Você está na página 1de 2

Nama :Ikrima Sazkia Gemanty

NIM :1181030071

Mata Kuliah :Tafsir

Kelas :IAT/B

Surah Al-Imran 114

‫وما محمد اال رسول قد خلت من قبله الرسل أفا ئن مات أو قتل إنقلبتم على اعقابكم‬
Nabi Muhammad adalah manusia yang tunduk kepada sunnatullah, tak seorangpun
ditakdirkan hidup abadi. Ayat ini menyatakan bahwa Apabila Nabi Muhammad telah
wafat akankah umatnya kembali ke Agama yang terdahulu? Karena hakikatnya diri rasul
bukanlah yang dimaksud, melainkan risalah yang diemban olehnya yaitu hidayah untuk
umat manusia.

Sirah : Anas bin Nadir kala itu bergetar ketakutan karena tersiar berita bahwa nabi
Muhammad SAW wafat dibunuh. Kaum mukminin yang berhati lemah
mengatakan “andaikata yang menjadi rasul kita Abdullah bin Ubay, maka ia akan
bisa menjamin keamanan kita dari Abu Sufyan”. Sebagian orang munafik
mengatakan, “Bila Muhammad telah mati terbunuh, maka kembalilah kalian pada
agama semula”. Kemudian Anas bin Nadir menjawab “Bila Muhammad
Terbunuh, Sesungguhnya Tuhan Muhammad tidak akan terbunuh. Apakah yang
akan kalian lakukan dalam kehidupan sesudah Rasul saw? Tiada lain kalian harus
berperang membela apa yang selama ini beliau bela. Dan kalian harus
mengorbankan diri seperti yang dilakukan beliau demi hal tersebut”. “ Ya Allah
sesunguhnya aku memohon maaf kepada-Mu atas perkataan mereka. Dan aku
bersuci diri kepada-Mu atas kelakuan mereka.”

Terbunuhnya Nabi Muhammad saw tidak menjadikan agama islam lemah, karena:

1. Muhammad adalah manusia, seperti nabi-nabi lainnya


2. Kebutuhan seorang rasul hnay untuk menyampaikan agama. Jika tugas yang
diemban selesai berarti tujuannya telah tercapai. Jadi terbunuhnya nabi bukanlah
kehancuran agamanya.

‫ض ًّر هللا شيئا‬


ُ ّ‫و من ينقلب على عقبيه فلن ي‬
Barang siapa yang mundur dari jihad dan perang melawan musuh tidak
membahayakan Allah sama sekali. Pertolongan Allah tidak akan terhalang oleh sebagian
orang lemah dan munafik yang mengundurkan diri dari peperangan. Allah akan tetap
memperteguh posisi kaum mukminin.

ّ ‫و سيجزى هللا ال‬


‫شاكرين‬
Ayat ini mengandung petunjuk bahwa bahwa musibah menimpa seseorang tidak
ada kaitannya dengan kebenaran atau kebatilannya. Allah mewajibkan kita mengambil
petunjuk dan teladan dari Rasulullah. Adapun hal-hal yang menimpa jasad beliau, baik
sakit maupun hidup dan matinya sama sekali tidak ada kaitannya dengan keabsahan
dakwah yang beliau serukan.

Você também pode gostar