Você está na página 1de 31

Tinjauan Pustaka...…………………………………………………...

A. Anatomi dan Fisiologi ……..……………………………………...6

I. Upper Motor Neuron ………..………………………..….…...6

a.Susunan pyramidal ………..…………..………………..….…...6

b. Susunan Ekstrapiramidal ………..…………..………………....8

II. Lower Motor Neuron …..……………….……………..….…...9

B. Amyotrophic Lateral Sclerosis ……..…………………………….11

1. Definisi ……..…………………………………………..…….11

2. Epidemiologi ……..……………………………………..…….11

3. Etiologi ……..…………………………………………..……..12

4. Klasifikasi …………………………………………………12

5. Patofisiologi ……..…………………………………………...13

6. Gejala ……..…………………………………………..……...17

7. Diagnosis ……..…………………………………………..….20

8. Komplikasi ……..……………………………………..……...24

9. Diagnosis Banding ……..……………………………..……...25

10. Penatalaksanaan ……..…………..………………………….30

Prognosis ……..……………………………………………..32
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit neurodegeneratif yang serius yang
menyebabkan kelemahan otot, kecacatan, dan akhirnya menyebabkan kematian yang
dikarenakan oleh degenerasi dari motor neuron di korteks motorik primer, batang otak dan
medula spinalis. 1
ALSadalah istilah yang digunakanuntuk sebuahsindromneurodegeneratifyang ditandai
dengandegenerasi progresifdari motorneurone. Bagaimanapun juga, ALS merupakanistilah
yang digunakandalam praktekklinis modernuntuk menunjukkanbentukpaling umumdari
penyakit,Klasik (Charcot) ALS. Sindromlain yang terkait dengan degenerasi motor
neuronmeliputi, cerebral Progresifbulbar(PBP), atrofi ototProgresif(PMA),
Primerlateralsclerosis(PLS), Flaillengansindrom(Vulpian-Bern-Hardtsindrom),
sindromkakiFlail(Pseudopolyneuriticbentuk)dan ALSdengan multi-sistem keterlibatan
(misalnya, ALS-Demensia). Lord RussellOtakdiusulkanMotorjangka.2
Kejadian (rata-rata 1,89 per 100.000 / tahun) dan prevalensi (rata-rata 5,2 per100, 000)
relatif seragam di negara-negara Barat, meskipun fokus dari frekuensi yang lebih tinggi
terjadi di Pasifik Barat. Usia rata-rata onset untuk ALS sporadis adalah sekitar 60 tahun. 3
Penyebab ALS tidak diketahui, walaupun 5-10% dari kasus bersifat familial. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa ALS dapat mempunyai mekanisme biologis yang sama
dengan penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dan penyakit neurodegenerative lain. Dalam
bentuk klasik, ALS mempengaruhi motor neuron di 2 tingkat atau lebih yang mempersarafi
beberapa daerah tubuh. Ini mempengaruhi lower motor neuron yang berada di cornu anterior
dari sumsum tulang belakang dan batang otak, jaras kortikospinalis upper motor neuron yang
berada di gyrus precentral, dan sering prefrontal motor neuron yang terlibat dalam
perencanaan aktivitas upper dan lower motor neuron. 1
Pada penyakit ini susunan somatosensorik sama sekali tidak terganggu. Maka dari itu,
manifestasinya terdiri atas gangguan gerakan, yang memperlihatkan tanda-tanda kelumpuhan
UMN dan LMN secara bersamaan. Oleh karena itu, hiperefleksia, klonus dan reflex patologis
dapat ditemukan secara berdampingan dengan atrofi otot dan arefleksia pada satu penderita
yang sama.3
Bentuk klasik dari ALS sporadis biasanya dimulai sebagai disfungsi atau kelemahan di
satu bagian tubuh dan menyebar secara bertahap dalam bagian tubuh itu dan kemudian ke
seluruh tubuh. Kematian ditemukan akibat kegagalan ventilasi, rata-rata 3 tahun setelah
timbulnya kelemahan fokal. Jika neuron motor hanya lebih rendah yang terlibat, penyakit ini
disebut atrofi otot progresif (PMA). Ketika hanya neuron motor atas yang terlibat, penyakit
ini disebut amyotrophic lateral primer (PLS). 1
Diagnosis ALS terutama secara klinis. Pengujian Electrodiagnostic memberikan
kontribusi untuk akurasi diagnostic. ALS adalah penyakit yang fatal, dengan kelangsungan
hidup rata-rata 3-5 tahun. Aspirasi pneumonia dan komplikasi medis dari imobilitas
berkontribusi terhadap morbiditas pada pasien dengan ALS. Meskipun ALS tidak dapat
disembuhkan, ada pengobatan yang dapat memperpanjang kualitas hidup, sehingga diagnosis
penting untuk pasien dan keluarga. 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi

I. Upper motor neuron 4

Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong dalam kelompok
UMN. Berdasarkan perbedaan anatomi dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam
susunan pyramidal dan ekstrapiramidal.
a. Susunan pyramidal 4

Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik secara langsung ke LMN atau
melalui interneuronnya, tergolong dalam kelompok UMN. Neuron-neuron tersebut
merupakan penghuni girus presentralis. Oleh karena itu, maka girus tersebut
dinamakan korteks motorik. Mereka berada di lintasan ke-V dan masing-masing
memiliki hubungan dengan gerak otot tertentu. Yang berada di korteks motorik yang
menghadap ke fisura longitudinalis serebri mempunyai koneksi dengan gerak otot
kaki dan tungkai bawah. Neuron-neuron korteks motorik yang dekat dengan fisura
lateralis serebri mengurus gerak otot laring, farings dan lidah. Penyelidikan dengan
elektrostimulasi mengungkapkan bahwa gerak otot seluruh belahan tubuh dapat
dipetakan pada seluruh kawasan korteks motorik sisi kontralateral. Peta itu dikenal
dengan homunculus motorik.

Dari bagian mesial girus presentralis (=area 4= korteks motorik) ke bagian lateral
bawah, secara berurutan terdapat peta gerakan kaki, tungkai bawah, tungkai atas,
pinggul, abdomen/toraks, bahu, lengan, tangan jari-jari, leher, wajah, bibir, otot pita
suara, lidah dan otot penelan. Yang menarik perhatian adalah luasnya kawasan peta
gerakan tangkas khusus dan terbatasnya kawasan gerakan tangkas umum. Melalui
aksonya neuron korteks motorik menghubungi motorneuron yang membentuk inti
motorik saraf cranial dan motoneuron di kornu anterior medulla spinalis.

Askon-akson tersebut menyusun jaras kortikobulbar-kortikospinal. Sebagai


berkas saraf yang kompak mereka turun dari korteks motorik dan di tingkat thalamus
dan ganglia basalis mereka terdapat diantara kedua bangunan tersebut. Itulah yang
disebut dengan kapsula interna, yang dapat dibagi dalam krus anterior dan krus
posterior. Sudut yang dibentuk kedua bagian interna itu dikenal sebagai genu.
Penataan somatotopik yang telah dijumpai pada korteks motorik ditemukan kembali
di kawasan kapsula interna mulai dari genu sampai seluruh kawasan krus posterius.

Di tingkat mesensefalon serabut-serabut itu berkumpul di 3/5 bagian tengah


pedunkulus serebri dan diapit oleh daerah serabut-serabut frontopontin dari sisi
medial dan serabut-serabut parietotemporopontin dari sisi lateral. Di pons serabut-
serabut tersebut diatas menduduki pes pontis, diamana terdapat inti-inti tempat
serabut-serabut frontopontin dan parietotemporopontin berakhir. Maka dari itu,
bangunan yang merupakan lanjutan dari pes pontis mengandung hanya serabut-
serabut kortikobulbar dan kortikospinal saja. Banguna itu dikenal sebagai piramis dan
merupakan bagian ventral medulla oblongata.

Sepanjang batang otak, serabut-serabut kortikobulbar meninggalkan kawasan


mereka (di dalam pedunkulus serebri, lalu di dalam pes pontis, dan akhirnya di
piramis), untuk menyilang garis tengah dan berakhir secara langsung di motoneuron
saraf kranial motorik (n.III, n.IV, n.V, n.VI, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII) atau
interneuronnyadi sisi kontralateral. Sebagian dari serabut kortikobulbar berakhir di
inti-inti saraf kranial motorik sisi ipsilateral juga.

Di perbatasan antara medulla oblongata dan medulla spinalis, serabut-serabut


kortikospinal sebagian besar menyilang dan membentuk jaras kortikospinal lateral
(=traktus piramidalis lateralis), yang berjalan di funikulus posterolateralis
kontralateralis. Sebagian dari mereka tidak menyilang tapi melanjutkan perjalanan ke
medulla spinalis di funikulus ventralis ipsilateral dan dikenal sebagai jaras
kortikospinal ventral atau traktus piramidalis ventralis. Kawasan jaras piramidalis
lateral dan ventral makin ke kaudal makin kecil, karena banyak serabut sudah
mengakhiri perjalanan. Pada bagian servikal disampaikan 55% jumlah serabut
kortikospinal, sedangkan pada bagian torakal dan lumbosakral berturut-turut
mendapat 20% dan 25%. Mayoritas motoneuron yang menerima impuls motorik
berada di intumesensia servikalis dan lumbalis, yang mengurus otot-otot anggota
gerak atas dan bawah.

b. Susunan ekstrapiramidal 4

Susunan ekstrapiramidal terdiri atas komponen-komponen, yakni : korpus


striatum, globus palidus, inti-inti talamik, nukleus subtalamikus, substansia nigra,
formatio retikularis batang otak, serebelum berikut dengan korteks motorik tambahan,
yaitu area 4,6 dan area 8. Komponen-komponen tersebut dihubungkan satu dengan
yang lain oleh akson masing-masing komponen itu. Dengan demikian terdapat
lintasan yang melingkar, yang dikenal sebagai sirkuit. Oleh karena korpus striatum
merupakan penerima tunggal dari serabut-serabut segenap neokorteks, maka lintasan
sirkuit dinamakan sirkuit striatal.

Secara sederhana, lintasan sirkuit itu dapat dibedakan dalam sirkuit striatal utama
(principal) dan 3 sirkuit striatal penunjang (asesorik). Susunan tersebut terintegrasi
dalam susunan sensorik dan motorik, sehingga memiliki system input dan output.

Data dari dunia luar yang masuk dalam sirkuit striatal adalah terutama impuls
asenden non-spesifik yang disalurkan melalui “diffuse ascending reticular system”
atau lintasan spinotalamik multisinaptik dan impuls proprioseptik yang diterima oleh
serebelum. Tujuan lintasan pertama ialah nuclei intralaminares talami. Data yang
diterima oleh serebelum disampaikan ke thalamus juga (melalui brakium
konyungtivum). Inti thalamus yang menerimanya ialah nucleus ventralis lateralis
talami dan nucleus ventralis anterior talami. Kedua lintasan yang memasukan data
eksteroseptif itu dikenal sebagai system “input” sirkuit striatal.

System output sirkuit striatal adalah lintasan yang menyalurkan impuls hasil
pengolahan sirkuit striatal ke motoneuron. Impuls yang telah diproses di dalam sirkuit
striatal dikirim ke area 4 dan area 6 melalui globus palidus dan inti-inti talamik dan
pesan-pesan striatal itu disampaikan kepada nucleus ruber, formation retikularis untuk
akhirnya ditujukan ke motoneuron. Akson-akson dari neuron lapisan V korteks area 4
turun ke batang otak di dalam kawasan jaras frontopontin dan menuju ke nucleus
ruber dan sel-sel saraf di formasio retikularis. Serabut-serabut rubrospinal
menghubungi baik alfa maupun gamma motoneuron yang berada di intumesensia
servikalis saja. Sedangkan serabut-serabut retikulopinal, yang sebagian besar
multisinaptik, sehingga lebih pantas dijuluki serabut retikulo-spino-spinal, menuju ke
alfa dan gamma motoneuron bagian medulla spinalis di bawah tingkat servikal.

Di tingkat kornu anterius terdapat sirkuit “gamma loop” yaitu hubungan neuronal
yang melingkari alfa motoneuron “muscle pindle”- gama/alfa motoneuron. Melalui
system “gamma loop” itu tonus otot disesuaikan dengan pola gerakan tangkas yang
diinginkan.
II. Lower Motor Neuron4

Neuron-neuron yang menyalurkan impuls motorik pada bagian perjalanan terakhir ke


sel otot skeletal dinamakan “lower motor neuron” (LMN), untuk membedakannya dari
UMN. Maka dari itu LMN dengan aksonnya dinamakan oleh Sherrington “final common
path” impuls motorik. LMN menyusun inti-inti saraf otak motorik dan inti-inti radiks
ventralis saraf spinal. Dua jenis LMN dapat dibedakan. Yang pertama dinamakan α-
motoneuron. Ia berukuran besar dan menjulurkan aksonnya yang tebal ke serabut
ekstrafusal. Yang lain dikenal sebagai γ-motoneuron, ukurannya kecil, aksonnya halus
dan mensarafi serabut otot intrafusal.

Dengan perantaraan kedua macam motoneuron itu, impuls motorik dapat


mengemudikan keseimbangan tonus otot yang diperlukan untuk mewujudkan setiap
gerakan tangkas. Tiap motoneuron menjulurkan hanya satu akson. Tetapi pada ujungnya
setiap akson bercabang-cabang. Dan setiap cabang mensarafi seutas serabut otot,
sehingga dengan demikian setiap akson dapat berhubungan dengan sejuimlah serabut
otot.

Sebuah motoneuron dengan sejumlah serabut otot yang dipersarafinya merupakan


satu kesatuan motorik atau unit motorik (=motor unit). Tugas motoneuron hanya
menggalakan sel-sel serabut otot sehingga timbul gerak otot. Motorneuron-motorneuron
hanya bekerja sebagai pelaksana bawahan belaka. Jika mereka dibebaskan dari pengaruh
sistem piramidal dan ekstrapiramidal, maka mereka masih dapat menggalakan sel-sel
serabut otot, tetapi corak gerakan otot yang terjadi tidak sesuai dengan kehendak dan
lagipula sifatnya tidak tangkas. Gerakan otot tersebut bersifat reflektorik dan kasar serta
massif.

Bilamana terjadi suatu kerusakan pada motoneuron, maka serabut-serabut otot yang
tergabung dalam unit motoriknya tidak dapat berkontraksi, kendatipun impuls motorik
masih dapat disampaikan oleh system pyramidal dan ekstrapiramidal kepada tujuannya.
Gambar 1. Jaras UMN dan LMN

B. Amyotrophic lateral sclerosis (ALS)


1. Definisi
Amyotrophic Lateral Sclerosis(ALS) adalah suatu penyakitmotor neuron
yangmempengaruhisarafsel ototrangka.Sebuah jaringansarafmembawapesan dariotak,
menuruni tulang belakangdan keluarke berbagai bagiantubuh.Termasuk dalam jaringanini
adalahmotor neuronyang membawapesanke otot-ototrangka.PadaALS kemampuan sel
saraf semakin berkurang dan akhirnya mati. Akibatnya, otot rangkatidak menerimasinyal
sarafyang mereka butuhkan untukberfungsi dengan baikdanatrofiotot-ototsecara
bertahapkarena kurangnya penggunaan dan paralisis.5
ALS dapat didefinisikansebagai gangguanneurodegenerativeditandai
dengankelumpuhanototprogresifmencerminkandegenerasiMNSdi korteksmotorik primer,
batang otak, dan sumsum tulang belakang. "Amyotrophy" mengacu padaatrofi serat otot,
menyebabkankelemahanotot yang terkenadanfasikulasi. "Sklerosis lateral" mengacu
padapengerasansalurankortikospinalisanterior danlateral sebagaiMNSdi daerah-
daerahyang menurun fungsinyadan digantikan olehgliosis. 6
ALSadalahgangguan neurologis yang fatal
yang menyebabkankelemahan,atrofi, kelumpuhan,dan
kegagalanpernafasanakhirnyakarenadegenerasiselektifneuronbertanggung jawabuntuk
gerakanvolunter.7
ALSjuga dikenal sebagaipenyakitLou Gehrig, yang
penyakitneuromuskulerprogresif cepatyang disebabkanolehkerusakansel-sel sarafdi otak
dansumsum tulang belakang. Hal inimenyebabkan hilangnya kontrolsarafdari otot-
ototvolunter,sehinggadegenerasi danatrofiotot. Akhirnyaotot-otot pernapasanyang
terpengaruhyang menyebabkan kematiandariketidakmampuan untuknapas.8

2. Epidemiologi
Sekitar 5.600 orang di Amerika Serikat yang didiagnosis dengan ALS setiap
tahun. Kejadian tahun adalah 2-3 per 100.000 penduduk, hal ini 5 kali lebih tinggi dari
penyakit Huntington dan sama dengan multiple sclerosis. Diperkirakan bahwa sebanyak
16.000 orang Amerika mungkin memiliki penyakit ini pada waktu dekade
tertentu.Insiden ALS lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita, dengan rasio laki-
perempuan secara keseluruhan2:1 Setelah usia 65-70 tahun,kejadian gender yang
sama.Onset ALS dapat terjadi dari tahun-tahun remaja ke tahun 80-an, namun puncaknya
usia saat onset terjadi 55-75 tahun. Rata-rata usia onset ALS sporadis adalah 65 tahun,
usia rata-rata onset ALS familial adalah 46 tahun. 1

3. Etiologi
Ada tiga jenisALS: sporadis,familial, danGuamian. Bentuk yang palingumum
adalahsporadis.Sejumlahkecil kasusyang diwariskankelainangenetik(familial). 8

 ALS karena kelaian genetic (familial)


Disebabkanoleh cacatgenetik padasuperoksida dismutase, enzim antioksidan
yangterus menerusmenghilangkanradikalbebasyang sangatberacun, superoksida.
 PenyebabALSsporadis danGuamiantidak diketahui. Beberapahipotesistelah
diusulkantermasuk:
 Toksisitas Glutamat
 Stres Oksidatif
 Disfungsimitokondria
 Penyakitautoimun
 Penyakit Infeksi
 Paparanbahan kimiaberacun
 Logam beratseperti timbal, merkuri, aluminium, dan mangan
 Defisiensi kalsiumdan magnesium
 Metabolisme Karbohidrat
 Defisiensi factor pertumbuhan

4. Klasifikasi
Klasifikasi Motor Neuron Desease (MND): 9
 Amyotrophic lateral sclerosis(ALS)
 Progressive lateral sclerosis(PLS)
 Progressive muscular atrophy(PMA)
 Keterlibatan batang otak (Bulbar)
- Pseudobulbar palsy
- Progressive bulbar palsy
Tabel 1. Perbedaan gejala pada tiap-tiap tipe MND 10

Tipe Degenerasi UMN Degenerasi LMN


ALS Terdapat Terdapat
PLS Terdapat Tidak terdapat
PMA Tidak terdapat Terdapat
Progresif bulbar Tidak terdapat Terdapat, pada bagian
palsy bulbar
Pseudobulbar Terdapat, pada bagian Tidak terdapat
palsy bulbar

Sedangkan pada ALS sendiri terdapat 2 tipe: 9


A. Familial
ALS familial ditandai dengan adanya riwayat dalam keluarga dan atau analisis
genetic gen yang cacat yang telah terbukti berhubungan dengan penyakit.
ALSfamilialterdiri5-10% dariALStotal
B. Sporadik
90-95% sisanyayangtidak diketahui penyebabnya sehingga disebut sebagai sporadik

5. Patofisiologi 2
Jalur molekuleryang tepatmenyebabkandegenerasimotor neurondalam ALStidak
diketahui, tetapi sebagai denganpenyakitneurodegenerative lain, kemungkinanuntuk
menjadiinteraksi yang kompleks antaraberbagaimekanisme patogenikselularyang
mungkin tidaksaling eksklusifini termasuk:
1. Faktor Genetik
ALS sporadis dan familial secara klinis dan patologis serupa, sehingga ada
kemungkinan memiliki patogenesis yang sama. Walaupun hanya 2% pasien penderita
ALS memiliki mutasi pada SOD1, penemuan mutasi ini merupakan hal penting pada
penelitian ALS karena memungkinkan penelitian berbasis molekular dalam
pathogenesis ALS. SOD1, adalah enzim yang memerlukan tembaga, mengkatalisasi
konversi radikals superoksida yang bersifat toksik menjadi hidrogen peroksida dan
oksigen. Atom tembaga memediasi proses katalisis yang terjadi. SOD1 juga memiliki
kemampuan prooksidasi, termasuk peroksidasi, pembentukan hidroksil radikal, dan
nitrasi tirosin. Mutasi pada SOD1 yang mengganggu fungsi antioksidan
menyebabkan akumulasi superoksida yang bersifat toksik. Hipotesis penurunan
fungsi sebagai penyebab penyakit ternyata tidak terbukti karena ekspresi berlebihan
dari SOD1 yang termutasi (di mana alanin mensubstitusi glisin pada posisi 93 SOD1
(G93A) menyebabkan penyakit pada saraf motorik walaupun adanya peningkatan
aktivitas SOD1. Oleh karena itu, mutasi SOD1 menyebabkan penyakit dengan
toksisitas yang mengganggu fungsi, bukan karena penurunan aktivitas SOD1
2. Excitotoxicity
Ini adalah istilah untuk cedera neuronal yang disebabkan oleh rangsangan
glutamat berlebihan diinduksi dari reseptor glutamat postsynaptic seperti reseptor
permukaan sel NMDA dan reseptor AMPA. Stimulasi berlebih ini dari reseptor
glutamat diduga mengakibatkan masuknya kalsium ke dalam neuron besar, yang
menyebabkan terbentuknya oksida nitrat meningkat dan dengan demikian kematian
neuronal. Tingkat glutamat dalam CSF yang meningkat pada beberapa pasien dengan
ALS . Elevasi ini telah dikaitkan dengan hilangnya sel transporter asam amino
rangsang glial EAAT2 .
3. Stres Oksidatif
Stres oksidatif telahbeberapa lamadikaitkan denganneuro degeneratifdan
diketahuibahwa akumulasireactive oxygen species(ROS) menyebabkan kematian sel.
Sepertimutasi padaenzim superoxidedismutaseanti-oksidan 1 (SOD1) gendapat
menyebabkanALS,ada ketertarikanyang signifikandalam mekanismeyang
mendasariproses neurodegenerativedi ALS. Hipotesis inididukung olehtemuan
dariperubahan biokimiayang mencerminkankerusakan radikal bebas
danmetabolismeradikalbebasyang abnormaldalam jaringansampelCSF
danpascamortempasien ALS .
4. Disfungsimitokondria
Kelainanmorfologimitokondriadan biokimiatelah dilaporkanpada pasien ALS.
Mitokondriadari pasien ALSmenunjukkan tingkatkalsiumtinggi
danpenurunanaktivitasrantaipernapasankompleksI dan IV, yang
melibatkanketidakmampuan metabolisme energi.
5. Gangguantransportasiaksonal
Aksonmotor neurondapat mencapaihingga satumeter panjangnyapada manusia,
dan mengandalkansistem transportasiintraseluler yang efisien. Sistem initerdiri
darisistem transportasianterograde(lambat dan cepat)dan retrograde, dan bergantung
padamolekul'motor', kompleks kinesinprotein(untukanterograde) dan
kompleksdynein-dynactin (untukretrograde) . Pada pasiendengan ALS ditemukan,
mutasi padagenkinesindiketahui menyebabkanpenyakitsaraf
motorikneurodegenerativepada manusia sepertiparaplegiaspastikturun temurun
danpenyakit Tipe2ACharcot-Marie-Tooth. Mutasidi kompleksdynactinmenyebabkan
gangguanmotor neuronyang lebih rendah dengankelumpuhanpita suarapada manusia.
6. Agregasi neurofilamen
Neurofilamenprotein bersama-samadenganPeripherin(suatu protein
filamenintermediet) ditemukan di sebagian
besarneuronmotorikaksonalinklusiALSpasien.
Sebuahisoformberacunperipherin(peripherin 61), telah ditemukan menjadi racun
bagineuronmotorikbahkan ketikadiekspresikan pada tingkat
yangsederhanadanterdeteksi dalamkorda spinalis pasien ALStetapi tidakkontrol
7. Agregasi protein
Inklusi Intra-sitoplasma adalah ciri dari ALS sporadis dan familial. Namun, masih
belum jelas, apakah pebentukkan agregat langsung menyebabkan toksisitas selular
dan memiliki peran kunci dalam patogenesis, jika agregatmungkinterlibatoleh
produkdari prosesneurodegenerasi, atau jikapembentukanagregatmungkin benar-
benarmenjadiproses yangmenguntungkandenganmenjadi bagian
darimekanismepertahanan untukmengurangi konsentrasi intracellular dari racun
protein
8. Disfungsi inflamasidan kontribusisel non-syaraf
MeskipunALSbukangangguanautoimunitas primer ataudisregulasiimun,ada
buktiyang cukupbahwa prosesinflamasi dansel non-syarafmungkin
memainkanperanan dalampatogenesisALS. Aktivasi
selmikroglialdandendritikadalahpatologiterkemuka diALSmanusia
dantikustransgenikSOD1. Non-sel sarafdiaktifkanmenghasilkan sitokininflamasi
sepertiinterleukin, COX-2, TNFadan MCP-1, dan buktiupregulationditemukandalam
CSFatau spesimensumsum tulang belakangpasienALS ataudalam modelin vitro .
9. Defisit dalamfaktor-faktorneurotropikdan disfungsijalur sinyal
Penurunan tingkatfaktorneurotropik(misalnya CTNF, BDNF, GDNFdan IGF-1)
telah diamatidalam pasienALS pasca-mortem dan di dalammodelin vitro. Pada
manusia, tiga mutasipada genVEGFyangditemukan terkaitdengan peningkatan
risikomengembangkanALSsporadis,meskipunmetaanalisis inioleh penulis yang
samagagal untuk menunjukkanhubungan antarahaplotypeVEGF danmeningkatkan
risikoALSpada manusia. Prosesakhirdari kematian selneurondalam
ALSdidugamiripjalurkematianSelterprogram(apoptosis).Penandabiokimiaapoptosister
deteksidalam tahap terminalpasien ALS.

Gambar 3. Patofisiologi ALS


6. Gejala
Gejala-gejalaALSbervariasi darisatu orang ke oranglain tapisebagianmemiliki
keluhan:
Tabel 2. Gejala-gejala ALS 11
Disfungsi UMN Disfungsi LMN Gejala emosional

- Kontraktur - Kelemahan otot - Tertawa dan


- Disartria - Fasikulasi. menangis
- Disfagia - Atrofi. involunter
- Dispneu - Kram otot - Depresi
- siallorhea - Hiporefleks
- Spastisitas. - flasid
- Reflek tendon yang - Foot drop
cepat atau menyebar - Kesulitan bernafas.
abnormal.
- Adanya reflek
patologis.
- Hilangnya ketangkasan
dengan kekuatan
normal

Tabel 3. Hubungan keluhan terhadap lokas kerusakan motor neuron 11


Medulla Lesi UMN Pseudobulbar spastisitas lidah
(penyebab lain
termasuk stroke)
Disartria
refleks meningkat
emosi yang labil
inkoordinasi fungsi menelaan
dan bernapas

Lesi UMN
dan LMN Disartria
Disfagia
jaw jerk refleks meningkat
Lesi LMN Palsy bulbar atrofi dan fasikulasi lidah
Disfagia
Traktur
kortikospinal Lesi UMN kelemahan yang spastic
refleks meningkat
Kekakuan
respon plantar ekstensor
kornu
anterior Lesi LMN Kelemahan yang flasid
fasikulasi otot
kelemahan otot diafragma dan
otot interkostalis

Progresifitas penyakit dengan peningkatan kelemahan dan lebih banyak otot yang
terpengaruh . Ketikakelemahantelah menyebar kebatangtubuh, ucapan, menelan dan
bernafasmenjaditerganggu.Akhirnyadukungan ventilatordiperlukan.
Kematianbiasanyahasil darikomplikasitidak aktifatau darikelumpuhanotot-otot
yangmengontrol pernapasan.5
GejalaALSbervariasi dari satuorang ke orang lainsesuai dengankelompok
ototyangdipengaruhioleh penyakit.Tersandung, menjatuhkanbarang, kelelahan abnormal
padalengan dan/atau kaki, meracaubicara, kesulitandalam berbicarakeras, tak terkendali
tertawa ataumenangis, dan kram ototdan berkedutsemuagejalaALS. ALSbiasanya
dimulaipertama ditangandan akan menyebabkanmasalah dalamberpakaian, mandi, atau
tugas-tugassederhana lainnya. Inibisa berkembang menjadilebih padasatu sisitubuh
danumumnyaberjalan ke tanganatau kaki. Jika mulaipada kaki, berjalan akan
menjadisulit.ALSjuga dapat mulaidi tenggorokan, menyebabkan kesulitan
menelan.Orangyang menderitaALStidakkehilangan kemampuanmereka untuk melihat,
mendengar, menyentuh, mencium, ataurasa.kandung kemihdan otot-ototmataorang
tersebuttidak terpengaruh, tidak puladorongan seksualdan fungsi. Penyakittidak
mempengaruhipikiranseseorang.8
Kelemahan dapatdimulaidi kaki, tangan,lenganproksimal, atau oropharinx(dengan
berbicaracadelatau kesulitanmenelan)disatria. Seringkalitangandipengaruhi pertama,
biasanya asimetris. Gaya berjalanterganggukarena karakteristik otot-ototyang lemah
danfootdrop, meskipun otot-ototproksimalkadang-kadangdipengaruhi pertama. Atau,
gangguangaya berjalan spastikmungkin terjadi. Perlahankelemahanmenjadilebihparahdan
berbagai bagian tubuhmulai terpengaruh.Spasme otot(dikaitkan dengan
hipersensitivitasotot) dan penurunan berat badan(yang dihasilkan dari kombinasiotot
yang mengecildan disfagia) adalah gejalakarakteristik.
Respirasibiasanyaterpengaruhterlambat tapi, kadang-kadangmungkin
merupakanmanifestasi awalatau bahkanyang pertama. Pernapasanterganggu
olehparesisototinterkostalisdan diafragma, ataudisfagiadapat menyebabkanaspirasi
danpneumonitis, yang dapatterjadi akhirnyaSensasiklinis tidakterpengaruh, nyeri
danparestesiayangdiperbolehkandengan diagnosis ini, kecuali adapenyakitkomplikasi,
(misalnya neuropatidiabetes) danfungsi kandung kemihterhindar. Nyeri bukan
merupakangejala awaltetapi mungkin terjadikemudian ketikaanggota tubuhbergerak.6
TandaLMNharus jelasuntuk diagnosisyang valid. Fasikulasi mungkin terlihat
pada lidah meskipun tanpa disartia. Jika terdapat kelemahan dan otot batang tubuh yang
mengecil fasikulasi biasanya sudah mulai terlihat.refleks tendon mungkin meningkat atau
menurun. Kombinasi dari reflex yang berlebihan degan tanda Hoffman pada tangan
dengan lemah dan otot yang fasikulasi sebenarnya merupakan tnda yang patognomonik
dari ALS ( kecuali untuk sidrom motor neuropati). Tanda tegas kelainan umn adalah
babinsky dan klonus. Kelainan berjalan yang spastic dapat terlihat tanpa tanda lmn pada
kaki, kelemahan pada kaki mungkin tidak ditemukan, tetapi inkoordinasi terbukti dengan
kecanggungan dan kejanggalan dalam penampilan ketika bergerak.6
Nucleus motorik nervus cranial terlibat dalam disartria, fasikulasi lidah dan
pergerakan yang terganggu dari uvula. Kelemahan wajah khususnya pada otot mentalis
tetapi ini biasanya tidak menonjol. Disartria dan disfagia disebabkan oleh lesi umn
(pseudobulbay palsy) dibuat jelas oleh pergerakkan dari uvula yang lebih kuat
padapersarafandari padakemauan, sehingga uvula tidak dapat bergerak dengan baik.
Tetapi respon yang kuat terlihat pada faringeal atau gag reflek. Manifestasi umum dari
pseudobulbar palsy adalah emosional yang labil dengan tertawa yang wajar atau lebih
sering, menagis dapat dianggap keliru sebagai reaksi depresi karena diagnosis, lebih baik
dianggap sebagai pelepasan fenomena reflex yang kompleks yang terlibat dalam ekspresi
emosional. Kematian diakibatkan karena kegagalan pernapasan, pneumonitis aspirasi,
atau emboli pulmo setelah immobilitas yang panjang6

7. Diagnosis

Tabel 4.El EscorialFederasi DuniaNeurologyKriteriaUntukDiagnosisALS11


(1750(1750)
Diagnosis ALS membutuhkan kehadiran
1. Tanda-tanda degenerasi lower motor neuron (LMN) dengan pemeriksaan
klinis,elektrofisiologi atau neuropathologic.
2. Tanda-tanda degenerasi upper motor neuron (UMN) dengan pemeriksaan klinis,
dan
3. Tanda-tanda penyebaran yang progresif dalam wilayah atau ke daerah lain,
bersama-sama dengan tidak adanya
4. Bukti elektrofisiologi proses penyakit lain yang mungkin menjelaskan tanda-tanda
LMN dan / atau degenerasi UMN, dan
5. Neuroimaging bukti proses penyakit lain yang mungkin menjelaskan tanda-tanda
klinis dan tanda elektrofisiologi

Kategoridiagnostik klinispasti pada kriteriaklinis saja


A. PastiALS
 Tanda UMN dan LMN sedikitnya pada tiga bagian tubuh
B. Kemungkinanbesar ALS
 Tanda UMN dan LMN setidaknya pada 2 bagian tubuh, dengan beberapa tanda
UMN pada bagian rostral terhadap tanda LMN
C. Kemungkinanbesar ALS–Didukung Laboratorium
 Tanda klini disfungsi UMN da LMN hanya pada satu bagian tubuh. Selain itu
ada pada elektromiografi terdapat tanda degenerasi yang aktif dan kronis pada
minimal 2 ekstremitas
D. KemungkinanALS
 Tanda klinis dari disfungsi UMN dan LMN ditemukan secara bersamaan pada
satu bagian, atau tanda UMN ditemukan pada 2 atau lebih bagian tubuh.

 Tanda UMN : Klonus, tanda babinsky, tidak adareflekskulit perut,


hypertonia,kehilangan ketngkasan
 Tanda LMN :atrofi, kelemahan. Jikahanyafasciculation: pencarian
denganEMGuntukdenervasiaktif
 Bagian saraf: bulbar, leher rahim, dada danlumbosakral

Dapat juga menggunakan kriteria lain dari World Federation of Neurology (WFN)
,dimana harus terdapat: 13
- Bukti adanya lesi UMN
- Bukti adanya lesi LMN
- Bukti adanya progresifitas
Dalam menggunakan kriteria WFN, ada 4 regio yang harus diketahui:
o Bulbar : Otot wajah, mulut, tenggorokan.
o Cervical : Otot belakang kepala, leher, bahu, pundak, ekstrimitas atas.
o Thoracic : Otot dada dan abdomen, dan bagian tengah dari otot spinal.
o Lumbosacral : Otot belakang bagian pundak bawah, paha, dan ekstrimitas bawah

Amyotrophic lateral sclerosissulit untukmendiagnosasejak awal karenahal itumungkin


tampak mirip denganbeberapa penyakitneurologis lainnya. Tes untukmengesampingkan
kondisilain mungkintermasuk. Paradokterahlisetelahneurologishati-
hatipemeriksaan,dengan adanyatanda-tandaUMNdanLMNdi segmenanatomisama
denganasimetrislokalisasimampumencurigaidiagnosisALS. Pemeriksaan yang dapat
dilakukan antara lain :12

1. Elektrofisiologi
Terutma untuk mndeteksi adanya lesi LMN pada daerah yang terlibat. Dan untuk
menyingkirkan proses penyakit lainnya. Sangat penting untk diingat bahwa
pemeriksaan fisik neurofisiologi yang digunakan untuk mendiagnosis ALS dan
kelainan neurofisiologi yang sugestif saja tidak cukup untuk mendiagnosis tanpa
dukungan klinis.12
a. Konduksi saraf motorik dan sensorik
Konduksisarafdiperlukanuntuk mendiagnosisterutamauntuk mendefinisikandan
mengecualikangangguan laindari sarafperifer, neuromuscular junction, dan
ototyang dapatmeniru ataumengacaukandiagnosisALS.12
b. Elektromiografi konvensional 12
Konsentris jarum elektromiografi (EMG) memberikan bukti disfungsi LMN yang
diperlukan untuk mendukung diagnosis ALS, dan harus ditemukan dalam
setidaknya dua dari empat daerah SSP: otak (bulbar / neuron motor tengkorak),
leher rahim, toraks, atau lumbosakralsumsum tulang belakang (anterior tanduk
motor neuron). Untuk daerah batang otak itu sudah cukup untuk menunjukkan
perubahan dalam satu EMG otot (misalnya lidah, otot-otot wajah, otot rahang).
Untuk wilayah sumsum tulang belakang, dada itu sudah cukup untuk
menunjukkan perubahan EMG baik dalam otot paraspinal pada atau di bawah
tingkat T6 atau di otot perut. Untuk daerah leher rahim dan sumsum tulang
belakang lumbosakral setidaknya dua otot dipersarafi oleh akar yang berbeda dan
saraf perifer harus menunjukkan perubahan EMG.12
Kriteria El-Escorial yang telah direvisi mengharuskan bahwa kedua bukti
denervasi aktif atau sedang berlangsung dan denervasi parsial kronis diperlukan
untuk diagnosis ALS, meskipun proporsi relatif bervariasi dari otot ke otot.
Tanda-tanda denervasi aktif terdiri dari:
1.potensi fibrilasi
2. gelombang positif tajam
Tanda-tanda denervasi kronis terdiri dari:
1. Motor unti potensi besar durasi meningkat dengan peningkatan
proporsipotensi polyphasic, amplitudo seringkali meningkat.
2. mengurangi gangguan pola dengan tingkat menembakkan lebih tinggi
dari10 Hz (kecuali ada komponen UMN signifikan, dalam hal laju
pembakaranmungkin lebih rendah dari 10 Hz).
3. potensi unit motor stabil.
Potensi fasciculation sangat penting untuk menemukan karakteristik
ALS, meskipun mereka dapat dilihat pada otot yang normal (fasikulasi
jinak) dan tidak muncul di semua otot pasien ALS. Dalamfasikulasi
jinak morfologi dari potensi fasciculation normal, sedangkan pada
potensi fasciculation terkait dengan perubahan neurogenik ada
morfologi abnormal dan kompleks tajam positif
c. Transcranial magnetic stimulation dan pusat konduksi motorik
Stimulasi magnetiktranskranial(TMS) memungkinkan evaluasinon-invasifjalur
motor kortikospinalis, danmemungkinkan deteksilesiUMNpada pasienyang tidak
memilikitanda-tandaUMN. Motoramplitudo, ambang bataskortikal, waktu
konduksimotorikpusat danperiodediamdapat dengan mudahdievaluasi dengan
menggunakanmetode ini. Tengahkonduksimotorikwaktu (CMCT) sering
sedikitlama untukotot-ototsetidaknyasatu ekstremitaspada pasien ALS.12
d. Elektromiografi kuantitatif 12
Motorunit numberestimation(Mune) adalah teknikelektrofisiologikhusus
yangdapat memberikanperkiraankuantitatif darijumlahaksonyang
mempersarafiototatau kelompokotot. Muneterdiridari sejumlahmetode yang
berbeda(incremental, titik rangsanganganda,lonjakan-dipicu rata-rata, F-
gelombang, dan metode statistik), dengan masing-masingmemilikikeunggulan
spesifikdan keterbatasan.Meskipunkurangnyametode tunggalyang sempurna
untukmelakukanMune, mungkin memiliki nilaidalam penilaianhilangnya secara
progresif aksonmotorikdalam ALS, dan mungkinmemiliki penggunaansebagai
ukurantitik akhirdalam uji klinis
2. Neuroimaging
Dilakukan MRI kepala/tulang belakang untuk menyingkirkan lesi structural
dandiagnosis lain pada pasien yang dicurigai ALS (tumor,spondylitis, siringomielia,
strokebilateral, dan MS)12
3. Biopsi otot dan neuropatologi
terutama dilakukan pada pasien dengan presentasi klinis yang tidak khas,
terutamadengan lesi UMN yang tidak jelas. Biosi digunakan untuk menyingkirkan
adanyamiopati, seperti inclusion body myositis.12
4. Pemeriksaan lab lainnya
Ada beberapa pemeriksaan lain yang dapat dianggap wajib dalam pemeriksaan dari
pasien ALS. Tes laboratorium klinis yang mungkin abnormal dalam kasus dinyatakan
khas ALS meliputi:6
 Enzim otot (kreatin kinase serum [yang tidak biasa di atas sepuluh kali batas atas
normal], ALT, AST, LDH)
 serum kreatinin (terkait dengan hilangnya massa otot rangka)
 Hypochloremia, bikarbonat meningkat (terkait dengan gangguan pernapasan
lanjutan)

8. Komplikasi
1. Sistem pernapasan
Diafragmadan ototrespirasi lainnyaselaluterpengaruh,dan kebanyakan
pasienmeninggal karenakoplikasi pernapasan. Hal ini terjaditerutama
dariketidakmampuanpasien untukbernapaskarena kelemahanotot pernafasan.Pada
pasiendengan kelemahanbulbar, aspirasi sekresiatau makanandapat terjadidan
pneumonia, karena itu, manajemenpernafasandiperlukandalam
perawatankomprehensifpasiendengan ALS.Rutinmengukur kapasitasvital
dalamposisiduduk dantelentang.Paling sering,
pengukuranberbaringmenurunsebelumpengukuranduduk. Gravitasimembantudalam
menurunkandiafragmasebagaisudutpasienkecenderunganmeningkat.14
Kelemahanpernafasanberlangsung, pasientelahmeningkatkankesulitandengan
gerakandiafragmaketikatelentangkarenapenghapusanefek inidari gravitasi. Hal ini
menyebabkanhipoventilasialveolar
dandesaturasioksihemoglobinutama.Kesulitantidurdapatmenjadi
gejalapertamahipoventilasi. Pasien harusdipertanyakantentangkebiasaan tidursecara
rutin, dan jikagangguan tidurmengembangkan, mengukur kapasitaspentingduduk
danterlentang.Selain itu, melakukan monitoringsaturasioksigensemalamuntuk
menilaihipoksemiamalamdan kebutuhan untukventilasi
tekananpositifintermitenmalamnoninvasif(IPPV).14

9. Diagnosis banding
1. Penyakit Motor Neuron Lainnya 14
a. Primary lateral sclerosis (UMN saja)
b. Progressive muscular atrophy (LMN saja)
c. Progressive bulbar palsy
2. Abnormalitas anatomi/ sindrom kompresi:

- Tumor medulla spinalis

Tumor medula spinalis dapatmanifestaskelemahanekstremitas, mati rasa,


dantanda-tanda lesi UMN

- Syringomyelia

Sirinomyelia adalah gangguan perkembangan yang dikarakteristikkan dengan


adanya kavitas abnormal karena dilatasi dari kanal central pada korda spinalis.
Kavitas ini berasal dari regio midservikal tetapi dapat memanjang ke atas ke
medulla (memproduksi siringobulbia) atau turun ke regio torakal dan lumbal.
Kavitas membesar perlahan selama beberapa tahun. Sindrom klinik yang
dikarakteristikkan bercampur antara gangguan sensorik dan motorik.
Kerusakan bagian ventral dari central gray mengarah pada tanda LMN
,kelemahan, atrofi, fasikulasi dari otot tangan intrinsic, hilangnya reflkes
lengan selalu terjadi. Tanda UMN pada ekstremitas bawah terjadi dengan
memanjangnya kavitas ke traktus kortikospinal . Siringobulbia dapat
menyebabkan paralisis pita suara, diastria, nistagmus, kelemahan lidah dan
sindrom horner.

- Cervical spondylosis

Bisa dijumpai kombinasi lesi UMN dan LMN pada otot- otot ekstremitas
superior. Biasanya disertai gangguan sensoris.
Meskipunmyelopathyserviksspondilosis yang beratkadang-kadangdapat
menyebabkan kebingungandenganMND, terutama jika adaspastisitas
danhyperrefexiaditungkai bawah
dalam hubungannyadengan atrofiotot danfasikulasipada tungkaiatas,tidak
mungkinmenyebabkanfasikulasiluas, dan kelemahan .15Kelemahan anggota
gerak yang progresif, asimetris, gabungantanda-tandaUMNdanLMNpada
lengan, paraparesis spastik, kadang-kadangfasikulasidi lengan.12

3. Infeksi :

- Lyme disease

Manifestasineurologispenyakit Lymemeliputimeningitis
danpolyradiculoneuropathy. Tahapkedua dan ketigapenyakit Lymeyang
terkait dengan perubahanneurologisyang dapatmenyebabkanneuropati, motor
aksonalrendah. Penyakit Lymedisebabkan olehbakterispirochete(Borrelia
burgdorfere).Abnormalitas pada akar saraf terjadi pada stadium awal maupun
akhir dari penyakit. Gejalanya berupa kelemahan, gangguan sensorik dan
hiporefleks pada bagain yang dipengaruhi akar saraf tersebut.
- Myelopati HIV

Mielopati yang berhubungan dengan infeksi HIV biasanya terlihat pada


stadium kemudian dari penyakit. Hal ini dikaakteristikkan dengan ganggua
berjalan (gait) denga gangguan sensorik, ganggua sfingter dan reflex yang
cepat. Pada mielopati HIV juga terdapat tanda UMN dan LMN. Neuropati
perifer (kerusakan akson) merupakan tanda klinik dari HIV. 8

16
4. NM Junction

- Myasthenia gravis

Merupakan suatu penyakit autoimun yang didapat dan mengganggu transmisi


neuromuscular pada neuromuscular junction akibat kekurangan / kerusakan
reseptor Ach. Keluhan yang khas kelemahan otot setelah/sesaat digunakan dan
membaik setelah istirahat. Gejala inisisasi (fokal, otot bulbar, otot ekstremitas,
otot mata  diplopia, ptosis. Miastenia gravis juga dapat menyebabkan
kelemahan pada otot pernapasan. Tidak terdapat fasikulasi dan tanda
kelemahan UMN.

5. Endokrin : 16

- Hipertiroid

Manfetasi neurologi dari hipertiroidisme bervaariasi termasuk perubaha


status mental, kejang, abnormalitas gerak seperti tremor dan korea, gangguan
mata, lemah, atrofi, fasikulasi.disamping itu, pasien dengan hipertiroidisme
pada umumnya memiliki reflex tendon dalam yang cepat , da beberapa pasien
memilik kerusakan dari traktus kortikospinal dan tanda babinski. Pasien
dengan hipertiroidisme dapat berkembang berkombinasi dengan klemahan
dan tanda UMN yang menyerupai ALS. Tentu saja kebanyakan pasien dengan
hipertiroidisme memiliki bukti toksik goiter, ansietas, dan insomnia yang bias
dibedakan dengan ALS. Hal ini penting untuk dinyatakan, bagaimanapun juga
pada pasien tua dengan hipertiroidismedapat bermanifestasi dengan apatis dan
depresi yang disebut apatis hipertiroidisme.
- Hiperparatiroidisme

Manifestasi neurologi pasien dengan hiperparatiroid pada umumnya


terkait dengan hiperkalsemia, hipofosfatemia, dan peningkatan kadar hormone
paratiroid da terdiri dari perubahan status mental seperti lethargi, bingung, dan
akhirnya koma.ketika hiperkalemia tidak berat atau akut namun kelemahan
dan kelelahan mungkin muncul sebagai gejala pada hiperparatiroid primer.
Jarang gejala pasien berkembang dari miopati. Jarang hiperparatiroid dan ALS
terjadi bersamaan pada pasien, kemungkinan itu meningkat jika peningkatan
kadar hormon paratiroid berkontribusi pada perkembangan motor neuron
sindrom. Hiperkalsemia dan peningkatan level paratiroid hormone namun
dapat membantu membedakan antara penyakit endokrin ini dengan ALS.
Tabel diagnosis banding ALS 18
10. Penatalaksanaan
A. Medikamentosa
I. Terapi kausatif 17
a. Antagonis Glutamat :
 Riluzole, Lamotrigine, dextrometrophan, gabapentin, rantai asam amino
b. Antioksidan
 Vitamin E, Asetilsistein, Selegiline, Creatine, Selenium, KoEnzim Q10
c. Neutrotropik factor
 Derivat factor neutrotropik, insulin like growth factor
d. Imunomodulator
 Gangliosides, interfero, plasmaaresis, intravena immunoglobulin
e. Anti viral
 Amantadine, tilorone
II. Terapi simptomatik 12
Simtomatik Obat

Keram Karbamazepin, phenitoin

Spastisitas Baclofen, tizanidine, dantrolen

Peningkatan sekresi saliva Atropine, Hyoscine hydrobromide ,


Hyoscine butylbromide, Hyoscine
scopoderm, Glycopyrronium, Amitriptyline

Sekresi persisten dari saliva Carbocisteine , Propranolol, Metoprolol


dan bronchial
Laryngospasm Lorazepam

Pain Analgesic Non-steroidal, Opioids

Emosi yang labil Tricyclic antidepressant, Selective serotonin-


reuptake inhibitor, Levodopa,
Dextrometorphan and quinidine
Depression Amitriptyline, Citalopram

Insomnia Amitriptyline, Zolpidem

Anxietas Lorazepam

B. Non medikamentosa 8
1. Physical terapi
Salah satu efek samping dari penyakit ini adalah spasme atau kontraksi otot yang
tidak terkontrol. Terapi fisiktidak dapat mengembalikan fungsi otot normal, tetapi
dapat membantu dalam mencegah kontraksi yang menyakitkanotot dan kekuatan
otot dalam mempertahankan normal dan fungsi. Terapi fisik harus melibatkan
anggota keluarga, sehingga mereka dapat membantu menjaga terpai ini untuk
pasien ALS.
2. Terapi bicara
Terapi wicarajuga dapat membantudalam mempertahankankemampuan
seseoranguntuk berbicara. Terapi menelanjuga penting, untuk
membantumasalahmenelan ketika makan danminum. Perawatan
inimembantumencegah tersedak. Disarankankepada pasien pasienmengatur posisi
kepala danposisilidah. Pasien dengan ALS jugaharus
mengubahkonsistensimakananuntuk membantumenelan.

3. Terapi okupasi
Agar pasien dapat melakukan aktifitas / kerja sehari-hari lebih mudah tanpa
bantuan orang lain.
4. Terapi pernapasan
Ketika kemampuan untuk bernapas menurun, seorang terapis pernafasan
yangdibutuhkan untuk mengukur pernapasankapasitas. Tes ini harus dilakukan
secara teratur. Untuk membuat bernapas lebih mudah, pasien tidak boleh
berbaring setelah makan. Pasien tidak boleh makan makanan terlalu banyak,
karena mereka
dapat meningkatkan tekanan perut dan mencegah perkembangan diafragma.
Ketika tidur,kepala harus ditinggikan 15 sampai 30 derajat supaya organ-organ
perut menjauh dari diafragma.Ketika kapasitas pernapasan turun di bawah 70%,
bantuan pernapasan noninvasif harus disediakan. Hal ini melibatkan masker yang
terhubung ke ventilator mekanis. Ketika kapasitas bernapas jatuh
di bawah 50%, permanen hook-up untuk ventilator harus dipertimbangkan.

11. Prognosis
ALSadalah penyakityang fatal. Hidup rata-rataadalah 3tahundari
onsetkliniskelemahan.Namun, kelangsungan hidupyang lebih panjang tidaklangka.Sekitar
15% dari pasiendengan ALShidup 5tahunsetelah diagnosis, dan sekitar5% bertahan
selamalebih dari 10tahun. Kelangsungan hidup jangka panjangdikaitkan denganusia yang
lebih mudasaat onset, laki-laki,dan anggota tubuhdaripadabulbaronset gejala.
LaporanLangkaremisi spontanada. 1
Penyakit motorneuron yang terbatas seperti PMA,PBP, PLS yang tidak
berkembang menjadi ALS klasik memiliki progresifitas yang lebih lambat dan
kelangsungan hidu yang lebih panjang. 1

Você também pode gostar