USD50 juta untuk babak pertama kontrak pengembangan kru
penerbangan komersial, CCDev1, yang dimulai pada tahun 2009. Saat ini NASA ingin
segera mengganti pesawat luar angkasa mereka, karena Endeavour akan berakhir misinya
pada bulan April. Lalu Atlantis juga akan berakhir misinya pada bulan Juni.
NASA sedang mempersiapkan pesawat jet masa depan yang lebih ramah
membuat pesawat jet yang bersuara lebih halus, konsumsi energi yang efisien, ramah
lingkungan, dan mampu mengangkut barang atau penumpang lebih banyak. Pesawat
yang dijadwalkan mulai mengangkasa tahun 2025 itu sampai saat ini masih berupa
konsep.
Kriteria yang ditetapkan NASA adalah nanti setiap pesawat harus bisa mencapai
85 persen kecepatan suara, mampu menempuh jarak 7.000 mil, dan mengangkut barang
atau penumpang seberat 22-45 ton. Pesawat baru itu nanti juga harus dapat beroperasi
dengan aman dalam sistem manajemen lalu lintas udara yang lebih modern.
Hal tersebut merupakan tantangan berat bagi ketiga perusahaan mitra NASA,
Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Boeing, karena mereka harus bisa
menyesuaikan penempatan perangkat berteknologi tinggi yang sering kali berarti
mesin pesawat jet. Teknologi itu diberi nama Chevron dan sudah dipakai pada pesawat
komersial Boeing 787 generasi baru dan Boeing 747-8. Chevron tampak seperti pola gigi
gergaji pada tepi bagian belakang mesin pesawat jet. Meski terlihat sederhana, Chevron
mampu mengurangi kebisingan mesin yang bersumber dari percampuran udara panas
buangan mesin dan udara dingin yang diisap kipas mesin. Bentuk gigi gergaji yang tajam
suara bising.
Teknologi baru ini membuat penumpang pesawat merasa lebih nyaman ketika
beristirahat selama perjalanan. Penduduk yang tinggal di sekitar bandar udara juga akan
merasakan lingkungan yang lebih tenang saat Chevron digunakan di lebih banyak
pesawat.
Robonaut R2
bersama misi terakhir pesawat ulang alik Discovery. Pesawat ulang alik milik NASA,
Discovery merupakan kali terakhir pesawat berawak itu mengangkut manusia ke luar
angkasa sejak Agustus tahun 1984. Tim itu membawa robot yang menyerupai fisik
manusia. Bernama Robonaut R2, ia dibuat oleh NASA dan General Motor dalam waktu
15 tahun. Nantinya, ia akan melakukan pekerjaan-pekerajaan yang berisiko tinggi bagi
Mendarat di Asteroid
angkasa, sekelompok ilmuwan dan astronot NASA akan melakukan uji coba konsep dan
Uji coba itu dilakukan pada tiruan batu ruang angkasa yang ditanamkan di dasar
samudera. Saat ini para insinyur telah meletakkan pondasi untuk ekspedisi NASA ke-15
bertajuk “NASA’s Extreme Environment Mission Operations” atau disingkat NEEMO 15.
Misi uji coba ini dijadwalkan akan digelar pada 17 Oktober mendatang.
Untuk mempersiapkan misi di bawah laut itu, kru penyelam telah memasang perangkat
di bawah permukaan laut, lepas pantai Florida. Ekspedisi akan mensimulasi perjalanan ke
asteroid, dan para ‘aquanauts’ akan menginvestigasi bagaimana cara terbaik untuk
menuju ke permukaan batu ruang angkasa dan berjalan di sekelilingnya. Tidak seperti
mendarat di bulan atau Mars, pendaratan di asteroid akan lebih sulit karena kalaupun ada,
gravitasi akan sangat sedikit. Untuk itu, NEEMO 15 akan mengevaluasi berbagai metode
pendaratan dan melakukan uji coba di bawah laut merupakan salah satu cara terbaik
untuk dengan mudah mengakses video, gambar dan update berita yang diterbitkan oleh
dengan menampilkan hitung mundur beberapa jam, Twitter feed dan astronomi yang
terkait multimedia. Aplikasi tersebut juga mampu melacak keberadaan posisi saat ini
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan pesawat ruang angkasa lain yang
mengorbit bumi dalam tiga views yaitu peta dengan batas-batas dan label, terlihat citra
Setelah program pesawat antariksa ulang alik AS ditutup, akan memakan waktu
sekitar satu dekade sebelum AS dapat membuat pesawat baru untuk mengirimkan
shuttle) dibubarkan akhir tahun ini, NASA akan fokus pada eksperimen di International
Space Station (ISS). Mereka menjalin kemitraan dengan industri swasta untuk
membangun pesawat ruang angkasa baru. Perselisihan NASA dengan anggota parlemen
untuk membangun roket baru dan pesawat berawak menggantikan program ulang-alik
yang telah berusia 30 tahun. Pegembangan moda perjalanan masa depan bisa memakan
waktu lebih lama untuk bisa direspon Kongres maupun masyarakat AS.
NASA mungkin akan menerbangkan manusia ke luar angkasa dalam waktu tiga bulan ke
depan, namun kami juga berencana membawa penumpang ke planet Mars. namun, untuk
SpaceX pada bulan April memamerkan roket Falcon Heavy, yang akan melakukan
penerbangan perdananya pada akhir tahun 2012. Roket ini dirancang untuk mengangkat
satelit dan pesawat luar angkasa ke orbit. Proyek Antariksa NASA kini menyisakan dua
terakhirnya pekan ini, dan pesawat Atlantis yang akan menjalani penerbangan terakhir
pada bulan Juni 2011. Misi utama perjalanan menarik itu adalah untuk memberikan
wahana baru sehingga dapat memindahkan manusia dan kargo ke planet lain.
Korporasi ini memenangkan kontrak sebesar USD75 juta dengan NASA untuk
menggantikan program pesawat luar angkasa dari badan antariksa nasional milik
Amerikat Serikat (AS). Tahun lalu, SpaceX menyelesaikan uji coba pertama dari sebuah
kapsul angkasa tak berawak, setelah sebelumnya berhasil menerbangkan pesawat ke orbit
dan kembali ke Bumi. Perusahaan ini juga dikontrak oleh NASA untuk memindahkan
mengistirahatkan Challenger.
Andromeda
Galaksi Andromeda, juga dikenal sebagai Messier 31, M31, atau NGC 224, adalah
galaksi spiral sekitar 780 kiloparsecs (2,5 juta tahun cahaya) dari Bumi. Ini adalah
galaksi besar terdekat dengan Bima Sakti dan sering disebut sebagai Great Andromeda
yang juga berisi Bima Sakti, yang Triangulum Galaxy, dan galaksi kecil lainnya.
Meskipun temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa Bima Sakti berisi materi yang
lebih gelap dan bisa menjadi yang terbesar dalam pengelompokan, 2006 pengamatan oleh
(1012) bintang: setidaknya dua kali jumlah bintang di Bima Sakti, yang diperkirakan
Bima Sakti dan Andromeda galaksi diharapkan berbenturan dalam 4,5 miliar tahun,
akhirnya penggabungan untuk membentuk galaksi elips raksasa atau mungkin galaksi
disk yang besar. Besarnya jelas dari Galaksi Andromeda, di 3.4, adalah di antara yang
paling terang dari objek Messier, sehingga terlihat dengan mata telanjang di malam
berbulan, bahkan ketika dilihat dari daerah dengan polusi cahaya moderat.
Sejarah Pengamatan
Andromeda Galaxy, dalam Kitab Bintang Tetap sebagai "smear samar-samar". Grafik
bintang dari periode yang diberi label sebagai Little Cloud. Pada tahun 1612, astronom
pengamatan teleskopik. Pada tahun 1764, Charles Messier katalog Andromeda sebagai
objek M31 dan salah dikreditkan Marius sebagai penemu meskipun itu menjadi terlihat
dengan mata telanjang. Pada 1785, astronom William Herschel mencatat rona kemerahan
samar di wilayah inti Andromeda. Dia percaya Andromeda menjadi terdekat dari semua
"nebula besar", dan berdasarkan warna dan besarnya nebula, ia salah menduga bahwa itu
adalah tidak lebih dari 2.000 kali jarak dari Sirius. Pada tahun 1850, William Parsons, 3
Earl of Rosse, melihat dan membuat gambar pertama dari struktur spiral Andromeda.
Pada tahun 1864, William Huggins mencatat bahwa spektrum Andromeda berbeda
dengan garis penyerapan gelap yang membantu mengidentifikasi komposisi kimia dari
suatu objek. spektrum Andromeda adalah sangat mirip dengan spektrum bintang
individu, dan dari ini itu menyimpulkan bahwa Andromeda memiliki sifat bintang. Pada
dianggap benda di dekatnya, sehingga penyebabnya dianggap acara jauh lebih bercahaya
dan tidak berhubungan disebut nova, dan diberi nama sesuai "Nova1885".
Pada tahun 1887, Isaac Roberts mengambil foto-foto pertama dari Andromeda,
yang masih umum dianggap sebagai nebula dalam galaksi kita. Roberts benar-benar
mengira Andromeda dan nebula spiral yang sama seperti sistem tata surya terbentuk.
Pada tahun 1912, Vesto Slipher digunakan spektroskopi untuk mengukur kecepatan
radial dari Andromeda sehubungan dengan sistem surya kita kecepatan terbesar belum
Pulau Semesta
Pada tahun 1917, Heber Curtis mengamati nova dalam Andromeda. Mencari
catatan fotografi, 11 lebih nova ditemukan. Curtis melihat bahwa nova ini adalah, rata-
rata, 10 besaran redup daripada yang terjadi di tempat lain di langit. Akibatnya, ia mampu
untuk datang dengan perkiraan jarak 500.000 tahun cahaya (3.2 × 1010 AU). Ia menjadi
pendukung yang disebut "alam semesta pulau" hipotesis, yang menyatakan bahwa spiral
Pada tahun 1920, Agung Debat antara Harlow Shapley dan Curtis berlangsung,
mengenai sifat dari Bima Sakti, nebula spiral, dan dimensi alam semesta. Untuk
sebuah galaksi eksternal, Curtis juga mencatat munculnya jalur gelap dalam Andromeda
yang menyerupai awan debu di galaksi kita sendiri, serta pengamatan sejarah pergeseran
Doppler signifikan Andromeda Galaxy. Pada tahun 1922 Ernst Opik disajikan metode
Hasil nya ditempatkan Andromeda Nebula jauh di luar galaksi kita pada jarak sekitar
450.000 parsec (1.500.000 ly). Edwin Hubble menetap perdebatan pada tahun 1925
pada foto astronomi dari Andromeda. Ini dibuat dengan menggunakan 2,5 meter (100 in)
Hooker teleskop, dan mereka memungkinkan jarak Besar Andromeda Nebula yang akan
ditentukan. ukurannya menunjukkan secara meyakinkan bahwa fitur ini tidak cluster
bintang dan gas dalam galaksi kita sendiri, tetapi sebuah galaksi yang sama sekali
Pada tahun 1943, Walter Baade adalah orang pertama untuk menyelesaikan
yang berbeda dari bintang berdasarkan metallicity mereka, penamaan, bintang kecepatan
tinggi muda di disk Tipe I dan lebih tua, bintang merah di tonjolan Tipe II. nomenklatur
ini kemudian diadopsi untuk bintang di dalam Bima Sakti, dan di tempat lain. (Adanya
dua populasi yang berbeda telah dicatat sebelumnya oleh Jan Oort.) Baade juga
menemukan bahwa ada dua jenis variabel Cepheid, yang mengakibatkan dua kali lipat
Pada tahun 1950, emisi radio dari Andromeda Galaxy terdeteksi oleh Hanbury
Brown dan Cyril Hazard di Jodrell Bank Observatory. Peta radio pertama galaksi dibuat
pada tahun 1950 oleh John Baldwin dan kolaborator di Cambridge Radio Astronomy
Group. Inti dari Galaksi Andromeda disebut 2C 56 di 2C katalog radio astronomi. Pada
tahun 2009, planet pertama mungkin telah ditemukan di Galaksi Andromeda. Ini
Umum
Jarak diperkirakan Galaksi Andromeda dari kita sendiri dua kali lipat pada tahun
1953 ketika ditemukan bahwa ada yang lain, jenis redup dari Cepheid. Pada 1990-an,
pengukuran dari kedua raksasa merah standar serta bintang rumpun merah dari
menjadi sebuah galaksi inframerah bercahaya selama Galaksi Andromeda seperti yang terlihat
oleh NASA Wide-field Infrared Survey
kira-kira 100 juta tahun. Andromeda dan Triangulum Explorer.
Galaxy memiliki sebuah bagian yang sangat dekat 2-4000000000 tahun yang lalu. Acara
ini menghasilkan tingkat tinggi pembentukan bintang di seluruh disk Andromeda Galaxy
- bahkan beberapa gugus bola - dan terganggu disk yang luar M33 ini.
Andromeda diperkirakan telah menurun ke titik dekat-aktif. Ada interaksi dengan galaksi
satelit seperti M32, M110, atau orang lain yang telah diserap oleh Andromeda Galaxy.
Interaksi ini telah membentuk struktur seperti Andromeda Raksasa Stellar Stream.
Sebuah merger galaksi sekitar 100 juta tahun yang lalu diyakini bertanggung jawab untuk
disk counter-rotating gas yang ditemukan di pusat Andromeda serta kehadiran ada yang
Jarak Estimasi
SBF) dan menyesuaikan untuk nilai periode-luminositas baru dan koreksi metallicity dari
-0,2 mag dex-1 di (O / H), perkiraan 2,57 ± 0.060.000 daerah abu tahun (1,625 × 1011 ±
Biner adalah dua bintang biru panas jenis O dan B. Dengan mempelajari gerhana bintang-
bintang, astronom mampu mengukur ukuran mereka. Mengetahui ukuran dan suhu dari
visual dan mutlak diketahui, jarak bintang dapat diukur. Bintang-bintang terletak pada
jarak 2,52 × 106 ± 0,14 × 106 ly (1,594 × 1011 ± 8,9 × 109 AU) dan seluruh Andromeda
Galaxy sekitar 2,5 × 106 ly (1,6 × 1011 AU). [4] nilai baru ini dalam perjanjian yang
Pada tahun 2005, dengan menggunakan Tip dari metode Raksasa Merah Cabang
(TRGB), jarak diperkirakan 2,56 × 106 ± 0,08 × 106 ly (1,619 × 1011 ± 5,1 × 109 AU).
Rata-rata sama, perkiraan jarak ini memberikan nilai 2,54 × 106 ± 0,11 × 106 ly
(1,606 × 1011 ± 7,0 × 109 AU). [A] Dan, dari ini, diameter Andromeda pada titik terluas
diperkirakan 220 ± 3 kly (67.450 ± 920 pc). [riset asli?] Menerapkan trigonometri
Massa
memberikan nilai sekitar 1,5 × 1012 M☉ (atau 1,5 triliun massa matahari) dibandingkan
dengan 8 × 1011 M☉ untuk Bima Sakti. Hal ini bertentangan pengukuran sebelumnya,
yang tampaknya menunjukkan bahwa Andromeda Galaxy dan Bima Sakti yang hampir
sama dalam massa. Meski begitu, bulat Andromeda Galaxy sebenarnya memiliki
kepadatan bintang lebih tinggi dari Bima Sakti dan galaksi bintang disk nya adalah
sekitar dua kali ukuran yang dari Bima Sakti. Total massa bintang dari Galaksi
Andromeda diperkirakan antara 1,1 × 1011 M☉., (yaitu, sekitar dua kali lebih besar
seperti yang dari Bima Sakti) dan 1,5 × 1011 M☉, dengan sekitar 30% itu massa di pusat
sekitar 7,2 × 109 M☉ dalam bentuk hidrogen netral, setidaknya 3,4 × 108 M☉ sebagai
molekul hidrogen (dalam terdalam 10 kiloparsecs nya), dan 5,4 × 107 M☉debu.
Galaksi Andromeda dikelilingi oleh halo besar dan besar gas panas yang
diperkirakan mengandung setengah massa bintang di galaksi. Halo hampir tak terlihat
membentang sekitar satu juta tahun cahaya dari galaksi inangnya, setengah jalan untuk
galaksi Bima Sakti kita. Simulasi dari galaksi menunjukkan halo terbentuk pada saat
yang sama dengan Galaksi Andromeda. halo ini diperkaya unsur-unsur yang lebih berat
daripada hidrogen dan helium, terbentuk dari supernova dan sifat-sifatnya yang
diharapkan pada sebuah galaksi yang terletak di "lembah hijau" dari diagram warna-
besaran (lihat di bawah). Supernova meletus di hard disk Andromeda Galaxy penuh
bintang dan mengeluarkan unsur-unsur yang lebih berat ke ruang angkasa. Seumur hidup
Andromeda Galaxy, hampir setengah dari unsur-unsur berat yang dibuat oleh bintang
galaksi.
Luminositas
dari Bima Sakti, tampak mendominasi bintang-bintang tua dengan usia> 7 × 109 tahun.
luminositas Estimasi Andromeda Galaxy, ~ 2.6 × 1010 L☉, adalah sekitar 25% lebih
tinggi dari galaksi kita sendiri. Namun, galaksi memiliki kecenderungan yang tinggi
seperti yang terlihat dari Bumi dan debu antarbintang yang menyerap jumlah yang tidak
diketahui dari cahaya, sehingga sulit untuk memperkirakan kecerahan aktual dan penulis
lain telah memberikan nilai-nilai lain untuk luminositas Galaksi Andromeda (termasuk
untuk mengusulkan itu adalah galaksi paling terang kedua dalam radius 10 parsecs mega
dari Bima Sakti, setelah Sombrero Galaxy, dengan magnitudo mutlak sekitar -22,21 atau
dekat.
diterbitkan pada 2010 menunjukkan magnitudo mutlak (dalam biru) dari -20,89 (yang
dengan indeks warna 0,63 diterjemahkan ke magnitudo visual yang mutlak -21,52,
dibandingkan dengan - 20,9 untuk Milky Way), dan luminositas total yang panjang
Galaxy memproduksi hanya sekitar satu massa matahari per tahun dibandingkan dengan
3-5 massa matahari untuk Bima Sakti. Tingkat supernova di galaksi Bima Sakti juga dua
kali lipat dari Galaksi Andromeda. [54] Hal ini menunjukkan bahwa setelah terakhir
mengalami fase pembentukan bintang besar, tetapi sekarang dalam keadaan relatif
ketenangan, sedangkan Bima Sakti mengalami pembentukan bintang yang lebih aktif.
Jika hal ini terus berlanjut, luminositas di Bima Sakti mungkin akhirnya menyalip bahwa
Menurut studi terbaru, seperti Bima Sakti, Andromeda Galaxy terletak pada apa
yang di galaksi diagram warna-besaran dikenal sebagai "lembah hijau", wilayah yang
dihuni oleh galaksi dalam transisi dari "awan biru" (galaksi aktif membentuk baru
pembentukan bintang di galaksi lembah hijau yang melambat karena mereka kehabisan
bensin pembentuk bintang di medium antarbintang. Di galaksi simulasi dengan sifat yang
mirip, pembentukan bintang akan biasanya telah dipadamkan dalam waktu sekitar lima
miliar tahun dari sekarang, bahkan akuntansi untuk diharapkan, kenaikan jangka pendek
dalam tingkat pembentukan bintang karena tabrakan antara Galaksi Andromeda dan
Bima Sakti.
Struktur
Berdasarkan penampilan dalam cahaya tampak, Galaksi Andromeda
klasifikasi galaksi spiral. Namun, data dari 2MASS survey menunjukkan bahwa
Andromeda sebenarnya adalah galaksi spiral dilarang , seperti Bima Sakti, dengan bar
Pada tahun 2005, para astronom menggunakan teleskop Keck untuk menunjukkan
bahwa taburi renggang dari bintang memperpanjang keluar dari galaksi sebenarnya
adalah bagian dari disk utama itu sendiri. Ini berarti bahwa disk spiral bintang di Galaksi
Andromeda adalah tiga kali lebih besar dari diameter diperkirakan sebelumnya. Ini
merupakan bukti bahwa ada, bintang disk yang diperpanjang luas yang membuat galaksi
lebih dari 220.000 tahun cahaya (67.000 pc) dengan diameter. Sebelumnya, perkiraan
ukuran Andromeda Galaxy berkisar antara 70.000 sampai 120.000 tahun cahaya (21.000
akan dilihat langsung dari samping). Analisis bentuk cross-sectional dari galaksi
datar. Sebuah kemungkinan penyebab warp seperti itu bisa menjadi interaksi gravitasi
dengan galaksi satelit dekat Andromeda Galaxy. Galaksi M33 bisa bertanggung jawab
untuk beberapa warp di lengan Andromeda, meskipun jarak yang lebih tepat dan
Andromeda sebagai fungsi jarak radial dari inti. Kecepatan rotasi memiliki nilai
maksimum 225 kilometer per detik (140 mil / s) pada 1.300 tahun
kilometer per detik (31 mil / s) di 7.000 tahun cahaya (440.000.000 AU ) dari inti. Lebih
jauh, kecepatan rotasi naik ke radius 33.000 tahun cahaya (2.1 × 10 9 AU ), di mana ia
mencapai puncak 250 kilometer per detik (160 mil / s). The kecepatan perlahan menurun
di luar jarak itu, jatuh ke sekitar 200 kilometer per detik (120 mil / s) pada 80.000 tahun
sekitar 6 × 10 9 M ☉ di inti . Massa total galaksi meningkatkan linear untuk 45.000 tahun
Gambar dari Galaksi Andromeda yang diambil Sebuah Galaxy Evolution Explorer gambar
oleh Spitzer di inframerah, 24 mikrometer Galaksi Andromeda.
Sejak Galaksi Andromeda terlihat dekat dengan tepi-on, sulit untuk mempelajari
cukup normal, menunjukkan dua lengan membuntuti terus menerus yang terpisah satu
sama lain oleh minimal sekitar 13.000 tahun cahaya (820.000.000 AU ) dan yang dapat
diikuti keluar dari jarak sekitar 1.600 tahun cahaya (100.000.000 AU ) dari inti. Struktur
spiral alternatif telah diusulkan seperti lengan tunggal spiral atau flocculent pola lama,
Penyebab paling mungkin dari distorsi dari pola spiral dianggap interaksi dengan
satelit galaksi M32 dan M110 . Hal ini dapat dilihat dengan perpindahan dari awan
Pada tahun 1998, gambar dari Badan Antariksa Eropa 's Infrared Space
transisi ke dalam galaksi cincin . Gas dan debu dalam galaksi umumnya dibentuk menjadi
beberapa cincin yang tumpang tindih, dengan cincin sangat menonjol terbentuk pada
radius 32.000 tahun cahaya (2.0 × 10 9 AU ) (10 kiloparsecs) dari inti, dijuluki oleh
beberapa para astronom ring of fire . Cincin ini tersembunyi dari gambar cahaya tampak
dari galaksi karena terutama terdiri dari debu dingin, dan sebagian besar formasi bintang
bagaimana struktur spiral Andromeda Galaxy di inframerah tampaknya terdiri dari dua
lengan spiral yang muncul dari sebuah bar pusat dan terus berlanjut setelah cincin besar
yang sama juga menunjukkan cincin debu kecil yang diyakini telah disebabkan oleh
interaksi dengan M32 lebih dari 200 juta tahun yang lalu. Simulasi menunjukkan bahwa
galaksi yang lebih kecil melewati disk Galaksi Andromeda sepanjang sumbu kutub yang
terakhir. Tabrakan ini dilucuti lebih dari setengah massa dari kecil M32 dan menciptakan
struktur cincin di Andromeda. Ini adalah co-eksistensi fitur seperti cincin besar lama
dikenal di gas dari Messier 31, bersama-sama dengan struktur ini baru ditemukan dalam
cincin-seperti, offset dari barycenter, yang menyarankan tabrakan hampir dengan satelit
sebanding dengan Bima Sakti, dengan bintang di halo yang umumnya " logam-miskin ",
dan semakin begitu dengan jarak yang lebih jauh. Bukti ini menunjukkan bahwa kedua
galaksi telah mengikuti jalur evolusi yang sama. Mereka mungkin telah bertambah dan
berasimilasi sekitar 100-200 galaksi bermassa rendah selama 12 miliar tahun. Bintang-
bintang di lingkaran cahaya diperpanjang Galaksi Andromeda dan Bima Sakti dapat
Nukleus
M31 diketahui pelabuhan gugus bintang yang padat
cerah, ditunjuk sebagai P1, offset dari pusat galaksi. Konsentrasi dimmer, P2, jatuh di
pusat sejati galaksi dan mengandung lubang hitam diukur pada 3-5 × 10 7 M ☉ pada tahun
1993, dan pada 1,1-2,3 × 10 8 M ☉ pada tahun 2005. The dispersi kecepatan bahan
Telah diusulkan bahwa inti ganda diamati dapat dijelaskan jika P1 adalah proyeksi
dari piringan bintang dalam orbit eksentrik di sekitar lubang hitam pusat. Eksentrisitas
bintang. P2 juga mengandung compact disk dari panas, kelas spektral bintang A. A
bintang tidak jelas dalam filter merah, tetapi dalam cahaya biru dan ultraviolet mereka
Sementara pada saat awal penemuannya itu hipotesis bahwa bagian terang dari inti
ganda adalah sisa dari galaksi kecil "dikanibal" oleh Andromeda Galaxy, ini tidak lagi
dianggap sebagai penjelasan yang layak, terutama karena inti seperti akan memiliki masa
sangat pendek karena gangguan pasang surut oleh lubang hitam pusat. Sementara ini bisa
Sumber Diskrit
Rupanya, pada akhir tahun 1968, tidak ada sinar-X telah terdeteksi dari Galaksi
Barnard et al. hipotesis bahwa ini adalah calon lubang hitam atau bintang neutron , yang
memanaskan gas yang masuk ke jutaan kelvin dan memancarkan sinar-X. Spektrum
bintang-bintang neutron adalah sama dengan lubang hitam yang dihipotesiskan, tetapi
Ada sekitar 460 gugus bola yang terkait dengan Galaksi Andromeda. Yang paling
besar cluster ini, diidentifikasi sebagai Mayall II , dijuluki Globular One, memiliki
luminositas lebih besar daripada gugus bola lain yang dikenal di Grup Lokal galaksi. Ini
berisi beberapa juta bintang, dan sekitar dua kali lebih bercahaya seperti Omega
Centauri , cluster globular terang dikenal di Bima Sakti . Bulat Satu (atau G1) memiliki
beberapa populasi bintang dan struktur terlalu besar untuk globular biasa. Akibatnya,
beberapa orang menganggap G1 menjadi inti sisa dari galaksi kerdil yang dikonsumsi
bernama 037-B327 dan ditemukan pada tahun 2006 seperti yang berat memerah oleh
Andromeda Galaxy debu antarbintang , dianggap lebih besar dari G1 dan cluster terbesar
dari Grup Lokal; Namun, penelitian lain telah menunjukkan itu sebenarnya sejenis di
Berbeda dengan gugus bola dari Bima Sakti, yang menunjukkan dispersi usia yang
relatif rendah, gugus bola Andromeda Galaxy memiliki berbagai jauh lebih besar dari
usia: dari sistem setua galaksi itu sendiri untuk sistem yang jauh lebih muda, dengan usia
Pada tahun 2005, para astronom menemukan jenis baru sepenuhnya dari gugus
Cluster baru ditemukan berisi ratusan ribu bintang, jumlah yang sama dari bintang yang
dapat ditemukan di gugus bola. Apa yang membedakan mereka dari gugus bola adalah
bahwa mereka jauh lebih besar-beberapa ratus tahun cahaya-dan ratusan kali kurang
padat. Jarak antar bintang, oleh karena itu, jauh lebih besar dalam cluster diperpanjang
baru ditemukan.
Satelit
Seperti Bima Sakti, Andromeda Galaxy memiliki galaksi satelit , yang terdiri dari
14 dikenal galaksi kerdil . Galaksi satelit yang paling dikenal dan paling mudah diamati
adalah M32 dan M110 . Berdasarkan bukti saat ini, tampak bahwa M32 menjalani
pertemuan dekat dengan Galaksi Andromeda di masa lalu. M32 mungkin sekali telah
sebuah galaksi yang lebih besar yang memiliki disk yang bintang nya dihapus oleh M31,
dan menjalani peningkatan tajam dari pembentukan bintang di wilayah inti, yang
telah menemukan di halo yang terakhir aliran bintang-kaya logam yang tampaknya telah
dilucuti dari galaksi satelit tersebut. M110 memang mengandung jalur berdebu, yang
Pada tahun 2006, ditemukan bahwa sembilan dari galaksi satelit terletak pada
pesawat yang memotong inti Galaksi Andromeda; mereka tidak secara acak diatur seperti
yang diharapkan dari interaksi independen. Ini mungkin menunjukkan asal pasang surut
Galaksi Andromeda mendekati Bima Sakti sekitar 110 kilometer per detik (68 mil
/ s). Telah diukur mendekati relatif terhadap Matahari sekitar 300 kilometer per detik
(190 mil / s) sebagai orbit Sun di sekitar pusat galaksi kita dengan kecepatan sekitar 225
kilometer per detik (140 mil / s). Hal ini membuat Andromeda Galaxy salah satu dari
sekitar 100 diamati blueshifted galaksi. Andromeda Galaxy tangensial atau sisi-cara
kecepatan sehubungan dengan Bima Sakti relative jauh lebih kecil daripada kecpatan
mendekati dan oleh karena itu diharapkan langsung bertabrakan dengan Bima Sakti
sekitar 4 miliar tahun. Sebuah hasil yang mungkin dari tumbukan adalah bahwa galaksi
akan bergabung untuk membentuk raksasa galaksi elips atau bahkan mungkin
besar galaksi disk . Peristiwa tersebut sering di antara galaksi di kelompok
galaksi . Nasib Bumi dan Tata Surya dalam acara tabrakan saat ini tidak
diketahui. Sebelum galaksi bergabung, ada kemungkinan kecil bahwa Tata Surya bisa
Amatir Mengamati
Galaksi Andromeda adalah cukup terang untuk dilihat dengan mata telanjang ,
bahkan dengan beberapa polusi cahaya. Andromeda paling terlihat selama musim
gugur malam di belahan bumi utara , ketika dari pertengahan lintang galaksi
mencapai puncaknya dan dapat dilihat hampir sepanjang malam. Dari belahan bumi
selatan , itu adalahmusim semi objek dan tidak mencapai ketinggian tinggi di atas
beberapa struktur yang lebih besar dan dua galaksi satelit terang nya, M32 dan
M110. Sebuah amatir teleskop dapat mengungkapkan disk yang Andromeda, jalur debu
gelap, besar bintang awan NGC 206 , dan bahkan beberapa gugus bola terang nya.
Andromeda Galaxy Milky Way and Andromeda