Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana konsep dari kanker kandung kemih?
1.2.2 Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan kanker kandung kemih?
1.2.3 Bagaimana contoh kasus pada pasien dengan kanker kandung kemih?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu memahami bagaimana konsep kanker kandung kemih.
1.3.2 Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan kanker kandung kemih.
1.3.3 Mahasiswa memahami bagaimana contoh kasus pada pasien dengan
kanker kandung kemih.
1.4 Manfaat
Manfaat bagi masyarakat, masyarakat mengerti tentang
urolithiasis.Sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan agar tidak
mengalaminya, serta bagi pasien yang telah mengidapnya untuk mencegah
kekambuhan.
Bagi tenaga kesehatan, dengan mengetahui konsep dan proses
keperawatan tentang urolithiasis serta kasus malpraktik yang terjadi maka tenaga
kesehatan dapat meminimalisasi kejadian malpraktik.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Buli-buli adalah organ berongga yang dindingnya terdiri dari otot-otot halus
yang disebut muskulus detrusol. Otot ini terdiri dari yang arah seratnya
sedemikian rupa sehingga bila berkontraksi menyebabkan buli-buli mengkerutdan
3
volumenya mengecil. Di bagian distal yaitu dekat dasar panggul (Diafgrama
Urogenital) otot detrusor membentuk tabung dan melapisi uretra posterior.
Lapisan sebelah dalam dari buli-buli adalah mukosa yang terdiri dari epitel
sel transisi. Disebelah luar dilapisi oleh serosa dan bagian fundus (kubah) ditutup
oleh peritonium. Bila buli-buli penuh peritonium terdesak kekranial. Buli terletak
dirongga perut bagian bawah, tepatnya didalam rongga pelvis dan extra peritonial.
Berada tepat dibelakang simfis pubis. Pada pria dibagian belakang berdekatan
dengan rektum dan pada wanita berdekatan dengan uterus dan vagina. Berbeda
dengan traktus urinarius bagian atas (ginjal dan ureter), maka untuk traktus
urinarius bagian bawah, buli ke distal, persyaratan amat penting peranannya untuk
menjalankan fungsi organ tersebut. Persyarafan buli dan uretra dilaksanakan oleh
system syaraf otonom yang terdiri dari parasimpatis dan simpatis. Persyarafan ini
berpusat di medula spinalis segmen torakolumbal. (Th XII – LIII) dan segmen
sakral II-IV ( parasimpatis).
Terdapat tiga fungsi penting dari buli yaitu reservoir, ekspulsi urin, dan anti
reflek. Sebagai reservoir, buli-buli manusia mempunyai kapasitas antara 200
sampai dengan 400 ML. Setelah miksi buli-buli diisi lagi dengan urin yang datang
dari ginjal. Selama pengisian ini sampai kapasitasnya terpenuhi, tekanan dalam
buli-buli tetap rendah, kurang dari 20 cm H20. bila buli-buli penuh dindingnya
teregang dan menyebabkan rangsangan pada reseptor di dinding buli- buli,
akibatnya tekanan dalam buli-buli meningkat dan dirasakan sebagai perasaan
ingin kencing. Pada keadaan demikian uretra posterior otomatis membuka. Urin
belum keluar karena masih ditahan oleh sfingter eksterna yang terdiri dari otot
bergaris dengan persyasarafan sema omotoris yang bekerja secara disadari (
volunter ). Sfingter ini akan membuka bila di perintahkan oleh yang bersangkutan.
Pada waktu ekspulasi tekanan dalam buli- buli meningkat antara 70 – 100 cm
H20. Urin yang ada dalam buli-buli tidak akan mengalir ke arah ginjal. Arah
ureter bagian distal yang serong. Panjangnya ureter intravesikal serta lokasinya
yang submukos menyebabkan terjadinya mekanisme klep yang mencegah urin ke
arah ginjal (refluk).
4
2.2 Definisi
Kanker (karsinoma) kandung kemih (buli-buli / vesika urinaria) adalah
suatu kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau
tumor pada kandung kemih.
Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli-buli (kandung
kemih).Buli-buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang
berasal dari ginjal. Jika buli-buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung
kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing
warna merah terus.
Kanker kandung kemih adalah kanker non agresif yang muncul pada lapisan
sel transisional kandung kemih. Kanker ini sifatnya kambuh. Dalam kasus yang
lebih sedikit, kanker kandung kemih ditemukan menginvasi lapisan lebih dalam
dari jaringan kandung kemih. Dalam kasus ini, kanker cenderung lebih agresif.
Paparan zat kimia industri (cat, tekstil), riwayat penggunaan cyclophosphamide,
dan merokok meningkatkan resiko kanker kandung kemih.
5
2.3 Etiologi
Ada 3 hal penyebab terjadinya karsinoma,, yaitu:
1. Host
a. Genetik
b. Life style
2. Agent
6
3. Environment
1. Merokok
7
5. Arsenik
7. Infeksi
Infeksi kronis saluran kencing dan infeksi dari parasit. Haematobium juga
dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker kandung kemih, seringnya
pada karsinoma sel skuamosa. Inflamasi kronis juga diperkirakan memainkan
peran penting pada proses karsinogenesis pada kasus ini.
2.4 Patofisiologi
Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan
angka kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang
semakin tua, maka akan terjadi penurunan imunitas serta rentan terpapar radikal
bebas menyebabkan bahan karsinogen bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya
masuk ke ginjal dan terfiltrasi di glomerulus. Radikal bebas bergabung dg urin
terus menerus, masuk ke kandung kemih. Radikal bebas mengikat elektron DNA
& RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel
somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan
gen yang mengendalikan pertumbuhan, dan penonaktifan gen supresor kanker.
Sehingga produksi gen regulatorik hilang dan replikasi DNA berlebih. Akhirnya
terjadi kanker pada kandung kemih.
2.6 Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis pada kanker kandung kemih, antara lain:
1. Lokal
8
a. Obstruktif
b. Iritatif
2. Sistemik
1. Hematuria
9
Hematuria dapat dibagi menjadi hematuria intermiten atau penuh, dan dapat
dinyatakan sebagai hematuria awal atau terminal hematuria, sebagian dari pasien
kanker kandung kemih akan ada pembuangan gumpalan-gumpalan darah dan
bangkai-bangkai busuk.
Tumor yang lebih besar, tumor pada leher kandung kemih dan penyumbatan
gumpalan darah akan menyebabkan buang air bahkan sampai retensi urin.
Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran kemih dapat menyebabkan obstruksi
saluran kemih, sehingga menimbulkan nyeri pinggang, hidronefrosis dan fungsi
ginjal terganggu.
4. Gejala metastase
Pada 90% kasus, gejala klinis yang awal adalah hematuria intermitten
yang tidak disertai nyeri.
Gejala klinis menyerupai sisititis yang hebat terjadi pada ulkus
karsinoma
Selanjutnya dapat kencing bercampur darah yang disertai nyeri
Stranguria adalah rasa nyeri saat miksi dengan perdarahan dan
pengososngan buli yang tidak lampias
Nyeri pinggang disebabkan oleh obstruksi ureter dengan hidronefrosis
10
Nyeri suprapubik, nyeri lipat paha, nyeri perineal disebabkan oleh
infiltrasi nervus. Keadaan ini menandakan bentuk tumor yang sudah
lanjut.
Tabel 2.1
Klasifikasi Kanker
No Kode Keterangan
1. Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)
2. Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan
penyebaran tumor, tak dapat dilakukan
3. To Tanda-tanda tumor primer tidak ada
4. T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan
masa yang bergerak
5. T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi
daripada dinding buli-buli.
6. T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau
masa nodular yang bergerak bebeas dapat
diraba di buli-buli.
7. T3a Invasi otot yang lebih dalam
8. T3b Perluasan lewat dinding buli-buli
9. T4 Tumor sudah melewati struktur
sebelahnya
10. T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam
prostate, uterus vagina
11
11. T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis
atau infiltrasi ke dalam abdomen
No Kode Keterangan
1. Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe
regional tidak dapat ditemukan
2. No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar
lymfe regional.
3. N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe
regional yang homolateral.
4. N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral
atau kelenjar lymfe regional yang multiple
5. N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis
dengan rongga yang bebeas antaranya dan
tumor
6. N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional
No Kode Keterangan
1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal
untuk menetapkan adanya metastase jauh,
tak dapat dilaksanakan.
2 M1 Adanya metastase jauh.
3 M1a Adanya metastase yang tersembunyi pada
test-test biokimia.
4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang
tunggal.
12
5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat
organ yang multiple.
6 M1d Metastase dalam organ yang multiple
2.8 Komplikasi
1. Palpasi Bimanual
13
Yaitu per reto-abdominal pada pria dan per vagino-abdominal pada wanita
dilakukan di bawah anastesi umum. Penebalan dinding buli, mobilitas, fiksasi, dan
keras tidaknya tumor dapat ditentukan. Palpasi bimanual dikerjakan dengan
narkose umum (supaya otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah
reseksi tumor TUR buli-buli. Jari telunjuk kanan melakukan colok dubur atau
colok vagina sedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli-buli di daerah
suprasimfisis untuk memperkirakan luas infiltrasi tumor. Kontribusi perawat
dalam pemeriksaan bimanual adalah untuk mengetahui apakah teraba tumor pada
dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi sesuai prosedur.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Laboratorium rutin.
F : 12-14 g/dl
a. Normal:
M : 0,9-1,5 mg/dl
F : 0,7-1,3 mg/dl
b. Urinalisis
c. Pemeriksaan air seni untuk melihat adanya darah dalam air seni,
khususnya yang kasat mata. Selain itu juga untuk mengetahui adanya
14
epitel, eritrosit, atau leukosit pada urin. Pemeriksaan sitologi urin,
memiliki sensitifitas 38-78%, dan meningkat pada tumor tingkat tinggi.
Kultur air seni dapat diperiksa untuk menyingkirkan adanya infeksi atau
peradangan.
d. Sitologi Urin, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama
urin (biasanya nilai negatif palsu tinggi). Sitologi urin merupakan
pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel didalam urin. pemeriksaan ini
dilakukan untuk mendiagnosis kanker saluran kemih. Sitologi urin juga
dilakukan untuk penyaringan kanker pada orang-orang resiko tinggi
(misalnya perokok, pekerja petrokimia dan penderita perdarahan tanpa
rasa nyeri). Untuk penderita yang telah menjalani pengangkatan kanker
kandung kemih, sitologi digunakan untuk evaluasi dan follow up
e. Cell survey antigen study, yaitu pemeriksaan laboratorium untuk mencari
sel antigen terhadap kanker, bahan yang digunakan adalah darah vena.
f. Flow cytometri, yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel
urotelim.
3. Pemeriksaan Radiologi
b. IVP
15
Defek pengisian dalam buli, dilatasi ureter dapat ditemukan. Konstribusi
perawat adalah untuk melakukan pemeriksaan fungsi ginjal (BUN dan Kreatinin)
dan pemeriksaan alergi sebelum dilakukan tindakan.
c. Ultrasonografi
d. CT Scan
e. MRI
f. Sistoskopi
16
urin normalnya berwarna merah muda karena trauma saat memasukkan
instrumen, tetapi bila ada perdarahan nyata harus segera dilaporkan. Perawat
memantau kecukupan asupan cairan klien untuk mencegah statis urin dan
obstruksi darah beku. Perawat memantau tanda-tanda vital klien secara teratur
untuk mendeteksi dini potensi adanya infeksi.
1. Hematuria
a. Dilakukan three way kateter untuk irigasi kandung kemih yang mengalami
perdarahan akibat massa dengan PZ 1000 cc.
Konstribusi perawat:
1) Monitoring irigasi
2) Monitoring balance cairan urin yang di tampung pada urin bag
dikurangi dengan cairan yang masuk {PZ}).
3) Evaluasi warna urin
4) Kondisi bladder
17
anterior, uretra dan ovarium pada wanita. Sistektomi radikal merupakan suatu
operasi mayor dengan angka mortalitas 3 sampai 8%.
4. Diversi Urine
18
Kemoterapi intravesika pasca bedah dengan Thiotepa / Adriamycin /
Mitomycin yang ditahan di sisi dalam kandung kemih selama 1 jam, 6-8 serial
seperti ini dengan interval setiap seminggu diberikan untuk mengurangi angka
kekambuhan
1. Pengkajian
A. Identitas Pasien.
B. Riwayat Keperawatan
a) Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada
benjolan pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri
diseluruh tubuh terutama dipinggang.
b) Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa
nyeri sera sulit BAB.
c) Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien).
d) Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita anggota
keluarga yang menjadi faktor resiko.
e) Riwayat psikososial dan spiritual.
f) Kondisi lingkungan rumah.
g) Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan, pola
kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (rokok, ketergantungan
obat, minuman keras)).
C. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah dan letih
Tanda : Perubahan kesadaran
b. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
19
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
c. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung
d. Eleminasi
Gejala : Perubahan gejala BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah
e. Makanan & Cairan
Gejala : Mual muntah
Tanda : Muntah
f. Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri
h. Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
i. Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda :Terjadi kekambuhan lagi
j. Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut
Tanda : Atrofi payudara, amenorea
k. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden
depresi
Tanda : Prestasi akademik tinggi
2. Diagnosa Keperawatan
20
a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf,
inflamasi).
b. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi / iritasi
kandung kemih.
c. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan
dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit.
e. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi,
misinterpretasi, keterbatasan kognitif.
f. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan
output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik,
kurangnya intake.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek
kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif.
h. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan deficit
pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap
transisi kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak
pengobatan.
i. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek
radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake
nutrisi dan anemia.
3. Intervevsi Keperawatan
21
Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan
22
berikan pengobatan
bila perlu.
Kolaboratif
Disusikan
penanganan nyeri
dengan dokter dan
juga dengan pasien
Berikan analgetik
sesuai indikasi
seperti morfin,
methadone, narcotik
dll
2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan Observasi output
urin berhubungan asuhan keperawatan dan intake cairan
dengan obstruksi / 1x24 jam diharapkan selama 24 jam.
iritasi kandung kemih. pola eliminasi urine Anjurkan pasien
kembali normal. mempertahankan
Dengan kriteria hasil : intake cairan yang
- tidak ada nyeri saat adekuat.
BAK. Jelaskan pada
pasien dan keluarga
bahwa kanker
kandung kemih
menyebabkan iritasi
kandung kemih
sehingga terjadi
frekuensi dan
urgensi.
Kolaborasi
pemberian analgesik
atau antipasmodik
untuk mengurangi
23
gejala iritasi saat
BAK dan
menghambat
kontraksi kandung
kemih yang tidak
stabil.
3. Gangguan nutrisi Setelah dilakukan Monitor intake
(kurang dari asuhan keperawatan makanan setiap hari,
kebutuhan tubuh) 7x24 jam diharapkan apakah klien makan
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi sesuai dengan
hipermetabolik yang pasien adekuat. Dengan kebutuhannya untuk
berhubungan dengan kriteria hasil : memberikan
kanker. - Porsi makan informasi tentang
pasien habis. status gizi klien.
- Pasien 2. Timbang dan
menunjukkan ukur berat badan,
berat badan ukur trisep serta
stabil, hasil lab amati penurunan
normal dan berat badan untuk
tidak ada tanda memberikan
malnutrisi. informasi tentang
penambahan
dan penurunan
berat badan klien.
Anjurkan klien
untuk
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dengan intake
cairan yang adekuat
(porsi sedikit tapi
sering). Anjurkan
24
pula makanan kecil
untuk klien.
Kontrol faktor
lingkungan seperti
bau busuk atau
bising. hindarkan
makanan yang
terlalu manis, lemak
dan pedas untuk
mencegah mual
muntah, distensti
berlebihan,
dyspepsia yang
menyebabkn
penurunan nafsu
makan seta
mengurangi stimu
lus berhaya yang
dapat meningkatkan
ansietas.
Ciptakan suasana
makan yang
menyenangkan
misalnya makan
bersama teman atau
keluarga.
Anjurkan tehnik
relaksasi,
visualisasi, latihan
moderate sebelum
makan.
Anjurkan
25
komunikasi terbuka
tentang problem
anoreksia yang
dialami klien.
Kolaboratif:Amati
studi laboraturium
seperti total
limposit, serum
transferin dan
albumin.
26
sosial, ketidak
berdayaan dll.
Anjurkan untuk
mengembangkan
interaksi dengan
support system.
Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman.
Pertahankan kontak
dengan klien, bicara
dan sentuhlah
dengan wajar.
5. Kurangnya Setelah dilakukan Review pengertian
pengetahuan tentang asuhan keperawatan pasien dan keluarga
penyakit, prognosis 1x24 jam diharapkan: tentang diagnosa,
dan pengobatan - Pasien dapat pengobatan dan
berhubungan dengan mengatakan akibatnya
kurangnya informasi, secara akurat Tentukan persepsi
misinterpretasi, tentang pasien tentang
keterbatasan kognitif. diagnosis dan kanker dan
pengobatan pengobatannya,
pada tingkatan ceritakan pada
siap pasien tentang
- Mengikuti pengalaman pasien
prosedur dengan lain yang menderita
baik dan kanker
menjelaskan Beri informasi yang
tentang alasan akurat dan faktual.
mengikuti Jawab pertanyaan
prosedur secara spesifik,
tersebut hindarkan informasi
27
- Mempunyai yang tidak
inisiatif dalam diperlukan
perubahan gaya Berikan bimbingan
hidup dan kepada
berpartisipasi pasien/keluarga
dalam sebelum mengikuti
pengobatan prosedur
- Bekerjasama pengobatan, therapy
dengan pemberi yang lama,
informasi komplikasi. Jujurlah
pada pasien.
Anjurkan pasien
untuk memberikan
umpan balik verbal
dan mengkoreksi
miskonsepsi tentang
penyakitnya
Review pasien
/keluarga tentang
pentingnya status
nutrisi yang optimal
Anjurkan pasien
untuk mengkaji
membran mukosa
mulut secara rutin,
perhatikan adanya
eritema, ulcerasi
Anjurkan pasien
memelihara
kebersihan kulit dan
rambut
28
6. Resiko tinggi Setelah dilakukan Monitor intake dan
kurangnya volume asuhan keperawatan output termasuk
cairan berhubungan 1x24 jam diharapkan: keluaran yang tidak
dengan output yang - Pasien menunjukkan normal seperti
tidak normal keseimbangan emesis, diare,
(vomiting, diare), cairan dengan tanda drainse luka. Hitung
hipermetabolik, vital normal, keseimbangan
kurangnya intake. membran mukosa selama 24 jam.
normal, turgor kulit Timbang berat
bagus, capilarry badan jika
ferill normal, urine diperlukan
output normal. Monitor vital signs.
Evaluasi pulse
peripheral, capilarry
refil
Kaji turgor kulit dan
keadaan membran
mukosa. Catat
keadaan kehausan
pada pasien
Anjurkan intake
cairan samapi 3000
ml per hari sesuai
kebutuhan individu
Observasi
kemungkinan
perdarahan seperti
perlukaan pada
membran mukosa,
luka bedah, adanya
ekimosis dan
pethekie
29
Hindarkan trauma
dan tekanan yang
berlebihan pada
luka bedah
Kolaboratif
Berikan cairan IV
bila diperlukan
Berikan therapy
antiemetik
Monitor hasil
laboratorium : Hb,
elektrolit, albumin
7. Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan Cuci tangan
berhubungan dengan asuhan keperawatan sebelum melakukan
tidak adekuatnya 1x24 jam diharapkan: tindakan.
pertahanan tubuh - Pasien mampu Pengunjung juga
sekunder dan sistem mengidentifikasi dianjurkan
imun (efek dan berpartisipasi melakukan hal yang
kemotherapi/radiasi), dalam tindakan sama
malnutrisi, prosedur pecegahan infeksi Jaga personal
invasif. - Tidak menunjukkan hygine pasien
tanda-tanda infeksi secara baik
dan penyembuhan Monitor temperatur
luka berlangsung Kaji semua sistem
normal untuk melihat
tanda-tanda infeksi
Hindarkan/batasi
prosedur invasif dan
jaga aseptik
prosedur
Kolaboratif
30
Monitor CBC,
WBC, granulosit,
platelets
Berikan antibiotik
bila diindikasikan
8. Resiko tinggi Setelah dilakukan Diskusikan dengan
gangguan fungsi asuhan keperawatan pasien dan keluarga
seksual berhubungan 1x24 jam diharapkan: tentang proses
dengan deficit - Pasien dapat seksualitas dan
pengetahuan/keteramp mengungkapkan reaksi serta
ilan tentang alternatif pengertiannya hubungannya
respon terhadap terhadap efek kanker dengan penyakitnya
transisi kesehatan, dan therapi terhadap Berikan advise
penurunan seksualitas tentang akibat
fungsi/struktur tubuh, - Mempertahankan pengobatan
dampak pengobatan. aktivitas seksual terhadap seksualitas
dalam batas Berikan privacy
kemampuan kepada pasien dan
pasangannya. Ketuk
pintu sebelum
masuk.
9. Resiko tinggi Setelah dilakukan Kaji integritas kulit
kerusakan integritas asuhan keperawatan untuk melihat
kulit berhubungan 1x24 jam diharapkan: adanya efek
dengan efek radiasi - Pasien dapat samping therapi
dan kemotherapi, mengidentifikasi kanker, amati
deficit imunologik, intervensi yang penyembuhan luka.
penurunan intake berhubungan dengan Anjurkan pasien
nutrisi dan anemia. kondisi spesifik untuk tidak
- Berpartisipasi dalam menggaruk bagian
pencegahan yang gatal
komplikasi dan Ubah posisi pasien
31
percepatan secara teratur
penyembuhan Berikan advise pada
pasien untuk
menghindari
pemakaian cream
kulit, minyak, bedak
tanpa rekomendasi
dokter
4. Implementasi
a. Mendorong individu untuk bertanya mengenai masalah,
penanganan, perkembangan dan prognosis kesehatan
b. Mengidentivikasi factor lingkungan yang memungkinkan resiko
terjadinya cedera
c. Menjelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit
dan perlunya pengobatan / penanganan dalam jangka waktu yang
lama sesuai prosedur.
d. Meninjau kembali obat-obat yang didapat, penting sekali memakan
obat sesuai petunjuk, dan tidak menghentikan pengobatan tanpa
pengawasan dokter. Termasuk petunjuk untuk pengurangan dosis.
e. Memerikan informasi pada keluarga tentang tindakan yang harus
dilakukan selama pasien merasakan sakit.
BAB III
ANALISA SKENARIO KASUS
3.1 Kasus
32
nyeri, badan panas sejak 2 minggu yang lalu. Sebelumnya klien sudah
mengeluhkan sudah 2 minggu yang lalu kencingnya hanya bisa menetes, tidak
dapat tuntas, terasa ada sisa, pancaran tidak jauh dan pasien juga merasakan
nyeri.Klien ada riwayat kencing batu 3 bulan yang lalu dan 2 bulan yang lalu ada
kencing darah. 6 bulan yang lalu selama 1 minggu klien merasa ada benjolan diperut
bagian bawahnya.Klien mengatakan tubuhnya lemah & selera makan nya berkurang,
rasanya ingin minum terus. Klien tampak gelisah dan kelelahan,Mata klien tampak merah
karena kurang tidur. Klien mengatakan kencingnya masih berwarna merah & menetes.
Setelah dilakukan pemeriksaan Warna kencing klien merah & berbau amis dan Produksi
urine dalam 24 jam: 600-700 ml. Pasien tampak Anemis dan pucat. Setelah melakukan
pemeriksaan laboratorium dan radiologis pasien akan melakukan operasi. Klien selalu
menanyakan kapan operasinya dilaksanakan, karena biaya selama menunggu jadwal
operasi se-makin menipis. Klien selalu bertanya tentang penyakit & jadwal operasinya,
karena Klien berpikir bahwa dengan operasi maka dia pasti sembuh total. (albumin 3,5
g/dl; BB sebelumnya 70 kg turun men-jadi 57 kg; TB= 169 cm), (Tanda-tanda Vital:
Suhu 36oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur dengan klien berbaring
pada lengan kiri, hasilnya= 130/80 mmHg, pernafasan normal, 18x/menit.)
A. Pengkajian
I. IDENTITAS
Nama : Tn. M.
Umur : 45 tahun.
33
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.
Agama : Islam.
Alasan Dirawat: BAK tidak lancar dan terasa nyeri, badan panas sejak 2 minggu
yang lalu.
Keluhan Utama Sebelumnya: Mulai 2 minggu yang lalu kencing hanya bisa menetes,
tidak dapat tuntas, terasa ada sisa, pancaran tidak
jauh dan terasa nyeri.
Saat Pengkajian : Klien cemas menunggu jadwal operasi karena masalah keuangan.
Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke RS Ponorogo dan mendapat obat, ke-
mudian dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo.
BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas, sifatnya terus menerus sejak 2 minggu
yang lalu. Klien juga merasa kesulitan dalam BAB, konsistensi keras dan lama
baru keluar.
Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita oleh
klien sekarang ini.
34
III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum:
Klien tampak pucat, melakukan aktivitas seperlunya. Tidur kurang, sering
terbangun tengah malam.
2. Tanda-tanda Vital:
Suhu 36oC/axilla, nadi kuat dan teratur, 80x/menit, tensi diukur dengan klien
berbaring pada lengan kiri, hasilnya= 130/80 mmHg, pernafasan normal,
18x/menit.
GCS : E= 4 V=5 M= 6
Total nilai: 15
Mata:
- Sklera: icterus.
- Conjunctiva: pucat
- Pupil : isokor.
35
Leher: tekanan vena jugularis normal. Klien mengalami cegukan.
ANALISA DATA
Tabel 3.1
Analisa Data
DATA ETIOLOGI MK
S: Klien menanya kan Situasi krisis (kanker) & Cemas
kapan operasinya sosio ekonomi.
dilaksanakan, karena
biaya selama
menunggu jadwal
operasi semakin
menipis.
O: -Operasi belum di
lakukan.
-Klien gelisah.
-Klien tampak
kelelahan.
-Mata klien tampak
merah karena kurang
tidur.
36
tubuhnya lemah & berhubungan dengan dari kebutuhan.
selera makan-nya kanker.
berkurang, rasanya
ingin minum terus.
O: Anemis, pucat,
albumin 3,5 g/dl; BB
sebelumnya 70 kg
turun men-jadi 57 kg;
TB= 169 cm.
B. Diagnosa Keperawatan
37
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebu-tuhan berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis & pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi & keterbatasan kognitif.
4. Gangguan eliminasi urine (retensi) berhubungan dengan blood clothing
akibat adanya kanker.
C. Intervensi Keperawatan
Tabel 3.2
Intervensi Keperawatan
38
interaksi dengan
support system.
Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman.
Pertahankan kontak
dengan klien, bicara
dan sentuhlah
dengan wajar.
Jelaskan tentang
kebijakan pemerin-
tah & RS tentang
penanganan bagi
klien tidak mampu
serta program JPS.
2. Gangguan nutrisi: Setelah dilakukan Monitor intake
kurang dari kebu- intervensi keperawatan makanan setiap hari
tuhan berhubungan selama 1x24 jam Timbang BB, ukuran
dengan didapatkan kriteria lengan (triceps) serta
hipermetabolik yang hasil: amati penurunan BB.
berhubungan dengan -Peningkatan masukan Anjurkan klien untuk
kanker. ma-kanan. mengkonsumsi
-Tidak ada penurunan makanan tinggi kalori
BB lebih lanjut hingga intake cairan yang
saat operasi nanti. adekuat. Anjurkan
-Hasil lab dalam batas pula klien untuk sering
nor- mal. mengkonsumsi
-Nutrisi yang cocok & makanan kecil.
ade-kuat serta kalori Kontrol faktor
yang cu-kup. lingkungan seperti bau
busuk, bising. Hindari
makanan yang manis,
39
berlemak & pedas.
3. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan Review pengertian
tentang penyakit, intervensi keperawatan klien & keluarga ten-
prognosis & selama 1x24 jam tang diagnosa pengo-
pengobatan didapatkan kriteria batan & akibatnya.
berhubungan dengan hasil: Tentukan persepsi
kurangnya informasi - Klien siap untuk - klien tentang kanker &
& keterbatasan dioperasi, baik secara pengobatannya.
kognitif fisik maupun mental. Berikan bimbingan
-Klien mau kepada klien sebelum
berpartisipasi dalam mengikuti prosedur
perubahan gaya hi- pengobatan, terapi
dup. yang lama, komplika-
si. Jujurlan kepada
klien.
Anjurkan klien untuk
memberikan umpan
balik verbal & meng-
koreksi mis komuni-
kasi tentang penyakit-
nya.
Anjurkan klien untuk
memelihara kebersih-
an kulit & rambut.
Jelaskan kepada klien
/keluarga tentang
pentingnya status nut-
risi yang optimal.
4. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan Anjurkan klien untuk
urine (retensi) intervensi keperawatan banyak minum air
berhubungan dengan selama 1x24 jam putih.
blood clothing akibat didapatkan kriteria Kembangkan kembali
40
adanya kanker. hasil: program latihan
- Klien berkemih kandung kemih atau
volunteer. pengkondisian kem-
- Residu urine kurang bali.
dari 50 cc. Ajarkan klien mere-
- Urine tidak lagi gangkan abdomen &
berwarna merah & melakukan manuver
menetes. varsava jika
diindikasikan.
Ajarkan klien
manuver crede jika
diindikasikan.
Ajarkan klien
manuver regangan
anal jika
diindikasikan.
Ukur residu pasca
berkemih setelah usa-
ha mengosongkan
kandung kemih jika
volume urine lebih
dari 100 cc. Jadwal-
kan program kateteri-
sasi intermitten.
BAB IV
ANALISA JURNAL
4.1 Abstrak
41
Abstrak
Metode: Enam puluh enam pasien yang didiagnosis dengan kanker kandung
kemih di Rumah Sakit Laiwu Rakyat (. NO 001, Xueyehu Street, Changshao
Road, Laiwu, Shandong, Cina) antara Februari 2012 dan Februari 2014, dan
menjalani endoskopi kandung kemih electrosection yang terdaftar dalam
penelitian ini. Pasien secara acak dialokasikan ke dalam kelompok kontrol (n = 30
kasus) atau kelompok observasi (n = 36 kasus) sesuai dengan urutan rawat inap.
Langkah-langkah menyusun konvensional diberikan kepada kelompok kontrol
sementara langkah-langkah perpanjangan layanan keperawatan diberikan kepada
kelompok observasi, dan perbedaan efek dibandingkan.
Hasil: Tingkat terjadinya komplikasi pasca operasi dalam rumah sakit untuk
kelompok pengamatan adalah signifikan lebih rendah dibandingkan kelompok
kontrol, seperti lamanya tinggal di rumah sakit. Kepuasan pelayanan keperawatan
juga meningkat secara signifikan dalam kelompok observasi. Perbedaan ini
penting secara statistik (P <0,05). Skor kecemasan dan depresi untuk kelompok
pengamatan secara signifikan lebih rendah dari kelompok kontrol dan perbedaan
ini juga signifikansi statistik (P <0,05). Kepatuhan follow-up setelah rawat inap
untuk kelompok pengamatan secara signifikan ditingkatkan, skor kualitas hidup
yang meningkat secara signifikan, dan kedua perbedaan tersebut signifikans
statistik (P <0,05).
42
Dalam penelitian ini, langkah-langkah spesifik pelayanan keperawatan
diperpanjang dan nilai-nilai pada pasien dengan kanker kandung kemih setelah
endoskopi electrosection kandung kemih diperiksa. Kankerkandung kemih
menempati urutan pertama di antara semua tumor dari sistem urin dalam hal
tingkat morbiditas dan mortalitas (1).Pengobatan terapi meliputi operasi
tradisional, cystoscopy atau laparoskopi operasi invasif mikro dan
kemoterapi.Kebanyakan pasien masih memerlukan perawatan pasca kemoterapi
setelah operasi untuk meningkatkan tingkat apoptosis tumor danmeningkatkan
kelangsungan hidup dan prognosis.
4.3 Tujuan
4.4 Manfaat
4.5 Metodologi
43
dan menjalani endoskopi kandung kemih electrosection yang terdaftar dalam
penelitian ini. Pasien secara acak dialokasikan ke dalam kelompok kontrol (n = 30
kasus) atau kelompok observasi (n = 36 kasus) sesuai dengan urutan rawat inap.
Langkah-langkah menyusun konvensional diberikan kepada kelompok kontrol
sementara langkah-langkah perpanjangan layanan keperawatan diberikan kepada
kelompok observasi, dan perbedaan efek dibandingkan.
kelompok pasien setelah perawatan yang rendah dibandingkan dengan skor dari
sebelum pengobatan, penurunan kelompok pengamatan lebih jelas. Kedua
perbedaan tersebut signifikansi statistik (P <0,05)
4.7 Kesimpulan
BAB V
44
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
45
Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar
kencing.
Badan terasa panas dan lemah.
Nyeri pinggang karena tekanan saraf.
Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis.
Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung
kemih (sititis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut
dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya
tidak menghilang.
Penanganan kanker kandung kemih tergantung pada derajat tumornya
(yang didasarkan pada derajat deferiensi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat
invasi local serta ada tidaknya metastase) dan multisentrisitas tumor tersebut
(apakah tumor tersebut memiliki banyak pusat).Usia pasiaen dan status fisik,
mental serta emosional harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk
terapinya
5.2 Saran
Makalahinimasihjauhdarikesmpurnaan, makadariitukelompok kami
sangatmembutuhkankritikdan saran dariteman-teman.
DAFTAR PUSTAKA
46
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Corwin, Elizabeth J. (2001). BukuSakuPatofisiologi. PenerbitBukuKedokteran
EGC. Jakarta
http://id.scribd.com/doc/81798526/Askep-CA-Kandung-Kemih
http://www.slideshare.ne
47