Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
JURUSAN AKUNTANSI
Kelas : 2A – AKT
2019
A. PENGERTIAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Perusahaan manufaktur adalah jenis perusahaan yang mengaplikasikan mesin,
peralatan, dan tenaga kerja, untuk mengolah bahan mentah/baku menjadi barang jadi yang
bernilai jual. Dengan kata lain, kegiatan utama dari perusahaan manufaktur adalah mengelola
dan mengolah bahan mentah menjadi suatu barang jadi yang memiliki nilai jual dan dipasarkan
dalam skala besar kepada konsumen. Pada dasarnya kegiatan perusahaan ini merupakan proses
produksi dengan memperhatikan Standar Operasional Prosedur (SOP) tertentu sebagai acuan
dalam bekerja. Umumnya, jenis perusahaan ini melakukan kegiatan produksi dalam skala
besar.
Dan dalam proses pengolahannya, bahan baku tersebut dikombinasikan dengan bahan
pembantu lainnya dan didukung oleh variable cost (biaya variabel) dan fixed cost (biaya tetap).
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada kuantitas barang jadi yang
diproduksi. Biaya variabel akan meningkat jika barang yang diproduksi juga naik. (Misalnya,
biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung). Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak
tergantung pada jumlah barang yang diproduksi. (Misalnya, biaya sewa, gaji pegawai tetap,
dan pengeluaran biaya bulanan yang jumlah sama).
B. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Manufacturing company memiliki beberapa karakteristik tertentu yang tidak terdapat
pada industri lainnya. Adapun beberapa ciri-ciri perusahaan manufaktur adalah sebagai
berikut:
1. Proses Pengolahan Produk
Kegiatan perusahaan ini dilakukan dengan pengolahan bahan mentah menjadi suatu
barang jadi dimana prosesnya membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar. Barang siap
jadi tersebut kemudian dijual ke konsumen melalui proses pemasaran.
2. Mesin Berskala Besar
Kegiatan produksi pada manufacturing company menggunakan mesin-mesin dan
peralatan dengan skala besar agar dapat menghasilkan suatu produk dalam jumlah tertentu dan
kualitas tertentu. Namun, kegiatan produksi masih tetap membutuhkan tenaga manusia yang
profesional untuk mengendalikan mesin-mesin dan peralatan tersebut.
3. Biaya Produksi
Agar dapat menghasilkan produk jadi berkualitas dengan jumlah besar maka
dibutuhkan biaya yang besar pula untuk mendukung kegiatan produksi. Biaya tersebut adalah
untuk pengadaan bahan baku, biaya tenaga kerja, perawatan mesin, dan lain-lain.
2
Meskipun biaya produksi dalam industri ini sangat besar, namun potensi keuntungan yang
dapat dihasilkan pun jumlahnya sangat besar.
4. Proses Produksi
Kegiatan produksi pada perusahaan manufaktur pada umumnya sangat kompleks
sehingga membutuhkan pembagian tugas dan koordinasi yang baik antar divisi. Misalnya,
tenaga operator mesin bekerja memastikan mesin bekerja sesuai fungsinya, sedangkan
bagian quality control bekerja memastikan produk yang dihasilkan sesuai standar dan layak
dijual ke pasar.
5. Pemasaran dan Penjualan
Kegiatan produksi akan sangat berkaitan dengan proses pemasaran dan penjualan
produk. Tanpa adanya pemasaran dan penjualan yang baik maka proses produksi akan
mengalami masalah.
Perusahaan manufaktur umumnya melakukan berbagai upaya pemasaran semaksimal
mungkin agar penjualan produknya meningkat. Bahkan, seringkali perusahaan mengeluarkan
biaya yang besar untuk melakukan kegiatan promosi agar produknya lebih dikenal masyarakat
dan menarik minat konsumen untuk membeli.
3
efisien. Kegiatan ini juga membutuhkan biaya, misalnya biaya personalia, biaya akuntansi,
dan lainnya.
4. Fungsi Keuangan
Ini adalah fungsi penyediaan berbagai kebutuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan
untuk berbagai kegiatannya, baik itu kegiatan produksi maupun upaya pengembangan
perusahaan.
4
b) Akuntansi keuangan, kegiatan ini meliputi pencatatan pengiktisaran dan pelaoran
transaksi-transaksi yang menyangkut perubahan aktiva, kewajiban dan ekuitas .
Perusahaan kegiatannya bertujuan menyediakan laporan keungan untuk memenuhi
kepentingan manajemen dan pihak ektern. Dalam pelaksanaanya kegiatan akuntansi
keuangan nengunakan data yang dihasilkan dari proses akuntansi biaya, antara lain:
menngenai harga pokok penjualan nilai persediaan produk jadi dalam penyusunan
neraca
5
Biaya yang manfaatnya habis digunakan untuk memperoleh penghasilan pada
periode saat terjadinya untuk biaya semacam ini digunakan biaya istilah biaya
(expense).
Contoh antara lain harga pokok produk yang dijual harga pokok penjualan.
Biaya yang manfaatnya akan digunakan untuk memperoleh penghasilan pada
periode yang akan datang atau biaya yang manfaatnya belum dapat dinikmati
(unekpired cost) biaya semacam ini diperlukan sebagai aktiva.
Contoh: antara lain sediaan produk jadi akhir periode.
6
Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,biaya overhead pabrik.
7
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh cara produksinya. Pada
dasarnya, cara memproduksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu cara memproduksi atas
dasar pesanan (custom produktion) dan atas dasar produksi massal (mass produktion)
1. Cara memproduksi atas dasar pesanan (custom produktion)
Perusahaan yang melakukan produksinya berdasarkan pesanan, baru akan melakukan
kegiatan produksi bila ada pesanan.
Contoh: perusahaan percetakan dan perusahaan kapal terbang pada perusahaan
semacam ini, setiap jenis atau unit barang yang dibuat mempunyai ciri-ciri (identitas)
tersendiri yang berbeda dengan identitas jenis atau unit barang lainnnya. Dengan
demikian, biaya produksi untuk setiap jenis barang yang dibuat akan berbeda dengan
produksi barang jenis lainnya oleh karena itu untuk menentukan harga pokok barang
yang dibuat biaya produksi untuk pembuatan setiap jenis barang harus dikumpulkan
secara tersendiri.
Metode pengumpulan biaya yang diterapkan dalam perusahaan semacam ini,
disebut metode harga pokok pesanan (job order cost method) biaya produksi
dikumpulkan untuk setiap pesanan dan harga pokok persatuan dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Harga pokok persatuan = jumlah biaya produksi suatu pesanan : jumlah produk yang
dipesan
8
Harga pokok per unit = jumlah biaya produksi selama periode tertentu : jumlah satuan
produksi yang dihasilkan selama periode tertentu.
9
Oleh karena itu, baik biaya bahan langsung maupun biaya tenaga kerja langsung dapat
secara langsung dihitung (diperlakukan) sebagai bagian dari harga pokok produk.
Artinya biaya bahan langsung biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan kepada
produk adalah biaya yang sesungguhnya terjadi untuk pembuatan produk yang
bersangkutan.
2. Biaya produk tidak langsung
Biaya yang termasuk kedalam golongan biaya produksi tidak langsung adalah
biaya-biaya yang tidak dapat secara langsung diperlakukan sebagai bagian dari harga
pokok produk (dibebankan kepada produk) dalam perusahaan yang membuat lebih dari
satu jenis produk banyak ditemukan biaya yang sulit ditelusuri melekatnya pada
produk, atau terlalu rumit untuk secara langsung diprhitungkan sebagai bagian dari
harga pokok tiap jenis produk yang dibuat.
Sebagai contoh, pada perusahaan mebel yang membuat remari dan meja, akan sulit
untuk menghitung harga plitur yang sesungguhnya habis digunakan untuk
menyelesaikan sebuah lemari, atau untuk menghitung harga lem perekat yang
sesungguhnya dipakai untuk menyelesaikan sebuah meja.
Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, pembebanan biaya produksi
langsung atau biaya overhead pabrik (BOP) kepada produk, dihitung dengan tarif
tertentu yang ditetapkan berdasarkan pengalaman produksi periode yang lalu. Misalnya
pada periode-periode yang lalu jumlah biaya overhead pabrik yang sesungguhnya rata-
rata sebesar 40% dari pemakaian bahan baku. Artinya jika bahan baku yang dipakai
untuk menyelesaikan produk A seharga Rp 1.000.000,00 maka BOP yang dibebankan
pada produk A adalah 40% x Rp 1.000.000,00.
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengumpulan biaya produksi
metode harga pesanan mempunyai ciri-ciri (karakteristik) sebagai berikut:
1) Biaya produksi digolongkan menjadi dua golongan yaitu biaya produksi langsung
dan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (BOP).
2) Biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang
ditetapkan sebelum proses produksi, artinya bukan biaya yang sesungguhnya terjadi.
3) Biaya produksi untuk pembuatan setiap jenis produk dikumpulkan secara tersendiri.
4) Harga pokok setiap jenis produk yang dibuat dihitung setelah produk yang
bersangkutan selesai diproses. Artinya tidak tiap akhir periode.
Biaya produksi untuk menyelesaikan setiap jenis produk dicatat dalam kartu harga
pokok. Dalam hal ini kartu harga pokok berfungsi sebagai tempat mencatat biaya
10
bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang sesunggguhnya terjadi.
Semantara biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (BOP) yang
dibebankan dicatat setelah produk yang bersangkutan selesai diproses. Dengan
demikian apabila telah dicatat dalam kartu harga pokok produk yang bersangkutan.
F. Penghitungan Dan Pencatatan Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan proses
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk yang siap untuk dijual. Secara umum
terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik(BOP). Oleh
karena itu kegiatan akuntansi biaya produksi secara garis besar meliputi kegiatan
sebagai berikut.
1. Penghitungan dan pencatatan biaya bahan baku
2. Penghitungan dan pencatatan biaya tenaga kerja
3. Penghitungan dan pencatatan harga pokok produk selesai
4. Penghitungan dan pencatatan biaya overhead pabrik
5. Penghitungan dan pencatatan harga pokok barang dalam proses akhir periode
(barang yang pada akhir periode belum selesai diproses).
1. Penghitungan dan pencatatan biaya bahan baku
a. Prosedur pemakaian bahan baku
Pengeluaran bahan baku untuk dipakai dalam proses produksi melibatkan bagian
produksi, bagian gudang, bagian kartu sediaan dan kartu biaya (harga pokok), serta
bagian jurnal. Secara garis besar prosedur pengeluaran bahan baku dari gudang sebagai
berikut.
1. Bagian produksi mengisi formulir bukti permintaan bahan baku sekurang kurangnya
dalam rangkap 3 (tiga), kemudian diserahkan kepada bagian gudang.
2. Bagian gudang mengisi formulir bukti pengeluaran barang gudang sesuai dengan
jenis dan kuantitas yang tertulis dalam bukti permintaan, juga dalam rangkap 3 (tiga).
a) Lembar 1 bukti permintaan bahan bersama bukti pengeluaran barang gudang
diserahkan kepada bagian kartu sediaan dan kartu harga pokok.
b) Lembar 2 bukti permintaan bahan dan bukti pengeluaran barang gudang
bersama bahan yang bersangkutan diserahkan kepada bagian produksi.
c) Lembar 3 bukti permintaan bahan dan bukti pengeluaran barang gudang
dicatat dalam kartu gudang, kemudian disimpan sebagai arsip.
3. Bagian kartu sediaan dan kartu harga pokok mengisi bukti permintaan bahan dan
bukti pengeluaran barang gudang dengan harga satuan barang yang bersangkutan,
11
mencatat dalam kartu sediaan dan kartu harga pokok produk yang dibuat. Kemudian
bukti permintaan bahan dan bukti pengeluaran barang gudang yang bersangkutan
diserahkan kepada bagiab jurnal untuk dicatat dalam buku jurnal.
b. Penghitungan biaya bahan baku
Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi (biaya bahan
baku) bergantung kepada sistem pencatatan dan metode penilaian sediaan bahan baku
yang diterapkan. Ada 2 macam sistem pencatatan sediaan bahan baku yang dapat
digunakan yaitu sistem fisik (phycical sistem) dan sistem perpetual (perpetual system).
Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, sediaan bahan baku di catat, menurut
sistem pencatatan perpetual. Artinya harga bahan baku pokok di hitung setiap terjadi
pemakaian dalam proses produksi. Sementara metode penilaian yang dapat di gunakan
adalah metode FIFO (MPKP), LIFO (MTKP) dan metode rata-rata.
c. Pencatatan Biaya Bahan Baku
Dalam penerapan metode harga pokok pesanan biaya produksi di kumpulkan
untuk masing-masing produk yang di buat, mutasi sediaan bahan baku di catat menurut
sistem pencatatan perpetual. Oleh karena itu pencatan harga pokok bahan baku yang di
pakai dalam proses produksi (Biaya Bahan Baku) selain di catat dalam jurnal, juga
harus di catat dalam kartu sediaan bahan baku dan kartu harga pokok produk yang di
buat.
Seperti di sebutkan di muka bahwa dalam penerapan metode harga pokok pesanan,
di gunakan sistem pencatatan perpetual. Artinya mutasi sediaan baik bahan baku
maupun produk selesai di catat dalam akun sediaan.
12
Kartu jam hadir (clock card). Kartu tersebut tiap hari kerja dimasukkan ke dalam
jam pencatat waktu (time clock) oleh karyawan yang bersangkutan pada saat
datang, setelah istirahat, dan pada saat pulang.
Kartu jam kerja (kartu tugas). Kartu ini diisi dengan data jumlah jam kerja dan
untuk pekerjaan dimana jam kerja itu digunakan.
Prosedur penghitungan dan pencatatan biaya tenaga kerja langsung melibatkan bagian-
bagian sebagai berikut:
1. Bagian Produksi
2. Bagian Gaji dan Upah
3. Bagian Hutang
4. Bagian Jurnal, Buku Besar, dan Laporan
5. Bagian Kartu Sediaan dan Kartu Harga Pokok
b. Penyusunan daftar gaji dan upah
Dalam perusahaan-perusahaan yang besar pada umumnya mempunyai departemen
(bagian) yang khusus bertugas memberi gaji dan mengurus administrasi gaji dan upah
pegawai. Bagian administrasi gaji dan upah bertugas antara lain mencatat
penggolongan tugas, tarif upah untuk setiap pegawai, jumlah jam kerja atau hari kerja
setiap pegawai, menghitung upah yang harus di bayar, mengatur pemotongan upah,
membuat surat pernyataan upah untuk setiap pegawai yang memuat data upah kotor,
potongan-potongan termasuk PPH 21, dan jumlah upah bersih yang harus diterima
paegawai yang bersangkutan.
Daftar gaji dan upah dibuat tiap akhir periode tertentu, bergantung kepada sistem
pengupahan yang digunakan misalnya mingguan atau bulanan. Daftar upah disusun
berdasarkan data kartu jam hadir dan kartu tugas pegawai setelah data pada kedua kartu
tersebut di cocokkan. Dialam daftar gaji dan upah diinformasikan mengenai gaji dan
upah kotor tiap pegawai, potongan-ptongan serta gaji dan upah bersih yang harus di
terima masing-masing pegawai.
c. Pencatatan biaya dan tenaga kerja langsung
Daftar gaji dan upah dalam perusahaan manufaktur dapat saja memuat rincian gaji
dan upah karyawan bagian produksi, bagian pemasaran dan bagian administrasi umum.
Dalam hal demikian total dan upah kotor untuk karyawan semua bagian dicatat debet
akun gaji dan upah.
13
3. Penghitungan dan pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang di bebankan
a. Penetapan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Beberapa pilihan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tarif BOP
yang dibebankan antara lain:
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja langsung
Jam Kerja Langsung
b. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik
Mencatat BOP yang sesungguhnya
Mencatat BOP yang dibebankan
Mencatat selisih BOP
c. Penghitungan dan Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
d. Penghitungan dan Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses
e. Penghitungan biaya produksi apabila terdapat BDP awal periode
Pemakaian Baku/Pembantu:
Tidak dijurnal
14
Mencatat nilai persediaan Akhir :
15
Format Laporan Laba Rugi dengan menggunakan metode periodikal adalah sebagai
berikut:
16
(Debit) BDP Overhead Pabrik – Bahan Pembantu Rp xxx
(Kredit) Persediaan Bahan Pembantu Rp xxx
Mencatat nilai persediaan Akhir (selisih antara catatan dan stock opname):
17
Dan format Laporan Laba Rugi menggunakan pencatatan persediaan perpetual
adalah sebagai berikut:
Selanjutnya dibuat jurnal penyesuaian dan digunakan sebagai penentu nilai harga pokok
penjualan di laporan laba rugi.
d. Persediaan Barang Jadi
Untuk mencatat jumlah persediaan barang jadi digunakan metode perpetual.
Sedangkan nilai rupiah atas harga pokok barang jadi dicatat dengan
menggunakan dua pendekatan berikut:
Pendekatan 1 : Mencatat nilai harga pokok barang jadi dengan metode periodikal.
19
opname. Selama nilai persediaan akhir tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi, maka
laporan laba rugi yang dihasilkan belum menunjukkan laba rugi perusahaan yang nyata.
Pendekatan 2: Nilai harga pokok barang jadi dicatat dengan metode perpetual
atas dasar harga pokok standar
Pendekatan ini sedikit lebih rumit, tetapi cara ini lebih efektif dalam
mengendalikan harga pokok penjualan. Setiap barang jadi yang dilaporkan dari bagian
produksi akan dicatat dengan harga pokok standar. Dengan mencatat harga pokok
standar atas nilai persediaan barang jadi, maka otomatis setiap terjadi penjualan akan
dicatat pula harga pokok penjualan berdasarkan harga pokok standar. Barang jadi yang
belum terjual (persediaan barang jadi akhir) juga menjadi pengurang dari nilai harga
pokok penjualan berdasarkan harga pokok standar. Bagi perusahaan yang belum bisa
menentukan nilai harga pokok standar atas barang jadi yang dihasilkan akan mengalami
kesulitan untuk menerapkan pendekatan ini. Solusinya sebenarnya mudah, yaitu dengan
cara menentukan harga pokok standar atas barang jadi berdasarkan atas harga jual
barang jadi tersebut dikurangi dengan presentasi laba atas produk tersebut. Jika
perusahaan menginginkan laba kotor atas setiap produk yang dihasilkan. Misalnya
sebesar 20% dari harga jual, maka harga pokok standar barang jadi ditentukan sebesar
80% dari harga jualnya. Harga pokok standar barang jadi bisa ditentukan secara masal
untuk semua jenis barang jadi, bisa juga ditentukan secara terpisah untuk setiap jenis
barang jadinya.
20
pesanan tersebut. Dengan menggunakan sistem harga pokok pesanan, bisa
mengkibatkan tertundanya laporan keuangan. Keterlambatan itu karena ada beberapa
komponen biaya yang baru bisa diketahui di akhir periode seperti biaya listrik, biaya
penyusutan, biaya gaji. Dan biaya-biaya yang sifatnya baru dihitung pada akhir periode.
Untuk mengetahui laba rugi perusahaan kita buat Laporan Laba Rugi khusus untuk
persanan tersebut, dari laporan itu kita dapat mengetahui laba kotor dan laba bersihnya.
21