Você está na página 1de 4

PROSEDUR-PROSEDUR AWAL

Suatu prosedur awal yang penting termasuk mendapat pemahaman tentang bisnis dan
bidang usaha klien. Prosedur-prosedir ini akan berguna dalam mengevaluasi bukti yang
diperoleh dalam tahapan berikutnya. Sebeleum melaksanakan pengujian substantif lain yang
tercantum dalam program audit, auditor harus memastikan saldo menurut kertas kerja tahun
lalu.

PROSEDUR ANALITIS
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa informasi
keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan
prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisme profesional yang layak
dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan
ekspektasi auditor, maka strategi audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian
rincian transaksi dan saldo.

PENGUJIAN DETIL TRANSAKSI


Pengujian-pengujian substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan
dengan aktiva tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi dan pemeliharaan.

PENCOCOKAN TAMBAHAN AKTIVA TETAP DENGAN BUKTI PENDUKUNG


Semua penambahan aktiva tetap harus didukung dokumentasi berupa otorisasi dalam
notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan sebagainya. Jumlah yang dicatat harus divouching
untuk mendukung dokumentasi (AT1).

PENCOCOKAN PENGHENTIAN AKTIVA TETAP KE DOKUMEN PENDUKUNG


Bukti mengenai penehntian aktiva tetap (karena dijual,tidak dipakai lagi,atau ditukar
dengan aktiva lain) bise diperoleh auditor dl bentu pengntar pembyaran dari pembeli,otoritas
tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumen-dokumen tersebut harus diperiksa dengan cerat
untuk memastikan ketelitan dan ketepatan pencatatan akuntansinya, termasuk pengakuan atas
laba-rugi (jika ada).

REVIEW AYAT-AYAT JURNAL ATAS BIAYA REPARASI DAN PEMELIHARAAN


Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan
kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan
mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan yang tepat antara pengeluaran modal
dan pendapatan.
PENNGUJIAN DETIL SALDO-SALDO
Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1) menginspeksi aktiva
tetap, dan (2) memeriksa dokumen dan kontrak hak kepemilikan.

INSPEKSI AKTIVA TETAP


Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan pengetahuan
langsung mengenai keberadaan aktiva tetap (AT4).

PEMERIKSAAN DOKUMEN PEMILIKAN DAN KONTRAK-KONTRAK


Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat hak
(BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi kendaraan. Untuk mesin,
peralatan, perabotan, dan furniture, faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti
terbaik mengenai kepemilikan.

PENGUJIAN DETAIL SALDO: ESTIMASI AKUNTANSI


Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif untuk
(1) mereview penyisihan penyusutan (NA1,2) dan (2) mengevaluasi penurunan nilai aktiva
tetap (NA3).

REVIEW BESARNYA DEPRESIASI


Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kewajaran, konsistensi, dan
ketelitian beban depresiasi. Penentuan kewajaran besarnya depresiasi menyangkut
pertimbangan atas factor-faktor seperti (1) sejarah masa lalu klien dalam mengestimasi umur
manfaat dan (2) umur manfaat yang tersisa atas aktiva yang ada.

PENURUNAN NILAI AKTIVA TETAP


Auditor harus menilai apakah klien telah memperhitungkan adanya penurunan nilai
(impairment) aktiva tetap jika terjadi perubahan yang material bagaimana suatu aktiva
digunakan, atau apabila terjadi perubahan yang material dalam penggunaan akitva atau
lingkungan bisnis.

PERBANDINGAN PENYAJIAN DI LAPORAN DENGAN PRINSIP AKUNTANSI


BERLAKU UMUM
Ketentuan tentang cara penyajian laporan aktiva tetap dalam keuangan bersifat
ekstensif (SU1,2,3). Aktiva tetap yang digadaikan sebagai jaminan atas pinjaman harus
diungkapkan. Ketepatan klien dalam mengungkapkan aktiva yang diperoleh melalui
perjanjian sewa guna dapat dinilai dengan mengacu pada pernyataan organisasi profesi
mengenai perjanjian sewa guna.

SIKLUS PEMBELANJAAN
Siklus pembelanjaan (financing cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama
sebagai berikut:
a) Transaksi utang jangka panjang mencakup utng dari obligasi, hipotek, wesel, 0dan
pinjaman, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.
b) Transaksi ekuitas pemegang saham (modal) mencakup penerbitan dan penembusan
saham preferen serta saham biasa, transaksi pembelian kembali saham, dan pembayaran
dividen.

TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus pendanaan adalah untuk memperoleh bukti tentang masing masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendanaan. Tujuan audit
siklus ini adalah sebagai berikut ;
a. Asersi keberadaan dan keterjadian
b. Asersi kelengkapan
c. Asersi hak dan kewajiban
d. Asersi penilaian dan pengalokasian
e. Asersi penyajian dan pengungkapan

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM PERENCANAAN AUDIT

MATERIALITAS.
Ekuitas pemegang saham jelas merupakan komponen neraca yang material. Pengaruh
transaksi siklus pembelanjaan terhadap laporan laba rugi juga sangat bervariasi dalam hal
signifikansinya seperti juga pengaruh dividen terhadap laba ditahan.

RISIKO BAWAAN
Risiko salah saji dalam melaksanakan dan mencatat transaksi siklus keuangan
biasanya rendah. Dalam banyak perusahaan, transaksi ini tidak sering terjadi, kecuali untuk
pembayaran dividen dan bunga, yang sering ditangani pihak-pihak dari luar.
RISIKO PROSEDUR ANALITIS.
Risiko prosedur analitis adalah elemen risiko deteksi yang berupa kegagalan prosedur
analitis dalam mendeteksi kekeliruan material.

RISIKO PENGENDALIAN
Penerapan komponen-komponen pengendalian intern atas transaksi-transaksi dan
saldo-saldo pada siklus pembelanjaan dalam banyak hal serupa dengan apa yang telah
diterangkan untuk siklus investasi

DOKUMEN DAN CATATAN


Sejumlah dokumen yang akan diuraikan pada siklus investasi. Seperti sertfikat saham
dan sertifikat obligasi, juga penting dalam siklus pembelanjaan,akan tetapi sudut pandangnya
dibalik menjadi sudut pandang pihak penerbit.0

FUNGSI-FUNGSI DAN PENGENDALIAN YANG BERSANGKUTAN


Fungsi-fungsi pembelanjaan dan aktivitas pengendalian yang bersangkutan dengan
siklus pembelanjaan adalah sebagai berikut :
1. Pemberian otorisasi atas obligasi dan modal saham.
2. Penerbitan obligasi dan modal saham.
3. Pembayaran bungan obligasi dan dividen tunai.
4. Pelunasan dan pembelian kembali obligasi dan modal saham.
5. Pencataan transaksi pembelanjaan.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO UTANG JANGKA PANJANG


Pada umumnya perusahaan hanya memiliki sedikit transaksi yang berkaitan dengan
utang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi seringkali signifikan. Transaksi utang
jangka panjang jarang memiliki masalah dengan pisah batas akhir tahun. Oleh karena itu
pengujian substantif atas saldo utang jangka panjang bisa dilakukan sebelum atau sesudah
tanggal neraca.

Você também pode gostar