Você está na página 1de 151

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG

KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU


TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN
2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

TOTOK HARYANTO
NIM: 111 09 054

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG
KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU
TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN
2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

TOTOK HARYANTO
NIM: 111 09 054

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2013
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

Jaka Siswanta, M.Pd


DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara TOTOK HARYANTO
Kepada:
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : TOTOK HARYANTO


NIM : 111 09 054
Jurusan/ Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG
KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL
GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS
VIII SMP N 2 TENGARAN TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 8 Oktober 2013


Pembimbing

Jaka Siswanta, M.Pd.


NIP. 19710219 200003 1 002
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN
2013/2014

Disusun oleh :

TOTOK HARYANTO
NIM : 11109054
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 4
November 2013, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Ujian
Ketua penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag ………………………

Sekretaris penguji : Sukron Ma’mun, S.HI, M.Si ………………............

Penguji I : Mufiq, S.Ag, M.Phil ………………………

Penguji II : Achmad Maimun, M.Ag ………………………

Penguji III : Jaka Siswanta M.Pd ………………………

Salatiga, 4 November 2013


Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag


NIP: 19580827 198303 1 002
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Totok Haryanto

NIM : 11109054

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau

karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 8 Agustus 2013

Penulis

TOTOK HARYANTO
NIM: 11109054
MOTTO

            

    

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.

(Q. S Al-Ahzab: 21)

‫ا َِّنوَا ُبعِثْتُ لِأُ َتوِّنَ َهكَارِمَ الْأَخْلَاق‬


“Sesungguhnya Aku (Muhammad) diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq”

(H.R Bukhari)
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk

selalu memperjuangkan mimpiku:

1. Ayah Nurhayadi dan Ibu Sunarni, sang motivator yang mampu mengisi

setiap relung jiwa, memberikan semangat, menjadi penggerak dalam

hidupku serta mendoakanku setiap waktu serta selalu berusaha

mewujudkan setiap harapan dan impianku.

2. Kakak-kakakku tercinta, penyemangat hidup yang selalu mendorongku

untuk menjadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik.

3. Dosen-dosen Tarbiyah, terima kasih telah mengalirkan ilmu kedalam hati,

menjadi fasilitator serta mendorongku agar mampu berbuat yang terbaik

untukku maupun bangsaku. Terima kasih jasa-jasamu takkan aku lupakan

sepanjang hidupku.

4. Keluarga Besar PAI B 2009, kebersamaan kita akan selalu aku simpan dan

aku kenang dalam memori dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku.

5. Immawan dan Immawati, Semoga perjuangan kita selalu mendapat ridho

Allah SWT.
KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M. Si, Selaku Ketua Program Studi PAI.

3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta

mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk

menyelesaikan tugas skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kepala sekolah dan guru SMP Negeri 2 Tengaran yang telah

memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian

di sekolah tersebut.
6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan

dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam

menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang,

kesabaran dan keikhlasan.

Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa memberikan manfaat bagi

penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 8 Oktober 2013

Penulis

TOTOK HARYANTO
ABSTRAK

Totok Haryanto. 2013. 11109054. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi


Kepribadian dan Sosial Guru Terhadap Akhlaq Siswa Kelas VIII SMP N 2
Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Strata I Jurusan
Pendidikan Agama Islam (STAIN) Salatiga, 2013. Pembimbing: Jaka
Siswanta, M.Pd

Kata kunci: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Akhlaq Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Bagaimana persepsi siswa


tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran
2013/2014, 2) Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP
Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 3) Bagaimana akhlaq siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 4) Adakah hubungan
persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 5) Adakah hubungan
persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014, 6) Adakah hubungan
persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru secara bersama-
sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran
2013/2014.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian
sebanyak 60 responden, menggunakan teknik nonprobability sampling.
Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X1,X2
dan data Y.
Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Persepsi siswa kelas VIII tentang
kompetensi kepribadian guru di SMP Negeri 2 Tengaran tergolong sedang dengan
prosentase 68,33%, 2) Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru di SMP
Negeri 2 Tengaran tergolong tinggi dengan prosentase 61,67%, 3) Akhlaq siswa
kelas VIII di SMP Negeri 2 Tengaran tergolong tinggi dengan prosentase 68,33%,
4) Ada hubungan yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian
guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran, 5) Ada hubungan
yang signifikan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran, 6) Ada hubungan yang signifikan
persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru secara bersamaan
terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran. Hal itu di buktikan
dengan hasil penghitungan stastisik pada taraf signifikasi 1% menunjukkan bahwa
r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 0,507> 0,330. Hasil tersebut diuji kebenarannya
menggunakan uji F dan diperoleh Fh sebesar 9,84, Ftabel = 3,15. Jadi Fhitung > Ftabel, yang
berarti persamaan regresi tersebut signifikan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ………............................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
DEKLARASI.............................................................................................. v
MOTTO........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................. viii
ABSTRAK................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 8
D. Hipotesis Penelitian................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian.................................................................... 10
F. Definisi Operasional................................................................. 11
G. Metode Penelitian..................................................................... 14
H. Sistematika Penulisan Skripsi................................................... 22
BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi……………………..................................................... 24
1. Pengertian Persepsi………………..................................... 24
2. Prinsip Dasar Persepsi……………………......................... 25
3. Proses Terjadinya Persepsi……………………………….. 26
4. Peranan Pesepsi................................................................... 27
B. Kompetensi Kepribadian Guru................ ……........................ 29
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru......................... 29
2. Karakteristik Kompetensi Kepribadian Guru ..................... 31
a. Memiliki Kepribadian yang Bertanggung Jawab........... 32
b. Memiliki Kepribadian yang Disiplin.............................. 33
c. Memiliki Kepribadian yang Adil, Jujur, dan Obyektif.. 35
d. Tidak Emosional............................................................. 35
e. Menjadi Teladan Bagi Peserta Didik.............................. 36
f. Lemah Lembut................................................................ 38
g. Dekat dengan Anak Didik.............................................. 38
h. Memiliki Jiwa yang Tegas.............................................. 39
3. Pentingnya Kompetensi Kepribadian Guru......................... 40
C. Kompetensi Sosial Guru............................................................ 42
1. Pengertian Kompetensi Sosial Guru.................................... 42
2. Karateristik Kompetensi Sosial Guru.................................. 43
a. Mampu Berkomunikasi dengan Peserta Didik……....... 43
b. Mampu Berkomunikasi dengan Sesama Pendidik dan
Tenaga Kependidikan..................................................... 44
c. Mampu Berkomunikasi dengan Orang Tua/Wali
Peserta Didik................................................................... 45
d. Mampu Berkomunikasi Secara Santun kepada
Masyarakat...................................................................... 45
e. Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Secara Fungsional............................................................ 46
D. Akhlaq Siswa............................................................................ 47
1. Pengertian Akhlaq................................................................ 47
2. Ciri-Ciri Akhlaq Dalam Islam.............................................. 50
a. Akhlaq Rabbani............................................................... 50
b. Akhlaq Manusiawi........................................................... 51
c. Akhlaq Universal............................................................. 51
d. Akhlaq Keseimbangan..................................................... 52
e. Akhlaq Realistis............................................................... 53
3. Macam-Macam Akhlaq........................................................ 54
a. Akhlaq Mahmudah.......................................................... 54
1. Akhlaq terhadap Allah................................................. 54
2. Akhlaq terhadap Diri Sendiri..................................... 55
3. Akhlaq terhadap Sesama manusia.............................. 56
4. Akhlaq terhadap Alam Sekitar.................................... 58
b. Akhlaq Mazmumah.......................................................... 60
1. Berbohong................................................................... 60
2. Takabur........................................................................ 60
3. Dengki......................................................................... 60
4. Bakhil.......................................................................... 61
4. Fungsi Akhlaq Bagi Seorang Muslim................................... 61
a. Akhlaq Bukti Nyata Keimanan Seseorang...................... 61
b. Akhlaq Hiasan Orang Beriman........................................ 62
c. Akhlaq Amalan yang Paling Berat Timbangannya.......... 63
d. Akhlaq Simbol Segenap Kebaikan.................................. 63
E. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Kepribadian dan Sosial Guru terhadap Akhlaq Siswa............. 64

BAB III LAPORAN PENELITIAN


A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian................................ 69
1. Perkembangannya SMP N 2 Tengaran............................. 69
2. Profil Sekolah................................................................... 69
3. Visi dan Misi.................................................................... 70
4. Struktur Organisasi Sekolah............................................ 72
5. Data Ketenagaan Guru.................................................... 73
6. Daftar Guru dan Jabatan................................................. 74
7. Tata Tertib Guru dan Karyawan....................................... 76
B. Penyajian data hasil penelitian............................................... 78
1. Daftar responden.............................................................. 78
2. Data hasil Angket............................................................. 80
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisi Deskriptif (Tiap Variabel)............................................ 92
B. Pengujian Hipotesis.................................................................. 98
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis............................................... 109

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 111
B. Saran-saran................................................................................ 113
C. Keterbatasan Penelitian............................................................. 114
D. Penutup..................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel I Indikator Instrumen Kompetensi Kepribadian Guru……................. 17


Tabel II Indikator Instrumen Kompetensi Sosial Guru................................. 18
Tabel III Indikator Instrumen akhlaq Siswa.................................................. 19
Tabel IV Data Ketenagaan SMP N 2 Tengaran……..................................... 73
Tabel V Daftar Guru dan Jabatan SMP N 2 Tengaran.................................. 74
Tabel VI Data Responden SMP N 2 Tengaran………………...................... 78
Tabel VII Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Kepribadian Guru.......................................................................................... 81
Tabel VIII Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Sosial Guru..................................................................................................... 84
Tabel IX Hasil Angket tentang Akhlaq Siswa………................................... 88
Tabel X Rekapitulasi Persepsi Kompetensi Kepribadian Guru..................... 94
Tabel XI Rekapilulasi Persepsi Kompetensi Sosial Guru.............................. 96
Tabel XII Rekapitulasi Akhlaq Siswa…........................................................ 97
Tabel XIII Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru terhadap Akhlaq
Siswa.............................................................................................................. 99
Tabel XIV Ringkasan Statistik X1 dan Y....................................................... 102
Tabel XVRingkasan Statistik X2 dan Y......................................................... 104
Tabel XVI Ringkasan Statistik X1 dan X2...................................................... 106
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehadiran guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting

bagi peserta didik dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan guru sering

dijadikan tokoh teladan dan identifikasi diri. Guru merupakan orang yang

memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik,

baik di sekolah maupun di luar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan

tanggung jawab guru maka kompetensi merupakan salah satu kualifikasi

terpenting yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Pasal 1 Ayat 10, disebutkan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya”. Bila kompetensi ini tidak ada dalam diri seorang guru,

maka ia tidak akan berkompeten dalam melaksanakan tugasnya dan hasilnya

pun tidak maksimal.

Kompetensi pendidikan merupakan pilar penting dalam menopang

pencapaian mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini telah digariskan

dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan bahwa pendidikan mutlak memiliki kompetensi yang meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional,

dan kompetensi sosial.


Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)

butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia.

Pentingnya kompetensi ini dikarenakan guru dipercaya mempunyai

kewenangan dan tanggung jawab membimbing dan membina anak didik.

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan

pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga

sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi

karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk

mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadi siswa. Semua itu

menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh

peserta didik dalam proses pembentukan pribadinya. Kompetensi kepribadian

ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalm membentuk

kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya

manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan

bangsa pada umumnya (Mulyasa, 2007:117)

Dalam setiap performance nya guru dituntut untuk dapat

menempatkan diri secara profesional dan proporsional. Hal ini dikarenakan

kebaikan seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam bersikap dan

berbuat. Kepribadian ini tidak hanya terdiri dari watak tetapi juga terdiri dari

seluruh bentuk perbuatan manusia dengan segala sifat dan ciri yang tampak

dalam bersosialisasi dengan orang lain.


Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)

butir d dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru

sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua

dan masyarakat sekitar. Seorang guru dituntut harus mampu berkomunikasi

secara efektif kepada peserta didik, khususnya di dalam kelas. Ketika proses

belajar mengajar sedang berlangsung maka dari situlah terjalin suatu

komunikasi dan interaksi antara guru dengan peserta didik atau antara peserta

didik dengan peserta didik. Sehingga dari komunikasi tersebut akan

menimbulkan suatu respon atau tanggapan dari peserta didik atau kepada

guru. Dan dampak dari respon tersebut sedikit banyak akan berpengaruh pada

pembentukan akhlaq peserta didik karena pada dasarnya guru adalah tokoh

panutan atau suri tauladan bagi anak didiknya.

Berangkat dari hal tersebut, bila guru memiliki kompetensi sosial,

maka hal ini menjadikan guru akan diteladani oleh peserta didik. Maka

seorang guru dituntut untuk memberikan teladan yang baik kepada sesama,

khususnya kepada peserta didik, sebagaimana Rasulullah SAW memberikan

teladan yang terbaik bagi umatnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT

dalam Surat Al-Ahzab ayat 21:

ِ ‫ول اللَّ ِو أُسوةٌ حسنَةٌ لِمن َكا َن ي رجو اللَّو والْي وم‬
‫اآلخَر َوذَ َكَر‬ ِ ‫لََق ْد َكا َن لَ ُكم ِِف رس‬
َ ْ َ َ َ ُ َْ ْ َ َ َ َْ َُ ْ
‫اللَّوَ َكثِ ًريا‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah” (Departemen
Agama RI, 2007:420).
Guru merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh kehidupan

pribadi siswa. Oleh siswa guru sering dijadikan tokoh teladan dan identifikasi

diri. Guru juga diyakini memegang peran yang sangat strategis dalam upaya

membentuk akhlaq siswa. Karena salah satu peran guru yaitu membentuk

karakter peserta didik agar mempunyai akhlaqul karimah pada diri peserta

didik. Sebagaimana hadis Nabi saw :

‫ اََِّّنَا‬: ‫لي اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬


ّ ‫ص‬َ
ِ‫عن اَِِب ىري رةَ ر ِضي اهلل عْنو قَ َال قَ َال رسو ُل اهلل‬
ُْ َ ُ ُ َ َ َ َْ ُ ْ ْ َ
ِ ْ‫بعِث‬
ْ ‫ت ِلََُتِّ َم َم َكا ِرَم ْاِل‬
‫َخ ََلق‬ ُ ُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya aku diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq” (H.R Bukhari
dalam Sahihnya Kitab Adabul Mufrad No. 273)

Salah satu problem yang muncul dalam dunia keguruan serta menjadi

sorotan publik, praktisi pendidikan, dan masyarakat adalah masalah

kualifikasi dan kompetensi guru. Meskipun pemerintah telah mengupayakan

standarisasi keguruan, misalnya sertifikasi guru, namun hal tersebut tidak

menjanjikan masalah keguruan selesai.

Tanggapan internal sekolah sendiri beragam. Bagi siswa guru adalah

sosok yang digugu dan ditiru. Segala perilaku guru merupakan cermin bagi

murid-muridnya. Guru yang mempunyai perilaku (akhlaq) yang buruk,

misalnya berpakaian tidak rapi membuka kemungkinan bagi siswa untuk

menirunya. Sebaliknya, guru yang memiliki citra yang baik, berperilaku baik

dan sopan, serta memiliki jiwa sosial yang baik pula, maka akan menjadi
teladan dan panutan bagi siswanya. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik

harus memiliki kepribadian yang baik dalam mengajar di sekolah.

Hal tersebut menunjukkan, bahwa persepsi siswa tentang kepribadian

dan sosial guru sangat bergantung pada guru. Semakin baik guru

menampakkan sosok pribadi yang bertanggung jawab dan jiwa sosialnya

yang tinggi terhadap sesama, maka semakin baik persepsi siswa terhadap

kepribadian dan sosial guru tersebut. Sebaliknya, semakin buruk guru

mencerminkan pribadinya sebagai pendidik dan jiwa sosialnya terhadap

sesama rendah, maka semakin jelek persepsi siswa terhadap kepribadian dan

sosial guru tersebut.

Terkait dengan problem tersebut, maka kompetensi kepribadian

(personal competency) dan kompetensi sosial (social competency)

menyangkut kepribadian dan sosial guru sebagai bagian dari kualitas harus

tetap diperhatikan. Guru tidak hanya sekedar memiliki kemampuan kognitif

(kemampuan intelektual), seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan

mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai bimbingan penyuluhan,

pengetahuan tentang administrasi kelas, dan pengetahuan umum lainnya,

namun guru sebagai pendidik harus bisa menjadi teladan ataupun panutan

sekaligus memiliki jiwa kepekaan sosial yang baik agar ucapan dan

perbuatannya dapat digugu dan ditiru oleh siswanya.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Tengaran adalah salah

satu SMP di wilayah Kabupaten Semarang. Sekolah ini menjadi pilihan para

siswa dan orang tua siswa sebagai tempat menimba ilmu, karena mutu SMP
Negeri 2 Tengaran sudah terpercaya, mampu menghasilkan output yang

berprestasi dan unggul. Keberhasilan SMP Negeri 2 Tengaran tersebut, tidak

terlepas dari kompetensi guru yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan selama PPL

di lokasi sekolah terdapat indikasi bahwa tingkat kompetensi kepribadian dan

sosial guru di SMP Negeri 2 Tengaran bisa dikatakan cukup tinggi. Salah

satu indikasi kompetensi kepribadian guru yang penulis amati yaitu guru

selalu datang disiplin, khususnya yang mengajar jam pertama, guru

diwajibkan tiba disekolah jam 6.30 WIB untuk berjabat tangan kepada para

siswa. Di samping itu guru juga tegas dalam mendisiplinkan peserta didik,

mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, serta mampu

memberikan teladan atau panutan bagi siswanya. Sedangkan indikasi

kompetensi sosial guru tercermin dari adanya kedekatan jarak antara guru

dengan siswa, ramah dan santun kepada peserta didik, pendidik, tenaga

kependidikan, serta masyarakat sekitar. Bahkan ketika kedatangan tamu dari

luar sekolahpun selalu dilayani dengan baik.

Dengan kompetensi kepribadian dan sosial guru yang tinggi

seharusnya mampu melahirkan penanaman perilaku atau akhlaq yang baik

pada diri peserta didik. Namun penulis selama PPL dilokasi masih

menjumpai tak sedikit dari peserta didik yang melakukan berbagai bentuk

penyimpangan, seperti masih cukup banyak siswa yang terlambat datang ke

sekolah, melanggar tata tertib sekolah, merokok dikantin ketika pergantian

jam atau jam pelajaran kosong, memakai seragam sekolah tidak dimasukkan
dan masih terjadi perkelahian antar siswa. Sehingga hal ini bertentangan

dengan teori yang telah penulis paparkan.

Atas kenyataan tersebut maka penulis merasa terpanggil untuk

meneliti lebih dalam mengenai “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA

TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU

TERHADAP AKHLAQ SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2

TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP

Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri

2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

3. Bagaimana akhlaq siswa SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2013/2014?

4. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru

terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

5. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru

terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2013/2014?


6. Adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan

sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru

SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2013/2014.

2. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP

Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

4. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

5. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi

sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

6. Untuk mengetahui adakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap

akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2013/2014.


D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat juga

dinyatakan sebagai jawaban teoritik terhadap rumusan masalah penelitian,

bukan jawaban empirik (Sugiyono, 2012:64).

Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

a. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru

terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

b. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru terhadap

akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2013/2014.

c. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2013/2014.
E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan baik bagi pihak peneliti

sendiri maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan (secara akademik).

Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi perkembangan

ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan kompetensi guru.

b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi

pihak–pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih

lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup

dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi bagi para guru agar dapat meningkatkan

kompetensi keguruan.

b. Menambah wawasan bagi para praktisi pendidikan tentang kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial guru.

c. Memberikan informasi bagi kepala sekolah khususnya di SMP Negeri 2

Tengaran tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru.

d. Sebagai masukan kepada para guru untuk bisa menjadi seorang guru

yang memiliki jiwa kepribadian dan integritas yang tinggi sehingga

mampu menjadi sosok guru teladan serta digugu dan ditiru oleh siswa-

siswanya.
F. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini meliputi Variabel independent (variabel

bebas) yaitu kompetensi kepribadian (X1) dan kompetensi sosial (X2), serta

variabel dependent (variabel terikat) yaitu akhlaq siswa (Y). Variabel ini

merupakan terjemahan tertentu memiliki pengertian yang masih bersifat

umum. Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang

jelas serta mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setiap variabel kedalam

suatu definisi operasional. Kemudian definisi operasional dari setiap variabel

tersebut dijabarkan kedalam dimensi-dimensi dengan indikatornya masing-

masing.

Adapun definisi operasional variabel dengan dimensi dan indikatornya

masing-masing sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang

atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan

seseorang (Depdiknas, 2007:849).

2. Persepsi

Persepsi adalah penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk

memperoleh dan untuk menginterpretasikan stimulasi (rangsangan) yang

diterima oleh sistem alat indra manusia (Desmita, 2009:118).

3. Kompetensi Kepribadian Guru

Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)

butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian


adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia.

Sedangkan menurut peneliti kompetensi kepribadian guru adalah

kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar yang di tandai

dengan indikator yaitu :

a. Memiliki kepribadian yang bertanggung jawab

b. Memiliki kepribadian yang disiplin

c. Memiliki kepribadian yang adil dan obyektif

d. Tidak emosional

e. Menjadi teladan bagi peserta didik

f. Lemah lembut dalam bicara

g. Dekat dengan anak didik

h. Memiliki jiwa yang tegas

4. Kompetensi Sosial Guru

Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir

(d) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik dan

masyarakat sekitar.

Sedangkan menurut peneliti kompetensi sosial guru adalah

kemampuan dari seorang guru untuk berkomunikasi dengan kepala sekolah,

peserta didik, pendidik/tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,

berkomunikasi secara santun kepada masyarakat sekitar, serta mampu


menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional.

Adapun perincian indikator kompetensi sosial guru adalah sebagai berikut :

a. Mampu berkomunikasi dengan peserta didik/siswa.

b. Mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik dan tenaga

kependidikan

c. Mampu berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik

d. Mampu berkomunikasi secara santun kepada anggota masyarakat

e. Mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara

fungsional

5. Akhlaq Siswa

Secara etimologi akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara

istilah akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia

akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan

pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar

(Ilyas, 2007:2).

Jadi akhlaq siswa adalah segala bentuk tingkah laku, perangai atau

tabiat yang melekat/tertanam dalam jiwa siswa yang muncul secara

spontan bilamana diperlukan tanpa memerlukan dorongan dari luar yang

tercermin dalam indikator yaitu :

a. Bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi

larangan-Nya

b. Disiplin serta berperilaku jujur


c. Pemaaf dan peminta maaf

d. Berbakti kepada kedua orang tua dan guru

e. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama teman dan warga

masyarakat

f. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan

menggunakan rancangan penelitian studi korelasional, untuk mengetahui

hubungan setiap variabel penelitian menggunakan analisis statistik

prosentase dan teknik analisis regresi untuk mengetahui besarnya

pengaruh antar variabel.

Penelitian ini mempunyai tiga variabel yaitu kompetensi

kepribadian guru dan kompetensi sosial sebagai variabel bebas serta

akhlaq siswa sebagai variabel terikat.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Tengaran yang

beralamat : Jl. Raya Salatiga-Solo Km.7 Tengaran Kab. Semarang.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September yang terbagi

menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses

penulisan laporan.
3. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian

populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang

ada didalam populasi (Arikunto, 2012:115). Untuk sekedar ancer-

ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi (Arikunto,

1996: 120). Adapun yang dimaksud dengan populasi disini adalah

seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran yang berjumlah 308

siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:81). Penulis akan melakukan

penelitian dilapangan, dalam menentukan sampel sesuai dengan

pendapat Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subyeknya kurang dari

100 lebih baik diambil semua dan apabila subyeknya lebih dari 100

dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% (Arikunto: 2002: 112).

Pada penelitian ini penulis mengambil sampel 20% dari jumlah

populasi. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa.

Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan dengan

dua cara yaitu: (1) probability sampling dan (2) nonprobability

sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik


pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan

sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Dalam aplikasinya, teknik nonprobability sampling ini akan

dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu, misalnya alasan keterbatasan

waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang

besar (Arikunto, 2010:183).

c. Pengumpulan data

Langkah-langkah yang akan digunakan oleh penulis dalam

mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode angket, dan

metode observasi langsung ditempat.

1) Metode angket

Angket adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

pribadinya, atau hal-hal yang yang ia ketahui (Arikunto,

2010:194).

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan akhlaq siswa.

2) Metode obsevasi

Observasi yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap

sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra. Jadi

mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba dan pengecap. Apa yang dikatakan ini


sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian

penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,

rekaman gambar, rekaman suara (Arikunto, 2010:199-200).

Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi

data yang diperlukan dengan jalan mengamati di lapangan secara

langsung.

d. Instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa

angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari tiga yaitu

kompetensi kepribadian guru, kompetensi sosial dan akhlaq siswa.

Berikut ini tabel ketiga variabel tersebut yang dicarikan dari

berbagai sumber:

Tabel I
Indikator Instrument Kompetensi Kepribadian Guru

Jumlah
Item
Variabel Indikator Soal
Angket
Angket

1. Memiliki kepribadian 1, 2 2
yang bertanggung jawab
2. Memiliki kepribadian 3, 4 2
yang disiplin
Kompetensi 3. Memiliki kepribadian 5, 6 2
Kepribadian yang adil dan obyektif
Guru 4. Tidak emosional 7 1

5. Menjadi teladan bagi 8, 9 2


peserta didik
6. Lemah lembut dalam 10, 11 2
bicara
7. Dekat dengan anak didik 12, 13 2

8. Memiliki jiwa yang tegas 14, 15 2

Jumlah Soal Angket 15 Soal

Tabel II
Indikator Instrumen Kompetensi Sosial Guru

Jumlah
Item
Variabel Indikator Soal
Angket
Angket

1. Mampu berkomunikasi 1, 2, 3 3
dengan peserta didik
2. Mampu berkomunikasi
dengan sesama pendidik 4, 5, 6 3
dan tenaga kependidikan
3. Mampu berkomunikasi
dengan orang tua/wali 7, 8, 9 3
peserta didik
4. Mampu berkomunikasi 10, 11,
secara santun kepada 3
12
masyarakat
5. Mampu menggunakan
teknologi informasi dan 13, 14,
3
komunikasi secara 15
fungsional
Jumlah Soal Angket 15 Soal

Tabel III
Indikator Instrumen Akhlaq Siswa
Jumlah
Item
Variabel Indikator Soal
Angket
Angket

1. Bertaqwa kepada Allah


Akhlaq Siswa dengan menjalankan 1, 2 2
perintah dan menjauhi
larangan-Nya
2. Disiplin dan berperilaku 3, 4 2
jujur
3. Pemaaf dan peminta maaf 5, 6 2

4. Berbakti kepada kedua 7, 8, 9,


4
orang tua dan guru 10

5. Menjalin hubungan yang 11, 12,


baik dengan sesama teman 3
13
dan warga masyarakat
6. Menjaga kebersihan sekolah
dan lingkungan masyarakat 14, 15 2
sekitar
Jumlah Soal Angket 15 Soal

e. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis

data yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh kompetensi

kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa.

Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan

rumus:

F
P  100 %
N

Keterangan :

P : Angka presentase

F : Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya

N : Jumlah siswa atau siswi

100% : Bilangan Konstan


Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa dan pengaruh

kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa adalah menggunakan

rumus product moment, sedangkan untuk mengetahui adakah

pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial

guru terhadap akhlaq siswa digunakan rumus regresi ganda, karena

dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi

dalam 2 kategori meliputi variabel independent atau variabel bebas

yaitu variabel pertama dan variabel kedua yakni kompetensi

kepribadian (X1), kompetensi sosial (X2) Sementara variabel ketiga

akhlaq (Y) merupakan variabel dependent atau variabel terikat.

Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010:

255) memberikan teknik analisis melalui rumus :

a) Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:

∑ (∑ )(∑ )
rX1Y =
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )

Keterangan:

rX1Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

X1Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y

X1 = Jumlah seluruh skor X1

Y = Jumlah seluruh Y

b) Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut:


∑ (∑ )(∑ )
rX2Y =
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )

Keterangan:

rX2Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y

X2 = Jumlah seluruh skor X1

Y = Jumlah seluruh Y

c) Mencari korelasi X1 dan X2

∑ (∑ )(∑ )
rX2Y =
√ ∑ (∑ ) ∑ (∑ )

d) Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga

variabel dengan rumus sebagai berikut :

RX1X2Y = √

Keterangan :

R X1X2Y = Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y

rX1Y = Korelasi antara rx1y

rX2Y = Korelasi antara rx2y

rX1X2 = Korelasi antara rx1x2

Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya

hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa.


Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau

diperoleh nilai Ha (hipotesis alternative) dikonsultasikan pada tabel

pada taraf 5% dan 1 %.

Apabila nilai Ho diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Ha

maka hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis dapat

ditolak.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab I pendahuluan ini berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,

manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta

sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan

teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, kemungkinan adanya

pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap akhlaq siswa.


BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang

berkaitan dengan variabel penelitian, laporan gambaran umum

mengenai lembaga pendidikan dan laporan angket data mengenai

persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru, kompetensi

sosial guru dan akhlaq siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tengaran

Kabupaten Semarang.

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada bab IV analisis data, akan dilakukan analisis terhadap

data yang terkumpul secara pentahapan, klarifikasi data, tabulasi data,

penghitungan frekuensi dan prosentase serta regresi ganda untuk

menjawab pokok-pokok masalah diatas.

BAB V : PENUTUP

Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan

akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan

pihak-pihak terkait dari penelitian.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa inggris perception yang diambil dari

bahasa Latin “perceptio” yang berarti menerima atau mengambil. Dalam

Kamus Inggris Indonesia kata perception diartikan dengan “penglihatan”

atau “tanggapan”.

Sedangkan secara istilah para psikolog, para ahli psikologi

berbeda-beda dalam mendifinisikan pengertian tersebut, diantaranya:

a. Slameto persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya peran atau

informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus-

menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya..Hubungan ini

dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba,

perasa dan pencium (Slameto, 1995:105).

b. Dewi Salma Prawiradilga dan Eveline Siregar (2004:132) menyatakan

bahwa persepsi sebagai suatu proses di mana seseorang menyadari

keberadaan lingkungannya serta dunia yang mengelilinginya.

c. Chaplin mengartikan persepsi sebagai proses mengetahui atau

mengenali objek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera

(Desmita, 2010:118).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan suatu proses psikologi yang didahului oleh penginderaan

berupa pengamatan, pengingat, dan pengidentifikasian suatu obyek. Jadi

persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan

lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan stimulus

yang ada di lingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang

dimilikinya. Setelah individu menginderakan objek di lingkungannya,

kemudian ia memproses hasil pengindraannya itu, sehingga timbullah

makna tentang objek itu.

2. Prinsip Dasar Persepsi

Beberapa prinsip dasar persepsi yang penting diketahui menurut

Dewi (2004:133-134) yaitu:

a. Persepsi bersifat relatif

Prinsip relative menyatakan bahwa setiap orang akan memberikan

persepsi yang berbeda, sehingga pandangan terhadap sesuatu hal sangat

tergantung dari siapa yang melakukan persepsi.

b. Persepsi bersifat sangat selektif

Prinsip kedua menyatakan bahwa persepsi tergantung pada

pilihan, minat, kegunaan, kesesuaian bagi seseorang.

c. Persepsi dapat diatur

Persepsi perlu diatur dan ditata agar orang lebih mudah mencerna

lingkungan atau stimulus.


d. Persepsi bersifat subjektif

Persepsi seseorang dipengaruhi oleh harapan atau keinginan.

Pengertian ini menunjukkan bahwa persepsi sebenarnya bersifat

subjektif.

e. Persepsi seseorang atau kelompok bervariasi, walaupun mereka berada

dalam situasi yang sama.

Prinsip ini berkaitan erat dengan perbedaan karakteristik individu,

sehingga setiap individu bisa mencerna stimuli dari lingkungan tidak

sama dengan individu lian.

3. Proses Terjadinya Persepsi

Seseorang dapat mengenali suatu obyek berasal dari dunia luar dan

ditangkap melalui inderanya, yakni bagaimana individu menyadari,

mengerti apa yang di indera. Oleh karena itu, proses terjadinya persepsi

dapat dijelaskan oleh Desmita (2010:117) yaitu:

a. Proses fisik atau kealaman, yaitu dimulai dengan obyek menimbulkan

stimulus dan akhirnya mengenai alat indera atau reseptor.

b. Proses fisiologis, yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera

dilanjutkan oleh saraf sensorik ke otak.

c. Proses psikologis, yaitu proses yang terjadi dalam otak sehingga

individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan respon itu, sebagai

suatu akibat dari stimulus yang diterimanya.


Selain dipengaruhi oleh faktor internal, persepsi juga dipengaruhi

oleh faktor eksternal, yaitu faktor stimulus dan lingkungan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu

tidak muncul begitu saja dengan sendirinya, tetapi ada hal-hal yang

mempengaruhi. Oleh karena itulah persepsi yang dimiliki seseorang

berbeda dengan orang lain, walaupun pada obyek yang sama.

Secara garis besar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi

antara lain:

1. Faktor internal

Yaitu dari perilaku persepsi yang meliputi faktor biologis/jasmani

dan faktor psikologis. Adapun faktor psikologis meliputi: perhatian,

sikap, minat, pengalaman, dan pendidikan.

2. Faktor eksternal

Yaitu dari luar pelaku persepsi yang meliputi obyek sasaran dan

lingkungan di mana persepsi berlangsung (Desmita, 2010:120).

4. Peranan Persepsi

Persepsi menjadi landasan berfikir bagi seseorang dalam belajar,

persepsi dalam belajar berpengaruh terhadap :

a. Daya Ingat

Beberapa tanda visual seperti simbol, warna, dan bentuk yang

diterapkan dalam penyampaian materi ajar mempermudah daya ingat

seseorang mengenai materi tersebut. Dengan memiliki kekhususan yaitu


memanfaatkan tanda-tanda visual, maka materi ajar menjadi lebih

mudah dicerna dan mengendap dalam pikiran seseorang.

b. Pembentukan Konsep

Persepsi dapat dikembangkan tidak hanya melalui tanda visual,

tetapi dapat pula dibentuk melalui pengaturan kedalaman materi, spasi,

pengaturan laju belajar, dan pengamatan. Kedalaman materi dapat

diatur dengan cara memberikan contoh, respon terhadap jawaban yang

salah, latihan, ringkasan atau model penerapan.

c. Pembinaan Sikap

Interaksi antara pengajar sebagai narasumber dan pembelajar

merupakan kunci dari pembinaan sikap. Pengajar atau guru sebagai

komunikator berperan besar terhadap seseorang. Dalam persepsi, baik

pengajar maupun pembelajar memiliki persepsi masing-masing.

Pengajar dapat membina sikap pembelajar jika ia berusaha untuk

menjadi panutan(role model) baginya. Makin akrab hubungan tersebut,

maka semakin mudah bagi pengajar untuk memengaruhi pembelajar.

Dengan segala kemampuan inderanya, maka siswa berusaha untuk

memersepsikan segala gerak-gerik dan sikap pengajar (Dewi Salma &

Siregar, 2004:133-135)
B. Kompetensi Kepribadian Guru

1. Pengertian kompetensi kepribadian

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan

personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah

membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan

materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi, dan profesionalisme (Mulyasa, 2008:26).

Dalam pengertian lain kompetensi merupakan suatu kesatuan yang

utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap

yang dinilai yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian

yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau

kinerja untuk menjalankan profesi tertentu (Asmani, 2009:38)

Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi

adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya.”

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari

unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan

perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang

itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering sering

dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik/akhlaq

mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan


yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan orang itu

tidak mempunyai kepribadian yang baik atau mempunyai akhlaq yang baik

(Djamarah, 2000:40).

Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk

berbuat, mengetahui, berfikir, dan merasakan secara khusus apabila dia

berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Karena

kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana

halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka ketiga aspek tersebut

mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan yang

lainnya. Kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis,

psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Kepribadian

mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain sifat yang khas

dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan

dengan orang lain (Roqib dkk, 2009:15).

Guru dalam bahasa Jawa adalah menunjuk pada seseorang yang

harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakatnya.

Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa

dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Seorang guru

harus ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri tauladan (panutan)

bagi semua muridnya. Guru adalah manusia yang memiliki kepribadian

sebagai individu. Kepribadian guru seperti halnya kepribadian individu

pada umumnya terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial, emosional

dan moral. Seluruh aspek kepribadian tersebut terintegrasi membentuk


suatu kesatuan yang utuh, memiliki cirri-ciri yang khas. Integritas dan

kekhasan ciri-ciri individu terbentuk sepanjang perkembangan hidupnya,

yang merupakan hasil perpaduan dari cirri-ciri dan kemampuan bawaan

dengan perolehan dari lingkungan dan pengalaman hidupnya

(Sukmadinata, 2004:252).

Sedangkan pengertian kompetensi kepribadian guru dalam standar

nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan

bahwa yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi

teladan bagi peserta didik, dan berakhlaq mulia. Kompetensi kepribadian

guru sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan

pribadi para peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki

kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini menjadi

landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru tidak

hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang

paling penting adalah bagaimana ia menjadikan pembelajaran sebagai

ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta

didik.

2. Karakteristik kompetensi kepribadian guru

Kepribadian guru adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia.

Seperti yang telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 28 ayat 3 butir b,


dikemukakan bahwa seorang guru harus memiliki kepribadian yang

mantab, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta guru harus bisa

memberikan teladan bagi peserta didiknya dan juga berakhlaq mulia,

karena pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pendidikan khususnya dalam pembelajaran dan dalam

kepribadian peserta didiknya.

Kepribadian menurut Zakiah Darajat disebut sebagai sesuatu yang

abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat

penampilan, tindakan, atau ucapan ketika menghadapi suatu persoalan.

Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis sehingga

dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang

merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut

dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan dan tingkah

laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.

Begitu naik kepribadian seseorang, maka naik pula kepribadian orang

tersebut (Darajat, 2006:225).

Guru yang memiliki kompetensi kepribadian adalah guru yang

memiliki ciri-ciri sekurang-kurangnya sebagai berikut:

a. Memiliki kepribadian yang bertanggung jawab

Tanggung jawab adalah perasaan kuat yang disertai kebulatan

tekad untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Tanggung jawab

tidak hanya berhubungan dengan manusia, tetapi juga pada Allah

SWT. yang memerintahkan manusia untuk bertanggung jawab


terhadap tugas yang diembannya. Tanggung jawab seorang guru

adalah mengajar dan sekaligus mendidik. Ia harus disiplin, jujur, rajin

beribadah, dan sungguh-sungguh dalam memahamkan anak. Ia setiap

saat mengembangkan diri agar anak didik tidak ketinggalan informasi

dan pengetahuan (Asmani, 2009:118-119).

Guru yang bertanggung jawab selalu datang tepat waktu, tidak

izin kalo tidak dalam kondisi darurat, pasti menyertakan tugas, siap

mengerjakan administrasi dan selalu melampaui standar kerja yang

diberikan. Ia ingin mengabdi kepada bangsa dan negara dengan

menjadi guru professional.

Tanggung jawab adalah fenomena batin, ia dilihat dari sikap

perilaku lahirnya. Kalau dalam keadaan apapun ia memprioritaskan

tugasnya dengan penuh kesungguhan, tanpa pamrih, maka dalam

jiwanya tertanam tanggung jawab besar dalam menunaikan tugas.

Tanggung jawab menjadi poin pertama kepribadian yang mutlak

ada pada guru yang membuatnya siap melakukan tugas mengajar demi

keberhasilan anak didik. Persyaratan administrasi sebagai penunjang

semangat, karena dalam dirinya sudah tertanam tanggung jawab besar

dalam mengemban amanah bangsa (Jamal, 2009:120).

b. Memiliki kepribadian yang disiplin

Banyak peserta didik yang melakukan tindakan yang kurang

senonoh di masyarakat, terlibat vcd porno, narkoba, dan pelanggaran

lainnya, berangkat dari pribadi yang kurang disiplin. Oleh karena itu,
peserta didik harus belajar disiplin, dan gurulah yang harus

memulainya, sebagai guru dia harus memiliki pribadi yang disiplin.

Hal ini penting karena masih sering kita menyaksikan dan

mendengar peserta didik yang perilakunya tidak sesuai bahkan

bertentangan dengan sikap moral di masyarakat. Misalnya merokok,

rambut gondrong, suka membolos, tidak mengerjakan pekerjaan

rumah, membuat keributan di dalam kelas, berani melawan guru,

berkelahi, bahkan tindakan yang menjurus pada hal-hal yang bersifat

kriminal.

Dengan kata lain masih sering dijumpai banyak dari peserta

didik yang tidak disiplin, dan menghambat proses jalannya

pembelajaran. Kondisi tersebut menuntutu guru untuk selalu bersikap

disiplin dalam segala tindakan dan perilakunya, serta senantiasa

mendisiplinkan peserta didik agar dapat mendongkrak kualitas

pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus

dimulai dengan pribadi guru yang disiplin. Kita tidak bisa berharap

banyak akan terbentuknya peserta didik yang disiplin dari pribadi guru

yang kurang disiplin. Oleh karena itu, sekaranglah saatnya kita

mendisiplinkan peserta didik dengan pribadi guru yang disiplin.

Dalam hal ini disiplin harus ditujukan untuk membantu peserta didik

menemukan diri, mengatasi, mencegah timbulnya masalah disiplin,

dan berusaha menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan


sehingga mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan

(Mulyasa, 2008:122).

c. Memiliki kepribadian yang adil, jujur dan obyektif

Adil, jujur dan obyektif dalam memperlakukan dan juga menilai

peserta didik dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang

harus dilaksanakan oleh seorang guru. Sifat-sifat ini harus ditunjang

oleh penghayatan terhadap pengalaman nilai-nilai moral dan nilai-

nilai sosial budaya yang diperolehnya dari kehidupan bermasyarakat

serta dari pengalaman belajar yang telah diperolehnya.

Sifat-sifat tersebut harus dimiliki oleh seorang guru guna

mencapai hasil belajar mengajar yang sesuai dengan cita-cita, harapan,

dan tujuan pendidikan sehingga mutu pendidikan yang diharapkan

dapat tercapai dengan baik (Jamal, 2009:112).

d. Tidak emosional

Stabilitas emosi sangat penting bagi guru karena kondisi siswa

yang berbeda-beda, ada yang mudah diatur dan ada yang sulit, ada

yang sengaja memancing emosi guru dan ada yang menggerutu dari

belakang. Jangan sampai guru terpancing emosi karena akan berakibat

fatal. Alangkah malunya kita melihat berita di televisi berita seorang

guru berurusan dengan polisi gara-gara memperlakukan peserta didik

dengan kekerasan. Hal ini jangan sampai terjadi. Sanksi fisik sebisa

mungkin dihindari diganti dengan sanksi yang mendidik dan

menyadarkan anak. Misalnya dengan menyuruh mereka melakukan


shalat, membaca Al-Qur’an, membaca shalawat, mengerjakan tugas di

depan kelas, dan lain-lain. Jangan sampai main pukul, menendang,

menjelek-jelekkan, dan hal-hal lain yang menyakitkan perasaan dan

fisik anak didik. Wibawa seorang guru akan hilang dengan tindakan

emosional sehingga ia tidak mampu memberikan inspirasi bagi anak

didik.

Orang tua wali murid akan marah jika anaknya diperlakukan

dengan keras. Nama baik guru di tengah masyarakat tercemar dan

lembaga bisa menjadi taruhannya, karena masyarakat akan enggan

memasukkan anaknya ke sekolah yang diajar guru emosional.

Dampak negatif ini harus disadari guru sehingga sedini mungkin

menghindari cara-cara kekerasan dalam menangani kesalahan dan

keteledoran anak (Asmani, 2009:120-121).

e. Menjadi teladan bagi peserta didik

Karena tugas guru adalah mengajar sekaligus mendidik, maka

keteladanan dari seorang guru menjadi harga mati yang tidak bisa

ditawar-tawar. Keteladanan merupakan senjata mematikan yang sulit

untuk dilawan. Keteladanan bagaikan anak panah yang langsung

mengenai sasaran. Keteladanan menjadi senjata ampuh yang tidak

bisa dilawan dengan kebohongan, rekayasa, dan tipu daya.

Keteladanan adalah suatu yang dipraktikkan, diamalkan bukan

hanya dikhutbahkan, diperjuangkan, diwujudkan dan dibuktikan. Oleh


karena itu keteladanan menjadi perisai budaya yang sangat tajam yang

bisa mengubah sesuatu secara cepat dan efektif (Asmani, 2010:79).

Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan oleh

guru akan mendapat sorotan dari peserta didik serta orang di sekitar

lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-

Baqarah ayat 44 sebagai berikut:

‫اب أَفََل تَ ْع ِقلُو َن‬ ِ ِ ِ ‫أَتَأْمرو َن الن‬


َ َ‫َّاس بالْ ِِّب َوتَ ْن َس ْو َن أَنْ ُف َس ُك ْم َوأَنْتُ ْم تَ ْت لُو َن الْكت‬
َ ُُ
Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu
membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir”?
(Departemen Agama RI, 2007: 7)
Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari

seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggungjawab

untuk menjadi teladan. Memang setiap profesi mempunyai tuntutan-

tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti menolak profesi

itu. Pertanyaan yang timbul adalah: apakah guru harus menjadi

teladan baik di dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam seluruh

kehidupannya?

Dalam beberapa hal memang benar bahwa guru harus bisa

menjadi teladan di kedua posisi tersebut, tetapi jangan sampai hal

tersebut menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali. Guru

juga manusia, dalam batas-batas tertentu, tentu saja memiliki berbagai

kelemahan dan kekurangan.


Guru yang baik adalah guru yang menyadari kesenjangan antara

apa yang diinginkan dengan apa yang dimilikinya, kemudian

menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu diikuti

dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

Dengan kata lain, guru yang baik adalah guru yang sadar diri,

menyadari kelebihan dan kelemahannya (Mulyasa, 2008:127-128).

f. Lemah lembut

Lemah lembut adalah cermin hati yang penyayang dan penuh

penghormatan. Jiwa lemah lembut seorang guru membuat murid

menjadi segan, senang dan hormat. Seorang guru yang berbicara

sopan kepada muridnya akan dikenang murid dan membekas dalam

hatinya. Guru yang suka menasehati, memperlakukan anak didik

seperti anaknya sendiri dan menolong kebutuhan muridnya akan

dicintai. Berbeda dengan guru yang kasar, ia dibenci murid-muridnya

dan dijadikan bahan gunjingan. Pengajaran yang diajarkan tidak

efektif, karena dalam hati murid-murid tidak menerimanya sehingga

kesal, namun mereka tidak berani mengungkapkannya. Oleh karena

itu, seorang guru harus bersikap lemah lembut, jangan sampai kasar

(Ma’mur, 2009:120-121).

g. Dekat dengan anak didik

Kedekatan membawa efek positif bagi pembelajaran. Kedekatan

akan menciptakan hubungan batin dan keakraban dalam bergaul.

Anak didik tidak takut bertanya dan berkonsultasi masalah yang


dihadapi kepada guru. Lewat kedekatan inilah murid akan tahu

kebijakan guru, sikap perilaku guru, dan sepak terjang guru. Dari sana

inspirasi untuk meniru dan mengembangkan apa yang ada pada guru

dapat muncul (Asmani, 2009:124).

h. Memiliki jiwa yang tegas

Seorang guru harus harus tegas, adil, dan tidak boleh membeda-

bedakan. Jangan sampai menakut-nakuti dengan sesuatu yang tidak

layak, misalnya diancam dikeluarkan dari sekolah, dipanggil orang

tuanya dan ancaman-ancaman kasar lainnya.

Tegas dalam artian tidak plin plan, konsisten menegakkan aturan

dan berani bertanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukan.

Misalnya, anak didik harus memasukkan baju semua, memakai ikat

pinggang, maka guru harus menerapkan aturan tersebut secara tegas

sehingga ada kewibawaan dan anak didik menghormati.

Tentu keteladanan menjadi kunci utama dalam menegakkan

aturan, kalau hanya bisa memberikan sanksi, sementara guru sendiri

melanggar, maka akan ditertawakan oleh anak didik. Walaupun guru

harus tegas, tetapi cara yang dilakukan tetap tidak boleh kasar. Tegas

bukan identik kasar, tegas bisa dengan pendekatan humanis, persuasif,

dan psikologis sehingga lebih bisa menyadarkan anak didik (Asmani,

2009:122-123).
3. Pentingnya kompetensi kepribadian guru

Kompetensi kepribadian guru sangatlah penting dan harus dimiliki

oleh seorang guru, karena pribadi yang ada dalam diri seorang guru selalu

dilihat dan ditiru oleh peserta didik. Oleh karena itu guru harus berani

tampil beda, harus percaya diri, dan berbeda dengan pribadi yang lain yang

bukan berprofesi sebagai guru. Penampilan guru menjadi pesona bagi

peserta didiknya, sebab penampilan guru juga dapat menjadikan siswa

senang belajar, dapat membuat siswa betah di kelas, tetapi sebaliknya juga

dapat menjadikan siswa malas belajar bahkan malas masuk kelas

seandainya penampilan gurunya acak-acakan. Di sinilah pentingnya

kompetensi guru, karena guru harus menampilkan sosok pribadi yang

berbeda dengan yang lainnya agar dapat ditiru dan diteladani oleh peserta

didiknya.

Banyak peserta didik yang berharap bahwa guru bisa menjadi

teladan bagi peserta didik baik dalam pergaulan di sekolah maupun di

masyarakat. Beberapa sikap guru yang kurang disenangi oleh peserta didik

antara lain guru yang sombong (tidak suka menegur atau tidak mau ditegur

ketika bertemu di luar sekolah), guru yang suka merokok, memakai baju

yang tidak rapi, sering datang terlambat dan masih banyak lagi yang

lainnya, dan itu semua pastinya akan menghambat proses belajar peserta

didik, karena ketidak tertarikan atas pribadi guru tersebut. Oleh karena itu

sangatlah penting seorang guru itu memiliki kompetensi kepribadian. Jadi

seorang guru harus berusaha untuk tampil sebagai sosok pribadi yang
menyenangkan bagi peserta didik, agar senantiasa dapat mendorong

mereka untuk semangat belajar, yang semuanya itu akan berpengaruh pada

prestasi belajar mereka.

Kepribadian guru itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi

pendidik dan pembina yang baik bagi peserta didiknya, ataukah akan

menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik. Oleh karena

itu, setiap calon guru professional sangat diharapkan dapat memahami

bagaimana karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan

sebagai panutan para siswanya. Yaitu seorang guru yang memiliki

karakteristik pribadi yang mantab, stabil dan dewasa, yang disiplin, arif

dan berwibawa, pribadi yang bisa dijadikan teladan dan memiliki akhlaq

mulia bagi seluruh peserta didiknya.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki keterbatasan dan

kelemahan masing-masing, maka seorang guru juga mempunyai strategi

untuk mengatasi keterbatasan dan kelemahannya tersebut. Berbagai

strategi dapat digali dan ditumbuhkan dari guru itu sendiri maupun melalui

proses rekayasa dari pihak lain. Begitu pula halnya yang berhubungan

dengan kompetensi kepribadian, agar keadaannya tetap optimal dan

semakin mantap, jelas upaya strategi peningkatannya.

Peningkatan kompetensi kepribadian guru pada saat sekarang ini

merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditunda lagi, mengingat seiring

dengan tuntutan reformasi pendidikan, jelas sekali layanan pendidikan


terhadap masyarakat perlu semakin ditingkatkan yang salah satunya adalah

dengan langkah melalui peningkatan kompetensi profesional guru.

C. Kompetensi Sosial Guru

1. Pengertian kompetensi sosial

Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan

peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar (Undang-Undang RI, 2005:3). Dalam pengertian

lain kompetensi sosial guru adalah kemampuan seorang guru untuk

memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota

masyarakat dan warga negara (Asmani, 2009:141).

Jadi dapat disimpulkan kompetensi sosial guru adalah

kemampuan dari seorang guru untuk berkomunikasi secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua/wali, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar, serta

mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara

fungsional.

Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak

bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh

karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang

memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak


terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang

terjadi dan berlangsung di masyarakat (Asmani, 2009:149). Sehubungan

dengan itu, dalam bab ini dibahas secara khusus tentang kompetensi

sosial, dengan harapan bahwa guru akan mampu memfungsikan dirinya

sebagai makhluk sosial di masyarakat dan lingkungannya, sehingga

mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik serta

masyarakat sekitar.

2. Karakteristik Kompetensi Sosial Guru

Guru adalah makhluk sosial, yang kehidupannya tidak bisa terlepas

dari sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru dituntut

untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama kaitannya

dengan pendidikan yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah

tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung dimasyarakat.

Kompetensi sosial seorang guru merupakan modal dasar bagi guru

yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas keguruannya secara

professional. Kegiatan pendidikan pada dasarnya merupakan kekhususan

komunikasi antara guru dan siswa (Samana, 1994:54). Dengan demikian

seorang guru harus memiliki karakteristik kompetensi sosial yaitu:

a. Mampu berkomunikasi dengan peserta didik

Komunikasi seorang guru dengan peserta didik merupakan hal

utama untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Guru

hendaknya kreatif mengoptimalkan kemampuan dalam berkomunikasi


dengan peserta didik serta mampu menentukan kata-kata yang tepat

dalam memberi penjelasan kepada siswa, khususnya saat proses

kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sebaiknya guru menyusun

perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran yang

berkesan dan bermakna. Jika seorang guru tidak mampu untuk

berkomunikasi secara baik dengan peserta didik, maka materi yang

harus disampaikan kepada peserta didik akhirnya tidak jelas

tersampaikan yang mengakibatkan peserta didik kebingungan dan

tidak mengerti dengan apa yang disampaikan/dijelaskan guru

(Mulyasa, 2008:176).

b. Mampu berkomunikasi dengan sesama pendidik dan tenaga

kependidikan

Guru harus bisa berkomunikasi dengan elemen-elemen

pendidikan, baik terhadap sesama guru, pimpinan, pegawai, maupun

karyawan di sekolah secara baik. Mereka adalah patner dan mitra

kerja dalam menjalankan dan mengembangkan dunia pendidikan.

Dengan komunikasi yang baik dan lancar, guru akan menjadi bagian

dari tim besar yang dimaksimalkan untuk kemajuan dunia pendidikan.

Jika guru tidak mampu membangun pola komunikasi yang baik,

maka akan mengganggu proses pendidikan yang dijalankan. Ia akan

menghadapi banyak masalah, dan merasa seperti orang asing dari

kehidupan sosial. Oleh sebab itu, ia harus berlatih membangun pola

komunikasi yang semaksimal mungkin demi efektifitas proses


pendidikan yang sedang berlangsung. Jangan sampai sesama guru

marah-marah dan merendahkan derajat masing-masing karena akan

mengakibatkan konflik yang tidak sehat bagi dunia pendidikan. Secara

otomatis, aspek keteladanan guru akan sirna ketika terjadi kasus-kasus

yang tidak mendidik dan tidak pantas dilakukan oleh guru (Asmani,

2009: 152-153).

c. Mampu berkomunikasi dengan orang tua/wali peserta didik

Seorang guru dituntut mampu untuk berkomunikasi dengan orang

tua/wali peserta didik, karena orang tua merupakan salah satu

komponen dalam upaya mensukseskan tujuan pendidikan. Dengan

terjalinnya komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua/wali

peserta didik, maka kedua belah pihak dapat mengetahui kondisi

perkembangan ataupun kemajuan peserta didik. Di samping itu

dengan terbinanya hubungan kerja sama yang efektif dan efisien

antara guru dengan orang tua/wali peserta didik, maka akan membantu

memperlancar proses pendidikan maupun pembelajaran (Jamal,

2009:152).

d. Mampu berkomunikasi secara santun kepada masyarakat

Guru tinggal bersama masyarakat. Waktunya dengan masyarakat

lebih besar daripada waktunya dengan anak didik. Maka, guru harus

bisa bergaul dengan masyarakat, memberikan keteladanan dan

berjuang di tengah masyarakat dengan semangat tinggi dan komitmen

untuk memajukan aspek-aspek kemasyarakatan. Partisipasi aktif guru


di tengah masyarakat akan membuat eksistensi guru bertambah kuat

dan kewibawaannya terhadap anak didik bertambah besar.

Jangan samapai guru berada di singgasana kekuasaan, tidak mau

bergaul dengan masyarakat. Merasa posisinya teramat mulia, agung

dan tidak setara dengan masyarakat biasa. Perasaan negatif ini

mengakibatkan guru akan termarginalkan dalam pergumulan sosial,

perkataannya tidak diindahkan masyarakat dan eksistensinya

diacuhkan (Asmani, 2009:153).

Dengan kemampuan sosial guru yang baik, maka semakin

membuat guru fungsional di semua tempat, kalangan dunia

pendidikan, wali murid dan masyarakat umum. Ia akan menjadi sosok

manusia yang mampu memberikan kemanfaatan multifungsi di semua

tempat, semua orang akan merasakan kemanfaatan yang diberikan,

semua elemen mengacungkan jempol dan loyalitas dalam membangun

bangsa secara keseluruhan tidak ada yang dibeda-bedakan. Semua

merupakan ladang amal yang diperjuangkan dengan kesungguhan,

kerja keras dan keikhlasan (Mulyasa, 2008:178).

e. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional

Teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat

dan cepat, misalnya hand phone, e-mail, facebook dan lain-lain.

Seorang guru harus memanfaatkan teknologi komunikasi ini untuk

kepentingan pembelajaran, bermasyarakat, dan berorganisasi dengan

banyak orang. Kecepatan di era globalisasi ini membutuhkan


ketangkasan dan kepiawaian guru dalam menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi yang sudah membanjiri relung-relung

kehidupan pribadi manusia.

Jangan sampai guru dikatakan gagap teknologi, tidak bisa

menggunakan teknologi karena stigma ini negatif bagi kompetensi

guru yang mestinya mampu memanfaatkan dan memandu perubahan

dunia yang sedang terjadi (Asmani, 2009:150-151).

Maka, belajar mengikuti perkembangan teknologi komunikasi

dan informasi sangat penting bagi guru untuk menambah wawasan,

meningkatkan kepercayaan diri, dan menggunakannya dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang dan kebutuhan.

D. Akhlaq Siswa

1. Pengertian Akhlaq

Secara etimologis akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari

khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan Khaliq (Pencipta),

makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).

Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq

tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq

(Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata

perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru

mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku


tersebut didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan). Dari pengertian

etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma

perilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan

bahkan dengan alam semesta sekalipun (Halim, 2000:3).

Secara terminologis, Ilyas (2007:3) dalam bukunya ada beberapa

definisi tentang akhlaq yaitu:

1. Imam al-Ghazali

”Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”

2. Ibrahim Anis

”Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya

lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan

pemikiran dan pertimbangan.”

3. Abdul Karim Zaidan

”Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam

jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai

baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau

meninggalkannya.”

Ketiga definisi di atas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau

khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan

muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari


luar. Dalam Mu’jam al-Wasith disebutkan min ghairi hajah ila fikr wa

ru’yah (tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan). Dalam Ihya’

Ulum ad-Din dinyatakan tashduru al-af’al bi suhulah wa yusr, min ghairi

hajah ila fikr wa ru’yah (yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan

gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan

(Yuhanar, 2007:2).

Sifat spontanitas dari akhlaq tersebut dapat di ilustrasikan dalam

contoh berikut ini. Bila seseorang memberikan sumbangan dalam jumlah

besar untuk pembangunan masjid setelah mendapat dorongan dari seorang

da’i (yang mengemukakan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang keutamaan

membangun masjid), maka orang tadi belum bisa dikatakan mempunyai

sifat pemurah, karena kepemurahannya waktu itu lahir setelah mendapat

dorongan dari luar, dan belum tentu muncul lagi pada kesempatan lain.

Boleh jadi tanpa dorongan seperti itu, dia tidak akan memberikan

sumbangan, atau kalaupun memberikan sumbangan hanya dalam jumlah

sedikit. Tapi manakala tidak ada doronganpun dia tetap menyumbang,

kapan dan di mana saja, barulah bisa dikatakan dia mempunyai sifat

pemurah. Contoh lain, dalam menerima tamu. Bila seseorang membeda-

bedakan tamu yang satu dengan yang lain, atau kadangkala ramah,

kadangkala tidak, maka orang tadi belum bisa dikatakan mempunyai sifat

memuliakan tamu. Sebab seseorang yang mempunyai akhlaq memuliakan

tamu, tentu akan selalu memuliakan tamunya.


Dari keterangan di atas jelaslah bagi kita bahwa akhlaq itu haruslah

bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran

dan pertimbangan serta dorongan dari luar.

Di samping istilah akhlaq, juga dikenal istilah etika dan moral.

Ketiga istilah itu sama-sama menentukan baik dan buruk sikap dan

perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing.

Bagi akhlaq standarnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah; bagi etika

standarnya pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral standarnya

kebiasaan umum yang berlaku di masyarakat (Ahmad, 2004:5).

Jadi, pada hakikatnya akhlaq adalah suatu sifat yang telah meresap

dalam jiwa dan menjadi kepribadian dan dari sini timbullah berbagai

macam perbuatan dengan spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa

memerlukan pikiran.

2. Ciri-Ciri Akhlaq Dalam Islam

Ciri-ciri akhlaq dalam Islam menurut Ilyas (2007), ciri akhlaq dibagi

menjadi lima, yaitu:

a. Akhlaq Rabbani

Ajaran akhlaq dalam islam bersumber dari wahyu Ilahi yang

termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Di dalam Al-Qur’an terdapat

kira-kira 1.500 ayat yang mengandung ajaran akhlaq, baik yang teoritis

maupun praktis. Demikian pula hadits-hadits Nabi, amat banyak

jumlahnya yang memberikan pedoman ahklaq. Sifat Rabbani dari


akhlaq juga menyangkut tujuannya, yaitu untuk memperoleh

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Ciri Rabbani juga menegaskan bhwa akhlaq dalam islam

bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlaq yang

benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Akhlaq Rabbani lah yang

mampu menghindari kakacauan nilai moralitas dalam hidup manusia.

Al-Qur’an mengajarkan dalam Surat Al-An’am ayat 153:

‫السبُ َل فَتَ َفَّر َق بِ ُك ْم َع ْن َسبِيلِ ِو‬


ُّ ‫يما فَاتَّبِعُوهُ َوال تَتَّبِعُوا‬ ِ ِ ِ
ً ‫َن َى َذا صَراطي ُم ْستَق‬ َّ ‫َوأ‬
َّ ‫َذلِ ُك ْم َو‬
‫صا ُك ْم بِِو لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّ ُقو َن‬
Artinya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu
yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-
jalan (yang lain)[152], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu
dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu
bertakwa.” (Departemen Agama RI, 2007:149)
b. Akhlaq Manusiawi

Ajaran akhlaq dalam islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah

manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi

dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam islam. Ajaran akhlaq dalam

islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam

arti hakiki, bukan kebahagiaan semu. Akhlaq islam adalah akhlaq yang

benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat,

sesuai dengan fitrahnya.

c. Akhlaq Universal

Ajaran akhlaq dalam islam sesuai dengan kemanusiaan yang

universal dan mencakup segala aspek hidup manusia, baik yang


dimensinya vertical maupun horizontal. Sebagai contoh Al-Qur’an

menyebutkan sepuluh macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap

orang, yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua,

membunuh anak karena takut miskin, berbuat keji baik secara terbuka

maupun tersembunyi, membunuh orang tanpa alasan yang sah, makan

harta anak yatim, mengurangi takaran dan timbangan, persaksian tidak

adil, dan menghianati janji dengan Allah.

d. Akhlaq Keseimbangan

Ajaran akhlaq dalam islam berada di tengah antara yang

mengkhayalkan manusia sebagai Malaikat yang menitik beratkan segi

kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia sebagai hewan yang

menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan

Islam memiliki dua kekuatan dalam dirinya, kekuatan baik dalam hati

nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Manusia

memliki naluriah hewani dan juga ruhaniyah Malaikat.

Manusia memiliki unsur ruhani dan jasmani yang memerlukan

pelayanan masing-masing secara seimbang. Manusia hidup tidak hanya

di dunia kini, tetapi dilanjutkan dengan kehidupan di akhirat nanti.

Hidup di dunia merupakan ladang bagi akhirat. Akhlaq Islam

memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan di akhirat secara

seimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang

dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat (Yuhanar, 2007:10).


e. Akhlaq Realistis

Ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup

manusia. Meskipuan manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang

memiliki kelebihan dibanding makhluk-makhluk yang lain, tetapi

manusia memiliki kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan

manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual.

Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin untuk

melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam

memberika kesempatan pada manusia yang melakukan kesalahan untuk

memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam terpaksa, Islam

membolehkan manusia melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa

tidak dibenarkan. (Ilyas, 2007:12-14).

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 173:

ْ ‫اْلِْن ِزي ِر َوَما أ ُِى َّل بِِو لِغَ ِْري اللَّ ِو فَ َم ِن‬
‫اضطَُّر‬ َ ‫إََِّّنَا َحَّرَم َعلَْي ُك ُم الْ َمْيتَةَ َوالد‬
ْ ‫َّم َو ََلْ َم‬
‫يم‬ ِ ‫َغي ر ب ٍاغ وال ع ٍاد فََل إِ ْْث علَي ِو إِ َّن اللَّو َغ ُف‬
ٌ ‫ور َرح‬ٌ َ َْ َ َ َ َ َْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa
(memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Departemen Agama RI,
2007:26)
3. Macam – Macam Akhlaq

a. Akhlaq Mahmudah

Akhlaq mahmudah adalah segala tingkah laku manusia yang

terpuji yang merupakan tanda kesempurnaannya kepada Allah SWT,

karena akhlaq yang terpuji lahir dari sifat-sifat yang terpuji pula.

(Mahyudin, 2006:1)

Akhlaq yang mulia amat banyak jumlahnya, namun Halim (2000)

menjelaskan bahwa dilihat dari segi hubungan manusia dengan Allah

dan manusia dengan manuisa, akhlaq yang mulia itu dapat dibagi

menjadi empat bagian, yaitu:

1. Akhlaq terhadap Allah

Akhlaq kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk

kepada Allah sebagai khalik.

Titik tolak akhlaq kepada Allah SWT adalah pengakuan dan

kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat

terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikatpun

tidak mampu menjangkaunya.

Akhlaq kepada Allah SWT pada prinsipnya merupakan

penghambaan diri secara total kepada-Nya. Sebagai makhluk yang

dianugerahi akal sehat, kita wajib menempatkan diri kita pada posisi

yang tepat, yakni sebagai penghamba dan menempatkan-Nya


sebagai Dzat yang Maha Adil serta satu-satunya Dzat yang kita

sembah (Halim, 2000:44).

Bertolak dari prinsip ketauhidan itu, manusia kemudian

berkewajiban untuk menghamba dan mengabdi kepada-Nya. Allah

berfirman dalam Surat Adz-Dzariat ayat 56 sebagai berikut:

ِ ‫اْلِ َّن واإلنْس إِال لِي عب ُد‬


‫ون‬ ُْ َ َ َ ْ ‫ت‬ ُ ‫َوَما َخلَ ْق‬
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Departemen Agama RI,
2007:523).
Adapun kewajiban manusia terhadap Allah pada garis

besarnya menjadi dua, yaitu:

a. Mentauhidkan-Nya

b. Beribadah kepada-Nya

Sebagai implikasi lebih lanjut dari dari dua kewajiban tersebut

adalah bahwa manusia harus berbuat dan beramal sesuai dengan

syariat Islam. Ini termasuk kewajiban kepada Allah SWT.

Jadi, cara berakhlaqul karimah kepada Allah SWT diantaranya

adalah beriman kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan

menjauhi segala larangan-Nya. Orang yang sudah mengaku beriman

kepada-Nya, sebagai kesempurnaannya takwa. Oleh sebab itu amal

ibadah merupakan satu kewajiban manusia terhadap Allah mutlak

ditegakkan, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan

meninggalkan segala larangan-Nya (Nipan, 2000:45).


2. Akhlaq terhadap Diri Sendiri

Berakhlaq yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan

menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri

dengan sebaik-baiknya, karena apa yang diberikan oleh Allah SWT

kepada manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak

(Wahid, 2004:53).

Untuk menjalankan perintah Allah dan mengikuti teladan

Rasulullah SAW, maka setiap umat islam harus berakhlaq dan

bersikap sebagai berikut :

a) Menghindari minuman keras

b) Menghindari perbuatan yang tidak baik

c) Memelihara kesucian jiwa

d) Pemaaf dan memberi maaf

e) Mempunyai perilaku yang sederhana dan jujur

f) Menghindari perbuatan tercela

3. Akhlaq terhadap Sesama Manusia

Manusia adalah makhluk sosial artinya bergantung pada orang

lain. Untuk itu, ia perlu bekerja sama dan tolong menolong dengan

orang lain dengan menciptakan suasana yang baik, saling berakhlaq

yang baik terhadap sesama manusia (Halim, 2000:89).

Akhlaq kepada sesama manusia hendaknya dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari agar ketentraman dan kerukunan hidup


bermasyarakat dapat tercapai sesuai dengan apa yang kita inginkan

bersama.

Diantara akhlaq terhadap sesama manusia antara lain:

a) Berbakti kepada kedua orang tua dan guru

b) Menghormati orang yang lebih tua

c) Menghargai teman sejawat

d) Menghormati tetangga dan tamu

e) Menghormati orang yang sudah meninggal

f) Menghormati dan menjalin hubungan yang baik dengan non

muslim (Halim, 2000: 102).

Untuk meningkatkan hubungan baik terhadap sesama manusia,

yang wajib kita lakukan sebagai amggota masyarakat adalah sebagai

berikut :

1) Ukhuwah dan Persaudaraan

Di dalam hubungan bermasyarakat harus menjalin ukhuwah

dan persaudaraan dengan baik. Allah berfirman dalam Surat Al-

Hujurat ayat 10 :

‫َخ َويْ ُك ْم َواتَّ ُقوا اللَّوَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر ََحُو َن‬ ِ ‫إََِّّنَا الْمؤِمنو َن إِخوةٌ فَأ‬
َ ‫ْي أ‬
َ ْ َ‫َصل ُحوا ب‬
ْ َْ ُ ُْ
Artinya: “orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.
sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat” (Departemen Agama RI, 2007:516).
2) Tolong-menolong
Tolong-menolong untuk kebaikan dan taqwa kepada Allah

adalah perintah Allah. Wajib kepada setiap orang islam untuk

tolong menolong dengan cara yang sesuai dengan obyek orang

yang bersangkutan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-

Maidah ayat 2 sebagai berikut:

‫اإلْث َوالْعُ ْد َو ِان َواتَّ ُقوا اللَّوَ إِ َّن‬


ِْ ‫َوتَ َع َاونُوا َعلَى الِْ ِِّب َوالتَّ ْقوى َوال تَ َع َاونُوا َعلَى‬
َ
ِ ‫يد الْعِ َق‬
‫اب‬ ُ ‫اللَّوَ َش ِد‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya” (Departeman Agama
RI, 2007: 106).
3) Musyawarah

Jika ada masalah rumit dalam masyarakat, maka

musyawarah di dalam lingkungan adalah cara yang tepat dan

dianjurkan untuk mendapatkan keputusan yang adil.

4. Akhlaq terhadap Alam Sekitar

Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk

mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia

diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada

alam seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan

kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan

memeliharanya dengan baik (Halim, 2000:137).


Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat 77 :

‫َح ِس ْن َك َما‬ ِ َ ‫صيب‬ ِ ‫اآلخرَة وال تَْن‬ِ ‫اك اللَّو الد‬ ِ


ْ ‫ك م َن الدُّنْيَا َوأ‬ َ َ‫س ن‬ َ َ َ ‫َّار‬ َ ُ َ َ‫يما آت‬ َ ‫َوابْتَ ِغ ف‬
ِِ ُّ ‫ض إِ َّن اللَّوَ ال ُُِي‬
‫ين‬
َ ‫ب الْ ُم ْفسد‬ َ ‫َح َس َن اللَّوُ إِلَْي‬
ْ ‫ك َوال تَ ْب ِغ الْ َف َس َاد ِِف‬
ِ ‫اِلر‬ ْ‫أ‬
Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan” (Departemen Agama RI, 2007 :394)
Dalam ajaran Islam akhlaq terhadap alam seisinya dikaitkan

dengan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi. Manusia

bertugas memakmurkan, menjaga dan melestarikan bumi ini untuk

kebutuhannya. Akhlaq manusia terhadap alam bukan hanya semata-

mata untuk kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara,

melestarikan dan memakmurkan alam ini. Dengan kemakmuran

alam dan keseimbangannya manusia dapat mencapai dan memenuhi

kebutuhan.

Akhlaq terhadap alam sekitar dapat dilakukan dengan :

a) Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan alam sekitar

b) Menyayangi binatang/hewan

c) Merawat tumbuhan/tanaman

d) Menjaga keseimbangan alam


b. Akhlaq Madzmumah

Akhlaq madzmumah adalah segala tingkah laku manusia yang

tercela ataupun perbuatan jahat yang bisa merusak iman seseorang

kepada Allah SWT serta dapat menjatuhkan harga dirinya (Ahmad,

2004:143).

Berdasarkan petunjuk ajaran Islam, banyak dijumpai akhlaq

tercela, diantaranya menurut Halim (2000) dalam bukunya, yaitu:

1. Berbohong

Yaitu memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak

sesuai, tidak cocok dengan yang sebenarnya. Berbohong ada tiga

macam, yaitu berbohong dengan perbuatan, berbohong dengan lisan,

dan berbohong dengan hati.

2. Takabur

Yaitu merasa atau mengaku dirinya mulia, tinggi, melebihi

orang lain (sombong)

3. Dengki

Yaitu rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang

diperoleh orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan

itu dari orang lain tersebut, baik dengan maksud supaya kenikmatan

itu berpindah ke tangan sendiri atau tidak.


4. Bakhil

Yaitu orang yang sangat hemat dengan apa yang menjadi

milikya, tetapi hematnya itu sangat sukar untuk membagi apa yang

dimilikinya itu untuk disedekahkan kepada orang lain.

Islam sangat melarang bagi para pengikutnya untuk berbuat

keburukan. Karena perilaku yang buruk berbahaya bagi orang-orang

yang disekitarnya, sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman di

dalam masyarakat. Namun sangat disayangkan banyak orang yang

melakukan hal yang buruk tetapi tidak ada kesadaran dalam dirinya

bahwa hal tersebut dapat merugikan dirinya sendiri (Nipan,

2000:178).

4. Fungsi Akhlaq Bagi Seorang Muslim

Fungsi akhlaq dalam Islam menurut Ahmadi (2007) diantaranya yaitu:

a. Akhlaq bukti nyata keimanan seseorang

Taqwa adalah urusan hati, sehingga bagaimana proses ketaqwaan

terjadi sulit untuk dijelaskan. Seseorang tidak bisa memaksakan

ketaqwaan pada orang lain. Seorang penguasa tidak bisa memaksakan

taqwa dan iman kepada rakyatnya, bahkan orang tua sampai batas

tertentu tidak bisa memaksakan keyakinan di hati anaknya. Bukankah

Nabiyullah Nuh a.s tidak berhasil menyadarkan anaknya untuk taat?

Bukankah Rasulullah SAW juga tidak berhasil menyadarkan pamannya


Abu Thalib untuk masuk Islam hingga ia menghembuskan nafasnya

yang terakhir? (Ahmadi, 2004:21).

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat 56 :

ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ت َولَك َّن اللَّوَ يَ ْهدي َم ْن يَ َشاءُ َوُى َو أ َْعلَ ُم بالْ ُم ْهتَد‬
‫ين‬ َ ‫َحبَْب‬ َ ‫إِن‬
ْ ‫َّك ال تَ ْهدي َم ْن أ‬
Artinya : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk
kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada
orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang
yang mau menerima petunjuk” (Departemen Agama RI, 2007:392).
b. Akhlaq Hiasan Orang Beriman

Secara materi, manusia hanyalah seonggok tulang dan daging

yang dibungkus kulit. Kaki dan tangannya bisa digerakkan secara

leluasa, bisa berjalan, bisa memegang, sekali waktu bahkan memukul.

Ia memiliki mata yang bisa dikatupkan dan dibuka untuk melihat,

memiliki mulut yang bisa mengeluarkan bunyi, dan telinga yang bisa

mendengarkan. Itulah manusia, dan begitulah tubuh manusia diciptakan

Allah SWT. Secara fisik, semua anggota tubuh manusia telah

mencerminkan kesempurnaan sebuah penciptaan, yang sangat berbeda

dengan makhluk lainnya seperti binatang apalagi tumbuhan (Ahmadi,

2004:23-24).

Allah SWT berfirman dalam Surat At-Tin ayat 4 sebagai berikut :

ْ ‫لََق ْد َخلَ ْقنَا اإلنْ َسا َن ِِف أ‬


‫َح َس ِن تَ ْق ِو ٍي‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya” (Departemen Agama RI, 2007:597).
c. Akhlaq Amalan yang Paling Berat Timbangannya

Perlu diketahui bahwa salah satu amal manusia yang paling mulia

dihadapan Allah SWT dan paling berat timbangannya di sisi-Nya

adalah akhlaq. Dan akhlaq inilah salah satu perilaku yang paling

dicintai oleh Rasulullah SAW.

Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai

amalan, dari amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti

ibadah. Namun semua amalan itu sesungguhnya merupakan sarana

pembentuk kepribadian manusia beriman. Dengan kata lain, sasaran

utama dari seluruh perintah Allah di dunia ini adalah dalam rangka

membentuk karakter manusia beriman agar bertutur kata, berfikir dan

berperilaku yang islami. Maka secara jelas Rasulullah SAW

mengatakan bahwa misi yang beliau emban dalam berjuang di dunia ini

adalah membentuk akhlaq mulia umatnya (Ahmadi, 2004:28).

Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW. bersabda :

‫ اََِّّنَا‬: ‫لي اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬


ّ ‫ص‬
ِ ِ
َ ‫َع ْن اَِ ِْب ُىَريْ َرَة َرض َي اهللُ عْنوُ قَ َال قَ َال َر ُس ْو ُل اهلل‬
ِ ْ‫بعِث‬
‫َخ ََلق‬ْ ‫ت ِلََُتِّ َم َم َكا ِرَم ْاِل‬
ُ ُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya aku diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq”(H.R
Bukhari dalam Sahihnya Kitab Adabul Mufrad No. 273)
d. Akhlaq mulia simbol segenap kebaikan

Kebaikan selain dilakukan untuk sesame manusia, bisa juga

dilakukan untuk binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, bahkan untuk Allah


SWT. Pendek kata, kebaikan bisa dilakukan untuk makhluk dan untuk

Khaliq sekaligus. Standar kebaikan adalah sesuatu yang menyenangkan,

baik bagi pelaku maupun yang menerimanya. Hanya saja, banyak pihak

pasti selalu memunculkan banyak kepentingan yang beragam, bahkan

mungkin saling bertentangan. Sesuatu yang menyenangkan bagi orang

lain belum tentu menyenangkan bagi dirinya sendiri. Sebaliknya,

sesuatu yang menyenangkan bagi pelaku belum tentu menyenangkan

orang lain yang menerimanya. Maka, kebaikan memang harus memiliki

standar yang bisa diterima oleh semuanya. Dan itulah kebaikan agama.

Artinya sesuatu dianggap baik adalah jika Islam memandang hal itu

baik. Sebaliknya, sesuatu dianggap keburukan adalah apabila dianggap

buruk oleh agama.

Sesuatu dianggap sebagai kebaikan jika dikenal oleh umumnya

orang Muslim sebagai kebaikan, dan sesuatu dianggap keburukan

adalah jika disepakati oleh umumnya kaum Muslim sebagai keburukan.

Maka akhlaqul karimah tidak bisa dipungkiri merupakan simbol bagi

sebuah kebaikan, bukan hanya bagi Allah SWT, namun juga bagi

manusia (Ahmadi, 2004: 31-32).

E. Pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial

guru terhadap akhlaq siswa

Kompetensi kepribadian guru sangatlah penting dan harus dimiliki

oleh seorang guru, karena pribadi yang ada dalam diri seorang guru selalu
dilihat dan ditiru oleh peserta didik. Oleh karena itu guru harus berani

tampil beda, harus percaya diri, dan berbeda dengan pribadi yang lain

yang bukan berprofesi sebagai guru. Penampilan guru menjadi pesona bagi

peserta didiknya, sebab penampilan guru juga dapat menjadikan siswa

senang belajar, dapat membuat siswa betah di kelas, tetapi sebaliknya juga

dapat menjadikan siswa malas belajar bahkan malas masuk kelas

seandainya penampilan gurunya acak-acakan. Di sinilah pentingnya

kompetensi guru, karena guru harus menampilkan sosok pribadi yang

berbeda dengan yang lainnya agar dapat ditiru dan diteladani oleh peserta

didiknya.

Banyak peserta didik yang berharap bahwa guru bisa menjadi

teladan bagi peserta didik baik dalam pergaulan di sekolah maupun di

masyarakat. Beberapa sikap guru yang kurang disenangi oleh peserta didik

antara lain guru yang sombong (tidak suka menegur atau tidak mau ditegur

ketika bertemu di luar sekolah), guru yang suka merokok, memakai baju

yang tidak rapi, sering datang terlambat dan masih banyak lagi yang

lainnya, dan itu semua pastinya akan menghambat proses belajar peserta

didik, karena ketidak tertarikan atas pribadi guru tersebut. Oleh karena itu

sangatlah penting seorang guru itu memiliki kompetensi kepribadian.

Seorang guru harus berusaha untuk tampil sebagai sosok pribadi yang

menyenangkan bagi peserta didik, agar senantiasa dapat mendorong

mereka untuk semangat belajar, yang semuanya itu akan berpengaruh pada

prestasi belajar mereka.


Kompetensi sosial guru adalah kemampuan seorang guru untuk

memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat

dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga

negara

Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa

terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karena

itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama

dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran

di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di

masyarakat. Sebagai makhluk sosial guru haruslah berperilaku santun,

mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif

dan menarik serta mempunyai rasa empati terhadap orang lain.

Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan komponen yang

sangat penting selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode,

sarana dan prasarana. Hal ini dikarenakan dalam menjalani kehidupannya,

sosok seorang guru sering dijadikan tokoh atau panutan dan identifikasi bagi

peserta didik dan juga lingkungannya. Guru yang kompeten akan lebih

mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan

bahkan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga siswa dapat belajar

secara optimal.

Selain itu, untuk menciptakan anak didik yang dewasa susila,

seorang guru harus memiliki kepribadian yang dewasa pula. Karena salah

satu dari dari tujuan pendidikan adalah membentuk akhlaq mulia pada diri
anak didik yang mana semua itu hanya mungkin dilakukan jika guru

berakhlaq mulia juga. Menyadari betapa pentingnya peran guru dalam

kepribadian siswa yang susila pada khususnya, maka sangatlah tepat jika

kompetensi sosial harus ada pada diri seorang guru. Guru perlu memiliki

kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka

menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif, karena dengan

dimilikinya kompetensi sosial tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan

masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika ada keperluan dengan

orang tua wali peserta didik atau masyarakat tentang masalah peserta didik

yang perlu diselesaikan tidak akan sulit menghubunginya.

Kompetensi kepribadian dan sosial guru sangat besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Oleh

karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian dan sosial

yang memadai. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu

memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana

ia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan

perbaikan kualitas pribadi peserta didik.

Kompetensi kepribadian dan sosial guru sangat diperlukan dalam

berbagai bentuk interaksi guru terhadap siswa yang mengandung aspek

saling mempengaruhi, seperti keberadaan seorang guru baik di lingkungan

sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Jadi untuk mewujudkan akhlaq

siswa yang baik diperlukan kompetensi kepribadian dan sosial dalam diri

seorang guru yang mencakup seluruh aspek kehidupan.


Guru yang mempunyai perilaku (akhlaq) yang buruk, misalnya

berpakaian tidak rapi membuka kemungkinan bagi siswa untuk

menirunya. Sebaliknya, guru yang memiliki citra yang baik, berperilaku

baik dan sopan, serta memiliki jiwa sosial yang baik pula, maka akan

menjadi teladan dan panutan bagi siswanya. Oleh karena itu, guru sebagai

pendidik harus memiliki kepribadian yang baik serta jiwa sosial yang

tinggi, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

tentang kepribadian dan sosial guru sangat bergantung pada guru. Semakin

baik guru menampakkan sosok pribadi yang bertanggung jawab dan jiwa

sosialnya yang tinggi terhadap sesama, maka semakin baik persepsi siswa

terhadap kepribadian dan sosial guru tersebut. Sebaliknya, semakin buruk

guru mencerminkan pribadinya sebagai pendidik dan jiwa sosialnya

terhadap sesama rendah, maka semakin jelek pula persepsi siswa terhadap

kepribadian dan sosial guru tersebut.


BAB III

LAPORAN PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitian

1. Perkembangan SMP Negeri 2 Tengaran

SMP Negeri 2 Tengaran terletak di Desa Karangduren, Kecamatan

Tengaran, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis

SMP Negeri 2 Tengaran ada pada tempat yang strategis yaitu berada di sisi

Jalan Raya Salatiga-Solo Km 07, kira-kira dapat ditempuh sekitar 7 menit

dari Kota Salatiga dan dapat mudah diakses dari berbagai jurusan.

SMP Negeri 2 Tengaran berdiri pada Tanggal 22 Desember 1986

dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 201032202099. Luas tanah dan

lahan SMP Negeri 2 Tengaran adalah 15.916 m2, dengan perincian luas

tanah terbangun adalah 4011 m2, dan luas tanah siap bangun adalah

11.805 m2 dengan status adalah hak milik Pemerintah Daerah Kabupaten

Semarang. Website SMP Negeri 2 Tengaran adalah

www.smpn2tengaran.edu.com.

2. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tengaran

No Statistik Sekolah (NSS) : 201032202002

Alamat : Jalan Raya Salatiga-Solo km.07 Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang

Telepon/HP/Fax : (0298) 312273


3. Visi dan Misi

a. Visi

Visi SMP Negeri 2 Tengaran adalah “Terwujudnya Insan Yang

Beriman, Berkualitas, Terampil dan Berbudaya” dengan indikator:

1) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standar kompetensi

lulusan;

2) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard isi;

3) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard proses;

4) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan;

5) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard sarana

prasarana;

6) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard

pengelolaan;

7) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard

pembiayaan pendidikan;

8) Terwujudnya keunggulan dalam pengembangan standard penilaian

pendidikan.

b. Misi

Dalam usaha mencapai visi, SMP Negeri 2 Tengaran memiliki misi:

1) Mewujudkan mental imtaq masyarakat sekolah yang berkelanjutan;


2) Mewujudkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan bimbingan

secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal

sesuai dengan potensi yang dimiliki;

3) Mewujudkan tersedianya wahana pembinaan dan penyelenggaraan

olah raga secara berencana dan berkesinambungan;

4) Mewujudkan tersedianya wahana dan penyelenggaraan pembinaan

seni budaya yang unggul;

5) Mewujudkan keunggulan silabus dan RPP semua mata pelajaran

untuk semua tingkatan;

6) Mewujudkan lulusan yang kompetitif;

7) Mewujudkan strategi pembelajaran yang variatif yang menekankan

penggunaan ICT dalam proses pembelajaran;

8) Mewujudkan peningkatan kualifikasi pendidikan guru dan karyawan

minimal ke jenjang S1;

9) Mewujudkan sarana prasarana pendidikan yang memadai dan

moderen.

10) Mewujudkan prencanaan, pengelolaan, monitoring, evaluasi,

organisasi yang berkelanjutan;

11) Mewujudkan partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung

penyediaan dana pendidikan;


4. Stuktur Organisasi Sekolah

Struktur Organisasi Sekolah


SMP Negeri 2 Tengaran
Tahun 2013/ 2014

Komite Sekolah Kepala Sekolah


Drs. Subroto

Wakil Kepala Sekolah


Dra. Istutiyati, M.Pd.
Drs. Suyadi, M.Si

Kepala Perpustakaan KA. TU


Rr. Sitowati, S.Pd Maryono, S.Pd
Kepala Laboratorium
Drs. Suyadi, M.Si

PKS. Kurikulum PKS. Kesiswaan PKS. Sarpras PKS. Humas


Drs. Suyadi, M.Si Titik Widyasih, S.Pd. Drs. Fakihudin Amin Nurbaedi,
Endang Supartini, Sri Wahyuni, S.Pd. Warsito Subroto, M.Pd.I
S.Pd Subhana, S.Pd. S.Pd Joko Purwadi, S.Pd.
Eny Sudyastuti,
S.Pd.

Wali Kelas Guru Mapel Guru BK

Peserta Didik
Keterangan
Garis Instruksi

Garis Koordinasi
5. Data Ketenagaan SMP N 2 Tengaran

Tabel IV
Data Guru SMP N 2 Tengaran
Jenis
Masa
Kelamin Pendidikan
No Nama Usia Kerja
L P Akhir

1. Kepala Sekolah Drs. Subroto 26


V - 50 S1

2. Wakil Kepala Sekolah Dra. Istutiyati, M.Pd. 20


- V 45 S2

Jumlah Guru dengan latar Jumlah Guru dengan latar


belakang pendidikan sesuai belakang pendidikan tidak
dengan tugas mengajar sesuai dengan tugas mengajar
No Guru Jumlah

D1/D2 D3 S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3 S1/D4 S2/S3

1 IPA - - 5 1 - - 1 - 7
2 Matematika 1 - 5 - - - - - 6
3 Bahasa Indonesia - - 3 2 - - - - 5
4 Bahasa Inggris - - 5 1 - - - - 6
5 Pend. Agama - - 2 1 - - - - 3
6 IPS - - 8 1 - - - - 9
7 Penjaskes - - 2 1 - - - - 3
8 Seni Budaya 1 - 1 - - - 1 - 3
9 PKn - - 2 1 - - - - 3
10 TIK/Ketrampilan - - 2 - - - 1 - 3
11 BK - - 4 1 - - 1 - 6

Jumlah 39 9 4 52
Jumlah dan Status Guru
Jumlah
No Tingkat Pendidikan GT / PNS GTT / Guru Bantu
L P L P
1 S3 / S2 3 - - - 3
2 S1 13 16 4 9 42
3 D-4 - - - - 0
4 D3 / Sarmud 2 - - 2 4
5 D2 1 1 - - 2
6 D1 1 0 - - 1
7 SMA / sederajat - - - - 0

Jumlah 20 17 4 11 52

6. Daftar Guru dan Jabatan SMP N 2 Tengaran

Tabel V

Daftar Guru dan Jabatan

NoN No Nama Jabatan Nama NIP Pendidikan


11 Kepala Sekolah Drs. Subroto 19570315 197903 1 006 S-1 IPS
2 Guru IPA Drs. Suyadi, M.Si. 19560119 198803 1 002 S-2 IPA Biologi
3 Guru IPS Dra. Warsini Probowati 19600515 198703 2 004 S-1 IPS
Guru Bahasa
4
Indonesia Dra. Istutiyati, M.Pd. 19620508 198903 2 005 S-2 Bhs. Indonesia
5 Guru Penjaskes Dra. R. Mursidah 19640923 198803 2 012 S-1 Penjaskes
6 Guru PKn Drs. Fakihudin 19620129 198012 1 001 S-1 PKn
7 Guru BK Dra. Sri Widyastuti 19620811 198603 2 009 S-1 BK
Dra. Listyo Palupi
8
Guru BK Sulanjari 19610904 198903 2 004 S-1 BK
Guru Bahasa
10
Inggris Joko Purwadi, S.Pd. 19640726 198803 1 004 S-1 Bhs. Inggris
11 Guru IPS Dwiani Mardyastuti, S.Pd. 19641119 198601 2 004 S-1 IPS
Guru Bahasa
12
Jawa Dra. Ambar Widyastuti 19660509 199303 2 006 S-1 Bhs. Jawa
13 Guru IPS Yohanes Sularso, S.Pd. 19601228 198903 1 006 S-1 IPS
Guru
14
Matematika Sudarti, S.Pd. 19640525 198501 2 005 S-1 Matematika
Guru Bahasa
15
Inggris Tri Kasadari, S.Pd. 19610630 198601 2 002 S-1 Bhs. Inggris
Lusia Endang Wuryani,
16
Guru IPA S.Pd. 19630626 198703 2 004 S-1 IPA
Guru Seni
17
Budaya Sarjono 19640401 198703 1 025 D-2 Seni Budaya
Guru
18
Matematika Endang Supartini, S.Pd. 19650412 198703 2 014 S-1 Matematika
Guru Bahasa
19
Indonesia Eny Sudyastuti, S.Pd. 19670105 198903 2 003 S-1 Bhs. Indonesia
20 Guru PKn Respati EM, S.Pd. 19601126 198303 2 011 S-1 PKn
Guru
21
Matematika Sapto Kusumo, S.Pd. 19601104 198501 1 001 S-1 Matematika
22 Guru IPS Suhadi, S.Pd. 19651002 198901 1 002 S-1 IPS
23 Guru IPS RR. Sitowati, S.Pd. 19610319 198603 2 010 S-1 IPS
24 Guru IPA Theresia Sri Rahayu, S.Pd. 19660210 198803 2 012 S-1 IPA
Guru Bahasa
25
Inggris Wiji Utami, S.Pd. 19651025 198803 2 009 S-1 Bhs. Inggris
Bambang Supriyatno
26
Guru Penjaskes S.Pd. 19650917 198902 1 003 S-1 Penjaskes
27 Guru IPA Sri Wahyuni, S.Pd. 19680906 199702 2 003 S-1 IPA
28 Guru BK Dariyah, S.Pd. 19630125 198903 2 005 S-1 BK
Guru Bahasa
29
Indonesia Indah Sugiyarti, M.Pd. 19720911 199702 2 001 S-2 Bhs. Indonesia
Guru PGSLTP
30
Matematika Sjuhadak 19521201 198903 1 004 Matematika
31 Guru IPS Fathoni, SE 19640810 199403 1 009 S-1 IPS
Guru Bahasa
32
Jawa Muh Yamrodin, S.Pd. 19601006 198703 1 007 S-1 Bhs. Jawa
33 Guru PAI Amin Nurbaedi, M.PdI 19700321 200312 1 001 S-2 PAI
34 Guru IPS Titik Widyasih, S.Pd. 19670604 200212 2 002 S-1 IPS
Guru Bahasa
35
Inggris Subhana, S.Pd. 19740917 200212 1 005 S-1 Bhs. Inggris
Guru Seni
36
Budaya Warsito Subroto, S.Pd 19700913 200501 1 005 S-1 Seni Budaya
Guru Bahasa
37
Indonesia Sulasmi, S.Pd. 19740817 200604 2 013 S-1 Bhs. Indonesia
Guru
38
Matematika Siti Suratmi, S.Pd. 19720320 200604 2 015 S-1 Matematika
39 Guru PKn Dwi Pamulangsih, SH 19790421 200801 2 007 S-1 PKn
Guru Bahasa
40
Indonesia Siti Kiptiyah, S.Pd. 19700224 200801 2 010 S-1 Bhs. Indonesia
41 Guru TIK Haryadi, S.Pd. 19800812 201001 1 023 S-1 Komputer
7. Tata Tertib Guru dan Karyawan SMP N 2 Tengaran

a. Kewajiban

1) Guru dan karyawan wajib mengevaluasi diri dalam rangka

meningkatkan kinerja dan kwalitas sekolah

2) Guru dan karyawan wajib melayani siswa dengan sebaik-baiknya

sehingga dihasilkan mutu dan kelulusan yang baik

3) Guru dan karyawan wajib meningkatkan disiplin kerja memberikan

keteladanan dan memberikan layanan kepada siswa

4) Guru dan karyawan wajib menjaga dan memelihara asset-aset atau

infentaris yang dimiliki sekolah

5) Guru dan karyawan wajib meningkatkan semangat kerja sesuai

dengan tupoksinya masing-masing

6) Guru dan karyawan mampu meningkatkan kerja sama, kekeluargaan

dan bahu membahu dalam melayani siswa

7) Guru dan karyawan dalam rangka meningkatkan kedisiplinan wajib

datang sebelum jam 07.00 dan selesai 13.30

8) Guru dan karyawan wajib mengisi buku ijin meninggalkan tugas jika

pada jam-jam kerja meninggalkan tugas

9) Guru dan karyawan wajib membuat surat ijin kepada kepala sekolah

bila tidak dapat menjalankan tugas

10) Guru wajib membimbing dan menunggui peserta didiknya pada

jam-jam KBM di dalam kelas


11) Guru dan karyawan wajib berada di ruang kerja masing-masing

pada jam-jam kerja dan mengerjakan tugas sesuai dengan tupoksinya

12) Guru dan karyawan wajib mengikuti upacara setiap hari senin dan

hari besar lainnya

b. Larangan

1) Guru dan karyawan dilarang membawa asset-aset milik sekolah

tanpa seijin kepala sekolah

2) Guru dan karyawan dilarang meninggalkan tugas pada jam-jam kerja

tanpa ijin kepala sekolah

3) Guru dan karyawan dilarang menggunakan fasilitas sekolah untuk

kepentingan pribadi

4) Guru dilarang merokok di dalam kelas serta duduk di atas meja

5) Guru dilarang mengaktifkan HP di dalam kelas

c. Sanksi-Sanksi

1) Jika guru dan karyawan melanggar larangan tersebut di atas akan

mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang

2) Jika guru melanggar larangan tersebut tidak akan diberi tugas

mengajar

3) Bagi karyawan yang melanggar larangan tersebut tidak akan diberi

tugas

d. Penghargaan

Bagi guru dan karyawan yang berprestasi akan mendapatkan

kemudahan dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.


B. Penyajian Data

Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data

melalui data observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih

dahulu di sajikan bentuk data guna memperlancar langkah

suatu penelitian.

Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil

penelitian di SMP Negeri 2 Tengaran tahun 2013:

1. Daftar Responden

Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang

yang dijadikan objek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya

penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

TABEL VI
Data Responden SMP N 2 Tengaran

No Nama Jenis kelamin


L P
1 Siti Salbiyatun R √
2 Listianawati √
3 Giyarti Ningsih √
4 Widiyono √
5 Yuli Widi Astuti √
6 Vina Wahyu Rosiyani √
7 Atik Kurniasari √
8 Risa Umami √
9 Cahyaning Indrawati √
10 Pandu Krisnawan √
11 Siswanto √
12 M. Ibnu Sadewa √
13 Muhamad Syafi’i √
14 Anis Indah Larasati √
15 Rofiul Anam √
16 Eni Suriyah √
17 Ida Nursiah √
18 Musyarofah √
19 Rosida Alviana √
20 Layinatul Khusna √
21 Ainun Afifah √
22 Julia Larasati √
23 Atik Nur Pratiwi √
24 Fitriyana Ikhsanti √
25 Vena Oktaviani √
26 Rezi √
27 Wahyu Taruna S √
28 Ayu Dinda Prastika √
29 Alfiah √
30 Unsiah √
31 Nuraeni √
32 Mia Agustina √
33 Mailatsani Setyowati √
34 Zulfa Anturida √
35 Komsaniatul Rahmawati √
36 Nur Septiani √
37 Sri Lestari √
38 Rizha Prihandini √
39 Nur Nafiana √
40 Abi Sya’i Lakmono √
41 Rahma Aulia Niswah √
42 Hasti Arum Nastiti √
43 Anggun Nirwana Dewi √
44 Agung √
45 Fira Eriyani √
46 Wahyu Fitriyanti √
47 Nur Soleh √
48 Mahfudz Dzatul H √
49 Irma Sholihah √
50 M. Faizal Fahmi √
51 Dewangga Jua T √
52 Noviantika M. S √
53 Fauziyah Mustika Putri √
54 Antika Devi Novita Sari √
55 Sri Utami Ningsih √
56 Ananda Ayu Wulandari √
57 M. Finanda √
58 Sri Lia Yuni Ismawati √
59 Irfan Nurrohman √
60 Anggita Dwi Rahmawati √

2. Data hasil angket

a. Data hasil angket persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa

Untuk memperoleh data tentang pengaruh persepsi

siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru

terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran

menggunakan angket yang berisi indikator kompetensi

kepribadian 15 pertanyaan, kompetensi sosial 15

pertanyaan dan akhlaq siswa sebanyak 15 pertanyaan

dengan pilihan jawaban a, b, dan c, kepada siswa SMP

Negeri 2 Tengaran yang setiap item pertanyaan terdapat 3

alternatif jawaban yaitu A, B, dan C dengan bobot

penilaian sebagai berikut:

1) Alternatif jawaban A denga nilai 3

2) Alternatif jawaban B dengan nilai 2

3) Alternatif jawaban C dengan nilai 1


Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat

dilihat pada tabel berikut dibawah ini:

Tabel VII
Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru

Klasifikasi jumlah Jumlah Skor Tiap


No jawaban Item Skor
A B C 3 2 1
1 2 10 3 6 20 3 29
2 6 8 1 18 16 1 35
3 8 6 1 24 12 1 37
4 7 6 2 21 12 2 35
5 4 10 1 12 20 1 33
6 3 11 1 9 22 1 32
7 5 9 1 15 18 1 34
8 5 7 3 15 14 3 32
9 5 9 1 15 18 1 34
10 1 13 1 3 26 1 30
11 1 13 1 3 26 1 30
12 1 13 1 3 26 1 30
13 7 6 2 21 12 2 35
14 4 10 1 12 20 1 33
15 3 11 1 9 22 1 32
16 4 9 2 12 18 2 32
17 4 10 1 12 20 1 33
18 4 11 0 12 22 0 34
19 3 12 0 9 24 0 33
20 5 8 2 15 16 2 33
21 7 6 2 21 12 2 35
22 1 13 1 3 26 1 30
23 1 13 1 3 26 1 30
24 2 13 0 6 26 0 32
25 2 13 0 6 26 0 32
26 5 9 1 15 18 1 34
27 3 11 1 9 22 1 32
28 1 13 1 3 26 1 30
29 1 13 1 3 26 1 30
30 4 10 1 12 20 1 33
31 0 14 1 0 28 1 29
32 6 8 1 18 16 1 35
33 7 7 1 21 14 1 36
34 6 7 2 18 14 2 34
35 2 8 5 6 16 5 27
36 11 3 1 33 6 1 40
37 3 11 1 6 22 1 29
38 0 15 0 0 30 0 30
39 6 8 1 18 16 1 35
40 5 9 1 15 18 1 34
41 6 8 1 18 16 1 35
42 8 6 1 24 12 1 37
43 6 7 2 18 14 2 34
44 5 9 1 15 18 1 34
45 9 4 2 27 8 2 37
46 5 8 2 15 16 2 33
47 4 10 1 12 20 1 33
48 11 3 1 33 6 1 40
49 2 12 1 6 24 1 31
50 6 8 1 18 16 1 35
51 3 12 0 9 24 0 33
52 11 3 1 33 6 1 40
53 10 4 1 30 8 1 39
54 6 9 0 18 18 0 36
55 7 6 2 21 12 2 35
56 2 12 1 6 24 1 31
57 3 9 3 9 18 3 30
58 6 8 1 18 16 1 35
59 4 11 0 12 22 0 34
60 3 10 2 9 20 2 31
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari

masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada

kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori

tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:

Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam

kategori sebagai berikut:

( )

Keterangan :

i : Interval

Xt : Nilai tertinggi

Xr : Nilai terindah

Ki : Kelas interval

( )

( )

i = 10,33

i = 10

1) Nominasi A adalah nilai 35-44 intensitas tinggi

2) Nominasi B adalah nilai 25-34 intensitas sedang


3) Nominasi C adalah nilai 15-24 intensitas rendah

Dari data tersebut diatas kompetensi kepribadian guru dapat

dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya:

1) Kompetensi kepribadian tinggi ada 19 responden

2) Kompetensi kepribadian sedang ada 41 responden

3) Kompetensi kepribadian rendah 0 responden

Tabel VIII
Hasil Angket Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Sosial Guru

Klasifikasi jumlah Jumlah Skor Tiap


No jawaban Item Skor
A B C 3 2 1
1 8 5 2 36
24 10 2
2 10 5 0 40
30 10 0
3 8 7 0 38
24 14 0
4 10 4 1 39
30 8 1
5 8 5 2 36
24 10 2
6 7 8 0 37
21 16 0
7 10 4 1 39
30 8 1
8 7 7 1 36
21 14 1
9 10 5 0 40
30 10 0
10 10 4 1 39
30 8 1
11 6 7 2 34
18 14 2
12 4 11 0 34
12 22 0
13 10 4 1 39
30 8 1
14 6 7 2 34
18 14 2
15 7 8 0 37
21 16 0
16 7 8 0 37
21 16 0
17 7 6 2 35
21 12 2
18 6 7 2 34
18 14 2
19 7 6 2 35
21 12 2
20 6 7 2 34
18 14 2
21 7 6 2 35
21 12 2
22 4 11 0 34
12 22 0
23 8 6 1 37
24 12 1
24 7 6 2 35
21 12 2
25 9 5 1 38
27 10 1
26 4 10 1 33
12 20 1
27 4 9 2 32
12 18 2
28 4 11 0 34
12 22 0
29 4 11 0 34
12 22 0
30 4 10 1 33
12 20 1
31 4 11 0 34
12 22 0
32 7 6 2 35
21 12 2
33 9 5 1 38
27 10 1
34 10 5 0 40
30 10 0
35 4 9 2 32
12 18 2
36 10 5 0 40
30 10 0
37 6 8 1 35
18 16 1
38 7 8 0 37
21 16 0
39 10 4 1 39
30 8 1
40 2 7 6 26
6 14 6
41 10 4 1 39
30 8 1
42 9 5 1 38
27 10 1
43 9 5 1 38
27 10 1
44 2 7 6 26
6 14 6
45 10 4 1 39
30 8 1
46 6 7 2 34
18 14 2
47 6 8 1 35
18 16 1
48 10 5 0 40
30 10 0
49 6 7 2 34
18 14 2
50 3 10 2 31
9 20 2
51 4 9 2 32
12 18 2
52 10 4 1 39
30 8 1
53 10 4 1 39
30 8 1
54 6 7 2 34
18 14 2
55 6 9 0 36
18 18 0
56 6 8 1 35
18 16 1
57 6 7 2 34
18 14 2
58 6 8 1 35
18 16 1
59 4 9 2 32
12 18 2
60 3 11 1 32
9 22 1

Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari

masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada


kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori

tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:

( )

Keterangan :

i : Interval

Xt : Nilai tertinggi

Xr : Nilai terindah

Ki : Kelas interval

( )

( )

i = 10,33

i = 10

Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam

kategori sebagai berikut:

1) Nominasi A adalah nilai 35-44 intensitas tinggi

2) Nominasi B adalah nilai 25-34 intensitas sedang

3) Nominasi C adalah nilai 15-24 intensitas rendah


Dari data tersebut di atas kompetensi sosial guru dapat dikategorikan

menjadi 3, sesuai dengan intervalnya:

1) Kompetensi sosial tinggi ada 37 responden

2) Kompetensi sosial sedang ada 23 responden

3) Kompetensi sosial rendah ada 0 responden

Tabel IX
Hasil Angket tentang Akhlaq Siswa

Klasifikasi jumlah Jumlah Skor Tiap


No jawaban Item Skor
A B C 3 2 1
1 7 8 0 21 16 0 37
2 8 7 0 24 14 0 38
3 10 5 0 30 10 0 40
4 6 7 2 18 14 2 34
5 8 7 0 24 14 0 38
6 10 5 0 30 10 0 40
7 10 4 1 30 8 1 39
8 6 8 1 18 16 1 35
9 10 4 1 30 8 1 39
10 7 8 0 21 16 0 37
11 6 8 1 18 16 1 35
12 6 7 2 18 14 2 34
13 6 7 2 18 14 2 34
14 8 7 0 24 14 0 36
15 6 8 1 18 16 1 35
16 8 7 0 24 14 0 36
17 6 8 1 18 16 1 35
18 8 7 0 24 14 0 36
19 6 7 2 18 14 2 34
20 6 8 1 18 16 1 35
21 6 7 2 18 14 2 34
22 7 8 0 21 16 0 37
23 6 8 1 18 16 1 35
24 10 4 1 30 8 1 39
25 9 5 1 27 10 1 38
26 9 5 1 27 10 1 38
27 4 9 2 12 18 2 32
28 6 8 1 18 16 1 35
29 7 8 0 21 16 0 37
30 4 9 2 12 18 2 32
31 4 9 2 12 18 2 32
32 6 7 2 18 14 2 34
33 10 4 1 30 8 1 39
34 10 4 1 30 8 1 39
35 6 8 1 18 16 1 35
36 10 4 1 30 8 1 39
37 4 11 0 12 22 0 34
38 3 8 4 9 16 4 29
39 4 10 1 12 20 1 33
40 4 6 5 12 12 5 29
41 4 11 0 12 22 0 34
42 10 3 2 30 6 2 38
43 4 11 0 12 22 0 34
44 3 6 6 9 12 6 27
45 9 5 1 27 10 1 38
46 8 6 1 24 12 1 37
47 4 10 1 12 20 1 33
48 10 4 1 30 8 1 39
49 10 4 1 30 8 1 39
50 6 8 1 18 16 1 35
51 5 9 1 15 18 1 34
52 10 5 0 30 10 0 40
53 10 5 0 30 10 0 40
54 6 8 1 18 16 1 35
55 10 5 0 30 10 0 40
56 7 7 1 21 14 1 36
57 3 10 2 9 20 2 31
58 10 4 1 30 8 1 39
59 9 5 1 27 10 1 38
60 7 7 1 21 14 1 36

Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari

masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada

kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori

tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:

( )

Keterangan :

i : Interval

Xt : Nilai tertinggi

Xr : Nilai terindah

Ki : Kelas interval

( )

( )

i = 10,33

i = 10
Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam

kategori sebagai berikut:

1) Nominasi A adalah nilai 35-44 intensitas Tinggi

2) Nominasi B adalah nilai 25-34 intensitas Sedang

3) Nominasi C adalah nilai 15-24 intensitas Rendah

Dari data tersebut di atas akhlaq siswa dapat dikategorikan menjadi 3,

sesuai dengan intervalnya:

1) Akhlaq siswa tinggi ada 41 responden

2) Akhlaq siswa sedang ada 19 responden

3) Akhlaq siswa rendah ada responden 0 responden


BAB IV

ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga

diketahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

dan sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran.

Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi profesional dan sosial guru terhadap akhlaq siswa, maka data yang

diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data

tersebut penulis menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagai

berikut :

A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel)

Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian, kompetensi sosial guru dan akhlaq siswa

dengan menggunakan rumus prosentase yaitu:

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Jumlah responden

1. Kompetensi kepribadian

Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang

pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru

terhadap akhlaq siswa diketahui rekapitulasi adalah sebagai berikut:


a. Untuk kategori tinggi persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

antara skor 35-44 ada 19 responden.

b. Untuk kategori sedang persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

antara skor 25-34 ada 41 responden:

c. Untuk kategori rendah persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

antara antara 15-24 ada 0 responden:

Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi tentang persepsi kompetensi kepribadian.

Tabel X

Rekapitulasi Persepsi Siswa tentang

Kompetensi Kepribadian Guru

No Kategori Interval Frekuensi Prosentase


1 Tinggi 35-44 19 31,67%
2 Sedang 25-34 41 68,33%
3 Rendah 15-24 0 0%
Jumlah 60 100%

Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa

persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian yang tinggi sebesar

31,67%, yang sedang sebesar 68,33% dan yang rendah sebesar 0%.

Sehingga dengan demikian, persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian guru SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori

sedang yaitu sebesar 68,33%.

2. Kompetensi sosial

a. Untuk kategori tinggi persepsi siswa tentang kompetensi sosial antara

skor 35-44 ada 37 responden:

b. Untuk kategori sedang persepsi siswa tentang kompetensi sosial antara

skor 25-34 ada 23 responden:


c. Untuk kategori rendah persepsi siswa kompetensi sosial antara skor

15-24 ada 0 responden:

Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi persepsi siswa tentang kompetensi sosial di bawah ini:

Tabel XI
Rekapitulasi Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Sosial Guru

No Kategori Interval Frekuensi Prosentase


1 Tinggi 35-44 37 61,67%
2 Sedang 25-34 23 38,33%
3 Rendah 15-24 0 0%
Jumlah 60 100%

ari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi

siswa tentang kompetensi sosial yang tinggi sebesar 61,67%, yang

sedang sebesar 38,33% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan

demikian, persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2

Tengaran tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 61,67%.


3. Akhlaq siswa

a. Untuk akhlaq siswa kategori tinggi antara skor 35-44 ada 41

responden:

b. Untuk akhlaq siswa kategori sedang antar skor 25-34 ada 19

responden:

c. Untuk akhlaq siswa kategori rendah antara skor 15-24 ada 0

responden:

Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi tentang akhlaq siswa.

Tabel XII
Rekapitulasi Akhlaq Siswa

No Kategori Internal Frekuensi Prosentase


1 Tinggi 35-44 41 68,33%
2 Sedang 25-34 19 31,67%
3 Rendah 15-24 0 0%
Jumlah 60 100%

Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlaq

siswa yang tinggi sebesar 68,33%, yang sedang sebesar 31,67% dan yang

rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian, akhlaq siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar

68,33%.

B. Pengujian Hipotesis

Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima tidaknya

hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Tengaran. Maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisian

regresi ganda antara variabel kompetensi kepribadian (X1) dan kompetensi

sosial (X2) terhadap akhlaq siswa (Y), yang dalam statistik lebih dikenal

dengan sebuah uji regresi ganda.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi antara X1 dan X2

terhadap Y ditentukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan

dengan F tabel.

Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka

peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:


Tabel XIII
Tabel Kerja Koefisien Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Kepribadian dan Sosial Guru Terhadap Akhlaq Siswa
NO X1 X2 Y X1.Y X2.Y X12 X22 Y2 X1.X2

1 29 36 37 1073 1332 841 1296 1369 1044


2 35 40 38 1330 1520 1225 1600 1444 1400
3 37 38 40 1480 1520 1369 1444 1600 1406
4 35 39 34 1190 1326 1225 1521 1156 1365
5 33 36 38 1254 1368 1089 1296 1444 1188
6 32 37 40 1280 1480 1024 1369 1600 1184
7 34 39 39 1326 1521 1156 1521 1521 1326
8 32 36 35 1120 1260 1024 1296 1225 1152
9 34 40 39 1326 1560 1156 1600 1521 1360
10 30 39 37 1110 1443 900 1521 1369 1170
11 30 34 35 1050 1190 900 1156 1225 1020
12 30 34 34 1020 1156 900 1156 1156 1020
13 35 39 34 1190 1326 1225 1521 1156 1365
14 33 34 36 1188 1224 1089 1156 1296 1122
15 32 37 35 1120 1295 1024 1369 1225 1184
16 32 37 36 1152 1332 1024 1369 1296 1184
17 33 35 35 1155 1225 1089 1225 1225 1155
18 34 34 36 1224 1224 1156 1156 1296 1156
19 33 35 34 1122 1190 1089 1225 1156 1155
20 33 34 35 1155 1190 1089 1156 1225 1122
21 35 35 34 1190 1190 1225 1225 1156 1225
22 30 34 37 1110 1258 900 1156 1369 1020
23 30 37 35 1050 1295 900 1369 1225 1110
24 32 35 39 1248 1365 1024 1225 1521 1120
25 32 38 38 1216 1444 1024 1444 1444 1216
26 34 33 38 1292 1254 1156 1089 1444 1122
27 32 32 38 1216 1216 1024 1024 1444 1024
28 30 34 32 960 1088 900 1156 1024 1020
29 30 34 35 1050 1190 900 1156 1225 1020
30 33 33 37 1221 1221 1089 1089 1369 1089
31 29 34 32 928 1088 841 1156 1024 986
32 35 35 34 1190 1190 1225 1225 1156 1225
33 36 38 39 1404 1482 1296 1444 1521 1368
34 34 40 39 1326 1560 1156 1600 1521 1360
35 27 32 35 945 1120 729 1024 1225 864
36 40 40 39 1560 1560 1600 1600 1521 1600
37 29 35 34 986 1190 841 1225 1156 1015
38 30 37 29 870 1073 900 1369 841 1110
39 35 39 33 1155 1287 1225 1521 1089 1365
40 34 26 29 986 754 1156 676 841 884
41 35 39 34 1190 1326 1225 1521 1156 1365
42 37 38 38 1406 1444 1369 1444 1444 1406
43 34 38 34 1156 1292 1156 1444 1156 1292
44 34 26 27 918 702 1156 841 729 884
45 37 39 38 1406 1482 1369 1521 1444 1443
46 1221 1258 1089 1156 1369 1122
33 34 37
47 1089 1155 1089 1225 1089 1155
33 35 33
48 1560 1560 1600 1600 1521 1600
40 40 39
49 1209 1326 961 1156 1521 1054
31 34 39
50 1225 1085 1225 961 1225 1085
35 31 35
51 1122 1088 1089 1024 1156 1056
33 32 34
52 1600 1560 1600 1521 1600 1560
40 39 40
53 1560 1560 1521 1521 1600 1521
39 39 40
54 1260 1190 1296 1156 1225 1224
36 34 35
55 1400 1440 1225 1296 1600 1260
35 36 40
56 1116 1260 961 1225 1296 1085
31 35 36
57 930 1054 900 1156 961 1020
30 34 31
58 1365 1365 1225 1225 1521 1225
35 35 39
59 1292 1216 1156 1024 1444 1088
34 32 38
60 1116 1152 961 1024 1296 992
31 32 36
Jum
1996 2136 2156 71909 77022 66878 76767 77974 71258
lah

Dari tabel diatas kita dapat menghitung nilai koefisien antara

X1Y(rX1Y ), X2Y(rX2Y), dan antara koefisien X1X2(rX1X2) sebagai berikut:

1. Korelasi antara X1 dengan Y

Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian guru terhadap akhlaq siswa, maka menggunakan rumus:

∑ (∑ )(∑ )
rX1Y =
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan:

rX1Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment


N = Number of Cases
∑ X 1Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
∑ X1 = Jumlah seluruh skor X1
∑Y = Jumlah seluruh Y

Tabel XIV
Ringkasan Statistik X1 dan Y

Simbol Statistik Nilai Statistik

N 60
∑ X1 1996
∑Y 2156
∑ X12 66878
∑ Y2 77974
∑ X1Y 71909

∑ (∑ )(∑ )
rX1Y =
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

( )( )
rX1Y =
√* ( ) +* ( ) +
=
√* +* +

=
√( )( )

=

= 0,380
Jadi r = 0,380, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel.

Untuk df = N – nr, dengan N = 60 dan variabel yang penulis cari

korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperolah

df-nya yaitu df = 60-2 = 58, pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1%

(0,330), sedangkan untuk r hitung adalah 0,380. Ketentuan bila r hitung

lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi

sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha

diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka

Ha diterima, dengan demikian hasil dari 0,380 itu signifikan. Terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa.

2. Korelasi X2 dengan Y

Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi

sosial guru terhadap akhlaq siswa, maka menggunakan rumus sebagai

berikut:

∑ (∑ )(∑ )
rx2y =
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan:
rX2Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
∑ X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y
∑ X2 = Jumlah seluruh skor X1
∑Y = Jumlah seluruh Y

Tabel XV
Ringkasan Statistik X2 dan Y

Simbol Statistik Nilai Statistik

N 60
∑ X2 2136
∑Y 2156
∑ X2 2
76767
∑ Y2 77974
∑ X2Y 77022

∑ (∑ )(∑ )
rX2Y =
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

( )( )
rX2Y =
√* ( ) +* ( ) +

=
√* +* +

=
√( )( )

=

= 0,445
Jadi r = 0,445, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel.

Untuk df = N – nr, dengan N = 60 dan variabel yang penulis cari

korelasinya adalah variabel X2 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperoleh

df-nya yaitu df = 60 – 2 = 58, pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1%

(0,330), sedangkan untuk r hitung adalah 0,445. Ketentuan bila r hitung


lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha diolak. Tetapi

sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha

diterima.

Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha

diterima, dengan demikian hasil dari 0,445 itu signifikan. Terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang

kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa.

3. Korelasi X1 dengan X2

Untuk mengetahui korelasi antara persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian guru dan kompetensi sosial guru, maka

menggunakan rumus:

∑ (∑ )(∑ )
rX1X2 =
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Keterangan:

rX1X2 = Angka indek Korelasi “r” Product Moment


N = Number of Cases
∑ X1X2= Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2
∑ X1 = Jumlah seluruh skor X1
∑ X2 = jumlah seluruh skor X2

Tabel XVI
Ringkasan Statistik X1 dan X2

Simbol Statistik Nilai Statistik


N 60
∑X1 1996
∑X2 2136
∑X12 66878
∑X22 76767
∑X1X2 71258

∑ (∑ )(∑ )
rx1x2 =
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

( )( )
rx1x2 =
√* ( ) +* ( ) +

=
√* +* +

=
√( )( )

=

= 0,340
Jadi r hitung = 0,340, selanjutnya dibandingkan dengan harga r

tabel. Untuk df = N – nr = 60, dengan N = 60 dan variabel yang penulis

cari korelasinya adalah variabel X1 dan X2, maka nr = 2. Dengan mudah

dapat diperoleh df-nya yaitu df = 60 – 2 = 58, pada taraf kesalahan 5%

(0,254) dan 1% (0,330), sedangkan untuk r hitung adalah 0,340.

Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan

Ha diolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt

) maka Ha diterima. Dari hasil tampak bahwa r hitunglebih besar dari r

tabel maka Ha diterima, dengan demikian korelasi 0,340 itu signifikan.

4. Mencari nilai koefisien korelasi ganda


Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa,

maka menggunakan rumus:

rX1X2Y = √

Keterangan :
rX1X2Y= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y

rX1Y = Korelasi antara rX1Y


r
X2Y = Korelasi antara rX2Y

rX1X2 = Korelasi antara rX1X2

rX1X2Y =√

=√

=√

=√

=√
= 0,507
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat

hasil bahwasannya terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa sebesar 0,507

hubungan ini secara kwantitatif dapat dinyatakan sangat kuat, dan

besarnya lebih dari korelasi individual antara X1 dengan Y, maupun X2

dengan Y. Korelasi sebesar 0,507 itu baru berlaku untuk sampel yang

diteliti. Apakah koefisien hubungan itu dapat digeneralisasikan atau

tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:

Fh = ( ) ( )
=( ) ( )

=( )

= 9,84
Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F

diatas adalah 9,84.

Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka

koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung > F

tabel atau 9,84 > 3,15 hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan

antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian dan sosial guru

terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran tahun

pelajaran 2013/2014.

C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan product moment dan

regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat kebebasan) dengan

rumus df = N – nr. Responden (N) yang diteliti sebanyak 60 siswa. Variabel

yang dicari hubungannya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. Sehingga

dapat diperoleh df-nya = 60 – 2= 58. Setelah diketahui df-nya kemudian

dilihat pada tabel “r” product moment, maka diperoleh “r” product moment

pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330)

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara rX1Y pada

taraf 1% (0,380 > 0,330), maka dapat disimpulkan bahwasannya persepsi

siswa tentang kompetensi kepribadian guru memiliki hubungan yang positif

terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran.


Selanjutnya hubungan antara rX2Y (0,445) merupakan hubungan yang

positif dan signifikan pada taraf 1% (0,445 > 0,330), maka dapat

disimpulkan bahwasanya persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru

memiliki hubungan yang positif terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Tengaran.

Demikian halnya hubungan rX1X2 diperoleh hasil 0,340 merupakan

hubungan positif dan signifikan pada taraf 1% (0,340 > 0,330). Maka dapat

disimpulkan bahwasannya persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian

dan kompetensi sosial guru memiliki hubungan yang positif terhadap akhlaq

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran.

Begitu pula dengan hubungan RX1X2Y diperoleh hasil 0,507

merupakan hubungan yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,507 >

0,330). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima dan terbukti

kebenarannya karena “ro” lebih besar dari “rt” dan hipotesa nol (Ho) ditolak

kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasannya persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru memiliki hubungan

yang positif terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran.

Selanjutnya untuk F hitung sebesar 9,84 sedangkan untuk F tabel yang

diperoleh 3,15. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda tersebut

antara kompetensi kepribadian (X1) dan kompetensi sosial (X2) terhadap

akhlaq siswa (Y) terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga hipotesis

alternatif (Ha) diterima karena F hitung lebih besar dari F tabel (9,84 > 3,15)

sedangkan hipotesis nol ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran


memiliki hubungan yang positif terhadap akhlaq siswa SMP Negeri 2

Tengaran.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil

kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya

yakni: untuk mengetahui hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian (X1), persepsi siswa tentang kompetensi sosial (X2)

aplikasinya terhadap akhlaq siswa (Y) di SMP Negeri 2 Tengaran, maka

setelah diadakan perhitungan menunjukkan:

1. Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru SMP Negeri 2

Tengaran tahun pelajaran 2013/2014, yang termasuk dalam kategori

tinggi sebesar 31,67%, adapun yang berada dalam kategori sedang

sebesar 68,33%, dan yang berada dalam kategori rendah sebesar0%,

dengan demikian, persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru

SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar

68,33%.

2. Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran

tahun pelajaran 2013/2014, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar

61,67%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 38,33%, dan

yang berada dalam kategori rendah sebesar 0%. Dengan demikian,

persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran

tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 61,67%.

3. Akhlaq siswa kelasVIII SMP Negeri 2 Tengaran tahun 2013, yang

termasuk dalam kategori tinggi sebesar 68,33%, adapun yang berada


dalam kategori sedang sebesar 31,67%, dan yang berada dalam kategori

rendah sebesar 0%, dengan demikian, persepsi siswa tentang kompetensi

sosial guru SMP Negeri 2 Tengaran tergolong dalam kategori sedang

yaitu sebesar 68,33%.

4. Berdasarkan analisis data, ada hubungan yang positif persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian guru terhadap akhlaq siswa, hal ini

dibuktikan dengan r = 0,380, kemudian dikonsultasikan dengan harga r

tabel pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330), dan hasilnya lebih

besar r hitung.

5. Berdasarkan analisis data, ada hubungan yang positif persepsi siswa

tentang kompetensi sosial guru terhadap akhlaq siswa, hal ini dibuktikan

dengan r = 0,445, kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada

taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330), dan hasilnya lebih besar r

hitung.

6. Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa

ada hubungan yang positif persepsi siswa tentang kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial guru secara bersama-sama terhadap

akhlaq siswa. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi regresi ganda

dari hasil rX1X2Y hitung sebesar 0,507. Selanjutnya diuji signifikansinya

dengan Fhitung, dan diperoleh Fhitung > Ftabel atau 9,84 > 3,15. Hal ini berarti

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa

tentang kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru secara

bersama-sama terhadap akhlaq siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tengaran

Tahun 2013.
B. Saran-Saran

Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan

terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran

yang tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi guru dan siswa di SMP Negeri

2 Tengaran padak hususnya dan di sekolah-sekolah lainnya.

1. Bagi guru, agar lebih meningkatkan kompetensi kepribadian dan sosial

sehingga guru bisa menjadi tokoh teladan/panutan bagi siswa yang

akhirnya akan ditiru oleh peserta didiknya untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Bagi siswa, hendaknya selalu menampilkan perilaku/akhlaq yang baik,

mematuhi tata tertib sekolah, serta taat dan patuh terhadap guru dan

orangtua agar menjadi anak yang berbakti pada nusa dan bangsa.

3. Bagi kepala sekolah, agar selalu memotivasi para guru untuk

meningkatkan kualitas kepribadian dan jiwa sosial guru yang baik,

sehingga setiap gerak-geriknya akan senantiasa dicontoh/ditiru oleh

peserta didiknya serta mampu mencetak generasi penerus bangsa yang

berakhlaq mulia.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya mengkaji tentang pengaruh persepsi siswa tentang

kompetensi kepribadian dan sosial guru terhadap akhlaq siswa secara

umum, tanpa mengetahui aspek kompetensi kepribadian dan sosial yang

mana yang memberikan pengaruh paling besar terhadap akhlaq siswa.

Sehingga, bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mampu mengkaji

atau melakukan tindak lanjut penelitian yang terkait dengan kompetensi

kepribadian dan sosial guru secara lebih mendalam dan lebih rinci,
supaya dapat memberikan pemikiran yang lebih mendalam dan lebih

baik terutama dalam bidang pendidikan.

C. KeterbatasanPenelitian

1. Keterbatasan tempat penelitian

Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,

yaitu SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang. Namun demikian,

tempat ini insya Allah dapat mewakili beberapa SMP yang ada untuk

dijadikan penelitian dan kalaupun hasil penelitiannya berbeda, akan tetapi

hasilnya tidak akan jauh menyimpang dari hasil yang dilakukan peneliti.

2. Keterbatasan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama pembuatan skripsi, waktu yang

dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga, berpengaruh

terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan.

3. Faktor pengambilan sampel

Faktor pengambilan sampel dalam penelitian ini sangat

menentukan akurasi hasil penelitian. Oleh karena itu, jika penelitian ini

mengambil sampel yang lebih banyak, maka kemungkinan hasilnya

berbeda.

4. Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa angket sehingga ada

kemungkinan responden dalam mengisi angket tidak sesuai dengan

keadaan atau kondisi sebenarnya dan kurang bersungguh-sungguh dalam

mengisi angket tersebut, sehingga hal ini akan berpengaruh tehadap hasil

penelitian.
5. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa Muslim saja, tidak berlaku pada

siswa non Muslim.

D. Penutup

Denganmengucapkan puji syukur alhamdulillah, dengan rahmat dan

hidayah Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Itu semua

atas berkat hidayah, rahmat, dan izin Allah SWT. Oleh karena itu tiada kata

yang pantas penulis ucapkan dengan ketulusan hati kecuali hanya

memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan pembahasan

skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang

penulis miliki. Dengan kerendahan hati penulis sangat mengharap kritik dan

saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapa

saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan

yang positif bagi kemajuan pendidikan. Aamiin.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Wahid. 2004. Risalah Akhlaq (Panduan Perilaku Muslim Modern). Solo:
Era Intermedia.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) :


Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

------------------------- . 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) :


Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asmani, Jamal ma’ruf. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.


Jogjakarta: Power Books (IHDINA).

--------------------------- . 2010. Tips Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif.


Yogyakarta: DIVA Press.

Darajat, Zakiyah dkk. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Departemen Agama RI. 2007. Al-qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. J-ART.

Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Halim, Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri dengan Akhlaq Terpuji. Yogyakarta:
Mitra Pustaka.

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Ilyas, Yuhanar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan


Pengamatan Islam (LPPI).

Mahyudin. 2006. Kuliah Akhlaq Tasawuf. Bandung: PT Pustaka Setia.

Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Nurfuadi, Roqib, Muhamad. 2009. Kepribadian Guru (Upaya Mengembangkan
Kepribadian Guru yang Sehat di Masa Depan). Yogyakarta:
Grafindo Litera Media.

Prawiradilaga, Dewi Salma, Siregar, Eveline. 2004. Mozaik Teknologi


Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Samana. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kamsius.

Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND. Bandung:


Alfabeta.

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2005. Landasan Psikologi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.
Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru

SMP Negeri 2 Tengaran

No Butir Soal dan Jawaban Nominasi


No Skor
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C
1 1 B B C B B B B A B C B B A C B 2 10 3 29
2 2 A A A A B B C A B B B B A B B 6 8 1 35
3 3 C B B A B A A B B A B A A A A 8 6 1 37
4 4 A B B A C B A A A A B B A B C 7 6 2 35
5 5 A B B A B A A B B B B C B B B 4 10 1 33
6 6 B B B B A B A C A B B B B B B 3 11 1 32
7 7 B A B A B B A A C B B B A B B 5 9 1 34
8 8 B B A B C A A A B A B C B C B 5 7 3 32
9 9 A B B B B A A B B A B B A C B 5 9 1 34
10 10 A B B B B B B B B C B B B B B 1 13 1 30
11 11 B A B B B B B B B B C B B B B 1 13 1 30
12 12 B B B A B B B B B B B C B B B 1 13 1 30
13 13 A B B A C B A A C A B A A B B 7 6 2 35
14 14 A B A B B A A B B B B B C B B 4 10 1 33
15 15 A A A A A A A A A A B B A C B 3 11 1 32
16 16 B C B A A B A A B B B B C B B 4 9 2 32
17 17 B A B B B A A A B B B B B C B 4 10 1 33
18 18 B B A B B B A A B A B B B B B 4 11 0 34
19 19 B B B A B B A A B B B B B B B 3 12 0 33
20 20 B A B A B B A A B A B C B B C 5 8 2 33
21 21 A B A A A A A A C B B B B B C 7 6 2 35
22 22 B B B A B B B C B B B B B B B 1 13 1 30
23 23 B B A B B B B B B C B B B B B 1 13 1 30
24 24 B B B B B A B B B B B B B B B 2 13 0 32
25 25 A B A B B B B B B B B B B B B 2 13 0 32
26 26 A B B A B A A A B C B B B B B 5 9 1 34
27 27 A B B A B B B A B B B B B B C 3 11 1 32
28 28 A B B C B B B B B B B B B B B 1 13 1 30
29 29 B B B C B B B B B B B B B A B 1 13 1 30
30 30 A A B B B A A B B B B B B B C 4 10 1 33
31 31 A C B B C A C A B A B C C B B 4 6 5 29
32 32 B B C A B B A A B A B A B B A 6 8 1 35
33 33 B B A B B A A A A A B A B B C 7 7 1 36
34 34 A A A A B B A A B B C B C B B 6 7 2 34
35 35 A B C B B C A B C B C C B B B 2 8 5 27
36 36 A A A A B A A A A A A B C B A 11 3 1 40
37 37 B B B B B B B B C A B A B B A 3 11 1 29
38 38 B B B B B B B B B B B B B B B 0 15 0 30
39 39 B B B A A A A A B A B B B B C 6 8 1 35
40 40 A A A A B A B B B B B B C B B 5 9 1 34
41 41 B B B A A A A A B B B B B C A 6 8 1 35
42 42 B B B B A A A A B A A B C A A 8 6 1 37
43 43 A A B A B A A B B A B B C B C 6 7 2 34
44 44 B B B B B A A A B A A C B B B 5 9 1 34
45 45 A A B A A A A B A A A B C B C 9 4 2 37
46 46 A A A A B A B B B B B C B B C 5 8 2 33
47 47 B B B B B B B B A A B A A B C 4 10 1 33
48 48 A A A B C A A A B A A B A A A 11 3 1 40
49 49 A A B B B B B B B B B B B C B 2 12 1 31
50 50 A A B B B A A A B B B B A B C 6 8 1 35
51 51 B B B B B B B B B A B A A B B 3 12 0 33
52 52 A A A B B A A C B A A A A A A 11 3 1 40
53 53 A A A A B A A B B A A A B A C 10 4 1 39
54 54 B B A B B A A A B A B B B B A 6 9 0 36
55 55 A A A A B A A C A C B B B B B 7 6 2 35
56 56 A A B B B B B B B B B B C B B 2 12 1 31
57 57 B B B B B A A B B B C A B C C 3 9 3 30
58 58 A A B A A A B A B B B B C B B 6 8 1 35
59 59 B B A A B A B A B B B B B B B 4 11 0 34
60 60 B A B B A A B B B B B C B B C 3 10 2 31
Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru

SMP Negeri 2 Tengaran

No No Butir Soal dan Jawaban Nominasi Skor


Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C
8 5 2 36
1 1 B A A A B B C A A A B A A B C
10 5 0 40
2 2 A A A A B B A B A A A A B A B
8 7 0 38
3 3 A A A B B B A A B A A A A B B
10 4 1 39
4 4 A A A A B A B A B A A B A A C
8 5 2 36
5 5 A A B A A B A A A A C A B C B
7 8 0 37
6 6 B A B A B B A B B A A A B A B
10 4 1 39
7 7 A A B A A A A B A B A A A B C
7 7 1 36
8 8 B B B A B A A A B A A B A C B
10 5 0 40
9 9 B A A A B A A B A A B A A A B
10 4 1 39
10 10 A A A A B A B B A A A A C A B
6 7 2 34
11 11 B B B A B A B B B A A A C A C
4 11 0 34
12 12 A A B B B B B B B B B B B B B
10 4 1 39
13 13 A A A A B B A B A A A A A C B
6 7 2 34
14 14 A A B A B A A B B B C B A C B
7 8 0 37
15 15 A A A A B B A B A A B A B B B
7 8 0 37
16 16 B B B A B A B B B A A A A A B
7 6 2 35
17 17 A A A A B B B B C A B C B A B
6 7 2 34
18 18 A A A A B B A B B A B B C C B
7 6 2 35
19 19 A A A A B B B B B A C C A A B
6 7 2 34
20 20 A B A B B B B B A A C A A C B
7 6 2 35
21 21 A A B A B B B B A B A C C A A
4 11 0 34
22 22 A A B B B B B B B A B B A B B
8 6 1 37
23 23 A A A A A A A C B B A B B B B
7 6 2 35
24 24 A A B A A B B B B A B A C A C
9 5 1 38
25 25 A A B A A B B A B A A A C A B
4 10 1 33
26 26 A B A B B B B B B B A A B C B
4 9 2 32
27 27 B B B A B B A B B B A A C C B
4 11 0 34
28 28 A A B B B B B B B A B A B B B
4 11 0 34
29 29 A A B B B B A B B B B A B B B
4 10 1 33
30 30 B B B B B B B B B A B A A A C
4 11 0 34
31 31 A B A B A A B B B B B B B B B
7 6 2 35
32 32 A A A A B A B B B C A C A B B
9 5 1 38
33 33 A A A B A A B B B A A A C A B
10 5 0 40
34 34 A A A A A A A B B B A B A A B
4 9 2 32
35 35 A A A A B B B B B B C B C B B
10 5 0 40
36 36 A A A A A B B B B A A A A A B
6 8 1 35
37 37 A A B A B A B B B B A A C B B
7 8 0 37
38 38 A A A B B A B B B B A A A B B
10 4 1 39
39 39 A A A B B B A A A B A A A A C
2 7 6 26
40 40 B B C B C C C C B B C B A A B
10 4 1 39
41 41 A A A A B A A B A A B A B A C
9 5 1 38
42 42 A A A A B B B A B B A A C A A
9 5 1 38
43 43 A A A A A A B B A B B A A C B
2 7 6 26
44 44 A B B A B C C B C A C C B C B
10 4 1 39
45 45 A A A A A A B B A A B A C A B
6 7 2 34
46 46 B B A A B A A B B A C A C A B
6 8 1 35
47 47 B B B A B A B A B A B A C A B
10 5 0 40
48 48 A B B A B B A B A A A A A A A
6 7 2 34
49 49 B B B B B B A A A A A A A C C
3 10 2 31
50 50 A B A B A B B B B B B B C C B
4 9 2 32
51 51 B A B A B B B B B B B C A A C
10 4 1 39
52 52 A A B A B B A B C A A A A A A
10 4 1 39
53 53 A A A A A A A A B B A B B C B
6 7 2 34
54 54 A B A A B B B B C B A A A C B
6 9 0 36
55 55 A A A A B B B B B A B B B A B
6 8 1 35
56 56 A B A A B B B B A B A C A B B
6 7 2 34
57 57 A A B A B A B B B A A B C C B
6 8 1 35
58 58 A B B A A A B A A B B B B B C
4 9 2 32
59 59 B A B A B A B B B B B A B C C
3 11 1 32
60 60 B A B A A B B B C B B B B B B

Hasil Angket tentang Akhlaq Siswa

SMP Negeri 2 Tengaran

No No Butir Soal dan Jawaban Nominasi Skor


Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C
1 1 A B A B B B B B C B C C C C C 2 7 6 37
2 2 B A B A C B B B B B B B B B B 2 12 1 38
3 3 A A A A A B A B B A B B A A B 9 6 0 40
4 4 A B A B A B A A B B B B B B B 5 10 0 34
5 5 B A B A B A B B B B B B B B B 3 12 0 38
6 6 B B B B A A A A B B B A A B A 7 8 0 40
7 7 B B B B B B B B B A B B B C B 1 13 1 39
8 8 A B A B B B B B B B B C B C B 2 11 2 35
9 9 A A B B B B A A A B B B B A B 6 9 0 39
10 10 B B B B B B B A A B A B A B A 5 10 0 37
11 11 B A B B B B A B B B A A B A B 5 10 0 35
12 12 B B B B B B B A B A B A B B A 4 11 0 34
13 13 A B A B B A A A A A A B B B B 8 7 0 36
14 14 B A B B A C A B B B B B B B B 3 11 1 35
15 15 B B A A B A B B B B B C C B B 3 10 2 36
16 16 A A B A B B B B B B B B B B C 3 11 1 35
17 17 B B A B B A B A A B B B B B B 4 11 0 36
18 18 B B B B B B B B B A B A B B B 2 13 0 34
19 19 B B B A A B B B B B B B B B C 2 12 1 35
20 20 A B B B A B B B A A B B B B B 4 10 1 34
21 21 A B A B A A A A B A B B B B B 7 8 0 37
22 22 A B A B A B B B B B B B C C B 3 10 2 35
23 23 B B B B B B B B B B B B B B B 0 15 0 39
24 24 B B B B B B B B B B B B A B A 2 13 0 38
25 25 A A A A A A A A A B A A A B B 12 3 0 38
26 26 A B B A B B B B B B B B B B B 2 13 0 32
27 27 B B B B B B B A A A A B B C A 5 9 1 35
28 28 A B B A B B A B B B B B B B B 3 12 0 37
29 29 A A A B A B A A A B B B B B B 7 8 0 37
30 30 A B A A B B B B B B B B B B B 3 12 0 32
31 31 A B A B A A B B C C C C C C C 4 4 7 32
32 32 B B B B B B A A A A B B A C A 6 8 1 34
33 33 A B A B A A A B B B B B C B C 5 8 2 39
34 34 A B B A B B B B B B B B B B B 2 13 0 39
35 35 B B B A A B A B B B B B B B B 3 12 0 35
36 36 A B B A B B B B B B B B B C C 2 11 2 39
37 37 B B B B B B B B A A A B B C A 3 11 1 34
38 38 A C A B C B B B B B B B B B B 2 11 2 29
39 39 A B A B A A A A A B B B B B B 7 8 0 33
40 40 B B B B B B B A A A B B B C A 4 10 1 29
41 41 A B B A A A A A A B B A A A B 10 5 0 34
42 42 A B B B A B A B B B B B B B B 3 12 0 38
43 43 A A B A B B B B B B B B B B B 3 12 0 34
44 44 B B B A A A B B B B B B B C B 3 11 1 27
45 45 A B A B A B B B B B B B B B B 3 12 0 38
46 46 B A B A A A A B B A B B A A A 9 6 0 37
47 47 A B B A B A A A B B B B B B B 5 10 0 33
48 48 A A A B A A B B B B B B B B B 5 10 0 39
49 49 A B A A A A A B B A A A A B B 10 5 0 39
50 50 A B B A A A B A B B B B B B B 5 8 2 35
51 51 A B B B A A A B B B B B C B B 4 10 1 34
52 52 B A B A B B B B B B B B B B B 2 13 0 40
53 53 A B A B B B B B B B B B B B B 2 13 0 40
54 54 B A B A A B B B B B B B B C B 3 11 1 35
55 55 A B A A A B B B B B B B B B B 4 11 0 40
56 56 B A B B A B A A A B B B B B B 5 10 0 36
57 57 A B B A A B A B B B B B B B B 4 11 0 31
58 58 A B B A A A A A A B B A A A B 10 5 0 39
59 59 A B B A A B B B B B B B B B B 3 12 0 38
60 60 A A A B A B B B B A B B B B B 5 10 0 36
DAFTAR NILAI SKK

Nama : Totok Haryanto

Nim : 111 09 054

Jurusan/ Progdi : Tarbiyah/ PAI

Dosen PA : Prof.,Dr. Mansyur, M.Ag.

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor

1 OPAK STAIN 2009 18-20 Agustus 2009 Peserta 3

ESIQ Mahasiswa Baru 3


2 21 Agustus 2009 Peserta
STAIN Salatiga
UPT Perpustakaan (User 3
3 25-29 Agustus 2009 Peserta
Education) STAIN Salatiga
Piagam Penghargaan 3
4 kegiatan Pra DM KAMMI 7 September 2009 Peserta

Komisariat Salatiga
Darul Arqom Dasar (DAD) 3
21-23 November
Ikatan Mahasiswa
5 Peserta
Muhammadiyah (IMM) 2009
Kota Salatiga
Islamic Public Speaking 3
Training (IPST) Lembaga
6 6 Maret 2010 Peserta
Dakwah Kampus (LDK)
STAIN Salatiga

Seminar Nasional 6
Peningkatan Bahasa
7 Internasional Untuk 20 April 2010 Peserta

Meningkatkan Pendidikan
Nasional (CEC & ITTAQO)
SK Pengesahan Pimpinan 3
Komisariat Ahmad Dahlan
8 9 Mei 2010 Pengurus
IMM Kota Salatiga Periode
2010-2011
Musabaqoh Tilawatil 3
Qur’an (MTQ) Mahasiswa
9 24 Mei 2010 Peserta
II Jamiyyatul Qurro’
Walhuffadz (JQH)

Praktikum Baca Tulis Al- 2


10 2 Nopember 2010 Peserta
Qur’an (BTA)

Praktikum Etika Profesi 3


11 25 Nopember 2010 Peserta
Keguruan

Darul Arqom Dasar (DAD) 3


“Membentuk Kader yang
12 3-5 Desember 2010 Panitia
Berjiwa Sang pencerah”
IMM Kota Salatiga

Surat Keterangan 3
13 Pengangkatan Ustadz TPA 01 Februari 2011 Ustadz
At-Taubah

Praktikum Kepramukaan 3
14 22 - 27 Juli 2011 Peserta
STAIN Salatiga

Praktikum Metodologi 3
15 Pendidikan Agama Islam 23 September 2011 Peserta
STAIN Salatiga

Darul Arqom Dasar (DAD) 3


16 2-4 Desember 2011 Panitia
IMM Kota Saltiga 2011

Pelatihan Sholat Khusyu’ 3


17 Biro Konsultasi Psikologi & 29 Januari 2012 Peserta
Majelis Doa Mawar Allah

Praktikum Telaah 3
18 Kurikulum Pendidikan 11 Februari 2012 Peserta
Agama Islam
Seminar Regional “Peran 4
Mahasiswa dalam
19 03 Mei 2012 Peserta
Mengawal BLSM Tepat
Sasaran”

Tadabbur Alam Menyambut 2


Ramadhan “Dengan Jiwa
20 Sehat Kita Sambut 08 Juli 2012 Panitia
Ramadhan yang Penuh
Harapan

Darul Arqom Dasar (DAD) 3


20 IMM Cabang Kota Salatiga 11-13 Januari 2013 Panitia
2013

Masa Ta’aruf (Masta) IMM 3


21 06 September 2013 Panitia
Kota Salatiga

Jumlah 68

Salatiga, 28 September 2013

Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan

H. Agus Waluyo, M.Ag


NIP : 19750211 200003 1 001

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI


KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA
KELAS VIII SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

A. Kisi-kisi Kompetensi kepribadian guru


Variabel Indikator Item Angket

9. Memiliki kepribadian yang 1, 2


bertanggung jawab
10. Memiliki kepribadian yang 3, 4
disiplin
11. Memiliki kepribadian yang adil 5, 6
dan obyektif
Kompetensi 12. Tidak emosional 7
Kepribadian
Guru 13. Menjadi teladan bagi peserta 8, 9
didik
14. Lemah lembut dalam bicara 10, 11

15. Dekat dengan anak didik 12, 13

16. Memiliki jiwa yang tegas 14, 15

B. Kisi-kisi kompetensi sosial guru

Variabel Indikator Item Angket

6. Mampu berkomunikasi dengan 1, 2, 3


peserta didik
7. Mampu berkomunikasi dengan
sesama pendidik dan tenaga 4, 5, 6
kependidikan
8. Mampu berkomunikasi dengan 7, 8, 9
Kompetensi orang tua/wali peserta didik
Sosial Guru 9. Mampu berkomunikasi secara 10, 11, 12
santun kepada masyarakat
10. Mampu menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi secara 13, 14, 15
fungsional
C. Kisi-kisi akhlaq siswa

Dimensi Item
Variabel Indikator
Angket

1. Akhlaq a. Bertaqwa kepada Allah dengan


terhadap menjalankan perintah dan menjauhi 1, 2
Allah larangan-Nya
2. Akhlaq a. Disiplin dan berperilaku jujur 3, 4
terhadap
diri sendiri b. Pemaaf dan peminta maaf 5, 6
Akhlaq 3. Akhalq a. Berbakti kepada kedua orang tua dan 7, 8, 9,
Siswa terhadap guru 10
sesama
manusia b. Menjalin hubungan yang baik dengan 11, 12,
sesama teman dan warga masyarakat 13

4. Akhlaq a. Menjaga kebersihan sekolah dan


terhadap lingkungan masyarakat sekitar 14, 15
alam sekitar
ANGKET
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU TERHADAP AKHLAQ SISWA
KELAS VIII
SMP NEGERI 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Petunjuk Pertanyaan:
1. Isilah data pribadi anda dengan benar!
2. Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah
salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, atau c!
3. Pilihlah jawaban dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang
anda alami dan rasakan, guna diperoleh keterangan yang sesuai dan benar!
4. Kejujuran anda dalam menjawab pertanyaan, tidak akan mempengaruhi
nilai raport dan jawaban serta identitas anda akan dirahasiakan.

Data Pribadi:
1. Nama :………………………….
2. Jenis kelamin :………………………….
3. Kelas :………………………….

A. ANGKET TENTANG PERSEPSI KOMPETENSI KEPRIBADIAN


GURU
1. Ketika guru anda berhalangan hadir untuk mengajar, apakah guru anda
meninggalkan tugas ?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
2. Berkaitan dengan tanggung jawab, ketika jam pelajaran sudah selesai,
apakah guru anda membersihkan papan tulis sebelum meninggalkan
kelas?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
3. Ketika jam pelajaran sudah dimulai, apakah guru anda disiplin/tepat
waktu saat masuk kelas?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
4. Berkaitan dengan kedisiplinan, apakah guru anda tiba di sekolah
sebelum bel masuk berbunyi?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
5. Apakah guru anda memberikan penilaian yang adil kepada siswa-
siswanya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
6. Berkaitan dengan penilaian, apakah guru anda memberikan nilai secara
obyektif/tidak pilih kasih terhadap siswa-siswanya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
7. Saat proses pembelajaran berlangsung, ketika ada seorang siswa yang
membuat keributan di kelas, apakah guru anda menegurnya dengan
sikap emosi?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
8. Berkaitan dengan keteladanan, apakah guru anda berpakaian rapi dan
sopan saat di sekolah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
9. Saat menyampaikan materi pelajaran, apakah guru anda
bersandar/duduk di atas meja?
a. Tidak pernah b. kadang-kadang c.
selalu
10. Dalam proses pembelajaran, apakah guru anda menyampaikan materi
dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung perasaan?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
11. Ketika menegur siswanya, apakah guru anda menggunakan bahasa
yang baik dan lembut?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
12. Berkaitan kedekatan dengan siswa, apakah guru anda mengajak
berdiskusi ketika ada siswa yang kesulitan memahami materi?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
13. Ketika proses pembelajaran, apakah guru anda menunjukkan
keakraban dengan siswa-siswanya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah

14. Saat proses pembelajaran, apakah guru anda menyampaikan materi


dengan tegas dan semangat?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
15. Ketika ada siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR),
apakah guru anda menegurnya dengan tegas?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. tidak
pernah

B. ANGKET TENTANG PERSEPSI KOMPETENSI SOSIAL GURU


1. Dalam proses pembelajaran, apakah guru anda mengajar menggunakan
bahasa lisan secara jelas dan lancar?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
2. Apakah guru anda bertegur sapa ketika bertemu dengan siswa?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
3. Apakah guru anda berkomunikasi secara sopan dan santun saat
pembelajaran di kelas?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
4. Apakah guru anda bertegur sapa saat bertemu dengan sesama guru?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
5. Apakah guru anda menggunakan bahasa yang baik dan sopan ketika
melakukan obrolan dengan guru lain?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
6. Apakah guru anda menyapa saat bertemu dengan karyawan di
sekolah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
7. Apakah guru anda melakukan pertemuan dengan orang tua/ wali
murid?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
8. Apakah guru anda memberikan laporan hasil perkembangan belajar
siswa kepada orang tua/wali anda?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. tidak
pernah
9. Ketika berkomunikasi dengan orang tua/wali, apakah guru anda
menggunakan bahasa yang baik dan sopan?
b. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
10. Apakah guru anda bertegur sapa ketika bertemu dengan warga
masyarakat sekitar?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
11. Ketika ada warga sekitar sekolah meninggal dunia, apakah guru anda
datang untuk melayat?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
12. Ketika ada proyek pembangunan sekolah, apakah pihak sekolah
melibatkan warga masyarakat sekitar?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
13. Apakah guru anda menggunakan LCD/proyektor ketika proses
pembelajaran di kelas?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
14. Apakah guru anda memberikan tugas untuk mencari materi pelajaran
di internet?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
15. Apakah guru anda memberikan tugas dan dikumpulkan lewat e-mail?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah

C. ANGKET TENTANG AKHLAQ SISWA


1. Apakah anda mengerjakan shalat lima waktu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
2. Ketika ada barang berharga dari teman anda yang ketinggalan di kelas
saat kelas sepi, apakah anda mengambilnya dan tidak dikembalikan?
a. Tidak pernah b. kadang-kadang c.
selalu
3. Apakah anda datang di sekolah sebelum bel masuk berbunyi?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
4. Ketika sedang tes/ujian, apakah anda mengerjakannya sendiri?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
5. Ketika ada teman yang berbuat salah kepada anda dan meminta maaf,
apakah anda bersedia memberi maaf?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah

6. Ketika anda berbuat salah/menyinggung perasaan teman, apakah anda


segera meminta maaf?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
7. Ketika anda di panggil oleh orang tua di rumah, apakah anda langsung
datang memenuhi panggilannya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
8. Ketika orang tua anda memberikan nasihat yang baik, apakah anda
mendengarkan dan melaksanakan nasihatnya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
9. Ketika di sekolah, apakah anda taat dan patuh kepada guru?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
10. Ketika guru memberikan tugas/PR kepada anda, apakah anda
mengerjakannya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
11. Ketika ada tugas dari guru, apakah anda mengajak berdiskusi kepada
teman untuk mengerjakan tugas tersebut?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
12. Saat ulangan ada temanmu yang tidak membawa bolpoin, apakah anda
meminjaminya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
13. Ketika ada kegiatan remaja di kampung, apakah anda ikut bergabung
dan bersosialisasi dengan mereka?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
14. Apakah anda ketika melihat plastik/sampah yang berserakan di kelas,
membuangnya di tempat sampah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
15. Ketika ada kerja bakti desa, misalnya dalam rangka menyambut hari
kemerdekaan, apakah anda ikut bekerja bakti membersihkan
lingkungan desa?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak
pernah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Totok Haryanto

Tempat, Tanggal lahir : Sragen, 27 Februari 1991

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Tanon RT 06/ RW 11, Jabung, Plupuh, Sragen

Menerangkan Dengan Sesungguhya

PENDIDIKAN

1. Tamatan SD N Jabung 2 tahun 2003


2. Tamatan MTs N Plupuh tahun 2006
3. Tamatan MA N 2 Sragen tahun 2009

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Sragen, 8 Oktober 2013

Saya yang bersangkutan,

TOTOK HARYANTO

Você também pode gostar