Você está na página 1de 15

Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661

FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 4, No. 2, Juli-Desember 2017


jurnalkelola@gmail.com Halaman: 146-160

Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui Media


Sosial Dalam Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
di Sekolah Menengah Swasta
Mutia Ayu Krismanda
Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
mutia.krismanda@gmail.com

Bambang Ismanto
Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
bam_ismanto@yahoo.com

Ade Iriani
Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana
adeiriani@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the factual model of school partnership
with parents through social media in school-based quality improvement management in
SMA Kristen 1 Salatiga and result in the development of school partnership model with
parents through social media in school-based quality improvement management in
private high schools. It is Research and Development (R & D) research. Data collection
techniques used interviews and documentation studies. The development phase is done
through (1) Potential and Problem, (2) Data Collection, (3) Product Design, (4) Design
Validation, and (5) Design Repair. The results showed that SMA Kristen 1 Salatiga had
run the family education program quite well. Several activities in the family education
program at the school has been implemented before the schools get funding from the
government partnership program. Schools have also begun to seek the use of social media
as a means of strengthening communication with parents and other stakeholders, but
nevertheless in its development in the field of management has not been maximized. The
researchers also found no model formulated by the school associated with this family
education program because the new school programmed the partnership into a family
education program within one year. The product of this research is a school partnership
model with parents through social media at a private high school equipped with guides
for the implementing parties.

Keywords: Research and Development (R&D), Model, School and Parents Partnership,
Social Media

Article Info
Received date: 30 Mei 2017 Revised date: 14 Juni 2017 Accepted date: 2 Juli 2017

146
Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui … | Mutia Ayu Krismanda, dkk.

PENDAHULUAN sekolah dapat melakukan hal-hal yang


Demi tercapainya peningkatan mutu yang berkaitan sebagai berikut: (1) Penggunaan
diharapkan, sekolah perlu memahami dan sumber daya pendidikan lebih efisien dan
melaksanakan prinsip dan karakteristik MBS efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat
atau yang kini disebut dengan Manajemen setempat dengan mengembangkan norma
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah kebersamaan dan kerjasama dengan kegiatan
(MPMBS). Hal ini seperti yang telah diatur oleh belajar dan perencanaan bersama; (2)
pemerintah dalam Undang-Undang No. 20 Keterlibatan semua warga sekolah dan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan masyarakat dalam pengelolan sekolah
Nasional Pasal 51 ayat 1 yang menyatakan khusunya pengambilan keputusan sekolah
bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia menciptakan transparansi dan demokrasi yang
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan sehat, salah caranya dengan memberikan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar kepada “dewan sekolah” sebagai badan
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen pembuat keputusan bukan sekedar penasehat;
berbasis sekolah/ madrasah. Manajemen (3) Sekolah dapat bertanggung jawab tentang
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dapat mutu pendidikan masing-masing kepada
disimpulkan sebagai sistem pengelolaan pemerintah, orang tua peserta didik, dan
persekolahan yang mengacu pada manajemen masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan
sumber daya secara mandiri untuk berupaya semaksimal mungkin untuk
meningkatkan mutu sekolah dengan melaksanakan dan mencapai sasaran mutu
memberikan kewenangan dan kekuasaan pendidikan yang telah direncanakan, hal ini
kepada sekolah yang melibatkan partisipasi berarti tidak hanya melaksanakan MBS dengan
masyarakat, warga sekolah dan orang tua secara mengimplikasikan peningkatan peluang wakil
langsung pada proses pengambilan keputusan. orang tua murid dan masyarakat untuk
Pengelolaan sekolah juga hendaknya memberikan masukan dalam pegambilan
disesuaikan dengan potensi, tuntutan dan keputusan disekolah, melainkan juga
kebutuhan sekolah yang bersangkutan dan meyediakan pelatihan untuk menolong mereka
ditetapkan oleh masing-masing sekolah sesuai agar lebih mampu menjadi partisipan dalam
dengan tujuan dan strateginya, sehingga dapat upaya perencanaan maupun pengambilan
mengarahkan organisasi sekolah kedepan keputusan; (4) Sekolah dapat secara cepat
(Slameto, 2015: 13; Daryanto, 2013: 176; merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan
Mulyasa, 2012: 177). MPMBS ini bertujuan yang berubah dengan cepat.
memandirikan dan memberdayakan sekolah Peran serta masyarakat dalam satuan
melalui pemberian kewenangan (otonomi) pendidikan diwadahi melalui komite sekolah.
terhadap sekolah dalam mengelola sumber daya Komite sekolah meliputi orang tua dan
yang dimiliki secara efektif dan efisien, serta stakeholder lainnya. Secara normatif Komite
mendorong sekolah untuk melakukan Sekolah semestinya menjalankan empat
pengambilan keputusan yang tepat secara fungsinya yaitu fungsi sebagai pemberi
partisipatif, transparan, dan akuntabel dalam pertimbangan dalam pengambilan keputusan,
mencapai tujuan yang telah ditetapkan fungsi kontrol dan akuntabilitas publik, fungsi
(Syaifudin, 2013; Mulyasa, 2012:179). pendukung, serta fungsi mediator antara
Salah satu dari ketiga pilar MBS yaitu sekolah dengan masyarakat yang diwakilinya
peran serta masyarakat. Dapat disimpulkan dari (Rodliyah, 2013: 43). Namun dari beberapa
pernyataan Slameto penelitian (Armansayah, 2009, Gelgel, 2005,
(2015) dan Mulyasa (2012) bahwa penerapan Junaedi, 2011, Larasati, 2009, Mulyono, 2014)
MPMBS khususnya dalam meningkatkan pada kenyataanya masih banyak ditemukan
partisipasi orang tua dan masyarakat, maka komite sekolah yang belum maksimal
147
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2017

menjalankan fungsi dan perannya. Sehingga 2). Maka dalam memahami model partisipasi
saat ini mulai bermunculan kembali pola-pola orang tua di sekolah diperlukan pemahaman
partisipasi sekolah yang langsung kepada orang beberapa model yang telah terdefinisikan.
tua yang dianggap sebagai bagian dari Havard Family Research Project (2002:
masyarakat. Pola partisipasi sekolah dan orang 1-2) mengembangkan empat model partisipasi
tua inilah yang diangkat menjadi topik orang tua seperti berikut ini. 1) Model
penelitian ini. Parenting Practice: keyakinan, sikap dan
Partisipasi atau keterlibatan orang tua kegiatan-kegiatan orang tua untuk mendukung
dalam satuan pendidikan tidak hanya anaknya belajar baik disekolah maupun
dibutuhkan pada tingkat taman kanak-kanan dirumah. 2) Model School-Family Partnership:
atau sekolah dasar saja namun di tingkat didasarkan ide bahwa keluarga dan sekolah
sekolah menengah pula. Dalam usia 11-17 merupakan lingkungan yang mempengaruhi
tahun, anak-anak justru sedang berada pada belajar anak, walau begitu sekolah mempunyai
masa puberitas, transisi dan pengembangan tanggung jawab utama untuk menjangkau
kemampuan berpikir abstrak. Pada usia orang tua dan masyarakat, maka perlu
tersebut, anak-anak juga dianggap sebagai anak dikembangkan kemitraan antar pihak. 3) Model
pada usia yang tingkat kerawanannya tinggi. Democratic Participation: partisispiasi orang
Mereka dapat mudah terpengaruh dengan tua dapat berarti sebagai partisipasi dalam
narkoba, tawuran, putus sekolah dan kejahatan kelembagaan masyarakat. Orang tua dan
lain serta mengalami gangguan psikologi. masyarakat adalah pihak yang memiliki
Dalam masa seperti ini dukungan dari orang tua kekuatan sebagai agen pembaruan sosial dapat
sangat dibutuhkan untuk menghindari hal-hal berperan serta secara efektif dalam reformasi
tersebut. Kemitraan sekolah dengan orang tua sekolah (MBS) baik secara konfrontatif
pada tingkat sekolah menengah memang maupun kolaboratif. 4) Model School Choice:
memiliki perbedaan dengan tingkat sekolah partisipasi orang tua terkait dengan pilihan
dasar. Dalam tingkat sekolah menengah, anak sekolah, sekolah manayang dipilih orang tua
lebih membutuhkan hubungan yang untuk anaknya. Pemilihan sekolah dan
mengutamakan kepedulian dan kepercayaan program-programnya sesuai prinsip pasar itu
terhadap anak. Para siswa sekolah menengah menentukan partisipasi orang tua anak.
memerlukan kesempatan untuk membentuk Menyadari pentingnya pola partisipasi
identitas diri mereka masing-masing, orang tua di sekolah, Direktorat Jenderal
mengekspresikan diri dan terlibat dalam Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
pengalaman yang memiliki tantangan yang Masyarakat juga membentuk program
dapat mengembangkan kemapuan dan harga Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan
diri mereka. Mereka menginginkan otonomi, Masyarakat. Salah satu sekolah yang ditunjuk
kebebasan dan waktu dengan teman sebaya sebagai sekolah percontohan program tersebut
namun disaat yang sama mereka juga adalah SMA Kristen 1 Salatiga. Berdasarkan
membutuhkan orang tua atau orang dewasa studi pendahuluan di SMA Kristen 1 Salatiga
yang dapat diandalkan. (Havard Family yang mengadakan program Pendidikan
Research Project, 2007: 1). Keluarga, maka peneliti melihat pentingnya
Model partisipasi orang tua di sekolah program kemitraan sekolah yang mendorong
merupakan konsep yang multidimensional. orang tua dalam keterlibatannya pada
Bahkan sering juga digunakan istilah-istilah pendidikan seluruh peserta didik. Partisipasi
lain dan tidak seragam seperti: parent atau keterlibatan orang tua dalam satuan
participation, parent involvement, home-school pendidikan tidak hanya dibutuhkan pada
connection, home-school participation atau tingkat taman kanak-kanan atau sekolah dasar
family-school relationships (Greenfield 2003: saja namun di tingkat sekolah menengah pula.
148
Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui … | Mutia Ayu Krismanda, dkk.

Hasil studi pendahuluan menunjukan artikel yang dapat mendukung atau mendorong
bahwa SMA Kristen 1 Salatiga telah dirasa pedidikan dirumah; (9) Menunjukan
cukup mampu untuk mengembangkan program penghargaan kepada pemangku kepentingan;
sekolah berbasis kemitraan. Meskipun sudah (10) Berbagi informasi untuk kegiatan atau
diadakan beberapa program kemitraan dengan peristiwa masa lalu, sekarang dan yang akan
keluarga yang sudah dirasakan manfaatnya, datang. Selain itu studi Cox (2012) juga telah
namun program ini masih perlu dikembangkan menemukan hasil positif dari penggunaan
lagi. Beberapa masalah anak yang saat ini harus media sosial di sekolah menggunakan empat
segera ditangani oleh sekolah yaitu meliputi tema besar. Keempat tema besar itu meliputi
pengawasan dan pengenndalian anak dalam interaksi, hubungan, dampak dan harapan.
menggunakan gadget dan media sosial serta Berdasarkan tema tersebut dihasilkan bahwa
kedekatan anak dengan orang tua sehingga pertama, alat komunikasi media sosial
menimbulkan catatan buruk bagi prestasi anak memungkinkan interaksi yang lebih luas antara
dan kedisiplinanya disekolah. Jika hal ini tidak adminstrasi sekolah dan para pemangku
segera mendapatkan solusinya maka akan kepentingan, kedua alat komunikasi media
berdampak pada prestasi siswa dan menurun- sosial memberikan hubungan yang lebih kuat
nya mutu sekolah. Oleh karena itu, sekolah kepada peran pemangku kepentingan lokal,
harus terus meningkatkan kerjasama dengan memberikan jaringan rekan kerja sesama
orang tua atau wali murid untuk mengatasi pendidik pada dunia yang lebih luas, ketiga
masalah tersebut. penggunaan media sosial dapat memiliki
Dalam mewujudkan program pendidikan dampak signifikan dalam perkembangan ke-
keluarga sekolah juga telah berupaya menjalin profesionalan administrator sekolah, dan yang
komunikasi dengan orang tua atau wali murid terakhir penggunaan media sosial adalah
lebih intens lagi melalui website sekolah, akun sebuah harapan yang berarti bukan hanya
facebook, pesan singkat, whatsapp (WA), BBM sekedar sebuah pilihan. Dalam hal ini
(Blackberry Massenger) dan email sebagai penggunaan media sosial merupakan harapan
sarana komunikasi di era digital ini. akan penguatan kemitraan yang lebih baik.
Penggunaan media sosial dianggap sebagai Melihat hal tersebut penggunaan media sosial
inovasi yang positif dalam suatu program dalam pengembangannya di bidang manajemen
kemitraan. Mazza (2013) melihat beberapa pada program kemitraan di SMA Kristen 1
fungsi media sosial disekolah-sekolah yang Salatiga saat itu dirasa belum maksimal.
sudah menggunakannya. Fungsi media sosial Permasalahan lain yang ditemukan dalam
dalam memperkuat kemitraan sekolah dengan penelitian ini adalah belum adanya model yang
keluarga dan masyarakan serta pemangku dibuat sekolah terkait dengan program
kepentingan lainnya diantaranya yaitu: (1) pendidikan keluarga ini karena sekolah baru
Menginformasikan orang tua mengenai memprogramkan kegiatan kemitraan menjadi
kegiatan sekolah yang up to date; (2) program pendidikan keluarga dalam satu tahun
Memberikan kesempatan komunitas untuk ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengenal para pendidik dan tenaga pendidik menjadi saran-saran perbaikan dan
sekolah; (3) Mendorong partisipasi global; (4) pengembangan model kemitraan sekolah
Membangun kepercayaan; (5) Mendukung dengan orang tua melalui media sosial untuk
dana bagi kegiatan sekolah; (6) Berbagi fakta mewujudkan program pendidikan keluarga
mengenai pencapaian atau prestasi siswa, dalam rangka meningkatkan mutu sekolah yang
pendidik atau tenaga kependidikan; (7) dapat menjadi contoh bagi sekolah lainnya
Menggungah pengingat hal-hal penting seperti juga, khususnya sekolah menengah swasta.
rapat pertemuan atau kegiatan sekolah pada
keluarga; (8) Berbagi sumber bacaan atau
149
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2017

METODE PENELITIAN dimodifikasi dengan MAS (Modify, Add, Size),


Penelitian ini merupakan penelitian dan hal ini dimaksudkan agar hasil dari penelitian
pengembangan atau Research and ini dapat menjadi suatu ide baru bagi sekolah
Development (R & D) dengan menggunakan yang tentunya disesuaikan oleh kondisi
langkah-langkah dari Sugiyono yang sekolah.
dilaksanakan dengan tujuan untuk menyusun
pengembangan model kemitraan sekolah HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan orang tua melalui media sosial dalam Hasil Penelitian
manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah Secara aktif SMA Kristen 1 Salatiga telah
di sekolah menengah swasta. Namun dalam memprakarsai beberapa program sesuai analisis
penelitian dan pengembangan ini hanya kebutuhan yang dilakukan sekolah. Beberapa
dibatasi sampai pada tahap kelima dari langkah- kegiatan dalam program pendidikan keluarga
langkah pengembangan Sugiyono tersebut, sesungguhnya telah mulai dilaksanakan SMA
yaitu : 1) potensi dan masalah; 2) pengumpulan Kristen 1 Salatiga sebelum pemerintah
data; 3) desain produk; 4) validasi desain; 5) mencanangkan program tersebut menjadi
revisi desain. Hal ini dilakukan sampai program resmi. Program pendidikan keluarga
menghasilkan produk saja yang berupa model yang dilaksanakan oleh sekolah saat ini terdiri
kemitraan sekolah dengan orang tua melalui dari 2 bagian yaitu program penguatan
media sosial. kemitraan keluarga dan program penguatan
Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen ekosistem pendidikan. Namun dalam penelitian
1 Salatiga dengan sumber data yang terdiri dari ini fokus pengembangan model dibatasi hanya
stakeholder yang saling terkait dengan pada pengembangan program penguatan
penyelenggaran dan pengelolaan program kemitraan keluarga. Kemitraan sekolah tersebut
kemitraan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga dilakukan dengan para orang tua, alumni yang
yaitu: (1) Kepala Sekolah; (2) Ketua program sebagian besar juga merupakan alumni sekolah
pendidikan serta kemitraan dengan universitas lain
keluarga Keluarga (Wakasek Humas); (3) disekitar sekolah.
Koordinator Program Kemitraan (Guru BK); Berdasarkan hasil studi pendahulan
(4) Sekretaris program pendidikan keluarga dengan teknik wawancara dan studi
(Pengelola sistem informasi sekolah). Teknik dokumentasi saat survey lapangan maka
Pengumpulan data yang digunakan adalah dirumuskanlah model faktual kemitraan yang
melalui wawancara, studi dokumentasi dan menjadi acuan dalam pengembangan model
FGD. Metode analisis data yang digunakan kemitraan sekolah dengan orang tua melalui
dalam penelitian ini yaitu analisis SWOT dan media sosial. Model faktual ini meliputi
MAS. Tahap yang digunakan adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan
menggunakan analisis matrik IFAS (Internal dan evaluasi program kemitraan sekolah
Factors Analysis Summary), dan analisis matrik dengan orang tua. Model faktual kemitraan
EFAS (External Factors Analysis Summary) sekolah dengan orang tua di SMA Kristen 1
berdasarkan analisis matrik SWOT (Strengths, Salatiga dapat dirangkum seperti bagan model
Weaknesses, Opportunities and Threats). faktual kemitraan sekolah dengan orang tua di
Selain itu hasil dari analisis SWOT SMA Kristen 1 Salatiga sebagai berikut:

150
Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui … | Mutia Ayu Krismanda, dkk.

Penyusunan Tim Program penguatan 1. Orangtua Media Sosial


Program Pendidikan kemitraan sekolah - “Tea Time”
Keluarga dengan keluarga Penyambutan hari
dan masyarakat pertama
Tim Tim
Penguatan
- Sosialisasi program
Penguatan
Kemitraan Ekosistem - Sarasehan dan
sambung rasa
- Parenting day
- Kelas Inspirasi
- Pelibatan sebagai
Pembina upacara
- Expo pendidikan
- Forum komuniksi-
paguyuban orang tua
Koordinasi Kepala (wa/bbm)
Sekolah dan Tim Program 2. Alumni
Program Pendidikan - Career Day
Pendidikan
Keluarga
Keluarga 3. Masyarakat lain
- Expo pendidikan
(kerjasama dengan
universitas-
universitas)
1. Evaluasi diri dari
- Ektrakurikuler pihak sekolah

1. Guru dan Karyawan 2. Evaluasi dari Dinas


- Pelatihan dan motivasi Pendidikan dan
- Pelatihan pola Pengawas
Tujuan Program pendampingan
Program penguatan - Pengadaan ruang tamu/
Action Plan dan ekosistem ruang tunggu keluarga
Penyusunan RKAS pendidikan

Gambar 1
Model Faktual Kemitraan Sekolah dengan Orang di SMA Kristen 1 Salatiga

Hasil evaluasi formatif juga digunakan dalam penelitian ini adalah SWOT dan MAS
sebagai data menganalisis kebutuhan model. yang dipaparkan sebagai berikut:
Analisis kebutuhan model yang digunakan

Tabel 1
Hasil Analisis Faktor Kekuatan dan Kelemahan Matrik IFAS
(Internal Factors Analysis Summary)

Faktor-faktor Internal Total Bobot x


No Bobot Skor
Kekuatan (Strength) Skor
1 Teamwork yang solid 0,07 4 0,28
2 Komitmen dari warga sekolah untuk mewujudkan program. 0,07 4 0,28
Kemampuan sumber daya manusia yang cukup baik dan
3 0,1 4 0,4
kreatif dalam mengembangkan program.
Sekolah juga mengadakan penguatan ekosistem untuk
4 0,06 4 0,24
meningkatkan kinerja sekolah.
5 Sekolah memiliki moto custumor staisfication. 0,06 3 0,18
6 Pemimpin yang humanis. 0,07 3 0,21
Pemimpin yang cukup aktif menjalin hubungan kerjasama
7 0,09 4 0,32
dengan pihak masyarakat.
Sekolah telah memiliki kesadaran untuk melaksanakan
8 beberapa kegiatan dalam program pendidikan keluarga 0,07 4 0,28
sebelum mendapatkan bantuan pemerintah.
Sekolah telah mengikuti pembinaan dan bimbingan teknis
9 0,06 3 0,18
penyelenggaraan pendidikan keluarga dari dinas pendidikan.

151
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2017
Faktor-faktor Internal Total Bobot x
No Bobot Skor
Kekuatan (Strength) Skor
Sekolah telah menganggarkan untuk penyelenggaran
10 0,09 4 0,32
program pendidikan keluarga melalui RKAS.
Sekolah memiliki program unggulan lainnya yang dapat
mendukung kegiatan-kegiatan dan pendanaan pada program
11 0,08 3 0,24
kemitraan sekolah.
Sekolah telah memiliki tim pengelola sistem informasi
12 0,05 4 0,20
manajemen.
13 Daya dukung sarana prasarana yang cukup memadai. 0.06 3 0,18
Menggunakan media sosial untuk menjalin komunikasi
14 0.07 4 0,28
dengan stakeholder.
Total Skor 1 3,59
Kelemahan (Weaknesses)
Waktu pelaksanaan kegiatan program yang melibatkan orang
1 0,14 1 0,14
tua terbatas karena mayoritas orang tua bekerja.
Waktu pelaksanaan kegiatan program kadang bersamaan
2 0,13 2 0,26
dengan kegiatan program lain.
Banyaknya program sekolah dapat mengurangi jam pelajaran
3 0,13 1 0.13
siswa.
Beberapa media komunikasi tersedia yang masih kurang
4 0,12 2 0,24
accessible.
Masih ada beberapa media komunikasi sekolah yang masih
5 0,13 2 0,26
kurang maksimal penggunaanya misalnya web dan blog.
Sekolah masih kurang melibatkan orang tua dalam proses
6 0,12 1 0,12
pembelajaran anak di bidang akademik.
Beberapa guru masih kurang memiliki motivasi untuk
7 menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran 0,12 2 0,24
seperti Edmodo dan blog.
Kegiatan kolaborasi anak dan orang tua dalam bidang
8 0,11 1 0,11
akademik dan non akademik masih kurang.
Total Skor 1 1,5
Total SkorAkhir (Kekuatan – Kelemahan) 2.09

Dari data pada tabel diatas dapat bahwa faktor kekuatan adalah faktor yang lebih
disimpulkan bahwa total bobot dikalikan skor dominan dibandingkan dengan faktor
pada faktor kekuatan adalah 3,59 sedangkan kelemahan. Oleh karena itu sekolah dapat
total bobot dikalikan skor pada faktor mengoptimalkan kekuatan yang dominan yang
kelemahan adalah 1,5 sehingga skor akhir IFAS dimiliki untuk mengatasi kelemahan-
yaitu faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan yang ada.
kelemahan adalah 2,09. Hal ini menunjukkan

Tabel 2
Hasil Analisis Faktor Peluang dan Ancaman Matrik EFAS
(External Factors Analysis Summary)

Faktor-faktor Eksternal Total Bobot x


No Bobot Skor
Peluang (Opportunity) Skor
Sekolah telah dipilih menjadi salah satu sekolah percontohan
1 0,13 3 0,39
program pendidikan keluarga.
Dukungan dana dari pemerintah berupa bantuan dana program
2 Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan Msayarakat serta 0,17 3 0,51
monitoring.

152
Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui … | Mutia Ayu Krismanda, dkk.
Faktor-faktor Eksternal Total Bobot x
No Bobot Skor
Peluang (Opportunity) Skor
Mendapatkan dukungan dari beberapa alumni yang cukup
3 0,14 4 0,56
berpotensi.
4 Kepercayaan masyarakat masih cukup tinggi. 0,14 4 0,56
5 Mendapat dukungan orang tua baik dari dana maupun fasilitas. 0,15 4 0,6
Beberapa komite bersedia terjun langsung membantu dan
6 0,12 3 0,36
mendukung kegiatan atau program sekolah.
7 Sudah terbentuknya paguyuban orang tua wali murid 0,15 4 0,6
Total Skor 1 3,58
Ancaman (Threat)
1 Sebagian orang tua yang masih berprinsip “pasrah bongkoan” 0,23 1 0,23
Belum ada rapat rutin komite karena terhalang oleh kesibukan
2 0,18 2 0,36
masing-masing komite.
Kesibukan orang tua sehingga sulit menemukan waktu yang tepat
3 0,25 1 0,25
untuk mengadakan pertemuan bersama.
Pengetahuan media komunikasipada orang tua yang masih perlu
4 0,18 2 0,36
ditingkatkan
Beberapa orang tua yang masih berada di kalangan ekonomi
5 0,16 3 0,48
menengah kebawah.
Total Skor 1 1,68
Total SkorAkhir (Peluang – Ancaman) 2,9

Dari data pada tabel diatas dapat sekolah semestinya dapat menggunakan
disimpulkan bahwa total bobot dikalikan skor kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan
pada faktor peluang adalah 3,58 sedangkan meraih peluang yang ada pada lingkungan
total bobot dikalikan skor pada faktor ancaman eksternal untuk kemitraan sekolah dengan
adalah 1,68 sehingga skor akhir EFAS yaitu orangtua. Selanjutnya setelah mengetahui hasil
faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah analisis SWOT tersebut dibuatlah strategi-
2,9. Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut strategi untuk meningkatkan jalinan kemitraan
diketahui bahwa sekolah memiliki beberapa sekolah dengan orang tua serta masyarakat dan
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalisasi faktor kelemahan dan ancaman
memberikan kontribusi dalam meningkatkan yang dapat menghambat penyelenggraan
kemitraan sekolah dengan orangtua dan program pendidikan keluarga tersebut. Dalam
masyarakat. hal ini peneliti mengkategorikan beberapa
Berdasarkan hasil analisis SWOT sekolah aspek strategi tersebut berdasarkan analisis
tersebut diketahui skor akhir IFAS adalah 2.09 MAS yaitu strategi yang meliputi perubahan
sedangkan skor akhir EFAS adalah 2,9. Hasil (modify), penambahan (add) dan perluasan atau
analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada penyempitan (size). Hasil analisis tersebut
di kuadran SO (strength oportunity) yang dipaparkan sebagai berikut:
mendukung strategi agresif. Sehingga pihak

153
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2017

Pengembangan dalam aspek pengawasan summary materi pembelajaran, bahan materi


yang mengikutsertakan orang tua pada tambahan, menunjukan project siswa terbaik,
pembelajaran akademik para siswa dapat dll. Sedangkan penggunaan media Edmodo
dilakukan melalui blog guru dan Edmodo. digunakan untuk pemberian tugas-tugas kepada
Penggunaan blog guru dapat diisi dengan siswa, diskusi diluar jam pelajaran, berbagi file,
154
Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui … | Mutia Ayu Krismanda, dkk.

membuat game berdasarkan standar Strategi lain yang dapat dilakukan yaitu melalui
pembelajaran dll. Aplikasi Edmodo ini juga kegiatan Night Sharing yang dapat dilakukan
memberi kesempatan orang tua untuk ikut sebagai solusi untuk kehadiran orang tua yang
bergabung didalamnya sehingga dapat turut belum maksimal dalam pertemuan yang
serta mengawasi perkembangan akademik para diadakan sekolah kepada orang tua. Kesibukan
siswa bahkan terlibat dalam proses orang tua pada pagi hingga sore hari kerap kali
pembelajaran anak mereka. Dalam hal ini menjadi hambatan dalam mengundang orang
sekolah mungkin tidak akan meminta orang tua tua dalam pertemuan sekolah dengan orang tua,
untuk membantu mengajarkan PR mata sehingga pertemuan tersebut menjadi kurang
pelajaran tertentu namun lebih kepada berbagi menjadi efektif dan efisien. Melalui kegiatan ini
ide, pendapat dan bahkan pengetahuan kepada kedua belah pihak dapat berdiskusi jika ada
para siswa (Havard Family Research Project, beberapa hal yang perlu ditingkatkan, dirubah
2007: 4). Contohnya dengan kolaborasi dan disepakati bersama dalam rangka
pembuatan portofolio dengan pertanyaan yag mengasuh dan mendidik anak lebih baik lagi
telah diarahkan oleh guru. sehingga dapat mencetak lulusan yang unggul
Selain itu, demi memperkuat komunikasi dalam prestasi dan karakter.
dan hubungan sekolah dengan orang tua maka Selain memasukan unsur strategi-strategi
sekolah dapat mengadakan acara Family Fun yang telah dipaparkan diatas, pengembangan
Day. Hal ini dapat dilakukan dengan bentuk model ini mengacu pada model
mengadakan lomba atau kegiatan games antara kemitraan sekolah dengan keluarga dan
orang tua dan para peserta didik yang dibuat masyarakat oleh pemerintah dan dikembangkan
dan dipimpin oleh trainers berpengalaman dengan mengadaptasi dari beberapa model
sehingga game tersebut memiliki tujuan untuk kemitraan yang dianggap mampu
mempererat hubungan orang tua dan para mengakomodasi kekurangan model yang sudah
peserta didik terlebih lagi dengan sekolah yang ada, yaitu mengadaptasi dari model PTA
telah mengadakan acara tersebut dan berperan National Standards for Family-School
sebagai jembatan positif bagi mereka. Sekolah Partnership dan model dari Penelitian Family
juga dapat menggunakan program “Three Involvement in middle and High School’s
Contribution for School” sebagai sarana Education dari Havard Family Research
mengundang orang tua berpartisipasi sebagai Project. Tidak hanya itu, pengembangan model
relawan dalam kepanitiaan, acara-acara juga memadukan penggunaan media sosial
sekolah, pembuatan school newsletter, kegiatan dalam usaha peningkatan keefektifan
dikelas, atau bahkan kegiatan sekolah yang komunikasi yang terjalin dalam suatu program
dilakukan dirumah dll. (Corolado Springs kemitraan.
School District 11, 2014: 6). Tentunya hal ini Tujuan model kemitraan sekolah dengan
harus didiskusikan dan disepakati oleh orang orang tua melalui media sosial ini adalah
tua atau komite sekolah sebagai perwakilan. memberikan panduan bagi kepala sekolah,
Program “School Newletter” merupakan guru, tenaga kependidikan, komite serta orang
sarana orang tua untuk dapat mengetahui tua untuk secara bersama-sama menciptakan
sekolah lebih dalam lagi, setiap programnya dan mendukung pelaksanaan program
baik yang sudah diadakan maupun yang akan kemitraan sekolah dengan orang tua dan
dilaksanakan serta profil sekolah, profil anak mensukseskan pendidikan semua peserta didik.
berprestasi dll yang terdapat pada rubrik-rubrik Sedangkan sasaran model kemitraan ini yaitu;
didalamnya. Dalam penulisan “School Pertama, Kepala sekolah, guru, dan tenaga
Newletter” ini tidak hanya dilakukan oleh tim kependidikan sekolah swasta dalam
saja atau dari pihak sekolah namun dapat melaksanakan kemitraan dengan keluarga dan
melibatkan orang tua dan para peserta didik. masyarakat; Kedua, Orang tua/ wali murid
155
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2017

sekolah swasta sebagai mitra kerja dalam Rekomendasi kegiatan yang telah diberikan
merencanakan, melaksanakan, dan meng- dalam model tersebut dapat dipertimbangkan
evaluasi program-program sekolah; Ketiga, sesuai dengan tahap keterlaksanaan program
Komite sekolah sekolah swasta sebagai mitra kemitraan sekolah serta situasi dan kondisi
kerja dalam merencanakan, melaksanakan, dan sekolah. Keterlaksanaan setiap indikator yang
mengevaluasi program-program sekolah; sudah dijalankan harus disertai dengan evaluasi
Keempat, Organisasi mitra yang berkaitan dan supervisi yang rutin sehingga dapat
dengan pelaksanaan program kemitraan mencapai keberhasilan yang maksimal. Selain
sekolah dengan orang tua melalui media sosial; itu, sekolah yang hendak menggunakan model
dan kelima, Dinas Pendidikan kota dan Provinsi kemitraan ini harus senantiasa berusaha
sebagai pembina teknis satuan pendidikan memenuhi beberapa faktor yang
menengah dan pendidikan khusus. Spesifikasi mempengaruhi efektifitas keterlaksanaan
model pengembangan kemitraan sekolah dan model, seperti persyaratan pokok model, profil
orang tua melalui media sosial yaitu: (1) sekolah, peran dan karakter dan monitoring dan
Definisi dan deskripsi setiap bentuk kemitraan; evaluasi. Panduan-panduan yang telah dibuat
(2) Tujuan dan hasil yang diharapkan dalam diharapkan dapat membantu pihak-pihak
setiap bentuk kemitraan (3) Rekomendasi terkait yang akan menjalankan program
kegiatan yang dapat dikembangkan pada setiap kemitraan ini. Model kemitraan sekolah dengan
bentuk kemitraan; (4) Indikator pada setiap orang tua melalui media sosial ini diharapkan
bentuk kemitraan; (5) Peran pihak sekolah dan penulis dapat membantu sekolah dalam
orang tua dalam menjalankan setiap bentuk mengembangkan dan melaksanakan program
kemitraan. kemitraan sekolah dengan orang tua yang
Dalam mengimplementasi model tentunya hal tersebut harus disesuaikan dengan
kemitraan sekolah dengan orang tua melalui kondisi sekolah masing-masing. Berikut ini
media sosial ini maka pihak-pihak yang terkait adalah gambar model kemitraan dan orang tua
harus memperhatikan setiap bentuk kemitraan melalui media sosial:
yang sudah dipaparkan dalam model.

156
Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui … | Mutia Ayu Krismanda, dkk.

Pembahasan dengan orang tua yaitu model kolaborasi guru,


Terdapat beberapa penelitian yang orang tua dan masyarakat oleh Jamalludin
relevan terkait dengan penelitian ini. Penelitian (2015). Penelitian Jamalludin dan penelitian ini
oleh Mazza (2013) dan Coz (2012) memiliki hampir sama yaitu mencoba membuat model
kesamaan dengan penelitian ini yaitu sama- yang berhubungan dengan kemitraan atau
sama mengangkat tema kemitraan melalui kolaborasi antara pihak sekolah dengan orang
media sosial. Dalam penelitiannya, Mazza tua dan masyarakat melalui beberapa tahap,
hanya sebatas mendeskripsikan bagaimana Jamalludin dengan tahap Borg and Gall
penggunaan media sosial berpengaruh terhadap sedangkan penelitian pengembangan ini
komunkasi antara sekolah dan para orang tua menggunakan tahap Sugiyono. Namun terdapat
dan Coz mencoba mendeskripsikan, keistimewaan produk penelitian ini yaitu
menganalisa dan mentafsirkan pengelaman dengan menambahkan penggunaan media
beberapa kepala sekolah dan pengawas dalam sosial sebagai alat komunikasi yang diharapkan
menggunakan beragam alat komunikasi seperti dapat membantu menguatkan komunikasi antar
media sosial untuk berkomunikasi dengan para pihak terkait. Teknik analisis yang digunakan
pemangku kepentingan sebagai suatu sistem dalam penelitian ini pun juga hampir sama
komunikais yang komprehensif, sedangkan seperti teknik analisis yang digunakan dalam
dalam penelitian ini peneliti tidak hanya penelitian Rosita (2009) dan Prastawa (2010)
mendeskripsikan dan menganalisa saja namun yang juga menggunakan teknik analisis SWOT
mencoba menghasilkan suatu produk yang untuk melihat potensi kekuatan, kelemahan,
berupa model kemitraan sekolah dengan orang hambatan dan peluang sebelum membuat
tua yang didalamnya mengandung unsur strategi-strategi dalam penelitian pe-
penggunaan media sosial sebagai alat penguat ngembangannya, perbedaanya dalam penelitian
komunikasi dalam kemitraan tersebut. ini untuk mendapatkan strategi-strategi dalam
Penelitian tentang model kemitraan masih pengembangan model yang dibuat peneliti
jarang ditemui di Indonesia, namun demikian tidak hanya menggunakan SWOT namun juga
peneliti menemukan satu penelitian yang menggunakan teknik analisis MAS untuk
hampir mirip dengan model kemitraan sekolah memaksimalkan hasil pengembangan model.
157
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2017

Meskipun memiliki perbedaan, kelima pakar yaitu ahli dibidang Manajemen dan
penelitian yang relevan yang telah dipaparkan pengamat program Pendidikan Keluarga.
diatas menjadi bahan pertimbangan yang
bermanfaat bagi penulisan penelitian PENUTUP
pengembangan ini. Simpulan
Keterbatasan pengembangan model Berdasarkan hasil evaluasi formatif
kemitraan sekolah dengan orang tua dalam yang telah dilakukan dibuatkah model faktual
penelitian dan pengembangan ini meliputi hal kemitraan sekolah dengan orang tua yang
sebagai berikut: 1) Keterbatasan dikemas dalam program pendidikan keluarga di
pengembangan dibatasi pada studi pendahuluan SMA Kristen 1 Salatiga. Model faktual yang
di satu lingkup satu sekolah saja. Sekolah dirumuskan meliputi dari perencanaan,
tersebut dipilih karena mayoritas baik pendidik pengorganisasian dan pelaksanaan dan
maupun orang tua atau wali murid peserta didik evaluasi. Dalam model faktual tersebut
telah dianggap cukup mengikuti perkem- program dibagi menjadi dua, program
bangan era digital dalam berkomunikasi. penguatan kemitraan dan program penguatan
Artinya penggunaan smart phone dan media ekosistem. Namun penelitan ini fokus pada
sosial cukup populer dikalangan warga sekolah. pengembangan program penguatan kemitraan.
2) Dalam menerapkan model kemitraan sekolah Program penguatan kemitraan keluarga
dengan orang tua sebagai hasil dari produk merupakan program yang bertujuan untuk
penelitian ini, satuan pendidikan dan warga menguatkan jalinan kemitraan antara orang tua
sekolah harus memiliki media sosial yang maupun masyarakat. Beberapa media sosial
prima, artinya media sosial harus dipersiapkan juga telah digunakan sekolah sebagai media
dengan baik penggunaanya dengan stakeholder pendukung dalam memperkuat komunikasi
terkait termasuk sosialisasi spesifikasi antara sekolah dengan stakeholder lainnya
penggunaanya dan analisis kebutuhan yang termasuk orang tua, namun pengembangan
harus dilakukan sebelum penggunaan, selain itu manajemen penggunaannya dirasa belum
dalam penggunaanya juga harus memiliki etika maksimal.
dalam berkomunikasi menggunakan media Demi meningkatkan mutu sekolah
sosial, etika tersebut dapat dibuat dan melalui peningkatan peran serta masyarakat
disepakati bersama dengan perwakilan pada pengelolaan sekolah yang merupakan
stakeholder terkait, dan tidak kalah penting salah satu pilar MBS dibuatlah pengembangan
penggunaan media sosial juga harus dievaluasi model kemitraan sekolah dengan orang tua
untuk peningkatan komunikasi yang lebih baik. melalui media sosial. Model yang dihasilkan
3 Penggunaan media sosial hanya sebatas alat terdiri dari pendahuluan, rasional model,
pendukung komunikasi dalam program spesifikasi model, bentuk-bentuk kemitraan
kemitraan sekolah dan orang tua, tanpa budaya dan indikator tiap bentuk, gambar model,
berkomunikasi yang baik dari sekolah ke orang efektifitas model, dan dilengkapi dengan
tua maupun sebaliknya penggunaan alat panduan-panduan pelaksanaan. Produk yang
pendukung ini tidak akan berjalan efektif. berupa model kemitraan sekolah dengan orang
Sekolah adalah pihak pertama yang harus tua melalui media sosial yang telah disusun
membangun budaya komunikasi yang baik diharapkan dapat membantu dan memberi
dengan orang tua maupun masyarakat, hal inspirasi bagi sekolah yang hendak atau sedang
tersebut dapat dilakukan melalui program- menyelenggarakan program kemitraan sekolah
program pertemuan sekolah dan orang tua atau dengan orang tua agar implementasi yang
masyarakat untuk menjalin komunikasi dengan dilaksanakan sesuai dengan rancangan-
baik. 4) Penelitian dan pengembangan ini hanya rancangan yang telah dirumuskan.
dibatasi sampai pada tahap uji pakar oleh para
158
Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dengan Orang Tua Melalui … | Mutia Ayu Krismanda, dkk.

Saran Gelgel, I Nengah. 2005. Evaluasi Kinerja


Bagi sekolah yang menyelenggarakan Komite Sekolah Jenjang Sekolah
program kemitraan sekolah dengan orang tua Menengah Pertama (SMP) Di Kabupaten
agar peng-implementasian model program Buleleng Tahun 2005. IKIP Negeri
kemitraan sekolah dengan orang tua melalui Singaraja.
media sosial berjalan dengan efektif, maka Greenfield, D.B. (2003).Parent Involvement
disarankan: Project. http://www.psy.miami.edu/
1) Penyelenggaraan dapat mencakup semua faculty/dgreenfield/research/parent_invo
bentuk kemitraan yang sudah lvement.html.
dikembangkan oleh peneliti. Havard Family Research Project, 2002. Family
2) Saran yang telah dibuat dalam matrik EFAS and School Together: Building
IFAS dalam bentuk MAS agar dapat Organizational Capacity for Family
dilaksanakan. School Partnership. Havard: Havard
3) Kegiatan perlu diakhiri dengan evaluasi College.
sehingga terlihat ketercapaian pada setiap Havard Family Research Project, 2007. Family
bentuk kemitraan sesuai dengan tujuan dan Involvement Makes A Difference:
indikator yang ada. Evidence That Family Involvement
4) Pihak sekolah dan orang tua/ wali murid Promotes School Success For Every
dan masyarakat yang menjalankan program Child of Every Age. Havard: Havard
kemitraan sekolah dan keluarga hendaknya College.
selalu menjaga berkomitmen terhadap Jamaluddin. 2015. Model Kolaborasi Guru,
pelaksanaan kegiatan, pengadaan sarana Orangtua Dan Masyarakat di Satuan
dan prasarana serta pendanaan. Pendidikan Dasar (Studi Pengembangan
Bagi penelitian selanjutnya dapat Di SD Negeri Inpres 1 Kabupaten Barru
dilakukan penelitian pengembangan dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
topik yang sama namun dengan langkah 2015. Petunjuk Juknis Penguatan
pengembangan Sugiyono yang lebih dari tahap Kemitraan Keluarga, Satuan Pendidikan,
lima atau melanjutkan penelitian ini ke tahap SMA/ SMK.
pengembangan selanjutnya, serta menyertakan Larasati, S.Y. 2009. Peran Komite Sekolah
orang tua dan yayasan sekolah sebagai Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
narasumber wawancara untuk mendapatkan Di SMA Ronggolawe Kota Semarang.
data yang lebih luas. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Mazza, Joseph. 2013. The Use of Social Media
DAFTAR PUSTAKA Tools By School Principals To
Armansyah. 2009. Peranan dan Pemberdayaan Communicate Between Home And
Komite Sekolah Dalam Pemberdayaan School. A Dissertation.United States:
Pendidikan SMA Negeri Kota Binjai. ProQuest LLC
Medan: Universitas Sumatera Utara. Mulyasa. 2012. Manajemen dan
Cox, Daniel Dean. 2012. "School Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
communications 2.0: A social media Bumi Aksara
strategy for K-12 principals and Mulyono, W.D. 2014. Peran Komite Sekolah
superintendents". Graduate Theses and Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Dissertations.Paper 12301.Iowa State SMK Di Kabupaten Lamongan, Jawa
University. Timur. Jurnal Pendidikan Vokasi, 4/3,
Daryanto, Farid. 2013. Konsep Dasar November 2014. Yogyakarta: UNY
Manajemen Pendidikan di Sekolah. Prastawa.H, dkk. 2010. Pengembangan Hutan
Yogyakarta: Gava Media. Pinus Masyarakat Berbasis Kemitraan
159
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2017

Sebagai Model Pemberdayaan Seni Anak (Studi Deskriptif Tentang


Masyarakat Sekitar Hutan. Jurnal Teknik Pengasuhan Di Kinderdorf SOS Desa
Industri, 11/2, Agustus 2010: 178–183. Taruna Lembang. Bandung: Universitas
Rodliyah. 2013. Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Indonesia.
Pengambilan Keputusan dan Slameto. 2015. Manajemen Berbasis Sekolah
Perencanaan di Sekolah. Yogyakarta: (MBS). Salatiga: satya Wacana
Pustaka Pelajar. University Press.
Rosita, Tita. 2009. Pengembangan Model Pola Syaifudin, M. dkk. 2006. Manajemen Berbasis
Pengasuhan Berbasis Keluarga di Panti Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikti.
Asuhan Dalam Meningkatkan Kreativitas

160

Você também pode gostar