Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LEUKEMIA
diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak yang dibina
oleh Yusi Sofiyah, M.Kep.,Ns.,Sp.An.
Disusun oleh:
Devina Novian Saktiani (102017009)
Firda Nur Hafsari (102017015)
Intan Nur Ramdani (102017019)
Nisa Salma Mulki Ladsya (102017030)
Reva Natasya (102017036)
Shasa Amanda (102017042)
Silva Sofwatul Azkia (102017044)
Yanti Komariah (102017050)
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Anak, tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih atas bantuan
beberapa pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya. Kami harapkan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca umumnya dan kami penulis khususnya, karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami harapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum
tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi
penambahan sel-sel abnormal dalam darah tepi. Berdasarkan National
Academy of Sciences, terdapat lebih dari 100.000 bayi di seluruh dunia yang
lahir dengan keadaan dan kondisi yang berat dari Leukemia (Cooley’s Anemia
Foundation, 2006). Jumlah penderita di Indonesia pada tahun 2008 sudah
mencapai 20.000 orang penderita dari jumlah 200 juta orang penduduk
Indonesia secara keseluruhan (Robert, 2009).
Leukemia limfositik akut atau biasa di sebut ALL adalah bentuk leukemia
yang paling lazim dijumpai pada anak, insiden tertinggi terdapat pada usia 3-7
tahun. Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat
cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka
penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan
leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga
memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada
yang mencapai 5 tahun (Hoffbrand, 2005).
Penderita leukimia pada anak yang memiliki gejala seperti demam atau
keringat malam, merasa lemah atau capai, pucat, sakit kepala, mudah berdarah
atau memar. misalnya gusi mudah berdarah saat sikat gigi, muda memar saat
terbentur ringan, nyeri pada tulang dan/atau sendi. Adanya perubahan gejala
secara cepat pada penderita leukemia anak mengakibatkan anak merasakan
sakit yang hebat. Kondisi tersebut mengharuskan anak dengan penyakit
leukemia harus dilakukan dengan perawatan di rumah sakit, dan sangat tidak
memungkinkan anak dalam perawatan di rumah (Robert ,2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan leukimia pada anak?
2. Apa saja macam-macam leukimia ?
3. Apa etiologi leukimia pada anak?
1
2
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi leukimia pada anak
2. Untuk mengetahui macam-macam leukimia
3. Untuk mengetahui etiologi leukimia pada anak
4. Untuk mengetahui patofisiologileukimia pada anak
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan leukimia
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan leukimia pada anak.
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Leukimia
Leukimia meurujuk pada kanker sel darah putih. Ketika seseorang
memiliki leukimia, sejumlah besar sel darah putih yang abnormal diproduksi
di sum sum tulang. Sel sel darah putih yang abnormal memenuhi sum sum
tulang belakang dan mengalir dalam darah, tetapi merka tidak dapat
melakukan peran untuk melindungi tubuh terhadap penyakit karena mereka
telah rusak (Mendri&Prayogi, 2016)
3
4
B. Macam-macam Leukemia
a) Akut Limfobiastik Leukemia (ALL)
Penyakit ini terdapat pada 20% orang dewasa yang menderita leukemia,
keadaan ini merupakan kanker yang paling sering menyerang anak-anak di
5
bawah umur 15 tahun dengan puncak yang paling insidens antara umur 3
dan 4 tahun. Manifestasi berupa poliferasi limfobas abnormal dalam
sumsum tulang dan tempat-tempat ekstramedular.
b) Akut Mieloid Leukemia (AML)
Merupakan neoplasma uniklonal yang berasal dari transformasi suatu atau
beberapa sel hematopoietik. Sifat sebenarnya dari lesi molekular yang
bertanggung jawab atas sifat-sifat neoplasmik dari sel yang berubah
bentuknya tidak jelas, tapi defek kritis adanya intrinsik dan dapat
diturunkan oleh keturunan sel tersebut (Clarkson,1998)
c) Chronic Mielogenosa Leukemia (CML)
Penyakit klonal sel induk pluripoten dan digolongkan sebagai salah satu
penyakit mieloproliferatif (Hofibrand et.al., 2005). Sedangkan menurut
Robbins 7 Cotran (2009), CML merupakan proliferasi progenitor
granulostik.
d) Chronic Limbosfatik Leukemia (CLL/LLK)
Usia rata-rata pasien saat didiagnosa berusia 65 tahun, hanya 10-15%
kurang dari usia 50tahun. Angka kejadian di negara barat 3/100.000. pada
populasi geriatri, insiden diatas usia 70 tahun sekitar 50/100.000. risiko
terjadinya LLK meningkat seiring usia. Perbandingan rsiko relatif pada
pria tua adalah 2,8:1 perempuan tua. Kebanyakan pasien memiliki ras
kaukasia dan berpendapat menengah (Apriyani, 2016).
C. Etiologi
Penyebab leukimia pada manusia tetap belum diketahui akan tetapi
beberapa faktor predisposisi atau faktor yang telah berperan telah diketahui
termasuk faktor lingkungan dan genetik serta keadaan imunodefisiensi. Virus
Epsteinbarr dengan limfoma Burkitt memberi kesan bahwa agen infeksius
memegang peran pada leukimia manusia. Virus limfotropik sel T manusia
(HTL V)-1 berhubungan dengan sel-T leukimia dewasa, dan HVLT II dengan
leukimia sel berambut (hairry cell)manusia. Meskipun telah dilakukan
6
observasi seperti ini, tidak ada bukti langsung yang menghubungkan segala
viru yang sering terjadi pada anak (Apriyani,2016).
D. Patofisiologi
Leukimia merupakan proliferasi tanpa batas sel darah putih yang imatur
dalam jaringan tubuh yang membentuk darah. Walaupun bukan suatu tumor,
sel sel leukimia memperlihatkan sifat neoplastik yang sama seperti sel sel
kanker yang solid. Oleh karena itu keadaan patologi dan menifestasi klinis
disebabkam oleh infiltrasi dan penggantian setiap jaringan tubuh dengan sel
sel leukimia nonfungsional. Organ organ yang terdiri dari banyak pembuluh
darah seperti limfa dan hati, merupakan organ yang teerkena paling berat
(Apriyani, 2016).
Pada semua tipe leukimia, sel sel yang berpoliferasi menekan produksi
unsur unsur darah yang terbentuk dalam sum sum tulang melalui kompetisi
dengan sel sel normal dan perampasan hak hak nya dalam mendapatkan unsur
gizi yang esensial bagi metabolisme (Apriyani, 2016).
Invasi sel sel leukimia kedalam sum sum tulang secara perlahan lahan
akan melemahkan tulang dan cenderung mengakibatkan fraktur karena sel
sel leukimia menginvansi periesteum, peningkatan tekanan menyebabkan
rasa nyeri yang hebat (Apriyani, 2016).
F. Penatalakasanaan
1) Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan utama untuk anak-anak dengan leukemia.
Meskilun dosis dan kombinasi obat mungkin berbeda. Kemoterapi dapat
diberikan melalui mulut ke pembuluh darah, atau ke dalam cairan tulang
belakang.Kemoterapi leukemia intensif memiliki efek samping tertentu
termasuk rambut rontok, mual, muntah, peningkatan risiko infeksi atau
perdarahan dalam jangka pendek, serta masalah kesehatan potensial
lainnya.
2) Terapi radiasi
Terapi radiasi (sinar energi tinggi yang membunuh sel-sel kanker) terapi
bertarget (obat tertentu yang mengindentifikasi dan menyerang sel
kanker tanpa melukai sel normal) dan transplantasi sel induk (pengenalan
sel-sel induk yang sehat ke dalam tubuh).
3) Transplanstasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum tulang
yang rusak karena dosis tinggi untuk membunuh sel sel leukemia. Selain
itu transplantasi sumsum tulang berguna untuk mengganti sel sel darah
yang rusak karena kanker.
9
4) Terapi suportif
Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat akibat yang ditimbulkan
penyakit leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi
darah untuk penderita leukemia dengan keluhan anemia, transfusi
trombosit untuk mengatasi pendarahan dan antibiotik untuk mengatasi
infeksi.
5) Penatalaksanaan keperawatan
Masalah pasien yang perlu diperhatikan umumnya sama dengan pasien
lain yang menderia penyakit darah. Tetapi karena prognosis pasien pada
umumnya kurang menggembirakan (sama seperti pasien kanker lainnya)
maka pendekatan psikososial harus diutamakan. Yang perlu diusahakan
ialah ruangan yang aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula. Sikap
perwat yang ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien saja
etapi juga pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka perasaanya jika
mengetahui penyakit anaknya.
6) Penatalaksanaan medis
a) Transfusi darah, biasanya dierikan jika kadar Hb kurang dari 6%. Pada
trombositnya yang berat dan pendarahan masif, dapat diberikan
transfusi trombosit dan bila didapati tanda-tanda DIC dapat diberikan
heparin.
b) Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya).
Setelah dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan
akhirnya dihentikan
c) Sitostatika. Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-
mp,metotreksat atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan
lebih poten seperti vinkristin (Oncovin), rubidomisin (daunorubycine)
dan berbagai nama obat lainnya. Biasanya pada obat-obat diatas
terdapat efek samping alopesia (botak), stomatitis, leukopenia, infeksi
sekunder atau kandidas. Bila jumlah leukosit kurang dari 2000/mm3
pemberiannya harus hati-hati.
10
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
15
DAFTAR PUSTAKA
Apriyany, Dyna. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Dengan Keganasan.
Bandung: Revika Aditama.
Mendri, Ni ketut dan Prayogi Agus Sarwo. (2016). Asuhan Keperawatan Pada
Anak Sakit Dan Bayi Resiko Tinggi. Yogyakarta: PUSTAKA BARU
PERS.
16