Você está na página 1de 19

MAKALAH

“KONSEP DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT TUBUH”

Di Susun oleh :
ANISA CANDRA DEWI
NIM:A2A018046

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Terlebih dahulu penulis meminta maaf jika dalam penulisan makalah ini
terdapat kekurangan dan kesalahan,itu semua disebabkan keterbatasan
pengetahuan penulis, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh


karena itu segala kritik dan saran penulis harapkan untuk kelancaran makalah ini.

Semarang.2 Desember 2018

penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................ 1
C.Rumusan Masalah ........................................................ 1
BAB II PENGERTIAN CAIRAN TUBUH & ELEKTROLIT ..................... 2
BAB III KOMPONEN CAIRAN TUBUH ..................................................... 3
BAB IV FISIOLOGI CAIRAN & ELEKTROLIT ......................................... 4
A.Proses Perpindahan Cairan Tubuh ................................................. 4
B.Faktor-Faktor Fisika Tekanan Dalam Tubuh ................................. 6
C. Fungsi Elektrolit Tubuh ................................................................ 8
BAB V PATOFISIOLOGI ATAU GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLITTUBUH ........................................................... 10
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan
keseimbangan atau homeostasis tubuh.Gangguan keseimbangan cairan dan
elektroolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologi tubuh. Sebab, cairan tubuh
kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikelbahan organik dan
anorganik yang vital untuk hidup.Elektrolit tubuh mengandung komponen-
komponen kimiawi.Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan
bermuatan negatif (anion).
Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh,termasuk fungsi
neuromusculer dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromusculer,
elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan cairan tubuh dan elektrolit
2. Apa saja komponen-komponen yang terkandung dalam cairan tubuh
3. Bagaimana konsep fisiologi cairan dan elektrolit dalam tubuh
4. Apa patofisiologi atau gangguan keseimbangan dan fungsi elektrolit
dalam tubuh

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai sistem cairan dan elektrolit tubuh
2. Mahasiswa dapat menjelaskan komponen- komponen apa saja yang
terkandung dalam cairan tubuh.
3. Mahasiswa dapat memahami konsep fisiologi cairan dan elektrolit tubuh
4. Mahasiswa dapat menjelaskan gangguan keseimbangan apa saja dari
sistem cairan dan elektrolit tubuh.

1
BAB II
PENGERTIAN CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT

Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium)


adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia
atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Elektrolit adalah zat kimia
yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel
di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar
sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di
dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung
oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya
disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya
NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan.

2
BAB III
KOMPONEN CAIRAN TUBUH

Tubuh orang dewasa 60% terdiri dari air dan 75% pada neonatus. Perubahan
jumlah dan konposisi cairan tubuh yang mungkin terjadi akibat pendarahan,
dehidrasi, muntah, diare juga panas dan pasca bedah dapat menyebabkan
gangguan isiologi berat. "ika gangguan ini tidak dokoreksi secara adekuat
sebelum anestasi dan operasi, akan menimbulkan resiko yang besar pada pasien.
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia.Rata-rata pria dewasa
hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata – rata wanita mengandung
55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
Dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non elektrolit
a. Elektrolit : substansi yang berdiasoasi(terpisah) didalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik.Jumlah kation dan anion,yang di ukur dalam
mili ekuivalen,dalam larutan selalu sama(mol/L) atau berat molekul dalam
garam (milimol/liter mEq/L)
1) Kation : ion-ion yang membentuk muatan listrik dalam
larutan.Kation ekstraseluler utama adalah natrim (Na) sedangkan
kation intraseluler utama adalah kalium (K). Sistem pompa terdapat
di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke
dalam.
2) Anion:Ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraseluler utama adalah Clorida (CL-).Sedangkan anion
intraseluler utama adalah ion fosfat (PO43)
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glukosa yang tidak berdisosiasi dalam
larutan dan diukur berdasarka berat (miligram/100 ml-mg/dl).Non
elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan
bilirubin.

3
BAB IV
FISIOLOGI CAIRAN & ELEKTROLIT

A. Proses Perpindahan Cairan Tubuh


1. Difusi
Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan,
gas, atau zat padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila
dua zat bercampur dalam sel membran. Dalam tubuh, proses difusi air,
elektrolit, dan zat-zat lain terjadi melalui membran kapiler yang
permeabel. Kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung pada faktor
ukuran molekul, konsentrasi cairan, dan temperatur cairan.
Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding
molekul kecil. Molekul akan lebih mudah berpindah dari larutan dengan
konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah. Larutan dengan
konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan molekul, sehingga
proses difusi berjalan lebih cepat.
2. Osmosis
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran
semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang
kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solut adalah zat
pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang
garam adalah solut. Proses osmosis penting dalam mengatur
keseimbangan cairan ekstra dan intra sel.
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan
menggunakan satuan mol. Natrium dalam NaCl berperan penting dalam
mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis
larutan garam dengan kepekatan yang berbeda dan di daiamnya
dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan
sama yang akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan
larutan yang isotonik karena larutan NaCl mempunyai kepekatan yang
sama dengan larutan dalam sistem vaskular. Larutan isotonik merupakan
larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur.

4
Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan
intrasel.
Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan
kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui
membran semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah
volumenya akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih
tinggi akan bertambah volumenya.
3. Transpor Aktif
Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme
transpor aktif. Transpor aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan
berosmosis. Proses penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan
intra dan ekstrasel.
Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
tekanan cairan dan membran.
1. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan.
Proses osmotik juga menggunakan tekanan osmotik, yang merupakan
kemampuan partikel pelarut untuk menarik larutan melalui membran.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang
mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung,
maka larutan tersebut disebut koloid. Sedangkan, larutan yang
mempunyai kepekatan yang sama dan dapat bergabung disebut sebagai
kristaloid. Sebagai contoh, larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi
dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan plasma. Secara
normal, perpindahan cairan menembus membran sel permeabel tidak
terjadi. Prinsip tekanan osmotik ini sangat penting dalam proses
pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan
dalam pemberian infus intravena bersifat isotonik karena mempunyai
konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk
mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan
intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang
pekat dibanding konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotik plasma

5
akan lebih besar dibandingkan tekanan osmotik cairan interstisial karena
konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar
dibanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan koloid dan
sulit menembus membran semipermiabel. Tekanan hidrostatik adalah
kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup.
Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
2. Membran Semipermiabel
Membran semipermiabel merupakan penyaring
agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran
semipermiabel terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang
terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah
ke jaringan.

B. Faktor-Faktor Fisika Tekanan Dalam Tubuh


1. Tekanan
Tekanan dalam dunia medis : milimeter mercuri atau disingkat
dengan mmHg. Tekanan atmosfir lingkungan kita = 760 mmHg. Atmosfir
mempunyai tekanan sebesar 1atm. Jadi 1 atm = 760 mmHg
Ada dimana keadaan tertentu dimana tubuh memiliki tekanan relatif
lebih kecil dari tekanan atmosfir (bernilai negatif) bernafas (menarik
nafas): tekanan di dalam paru-paru lebihkecil dari tekanan udara luar
(atmosfir).
Konsep tekanan merupakan besarnya gaya yang bekerja pada suatu
benda tiap satuan luas benda yang terkena pengaruh gaya tersebut
P = F/A
Dari persamaan matematis tersebut dapat dikataka bahwa semakin
besar gaya yang bekerja makin besar tekanannya (berbanding lurus), dan
semakin besar luas penampang tekanannya akan menjadi semakin kecil
(berbanding terbalik)
Sistem satuan tekanan yang digunakan antara lain : Newton/meter2,
dyne/cm2, mmHg, cmHg, cm H2O , torr, bar, dsb. Tekanan pada tubuh
manusia :

6
1. Tekanan zat cair
a. Tekanan darah
b. Tekanan cairan tubuh
2. Tekanan udara
3. Tekanan dari luar tubuh
a. Tekanan udara luar
b. Tekanan benda-benda dari luar tubuh lainnya.
Tekanan darah :
Beberapa komponen yang berpengaruh besar pada tekanan darah
manusia:
1. Kerja Jantung
Jantung merupakan organ vital dari proses aliran darah dalam tubuh.
Dengan menggunakaan sistem vibrasi atau getaran jantung memompa
darah keseluruh tubuh. Baik darah bersih maupun darah kotor (dari
pembuluh balik). Kekuatan tekanan saat bervibrasi akan berpengaruh
pada tekanan darah pada setiap pembuluh darah. Darah dalam jantung
bergerak dari ruang-keruang melalui katub-katub jantung.
2. Kondisi dan posisi pembuluh darah
Dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam pembuluh dan
masing-masing mempunyai ukuran yang berbeda. Besar kecilnya
ukuran pembuluh akan berpengaruh pada kecepatan aliran darah pada
setiap pembuluh. Jauh dekatnya posisi pembuluh dari jantung juga akan
mempengaruhi tekanan daah pada pembuluh. Sistem aliran darah pada
pembuluh mengikuti aliran dari Hukum Bernoulli dan Hukum
Poiseuille. Bahwa aliran darah dalam tubuh akan dipengaruhi oleh
faktor tekanan, kekuatan alian dan tahanan yang berlaku dalam susunan
pembuluh darah.
3. Kandungan Darah
4. Keadaan lingkungan
Grafik fungsi tekanan darah pada pembuluh darah
Selain itu tekanan darah dalam tubuh juga dipengauhi oleh faktor posisi
dari tubuh/pembuluh. Pembuluh darah yang berada di kaki akan

7
mempunyai tekanan yang lebih besar dari pada tekanan darah di bagian
kepala. Darah merupakan bagian dari zat cair, dan setiap zat cair akan
tunduk pada hukum hidrostatis yang menyatakan bahwa tekanan zat
cair dipengaruhi oleh faktor ketinggian daan percepatan grafitasi bumi.
P=ρ.g.h
Mengukur tekanan darah
Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah sama denga U-Tube
Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang
menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk
menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan
dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan
(brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan.
Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Tekanan dalam kandung kemih
Tekanan dalam kandung kemih ini akibat dai adanya akumulasi
(pertambahan terus menerus) volume air kencing (urine). Orang dewasa
volume maksimum 500 ml dengan tekanan rata-rata 30 cmH2O jika
konsetrasi terjadi tekanan bisa sampai 150 cmH2O. Tekanan dalam
kandung kemih dapat diukur dengan catherer yang dilengkapi dengan
sensor.

C. Fungsi Elektrolit Dalam Tubuh


1. Elektrolit dalam bentuk ion garam mineral seperti ion natrium,
magnesium, sulfat, kalium, kalsium, fosfat dan klorida. Elektrolit
mengembalikan dan mempertahankan tingkat hidrasi yang tepat di seluruh
tubuh
2. Kekurangan garam mineral dapat memicu masalah kesehatan seperti,
kelemahan, koma lesu, depresi, dan masalah jantung.
3. Garam mineral ini memiliki kemampuan mempertahankan tekanan
osmotik, membantu kontraksi otot dan memproduksi juga menyalurkan
sinyal listrik dari otak ke sel dan sebaliknya. Hal ini menjelaskan mengapa

8
kram otot sering muncul setelah melakukan aktivitas fisik yang berat. Pada
kondisi dehidrasi, kemungkinan sinyal listrik tidak mencapai bagian tubuh
serta otot-otot tidak dapat rileks yang kemudian memicu kejang.
4. Ginjal yang memisahkan elektrolit dari darah dan mengatur tingkat
elektrolit dalam tubuh. Bila kadar elektrolit turun, seseorang lebih sering
buang air kecil untuk membuang kelebihan air dan menyeimbangkan
tingkat elektrolit. Sebaliknya, jika tubuh kelebihan elektrolit, seseorang
merasa lebih haus dari biasanya agar tubuh mendapatkan lebih banyak air.
5. Kehilangan elektrolit dalam jumlah banyak menyebabkan dehidrasi parah
dan mempengaruhi jantung dan sistem saraf pusat, menyebabkan diare
bahkan gagal ginjal hiponatremia dalam kasus yang ekstrim
6. Elektrolit bekerja pada ting4. Ginjal yang memisahkan elektrolit dari darah
dan mengatur tingkat elektrolit dalam tubuh. Bila kadar elektrolit turun,
seseorang lebih sering buang air kecil untuk membuang kelebihan air dan
menyeimbangkan tingkat elektrolit. Sebaliknya, jika tubuh kelebihan
elektrolit, seseorang merasa lebih haus dari biasanya agar tubuh
mendapatkan lebih banyak air.
7. Konsumsi berlebihan elektrolit menyebabkan retensi air berlebihan dan
mengarah ke pembengkakan otot. Retensi air terjadi jika seseorang
mengambil suplemen tambahan atau mengkonsumsi banyak garam untuk
meningkatkan kadar elektrolit dalam tubuh.
8. Saat mengganti elektrolit yang hilang dengan minum banyak air sekaligus,
justru menipiskan konsentrasi elektrolit yang sudah ada karena asupan air
yang terlalu tinggi. Itu sebabnya, lebih dianjurkan minum air secara
bertahap, daripada meminumnya sekaligus dalam jumlah besar saat sedang
merasa haus.
9. Ketidakseimbangan tingkat elektrolit dalam tubuh berakibat fatal dalam
hitungan jam, terutama untuk mereka penderita masalah pencernaan.
10. Hormon adrenal seperti aldosteron dan para-tiroid mengatur elektrolit dan
menjaga keseimbangan kimia intraseluler dan ekstraseluler. Kadar
elektrolit dalam tubuh dapat diperiksa melalui tes darah panel elektrolit.

9
BAB V
PATOFISIOLOGI ATAU GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT TUBUH

Gangguan cairan tubuh dapat dibagi dalam tiga bentuk yakni perubahan :
1. Volume,
2. Konsentrasi, dan
3. Komposisi.
Ketiga macam gangguan tersebut mempunyai hubungan yang erat satu
dengan yang lainnya sehingga dapat terjadi bersamaan. Namun demikian, dapat
juga terjadi secara terpisah atau sendiri yang dapat member gejala-gejala
tersendiri pula. Yang paling sering dijumpai dalam klinik adalah gangguan
volume.

1. Perubahan Volume
a. Defisit Volume
Pada keadaan akut, kehilangan cairan yang cepat akan
menimbulkan tanda gangguan pada susunan saraf pusat dan jantung.
Pada kehilangan cairan yang lambat, lebih dapat ditoleransi sampai
defisit volume cairan ekstraseluler yang berat.
b. Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi
serum dari natrium menjadi isonatremik (130-150 mEq/L),
hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik (.150 mEq/L).
Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling sering terjadi (80%),
sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar 5-10%
dari kasus.
Dehidrasi isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
hampir sama dengan konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan
cairan dan natrium besarnya relatif sama dalam kompartemen
intravascular maupun kompartemen ekstravaskular.3 Dehidrasi
hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan
kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan

10
hipertonis). Sedangkan dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi
ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari
darah.
Ditinjau dari segi banyaknya defisit cairan dan elektrolit yang
hilang, maka dehidrasi dapat dibagi atas :
1) Dehidrasi ringan (defisit 4%BB)
2) Dehidrasi sedang (defisit 8%BB)
3) Dehidrasi berat (defisit 12%BB)
Berat Badan Jumlah Cairan
< 10 kg 100 ml/kg/hari
11 – 20 kg 1000 ml + 50 ml/kg/hari untuk setiap kg di atas 10 kg
> 20 kg 1500 ml + 20 ml/kg/hari untuk setiap kg di atas 20 kg
Tabel Rumatan Cairan menurut rumus Hollyday-Segar
Cara menghitung dehidrasi yaitu hitung cairan dan elektrolit total
(rumatan + penggantian defisit) untuk 24 jam pertama. Berikan
separuhnya dalam 8 jam pertama dan selebihnya dalam 16 jam
berikutnya.
c. Kelebihan Volume
Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi akibat
iatrogenic (pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan
kelebihan air dan NaCl ataupun pemberian cairan intravena glukosa
yang menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat sekunder akibat
insufisiensi renal (gangguan GFR), sirosis, ataupun gagal jantung
kongestif.
2. Perubahan Konsentrasi
Perubahan konsentrasi cairan tubuh dapat berupa hipernatremia atau
hiponatremia maupun hiperkalemia atau hipokalemia. Rumus untuk
menghitung defisit elektrolit :
a. Defisit natrium (mEq total) = (Na serum yang diinginkan – Na serum
sekarang) x 0,6 x BB (kg)
b. Defisit Kalium (mEq total) = (K serum yang diinginkan [mEq/liter] –
K serum yang diukur) x 0,25 x BB (kg)

11
c. Defisit Klorida (mEq total) = (Cl serum yang diinginkan [mEq/liter] –
Cl serum yang diukur) x 0,45 x BB (kg)
3. Perubahan komposisi
Perubahan komposisi itu dapat terjadi tersendiri tanpa mempengaruhi
osmolaritas cairan ekstraseluler. Sebagai contoh misalnya kenaikan
konsentrasi K dalam darah dari 4 mEq menjadi 8 mEq, tidak akan
mempengaruhi osmolaritas cairan ekstraseluler tetapi sudah cukup
mengganggu otot jantung. Demikian pula halnya dengan gangguan ion
kalsium, dimana pada keadaan hipokalsemia kadar Ca kurang dari 8 mEq,
sudah akan timbul kelainan klinik tetapi belum banyak menimbulkan
perubahan osmolaritas.
a. Gangguan Keseimbangan Air dan Elektrolit
Gangguan keseimbangan air dan elektrolit dapat terjadi karena:
1) Gastroenteritis, demam tinggi ( DHF, difteri, tifoid )
2) Kasus pembedahan ( appendektomi, splenektomi, section cesarea,
histerektomi )
3) Penyakit lain yang menyebabkan pemasukan dan pengeluaran
tidak seimbang ( kehilangan cairan melalui muntah )
b. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan keadaan dimana kurangnya terjadi
kekurangan jumlah cairan tubuh dari jumlah normal akibat kehilangan,
asupan yang tidak memadai atau kombinasi keduanya. Menurut
jenisnya dehidrasi dibagi atas ;
1) Dehidrasi hipotonik
2) Dehidrasi hipertonik
3) Dehidrasi isotonik
Sedangkan menurut derajat beratnya dehidrasi yang didasarkan
pada tanda interstitial dan tanda intravaskuler yaitu ;
1) Dehidrasi ringan ( defisit 4% dari BB)
2) Dehidrasi sedang ( defisit 8% dari BB)
3) Dehidrasi berat ( defisit 12% dari BB)
4) Syok ( defisit dari 12% dari BB)

12
Defisit cairan interstitial dengan gejala sebagai berikut :
1) Turgor kulit yang jelek
2) Mata cekung
3) Ubun-ubun cekung
4) Mukosa bibir dan kornea kering
Defisist cairan intravaskuler dengan gejala sebagai berikut :
1) Hipotensi, takikardi
2) Vena-vena kolaps
3) Capillary refill time memanjang
4) Oliguri
5) Syok ( renjatan)
Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik )
1) Pada anak yang diare yang banyak minum air atau cairan hipotonik
atau diberi infus glukosa 5%
2) Kadar natrium rendah ( <130 mEq/L)
3) Osmolaritas serum < 275 mOsm/L
4) Letargi, kadang- kadang kejang
Dehidrasi hipertonik
1) Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik ( natrium, laktosa )
selama diare
2) Kehilangan air >> kehilangan natrium
3) Konsentrasi natrium > 150 mmol/ L
4) Osmolaritas serum meningkat > 295 mOsm/L
5) Haus, irritable
6) Bila natrium serum mencapai 165 mmol/L dapat terjadi kejang

13
Berikut tabel yang menggambarkan tentang beberapa gangguan
elektrolit.
Ion dan
batas CES Terganggu
Gejala- gejala Penyebab
normal (mEq/L)
(mEq/L)
Haus, kulit kering dan
mengkerut, penurunan
Natrium ( Hipernatremia Dehidrasi, kehilangan
tekanan dan volume
136- 142) ( >150) cairan hipotonik
darah, bahkan kolaps
sirkulasi
Gangguan fungsi SSP
(intoksikasi air
Infuse atau ingesti
Hiponatremia konfusi, halusinasi,
solusi hipotonik dalam
(<130) kejang, koma,
jumlah besar
kematian pada
beberapa kasus
Gagal ginjal,
Kalium ( Hiperkalemia (
Aritmia jantung berat penggunaaan diuretic,
3,8-5,0) >8)
asidosis kronik
Diet rendah kalium.
Hipokalemia Kelemahan dan
Diuretik dan
(<2) paralysis otot
hipersekresi aldosteron
Konfusi, nyeri otot, Hiperparatiroid,
Kalsium Hiperkalsemia aritmia jantung, batu kanker, toksisitas vit.
(4,5-5,3) ( >11) ginjal, kalsifikasi pada D. suplemen kalsium
jaringan lunak dengan dosis yang

14
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam
berespon.Terhadap stressor fiologis dan lingkungan.Komposisi cairan tubuh
adalah air larutan pelarut,substansi terlarut (zat terlarut).Perpindahan dalam
cairan dalam tubuh terdapat difusi,osmosis dan transport aktif.Hipokalemia
adalah suatu keadan dimana kadar atau serummengacu pada konsentrasi
dibawah normal yang biasanya menunjukan suatu kekurangan nyata dalam
jumlah kalium total.

B. Saran
Saya merasa makalah ini banyak kekurangan,karena kurangnya
pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini,saya sebagai penullis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada pembaca agar saya
dapat membuat makalah lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/239508803/komponen-cairan-tubuh
http://nendapurnama.blogspot.com/2013/05/materi-cairan-dan-elektrolit.html
https://irsa2211.wordpress.com/2014/08/14/cairan-tubuh/
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/cara-perpindahan-cairan-tubuh.html
http://askep33.com/2017/03/09/fungsi-elektrolit-dalam-tubuh/
1:27:44 Video berikutnya Putar sekarang filem indonesia " BANGUNNYA NYI
RORO KIDUL "(1985).mp4 oleh njendra Disarankan bagi Anda

16

Você também pode gostar