Você está na página 1de 19

MAKALAH SMART GRID

DISUSUN UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS KE-7


MATAKULIAH ANALISIS SISTEM TENAGA LISTRIK

JUMADIL MAKMUR
1624041008

PRODI S.1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab nikmat kesehatan dan keilmuan yang diberikan-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Smart Grid” ini dengan tepat waktu. Semoga
nikmat keilmuan dan kesehatan ini tercurah kepada kita semua sebagai mahasiswa
dalam dunia akademik dan sebagai pembelajar dalam hidup.
Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai Smart Grid atau jaringan
pintar yang berkaitan dengan perkembangan teknologi ketenagalistrikan terkini.
Smart Grid merupakan salah satu topic hangat di masa kini, yang mana teknologi
ini mampu mengurangi permasalahn-permasalahan kelistrikan lainnnya. Smart
Grid mampu mengatasi masalah kelistrikan yang bersifat nirkabel dengan bantuan
sensor.
Akhir kata, saya ingin meminta maaf kepada pembaca, bila di dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahn baik dari segi pengetikan
maupun dari segi isi dan bahasa. Bagaimanapun saya hanyalah manusia biasa yang
tiada sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan bagi kita
semua.

Makassar, 12 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………….......
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………….1
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..1
C. Manfaat Penulisan………………………………………………………………1
BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………………2
A. Definisi Smart Grid……………………………………………………………..2
B. Tujuan Smart Grid...............................................................................…………3
C. Perbedaan Karakteristik Jaringan Konvensional dan Smart Grid…………….....3
D. Tipikal Smart Grid……………………………………………………………..4
E. Area Smart Grid………………………………………………………………..6
F. Keuntungan Smart Grid………………………………………………………..10
G. Kekurangan Smart Grid……………………………………………………….11
H. Penerapan Smart Grid di Indonesia……………………………………………11
I. Arah Pengembangan Smart Frid………………………………………………12
J. Implementasi Smart Grid PLN Saat Ini………………………………………..12
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..13
A. Kesimpulan…………………………………………………………………....13
B. Saran…………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran Umum Smart Grid……………………………………….2


Gambar 2.2 Teknologi dalam Smart Grid…………………………………...........7
Gambar 2.3 Koordinasi di antara ISO (Independent System Operators)………....7
Gambar 2.4 Infrastruktur dari Advanced Metering (AMI)………………………..9

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Jaringan Konvensional dan Smat Grid……...3

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Smart grid dapat didefinisikan sebagai jaringan cerdas yang memiliki


kemampuan untuk membuat keputusan sendiri secara otomatis untuk mengatasi
gangguan demi menjaga kesinambungan pengoperasian sistem tenaga listrik.
Penerapan smart grid pada sistem pengoperasian/pengendalian pembangkit tenaga
listrik telah berlangsung demikian cepat dan luas.
Smart Grid terdiri dari kombinasi beberapa pembangkit energi terbarukan
berskala kecil, pengelolaan beban dan kapasitas penyimpanan yang dapat
beroperasi dengan listrik dari jaringan atau secara independen menambah
ketahanan pada jaringan, opsi pembangkitan dan kesempatan kontribusi nyata dari
perguruan tinggi teknik lokal.
Sistem Manajemen Microgrid menurunkan emisi CO2, mengoptimalkan
penggunaan listrik dan panas, mengurangi biaya energi, dan meningkatkan
kehandalan, keberlanjutan dan ketahanan energi. Dari perspektif keterlibatan Smart
City, jenis proyek ini bisa menciptakan suatu kesempatan kerja pada mahasiswa
lokal untuk mengelola jaringan dan untuk membangkitkan listrik lokal.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan umum penulisan makalah adalah untuk menambah wawasan


mahasiswa mengenai teknologi ketenagalistrikan terkini, yaitu Smart Grid. Tujuan
khususnya adalah untuk menyelesaikan salah satu tugas Matakuliah Analisisi
Sistem Tenaga Listrik.

C. Manfaat Penulisan

Manfaat umum penulisan makalah ini adalah bertambahnya wawasan


mahasiswa mengenai Smart Grid. Manfaat khususnya adalah terselesaikannya
salah satu tuga Matakuliah Analisis Sistem Tenaga Listrik.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Smart Grid

Smart grid dapat didefinisikan sebagai jaringan cerdas yang memiliki


kemampuan untuk membuat keputusan sendiri secara otomatis untuk mengatasi
gangguan demi menjaga kesinambungan pengoperasian sistem tenaga listrik.
tenaga listrik. Smart grid adalah suatu jaringan listrik yang menggunakan teknologi
digital dan teknologi maju lainnya untuk memantau dan mengelola transportasi
listrik dari sumber pembangkitan listrik untuk memenuhi perubahan kebutuhan
listrik dari pelanggan.
Suatu smart grid secara cerdas mengintegrasikan kegiatan semua pelanggan
dalam rangka memberikan suplai listrik secara efisien, berkesinambungan,
ekonomis dan aman. Smart Grid terdiri dari kombinasi beberapa pembangkit
energi terbarukan berskala kecil, pengelolaan beban dan kapasitas penyimpanan
yang dapat beroperasi dengan listrik dari jaringan atau secara independen
menambah ketahanan pada jaringan dan opsi pembangkitan.

Gambar 2.1 Gambaran Umum Smart Grid

2
B. Tujuan Smart Grid

Smart grid memakai produk inovatif dan bersama-sama melayani dengan


pemonitoran, kontrol, komunikasi dan teknologi perbaikan diri:

1. Memfasilitasi lebih baik hubungan dan operasi dari semua generator dan
teknologi
2. Memberikan keleluasaan kepada pelanggan untuk menentukan bagian dari
optimisasi operasi dari sistem
3. Menyediakan pelanggan dengan informasi dan pilihan untuk suplai,
4. Secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari sistem suplai listrik
seluruhnya.
5. Meningkatkan kehandalan dan keamanan suplai.
6. Perbedaan Karakteristik Smart Grid dan Jaringan Konvensional.

C. Perbedaan karakteristik Jaringan Konvensional dan Smart Grid

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Jaringan Konvensional dan Smart Grid

Karakteristik Jaringan Konvensional Smart Grid

Partisipasi Tidak berperan dalam operasi Terlibat aktif memberikan


pengguna tenaga listrik respon permintaan

Dominasi pembangkit ter-


Akomodasi tipe Meningkatkan penetrasi
pusat, banyak hambatan bagi
pembangkit dan sumber daya energi ter-
interkoneksi sumber daya
opsi penyimpanan distribusi
energi terdistribusi

Terfokus pada gangguan –


Kualitas daya merupakan
Penyediaan tanggapan terhadap masalah,
prioritas, penyelesaian per-
kualitas daya kualitas daya cenderung ter-
masalahan lebih cepat
lambat

3
Sistem akuisisi data yang
Optimasisasi aset Kurang integrasi antara data
komprehensif, serta ter-
beserta efisiensi operasional dengan mana-
integrasi dengan peng-
operasi jemen aset
operasian sistem

Mendeteksi dan menindak-


Antisipasi beserta Tindakan terhadap gangguan lanjut gangguan secara
aksi tindak-lanjut lebih terfokus untuk men- otomatis, berfokus pada
gangguan sistem cegah kerusakan lebih lanjut pencegahan dan minimali-
sasi dampak pada pengguna

Ketahanan dalam
Lebih tahan aksi teror dan
menghadapi aksi Lemah menghadapi aksi teror
bencana alam, dengan level
serangan dan juga dan bencana alam
kemampuan restorasi cepat
bencana alam

D. Tipikal Smart Grid

Dalam penerapan suatu sistem smart grid biasanya terdiri atas:


1. Pengguna (customer)
a. Konsumsi cerdas akan membolehkan terhadap reaksi kebutuhan tatap muka
di antara manajemen distribusi dan otomatisasi bangunan.
b. Produksi lokal saat ini bukan komponen yang besar/utama, tetapi produksi
local diharapkan sebagai pengarah masa depan dari kebutuhan smart grid.
c. Rumah pintar (smart homes) adalah rumah-rumah yang dilengkapi dengan
sistem otomatisasi. Sistem otomatisasi rumah menyambungkan bermacam-
macam alat kontrol untuk lampu penerangan, alat pengatur cahaya, pengatur
suhu ruangan dan peralatan lain untuk memungkinkan penggunaan energi
yang efisien, ekonomis dan meningkatkan kenyamanan.
d. Otomatisasi bangunan dan sistem control, BACS (Building Automation and
Control System) adalah otak dari bangunan. BACS memasukkan teknologi
instrumentasi, kontrol dan manajemen untuk seluruh struktur bangunan,
tanaman, fasilitas diluar bangunan dan peralatan lain.

4
2. Pembangkitan Masal (bulk generation).
Pembangkitan yang cerdas (smart generation) akan memasukkan
peningkatan penggunaan elektronika daya dalam rangka untuk mengontrol
harmonisa, kegagalan pembangkitan yang fluktuasi dari energi terbarukan begitu
juga kebutuhan peningkatan fleksibilitas pembangkit listrik fosil sehubungan
dengan peningkatan fluaktuasi dari sumber energi terbarukan.

3. Jaringan Transmisi dan Distribusi


a. Otomatisasi substation dan proteksi adalah tulang punggung untuk operasi
suatu jaringan transmisi yang aman.
b. Power Quality dan Power Monitoring Systems serupa dengan sistem
manajeman kualitas. Mereka bebas dari sistem operasi, kontrol dan
manajemen dan mensupervisi seluruh aktifitas dan peralatan listrik dalam
jaringan yang sama. Oleh karena itu dapat digunakan sebagai sistem
peringatan dini dan wajib menganalisa kegagalan dan mencari alasan sesuai.
c. Sistem Manajemen Energi (EMS) adalah pusat kontrol untuk jaringan
transmisi. Saat ini pelanggan membutuhkan arsitektur terbuka untuk
membolehkan integrasi IT secara mudah dan sandaran lebih baik untuk
menghindari black-out.
d. Elektronika Daya ada di antara aktuator dalam jaringan daya. Sistem-sistem
seperti HVDC dan FACTS membolehkan kontrol dari aliran daya dan dapat
menolong menaikkan kapasitas transport tanpa peningkatan arus singkat.
e. Sistem Manajemen Distribusi adalah pusat kontrol untuk jaringan daya. Bila
outages adalah kendala yg sering terjadi, maka Outage Management System
(OMS) adalah komponen penting. Komponen penting lain adalah lokasi
kegagalan dan interface pada Geographic Information Systems (GIS).
f. Smart Meter adalah istilah umum untuk pengukur elektronika dengan link
komunikasi. Advanced Metering Infrastructure (AMI) menyediakan
konfigurasi pengukuran jarak jauh, tarif yang dinamis, monitoring kualitas
daya dan kontrol beban. Sistem yang lebih maju mengintegrasikan
pengukuran infrastruktur dengan otomatisasi distribusi.

5
4. Komunikasi
a. Komunikasi secara keseluruhan adalah tulang punggung dari smart grid.
Hanya dengan pertukaran informasi pada level sintetik dan semantic,
manfaat smart grid dapat dicapai.
b. Keamanan dari infrastruktur yang kritis selalu menjadi isu utama.

Namun solusi smart grid akan menemui peningkatan yang sangat besar
dalam pertukaran data untuk kemampuan pengamatan dan juga untuk pengontrolan.
Oleh karena itu keamanan dari pertukaran data ini dan komponen-komponen
dibelakangnya akan mempunyai dampak yang lebih baik.

E. Area Smart Grid


Area teknologi smart grid pada rentang keseluruhan jaringan cukup banyak,
mulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi sampai bermacam- macam tipe
pelanggan listrik. Sejumlah teknologi secara aktif dimanfaatkan dan dianggap
mapan untuk pengembangan dan penerapannya. Sistem kelistrikan yang telah
dioptimasi akan disebarkan pada seluruh area teknologi. Akan tetapi tidak seluruh
teknologi perlu dipasang untuk meningkatkan kecerdasan jaringan.

1. Daerah Pantauan dan Kontrol


Komponen-komponen sistem daya dipantauan dan di-display secara real
time sepanjang sambungan dan pada daerah geografis yang besar. Sehingga dapat
menolong operator untuk mengerti dan mengoptimasi tingkah laku dan kinerja dari
sistem. Peralatan operasional sistem yang maju dipilih untuk menghindari blackout
dan memfasilitasi pengintegrasian sumber energi terbarukan.

2. Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi


Infrastruktur komunikasi dapat menggunakan utilitas komunikasi jaringan
pribadi atau publik operator dan jaringan, dukungan transmisi data untuk operasi
ditangguhkan dan real-time, dan selama padam. Perangkat komunikasi, komputasi,
perangkat lunak sistem kontrol dan perangkat lunak perencanaan sumber daya
mendukung pertukaran informasi dua arah antara stakeholder, dan memungkinkan
penggunaan dan pengelolaan jaringan yang lebih efisien.

6
Gambar 2.2 Teknologi dalam Smart Grid

3. Pengintegrasian Energi Terbarukan dan Pembangkit Terdistribusi


Pengintegrasian sumber energi terbarukan dan energi terdistribusi, meliputi
skala besar pada tingkat transmisi, menengah pada tingkat distribusi dan skala kecil
pada komersial atau bangunan perumahan, dapat menjadi tantangan untuk
pengiriman dan pengendalian dari sumber daya ini dan untuk pengoperasian sistem
kelistrikan. Sistem penyimpanan energi, baik berbasis listrik dan untuk panas, dapat
meringankan permasalahan seperti penggandengan produksi dan pengiriman
energi. Smart grid dapat membantu melalui otomatisasi kontrol dari pembangkitan
dan permintaan untuk menjamin keseimbangan pasokan dan permintaan.

Gambar 2.3 Koordinasi di antara ISO (Independent System Operators)

7
4. Aplikasi Peningkatan Transmisi
Ada beberapa teknologi dan aplikasi untuk sistem transmisi. Sistem-sistem
transmisi AC fleksibel digunakan untuk meningkatkan pengendalian dari jaringan
transmisi dan memaksimalkan kemampuan transfer daya. Penyebaran teknologi ini
dapat meningkatkan efisiensi dan menunda kebutuhan investasi tambahan.
Teknologi tegangan tinggi DC digunakan untuk menyambungkan pembangkit
listrik tenaga angin lepas pantai dan pembangkit listrik tenaga surya terpusat
dengan daerah berdaya listrik besar, dengan penurunan rugi-rugi sistem dan
peningkatan sistem pengendalian, sehingga memungkinkan penggunaan yang
efisiensi dari sumber energi yang terletak jauh dari pusat beban. Penggunaan super
konduktor suhu tinggi dapat mengurangi rugi-rugi transmisi dan memungkinkan
pembatas arus dengan kinerja yang lebih tinggi.

5. Pengelolaan Jaringan Distribusi


Penginderaan distribusi dan sub-stasiun dan otomatisasi dapat mengurangi
waktu pemadaman dan perbaikan, menjaga tingkat tegangan dan meningkatkan
pengelolaan asset. Otomatisasi distribusi maju mengolah informasi real-time dari
sensor dan meter untuk lokasi salah, otomatis rekonfigurasi dari pengumpan,
tegangan dan optimasi daya reaktif, atau untuk mengontrol pembangkit
terdistribusi.

6. Infrastruktur Advanced Metering (AMI)


Sistem advanced metering yang terdiri dari state-of-the-art elektronic/
digital hardware dan software, yang menggabungkan interval pengukuran data
dengan komunikasi jarak jauh terus tersedia. Sistem ini memungkinkan pengukuran
secara rinci, informasi berdasarkan waktu dan pengumpulan dan pengiriman
informasi kepada berbagai pihak. AMI biasanya mengacu pada sistem pengukuran
keseluruhan dan pengumpulan yang mencakup meter di lokasi pelanggan, jaringan
komunikasi antara pelanggan dan penyedia layanan, seperti gas, listrik, atau utilitas
air, dan penerimaan data dan sistem manajemen yang membuat informasi tersedia
bagi penyedia layanan.

8
Meter ini memiliki kemampuan untuk mengirimkan data yang dikumpulkan
melalui jaringan yang tersedia. Data meter yang diterima oleh sistem host AMI
dikirim ke Sistem Manajemen Data Meter yang mengelola penyimpanan data dan
analisis untuk memberikan informasi dalam bentuk yang berguna untuk utilitas.
AMI memungkinkan komunikasi dua arah, sehingga komunikasi dari utilitas untuk
meter juga bisa terjadi.
AMI akan menyediakan konsumen berbagai fungsi berikut: a) Harga sinyal
pelanggan jauh, b) Kemampuan untuk mengumpulkan, menyimpan dan
melaporkan data konsumsi energi pelanggan untuk setiap interval waktu yang
dibutuhkan atau dekat real time, 3) Peningkatan diagnosa energi dari profil beban
yang lebih rinci, 4) Kemampuan untuk mengidentifikasi jarak jauh lokasi dan luas
daerah listrik yang padam, 5) Penyambungan dan pemutusan jarak jauh, 6) Deteksi
rugi-rugi dan pencurian, 7) Kemampuan untuk penyedia layanan energi ritel untuk
mengelola pendapatan melalui pengumpulan uang tunai yang lebih efektif dan
pengelolaan utang.
Teknologi AMI menyediakan kemampuan bagi utilitas untuk mengurangi
biaya operasi sistem distribusinya dengan mengotomatisasi berbagai fungsi yang
saat ini dilaksanakan secara manual, termasuk membaca meter pelanggan dan
menghidupkan dan mematikan daya pada meter pelanggan. Utilitas juga dapat
menggunakan AMI untuk membantu pelanggan mengurangi pengunaan listrik
mereka bila dalam sistem harga listrik yang mahal.

Gambar 2.4 Infrastrukutur dari Advanced Metering (AMI)

9
7. Infrastruktur untuk pengisian baterai mobil listrik.
Infrastruktur pengisian kendaraan listrik menangani penagihan,
penjadwalan dan fitur cerdas lainnya untuk pengisian pintar (jaringan-ke-
kendaraan) selama permintaan energi rendah. Dalam jangka panjang, hal itu
dibayangkan bahwa instalasi pengisian yang besar akan memberikan layanan
sistem daya tambahan seperti cadangan kapasitas, pemotongan beban puncak dan
regulasi pengisian kendaraan pada jaringan.

8. Sistem pada sisi pelanggan.


Sistem pada sisi pelanggan, yang digunakan untuk membantu mengelola
konsumsi listrik di industri, tingkat pelayanan dan perumahan, termasuk sistem
energi manajemen, perangkat penyimpanan energi, peralatan yang smart dan
pembangkit terdistribusi. Peningkatan efisiensi energi dan pengurangan permintaan
beban puncak dapat dipercepat dan dilakukan dari rumah dengan panel energi.
Respon permintaan meliputi respon pelanggan pengguna manual dan otomatis,
peralatan harga responsif dan termostat yang terhubung ke suatu sistem manajemen
energi atau dikendalikan dengan sinyal dari operator atau sistem utilitas.

F. Keuntungan Smart Grid


Sistem smart grid meringankan masalah yang dihadapi oleh banyak
jaringan listrik saat ini. Pertama, mengurangi jumlah daya pembangkit yang
diperlukan. Ini tidak hanya akan menghemat uang bagi konsumen, tetapi juga
mengurangi jumlah emisi udara berbahaya dari pembangkit listrik. Kedua, smart
grid mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam jaringan dengan
berkomunikasi berapa banyak input sumber daya energi terbarukan akan
menambah variabel grid dan menyesuaikan dalam sistem. Smart grid juga akan
mengurangi beban selama jam puncak konsumsi energi. Pengenalan smart meter
memungkinkan konsumen untuk memantau konsumsi listrik per jam dan
menawarkan kemungkinan menaikkan harga jam puncak karena peningkatan
permintaan energi itu dan menurunkan harga dari permintaan puncak.

10
Konsumen kemudian akan menjadi lebih sadar akan energi yang mereka
gunakan, mendorong mereka untuk menghemat energi pada waktu tertentu dan
menjalankan peralatan di malam hari. Smart grid, dalam teori, dapat mengurangi
beban puncak dengan mendorong konsumen untuk menggunakan lebih sedikit
energi saat jam sibuk, meratakan puncak, dan menciptakan produksi lebih bahkan
energi untuk pembangkit listrik dan mengurangi biaya listrik.

G. Kekurangan Smart Grid


Smart grid dapat memecahkan banyak masalah, tetapi sangat mahal untuk
diimplementasikan. Perusahaan utilitas tidak hanya menginstal sistem, tetapi juga
perlu melatih personil mereka sendiri atau menyewa pihak ketiga untuk menjaga
dan mengelola sistem ini. Dengan ini, ada risiko keuangan yang cukup besar.
Sedangkan payback untuk utilitas yang diharapkan karena biaya pemeliharaan
diturunkan, dan pengembalian kepada konsumen diharapkan karena penurunan
penggunaan listrik. Harga listrik benar-benar bisa meningkat dengan pemasangan
smart grid terutama jika instalasi tidak dibayar atau disubsidi oleh pemerintah.
Selain itu, teknologi smart grid yang berkembang pesat dan bisa menjadi
lebih hemat biaya menyebabkan banyak perusahaan belum mau berinvestasi
sampai teknologi diuji secara ekstensif. Sebagian besar konsumen industri paling
khawatir tentang biaya smart grid. Jika sistem smart grid diinstal yang mencakup
rencana harga, biaya listrik akan naik, terutama saat jam sibuk. Oleh karena itu agar
penerapan smart grid menjadi sukses, konsumen harus diyakinkan bahwa kelak
keuntungan bersih lebih besar daripada biaya dan mereka harus mengetahui
manfaat bagi konsumen.

H. Penerapan Smart Grid di Indonesia


Penerapan sistem smart grid di Indonesia dapat dilihat pada sistem
interkoneksi pulau Sumatera-Jawa-Bali. Pusat pengendali yang terpasang di pusat
pengatur beban mampu meminimalisir potensi gangguan/pemadaman yang
mungkin terjadi pada jaringan yg terinterkoneksi. Sistem smart grid ini dapat juga
diterapkan di pulau-pulau terpencil yang banyak terdapat di wilayah Indonesia.

11
Penerapan sistem smart grid di wilayah tersebut diharapkan mampu
meningkatkan penggunaan potensi sumberdaya energi terbarukan, seperti energi
matahari maupun energi angina yang banyak terdapat di Indonesia, salah satunya
dengan cara meningkatkan penetrasi kontribusi energi terbarukan terhadap
pembangkit listrik konvensional.

I. Arah Pengembangan Smart Grid di Indonesia


Potensi pengembangan smart grid di Indonesia bisa diarahkan pada :
1. Peningkatan partisipasi pengguna melalui manipulasi pola operasi dan
pentarifan di sektor industri.
2. Peningkatan kontribusi energi listrik dari sumber daya energi terbarukan,
terutama energi matahari dan energi angin.
3. Pengendalian gangguan listrik akibat masuknya energi terbarukan yang bersifat
fluktuatif ke dalam jaringan utama.
4. Optimalisasi sumber daya energi terbarukan untuk pengurangan beban puncak
dan mengurangi konsumsi bahan bakar pada sistem yang terhubung dengan
PLTD.

J. Implementasi Smart Grid PLN Saat Ini


Berikut implementasi Smart Grid oleh PLN baik yang telah terlaksana
maupun dalam tahap persiapan:
1. Implementasi Pembangkit Energi Terbarukan Terintegrasi Nusa Penida
2. Smart Micro Grid di Pulau Sumba - NTT
3. Implementasi Project Smart Community di Kawasan Industri Karawang
4. AMI di PLN Cabang Solo, Jawa Tengah\
5. AMI di Residential Pondok Indah oleh PLN Disjaya
6. Automated Demand Response oleh Honeywell
7. Grant untuk pengembangan Road Map Smart Grid PLN
8. Implementasi layanan Smart Grid dan pemasangan infrastruktur meteran ber-
kelanjutan untuk wilayah Jawa dan Bali

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kajian teori di atas dapat dibuat kesimpulan berikut:
1. Smart grid adalah jaringan cerdas yang berkemampuan membuat keputusan
otomatis untuk mengatasi gangguan demi menjaga kesinambungan
pengoperasian sistem tenaga listrik.
2. Smart grid memakai produk inovatif dan bersama-sama melayani dengan
pemonitoran, kontrol, komunikasi dan teknologi perbaikan diri
3. Smart Grid memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan jaringan
konvensional.
4. Smart Grid diterapkan pada sisi pengguna, pembangkit massal, jaringan
transmisi dan distribusi, serta komunikasi.
5. Area Smart Grid terdiri atas daerah pantauan dan kontrol, integrasi TIK,
pembangkit energi terbarukan, dan terdistribusi, aplikasi peningkatan transmisi,
pengelolaan jaringan distrubsi, infrastruktur AMI dan baterai mobil listrik, dan
sistem pada sisi pelanggan.
6. Keuntungan Smart Grid adalah mengurangi jumlah daya pembangkitan,
mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam jaringan, dan mendorong
penghematan energi.
7. Kekurangan smart grid adalah sangat mahal untuk diimplementasikan.
8. Potensi pengembangan smart grid bisa diarahkan pada peningkatan partisipasi
pengguna, peningkatan kontribusi dan optimalisasi energi listrik dari sumber
daya energi terbarukan, dan pengendalian gangguan listrik.

B. Saran

1. Sosialisasi teknologi smart grid yang lebih intensif kepada konsumen.


2. Smart grid perlu dirintis dan dikembangkan di wilayah padat gardu distribusi
3. Agar penerapan sistem smart grid menjadi sukses, konsumen harus diyakinkan
bahwa kelak keuntungan bersih akan lebih besar daripada biaya investasi

13
DAFTAR PUSTAKA

Armansyah, Ferdi, Dkk. Teknologi Model Smart Microgrid Untuk Integrasi


Pembangkit Energi Terbarukan. Jakarta: BPPT Press

Balai Besar Teknologi Konversi Energi. 2017. Laporan Akhir: Inovasi


Teknologi Smart Grid. Jakarta: Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Chaidir, Iding, Dkk. 2013. Riset Untuk Keunggulan & Daya Saing Bangsa:
Bunga Rampai Pemikiran Dewan Riset Nasional 2013. Jakarta: Dewan
Riset Nasional

Djamin, Martin, Dkk. Teknologi Smart Grid Untuk Smart City. Jakarta: BPPT
Press

Tim Smartgrid PT PLN (Persero). 2016. Inisiatif Pln Dalam Pengembangan


Dan Implementasi Smartgrid. Jakarta: PT PLN (Persero)

14

Você também pode gostar