Você está na página 1de 10

I.

Judul Percobaan
Alkalimetri
II. Tujuan Percobaan
Untuk menentukan konsentrasi larutan baku NaOH 0,1 N secara Alkalimetri

III. Landasan Teori


Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui
dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan
dianalisis . contoh yang akan dianalisis dirujuk sebagai yang tidak diketahui. Prosedur analisi
yang melibatkan titrasi dengan larutan – larutan yang konsentrasinya diketahui disebut analisis
volumetric .
(Keenam, 1980)
Titrasi adalah penambahan yang sangat hati-hati dari satu larutan ke yang lain dengan cara
buret. Buret secara akurat mengukur volume larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan
jumlah yang secara hati-hati diukur dari zat lain yang terlarut. Ketika volume yang tepat telah
dicapai, indikator berubah warna dan operator menghentikan aliran dari buret tersebut.
(Perers, 1990)
Alkalimetri adalah cara penetralan jumlah basa terlarut atau konsentrasi larutan basa melalui
titrimetri. Metode alkalimetri merukan reaksi penetralan asam dengan basa. Titrasi asam basa
menetapkan beranaka eagam zat yang bersifat asam dan basa, baik organic maupun anorganik.
Banyak contoh dalam analitiknya dapat diubah secara kimiawi menjadi asam atau basah dan
kemudian ditetapkan dengan titrasi
( Underwood, 2002 )
Proses titrasi digunakan dalam penentuan analtis banyak, termaksud melibatkan reaksi asa
basa. Indikator adalah zat yang digunakan untuk sinysl ketika titrasi tiba dititik dimana reaktan
kimia sama, seperti yang didefinisikan oleh persamaan reaksi . larutan standar adalah larutan
dengan konsentrasi tepat ditentukan. Awalnya konsentrasi larutan standar ditentukan dari
jumlah yang ditimbang dari standar primer, bahkan kimia referensi yang sangat dimurnikan.
Larutan standar dapat dibuat dari salah satu dari dua cara :
1) Standar primer yang ditimbang dengan hati – hati , dilarutkan, dan diencerkan akurat untuk
volume yang diketahui. Konsentrasi dapat dihitung dari data.
2) Larutan dibuat untuk perkiraan konsentrasi dan kemudian dibakukan oleh titrasi kuantitas
akurat ditimbang dari standar primer.
(Weiner, 2010)
Reaksi penetralan atau alkalimetri dan acidimetric melibatkan titrasi basa bebas. Basa yang
terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan suatu asam standar dan
titrasi asam bebas atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah
dengan suatu basa standar (Alkalimetri). Reaksi – reaksi ini melibatkan bersenyawanya ion
hydrogen untuk membentuk air.
( Basset, 1994)
Indikator asam basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila PH lingkungannya
berubah. Misalnya biru brotimal (BB) dalam larutan asam ia berwarna kuning tetapi dalam
lingkungan basa ia berwarna biru. Warna dalam keadaan asam dinamakan warna asam dari
indikator (kuning untuk bb), sedangkan warna yang ditunjukan dalam keadaan basa disebut
warna basa.
(Harjadi, 1990)
Larutan yang dititrasi dalam acidimetri dan alkalimetri mengalami perubahan PH. Misalnya,
bila larutan asam dititrasi dengan basa, maka PH larutan yang mula-mula rendah dan selama
titrasi terus-menerus naik. Bila PH diukur dengan pengukur PH pada awal titrasi yakni saat
belum ditambah dengan basa dan saat tertentu setela titrasi dimulai, maka PH larutan dapat
dialurkan lewat gravik yang disebut kurva titrasi. Bila suatu indicator PH kita gunakan untuk
menunjukkan titik akhir titrasi maka indicator harus berubah warna tepat pada saat titran
menjadi ekivalen dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan dalam titrasi. Perubahan warna ini
harus terjadi dengan mendadak agar tidak ada keraguan – keraguankapan tritrasi akan
dihentikan. Bila perubahan warna mendadak sekali ( yakni tetes terakhir menyebabkan warna
sama sekali lain ) maka dikatakan bahwa titik akhirnya tegas atau tajam.
(Harjadi, 1999)
Larutan baku / larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan
baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan dalam buret, yang sekaligus
berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya
atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetric dan ditempatkan
dierlen meyer.
( Farx, 2011)
IV. Alat Dan Bahan
A. Alat - alat yang digunakan
1. Batang pengaduk
2. Botol semprot
3. Buret 25 ml
4. Erlenmeyer 250 ml
5. Gelas kimia 100 ml
6. Gelas ukur 50 ml
7. Klem dan statif
8. Karet penghisap
9. Labu ukur 200 ml
10. Neraca analitik
11. Neraca digital
12. Pipet tetes
13. Pipet volum 15 ml
14. Sendok tanduk
B. Bahan – bahan yang digunakan
1. Aquadest bebas CO2
2. C8H5KO4
3. NaOH 0.1 N 200 ML ⟹ 0,80 gram
4. Ibdikator pp ( phenol ptalein ) 3 tetes
V. Penimbangan Bahan
a. Penimbangan C8H5KO4 (kalium diftalat )
1. Erlen meyer 1

Berat kertas + sampel = 1,0200 gram


Berat kertas = 0, 8652 gram

Berat sampel = 0, 1598 gram

2. Erlen meyer 2

Berat kertas + sampel = 1, 0203 gram


Berat kertas = 0,8651 gram

Berat sampel = 0, 1552 gram

3. Erlen meyer 3

Berat kertas + sampel = 0, 8897 gram


Berat kertas = 0, 7334 gram

Berat sampel = 0, 1563 gram
VI. Perhitungan Pembuatan Larutan Aatau Reagen
a. NaOH 0,1 N 200 ml
g 1000
N= x xn
mr v

g 1000
0,1 = 40 x 200
x1

0,1 x 40 x 200
g = 1000 x 1

800
g =
1000

g = 0,8 gram

b. Indikator pp 0,1 % 100 ml


g
% = v x 100 %

g
0,1 % = x 100 %
100

10 = 100 g
10
g= 100

g = 0,10 gram
VII. Cara Kerja
a. Prosedur pembuatan NaOH 0,1 N 200 ml
1. Didihkan aquadest,lalu dinginkan ( aquadest beabs Co2)
2. Ditimbang NaOH 0,8 gram dalam gelas kimia 100 ml
3. Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 sampai homogeny
4. Dimasukkan dalam labu tentukur 200 ml dan cukupkan volumenya dengan aquadest
bebas CO2, kocok
5. Diberi etiket

b. Proses pembuatan indikator phenol ptalein 0,1 % 100 ml


1. Ditimbang 0,10 gram serbuk phenol ptalein (pp)
2. Dimasukkan kedalam alqohol 70 % sebanyak 100 ml
3. Diaduk sampai rata

c. Prosedur kerja pembakuan NaOH 0,1 N


1. Ditimbang seksama kalium diftalat 0,1531 (triplo)
2. Dimasukkan kedalam erlem meyer 250 ml
3. Dilarutkan dengan aquadest bebas CO2 15 ml
4. Ditambahkan 3 tetes indikator pp
5. Dititrasi dengan larutan NaOH yang hendak dibakukan sampai warna kuning
berubah menjadi warna pink
6. Dihitung normalitas NaOH
VIII. Data Hasil Percobaan Dan Perhitungan
a. Table pembakuan NaOH

NO Berat C8H5KO4 (g) Vol.NaOH (ml) Perubahan warna


1 0,1598 7,6 kuning - pink
2 0,1552 7,30 kuning -pink
3 0,1563 7,7 kuning - pink

Pada saat TAT ek NaOH ∽ ek kalium bftalat

gram kal . bftalat


1. NNaOH VNaOH =
BE . kal . bftalat
gram kal . bftalat
NNaOH = BE kal . bf x vol . NaOH
0,1598 gram
= g 1L
204.22 ⁄ek × 7,6 ml ×
1000 ml
0,1598
= 1,552072
= 0,1029 ek⁄L
gram kal . bftalat
2. NNaOH VNaOH = BE . kal . bftalat
gram kal . bftalat
NNaOH = BE kal . bf x vol . NaOH
0,1552 gram
= g 1L
204.22 ⁄ek × 7,30 ml ×
1000 ml
0,1552
= 1,490806
= 0,1041 ek⁄L

gram kal . bftalat


3. NNaOH VNaOH =
BE . kal . bftalat
gram kal . bftalat
NNaOH = BE kal . bf x vol . NaOH
0,1563 gram
= g 1L
204.22 ⁄ek × 7,7 ml ×
1000 ml
0,1563
= 1,572494
= 0,0994 ek⁄L

̅ NaOH = N1 + N2 + N3
N 3
0,1029+0,1041+0,0994
= 3
0,3064
= 3
= 0,1021 ek⁄L
IX. Pembahasan
Pada praktikum ini yang berjuduk alkalimetri yang memiliki tujuan membuat larutan baku
NaOH dan dapat mengetahui konsentrasi larutan baku NaOH. Dimana NaOH adalah basa
kuat yang merupakan basa standar (titran ) yaitu suatu larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya. Sedangkan C8H5KO4 merupakan analitik dan phenol ptalein yang merupakan
indikator yang digunakan bahwa titik akhir titrasi terjadi pada saat timbulnya perubahan
warna pada indikator phenol ptalein dalam analitik yang berwarna merah muda dengan
volume larutan atau titran yang digunakan pada setiap perlakuan sampai terjadinya titik
akhir titrasi.
Dalam titrasi C8H5KO4 dan NaOH ini dimana akan ditentukan kadar C8H5KO4 dalam larutan
mula – mula dalam erlen meyer ditambahkan dengan yang merupakan indicator. Kemudian
secara perlahan – lahan titrasi dengan larutan baku NaOH yang berada dalam buret. Dalam
larutan C8H5KO4 phenol ptalein terdisosiasi menjadi suatu bentuk warna kuning dan ketika di
dititrasi larutan berubah menjadi warna pink, hal ini menunjukkan bahwa dalam larutan
mengalami kelebihan basa dimana saat terjadi perubahan warna tersebut titrasi lansung
dihentikan.
X. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh konsentrasi larutan baku NaOH sebesar
0,1021 ek⁄L
DAFTAR PUSATAKA

A.L . Underwood. 2002 . Analisis Kimia Kuantitaif Edisi 6. Evaliable at


http://happydwiutami.blogspot.com (diakses 20 November 2018 )
Harjadi . W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Evaliable at
http://happydwiutami.blogspot.com (diakases 20 November 2018)
J. Basset . 1994. Teknik Analisis Kuantitatif. Evaliable at
http://happydwiutami.blogspot.com (diakases 20 November 2018)
Keenam. Charles w. 1980. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Evaliable at
http://happydwiutami.blogspot.com (diakases 20 November 2018)
Peters . Edward I. 1990. Introduction To Chemical Priciples. Evaliable at
http://happydwiutami.blogspot.com (diakases 20 November 2018)
Weiner . Susan A. 2010. Introduction To Chemical Priciples. Evaliable at
http://happydwiutami.blogspot.com (diakases 20 November 2018)

Você também pode gostar