Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan laporan ini agar mahasiswa mampu memberikan
asuhan keperawatan komunitas dan keluarga sesuai konsep dan teori keperawatan
komunitas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dalam program Profesi Ners Stase komunitas diharapkan mahasiswa
mampu :
1. Mengidentifikasi data yang diperlukan
2. Mengumpulkan data dengan menggunkan metode/ strategi yang sesuai
3. Menganalisa data yang diperlukan
4. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
5. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan
berdasarkan kriteria tertentu
6. Melaksanakn rencana keperawatan
7. Melakukan evaluasi keperawatan.
1) Pengkajian
2) Pengumpulan data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing
rumah penduduk, wawancara langsung kepada pihak keluarga, serta observasi
kondisi rumah dan lingkungan sekitarnya. Kegiatan dimulai 12 – 14 April
2019.
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan,
yaitu tanggal 15 – 16 April 2019.
3) Hasil tabulasi data
Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan di tabulasi
dalam bentuk tabel. Adapun hasil tabulasi disajikan dalam bentuk tabel dan
persentasenya sebagai berikut :
A. Data Demografi
1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
48,8% Laki-laki
51,2% Perempuan
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan penduduk
berjenis kelamin perempuan berjumlah 257 jiwa (48.8%) dan penduduk
berjenis kelamin laki-laki berjumlah 245 jiwa (51.2%) .
2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase (%)
Balita (0-5) tahun 44 8.8
Anak-anak (5-11) tahun 52 10.4
Remaja Awal (12-16) tahun 46 9.2
Remaja Akhir (17-25) tahun 101 20.1
Dewasa Awal (26-35) tahun 84 16.7
Dewasa Akhir (36-45) tahun 62 12.4
Lansia Awal (46-55) tahun 60 12.0
Lansia Akhir (56-65) tahun 23 4.6
Manula (>65) tahun 30 6.0
Total 502 100
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan (balita usia 0-5
tahun) berjumlah 44 jiwa (9 %), anak-anak (usia 5-11 tahun) berjumlah 52
jiwa (10 %), remaja awal (usia 12-16) berjumlah 46 jiwa (9 %), remaja
akhir (usia 17-25 tahun) berjumlah 101 jiwa (20 %), dewasa awal (usia 26-
35 tahun) berjumlah 84 jiwa (17 %), dewasa akhir (usia 36-45 tahun)
berjumlah 62 jiwa (12 %), lansia awal (usia 46-55 tahun) berjumlah 60
jiwa (12 %), lansia akhir (usia 56-65 tahun) berjumlah 23 jiwa (5 %) dan
manula (usia ≥ 65 tahun) berjumlah 30 jiwa (6 %).
3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
5,4%
8,6% ,2,2%2,4% Belum Sekolah
Tdk Sekolah
21,3%
TK
14,3% SD
45,8% SMP
SMA
PTN
Pekerjaan TdkBekerja
1,2%
0,4% Pelajar/ BlmSekolah
0,4% Petani
9,8%
21,9% PNS
30,5% Wiraswasta
11,2% IRT
2,2% Pensiunan
22,5%
TNI/ POLRI
Sopir
Agama
Islam
100%
Suku
4,8%
Gorontalo
Jaton
95.2%
B. Data Ekonomi
1. Penghasilan Perbulan
Penghasilan Frekuensi Presentasi (%)
<1.000.000 118 80.3
1.000.000-3.000.000 25 17.0
>3.000.000 4 2.7
Total 147 100
Penghasilan Rata-rata/Bulan
2,7%
17,0% <1.000.000
1.000.000-3.000.000
>3.000.000
80,3%
Tabungan Keluarga
Menabung
15.6%
Tidak Menabung
84.4%
Kepemilikan Rumah
Milik Sendiri
32,7%
67,3% Menumpang
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan status
kepemilikan rumah dari 147 KK yang milik sendiri berjumlah 99 KK
(67.3%), dan yang menumpang berjumlah 48 KK (32.7%).
2. Tipe Perumahan
Tipe Rumah Frekuensi Presentasi (%)
Permanen 65 44.2
Semi Permanen 42 28.6
Tidak Permanen 40 27.2
Total 147 100
Tipe Rumah
27,2% 44,2%
Permanen
Semi Permanen
28,6% TdkPermanen
2,0%8,2% Tanah
19,7% Papan
70,1% Tegel
Semen
Ventilasi Rumah
8,2%
Ada
Tdk Ada
91,8%
Pencahayaan
13,6%
Terang
86,4% Remang-remang
Bersatu
14,3% 2,7%
Dekat
Terpisah
83%
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan dari 147 KK
jarak rumah dengan tetangga, bersatu berjumlah 4 KK (2.7 %), dekat
berjumlah 122 KK (83 %) dan jarak terpisah berjumlah 21 KK (14.3 %).
Ada
92,5% Tidak Ada
44,2% Kebun
52,4%
Kandang
2,7%
TdkDimanfaaatkan
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan dari 147 KK,
yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk dijadikan tempat berkebun
berjumlah 77 KK (52.4 %), dimanfaatkan untuk kandang berjumlah 4 KK
(2.7 %), dan yang tidak dimanfaatkan pekarangan rumahnya berjumlah 65
KK (44.2 %).
D. Sumber Air
1. Distribusi berdasarkan sumber air untuk makan dan minum
Sumber Air untuk makan
Frekuensi Presentasi (%)
dan minum
Sumur 106 72.1
PAM 32 21.8
Air Mineral 9 6.1
Total 147 100
Pengolahan Air
4,8%
Dimasak
Tidak Dimasak
95,2%
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan, dari 147 KK
yang pengolahan air dimasak berjumlah 140 KK (95.2%), dan yang tidak
dimasak berjumlah 7 KK (4.8%), KK yang pengolahan airnya tidak
dimasak itu sudah menggunakan air mineral untuk masak dan minum.
3. Distribusi berdasarkan sumber air untuk mandi dan mencuci
Sumber Air Untuk Mandi
Frekuensi Presentasi (%)
dan Mencuci
PAM 31 21.1
Sumur 116 78.9
Total 147 100
PAM
78,9%
Sumur
23,1%
<10 Meter
76,9%
>10 Meter
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK yang ada di
dusun Ampera sesuai hasil pengkajian didapatkan jarak sumber air dengan
sepitank berjumlah 34 KK (23.1%) yang jaraknya <10 meter, dan jaraknya
yang >10 meter berjumlah 113 KK (76.9%).
4,8% Bak
29,9%
Gentong
65,3%
Ember
24,5%
Terbuka
75,5% Tertutup
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK didapatkan
yang kondisi tempat penampungan airnya terbuka berjumlah 36 KK
(24.5%), dan yang kondisi tertutup berjumlah 111 KK (75.5%).
7. Distribusi berdasarkan kondisi air dalam penampungan
Kondisi Air Dalam Penampungan Frekuensi Presentasi (%)
Berwarna/Berbau 12 8.2
Tidak Berwarna/Tidak Berbau 135 91.8
Total 147 100
Berwarna/Berbau
Pembuangan Sampah
2% Ditimbun
14,3% 2%
Dibakar
81,6% Sembarangan
Lain-lain
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK didapatkan
yang sampahnya dibakar berjumlah 120 KK (81.6%), yang sampahnya
sembarangan dibuang berjumlah 21 KK (14.3%), sedangkan yang lain-lain
berjumlah 3 KK (2.0%).
2. Distribusi Berdasarkan Tempat Penampungan Sampah Sementara
Penampungan Sementara Frekuensi Presentasi (%)
Ada 80 54.4
Tidak Ada 67 45.6
Total 147 100
Penampungan Sampah
45,6%
54,4% Ada
Tidak Ada
Terbuka
Tertutup
92,5%
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK sesuai hasil
observasi didapatkan kondisi tempat penampungan sampah yang terbuka
berjumlah 136 KK (92.5%), sedangkan yang kondisinya tertutup
berjumlah 11 KK (7.5%).
41,5%
58,5% Dekat <5 Meter
Jauh >5 Meter
F. Pembuangan Limbah
1) Distribusi kebiasaan BAB/BAK
Kebiasaan BAB/ BAK Frekuensi Presentasi (%)
Jamban/ WC 129 87.8
Sembarang 18 12.2
Total 147 100
Kebiasaan BAB/BAK
12,2%
Jamban/ WC
Sembarang
87,8%
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK di dusun
Ampera sesuai hasil pengkajian didapatkan kebiasaan BAB/BAK di
jamban berjumlah 129 KK (87.8%), sedangkan yang sembarang buang
BAB/BAK berjumlah 18 KK (12.2%).
2) Distribusi berdasarkan jenis jamban
Jenis Jamban Frekuensi Presentasi (%)
Tdk ada Jamban 88 59.9
Cemplung 49 33.3
Leher Angsa 10 6.8
Total 147 100
Jenis Jamban
6,8%
33,3% Tidak Ada Jamban
59,9% Cemplung
Leher Angsa
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram Jenis Jamban di atas dari 147 KK
di dusun Ampera sesuai hasil pengkajian didapatkan Masyarakat yang
Tidak Ada Jamban berjumlah 88 KK (59.9%), Cemplung 49 KK (33.3%)
dan Leher Angsa 10 KK (6.8%).
34,7% Resapan
53,1% Got
12,2% Sembarang
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram diatas dari 147 KK di dusun
Ampera sesuai hasil pengkajian didapatkan Pembuangan Air Limbah
secara Resapan berjumlah 78 KK (53.1%), Got berjumlah 18 KK (12.2%),
sedangkan yang sembarang buang Air Limbah berjumlah 51 KK (34.7%).
G. Kandang Ternak
1. Distribusi berdasarkan kepemilikan kandang
18,4%
Ada
81,6% Tidak Ada
Letak Kandang
20,4%
Tidak Ada
79,6% Diluar Rumah
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK di dusun
Ampera sesuai hasil pengkajian didapatkan masyarakat yang tidak ada
letak kandang berjumlah 117 KK (79.6%), Sedangkan yang di luar rumah
berjumlah 30 KK (20.4%).
Kondisi Kandang
12,2%
Terawat
87,8%
Tidak Terawat
25,7% Puskesmas
74,3% dr/Perawat/Bidan
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK di dusun
Ampera sesuai hasil pengkajian didapatkan sarana kesehatan terdekat yaitu
Puskesmas sebanyak 100 KK (74.3%) dan dr/Perawat/Bidan berjumlah 47
KK (25,7%).
2. Distribusi berdasarkan kebiasaan keluarga minta tolong bil sakit
Kebiasaan Keluarga MintaTolongbila
Frekuensi Presentasi (%)
Sakit
Puskesmas 95 64.6
Dokter 1 0.7
Perawat/Bidan 47 32.0
Lain-lain 4 2.7
Total 147 100
0,7% Lain-lain
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas, dari 147 KK sesuai hasil
pengkajian didapatkan transportasi yang paling sering digunakan ke
pelayanan kesehatan yaitu angkot berjumlah 95 KK (64.6%), sedangkan
yang menggunakan kenderaan pribadi berjumlah 52 KK (35.4%).
Demam Berdarah
Penyakit Yang Paling Sering
BatukPilek
Diderita Keluarga
0,7% Asma
2% 6,8% 2,7%
1,4% Tb Paru
Demam Typoid
42,9% Hipertensi
20,4%
Gout Arhtritis/ Rheumatoid
Arhtritis
Kolestrol
16,3%
Lain-lain
5,4% Tdk Ada
1,4%
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK yang sudah
dilakukan pengkajian didapatkan penyakit yang paling banyak diderita
oleh keluarga yang ada di dusun ampera adalah penyakit hipertensi
berjumlah 30 KK (20.4%).
J. Balita
1. Jumlah balita
Jumlah Balita Frekuensi Presentasi (%)
Ya, Tergolong 45 30.6
Tidak Tergolong 102 69.4
Total 147 100
Jumlah Balita
2. Balita Ke Posyandu
Balita Ke Posyandu Frekuensi Presentasi (%)
Ke Posyandu 37 25.2
Tidak ke Posyandu 110 74.8
Total 147 100
Balita Ke Posyandu
25.2%
Ke Posyandu
74.8%
Tidak ke Posyandu
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK di Wilayah
Dusun Ampera Desa Mulyonegoro kecamatan Pulubala Kabupaten
Gorontalo. Menunjukan balita yang dibawa ke posyandu dalam setiap KK
berjumlah 37 KK (25.2%), sedangkan KK yang tidak membawa balita ke
posyandu berjumlah 110 KK (74.8%).
Jumlah Remaja
41.5%
58.5% Ya, Tergolong
TdkTergolong
18.4%
4.1% Olahraga
12.9% Keagamaan
64.6%
Karangn Taruna
Tidak Ada
38.1% Musik/TV
44.2%
Olahraga
13.6% Bekerja
4.1%
Tidak Ada
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, dari 502 Jiwa dengan 147 KK
penduduk di Wilayah Dusun Ampera Desa Mulyonegoro Kec Pulubala
Kab Gorontalo. Menunjukan penggunaan waktu remaja untuk musik/TV
brjumlah 56 (38.1%), berolahraga berjumlah 6 (4.1%), sedangkan yang
bekerja berjumlah 20 (13.6%), dan yang tidak ada kegiatan berjumlah 65
(44.2%).
4. Distribusi berdasarkan kebiasaan remaja
Kebiasaan Remaja Frekuensi Presentasi (%)
Merokok 67 45.6
Alkohol 11 7.5
Tidak Ada/ Lainnya 69 46.9
Total 147 100
Kebiasaan Remaja
46.9% 45.6%
Merokok
Alkohol
7.5%
Tdk Ada/ Lainnya
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 502 jiwa yang terdiri
dari 147 KK, sebagian besar remaja yang memiliki kebiasaan merokok
berjumlah 67 (45.6%), sedangkan yang minum alcohol berjumlah 11
(7.5%).
L. Usia Lanjut
1. Distirbusi Berdasarkan anggota keluarga yang lanjut usia
Anggota Keluarga Yang Lanjut Usia Frekuensi Presentasi (%)
Ya, Tergolong 30 20.4
Tidak Tergolong 117 79.6
Total 147 100
20.4%
Ya, Tergolong
79.6% Tidak Tergolong
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas dari 147 KK yang ada di
Dusun Ampera Desa Mulyonegoro yang terdapat lansia pada setiap KK
berjumlah 30 KK (20.4%), sedangkan yang tidak tergolong berjumlah 117
KK (79.6%).
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas, dari 502 Jiwa dengan 147
KK penduduk di Wilayah Dusun Ampera Desa Mulyonegoro Kec
Pulubala Kab Gorontalo. Menunjukan penyakit yang paling banyak
diderita lansia yaitu hipertensi 16 KK (10.9% ) kemudian Gout Athritis
berjumlah 10 KK (6.8%) dan lain-lain sebanyak 1 KK (0.7%).
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram diatas, dari 502 Jiwa dengan 147
KK penduduk di Wilayah Dusun Ampera Desa Mulyonegoro Kec Pulubala
Kab Gorontalo. Menunjukan penanganan penyakit lansia memilih sarana
kesehatan sebanyak 14 KK ( 9.5%), pengobatan non medis berjumlah 9 KK
(6.1%), sedangkan yang diobati sendiri berjumlah 7 KK (4.8%).
Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas, dari 502 Jiwa dengan 147
KK penduduk di Wilayah Dusun Ampera Desa Mulyonegoro Kec Pulubala
Kab Gorontalo. Menunjukan penggunaan waktu senggang lansia yaitu
berkebun berjumlah 26 KK (17.7%), dan tidak menggunakan waktu
senggang berjumlah 4 KK (2.7%).
b. Penyampaian Hasil Tabulasi Data
Tanggal 18 April 2019 akan dilakukan pertemuan MMD 2 di Kantor
Kecamatan Pulubala pada Pukul 10.00 WITA guna penyampaian hasil
tabulasi dari hasil pengkajian atau pendataan keluarga.
Acara pertemuan MMD 2 meliputi :
1) Pembukaan oleh MC Dessy Rachmania Saleh, S.Kep
2) Sambutan-sambutan
a. Sambutan dari Koordinator Camat atau yang mewakili
3) Penyajian hasil tabulasi data masyarakat Dusun Ampera, Desa
Mulyonegoro, Kec. Pulubalan (Iqbal Isini, S.Kep)
4) Tanya jawab/diskusi dan curah pendapat tentang penentuan prioritas
masalah dan alternatif pemecahan masalah serta menentukan waktu
pelaksanaan alternatif pemecahan masalah berupa pembahasan program
kerja sesuai dengan prioritas masalah.
5) Penutup oleh protokoler
Adapun menjadi prioritas masalah yang akan diselesaikan yaitu :
1) Kurangnya kesadaran anak-anak dalam mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas dan sering membuang sampah sembarang
2) Banyaknya Siswa Remaja didapatkan merokok di Lingkungan Sekolah
3) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memeriksakan kesehatan di
Faskes
4) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit Hipertensi dan
Gout Arhtritis
5) Kurangnya masyarakat yang ada di Dusun Ampera memanfaatkan
pekarangan rumah
c. Hasil Analisa Data
Berdasarkan tabel tabulasi data diatas, maka analisa data disusun sebagai
berikut :
Masalah Diagnose keperawatan
Data
kesehatan komunitas
1) Tingkat Pendidikan Lingkungan Defisit Kesehatan
terakhir warga yang kurang Komunitas
didapatkan yang sehat
belum sekolah 1. Kurangnya pengetahuan
berjumlah 43 jiwa masyarakat tentang
(8.6 %), tidak sekolah pentingya kesehatan
berjumlah 11 jiwa lingkungan
(2.2 %) , TK 2. Kurang kesadaran untuk
berjumlah 12 jiwa berperilaku sehat
(2.4 %),
berpendidikan SD
berjumlah 230 jiwa
(45.8 %), SMP
berjumlah 72 jiwa
(14.3 %), SMA
berjumlah 107 jiwa
(21.3 %) perguruan
tinggi berjumlah 27
jiwa (5.4 %).
2) Dari hasil pengkajian
didapatkan yang
sampahnya dibakar
berjumlah 120 KK
(81.6%), yang
sampahnya
sembarangan dibuang
berjumlah 21 KK
(14.3%), sedangkan
yang lain-lain
berjumlah 3 KK
(2.0%).
3) Kurangnya
masyarakat yang ada
di Dusun Ampera
memanfaatkan
pekarangan rumah
1) Kurangnya kesadaran Kurangnya Pemeliharaan kesehatan
anak-anak dalam pemahaman tidak efektif
mencuci tangan anak-anak
sebelum dan sesudah dalam a. Kurangnya berperilaku
melakukan aktivitas melakukan hidup sehat .
dan sering membuang PHBS dan
sampah sembarang kurangnya
2) Banyaknya Siswa siswa yang
Remaja didapatkan tidak
merokok di mengetahui
Lingkungan Sekolah bahaya
merokok
1) Penyakit yang diderita Kurangnya Manejemen kesehatan tidak
keluarga 6 bulan pemahahaman efektif.
terakhir didapatkan masyarakat
penyakit yang paling tentang a. Kurangnya pengetahuan
banyak diderita oleh kesehatan masyarakat tentang
keluarga yang ada di penyakit
dusun ampera adalah b. Kurangnya minat
penyakit hipertensi masyarakat dalam
berjumlah 30 KK pemanfaatan Faskes
(20.4%).
2) Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit Hipertensi
dan Gout Arhtritis
3) Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam
memeriksakan
kesehatan di Faskes
e. Perencanaan
a) Diagnosa Keperawatan 1
1. Defisit Kesehatan Komunitas berhubungan dengan :
1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingya kesehatan
lingkungan
2) Kurang kesadaran untuk berperilaku sehat
Tujuan Jangka Panjang :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 minggu, diharapkan
berkurangnya keluhan penyakit.
Tujuan Jangka Pendek :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 minggu, masyarakat
diharapkan :
1) Mengerti tentang penyakit
2) Dapat mengambil keputusan tentang masalah penyakit yang diderita
keluarga mengenai penyakit yang diderita
3) Dapat mengetahui informasi terkait penyakit dan cara pengobatan
tradisional
4) Mengantisipasi timbulnya penyakit akibat factor membahayakan
kesehatan.
Intervensi :
1) Melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit Hipertensi dan
Gout Arhtritris demostrasi rebusan bawang putih untuk menurunkan
tekanan darah tinggi dan kompres jahe merah untuk penanganan
asama urat pada warga Dusun Ampera
2) Melakukan percontohan tanaman obat sehat keluarga untuk
masyarakat Dusun Ampera
b) Diagnosa Keperawatan II
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d :
1) Kurangnya pemahaman anak-anak dalam melakukan PHBS dan
2) kurangnya siswa yang tidak mengetahui bahaya merokok
Tujuan jangka Panjang
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 minggu, diharapkan
terjadi peningkatan kesehatan disekolah.
Tujuan Jangka Pendek
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 minggu, masyarakat
diharapkan :
1) Adanya kemuana anak-anak dalam melakukan PHBS.
2) Agar remaja paham akan bahaya merokok
Intervensi
1) Melakukan penyuluhan PHBS mencuci tangann 6 langkah dengan
baik dan benar
2) Melakukan penyuluhan bahaya merokok pada siswa Remaja
c) Diagnosa Keperawatan III
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif b.d
1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit
2) Kurangnya minat masyarakat dalam pemanfaatan Faskes
Tujuan Jangka Panjang :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 minggu, diharapkan
masyarakat akan paham dan terhindar dari penyakit tropis disebabkan
oleh lingkungan yang kurang sehat,dan makanan yang kurang sehat.
Tujuan Jangka Pendek :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 minggu, masyarakat
diharapkan : Masyarakat mengetahui pentingnya memeriksakan
kesehatan rutin di Faskes
Intervensi
1) Melakukan edukasi toki pintu pada warga yang menderita Stroke di
Dusun Ampera
2) Meakukan pemeriksaan penyakit tidak menular pada masyarakat
Dusun Ampera
f. Implementasi
1. Diagnose Keperawatan I
Defisit Kesehatan Komunitas berhubungan dengan : Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan, dan Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
Implementasi :
1) Senin-Selasa 22/23 April 2019 mengumpulkan warga Dusun Ampera dan
memberikan Penyuluhan tentang Hipertensi dan Gout Arhtritis sekaligus
demostrasi rebusan bawang putih untuk menurunkan tekanan darah
tinggi dan kompres jahe merah untuk penanganan asama urat
2) 26 April mencari lokasi untuk tempat percontahan TOSGA, 28-30 April
membuat tempat untuk penempatan bibit TOSGA dan tanggal 02 Mei
2019 dilakukan peresmian TOSGA sebagai percontohan untuk
masyarakat Dusun Ampera oleh Kepala Desa dan Ketua Prodi Ners.
2. Diagnose Keperawatan II
1) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurangnya
pemahaman anak-anak dalam melakukan PHBS dan kurangnya siswa
yang tidak mengetahui bahaya merokok.
Implementasi :
a. Sebtu, 20 April 2019 melakukan Penyuluhan kesehatan tentang
PHBS di SDN 11 Pulubala
b. Sabtu, 20 April 2019 melakukan penyuluhan Bahaya Merokok dan
Kesehatan Reproduksi Remaja pada siswa SMA Negeri 1 Pulubala
3. Diagnose Keperawatan III
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang penyakit, Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, kurangnya
masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan
Implementasi :
1) Selasa – Kamis, 23-25 April 2019 melakukan edukasi toki pintu untuk
pasien Stroke yang kurang terpapar dengan Faskes
2) Selasa - Jumat 23 – 26 April 2019 melakukan penyakit tidak menular
pada masyarakat Dusun Ampera
g. Evaluasi
1. Diagnose keperawatan 1
1) Evaluasi struktur
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit dan cara
pengobatan penyakit secara tradisional. Dari hasil data diperoleh dilakukan
tidakan/implementasi kegiatan pendidikan kesehatan tentang penyakit
Hipertensi dan Gout Arhtritris sekaligus demostrasi rebusan bawang putih
untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kompres jahe merah untuk
penanganan asama urat pada warga Dusun Ampera dan melakukan
percontohan tanaman obat sehat keluarga untuk masyarakat Dusun Ampera
Kegiatan ini telah dikoordinasi dengan aparat desa dan masyarakat
dusun Ampera. Bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan telah sampaikan
pada saat kunjungan awal. Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari
aparat desa dan masyarakat dusun Ampera. Waktu pelaksanaan sesuai
dengan waktu yang direncanakan.. Sebelum melakukan kegiatan,
mahasiswa mempersiapkan bahan dan media yang akan digunakan.
2) Evaluasi Proses
Dalam pelaksanaan kegiatan yang melibatkan warga Dusun Ampera
kami mahasiswa menghubungi kepala desa dan aparat desa untuk memohon
dukungan agar kegiatan dapat berjalan lancar. Penyuluhan kesehatan ini
dilakukan oleh masing-masing mahasiswa yang bertanggung jawab, dan
pembangunan tempat percontahan TOSGA kami meminta bantuan warga
Dusun Ampera sedangkan untuk bibitnya kami mendapatkannya dari dinas
pertanian.
3) Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan hipertensi dan gout Atrhtritis
masyarakat sudah lebih paham dan mengerti pengertian penyebabn, tanda
dan gejala dari penyakit tersebut serta pengobatan tradisional yang dapat
dilakukan, untuk lebih jelaskan dilakukan demonstrasi dari masing-masing
penyakit yang dibahas dalam materi. Masyarakat termotivasi untuk
membuat Tosga sendiri dihalaman rumah mereka agar dapat membuat
pengobatan tradisional untuk anggota keluarga yang sakit. penting
pembersihan lingkungan dan termotivasi untuk lebih meningkatkan
kesadaran dalam melakukan pembersihan lingkungan.
2. Diagnose Keperawatan II
1) Evaluasi Struktur
Dari hasil data yang diperoleh dilakukan tindakan/implementasi berupa
penyuluhan kesahatan PHBS, Penyuluhan bahaya merokok dan kesehatan
reproduksi remaja. Semua persiapan telah dipersiapkan sehari sebelum
pelaksanaan kegiatan seperti membagikan undangan, berkoordinasi dengan
pemerintah desa dan dusun setempat.
2) Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung sesuai waktu yang ditentukan pada hari
Sabtu, 20 April 2019 pukul 07.30 WITA dan pukul 10.00
b. Kegiatan dilaksanakan disekolah SMA Negeri 1 Pulubala dan SDN
11 Pulubala
c. Mahasiswa memfasilitasi keperluan kegiatan
d. Kepala Sekolah dan Staf Guru serta Siswa-siswi begitu kooperatif
e. Fakor penghambat tidak ada
f. Factor pendukung kegiatan ini yaitu antusias Siswa-siswi dalam
mendengar dan memperhatikan materi dengan baik.
3) Evaluasi Hasil
Pada pelaksanaan kegiatan ini peserta di SDN 11 Pulubala sebanyak 36
orang dan peserta di SMA Negeri 1 Pulubala sebanyak 50 orang dan di
dampingi oleh Kepala Sekolah dan staf Guru masing-masing sekolah.
3. Diagnose Keperawatan III
1) Evaluasi struktur
Rencana sudah dipersiapkan 2 hari sebelum penyuluhan dan sudah
dikoordinasikan dengan Kepala Puskesmas, Kepala Desa dan Kepala
Dusun untuk persetujuan melakukan edukasi toki pintu bagi penderita
Stroke dan penyakit tidak menular bagi Warga Dusun Ampera.
2) Evaluasi Proses
a. Kedua kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dan berlangsung
pada Selasa – Jumat, 23-26 April 2019
b. Kegiatan dilaksanakan di rumah warga
c. Mahasiswa memfasilitasi keperluan kegiatan
d. Masyrakat sangat kooperatif
e. Factor penghambat tidak ada
f. Factor pendukung kgiatan ini yaitu antusias warga dalam
melaksanakan kegiatan ini.
3) Evaluasi hasil
Kegiatan ini dilaksanakan dan dihadiri langsung oleh Kepala Desa,
Kepala Dusun, kader kesehatan. Secara kognitif warga antusius untuk
melakukan pemeriksaan penyakit tidak menular.
4. Saran/ Rencana Tindak Lanjut
Untuk pihak-pihak terkait atau aparat desa setempat unuk menindak lanjuti
kembali pelaksanaan pembersihan lingkungan untuk lingkungan dusun Ampera.
Dan menyisipkan untk program desa tentang pemanfaat pekarangan rumah yang
bisa dijadikan dapur hidup yang kiranya dapat bermanfaat bagi keluarga. Bagi
pihak Puskesmas agar dapat meneruskan inovasi Toki Pintu untuk masyarakat
Desa Mulyonegoro terutama Dusun Ampera karena banyak warga tidak pernah
pergi ke sarana pelayanan kesehatan
BAB IV
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas sebagai salah satu penerapan dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan kotmunitas bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat. Sifat asuhan yang diberikan adalah
umum dan menyeluruh melalui kerja sama dan peran serta masyarakat,
sedangkan focus keperawatan individu, kelompok, keluarga menekankan
pada pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan tidak
mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitative.
Praktik lapangan asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan oleh
Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Gorontalo di Dusun Ampera Desa Mulyonegoro Kecamatan
Pulubala Kabupaten Gorontalo, menggunakan peran serta masyarakat melalui
strategi pembinaan wilayah dan keluarga binaan berdasarkan keluarga yang
berisiko tinggi dan rawan dalam kesehatan. Pemilihan dilakukan mahasiswa
pada saat pengkajian.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa bekerja sama dengan masyarakat
melakukan pengkajian, menetapkan masalah, menentukan prioritas, membuat
perencanaan, melaksanakan kegiatan dan evaluasi. Adapun masalah
kesehatan yang ditemukan di Dusun Ampera : kurangnya pemahaman
masyarakat tentang penyakit
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat untuk mengatasi
tersebut antara lain : melakukan penyuluhan secara langsung, melaksanakan
kegiatan dalam hal bentuk fisik (kerja bakti dan pembakaran sampah) serta
tindakan langsung pemeriksaan kesehatan pada lansia,
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut diatas didapatkan
hasil antara lain : meningkatnya pengetahuan masyarakat, tokoh masyarakat,
dan kader kesehatan tentang masalah-masalah kesehatan melalui kegiatan
penyuluhan. Perencanaan kegiatan semua terlaksana sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Keberhasilan yang dicapai merupakan tanda adanya peningkatan peran
serta masyarakat melalui kelompok kerja kesehatan, tokoh agama, tokoh
masyarakat, dan pemerintah setempat. Dan secara umum adalah karena
adanya dukungan penuh dari masyarakat di Dusun Ampera, Desa
Mulyonegoro Kec. Pulubala Kab. Gorontalo.
B. Saran
Setelah seluruh kegiatan asuhan keperawatan komunitas telah dilaksanakan,
maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kerja sama yang baik dari pihak pendidikan dengan aparat pemerintah
dan dinas kesehatan dilahan praktek perlu dipertahankan
2. Kerja sama antar kader kesehatan dan instansi terkait agar tetap
dipertahankan dan dikembangkan sehingga program yang telah ditetapkan
dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Puskesmas dan pemerintah setempat sebaiknya memberikan pembinaan
yang berkesinambungan kepada kader kesehatan agar termotivasi untuk
melaksanakan program-program kesehataan.
4. Membentuk calon-calon kader kesehatan.
5. Mengaktifkan kembali program posyandu lansia.
6. Kerja sama antara pihak pendidikan, puskesmas, dan pemerintah setempat
untuk menindak lanjuti hasil dari berbagai kegiatan praktik mahasiswa.