Você está na página 1de 7

LAPORAN PENDAHULUAN

POST OPERASI SECTIO CAESARIA ( SC)

DISUSUN OLEH

ZAK ULYATU FITROTI

1411020082

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2016
LAPORAN PENDAHULUAN

POST OPERASI SECTIO CAESARIA ( SC)

1. Tinjauan tentang tindakan (SC)


a. Pengertian
Sectio Caesaria (SC) adalah suatau persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu induksi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gr (Sarwono, 2009)
Sectoi Caesaria adalah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500
gr melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (Gulardi dan Wiknio Sastro, 2006
Sectio Caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
perut dan dinding rahim (Mansjoer, 2002)

b. Indikasi Sectio Caesaria


1) Plasenta pevia
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abdomen yaitu pada segmen
bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
2) Panggul sempit
Panggul disebut sempit apabila ukuran 1-2 cm kurang dari ukuran normal (11cm).
3) Disporsisi sepalo pelvis
Janin tidak dapat dilahirkan secara normal pervagina, ketidaksesuaian antara
ukuran kepala janin dengan ukuran panggul ibu.
4) Ruptur uteri mengancam
5) Partus lama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam
pada multi.
6) Partus tidak maju
Suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukkan kemajuan
pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar selam 2 jam terakhir.
7) Distorsi servik
8) Preeklamsi dan eklamsi
Kumpulam gejala yang timbul pada saat hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang
terdiri dari hipertensi, proteinuria, dan edema yang kadang-kadang disertai onvulsi
sampai kom
9) Malposisi janin
Letak lintang, bokong, dahi dan muka, presentasi rangkap.
c. Kontraindikasi Sectio Caesaria
1) Bila janin sudah mati atau keadaan dalam uterus sehingga kemungkinan hidup
kecil, dalam keadaan ini tidak ada alasan untuk melakukan operasi.
2) Bila ibu dalam keadaan syok, anemia berat yang belum teratasi
3) Bila jalan lahir ibu mengalami infeksi luas
4) Adanya kelainan konginetal berat
(Mochtar, 1998)
3. Tinjauan tentang masa nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperineum) adalah masa yang dimulai setelah bayi dan placenta
lahir,mencakup 6 minggu sampai 8 minggu berikutnya, yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan seperti kondisi sebelum hamil (mochtar, 1998).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan secra spontan kelahiran yang
meliputi minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan yang
normal (marmi, 2011).
Masa nifas adalah waktu penyembuhan dan perubahan waktu kembali pada keadaan
sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru ( mitayani,
2009).
b. Klasifikasi
Masa nifas terbagi menjadi 3 tahap yaitu:
1.Puerperineum dini
Suatu masa pemulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan
2. Puerperinium intermedial
Suatu masa pemulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang
lebih 6-8 minggu.
3. Remote puerpeineum
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna
terutama ibu, apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa minggu, bulanan atau tahunan.
(Mochtar, 1998)

c. Perubahan fisiologis masa nifas


Pada masa nifas terjadi perubahan fisiologis maupun psikologi. Pada perubahan
fisiologis dikenal trias nifas yaitu tiga komponen penting yang biasanya diamati selama
masa nifas, yaitu:

- Proses involusi uterus (proses kembalinya uterus ke kondisi sebelum hamil)


Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:
- Iskemia miometrium
- Aatrofi jaringan
- Autolysis
- Efek oksitosin

-Proses lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi yang
dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari kondisi asam yang ada pada
vagina normal.
Macam-macam lokhea:
1.Lokhea rubra (merah, muncul 1-4 hari post partum)
2.Lokhea serosa (kekuningan/kecoklatan, muncul 7-14 hari, sedikit darah, banyak
serum)
3. Lokhea alba (putih, muncul >14 hari, mengandung lekosit, selaput lendir servik
dan selaput jaringan mati)
4.Lokhea sangulanta (putih bercampur merah, muncul 3-9 hari, sisa darah
bercampur lendir)

- Proses laktasi (produksi dan pengeluaran ASI)


Ada beberapa reflek yang berpengaruh terhadap kelancaran laktasi:
- Reflek prolaktin
- Reflek aliran (let down reflek)
- Reflek menangkap (rooting reflek)
- Reflek menghisap (sucking reflek)
- Reflek menelan (swallowing reflek)

d. Perubahan Psikologis pada masa nifas

1). Perubahan peran

Terjadi perubahan peran yaitu menjadi orang tua setelah kelahiran anak.Sebenarnya
suami dan istri sudah mengalami perubahan peran sejak masa kehamilan, perubahan
peran ini semakin menjadi orang tua setelah melahirkan.

2) Perubahan peran menjadi orang tua setelah melahirkan


Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan kebiasaan
lama perlu dirubah atau ditambah dengan yang baru. Ibu dan ayah, orang tua harus
mengenali hubungan mereka dengan bayinya, bayi perlu perlindungan perawatan
dan sosialisasi, periode ini ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif, lama
periode bervariasi tetapi biasanya berlangsung selama kira-kira 4 minggu.

3) Tugas dan tanggung jawab orang tua


Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap bayi:
- Orang tua harus menerima keadaan anak yang sebenarnya dan tidak
terusterbawa khayalan dan impian yang dimiliki tentang figur anak idealnya,
- Orang tua harus yakin bahwa bayinya yang lahir adalah seorang pribadi yang
terpisah dai diri mereka artinya seseorang yang memiliki banyak kebutuhan dan
memerlukan perawatan.
- Orang tua harus bisa menguasi cara merawat bayi. Hal ini termasuk aktivitas
merawat bayi, memperhatikan gerakan komunikasi yang diberikan bayi dalam
mengatakan apa yang diperlukan dan memberi respon yang cepat.
- Orang tua harus menetapkan kriteria evaluasi yang baik dan dapat untuk menilai
kesuksesan dan kegagalan hal-hal yang dilakukan pada bayi.
- Orang tua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir di dalam
keluarga, baik bayi ini merupakan yang pertama atau yang terakhir, semua
anggota keluarga harus menerima kedatangan bayi.

. Data fokus masa nifas


Pengkajian
1) Data subyektif ( data yang didapat dari hasil wawancarra atau anamnesa secara
langsung pada pasien, keluarga)
- Riwayat Kesehatan
Berfokus pada riwayat medis, keluarga, riwayat genetik dan riwayat reproduksi
(stright, 2004:106)
- Mengkaji adaptasi psikososial
- Riwayat pasca partum
Mencakup informasi mengenai profil keluarga, riwayat kehamilan, riwayat
persalinan dan melahirkan, data bayi serta data bayi latihan pasca partum.

- Keluhan-keluhan yang sering dirasakan (polyuria, konstipasi)

Berfokus pada riwayat medis, keluarga, riwayat genetik dan riwayat reproduksi (stright,
2004:106)

- Mengkaji adaptasi psikososia

- Riwayat pasca partum

Mencakup informasi mengenai profil keluarga, riwayat kehamilan, riwayat


persalinan dan melahirkan, data bayi serta data bayi latihan pasca partum.

- Keluhan-keluhan yang sering dirasakan (polyuria, konstipasi)


2) Data obyektif
- Keadaan umum
- Pemeriksaan fisik:
TD, S, N , RR (TTV)
Payudara
Abdomen
Lokhea
Ekstremitas
f. Diagnosa keperawatan dan intervensi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (trauma jalan lahir, bekas operasi,
episiotomy)
Intervensi:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
R: untuk mengetahui tingkat pengalaman nyeri dan tindakan yang akandilakukan
- Ajarkan teknik mengontrol nyeri non-farmakologi
R: untuk mengontrol rasa nyeri
- Observasi treaksi non-verbal dari ketidaknyamanan
R: untuk mengetahui reaksi dari ketidaknyamanan
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
R: untuk mengetahui keefektifan cara yang digunakan
- Motivasi untuk mobilisasi (mika/miki)
R: untuk mengurangi ketegangan oada luka post op
- Kolaborasi pemberian analgetik
R: untuk mengurangi rasa nyeri
2) Gangguan eliminasi berhubungan dengan: konstipasi b/d penurunan peristaltik,
nyeri episiotomy, penurunan aktivitas
Intervensi:
- Kaji pola BAB
R: mengidentifikasi pola eliminasi BAB
- Kaji bising usus
R: mengevaluasi fungsi usus
- Anjurkan diit makanan tinggi serat, tingkatkan intake cairan
R: makanan tinggi serat dapat mencegah gangguan eliminasi fekal
- Anjurkan peningkatam aktivitas dan ambulasi sesuai toleransi
R: membantu peningkatan peristaltik gastrointestinal
- Kolaborasi pemberian laksantif, supositona
R: untuk meningkatkan kembali kebiasaan defekasi normal dan untuk mencegah
mengejan
3) Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
Intervensi:
- Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan ADL
R: untuk mengetahui kemampuan dalam memenuhi ADL
- Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas
R: stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk enunjukkan tingkat aktivitas
individu
- Bantu pemenuhan ADL
R: untuk memenuhi kebutuhan ADL sehari-hari
- Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi dan pemenuhan ADL
R: untuk memberikan dukungan

4) Resiko infeksi berhubungan dengan episiotomy, luka postop, laserasi jalan lahir
Intervensi:
- Kaji TTV, kaji tanda-tanda infeksi
R: untuk mengetahui keadaan umum
- Kaji pengeluaran lokhea (warna, jumlah, bau)
R: untuk mengidentifikasi jenis lokhea
- Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut setiap 4 jam
R: untuk mencegah perkembangan kuman
- Anjurkan ibu untuk membersihkan perineal dari depak ke belakang
R: untuk menghindari resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Balai penerbit UI. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono.
Bobak, 2004. Buku Ajar Kepeawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta. EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika.
Ambarwati, Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta. Mitra Medika.

Você também pode gostar