Você está na página 1de 26

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK


PERCOBAAN

ANALISIS LEMAK

OLEH :

KELOMPOK : IV

KELAS : FARMASI A

ASISTEN : NURJANNAH

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS

JURUSAN FARMASI

FAKULTASKEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA – GOWA

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform atau eter. Jenis lipid yang paling banyak adalah lemak atau triaglserol,
yang merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme. Lipida polar,
golongan lipida yang lain adalah komponen utama membrane sel yaitu tempat
terjadinya reaksi-reaksi metabolik (Maggy Thenawijaya. 1982: 341).
Asam lemak adalah komponen unit pembangun hampir semua lipida.Asam
lemak dalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4
sampai 24, asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal danekor hidrokarbon
nonpolar yang panjang yang menyebabkan kebanyakan lipida bersifat tidak larut di
dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Maggy Thenawijaya. 1982: 341).
Ciri khas suatu lipid adalah tidak larut dalam air, tetapi larut di dalam pelarut-
pelarut lemak yaitu cairan pelarut nonpolar, seperti alkohol, kloroform, eter, aseton
dan sebagainya. Sifat lipid yang tidak larut dalam air mengakibatkan kurang menarik
untuk diteliti, karena selain nilai ekonomis pelarut lipid tersebut tinggi juga ada sifat
fisik lain yang tidak menguntungkan, yaitu mudah terbakar (H.M. Wahab. 2004:
129).
Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting bagi kelagsungan hidup
setiap makhluk hidup.Tubuh manusia mengandung lebih kurang 15% lipid. Lipid
memiliki banyak peran antara lain sebagai sumber energi utama bagi makhluk hidup.
Lipid juga berperan sebagai cadangan energi utama (Anna Poedjiadji. 1994: 52).
Adaoun pentingnya dilakukan percobaan ini adalah
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk melakukan analisis lemak
dengan uji tertentu.
2. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
a. Melakukan reaksi hidrolisis lemak.
b. Melakukan ekstraksi dan identifikasi kolesterol.
c. Menentukan angka penyabunan.
d. Menentukan angka iodin
e. Menentukan angka peroksida lemak.

C. Prinsip Percobaan
1. Penentuan hidrolisis lemak dengan menimbang 10 gram lemak, di refluks
hingga selama 1 jam dan menghasilkan residu dan ditambah 150 ml air panas
dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan dihitung volume titrannya.
2. Penentuan gliserol dengan cara dititrasi residu kering dengan alkohol lalu
diuapkan dan disaring kemudian ditimbang residu keringnya.
3. Penentuan penyabunan dengan menimbang sampel kemudian ditambahkan 50
ml KOH alkoholis dipanaskan di atas penangas dan dititrasi dengan HCl 0,1 N
+ indikator PP dan triplo.
4. Penentuan angka iodine dengan menimbang sampel dan ditambahkan 30 ml
KI dan ditetesi indikator amilum kemudian dititrasi.
5. Penentuan angka peroksida dengan menimbang sampel dan ditambahkan 30
ml Asam Asetat dan kemudian ditambahkan KI jenuh dan dititrasi dengan
Na2S2O3 ditambahkan indikator dan diamati warna.
BAB II

TI NJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform, atau eter. Jeni lipid yang paling banyak adalah lemak atau triagliserol,
yang merupaka bahan bakar utama bagi hampir semua organisme (Maggy
Thenawijaya. 1982: 341).
Ciri khas dari senyawa lipid adalah tidak larut dalam air, tetpi larut di dalam
pelarut-pelarut lemak, yaitu cairan pelarut nonpolar, seperti alkohol, kloroform, eter,
aseton dan sebagainya. Sifat lipid yang tidak larut dalam air mengakibatkan kurang
menarik untuk diteliti, karena selain nilai ekonomis pelarut lipid tersebut tinggi juga
ada sifat fisik lain yang tidak menguntungkan, yaitu mudah terbakar (H.M. Wahab.
2004: 129).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada bebrapa cara penggolongan yang dikenal, Bloor membagi lipid dalam
tiga golongan besar yakni : (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan
berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes). (2) Lipid
gabungan yaitu ester asam lemak yag mempunyai gugus tambahan, contohnya
posfolipid. (3) Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis
lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol (Anna Poedjiadji. 1994: 51)
Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting bagi kelangsungan hidup
setiap makhluk hidup.Tubuh manusia mengandung lebih kurang dari 15 % lipid.
Lipid memiliki banyak peran antara lain sebagai sumber energy utama bagi makhluk
hidup. Disamping itu lipid juga berperan sebagai insulator, sebagai penahan panas
agar suhu tubuh dapat dipertahankan dalam jarak normal.Posfolipid dan kolesterol
merupakan senyawa-senyawa yang penting yang membentuk membrane sel dan
frekuensi hormon ((Anna Poedjiadji. 1994: 52).
Komposisi asam lemak dari ketiga lemak makanan alami
Total persen Asam Lemak
Sampel Asam Lemak Jenuh Asam Lemak Tidak Jenuh
C4 - C14 C16 C18 C16 + C18
C12
Minyak olive <2 <2 13 3 80
Mentega
Lemak Sapi 11 10 26 11 40
<2 <2 29 21 46

(Maggy Thenawijaya. 1982: 346).

Lemak-lemak ini terdiri dari campuran transgliserol, tetapi berbeda dalam

komposisi asam lemaknya, dan karenanya berbeda pula dalam titik lelehnya. Minyak

olive, yang berbentuk cair pada suhu kamar terutam amengandung asam lemak (cair)

tidak jenuh. Lemak sapi yang kaya akan asam lemak jenuh berantai panjang,

berbentk padatan pada suhu kamar. Lemak mentega, yang mengandung sejumlah
besar asam lemak berantai pendek bersifat lunak pada suhu kamar (Maggy

Thenawijaya. 1982: 346).


B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM. 1979: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Aquadest, Air suling, Aqua

Berat molekul : 18,02

Rumus Molekul : H2O

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau

dan tidak memiliki rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Natrium Hidroksida (Dirjen POM. 1979: 412)

Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM

Nama Lain : Natrium Hidroksida

Berat Molekul : 40,00

Rumus Molekul : NaOH


Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau

keeping, keras, rapuh dan menunjukkan

susunan hablur, putih, mudah meleleh,

basah, sagat alkalis dan korosif. Segera

menyerap karbondioksida.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam

etanol (95%) P.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pemberi suasana basa

3. Penoftalein (Dirjen POM. 1995: 662)

Nama Resmi : PHENOLPTHALEINUM

Nama Lain : Fenoftalein

Berat Molekul : 318,33

Rumus Molekul : C20H14O4


Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan,

lemah, tidak berbau, stabil di udara.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam

etanol, agak sukar larut dalam eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai indicator


4. Natrium tiosulfat (Dirjen POM. 1995: 605)

Nama Resmi : NATRII THIOSULFAS

Nama Lain : Natrium tiosulfat

Berat Molekul : 248,17

Rumus Molekul : Na2S2O3


Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur besar, tidak berwarna atau serbuk

hablur kasar, mengkilap dalam udara

lembab, dan mekar dalam udara kering pada


suhu lebih dari 33̊ C. Larutannya netral dan

basa lemah terhadap lakmus.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, tidak larut

dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai titran

5. Asam asetat glacial (Dirjen POM. 1995: 46)

Nama Resmi : ACIDUM ACETICUM GLACIALE

Nama Lain : Asam asetat glacial

Berat Molekul : 60,05


Rumus Molekul : CH3COOH

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas

menusuk, rasa asam jika diencerkan dengan

air, mendidih pada suhu lebih kurang 118̊C.


Bobot jenis lebih kurang 1,05.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol

dan dengan gliserol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

6. Asam Klorida (Dirjen POM. 1979: 53)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM


Nama Lain : Asam Klorida

Berat Molekul : 36,46

Rumus Molekul : HCl

Rumus Struktur : H+--Cl-

Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berasap, bau

merangsang, jika diencerkan dengan 2

bagian air asap dan bau akan hilang

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Untuk bilangan penyabunan

7. KI (Dirjen POM. 1979: 330)


Nama Resmi : KALII IODIDUM

Nama Lain : Kalium Iodida

Berat Molekul : 166,0

Rumus Molekul : KI

Pemerian : Hablur heksahedral, transparan atau tidak

berwarna, opak atau putih, atau serbuk

butiran putih, hidroskopik.


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air mendidih,

larut dalam etanol (95%) P dan gliserol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Mengaktivasi angka iodine

8. Kalium Hidroksida (Dirjen POM. 1979: 689)

Nama Resmi : KALII HYDROXYDUM

Nama Lain : Kalium Hidroksida


Rumus Molekul : KOH

Pemerian : Massa berbentuk batang, pelet atau

bongkahan, putih, sangat mudah meleleh

basah.

Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 3 bagian

etanol (95%) P, sagat mudah larut dalam

etanol mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Mengidentifikasi angka penyabunan

9. Etanol (Dirjen POM. 1979: 65)


Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Etanol, alcohol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas.

Mudah terbakar dengan memberikan nyala

biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam


kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan : Sebagai pelarut


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kondensor, labu alas

bulat, cawan porselin, pipet tetes, beaker gelas, gelas ukur, penangas air, lampu

bunsen, Erlenmeyer,kaca objek beserta tutupnya, neraca analitik, dan tabung reaksi
2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah minyak kelapa,

alkohol 96 %, NaOH, larutan Natrium tiosulfat 0,5 %, larutan sabun, kloroform, eter,

aquadest, margarin, indikator PP, HCl, KOH, etanol,dan KI.

B. Cara Kerja

1. Hidrolisis Lemak

a. Disiapka alat dan bahan.

b. Ditimbang 1 gram minyak gelatin dan margarin. Kemudian dimasukkan ke

dalam labu alas bulat 500 mL.

c. Ditambahkan 50 mL etanol dan 10 mL larutan NaOH 40 % ke masing-


masing labu alas bulat.

d. Disambungkan dengan kondensor kemudian direfluks selama 1 jam

e. Dipindahkan ke cawan porselin da diuapkan sekitar 25 mL dalam tangas

uap.

f. Dilarutkan aqoueus ini dengan HCl untuk memisahkan asam lemak.


g. Dipanaskan dan bila terjadi pemisahan yang jelas di atasnya, disedot

lapisan-lapisan aqoueus dan dilanjutkan peguapan hingga kering untuk

pengujian gliserol.

h. Ditransfer lapisan asam lemak panas ke dalam corong pisah dan dikocok 4

kali 150 mL.

i. Dituangkan asam lemak ke dalam beker kecil.

j. Diambil aqoueus masing-masing kemudian ditetesi dengan indikator PP


sebanyak 2 tetes.

k. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyaj 0,5 mL untuk margarin dan

1,5 mL untuk minyak gelatin.

2. Gliserol/ekstraksi

a. Dibuat residu kering.

b. Diekstraksi dengan alcohol 35 mL.

c. Disaring lalu diuapkan.

d. Ditimbang residu kering

3. Penyabunan

a. Diambil 0,5-1,0 gram minyak atau lemak


b. Ditambahkan 50 mL KOH alkoholis

c. Dipanaskan di atas penangas

d. Dititrasi dengan HCl 0,1 N ditambahkan indikator PP.

e. Dilakukan sebanyak 3 kali.

4. Penentuan angka iodine

a. Dimasukkan 250 mg sampel dalam gelas kimia.

b. Ditambahkan 10 mL kloroform, ditmbahkan 250 mL Iodoform


c. Ditutup dan didiamkan selama 30 menit.

d. Ditambahkan 30 mL KI.

e. Ditambahkan 100 mL air.

f. Dititrasi dengan Natrium tiosulfat 0,1 N lalu dikocok.

g. Ditambahkan dengan indicator amilum.

h. Diamati dan catat hasilnya.

5. Penentuan angka Peroksida


a. Ditimbang sampel 5,00 mg + 0,005 mg.

b. Ditambahkan 30 mL asam asetat glacial.

c. Dikocok dan dihomogenkan.

d. Ditambahkan 0,5 mL KI jenuh.

e. Ditutup rapat dan didiamkan 1-2 menit.

f. Ditambahkan dengan 50 ml aquadest.

g. Dititrasi dengan Natrium tiosulfat.

h. Ditambahkan indicator amilum.

i. Diamati dan dicatat hasilnya.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan
No. Pengujian Perubahan sampel
Hasil
1. Hidrolisis Lemak Awalnya aqoueus keruh setelah
dititrasi berubah menjadi merah Positif
muda. (berhasil)
2. Ekstraksi Lemak hasil refluks yang
merupakan residu endapan Negatif
diekstrasi dengan alcohol (Tidak
endapan berat akhir tidak
diketahui karena adanya faktor Berhasil)
kesalahan.
3. Penyabunan Sampel yang ditetesi KOH,
alkohol ditambah indikator PP Negatif
dan dititrasi dengan HCl tidak (Tidak
mengalami perubahan warna.
Berhasil)
4. Penentuan angka a. Kedua sampel (+kloro dan
peroksida iodoform) berwarna coklat Positif
tua. (Berhasil)
b. Kedua sampel (+ KI) warna
coklat keruh.
c. Kedua sampel dititrasi dengan
Natrium tiosulfat, sampel
margarin coklat, sampel
minyak kuning kecoklatan.
d. Kedua sampel ditambahkan
indikator amilum , margarin
bening kekuningan, minyak
bening kemerahan.
5. Penentuan angka a. Sampel ditambahkan asam
peroksida asetat glasial, sampel menjadi Negatif
keruh . (Tidak
b. Sampel ditambahkan KI,
sampel menjadi keruh dan berhasil)
putih pucat.
c. Dititrasi dengan Natrium
tiosulfat warna makin putih.
d. Ditambakan indikator amilum
warna sampel tetap sama
B. Perhitungan

1. Hidrolisis Lemak

M grek = N.V

= 0,1 × 0,5

= 0,05

1mL ~ 40,00 mg NaOH

Bobot = 40 × 0,05

= 2

% kadar asam lemak = 2/10 ×100%

= 20 %

2. Minyak jelanta

M grek = N.V

= 0,1 × 1,1

= 0,11
Bobot = 40 × 0,11

= 4,4 gram.

% kadar asam lemak = 4,4/10 × 100 %

= 44 %
C. Reaksi

1. Hidrolisis Lemak

2. Reaksi Penyabunan

D. Pembahasan

Lipid adalah kelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid,


malam (wax), dan senyawa terkait berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat

kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dalam air, larit dalam

pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini merupakan konstituen

makanan yang paling penting tidak hanya karena nilai energinya yang tinggi, tetapi

juga karena vitamin larut lemak dan asam lemak esensial yang harus terkandung di

dalam lemak makanan alami (Robert K.Murray. 2006: 128).


Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kondensor, labu alas

bulat, cawan porselin, pipet tetes, beaker gelas, gelas ukur, penangas air, Bunsen,

neraca analitik, dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan

ini adalah minyak kelapa, margarine, alkohol 96 %, NaOH, larutan Natrium tiosulfat

0,5 %, larutan sabun, kloroform, eter, aquadest, margarin, indikator PP, HCl, KOH,

etanol,dan KI.

Adapun cara kerja pada percobaan ini adalah pada hidrolosis lemak 10 gram
lemak dimasukkan ke dalam labu alas bulat 500 mL , kemudian ditambahkan 50 mL

etanol (95%) P dan 10 mL NaOH 40 % ke masing-masing abu alas bulat. Kemudian

disambungkan kondensor dan direfluks selama 1 jam dan dipindahkan ke cawan

porselin dan diuapkan sekitar 25 mL dalam tangas uap. Lalu dilarutkan aqoueus ini

dengan HCl untuk memisahkan asam lemak. Dipanaskan dan bila terjadi pemisahan

yang jelas di atasnya, disedot lapisan-lapisan aqoueus dan dilanjutkan penguapan

hingga kering untuk pengujian gliserol. Kemudian ditransfer lapisan asam lemak

panas ke dalam corong pisah dsn dikocok 4 kali 150 mL. Dituangkan asam lemak ke

dalam beaker kecil. Kemudian diambil aqoueus masing-masing kemudian ditetesi

dengan indikator PP sebnyak 2 tetes. Lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 0,5 mL untuk margarine dan 1,5 mL untuk minyak gelatin. Kemudian

dilanjutkan dengan Ekstraksi, adapun cara kerja pada Ekstraksi adalah Dari hasil

Hidrolisis lemak, dibuat residu kering, lalu diekstraksi dengan alcohol 35 mL, lalu

disaring dan diuapkan lalu disaring kembali sebanyak 3 kali dan ditimbang residu

keringnya. Sedangkan cara kerja pada penyabunan adalah diambil 0,5- 1,0 gram

minyak atau lemak kemudian ditambahkan 50 mL KOH alkoholis dan dipanaskan

diatas penangas, lalu dititrasi dengan HCl 0,1 N dan ditambahkan indikator PP
dilakukan sebanyak 3 kali. Adapun cara kerja pada penentuan angka iodin adalah

pertama dimasukkan 250 mg sampel dalam gelas kimia, lalu ditambahkan 10 mL

ditambahkan 30 mL KI dan ditambahkan 100 mL air. Kemudian dititrasi dengan

Natrium tiosulfat 0,1 N lalu dikocok dan ditambahkan dengan indicator amilum dan

diamati hasilnya. Terakhir yaitu pada Penentuan angka peroksida pertama ditimbang

sampel 5,00 gram + 0,05 gram . kemudian ditambahkan 30 mL asam asetat glacial,

dikocok dan dihomogenkan. Lalu ditambahkan 0,5 mL KI jenuh dituup rapat dan
didiamkan selama 1-2 menit. Lalu ditambahkan dengan 50 mL aquadest dan dititrasi

dengan Natrium tiosulfat lalu ditambahkan indikator amilum dan dicatat hasilnya.

Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan ini adalah pada hidrolisis

lemak yaitu sampel yang telah direfluks lalu diambil aqoueusnya ketika ditambah

indikator PP berubah menjadi warna merah muda. Sedangkan pada ekstraksi tidak

didapatkan hasil dikarenakan adanya faktor kesalahan. Pada percobaan penyabunan

untuk sampel yang ditetesi KOH alkoholis yang ditambahkan dengan indikator PP

tidak mengalami perubahan warna. Hal ini terjadi pada saat titrasi dengan HCl. Pada

penentuan angka iodin didapatkan hasil pada sampel yang ditambahkan dengan

kloroform dan iodoform berubah warna menjadi coklat tua, pada sampel yang
ditambahkan KI berubah warna menjadi coklat keruh, pada sampel yang dititrasi

dengan natrium tiosulfat berubah warna menjadi agak kuning kecoklatan. Pada

sampel yang ditambahkan indikator amilum, pada sampel margarin berubah menjadi

bening kekuningan sedangkan pada minyak berubah warna menjadi bening

kemerahan. Adapun hasil yang didapatkan pada penentuan angka peroksida adalah

pada sampel yang ditambahkan asam asetat glasial, sampel berubah menjadi keruh,

pada sampel yang ditambahkan KI berubah warna menjadi keruh dan putih pucat,
pada sampel yang dititrasi dengan natrium tiosulfat warna makin putih, dan pada

sampel yang ditambahkan indikator amilum warna tetap sama.

Adapun alasan perlakuan pada percobaan ini adalah direfluks untuk

mensintesis senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatil). Dititrasi untuk

mengetahui banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar

tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan. Ditambahkan HCl untuk

memepercepat reaksi Penambahan KI dilakukan untuk dapat membebaskan iodin


yang ada pada sampel.

Adapun hubungan percobaan ini dengan farmasi adalah untuk mengetahui

kandungan lemak atau minyak pada suatu larutan yang dapat pula diketahui mutu

dari larutan tersebut sehingga dapat diketahui baik atau tidaknya untuk dikonsumsi.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa untuk hidrolisis lemak

didapatkan aqoueus dari refluks yang ditambah indicator PP dan dititrasi dengan

NaOH warna menjadi merah muda. Pada penambahan indikator atau pereaksi
tertentu dapat mengakibatkan terjadinya reaksi sehingga terjadi perubahan warna

pada sampel .

B. Saran

1. Laboratorium

Agar alat dalam laboratorium dilengkapi dan dipebanyak asupannya pada saat

praktikum. Agar pada saat praktikum dilakukan berjalan dengan lancar dan mudah

untuk dipaham dan kita dapat mengamati secara kelompok.

2. Asisten

Agar selalu mendampingi dan memberikan arahan pada saat melakukan

percobaan
KEPUSTAKAAN

Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. 1979

Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. 1995

Murray, Robert K. Biokimia Klinik. Jakarta: EGC. 2013

Poedjiadji, Anna. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: UI Press. 1994


Thennawijaya, Maggy. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 1982

Wahab H.M. Pengantar Biokimia. Bogor: Erlangga. 2004


SKEMA KERJA

I. Hidrolisis Lemak

10 gram Lemak dalam labu alas bulat

+ 50 mL etanol + 10 mL NaOH 40 %

Refluks selama 1 jam

Uapkan

Aqoueus Residu

+ 300 mL air panas

+ HCl (3-5 tetes)

Lapisan aqoueus disedot Residu Endapan diapkan


hingga kering

Wadah
Corong pisah + 150 mL air panas
paspana

Diamkan hingga memisah

+ 50 mL alkohol indikator PP

Titrasi NaOH 0,1 N

II. Ekstraksi

Residu Kering

Ekstraksi dengan alkohol 35 mL

Saring lalu uapkan

Triplo

Timbang residu kering


III. Penyabunan

0,5 -1,0 gram minyak atau lemak

+50 mL KOH alkoholis

Dipanaskan di atas penangas hingga jenuh

Titrasi HCl 0,1 N + indikator PP

Triplo

IV. Penentuan Angka Iodin

250 mg sampel ke dalam beaker gelas

+10 mL kloroform + 25 mL iodoform

Tutup dan diamkan selama 30 menit

+30 mL KI+30 mL air

Titrasi dengan 0,1 N dan kocok + indikator amilum


V. Penetuan Angka Peroksida

5,00 +0,05 gram sampel

+ 30 mL asam asetat glasial

kocok

+0,5 mL KI jenuh

Tutup rapat dan didiamkan

+30 mL aquadest

Titrasi dengan Natrium tiosulfat

+ indikator amilum

Você também pode gostar