Você está na página 1de 12

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segenap
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Dan tidak lupa shalawat serta salam kita
panjatkan kehadiran Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya.

Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan
Komunitas 2 dalam membuat asuhan keperawatan tentang kelompok Anak Jalanan.

Dalam penyusunan tugas ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa , kami tak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian
kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan tugas ini meskipun tersusun sangat sederhana.

Demikian, semoga penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi kami selalu
penyusun dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran dan kritik dari
berbagai pihak yang bersifat membangun.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Anak jalanan adalah anak- anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja
di jalanan kawasan urban. Sedangkan menurut Departemen Sosial RI, anak jalanan
merupakan anak yang berusia di bawah 18 tahun dan berada di jalan lebih dari 6 jam
sehari dalam 6 hari dalam seminggu.
Anak jalanan ini setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Peningkatan ini
merupakan salah satu akibat dari krisis moneter pada tahun 1997 di Indonesia. Akibat
dari krisis ini banyak sekali permasalahan yang muncul baik di bidang perekonomian,
sosial, dan kesehatan.
Dalam keadaan seperti ini, sangatlah besar kemungkinan bagi anak untuk terjerumus
kejalanan. Perekonomian yang kacau akibat krisis moneter menyebabkan terjadi
pemutusan hubungan kerja dimana- mana. Hingga pada akhirnya anak- anak pun sampai
diperkerjakan oleh orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Mereka
yang seharusnya bermain dan belajar telah ikut menanggung beban keluarga. Pada
akhirnya mereka menjadi penghuni tetap jalanan yang menghabiskan waktunya untuk
bekerja dan menggantungkan hidup di jalanan sehingga mereka menjadi anak jalanan.
Jumlah anak jalanan terus bertambah setiap tahunnya. Lembaga Perlindungan Anak
mencatat pada tahun 2003 terdapat 20.665 anak jalanan di Jawa Barat dan 4.626 di
antaranya berada di kotamadya Bandung.
Data dari Pusdatin Kementerian Sosial RI tahun 2008 diketahui populasi anak jalanan
di seluruh nusantara 232.000 orang dan 12.000 diantaranya berada diwilayah Jabotabek
serta 8000 ada di Jakarta. Begitu pula di Semarang yang merupakan ibu kota provinsi
Jawa Tengah jumlah anak jalanan pun semakin tahun mengalami peningkatan. Dari data
pada tahun 2005 terdapat 335 anak.
Pada tahun 2007 didapatkan data sebanyak 416 menurut yayasan Setara
Semarang.Peningkatan ini semakin signifikan tiap tahunnya, bahkan berdasarkan
majalah Gemari edisi 106 tahun 2010, menyebutkan bahwa jumlah anak jalanan di
Semarang mencapai hampir 2000 anak. (Ernawati, 2012)
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Anak jalanan
Anak jalanan adalah anak yang berusia 5- 18 tahun baik laki- laki maupun perempuan
yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja di jalanan kawasan urban,
memiliki komunikasi yang minimal atau sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan
keluarga dan kurang pengawasan, perlindungan, dan bimbingan sehingga rawan terkena
gangguan kesehatan dan psikologi.
Sedangkan menurut Departemen Sosial RI, anak jalanan merupakan anak yang
berusia di bawah 18 tahun dan berada di jalan lebih dari 6 jam sehari dalam 6 hari dalam
seminggu. Akan tetapi, secara umum anak jalanan terbentuk dari dua kata yaitu “anak”
dan “jalanan”.
Anak mengacu pada usia yang hingga kini masih beragam pendapatnya. Sedangkan
jalanan mengacu pada tempat dimana anak tersebut beraktifitas. Pembagian anak jalanan
menurut UNICEF dibagi menjadi tiga kelompok antara lain:
1. Street Living Children
Anak-anak yang pergi dari rumah dan meninggalkan orang tuanya. Anak tersebut
hidup sendirian dan memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan
keluarganya. Biasanya anak-anak ini sering disebut dengan gelandangan atau pun
gembel. Mereka biasanya tidak mempunyai tempat tinggal maupun pekerjaan
tetap.
2. Street Working Children
Disebut juga sebagai pekerja anak di jalan. Mereka menghabiskan sebagian besar
waktu mereka di jalanan untuk bekerja baik di jalan atau pun di tempat-tempat
umum untuk membantu keluarganya. Sehingga anak-anak ini masih memiliki
rumah dan tinggal dengan orang tua mereka.
3. Children from Street Families
Anak-anak yang hidup di jalanan, beserta dengan keluarga mereka.Untuk
jumlahnya sendiri, jumlah anak jalanan terus betambah setiap tahunnya. Lembaga
Perlindungan Anak mencatat pada tahun 2003 terdapat 20.665 anak jalanan di
Jawa Barat dan 4.626 di antaranya berada di kotamadya Bandung.
Data dari PusdatinKementerian Sosial RI tahun 2008 diketahui populasi anak
jalanan di seluruh nusantara 232.000 orang dan 12.000 diantaranya berada diwilayah
Jabotabek serta 8000 ada di Jakarta.Begitu pula di Semarang yang merupakan ibu kota
provinsi Jawa Tengah jumlah anak jalanan pun semakin tahun mengalami peningkatan.
Dari data pada tahun 2005 terdapat 335 anak.Pada tahun 2007 didapatkan data sebanyak
416 menurut yayasan Setara Semarang.Peningkatan ini semakin signifikan tiap tahunnya,
bahkan berdasarkan majalah Gemari edisi 106 tahun 2010, menyebutkan bahwa jumlah
anak jalanan di Semarang mencapai hampir 2000 anak.

Menurut Moeliono dalam penelitian Mardiana mengenai perilaku belajar pada


anak jalanan menyebutkan pada dasarnya tidak ada satu faktor tunggal yang
menyebabkan anak berada, tinggal, maupun hidup di jalanan dan menjadi anak jalanan.
Akan tetapi penyebabnya adalah banyak faktor (multifaktor) yang saling terkait satu
sama lain sehingga dapat menyebabkanseorang anak menjadi anak jalanan. Faktor
tersebut antara lain kemiskinan, faktor keluarga, dan pengaruh lingkungan.

Kemiskinan, persoalan dalam keluarga atau hubungan keluarga yang buruk dan
pengaruh lingkungan sebaya yang secara bersamaan dapat memberi tekanan yang begitu
besar pada anak sehingga meninggalkan rumah dan melarikan diri ke jalan untuk
mencari kebebasan, perlindungan dan dukungan dari jalanan dan dari rekan-rekan
senasibnya.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian

Pada Masyarakat Universitas Semarang pada tahun 2008, didapatkan hasil bahwa
banyak faktor melatarbelakangi seorang anak menjadi anak jalanan antara lain
kemiskinan (83,33%), keretakan keluarga (1,96%), orang tua tidak paham dan tidak
memenuhi kebutuhan sosial anak (0,98%), dan lainnya adalah keinginan sendiri, sering
dipukul orang tua, dan ingin bebas (13,7%).Kemiskinan tetap merupakan salah satu
faktor utama yang melatarbelakangi seorang anak menajdi anak jalanan. Akibatnya
pendidikan pada anak jalananpun menjadi terabaikan. Di Semarang kurang lebih 60,79%
tidak bersekolah dan hanya 39,21% saja yang mengenyam pendidikan baik pendidikan
TK, SD, SMP, ataupun SMA.Sehingga akses untuk memperoleh informasi untuk
menambah pengetahuan pada anak jalanan pun menjadi terbatas.

B. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sebuah kegiatan berulang yang harus dilakukan seseorang terutama
untuk menunjang kehidupannya. Pekerjaan akan berkorelasi dengan keadaan sosial
ekonomi seseorang. Sehingga dapat memperbanyak kesempatan untuk mendapatkan
pengetahuan. Dengan keadaan sosial ekonomi yang baik, maka kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan terhadap informasi dan pengetahuan akan semakin baik. Tentu saja
pekerjaan juga sangat mempengaruhi seseorang dalam memperoleh pengetahuan.

C. Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
Pengkajian yang telah dilakukan pada kelompok anak jalanan tugu muda adalah riwayat
wilayah tidak didapatkan karena pengamen adalah penduduk baru. Tidak diketahui ada
tidaknya pemekaran wilayah. Usia kelompok anak jalanan yang paling tua 10 tahun.
Usia rata- rata akelompok anak jalanan 5- 10 tahun. Dengan jenis kelamin anggota
paguyuban laki- laki dan perempuan, dan kelompok anak jalanan tersebut berjumlah 6
orang diantaranya 4 laki-laki dan 2 perempuan.. Tingkat pendidikan rata- rata SD.
Penghasilan yang didapatkan dengan mengamen yaitu Rp 15.000,00 digunakan untuk
kehidupan sehari- hari. Masalah kesehatan yang sering dialami oleh kelompok anak
jalanan tersebut yaitu pusing dan sesak nafas. Tidak ada data kematian selama 2 tahun.

DIAGNOSA
Diagnosa yang kami dapatkan yaitu :
No Masalah Etiologi Tanda & Gejala
1. Defisit pengetahuan tentang Kurangnya Alat Andi mengatakan
masalah- masalah gangguan Pelindung Diri batuk, pusing,
pernafasan pada anak jalanan di ketika mengamen di merupakan hal biasa
sekitar kawasan Tugu Muda jalan sehingga yang dialami
sering terpapar debu mereka.
Dx : defisit pengetahuan tetang masalah gangguan pernafasan pada anak jalanan
di sekitar kawasan Tugu Muda b/d kurangnya Alat pelindung Diri ketika
mengamen di jalan sehingga sering terpapar debu d/d Andi mengatakan batuk,
pusing merupakan hal biasa.
2. Resiko peningkatan angka korban Minimnya - Andi
cidera akibat kecelakaan pada anak penggunaan alat mengatakan
jalanan di sekitar kawasan Tugu pelindung diri pada temannya cukup
Muda anak jalanan di sering
sekitar kawasan terserempet
Tugu Muda mobil kendaraan
lain ketika
mengamen
- Andi
mengatakan
bahwa dia dan
anak lainnya
tidak pernah
menggunakan
alat pelindung
diri walaupun
ada kejadian
terserempet.
- Wilayah
mengamen di
lampu merah
- Dx : Resiko peningkatan angka akibat kecelakaan pada anak jalanan di sekitar
kawasan Tugu Muda b/d Minimnya penggunaan alat pelindung diri pada anak
jalanan di sekitar kawasan Tugu Muda d/d Andi mengatakan dia dan temannya
cukup sering terserempet mobil kendaraan lain ketika mengamen, Andi
mengatakan bahwa dia dan teman-temannya tidak pernah menggunakan alat
pelindung diri walaupun ada kejadian terserempet, Wilayah mengamen di
lampu merah
PERENCANAAN
N DX. TUJUAN TUJUAN STRATEGI RENCANA EVALUASI SUMBER TEMP PJ
O KEPERAW UMUM KHUSU INTERVE KEGIATAN KRITE EVALUASI AT
ATAN S NSI RIA
1 defisit Setelah Anak- Praktek Pendidikan Cakupa Setelah Stikes Karya Di
pengetahuan dilakukan anak mandiri kesehatan n dilakukan Husada sekitar
tetang asuhan jalanan keperawata tentang pengeta pendidikan Semarang kawsan
masalah keperawat di sekitar n gangguan huan kesehatan tugu
gangguan an selama kawasan sistem anak diharapkan muda
pernafasan 1x Tugu pernapasan: jalanan dari 20%
pada anak pertemuan Muda 1. Pengertian tentang anak-anak
jalanan diharapkan mulai gangguan ganggu jalanan dapat
sekitar anak-anak memakai pernafasan an meningkat p-
kawasan jalanan di alat 2. Penyebab sistem engetahuanny
Tugu Muda sekitar pelindun gangguan pernapa a menjadi
b/d kawasan g diri pernafasan san 60%.
kurangnya Tugu seperti 3. Pencegahan mencap
Alat Muda bisa masker gangguan ai
pelindung lebih tahu pernafasan 100%
Diri ketika tentang 4. Penatalaksa
mengamen masalah naan
di jalan gangguan gangguan
sehingga pernafasan pernafasan
sering
terpapar
debu d/d
Andi
mengatakan
batuk,
pusing
merupakan
hal biasa.
2 Resiko Setelah Anak- Praktek Pendidikan Cakupa Setelah Mahasiswa sekitar
peningkatan dilakukan anak mandiri kesehatan k3 n melakukan keperawatan kawasa
angka asuhan jalanan keperawata (keamanan penkes pendidikan n Tugu
korban keperawat di sekitar n dan kesehatan diharap kesehatan Muda
cidera akibat an selama kawasan kerja): kan diharapkan
kecelakaan 1x Tugu 1. Pengertia 100% dari 60%
pada anak pertemuan Muda n K3 anak korban cidera
jalanan diharapkan 2. Jenis K3 jalanan dapat
sekitar terjadi 3. Penatalak tidak menurun
kawasan penurunan sanaan K3 menjadi menjadi 20%.
Tugu Muda angka korban
korban akibat
cidera kecelak
akibat aan
kecelakaan
pada anak
jalanan di
sekitar
kawasan
Tugu
Muda
EVALUASI
NO HARI, IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL, JAM
1. Kamis, 10 Oktober Setelah dilakukan implementasi S : mereka
2013 pada tanggal 10 oktober 2019 di mengatakan senang
sekitar kawasan Tugu Muda. karena selama ini
Intervensi tentang gangguan belum pernah
pernafasan kepada 6 orang di mendapatkan
pondok paguyuban. Dengan materi : pendidikan kesehatan
1. Pengertian gangguan O : mereka mengerti
pernafasan tentang bahaya
2. Penyebab gangguan pernafasan pernafasan akan
3. Pencegahan gangguan tetapi tidak bisa
pernafasan menggunakan
4. Penatalaksanaan gangguan masker karena
pernafasan keseharian mereka
harus bernyanyi.
A : dari
implementasi yang
telah dilakukan
terjadi peningkatan
pengetahuan dari 20
% menjadi 60 %
P : perlunya
diberikan pendidikan
kesehatan lanjutan
kepada anak anak
jalanan.
2. Kamis, 10 oktober Setelah dilakukan implementasi S : Setelah dilakukan
2013 pada tanggal 10 oktober 2013 di intervensi anak- anak
sekitar kawasan Tugu Muda. jalanan merasa
Intervensi tentang keamanan dan senang dan lebih
keselamatan kerja kepada 6 orang di mengerti.
pondok paguyuban. Dengan materi : O : secara obyektif
Keamanan dan Keselamatan Kerja belum bida
(K3) mendapatkan hasil
1. Pengertian K3 angka kecelakaan
2. Jenis K3 yang terjadi. Akan
3. Penatalaksanaan K3 tetapi anak- anak
jalanan mulai
mengerti mengenai
keamanan dan
keselamatan kerja
A: Sementara ini
analisis belum dapat
ditarik kesimpulan,
dikarenakan ini
merupakan intervensi
yang pertama kalinya
P: perlu diberikan
intervensi lanjut dan
pemantauan berkala
dari petugas
kesehatan maupun
mahasiswa/kader
kesehatan.
D. Dokumentasi

Você também pode gostar