Você está na página 1de 21

LAMPIRAN  – 1 REVIEW DED IPAL KOMUNAL PT.

TSM

A. Perencanaan
A.1 Bentuk dan Dimensi
Gambar dibawah ini merupakan salahsatu contoh konstruksi bak IPAL
menggunakan beton bertulang dan pasangan bata.

Gambar 2. Contoh konstruksi IPAL Komunal


Sumber : dwikusumapu.wordpress.com

 Adapun bentuk,
bentuk, dimensi, dan penempatan
penempatan ren
rencana
cana posisi IPAL
IPAL adalah sebagai
sebagai
berikut :

Gambar 3. Bentuk dan dimensi IPAL

1
Gambar 4. Posisi IPAL

A.2 Data Geoteknik


Data geoteknik yang digunakan masih berupa perkiraan (asumsi) untuk kondisi
tanah di lokasi. Sehingga perlu dilakukan penyelidikan tanah seperti tes Sondir
sebelum IPAL ini dibangun, hal ini penting untuk memverifikasi data agar desain
rencana benar-benar aman untuk dibangun.
Diketahui :
γ = 16 kN/m3
c = 20 kPa
ϕ = 5o
h = 2,97 m (tinggi tanah galian)
Muka air tanah = 2 m dibawah permukaan tanah

A.3 Perhitungan gaya-gaya

KP RB1
RB2

Dinding bata 3 Dinding bata 2

Dinding beton 1
Dinding bata 1 Dinding beton 2

2
 Air Limbah 2 Pelat atap  Air Limbah 2

Pelat lantai

 Air Limbah 1

BEBAN KONSTRUKSI
panjang lebar tinggi Volume jumlah Volume berat jenis beban
Keterangan
m m m m3 buah m3 kN/m3 kN
Dinding Beton 1 2 0.15 2.75 0.83 2 1.65 24 39.6
Dinding Beton 2 13.73 0.15 2.75 5.66 2 11.32725 24 271.854
Dinding batu bata 1 (bak perata) 0.3 0.15 0.72 0.03 4 0.1296 21 2.7216
Dinding batu bata 2 (bak perata) 2 0.15 0.72 0.22 2 0.432 21 9.072
Dinding batu bata 3 (shettler+ABR) 2 0.15 2.75 0.83 11 9.075 21 190.575
RB1 2 0.15 0.15 0.05 13 0.585 24 14.04
RB2 0.3 0.15 0.15 0.01 4 0.027 24 0.648
kolom praktis 0.15 0.15 0.72 0.02 4 0.0648 24 1.5552
pelat lantai 14.63 2.3 0.2 6.73 1 6.7298 24 161.5152
pelat atap 14.63 2.3 0.12 4.04 1 4.03788 24 96.90912
Air Limbah 1 (shettler+ABR) 13.43 2 2.5 58.08 1 58.075 10.3 598.1725
Air Limbah 2 (bak perata) 2 0.3 0.72 0.43 2 0.864 10.3 8.8992
Lain-lain 10
Total beban konstruksi 1405.56

BEBAN GALIAN
panj ang l ebar ti nggi V ol ume j uml ah be rat j eni s be ban
Keterangan
m m m m3 buah kN/m3 kN
Tanah 2.3 14.63 2.97 99.94 1 16   1599.00

A.3.1 Tinjauan gaya vertikal


Beban tambahan untuk tanah pada kedalaman 2,97 m dapat dihitung dari selisih
berat konstruksi baru dengan berat tanah yang digali.
Selisih berat =w konstruksi  – w tanah
= 1405,56 - 1599,00
= -193,44 kN

3
Dari hasil perhitungan diatas tidak terjadi penambahan beban akibat konstruksi,
karena beban konstruksi lebih ringan daripada beban tanah yang digali, sehingga
beban konstruksi tidak akan menyebabkan settlement.
Untuk mengetahui daya dukung dibawah area konstruksi, maka perlu dilakukan
tinjauan daya dukung tanah dengan asumsi sudut geser adalah 5 o. Koefisien
daya dukung tanah disajikan pada Tabel dibawah ini :

Tabel 1. Nilai koefisien daya dukung tanah menurut Terzaghi

Q ult = 1,3 c Nc + q Nq + 0,4 B γ Nγ


= [1,3 x 20 x 7,3] + [((16 x 1)+(16-9,81 x 1,97)) 1,6] + [0,4 x 2,3 x 16 x 0,5]
= 189,8 + 45,11 + 7,36
= 242,27 kPa
Qall = Qult/SF = 242,27/3 = 80,75 kPa
Tegangan vertikal = w ipal / A
= 1405,56 / (14,63 x 2,3)
= 1405,56 / 33,649
= 41,77 kN/m2
= 41,77 kPa

Cek keamanan kapasitas tanah,


Safety Factor  = Qult/Qkonstruksi = 242,27 / 41,77 kPa = 5,80 …. (Aman)

Konstruksi bak ipal menyerupai struktur pelat untuk fondasi maka dari itu di
dalam analisis struktur bak ipal jenis perletakan yang digunakan adalah  joint
spring   karena mempunyai perilaku pelat fleksibel. Penyaluran beban dilakukan
dengan cara meshing dengan luasan 1,0 m x 1,0 m.
Pada setiap  joint spring   pada mesh  memiliki daya dukung sebesar koefisien
reaksi subgrade  (ks)

4
Gambar 5. Skema pembebanan fondasi fleksibel

Tabel 2. Kisaran nilai koefisien rekasi subgrade atau spring constraint  (ks) (Bowles,


1997)

Jenis Tanah Ks (kN/m3)


Loose sand 4800  – 16000
Medium dense sand 9600  – 80000
Dense sand 64000  – 128000
Clayey medium dense sand 32000  – 80000
Silty medium dense sand 24000  – 48000
Clayey soil :
Qa < 200 kPa 12000  – 24000
200 < qa < 800 kPa 24000  – 48000
Qa > 800 kPa >48000

Untuk pendekatan nilai ks Bowles (1997) menyarankan nilai ks ditentukan dari


kapasitas dukung ijin tanah (qa) dengan rumus, ks = 40 x SF x qa ; jika faktor
aman (SF) diambil 3 maka nilai ks= 120 qa
Berdasarkan perhitungan sebelumnya diketahui qa = 80,75 kPa. Sehingga nilai
Ks adalah 40 x 3 x 80,75 = 9690 kN/m 3

Nilai ks pada masing-masing joint pada elemen mesh 1,0 m x 1,0 m :


Pada joit tengah = 9690 x 1 = 9690 kN/m
Pada joint tepi = 0.5 x 9690 x 1 = 4845 kN/m
Pada joint ujung pelat = 0,25 x 9690 = 2422,5 kN/m

tengah

Ujung
tepi elat

Gambar 6. Sketsa meshing  pelat untuk penentuan  joint spring 

5
A.3.2 Tinjauan Gaya Lateral
Gaya lateral dihitung dengan tinjauan per 1 m panjang dari struktur bak Ipal.
Dengan keadaan tanah homogen sampai kedalaman ± 2,97 m (dasar bak ipal).
Ka = tan2 (45 – ϕ/2) = tan2 (45 – 5/2) = 0,621
Kp = tan2 (45 + ϕ/2) = tan2 (45 + 5/2) = 0,854
Tekanan Lateral aktif (P a) = h1 x γ x Ka
= 2,97 x (16-9,81) x 0,621
= 29,509 kN/m
Tekanan hidrostatis (P h) = h1 x γlimbah
= 2,75 x 10,3
= 28,325 kN/m
Tekanan akibat kohesi (P ac) = 2 c (Kp)^0,5
= 2 x 5 (0,854) ^ 0,5
= 9,24kN/m

Nilai-nilai gaya tekanan lateral nanti akan dijadikan sebagai input beban dalam
perencanaan struktur.

A.4 Perhitungan Struktur


A.4.1 Material Struktur
Struktur bak ipal didesain dengan menggunakan bahan beton bertulang dengan
mutu dan persyaratan sesuai dengan standar peraturan yang ada sebagai
berikut :
  Beton
Beton yang diisyaratkan, fc’ = 20 MPa (K-250)
Modulus elastisitas beton = 4700 √fc’= 4700 √ 20,75=21410 MPa
 Angka poison, υ = 0,2
Modulus elastisitas geser = Ec/[2(1+υ)] =8920,83 MPa
 Pasangan Bata
Beton yang diisyaratkan, fc’ = 3,71 MPa
Modulus elastisitas beton = 4700 √fc’= 2040,5 MPa
 Angka poison, υ = 0,2
Modulus elastisitas geser = Ec/[2(1+υ)] =784,81 MPa

6
 Baja Tulangan
Diameter ≤ 12 mm menggunakan baja tulangan polos BJTP 24 dengan fy =
240 MPa

A.4.2 Pembebanan
-Beban mati
Beban mati akibat elemen struktur dihitung secara otomatis oleh program SAP
2000 dengan berat volume 2400 kg/m 3. Kemudian beban mati tambahan berupa
beban air limbah itu sendiri dengan berat volume 1300 kg/m 3.
Selain dari itu beban lateral tanah juga termasuk beban mati , yang telah dihitung
sebelumnya menjadi beban segitiga

Gambar 7. Input beban lateral

-Beban Gempa
Beban tergantung pada lokasi konstruksi berada, dalam perencanaan ini lokasi
berada di Kota Jakarta yang termasuk area gempa dengan percepatan puncak
dasar di batuan dasar 0,3  – 0,4 g.

Gambar 8. Peta zonasi gempa

7
Kondisi tanah di lokasi rencana IPAL ternasuk ke dalam kategori tanah sedang.
Untuk tanah lunak,
Percepatan puncak di batuan dasar (PGA) = 0.348 g
Percepatan batuan dasar pada perioda pendek (SD s) = 0.607 g
Percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik (SD 1) = 0.548 g

Gambar 8. Diagram percepatan spektral untuk wilayah Jakarta

Gambar 9. Response Spectrum Functional Definition pada SAP 2000

IPAL komunal difungsikan sebagai fasilitas umum, maka Faktor keutamaan


struktur, I = 1,0 dan untuk Dinding geser beton bertulang biasa, faktor modifikasi
respon struktur R = 4

A.4.3 Kombinasi Pembebanan


Struktur bangunan dirancang mampu menahan beban mati, hidup dan beban
gempa yang seuai sesuai dengan peraturan SNI Gempa 1726:2012 Pasal 4.1.1
diman gempa rencana yang ditetapkan mempunyai periode ulang 2500 tahunan,
sehingga probabiltas terjadimya terbatas 2 % selama umur gedung 50 tahun.
Kombinasi pembebanan yang digunakan mengacu pada SNI Beton 03-2847-
2002 Pasal 11.2 sebagai berikut :
1. 1,0 D
2. 1,4 D
3. 1,2 D + 1,0 Ex + 0,3 Ey
4. 1,2 D + 0,3 Ex + 1,0 Ey

8
Keterangan :
D = beban mati ( dead load ), meliputi berat sendiri gedung ( self weight , SW)
dan beban mati tambahan (superimposed dead load , D),
E = beban gempa (earthquake load )

A.4.4 Pemodelan Struktur


Pemodelan struktur dilakukan dengan secara 3D dengan menggamabar semua
elemen pelat. Untuk elemen lainnya dijadikan input pembebanan. Hasil dari
pemodelan ini adalah untuk memeriksa gaya-gaya dalam seperti momen, gaya
aksial, gaya geser, dan displacement.

Gambar 10. Pemodelan elemen struktur 

9
Gambar 11. Pemodelan pembebanan lateral akibat tanah

Gambar 12. Analisis displacement

10
Berdasarkan analisis struktur displacement maksimum yang terjadi adalah
sebesar 4 mm
Untuk merencanakan tebal elemen dan banyaknya besi tulangan dalam
perencanaan pelat maka perlu dilakukan peninjuan pada gaya momen dan
geser. Berikut ini merupakan gambar distribusi gaya :
a. Gaya Momen

Gambar 13. Kontur momen lentur M22

11
Gambar 14. Kontur momen lentur M11

b. Gaya Geser
Gaya geser pada dinding disebabkan oleh resultan gaya tekanan lateral tanah,
sedangkan gaya geser pada pelat dasar disebabkan oleh resultan gaya akibat
tekanan hidrostatis air limbah.
Gaya gese ultimate, Vu = 1,4 D
Resultan Gaya Lateral aktif (P a) = 0,5 x γ x h12 x Ka
2
= 0,5 x 16 x 2.97  x 0.621
= 43,82 kN/m’ (per 1 m lebar)

Sehingga Vu dinding = 1,4 x 43,82 kN/m’


= 61,35 kN/m’ (per 1 m lebar)
Sedangkan untuk menghitung gaya geser pada pelat dasar diturunkan dengan
mekanisme penyaluran beban amplop .

V2
V V L = 3.5 m
V

L =10 35 m
Diketahui :
γ limbah = 1300 kg/m3 = 13 kN/m3

12
h limbah = 2,5 m
L1 = 13,58 m
L2 = 2,30 m

Resultan V1 = 0,5 x L2 x (1/2 L2) x h limbah x γ limbah


= 0,5 x 2,30 x 1,15 x 2,5 x 13
= 42,98 kN

V1 (per 1 m) = RV1 / L2
= 42,98 /2,3
= 18,68 kN/m’

Resultan V2 = 0,5 x (2xL1 - L2) x (1/2 L2) x h limbah x γ limbah


= 0,5 x (2x13,58 – 2,3) x 1,15 x 2,5 x 13
= 464,57 kN

V1 (per 1 m) = RV2 / L1
= 467,57 /13,58
= 34,21 kN/m’
Dari kedua tinjauan diatas besar gaya geser yang paling menentukan adalah V 1
sebesar 34,21 kN.
Sehingga Vu pelat dasar  = 1,4 x 34,21
= 47,89 kN/m’

Tabel 3. Rekapitulasi Gaya dalam maksimum

No Komponen gaya Kombinasi Besar gaya


Pelat dinding
2 Vu (akibat tekanan 1,4 D 61,35 kN/m
tanah)
3 M11 1,4 D 16,3 kNm/m
4 M22 1,4 D 16,22 kNm/m
Pelat dasar 1,4 D
2 Vu (akibat tekanan air) 1,4 D 47,89kN/m
3 M11 1,4 D 3,34 kNm/m
4 M22 1,4 D 17,17 kNm/m

13
A.4.5 Perhitungan Tulangan
-Penulangan lentur pelat dinding .
 Arah 1-1
Data :
f'c = 20 MPa ᴓ = 0.8 D rencana 12 mm
f'y = 240 MPa β, = 0.85 0.92 Tebal Plat 150 mm
 b = 1000 mm Slimut beton 20 mm
dx = 124 mm
dy = 112 mm

Mu = M11 = 16.3 kNm = 16300000 Nmm

Mu 16300000
Mn = = = 20375000 m
ᴓ 0.8

0,85. f'c 600 0.85 . 20 600


ρ b = .β, . = 0.85
f'y 600 + f'y 240 600 + 240

= 0.0430

ρmax  = 0,75. ρ b = 0.8 . 0.0430

= 0.0323

f'y 240
m = =
0,85 . f'c   0.85  . 20

= 14.1176

Mn 20375000
Rn = 2
=
 bd 1000 124 ^ 2

= 1.3251

1 2 . m. Rn
ρ = . 1 - 1-
m f'y

1 2 . m. Rn
= . 1 - 1-
14 f'y

= 0.0058

14
ρmin = 0.0025

Jika ρ > ρmin maka digunakan ρ


nilai yang digunakan = ρ
ρ = 0.0058

As = ρ. b . d
= 0.0058 . 1000 . 124
= 714 mm2

n = As
2
μ/4 . D
= 6.3099
≈ 7

S = b/n
= 143 mm
= 140 mm

S pakai adalah 140 mm, jadi tulangan dinding arah horizontal adalah Φ12-140

 Arah 2-2
Data :
f'c = 20 MPa ᴓ   = 0.8 D rencana 12 mm
f'y = 240 MPa β, = 0.85 0.92 Tebal Plat 150 mm
 b = 1000 mm Slimut beton 20 mm
dx = 124 mm
dy = 112 mm

Mu = M22 = 16.22 kNm = 16220000 Nmm

Mu 16220000
Mn = = = 20275000 m
ᴓ 0.8

0,85. f'c 600 0.85 . 20 600


ρ b = .β, . = 0.85
f'y 600 + f'y 240 600 + 240

= 0.0430

15
ρmax  = 0,75. ρ b = 0.8 . 0.0430

= 0.0323

f'y 240
m = =
0,85 . f'c   0.85  . 20

= 14.1176

Mn 20275000
Rn = 2
=
 bd 1000 124 ^ 2

= 1.3186

1 2 . m. Rn
ρ = . 1 - 1-
m f'y

1 2 . m. Rn
= . 1 - 1-
14 f'y

= 0.0057

ρmin = 0.0025

Jika ρ > ρmin maka digunakan ρ


nilai yang digunakan = ρ
ρ = 0.0057

As = ρ. b . d
= 0.0057 . 1000 . 124
= 710 mm2

n = As
2
μ/4 . D
= 6.2776
≈ 7

S = b/n
= 143 mm
= 140 mm

S pakai adalah 140 mm, jadi tulangan dinding arah vertikal adalah Φ12-140.

16
-Penulangan lentur pelat dasar
 Arah 1-1
Data :
f'c = 20 MPa ᴓ   = 0.8 D rencana 10 mm
f'y = 240 MPa β, = 0.85 0.92 Tebal Plat 200 mm
 b = 1000 mm Slimut beton 20 mm
dx = 175 mm
dy = 165 mm

Mu = M11 = 3.34 kNm = 3340000 Nmm

Mu 3340000
Mn = = = 4175000 m
ᴓ 0.8

0,85. f'c 600 0.85 . 20 600


ρ b = .β, . = 0.85
f'y 600 + f'y 240 600 + 240

= 0.0430

ρmax  = 0,75. ρ b = 0.8 . 0.0430

= 0.0323

f'y 240
m = =
0,85 . f'c   0.85  . 20

= 14.1176

Mn 4175000
Rn = 2
=
 bd 1000 175 ^ 2

= 0.1363

1 2 . m. Rn
ρ = . 1 - 1-
m f'y

1 2 . m. Rn
= . 1 - 1-
14 f'y

= 0.0006

17
ρmin = 0.0025

Jika ρ < ρmin maka digunakan   ρmin


nilai yang digunakan =   ρmin
ρmin = 0.0025

As = ρ. b . d
= 0.0025 . 1000 . 175
= 438 mm2

n = As
2
μ/4 . D
= 5.5704
≈ 6

S = b/n
= 167 mm
= 160 mm

S pakai adalah 160 mm, jadi tulangan pelat dasar arah memanjang adalah Φ10-160

 Arah 2-2
Data :
f'c = 20 MPa ᴓ = 0.8 D rencana 10 mm
f'y = 240 MPa β, = 0.85 0.92 Tebal Plat 200 mm
 b = 1000 mm Slimut beton 20 mm
dx = 175 mm
dy = 165 mm

Mu = M22 = 17.17 kNm = 17170000 Nmm

Mu 17170000
Mn = = = 21462500 m
ᴓ 0.8

0,85. f'c 600 0.85 . 20 600


ρ b = .β, . = 0.85
f'y 600 + f'y 240 600 + 240

= 0.0430

18
ρmax  = 0,75. ρ b = 0.8 . 0.0430

= 0.0323

f'y 240
m = =
0,85 . f'c   0.85  . 20

= 14.1176

Mn 21462500
Rn = 2
=
 bd 1000 175 ^ 2

= 0.7008

1 2 . m. Rn
ρ = . 1 - 1-
m f'y

1 2 . m. Rn
= . 1 - 1-
14 f'y

= 0.0030

ρmin = 0.0025

Jika ρ < ρmin maka digunakan   ρmin


nilai yang digunakan = ρ
ρ = 0.0030

As = ρ. b . d
= 0.0030 . 1000 . 175
= 522 mm2

n = As
2
μ/4 . D
= 6.6463
≈ 7

S = b/n
= 143 mm
= 140 mm

S pakai adalah 140 mm, jadi tulangan pelat dasar arah melintang adalah Φ10-140

19
-Penulangan Geser Pelat Dinding
Vu = 61350 N
B = 1000 mm
H = 150 mm
c = 20 mm
d = 130 mm
f'c = 20 MPa
Ø = 12 mm
fy = 240 MPa
ΦVc = 72672,21 N
Vu - ΦVc = -11322,21 N (tidak butuh tulangan geser)

-Penulangan Geser Pelat Dasar


Vu = 47890 N
B = 1000 mm
H = 200 mm
c = 40 mm
d = 160 mm
f'c = 20 MPa
Ø = 10 mm
fy = 240 MPa
ΦVc = 89442,72 N
Vu - ΦVc = -41552,72 N (tidak butuh tulangan geser)

Tabel 4. Rekapitulasi Gaya dalam maksimum

Elemen Tebal Tulangan lentur Tulangan geser


Pelat 150 mm  Arah vertical : Tidak ada
Dinding (selimut 20 mm) Φ12-140 (dua lapis)
 Arah horizontal :
Φ12-140 (dua lapis)
Pelat Dasar 200 mm  Arah melintang : Tidak ada
(selimut 20 mm) Φ10-140 (dua lapis)
 Arah memanjang :
Φ10-160 (dua lapis)

20
Φ12-140

Φ12-140

Gambar 17. Sketsa penulangan pelat dinding

Φ 10-140

Φ10-160

Gambar 18. Sketsa penulangan pelat dasar

Dengan dipilihnya material beton bertulang untuk dinding/pelat terluar maka


konstruksi IPAL menjadi sangat kokoh dan kaku. Struktur yang kaku akan
memiliki umur yang lama, lebih dari 15 tahun. Selain dari itu beton bertulang
sangat baik untuk menghindari adanya kebocoran air limbah.
Selebihnya, umur IPAL tergantung dari perawatan/maintenance IPAL itu sendiri.
Karena IPAL memiliki batas kapasitas sedimen limbah, sehingga perlu dilakukan
penyedotan secara berkala untuk memastikan proses aliran air limbah mengalir
dengan lancar atau tidak mampet.

21

Você também pode gostar