Você está na página 1de 7

PENGARUH PERAMBATAN HUTAN TERHADAP ASPEK

HIDROLOGI.
Oleh : Ir.M.Hasbi Arbi, MSi
Dosen Kopertis Wilayah I NAD-Sumatera Utara dpk Universitas Almusli

ABSTRACT.

The purpose Water Resourse Depelopment used for controller and useful of
water, where water controle used for to cotroling float water and normal volume, but
water can be used for domestic water. Industtri, irigation, water tranfortation and water
strength for run up electric mechines. To use of water shuld be have more water with
the volume of water is relative counstan and sustainable, it can be happened if the
support factor suck us porest and river can be protected and continue, so water
resource can be enough and controlled.
The forest is the best controle of rain water, until the rain water infilt into the
ground can be more end runoff water is less, until porest can stop soil erosion. Ilegal
forest couse the land / soil criyical condision end barren of land, until runoff water can
be biggest and infitrasi will be less, finally ground water will be little, this couse at dry
seasion river water will be less/dryness, until water river does not useful for
sustainable. At wet seasion runoff water sweep away soil particle of soil erosion by
rain to the rivers until the river base will be slope slightly, this be coused the rivers
overflow, finally couse flood water , finally couse that soil pertility less, because the
soil surfase erosion by rain water couse the porest bald and nonarable . this couse new
plans can not grow again. This problem can be protected if local goverment implant
forect and land conservation by reforestasion or planting new porest at the rigional
place, finally misfortune ftoodwater and dryness can be preventatived.

I. PENDAHULAN Sampai saat ini, kegiatan pe-


ngembangan sumberdaya air masih
Secara umum, tujuan pengembangan memandang sungai sebagai sumber air
sumberdaya air dapat dibagi dalam 2 yang utama, baik terhadap pengen-
kelompok., yaitu kegiatan yang ber- dalian banjir yang diakibatkannya mau-
hubungan dengan pengendalian air dan pun terhadap pemanfaatan air yang
kegiatan yang berhubungan dengan pe- dapat disediakannya. Bagi perencanaan
manfaatan air. Kegiatan pengendalian pengembangan sumber daya air, infor-
air seperti pengendalian banjir dan pe- masi yang dibutuhkan adalah variasi
ngendalian sedimen memerlukan debit debit aliran sungai dan sedimentasi
banjir rencana sebagai nilai desain yang serta factor-faktor yang mem-pengaru-
diperoleh berdasarkan kejadian eksrim hinya, seperti respon hidrologi terhadap
dengan durasi singkat, seperti debit penggunaan hutan dan konversi hutan
puncak selama banjir. Kegiatan peman- pada daerah aliran sungai {DAS}.
faatan air seperti penyediaan air untuk Pengetahuan tentang respon hi-
dosmetik dan industri, irigagsi dan drologi ini diperlukan bagi perencanaan
listrik tenaga air memerlukan debit bangunan pengembangan sumber daya
andalan sebagai nilai desain yang air agar kesalahan dalam menetapkan
diperoleh berdasarkan kejadian normal nilai perencanaan dapat dihindari.
dengan durasi panjang, seperti debit
aliran normal bulanan.

66
Lentera :Vol.12, No.3, Nopember 2012
Misalnya, penetapan debit banjir proses penguapan {evaporasi} air laut dan
rencana dan debit andalan sebagai nilai badan-badan air lainnya. Uap air ini
desain dilakukan setelah memper- kemudian terkondensasi menjadi butir-
timbangkan master plan perencanaan butir air yang berkumpul dalam awan.
pengelolaan DAS tentang penggunaan Butir-butir air ini ada yang langsung jatuh
dan konversi hutan di masa menda- kembali ke laut menjadi hujan, ada juga
tang. Dengan demikian diharapkan yang terbawa oleh angin melintasi daratan
dapat dilakukan dan kemudian turun menjadi hujan.
justifikasi tentang tidak berfungsinya Sebelum mencapai permukaan
bangunan pengendali banjir atau tanah, air hujan akan tertahan oleh tajuk
bangunan penyediaan air disebabkan vegetasi. Air hujan yang tertahan ini,
oleh kesalahan perencanaan teknik sebagian akan tersimpan di permukaan
sipil atau kegagalan tersebut disebab- tajuk, sebagian lainnya akan jatuh ke atas
kan oleh penyimpangan penggunaan permukaan tanah melalui sela-sela daun
dan konversi hutan pada DAS. sebagai air lolos {thougfall} dan mengalir
Memahami respon hidrologi ke bawah melalui permukaan batang
terhadap pengguna dan konversi hutan pohon sebagai aliran batang {stemflow}.
ini memerlukan pemahaman tentang Air hujan yang tertahan oleh tajuk dan
daur hidrologi dan ekosistem daerah kemudian menguap ke atmosfir disebuk
aliran sungai terlebih dahulu. kehilangan intersepsi curah hujan {rainfall
Penjelasan tentang respon hidrologi interception loss}. Jumlah air hujan yang
nya sendiri dijelaskan dalam respon menyentuh tajuk disebut dengan total
hidrologi terhadap pembalakan hutan curah hujan {groos rainfall}. Jumlah air
{forest logging}. hujan yang mencapai permukaan tanah
disebut jumlah bersih curah hujan
{netrainfall}, yaitu total curah hujan
II. DAUR HIDROLOGI dikurangi dengan kehilangan intersepsi
curah hujan atau air loloa ditambah
Daur hidrologi menjelaskan siklus dengan aliran batang. Proses air hujan
gerakan air di permukaan bumi. menyentuh vegetasi ini diperlihatkan pada
Misalnya, air laut meuap ke atmosfir, Gambar 2.2 di bawah ini.
kemudian jatuh dalam bentuk hujan ke
permukaan tanah, kemudian mengalir
kembali ke laut, dan kembali menguap
ke atmosfir. Selama danau dan dalam
tanah sehingga dapat damanfaatkan
oleh manusia dan makhluk lainnya.
Siklus ini terus berlangsung tanpa
henti seperti diperlihatkan pada
Gambar 2.1 di bawah ini:

Gambar 2.2 Keseimbangan air pada pohon

Air hujan yang dapat mencapai


permukaan tanah, sebagian akan masuk
terserap ke dalam tanah melalui proses
infiltrasi {infiltration}. Air hujan yang
Gambar 2.1. Daur hidrologi tidak terserap ke daalam tanah akan
tertampung sementara dalam cekungan
Pada daur hidrologi, energi panas -cekungan permukaan tanah {surface
matahari menyebabkan terjadinya detention} dan kemudian mengalir di atas
permukaan menuju tempat yang lebih Sementara air larian dan yang infiltrasi
rendah sebagai aliran permukaan yang berubah menjadi aliran antara dan
{surface runoff}. Air infiltrasi akan aliran air tanah akan mengalir ke sungai,
tertahan didalam tanah mengisi pori- danau, laut dan tempat penampungan air
pori tanah yang selanjutnya memben- alamiah lainnya sebagai aliran air
tuk kelembaban tanah. Apabila tingkat (discharge).
kelembaban air tanah telah mencapai
jenuh, maka sebagian air infiltrasi akan III. EKOSISTEM DAERAH
bergerak secara lateral {horizontal} ALIRAN SUNGAI
sebagai aliran antara {subsurface
flow} dan sebagian lainnya akan ber- Ekosistem adalah suatu system eko-
gerak secara vertical ke dalam tanah logi yang terdiri atas komponen biotis dan
hingga menjadi bagian dari air tanah abiotis yang saling berinteraksi memben-
{ground water}. tuk suatu kesatuan yang teratur. Dalam
Aliran permukaan, aliran antara dan suatu ekosistem tidak ada satu kompo-
aliran air tanah akan mengalir ke nenpun yang berdiri sendiri, melainkan
sungai, danau, laut dan tempat penam- satu sama lain mempunyai saling keter-
pung air alamiah lainnya, yang kemu- kaitan langsung maupun tidak langsung.
dian air aliran ini akan menguap Aktivitas suatu komponen ekosistem
kembali ke anmosfer. selalu memberi pengaruh kepada kom-
Air infiltrasi tidak semua ponen ekosistem lainnya. Misalnya,
berubah menjadi aliran atau menjadi manusia sebagai salah satu komponen
bagian dari air tanah. Sebagian air ekosistem yang penting dan dinamis,
infiltrasi ada yang tetap tinggal dalam dalam menjalankan aktivitasnya sering
lapisan tanah bagian atas {top soll}. mengakibatkan dampak pada salah satu
Air infiltrasi ini kemudian sebagian komponen ekosistem lainnya sehingga
menguap kembali ke atmosfir melalui mempengaruhi ekosistem secara keseluru-
permukaan tanah dengan proses han. Selama hubungan timbal-balik antar
evaporasi {evaporation} dan seba-gian komponen ekosistem dalam keadaan
lainnya menguap kembalikeatmosfir seimbang, selama itu pula ekosistem
melalui permukaan tajuk vegetasi de- berada dalam keadaan stabil. Sebaliknya,
ngan proses transpirasi {transpiration}. bila hubungan timbal-balik antar kompo-
Konsep daur hidrologi dapat nen ekosistem mengalami gangguan, maka
diperluas dengan mamasukan gerakan terjadilah gangguan ekosistem atau
perjalanan sedimen, unsur-unsur hara, lingkungan.
dan biota yang terlarut dalam air, Uraian di atas menujukkan
sehingga konsep hidrologi ini dapat bahwa ekosistem harus dilihat secara
digunakan sebagai konsep kerja untuk holistik. Pendekatan holistik dilakukan
perencanaan pengelolaan DAS. Dalam dengan cara mengidentifikasi semua
bentuk bagan alir, daur hidrologi dapat komponen yang terlibat serta interaksi
ditunjukkan seperti Gambar 2.3. Bagan antar komponen tersebut. Kemudian da-
alir tersebut menujukkan bahwa hujan lam mempelajari ekosistem DAS, daerah
sebagai inputa akan mencapai tanah aliran sungai biasa nya dibagi menjadi
dengan beberapa cara, yaitu air lolos daerah hulu, tengah dan hilir. Daerah hulu
{thoughfall}, aliran batang DAS dicirikan: merupakan daerah konser-
{stemnflow} , dan air hujan langsung , vasi, mempunyai kerapatan drainase kebih
yang kemudian air yang mencapai tinggi, merupa kan daerah dengan
tanah ini akan berubah menjadi air kemiringan lereng lebih besar dari 15%,
larian (runoff) ,air evaporasi dan air dan bukan merupan daerah banjir.
infiltrasi. Air evaporasi bersama-sama Sementara daerah hilir DAS dicirikan:
dengan air intersepsi dan air transpirasi merupakan daerah peman-faatan, kerapa-
kem-bali ke atmosfir sebagai air tan drainase lebih kecil, merupakan
evapotranspirasi. daerang dengan kemiringan lebih kecil
dari 8%, dan pada beberapa tempat
merupakan daerah dengan banjir tertentu, juga dapat memberi dampak
(genangan). Daerah aliran sungai meningkat kan hasil air. Namun disisi lain
bagian tengah merupakan daerah kegiatan pembalakan hutan juga mening-
transisi dari kedua keadaan DAS yang katkan terjadinya erosi karena pembukaan
berbeda tersebut di atas. permukaan tanah dan terutama karena
Ekonomi DAS hulu merupakan aktivitas-aktivitas pendukungnya seperti
bagian yang penting karena mempu- pembuatan jalan. Kegiatan bercocok
nyai fungsi perlindungan terhadap tanam yang mengabaikan kaedah-kaedah
seluruh bagian dari DAS. konservasi di daerah hulu juga akan
Perlindungan ini antara lain deri segi meningkatkan erosi yang pada gilirannya
fungsi tata air. Oleh karena itu, pe- akan menurunkan produk-sivitas lahan
rencanaan pengelolaan DAS hulu pertanian. Kegiatan-kegiatan pemanfaatan
sering menjadi fokus perencanaan sumberdaya alam yang dilakukan di
mengingat bahwa dalam suatu DAS, daerah hulu seperti tersebut di atas dapat
daerah hulu dan hilir mempunyai menimbulkan dampak terhadap DAS
keterkaitan biofisik melalui daur bagian tengah dalam bentuk perubahan
hidrologi. Keterkaitan biofisik antara fluktuasi debit dan transport sedimen serta
daerah hulu dan hilir suatu DAS dapat material terlarut dalam sistem aliran air,
ditunjukkan seperti yang diperlihat- yang pada akhirnya dapat menurunkan
kan pada Gambar 3.1 di bawah ini. kapasitas simpan waduk dan sungai.
Kemudian dampak pada bagian tengah
DAS ini pada akhirnya dapat menimbul-
kan dampak pula terhadap DAS bagian
hilir berupa penurunan kualitas dan
kualitas air irigasi dan air minum. Uraian
ini menunjukkan bahwa secara biofisik
daerah hulu dan hilir DAS mempunyai
keterkaitan inilah yang kemudian dijadi-
kan sebagai landasan bagi peren-canaan
pengelolaan dan evaluasi DAS.

Gambar 3.1 Hubungan biofisik antara IV. PENGARUH TERHADAP


daerah hulu dan hilir suatu PEMBALAKAN HUTAN
DAS TERHADAP HIDROLOGI
Contoh tentang keterkaitan biofisik Pembalakan hutan {forest
antara daerah hulu-hilir suatu DAS, logging} memungkinkan terjdi beberapa
yaitu seperti kegiatan reboisasi atau respon hidrologi pada suatu DAS seperti
penanaman pohon dalam luasan pada Gambar 4.1. mekanisme dan proses
tertentu, dapat menurunkan hasil air yang secara langsung dipengaruhi oleh
{water yield}. Hal ini disebabkan pengambilan pohon ditunjukkan oleh
semakin banyak pohon maka semakin kotak-kotak yang berada pada deretan
banyak pula air hujan yang akan paling atas, yaitu kotak A sampai E.
menguap kembali ke atmosfir baik perubahan yang mungkin terjadi akibat
melalui proses rainfall intercetion loss proses-proses tersebut diperlihatkan oleh
maupun melalui proses transpirasi. panah yang menujukkan pada isi kotak-
Akan tetapi kegiatan reboisasi ini kotak di bawahnya.
dapat meningkatkan kualitas air Untuk selanjudnya pengaruh hidro-
permukaan bebas dari sedimen. logi terhadap pembalakan hutan (foeres
Sebaliknya aktivitas pembalakan hutan logging) ini ditinjau terhadap kemung-
{forest logging} atau pengurangan kinan terjadi perumahan air tanah, debit
luas hutan {deforestasi} yang dilaku- air sungai, erosi dan endapan di sungai,
kan di daerah hulu DAS dalam luasan serta aliran unsur hara. Secara umum
dampak awal dan langsung dari 4.1 Air Tanah
pembalakan hutan adalah sebagai
berikut (Megahan, 1982) Penggunaan tajuk oleh penem-
bangan pohon dapat mengakibat air
evapotranspirasi dan intersepsi berkurang
penggunaan ini dapat menaikkan kelem-
baban tanah yang tersimpan, dan dengan
demikian dapat meningkatkan keterse-
diaan air untuk mengisi air tanah dan pada
akhirnya muka air tanah menjadi lebih
tinggi.
Gilmour {1977}, menunjuk-kan
bahwa dalam hutan tropika basah terjadi
Gambar 4.1 Beberapa pengaruh hidrologi kenaikan simpan an air tanah sebanyak
yang mungkin terjadi setelah pembalakan kira-kira 10% setelah penebangan kayu.
hutan. Untuk selanjutnya respon O’ loughin {1981}, mengemukakan pe-
hidrologi terhadap pembalakan hutan ngalamannya bahwa dengan menebang
{forest logging} ini ditinjau terhadap hutan di lahan rata pada dasar lembah di
kemung kinan terjadi perubahan air bagian yang basah di Selandia Baru, maka
tanah, debit air sungai, erosi dan muka air tanah menjadi naik. Tinjauan
endapan di sungai, dan aliran unsure Boughton {1970}, mengenai penga-laman
hara. Secara umum dampak awal dan di Australia dan tempat lain me nunjukan
langsung dari pembalakan hutan bahwa adanya kenaikan muka air tanah
adalah sebagai berikut {Megahan, setelah hutannya tumbuh kembali.
1982}: Namun para peneliti di atas sepakat bahwa
pembangunan jalan dan pemadatan tanah
1. Mengurangi perlindungan, yaitu oleh mesin-mesin berat pada penebangan
ter-masuk tajuk pohon, tajuk pohon dengan meka nisasi dapat mengura-
tingkat bawah, dan seresah. Hal ini ngi peresapan air dan akhirnya air hujan
me-ngakibatkan tetesan air hujan tidak dapat mencapai air tanah. Pada
dapat menyebabkan permukaan kondisi seperti ini, air hujan lebih banyak
tanah menjadi gundul. berubah menjadi limpasan sehingga sim-
2. mengubah sifat-sifat tanah, meli- panan air tanah menjadi lebih sedikit dan
puti pemadatan, lepasnya butir- pada akhirnya muka air tanah menjadi
butir tanah, dan kehilangan bahan turun.
organik. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya peresapan air, dan 4.2 Debit Air Sungai
semakin mudahnya pengikisan Banyak penelitian menujukkan kenai-
tanah. kan halis air sebagai respon terhadap
3. mengurangi transpirasi, meningkat penebangan hutan, dan pada umumnya
kan gerakan udara, dan mengubah kenaikan tersebut sebanding dengan
suhu. Hal ini mengubah evapo jumlah tajuk yang dihilangkan. Kenaikan
transpirasi, yang biasanya menjadi hasil air ini berkurang setelah hutan penuh
berkurang. kembali pada tempat tersebut.
4. mengurangi massa perakaran. Hal Hibbert {1967} melaporkan hasil pene-
ini mengakibatkan menurunnya litian dari 55 DAS dan bosch dan Hewlett
daya rekat tanah. {1982} melaporkan hasil pene litian dari
5. kehilangan fungsi menangkap air 94 percobaan, menyimpulkan bahwa tidak
dalam keadaan ‘hutan kabut’. Hal ada penelitian pengurangan tajuk vegetasi,
ini mengurangi presiktif di tempat. misalnya dengan peneba ngan pohon, yang
dapat mengakibatkan penurunan hasil air.
Selanjutnya mereka mengemukakan
kesimpulan dari penelitian mereka sebagai
berikut:
1. Tipe vegetasi berupa pohon hutan akan mengakibatkan kenaikan yang
jarum dan pohon kayu putih lebih besar pada volume aliran mendadak,
memberika kenaikan kira-kira pada debit aliran puncak dan lama aliran.
40 mm hasil air untuk setiap
10% pengurangan tajuk. 4.3 Erosi dan Endapan Di sungai
2. Pohon-pohon campuran mem- Penelitian yang dilakukan oleh
berikan kenaikan kira-kira 25 Mosley { 1988} di Selandia Baru me-
mm hasil air untuk setiap 10% nyimpulkan bahwa energi kinetic air hujan
pengurangan tajuk. jatuh menetes dari tajuk hutan campuran
kayu keras Podocarpusfagus selalu lebih
besar dari pada energi kinetic curah yang
jatuh di tempat terbuka. Curah hujan 55
mm jatuh selama 36 jam yang menebus
tajuk hutan memiliki energi kinetic 1,5
kali lebih besar, dan rata-rata jumlah pasir
yang terpecik 3,1 kali lebih banyak bila
dibandingkan dengan curah hujan yang
sama di tempat terbuka. Soemarwoto
{1982} juga menemukan erosi percikan
yang lebih besar di bawah tajuk-tajuk
pohon di Indonesia.
Walaupun demikian, hutan basah yang
Gambar 4.2 Cuplikan hidrograf aliran lapisan vegetasi secara vertical tidak
akibat hujan selama 3 hari berturut- terganggu, tumbuhan bawah terdiri atas
turut. semak yang sapat, tumbuhan memanjat,
Untuk DAS yang ditebang paku-pakuan, dan tumpukan seresah
habis dan DAS kontrol. Douglas organik yang melapuk, memberikan
{1981} menyatakan bahwa aliran perlindungan pertama terhadap dampak
mendadak meningkat dari 20% dalam tetes hujan. Jaring-jaring yang luas terdiri
tahun-tahun pertama setelah peneba- atas batang-batang pohon, batang-batang
ngan di coweeta, Amerika serikat, dan kecil, dan akar, juga merupakan rintangan
hutan yang tumbuh kembali mengu- pengangkutan sedimen oleh aliran per-
rangi aliran mendadak tersebut. Hal mukaan. Oleh karenanya, dampak yang
serupa dilaporkan oleh Pearce dkk. ditimbulkan oleh penebangan kayu pada
{1980}, di Selandia Baru dimana hutan jelas akan berpotensi untuk mening-
dilakukan penebangan hutan sebanyak katkan erosi. Cassel {1981} menyatakan
75% mengakibatkan kenaik-an debit bahwa berdasarkan pengalamannya di
terjadi hampir dalam semua bulan Queensland, menujukkan adanya aliran
sepanjang tahun, dan 60% hasil yang limpasan yang cukup besar akibat peneba-
meningkat tersebut muncul sebagai ngan hutan menyebabkan erosi sebai
aliran mendadak dengan volume yang konse-kuensinya. Peh {1980} juga menge-
lebih besar. Di penggunungan mukakan bahwa aliran limpasan penyebab
Appalachian di Virginia Barat, terjadinya erosi adalah proses hidrologi
Amerika serikat {Reinhart dkk., 1963} yang nyata pada hutan basah di Malaysia.
,menjelaskan bahwa sebuah DAS yang Endapan yang berasal dari sungai-
ditebang habis dan diambil kayunya sungai yang mengalir melalui hutan tak
menimbulkan debit tinggi yang besar- terganggu sebagian besar merupakan
nya beberapa kali lebih besar daripada endapan organic, berlawanan dengan
debit DAS control. Gambar 4.2 endapan di sungai yang datang dari daerah
menunjukkan cuplikan hidrograf aliran yang ditebang sebagian besar merupakan
akibat hujan selama 3 hari berturut- endapan mineral. Salah satu cara yang
turut untuk DAS yang ditebang habis lazim untuk melihat dampak pembalakan
dan DAS control penelitian di coweeta hutan terhadap erosi adalah dengan
ini menunjukkan bahwa penebangan mengukur kandungan endapan di dalam
sungai. Beberapa penelitian menujuk- Setiap pemisahan suatu partikel tanah
kan adanya peningkatan endapan di yang kemudian mengalir bersama aliran
sungai akibat penebangn kayu. permukaan menuju sungai akan membawa
Hasil penelitian akibat kayu di unsur hara yang melekat pada partikel
DAS daerah tropika di Queensland tanah tersebut ke dalam sungai.
Utara, Australia{Gilmour,1977}, me- Likens dkk. {1970}, melakukan
nunjukkan bahwa kenaikan muatan penelitian mengenai pengaruh pembalakan
endapan tersuspensi dua sampai tiga hutan terhadap aliran unsur hara dari
kali liat pada kondisi debit tinggi. sebuah DAS di hutan percobaan Hubbard
Muatan endapan meningkat kira-kira Brook di Amerika Serikat bagian Barat
180 ppm sebelum penebangan kayu laut. Pada penelitian tersebut, semua
menjadi 320 ppm dalam tahun pertama pohon dan semak-semak di dalam sebuah
dan kira-kira 520 ppm dalam tahun DAS seluas 15,6 ha ditebang, tetapi tidak
kedua setelah penbangan kayu. diangkut keluar. Pertumbuhan kembali
Perbedaan antara kedua tahun tersebut vegetasi dihambat selama dua tahun. Dari
disebabkan karena karakteristik curah hasil pengamatan pada air sungai di DAS
hujan kedua tahun tersebut berbeda. tersebut ternyata terjadi kenaikan yang
Untuk Indonesia, Kuswata besar terhadap konsentrasi semua ion
{1981}, melaporkan bahwa meskipun utama. Konsentrasi nitrat dalam air sungai
tidak ada penelitian tentang pengaruh melebihi batas kesehatan yang dianjurkan
penebangan kayu terhadap muatan untuk air minum. Kemasaman sungai
endapan di sungai, namun menyatakan berubah dari pH 5,1 menjadi pH 4,3.
bahwa muatan endapan sungai-sungai Di Coweeta, Amerika Serikat, Swank dan
menjadi amat besar di daerah yang Douglas {1977} melaporkan bahwa pada
hutannya dihilangkan sehingga menja- aliran sungai NO3-N meningkat sampai
di keprihatinan nasional. selama 20 tahun akibat penebangan hutan
Hamzah {1978} melakukan beberapa dengan atau tanpa pengambilan hasilnya.
penga-matan mengenai akibat peneba- Demikian juga di Taiwan dilaporkan
ngan di kalimatan Timur dan mela- bahwa rata-rata konsentrasi Ca, Mg, Na,
pokan terjadi peningkatan kandungan dan N03-N yang terlarut dalam sir sungai
Lumpur di sungai yang di ukur pada menjadi lebih tinggi setelah penebangan
daerah di dekat lokasi penebangan. habis bila dibandingkan dengan air sungai
yang hutannya diganggu {Lin, 1981}.
4.4 Aliran Unsur Hara
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Pembalakan hutan mempenga-
ruhi daur unsur hara dengan mengubah 1. Chow, V.T., David R. M., Larry
jumlah unsur yang tersimpan, dan W.M., 1988, Applied Hydrology,
memodifikasi susunan serta fungsi McGraw-Hill International Editions.
tanah dan sugai-sungai di dalam hutan. 2. Hamilton, L.S., Peter N.K., 1983,
Perubahan iklim mikro akibat pene- Tropical Forested Watersheds,
bangan hutan juga akan mempengaruhi Westview Press, Colorado.
kegiatan biologi dan laju oksidasi. 3. Adak, C., 1995, Hdrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai,
Gajah Mada University Press.

Você também pode gostar