Você está na página 1de 4

AKTUALISASI 5 M

OLEH PEMUDA MASA KINI

Oleh:
Andya Agisa dan Hamdiah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat

Arus globalisasi menyebar diseluruh belahan dunia dengan derasnya, tak


terkecuali Indonesia. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang informasi, komunikasi dan
transfortasi, sehingga dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi kampung
sedunia tanpa mengenal batas negara. Kondisi yang demikian akan menciptakan
struktur global yang akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta akan mempengaruhi pula dalam
berpola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia (Sumarsono, 2002:2).
Globalisasi memberikan dampak positif maupun negatif pada semua ruang
lingkup kehidupan manusia. Globalisasi memicu timbulnya perkembangan dan
berbagai penemuan baru dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
berdampak pada proses penyebaran informasi dari masa ke masa menjadi semakin
efektif dan efisien. Di Indonesia, dengan perkembangan teknologi yang pesat
tersebut, semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan smartphone
ditambah tingginya tingkat pengetahuan masyarakat akan internet meskipun
belum merata sepenuhnya di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh
Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan lebih
dari setengah penduduk Indonesia telah terhubung dengan Internet. Survei yang
dilakukan sepanjang 2016 itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah
terhubung ke internet. Adapun total penduduk Indonesia sebanyak 256,2 juta
orang. Hal inipun mengindikasikan kenaikan 51,8 persen dibandingkan jumlah
pengguna internet pada 2014 lalu yang hanya ada 88 juta pengguna internet.
Dewasa ini, para remaja cenderung mengikuti budaya barat hasil dari
globalisasi, budaya barat ini mereka lihat dari beragam media informasi dan
komunikasi serta adanya anggapan bahwa budaya tersebut terlihat lebih baik
sehingga menilai kebudayaan asli Indonesia telah ketinggalan zaman. Parahnya
lagi, budaya barat yang negatif sering diartikan oleh pemuda menjadi suatu hal
yang wajar dan modern sehingga dianggap sebagai suatu yang pantas dilakukan di
zaman sekarang ini. Padahal tidak semua budaya barat itu benar, banyak
perkembangan-perkembangan media yang dapat merusak akhlak pemuda, hal
inilah yang disinyalir sebagai penyebab menurunnya kualitas sumber daya
manusia. Gaya hidup yang serba instan membuat mereka tidak mau berusaha
dalam mencapai suatu tujuan sehingga muncul kebiasaan mencari jalan pintas
demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Apabila hal tersebut dibiarkan saja
hingga membentuk suatu kebiasaan atau budaya sosial tertentu, dapat
membahayakan bangsa Indonesia sebab masyarakatnya lebih mengejar
kepentingannya masing-masing dan mengabaikan nilai dan moral bangsa yang
seharusnya dipegang teguh oleh rakyatnya.
Idealnya kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang berdasarkan
Pancasila. Kebudayaan itulah yang memberi ciri khas keIndonesiaan yang
mengandung nilai-nilai lokal yang diterima dan disepakati secara bersama
menjadi ideologi bangsa Indonesia. Dimana nilai-nilai Pancasila dijadikan
pedoman dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara dan dijadikan suatu
simbol persatuan bangsa Indonesia yang majemuk melalui semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
Realitas globalisasi tidak mungkin kita hindari. Tugas kita bukanlah
menolak globalisasi, tetapi bagaimana caranya agar kita tidak terbawa arus negatif
globalisasi. Pancasila tampil sebagai filter setiap pengaruh yang masuk dan
disesuaikan dengan kepribadian bangsa. Secara formal, Pancasila tetap diakui
oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai Ideologi mereka. Namun ditataran aplikatif,
perilaku masyarakat banyak mengalami pergeseran nilai yang membuat
masyarakat perlahan-lahan melupakan Pancasila. Salah satu alasan Pancasila
masih tetap eksis adalah Pancasila digali dari nilai-nilai yang ada dimasyarakat
seperti nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Dengan demikian, eksis tidaknya Pancasila diera global sangat bergantung dari
nilai-nilai masyarakat. Lalu bagaimana agar Pancasila tetap menunjukkan
eksistensinya diera global saat ini?
Usaha-usaha yang dapat kita lakukan terutama generasi penerus bangsa
dalam rangka mempertahankan eksistensi Pancasila di tengah arus globalisasi
ialah dengan melakukan Gerakan 5M yaitu sebagai berikut.
1. Menyadari pentingya nilai Ketuhanan
Kehidupan bernegara bagi NKRI yakni berdasarkan asas
Ketuhanan Yang Maha Esa, negara menjamin kemerdekaan setiap warga
negara untuk memeluk agama dan kepercayaan yang dianutnya. Negara
menghendaki adanya toleransi antar pemeluk agama dan aliran
kepercayaannya masing-masing. Selain toleransi antar umat beragama
perlu adanya pertanggungjawaban individu terhadap hubungannya dengan
Tuhan. Yakni melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya,
sehingga perbuatan-perbuatan menyimpang akibat pengaruh buruk
globalisasi dapat dihindari.

2. Menegakkan nilai-nilai kemanusiaan


Seorang individu yang berbudi luhur dan berpegang teguh terhadap
Pancasila harus memiliki jiwa kemanusiaan. Jangan sampai, dengan
adanya kemajuan teknologi, membuat kita menjadi manusia yang
kehilangan ruh kemanusiaan dan nilai-nilai spritual. Banyak kita temui
kasus yang tidak manusiawi, contohnya pembantaian para kaum muslim
Rohingya di Myanmar, dengan adanya globalisasi tentu sangat mudah bagi
kita untuk mendapatkan berita terbaru mengenai kasus ini, tetapi dilihat
dari kenyataannya, banyak yang hanya berdiam diri dan membiarkan
kasus ini begitu saja.
Maka dari itu, setidaknya kita harus mampu mendidik generasi
penerus bangsa dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sejak dini,
sudah tugas sang pendidiklah yang harus mampu menanamkan nilai-nilai
tersebut, agar terciptanya generasi penerus bangsa yang memiliki rasa
kemanusiaan terhadap sesama.

3. Mempererat rasa persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat


Masuknya kebudayaan dari luar akan memberikan dampak yang
besar terhadap bangsa, maka dari itu penting bagi kita sebagai tetap
berpendirian teguh terhadap nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang
termaktub didalam Pancasila demi mempertahankan karakter bangsa
Indonesia asli yang memiliki jiwa kekeluargaan dan jiwa gotong-royong.
Globalisasi bukanlah alasan bagi individu menjadi individualisis yang
tidak mempedulikan keadaan sosial disekitarnya.

4. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk


kepentingan bersama dan dengan semangat kekeluargaan
Musyawarah mufakat juga merupakan suatu karakter yang dimiliki
oleh Bangsa Indonesia. Segala tindakan dan keputusan diambil
berdasarkan asas kekeluargaan dan kepentingan bersama, jangan sampai
dengan adanya pengaruh buruk dari globalisasi mampu menyingkirkan
jiwa musyawarah Bangsa Indonesia dengan jiwa yang main hakim sendiri,
tidak bertanggung jawab dan memaksakan kehendak demi kepentingan
pribadi. Perlu untuk tetap melakukan musyawarah disetiap keputusan yang
hendak diambil dengan niat dan kesadaran itikad baik dengan rasa
bertanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.

5. Menjunjung tinggi rasa keadilan


Setiap individu sudah memiliki hak dan kewajibannya masing-
masing. Maka dari itu perlunya rasa saling menghormati antara hak kita
dan orang lain. Mulailah dari diri kita sendiri, dengan kita menghormati
hak orang lain maka orang lain pun akan menghormati hak kita. Sikap
saling menghormati inilah akan terciptanya suatu keadilan yang akan
menciptakan suasana yang harmonis dan rukun antar masyarakat seperti
tujuan dalam nilai-nilai Pancasila.

Indonesia merupakan bangsa yang besar, sudah sepatutnya kita bersifat


terbuka terhadap beragam budaya yang masuk tetapi tidak serta merta menerima
setiap kebudayaan yang masuk, perlu adanya sikap yang kritis terhadap pengaruh
dari globalisasi yakni tetap berpegangan teguh terhadap ideologi kita yaitu
Pancasila.

Você também pode gostar