Você está na página 1de 7

Nama : Badrul Munir Arrosadi

NIM : 150342607243

Kelas/Offering : Pend. MTK/C1B

TUGAS DAN EVALUASI

1. Sebutkan perbedaan pengertian antara jihad dan qital (harb) dalam Islam
 Jihad didalam Al-Qur’an seperti dalam Q.S. Al-An’kabut, Q.S. Al-Hajj, Q.S. At-
Taubah, Q.S. Al-Tahrim, Q.S. Al-Baqoroh mempunyai ariti berjuang
 Qital dan harb mempunyai arti perang
Jadi, jihad tidak selamanya mempunyai arti perang seperti yang dikemuakan orang
barat. Jihad merupakan memberi jiwa, raga dan hartanya untuk berjuang di jalan Allah
SWT.

2. Sebutkan dasar-dasar ajaran tentang jihad dan qital (harb) dalam Islam
Landasan jihad dalam Islam terdapat dalam kitab suci di alQur’an, hadis, dan ijtihad ulama.
Dalam al-Qur’an, landasanlandasan tersebut, antara lain, terdapat dalam ayat-ayat sebagai
berikut :

“Barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam” (Q.S Al-‘Ankabut: 6)

“Kami wajibkan manusia (untuk berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang kamu tidak
memiliki pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya! Hanya
kepada-Ku-lah kamu kembali, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan” (Q.S Al-‘Ankabut: 8)

“Berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenarbenarnya. Dia telah
memilihmu, dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untukmu suatu kesempitan dalam agama.
Ikutilah agama orang tuamu, Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakanmu sekalian orang-
orang muslim sedari dulu (Maksudnya: dalam kitabkitab yang telah diturunkan kepada
nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW), dan begitu pula dalam al-Qur’an ini, agar
Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap
manusia. Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berpeganglah kamu pada tali
Allah! Dia adalah pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik
penolong” (Q.SAl-Hajj: 78)

3. Mengapa umat Isalam wajib berjihad


Jawaban : Dengan berjihad umat Islam dapat mempertahankan agamanya dan kebebasan
beragama, selain itu dasar ajaran tentang jihad juga telah disebutkan. Jihad adalah salah
satu tiang untuk beragama Islam.

4. Jelaskan ragam hukum jihad dalam Islam


Jawaban : Hukum jihad adalah fardhu dengan dasar firman Allah al-Qaahir:
‫ّللاُ ۗ لَّ ُك ْم شر وهُو ش ْيئًا ت ُ ِحبُّوا أن وعسى ۖ لَّ ُك ْم خيْر وهُو ش ْيئًا ت ْكرهُوا أن وعسى ۖ لَّ ُك ْم ُك ْره وهُو ْال ِقتا ُل عل ْي ُك ُم ُك ِتب‬
َّ ‫ي ْعل ُم و‬
‫ت ْعل ُمون ل وأنت ُ ْم‬
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu
tidak mengetahui.”([Al-Baqarah: 216)

5. Bagaimana pelaksanaan jihad secara kontekstual pada zaman modern


Jihad dalam pengertian konstektual adalah perjuangan yang dilakukan oleh individu
muslim maupun kelompok Islam dalam menyiarkan agama Islam, dan
perjuanganperjuangan lain yang lebih luas, seperti: perjuangan di bidang pendidikan,
kesehatan, moral, ekonomi, social, budaya, politik, keamanan, hak dan kewajiban,
lapangan pekerjaan, dan lain-lain dengan segenap kemampuan yang dimiliki.
Pelaksanaan jihad pada zaman modern dapat dilakukan dengan belajar sungguh-sungguh,
memberikan Pendidikan kepada umat, kesehatan maupun berjuang demi kepentikan umat
dalam berpolitik seperti yang dicontohkan oleh banyak partai politik di Indonesia.

6. Sebutkan perbedaan jihad secara universal dan jihad secara kontekstual


 Jihad secara konstektual, yakni usaha semaksimal mungkin untuk mencapai cita-cita,
dan upaya untuk membelaaga Islam dengan harta, benda, jiwa, dan raga
 Jihad dalam arti universal berarti mengerahkan segala kemampuan, atau berjuang
menghadapi pelbagai kesulitan. Dalam hukum Islam, jihad mengandung usaha
maksimal untuk menerapkan ajaran Islam serta memberantas kemungkaran dan
kezhaliman, baik terhadap diri pribadi maupun masyarakat.

7. Mengapa terjadi radikalisme umat beragama? Sebutkan dampaknya pada masyarakat dan
cara menanggulanginya
Jawaban :
Ada 2 faktor radikalisme umat beragama, yaitu umum dan bersifat khusus.
 Bersifat umum ialah bahwa dilingkungan umat beragama apapun jenis agamanya selalu
terdapat fundamentalisme, minoritas, militan, ekstrem, dan radikal. Fundamentalisme
tidak hanya terdapat dalam pemeluk agama yang monoteistik saja, akan tetapi
fundamentalisme juga bersemai dalam komunitas agama yang lain yang sama-sama
menolak butirbutir nilai budaya liberal dan saling berperang atas nama agama, serta
berusaha membawa hal-hal yang sakral ke dalam politik dan negara
 Bersifat khusus
a. Pengertian seseorang terhadap agama yang tidak tepat, penyalahgunaan agama
untuk kepentingan sektarian, pemahaman agama yang tekstual, rigid (kaku),
sempit, dan penyalahgunaan simbol agama.
b. Agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakui eksistensi agama lain.
c. Adanya penindasan, ketidakadilan, dan marginalisasi sehingga melahirkan gerakan
perlawanan.
d. Adanya tekanan sosial, ekonomi, dan politik. Jika tekanan itu melampaui batas
ambang kesabaran, maka muncul gerakan perlawanan dengan menggunakan segala
cara untuk meraih kemerdekaan.
e. Lingkungan masyarakat yang tidak kondusif terkait dengan kemakmuran,
pemerataan, dan keadilan.
f. Menolak modernitas dan lebih mengukuhkan peran formal agama.
g. Pandangan dunia (world view) dari umat beragama yang berupaya
memperjuangkan keyakinan yang mereka anggap benar dengan sikapsikap
emosional yang menjurus pada kekerasan.
h. Kurangnya kesadaran bermasyarakat dan berbangsa secara pluralistic sehingga
menyebabkan hilangnya rasa toleran, dan sebaliknya timbul fanatisme atas
kebenaran agamanya sendiri

Dampak pada masyarakat

 Secara umum, radikalisme umat beragama mengakibatkan terjadinya teror dan


kekerasan bahkan menimbulkan konflik dan peperangan secara horizontal dan vertikal,
apalagi jika terlibat berasal kelompok agama yang berbeda. Sudah banyak darah yang
mengalir akibat aksi radikalisme tersebut, begitu juga korban harta benda bahkan
nyawa. Di samping itu, radikalisme melahirkan beragama penderita dan nestapa. Tidak
sedikit wanita yang kehilangan suami, anak yang kehilangan orang tua, serta ribuan
orang kehilangan tempat tinggal.
 Dari sisi psikis, radikalisme agama menimbulkan keresahan dan ketakutan pada
masarakat, dan kurang adanya sikap saling percaya antara rakyat dan penguasa. Secara
internasional, aksi-aksi radikalisme tersebut mengakibatkan turunya citra bangsa,
Negara, bahkan agama yang dipeluk oleh bangsa tersebut. Penyebabnya tidak lain
karena banyak orang yang menyamaratakan antara agama dan praktik-praktik yang
dilakukan oleh umat beragama tersebut

Cara menanggulangi

Dapat dilakuakan dengan mengetahui secara tepat akar permasalahannya. Selanjutnya,


dicari solusi yang tepat dan bijak dengan melibatkan pihak-pihak terkait, khusuanya para
pelaku radikalisme agama. Diantara upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi radikalisme umat beragama adalah:

 Perubahan sikap dan pandangan dari negara-negara Barat terhadap negara-negara


Muslim di dunia. Sudah saatnya dan semestinya umat islam di dunia tidak
diposisikan sebagai lawan Barat pasca berakhirnya era perang dingin.
 Mengurang dan menghapuskan kesenjangan sosial, ekonomi, politik, pendidikan,
dan kebudayaan ditingkat nasional, regional, dan internasional.
 Riorientasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi
pemahaman yang kontekstual, fleksibel, dan terbuka.
 Melakukan modernsasi kehidupan umat secara selektif, dengan mengakomodir sisi
positifnya dan mengeliminir sisi negatifnya.
 Menanamkan kesadaran “setuju untuk tidak setuju” dalam menyikapi pluralism
sosial, budaya, dan agama yang berkembang di tengahtengah masyarakat dan
bangsa.
 Perlu disemaikan pula kesadaran umat beragama di era globalisasi ini untuk dapat
hidup bersatu di tengahtengah massyarakat, bangsa, dan negara meski tidak harus
melebur menjadi satu.

8. Buktikan bahwa Islam agama moderat


 Kata moderat merupakan sikap yang selalu menghindari perilaku yang berlebih-
lebihan (ekstrem). Moderat merupakan pandangan atau sikap seseorang yang
cenderung kearah pengambilan sikap dengan menggunakan jalan tengah. Dengan
demikian muslim moderat dapat didefinisikan sebagai pandangan seorang muslim
atau umat islam terhadap suatu persoalan dengan selalu menghindarkan praktik-
praktik yang radikal dan cenderung menyikapi segala sesuatu dengan mengambil jalan
tengah (moderat).
 Islam adalah agama moderat dan seimbang. Kemoderatan dan keseimbangan
merupakan jalan hidup (way of live) yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW selama
hidupnya. Kemoderatan dan keseimbangan dengan demikian tumbuh dari pemahaman
Islam yang murni dan hakiki sebelum Islam dipahami secara parsial sebagaimana yang
terjadi dalam beberapa dasawarsa akhir-akhir ini. Rasulullah SAW bersabda,
"Jauhkanlah kalian dari sikap melampaui batas dalam beragama. Sungguh orang-
orang sebelummu musnah disebabkan oleh sikap pelampauan batas dalam beragama."
(HR. Hakim).

9. Diskusikan upaya-upaya untuk menghilangan radikalisme umat beragama dan agar


menjadi umat yang moderat
 Penumbuhan rasa saling toleran terhadap umat beragama contohnya diadakan
pertemuan antar umat beragama dengan sekedar makan Bersama ataupun
mendengarkan ceramah yang menyejukkan, hal ini perlahan akan menumbuhkan rasa
toleransi dan menghilangkan diskriminasi sesama umat beragama
 Sistem yang adil, radikalisme bukan berarti muncul tanpa sebab jika terdapat suatu
keradikal’an berarti ada sesuatu yang salah dengan system. Entah itu kurangnya
keadilan sosial, ekonomi maupun kesehatan. Dengan begitu system yang adil adalah
hal yang perlu dilakukan agar tidak muncul radikalisme

10. Bagaimanakanh pandangan anda terhadap moderinisme, sekulerisme dan radikalisme


dalam konteks penciptaan ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat, baik didalam maupu
diluar negeri
 Sekulerisme : Sekulerisme adalah pemisahan antara politik/kehidupan dengan agama,
saya rasa paham ini dapat sedikit diterima tapi tidak seluruhnya. Karena Indonesia
mayoritas penduduk muslim dan Islam tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Selain
itu di Indonesia terdapat aturan semi Otonom yang memungkinkan daerah seperti Aceh
yang dulunya kerajaan Islam dan mayoritas Islam dapat menggunakan aturan Syariah
di daerahnya
 Radikalisme : Radikalisme adalah klaim ekstrim terhadap suatu agama tertentu, di
Indonesia Radikalisme ditujukan kepada umat Islam ekstrimis. Radikalisme
mempunyai pemahaman bahwa pemahaman dirinya adalah yang paling benar sehingga
bertumbuhnya kesalahan tafsir dan kebencian yang mengakibatkan kekacauan didalam
negeri maupun diluar negeri.
 Modernisme : Sebagai umat beragama Islam saya rasa moderat adalah pilihan yang
paling baik. Kemoderatan dan keseimbangan dengan demikian tumbuh dari
pemahaman Islam yang murni dan hakiki sebelum Islam dipahami secara parsial
sebagaimana yang terjadi dalam beberapa dasawarsa akhir-akhir ini. Rasulullah SAW
bersabda, "Jauhkanlah kalian dari sikap melampaui batas dalam beragama. Sungguh
orang-orang sebelummu musnah disebabkan oleh sikap pelampauan batas dalam
beragama." (HR. Hakim). Moderat berkaitan erat dengan paham toleran yang dalam
istilah bahasa berarti luwes, adaptif dan mudah dalam pergaulan. Moderat lawan
katanya ekstrem yang dalam istilah bahasa berarti pelampauan batas-batas moderasi
dan jauh dari sikap seimbang.

Você também pode gostar