Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS LEMAK
OLEH :
KELOMPOK : IV
KELAS : FARMASI A
ASISTEN : NURJANNAH
JURUSAN FARMASI
SAMATA – GOWA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform atau eter. Jenis lipid yang paling banyak adalah lemak atau triaglserol,
yang merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme. Lipida polar,
golongan lipida yang lain adalah komponen utama membrane sel yaitu tempat
terjadinya reaksi-reaksi metabolik (Maggy Thenawijaya. 1982: 341).
Asam lemak adalah komponen unit pembangun hampir semua lipida.Asam
lemak dalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4
sampai 24, asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal danekor hidrokarbon
nonpolar yang panjang yang menyebabkan kebanyakan lipida bersifat tidak larut di
dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Maggy Thenawijaya. 1982: 341).
Ciri khas suatu lipid adalah tidak larut dalam air, tetapi larut di dalam pelarut-
pelarut lemak yaitu cairan pelarut nonpolar, seperti alkohol, kloroform, eter, aseton
dan sebagainya. Sifat lipid yang tidak larut dalam air mengakibatkan kurang menarik
untuk diteliti, karena selain nilai ekonomis pelarut lipid tersebut tinggi juga ada sifat
fisik lain yang tidak menguntungkan, yaitu mudah terbakar (H.M. Wahab. 2004:
129).
Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting bagi kelagsungan hidup
setiap makhluk hidup.Tubuh manusia mengandung lebih kurang 15% lipid. Lipid
memiliki banyak peran antara lain sebagai sumber energi utama bagi makhluk hidup.
Lipid juga berperan sebagai cadangan energi utama (Anna Poedjiadji. 1994: 52).
Adaoun pentingnya dilakukan percobaan ini adalah
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk melakukan analisis lemak
dengan uji tertentu.
2. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
a. Melakukan reaksi hidrolisis lemak.
b. Melakukan ekstraksi dan identifikasi kolesterol.
c. Menentukan angka penyabunan.
d. Menentukan angka iodin
e. Menentukan angka peroksida lemak.
C. Prinsip Percobaan
1. Penentuan hidrolisis lemak dengan menimbang 10 gram lemak, di refluks
hingga selama 1 jam dan menghasilkan residu dan ditambah 150 ml air panas
dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N dan dihitung volume titrannya.
2. Penentuan gliserol dengan cara dititrasi residu kering dengan alkohol lalu
diuapkan dan disaring kemudian ditimbang residu keringnya.
3. Penentuan penyabunan dengan menimbang sampel kemudian ditambahkan 50
ml KOH alkoholis dipanaskan di atas penangas dan dititrasi dengan HCl 0,1 N
+ indikator PP dan triplo.
4. Penentuan angka iodine dengan menimbang sampel dan ditambahkan 30 ml
KI dan ditetesi indikator amilum kemudian dititrasi.
5. Penentuan angka peroksida dengan menimbang sampel dan ditambahkan 30
ml Asam Asetat dan kemudian ditambahkan KI jenuh dan dititrasi dengan
Na2S2O3 ditambahkan indikator dan diamati warna.
BAB II
TI NJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform, atau eter. Jeni lipid yang paling banyak adalah lemak atau triagliserol,
yang merupaka bahan bakar utama bagi hampir semua organisme (Maggy
Thenawijaya. 1982: 341).
Ciri khas dari senyawa lipid adalah tidak larut dalam air, tetpi larut di dalam
pelarut-pelarut lemak, yaitu cairan pelarut nonpolar, seperti alkohol, kloroform, eter,
aseton dan sebagainya. Sifat lipid yang tidak larut dalam air mengakibatkan kurang
menarik untuk diteliti, karena selain nilai ekonomis pelarut lipid tersebut tinggi juga
ada sifat fisik lain yang tidak menguntungkan, yaitu mudah terbakar (H.M. Wahab.
2004: 129).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada bebrapa cara penggolongan yang dikenal, Bloor membagi lipid dalam
tiga golongan besar yakni : (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan
berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes). (2) Lipid
gabungan yaitu ester asam lemak yag mempunyai gugus tambahan, contohnya
posfolipid. (3) Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis
lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol (Anna Poedjiadji. 1994: 51)
Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting bagi kelangsungan hidup
setiap makhluk hidup.Tubuh manusia mengandung lebih kurang dari 15 % lipid.
Lipid memiliki banyak peran antara lain sebagai sumber energy utama bagi makhluk
hidup. Disamping itu lipid juga berperan sebagai insulator, sebagai penahan panas
agar suhu tubuh dapat dipertahankan dalam jarak normal.Posfolipid dan kolesterol
merupakan senyawa-senyawa yang penting yang membentuk membrane sel dan
frekuensi hormon ((Anna Poedjiadji. 1994: 52).
Komposisi asam lemak dari ketiga lemak makanan alami
Total persen Asam Lemak
Sampel Asam Lemak Jenuh Asam Lemak Tidak Jenuh
C4 - C14 C16 C18 C16 + C18
C12
Minyak olive <2 <2 13 3 80
Mentega
Lemak Sapi 11 10 26 11 40
<2 <2 29 21 46
komposisi asam lemaknya, dan karenanya berbeda pula dalam titik lelehnya. Minyak
olive, yang berbentuk cair pada suhu kamar terutam amengandung asam lemak (cair)
tidak jenuh. Lemak sapi yang kaya akan asam lemak jenuh berantai panjang,
berbentk padatan pada suhu kamar. Lemak mentega, yang mengandung sejumlah
besar asam lemak berantai pendek bersifat lunak pada suhu kamar (Maggy
Rumus Struktur :
menyerap karbondioksida.
etanol (95%) P.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
dalam etanol.
Rumus Struktur :
Rumus Molekul : KI
basah.
etanol mendidih.
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kondensor, labu alas
bulat, cawan porselin, pipet tetes, beaker gelas, gelas ukur, penangas air, lampu
bunsen, Erlenmeyer,kaca objek beserta tutupnya, neraca analitik, dan tabung reaksi
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah minyak kelapa,
alkohol 96 %, NaOH, larutan Natrium tiosulfat 0,5 %, larutan sabun, kloroform, eter,
B. Cara Kerja
1. Hidrolisis Lemak
uap.
pengujian gliserol.
h. Ditransfer lapisan asam lemak panas ke dalam corong pisah dan dikocok 4
k. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sebanyaj 0,5 mL untuk margarin dan
2. Gliserol/ekstraksi
3. Penyabunan
d. Ditambahkan 30 mL KI.
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
No. Pengujian Perubahan sampel
Hasil
1. Hidrolisis Lemak Awalnya aqoueus keruh setelah
dititrasi berubah menjadi merah Positif
muda. (berhasil)
2. Ekstraksi Lemak hasil refluks yang
merupakan residu endapan Negatif
diekstrasi dengan alcohol (Tidak
endapan berat akhir tidak
diketahui karena adanya faktor Berhasil)
kesalahan.
3. Penyabunan Sampel yang ditetesi KOH,
alkohol ditambah indikator PP Negatif
dan dititrasi dengan HCl tidak (Tidak
mengalami perubahan warna.
Berhasil)
4. Penentuan angka a. Kedua sampel (+kloro dan
peroksida iodoform) berwarna coklat Positif
tua. (Berhasil)
b. Kedua sampel (+ KI) warna
coklat keruh.
c. Kedua sampel dititrasi dengan
Natrium tiosulfat, sampel
margarin coklat, sampel
minyak kuning kecoklatan.
d. Kedua sampel ditambahkan
indikator amilum , margarin
bening kekuningan, minyak
bening kemerahan.
5. Penentuan angka a. Sampel ditambahkan asam
peroksida asetat glasial, sampel menjadi Negatif
keruh . (Tidak
b. Sampel ditambahkan KI,
sampel menjadi keruh dan berhasil)
putih pucat.
c. Dititrasi dengan Natrium
tiosulfat warna makin putih.
d. Ditambakan indikator amilum
warna sampel tetap sama
B. Perhitungan
1. Hidrolisis Lemak
M grek = N.V
= 0,1 × 0,5
= 0,05
Bobot = 40 × 0,05
= 2
= 20 %
2. Minyak jelanta
M grek = N.V
= 0,1 × 1,1
= 0,11
Bobot = 40 × 0,11
= 4,4 gram.
= 44 %
C. Reaksi
1. Hidrolisis Lemak
2. Reaksi Penyabunan
D. Pembahasan
kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa relatif tidak larut dalam air, larit dalam
pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini merupakan konstituen
makanan yang paling penting tidak hanya karena nilai energinya yang tinggi, tetapi
juga karena vitamin larut lemak dan asam lemak esensial yang harus terkandung di
bulat, cawan porselin, pipet tetes, beaker gelas, gelas ukur, penangas air, Bunsen,
neraca analitik, dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan
ini adalah minyak kelapa, margarine, alkohol 96 %, NaOH, larutan Natrium tiosulfat
0,5 %, larutan sabun, kloroform, eter, aquadest, margarin, indikator PP, HCl, KOH,
etanol,dan KI.
Adapun cara kerja pada percobaan ini adalah pada hidrolosis lemak 10 gram
lemak dimasukkan ke dalam labu alas bulat 500 mL , kemudian ditambahkan 50 mL
porselin dan diuapkan sekitar 25 mL dalam tangas uap. Lalu dilarutkan aqoueus ini
dengan HCl untuk memisahkan asam lemak. Dipanaskan dan bila terjadi pemisahan
hingga kering untuk pengujian gliserol. Kemudian ditransfer lapisan asam lemak
panas ke dalam corong pisah dsn dikocok 4 kali 150 mL. Dituangkan asam lemak ke
dengan indikator PP sebnyak 2 tetes. Lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 0,5 mL untuk margarine dan 1,5 mL untuk minyak gelatin. Kemudian
dilanjutkan dengan Ekstraksi, adapun cara kerja pada Ekstraksi adalah Dari hasil
Hidrolisis lemak, dibuat residu kering, lalu diekstraksi dengan alcohol 35 mL, lalu
disaring dan diuapkan lalu disaring kembali sebanyak 3 kali dan ditimbang residu
keringnya. Sedangkan cara kerja pada penyabunan adalah diambil 0,5- 1,0 gram
diatas penangas, lalu dititrasi dengan HCl 0,1 N dan ditambahkan indikator PP
dilakukan sebanyak 3 kali. Adapun cara kerja pada penentuan angka iodin adalah
Natrium tiosulfat 0,1 N lalu dikocok dan ditambahkan dengan indicator amilum dan
diamati hasilnya. Terakhir yaitu pada Penentuan angka peroksida pertama ditimbang
sampel 5,00 gram + 0,05 gram . kemudian ditambahkan 30 mL asam asetat glacial,
dikocok dan dihomogenkan. Lalu ditambahkan 0,5 mL KI jenuh dituup rapat dan
didiamkan selama 1-2 menit. Lalu ditambahkan dengan 50 mL aquadest dan dititrasi
dengan Natrium tiosulfat lalu ditambahkan indikator amilum dan dicatat hasilnya.
Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan ini adalah pada hidrolisis
lemak yaitu sampel yang telah direfluks lalu diambil aqoueusnya ketika ditambah
indikator PP berubah menjadi warna merah muda. Sedangkan pada ekstraksi tidak
untuk sampel yang ditetesi KOH alkoholis yang ditambahkan dengan indikator PP
tidak mengalami perubahan warna. Hal ini terjadi pada saat titrasi dengan HCl. Pada
penentuan angka iodin didapatkan hasil pada sampel yang ditambahkan dengan
kloroform dan iodoform berubah warna menjadi coklat tua, pada sampel yang
ditambahkan KI berubah warna menjadi coklat keruh, pada sampel yang dititrasi
dengan natrium tiosulfat berubah warna menjadi agak kuning kecoklatan. Pada
sampel yang ditambahkan indikator amilum, pada sampel margarin berubah menjadi
kemerahan. Adapun hasil yang didapatkan pada penentuan angka peroksida adalah
pada sampel yang ditambahkan asam asetat glasial, sampel berubah menjadi keruh,
pada sampel yang ditambahkan KI berubah warna menjadi keruh dan putih pucat,
pada sampel yang dititrasi dengan natrium tiosulfat warna makin putih, dan pada
mengetahui banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar
kandungan lemak atau minyak pada suatu larutan yang dapat pula diketahui mutu
dari larutan tersebut sehingga dapat diketahui baik atau tidaknya untuk dikonsumsi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
didapatkan aqoueus dari refluks yang ditambah indicator PP dan dititrasi dengan
NaOH warna menjadi merah muda. Pada penambahan indikator atau pereaksi
tertentu dapat mengakibatkan terjadinya reaksi sehingga terjadi perubahan warna
pada sampel .
B. Saran
1. Laboratorium
Agar alat dalam laboratorium dilengkapi dan dipebanyak asupannya pada saat
praktikum. Agar pada saat praktikum dilakukan berjalan dengan lancar dan mudah
2. Asisten
percobaan
KEPUSTAKAAN
I. Hidrolisis Lemak
+ 50 mL etanol + 10 mL NaOH 40 %
Uapkan
Aqoueus Residu
Wadah
Corong pisah + 150 mL air panas
paspana
+ 50 mL alkohol indikator PP
II. Ekstraksi
Residu Kering
Triplo
Triplo
kocok
+0,5 mL KI jenuh
+30 mL aquadest
+ indikator amilum