Você está na página 1de 13

MAKALAH BURSITIS

Di susun oleh :
Eny Kusrini (1607066)
Moko Dasimi L (1607080 )
Nur Rokhim (1607083)
Rossy Ayoe P (1607088)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN BURSITIS

BAB I
KONSEP DASAR MEDIS BURSITIS

A. Definisi
Bursitis adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri. Bursa
adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial , yang memudahkan
pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan.
Bursa terletak pada sisi yang mengalami gesekan, terutama di tempat dimana
tendon atau otot melewati tulang. Dalam keadaan normal, sebuah bursa
mengandung sangat sedikit cairan. Tetapi jika terluka, bursa akan meradang
dan terisi oleh cairan.

B. Etiologi
Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya
berhubungan dengan kegiatan kerja. Pergeseran yang berulang-ulang dapat
menyebabkan bursitis akibat gesekan (friction bursitis) dimana dinding bursa
menebal dan dapat terjadi efusi pada bursa. Bursitis juga dapat berhubungan
dengan jenis pekerjaan tertentu seperti prepatela bursitis pada lutut pembantu
rumah tangga, dan alekranon bursitis pada pelajar. Peradangan disertai dengan
peningkatan junlah cairan yang menyebabkan distensi ( pelembungan ) dapat
menyebabkan dinding burse mengeras. Bagian tubuh yang biasanya terkena
bursitis adalah bahu, siku, pinggul, panggul, lutut, jari kaki dan tumit.
C. Klasifikasi
Berdasarkan waktu berapa lama telah terinfeksinya bursitis di
klasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu bersitis akut dan bursitis kronis.
1. Bursitis Akut
Bursitis akut terjadi secara mendadak. Jika disentuh atau digerakkan,
akan timbul nyeri di daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak
kemerahan dan membengkak. Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu
infeksi atau gout menyebabkan nyeri yang luar biasa dan daerah yang
terkena tampak kemerahan dan teraba hangat.
2. Bursitis Kronis
Bursitis kronis merupakan akibat dari serangan bursitis akut
sebelumnya atau karena cedera yang berulang. Pada akhirnya, dinding
bursa akan menebal dan di dalamnya terkumpul endapan kalsium padat
yang menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat
peka terhadap peradangan tambahan. Nyeri menahun dan pembengkakan
bisa membatasi pergerakan, sehingga otot mengalami penciutan (atrofi)
dan menjadi lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa
hari sampai beberapa minggu dan sering kambuh.
Berdasarkan lokasi terjadinya bursitis di klasifikasi kan menjadi 6, yaitu:
1. Bursitis Alekranon
Radang bursa alekranon merupakan penyebab tersering nyeri
periartikuler sikron. Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan
berulang, biasanya berhubungan dengan kegiatan kerja. Gambaran klinis
gerakan sendi sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri, bursitis
trauma biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak, bursitis
alekranon sering merupakan radang piogenik. Gejala dini berupa tanda
radang akut dengan hipertemia, edema luas di sekitarnya tetapi tidak ada
tanda arthritis. Penanganan pada bursistis alekranon akibat trauma atau
idiopatik perlu perlindungan bursa terhadap iritasi dan tekanan bila perlu
dilakukan aspirasi dan beban tekan aspirasi harus dilakukan secara steril
mengingat adanya infeksi bacterial.
2. Bursitis Panggung / Bursitis Trokanter
Bursitis trokanter sering di kelirukan dengan penyakit intra artikuler.
Penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan lanjut.
Gambaran klinis. Gambaran utama bursitis panggul adalah local yang
meliputi trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrim dan
abduksi panggul. Karena nyeri di bokong dan panggul sering berhubungan
dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal pada penyakit intra
artikuler endorotasi maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis
tidak demikian.
3. Bursitis Kaki
Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles
biasanya terdapat bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan
kulit. Perbedaan antara kedua bursitis ini dapat ditentukan karena bursitis
retrokalkareus menonjol bilateral disamping tendon sedangkan bursitis
rettendo Achilles menutup tendon tersebut. Penyebabnya adalah
pembebanna yang berlebihan atau rangsangan alas kaki yang tidak cocok
misalnya rangsangan pinggir belakang sepatu.
4. Bursitis Prepatela
Disebut juga lutut pembantu RT. Bursitis yang tidak terinfeksi
bukanlah akibat tekanan tetapi akibat friksi tetap antara kulit dan patela.
Penyakit ini terjadi pada penenun karpet dan buruh tambang.
Pembengkakan terbatas akan berfluktuasi tetapi sendi itu normal.
5. Bursitis Intrapatela
Pembengkakan berada pada tempat yang lebih dangkal daripada
ligamentum patela karena lebih ke distal. Terjadi pada orang yang berada
berlutut lebih tegak daripada orang yang mengepel.
6. Bursitis Iliopsous
Nyeri pada lipat paha dan paha anterior. Nyeri yang paling khas
adalah peningkatan nyeri yang tajam saat abduksi dan rotasi internal pada
panggul.
D. Patofisiologi
Bursitis trokanter dan tendinitis
insersi aponeutosis otot gluteus
di trokanter mayor sering
dikelirukan dengan penyakit
intra antrikuler. Tendinitis M.
gluteus medsus dan M. gluteus
minimus pada insersinya di
dalam trokanter mayor adalah
penyakit tersering panggul pada
usia pertengahan dan lanjut.
Inflamasi di daerah insersi otot tersebut biasanya juga meliputi burse trokanter
yang terletak di sub cutan, dengan nyeri lokal di posterolateral prominensia (
menonjol di atas permukaan ) trokanter. Gejala utama bursitis dan tendinitis
panggul ialah nyeri lokal yang meliputi trokanter mayor dan nyeri saat
melakukan rotasi ekstrem atau abduksi panggul. Penderita mengeluh nyeri
panggul, biasanya menjadi lebih hebat pada eksuserbasi dan beralih ke sisi
lateral paha. Biasanya panggul teraba hangat dan kulit meliputi trokanter
mayor terlihat kemerahan.Karena nyeri di bokong dan panggul keatas
berhubungan dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal. Penyakit
degeneratif diskus invertebratalis dan iskias pada bursitis terdapat nyeri
setempat pada palpasi burse, sedangkan gerak mengangkat tungkai yang lurus
tidak menimbulkan nyeri, nyeri ini perlu pula dibedakan dengan penyakit intra
artikuler endo rotasi maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada bursitis
tidak demikian pada penyakit sendi panggul perkusi di tumit dengan tungkai
lurus akan meningkatkan nyeri tidak demi penanggulangan.Bersifat
simptomatik dengan istirahat dan obat anti inflamasi. Nyeri biasanya
menghilang dalam waktu 2 – 3 hari.
E. Manifestasi Klinik
Gejala utama pada bursitis pada umumnya berupa pembengkakan lokal,
panas, merah dan nyeri. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung
membatasi pergerakan, tetapi gejala yang khusus tergantung kepada lokasi
bursa yang meradang. Jika bursa di bahu meradang, maka jika penderita
mengangkat lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan
merasakan nyeri.
F. Pathways
G. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Daerah
di sekitar bursa terasa sakit jika diraba dan pergerakan sendi tertentu
menimbulkan nyeri. Jika bursa tampak membengkak, bisa diambil contoh
cairan dari bursa dan dilakukan pemeriksaan terhadap cairan untuk
menentukan penyebab dari peradangan.

H. Penatalaksanaan

1. Bursa yang terinfeksi harus dikeringkan dan diberikan antibiotik.


2. Bursitis akut non-infeksius biasanya diobati dengan istirahat, dimana
untuk sementara waktu sendi yang terkena tidak digerakkan dan diberikan
obat peradangan non-steroid (misalnya indometasin, ibuprofen atau
naproksen) Kadang diberikan obat pereda nyeri. Selain itu bisa
disuntikkan campuran dari obat bius lokal dan kortikosteroid langsung ke
dalam bursa. Penyuntikan ini mungkin perlu dilakukan lebih dari 1 kali.
3. Pada bursitis yang berat diberikan kortikosteroid (misalnya prednison) per-
oral (ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan
untuk melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau sendi.
4. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama.
5. Kadang endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarum
atau melalui pembedahan.
6. Kortikosteroid bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi.
7. Terapi fisik dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan bisa
membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya jangkau sendi.

I. Faktor Resiko
1. Stres cedera (berlebihan) berulang-ulang. Hal ini dapat terjadi ketika
berjalan, memanjat tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu
yang panjang.
2. Hip cedera. Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul,
pinggul bertemu di tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk
jangka waktu yang lama.
3. Spine penyakit. Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah)
lumbal, dan masalah tulang lainnya.
4. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang lain
oleh lebih dari satu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda
berjalan dan dapat menyebabkan iritasi bursa pinggul.
5. Rheumatoid arthritis. Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan
untuk menjadi meradang.
6. Bedah Sebelumnya operasi. Sekitar panggul atau implan prostetik di
pinggul dapat mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung
lendir.
7. Tulang taji atau deposito kalsium. Ini dapat berkembang dalam tendon
yang melekat pada trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa
dan menyebabkan peradangan.

J. Komplikasi
1. Terjadinya Bursitis kronis
2. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan
cedera pada tendon sekitarnya.

K. Pencegahan
Pencegahan ini bertujuan untuk menghindari perilaku dan aktivitas
yang membuat peradangan pada bursa lebih buruk.
1. Hindari aktivitas berulang yang menempatkan tekanan pada pinggul.
2. Menurunkan berat badan jika perlu.
3. Dapatkan sepatu memasukkan benar pas untuk kaki panjang perbedaan.
4. Mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas dari otot-otot pinggul.
BAB II

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BURSITIS

A. Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan utama
Nyeri, pembengkakan, panas, merah.
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu.
Apakah klien pernah menderita artitis rematoid, gout, apakah pernah
cedera atau koma.
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pola mobilitas fisik
7. Pola perawatan diri.
8. Klien dalam pemenuhan perawatan diri (mandi, gosok gigi, mencuci
rambut) mengalami keterbatasan karena nyeri tersebut
9. Konsep diri
Klien dengan penyakit bursitis akut maupun kronis sering mengalami
nyeri sehingga gambaran dirinya terganggu.

B. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Nyeri yang berhubungan dengan injury biologis
2. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman
atau tidak mengenal sumber-sumber informasi
C. Intervensi keperawatan

Tgl NDx Tujuan Rencana tindakan rasional


1 Setelah dilakukan NIC :
tindakan  Lakukan Mengetahui
keperawatan selama pengkajian karakteristik nyeri
3 x 24 jam, nyeri nyeri secara
teratasi, dengan komprehensif
kriteria hasil:  Observasi reaksi Menyetahu efek dari
NOC: non verbal dari nyeri
 Pain level ketidak
 Pain nyamanan
management  Ajarkan tehnik Mengurangi nyeri
 Comfort felt non farmakologi secara mandiri
 Kolaborasi Mengurangi nyeri
pemberian anti secara farmakologi
nyeri
 Kaji keefektifan Mengetahui
kontrol nyeri keefektifan kontrol
nyeri

2 Setelah dilakukan  Menjelaskan Memberikan


tindakan secara rasional informasi,
keperawatan selama tentang penyakit menjelaskan
1 x 7 jam, bursitis kesalahan konsep
kurangnya kurang pikiran pasien
pengetahuan pasien mengenai prosedur
teratasi, dengan yang akan dilakukan,
kriteria hasil: dan menurunkan sters
NOC: yang berhubungan
Pasien dan keluarga  Berikan dengan prosedur yang
berpartisipasi dalam kesempatan diberikan.
proses belajar, bagi pasien
mengungkapkan untuk mengkaji Memberikan
dalam istilah dan mengajukan klisifikasi dari konsep
sederhana, pertanyaan serta yang salah,
mengenai mengungkapkan identifikasi masala-
patofisiologi dan kesalahan masalah dan
implikasi klinis. konsep tentang kesempatan untuk
penyakitnya memulai
mengembangkan
ketrampilan
penyesuaian (koping)

 Diskusikan
kemungkinan
tindakan medis
lain selain
tindakan
konvensional Memberikan
jika ada. informasi tentang
kemungkinan
 Tinjau ulang komplikasi dan
tindakan jangka tindakan pembedahan
panjang jika diperlukan.
terhadap sakit
pasien

Memberikan
informasi untuk
jangka panjang jika
pasien nantinya akan
pulang.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk data petugas kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.

E. Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai.
PENUTUP

Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan menambah


pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas atau kurang di mengerti. Kami
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya pada kami.

Você também pode gostar