Você está na página 1de 11

Analisa Keperawatan Wisata Di Indonesia

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Gadar Wisata Darat
Dosen Pengampu : Ns. Amrih Widiati, M.Kep

OLEH :
Nama : Chika Hardiyanti
NIM : 1707160
Semester : VII
Prodi : S1 Keperawatan (Transfer)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
ANALISA KEPERAWATAN WISATA DI INDONESIA

A. Perkembangan keperawatan dan wisata di Indonesia


1. Perkembangan keperawatan di Indonesia
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahun terjadi peningkatann
kebutuhan akan tenaga kesehatan salah satunya tenaga kesehatan. Perawat adalah
profesi/tenaga kesehatan yang jumlah dan kebutuhan paling banyak d antara tenaga
kesehatan lainnya
Rasi perawat terhadap 100.000 penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar
94,07 perawat per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 menurun menjadi 87,65
perawat per 100.000 penduduk. Keduanya masih jauh dari taget rasio perawat yang
ditetapkan pada tahun 2014 sebesar 158 perawat per 100.000 penduduk, bahkan jauh
dari target Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019 sebesar 180 perawat
per 100.000 penduduk. Berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK), presentase jumlah
perawat adalah yang terbesar di antara tenaga kesehatan lain yaitu 29,66% dari
seluruh rekapitulasi tenaga kesehatan di Indonesia per Desember 2016.

Gambar 1. Proporsi Jumlah Perawat di antara SDM Kesehatan Lainnya yang Didayagunakan di
Fasilitas Layanan Kesehatan Tahun 2016

Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes
RI, 2017

Berdasarkan rekapitulasi BPPSDMK per Desember 2016 dari total 296.876 orang
perawat di Indonesia, terlihat dari grafik di atas jumlah perawat terbanyak di Provinsi
Jawa Tengah 25.773 orang, Jawa Barat 33.527 orang, dan jawa timur 33.377 orang
tenaga keperawatan sedangkan jumlah tenaga keperawatan yang paling sedikit di
Provinsi Kalimantan Utara sebanya 1.184 orang perawat, diikuti Papua Barat dan
Sulawesi Barat masing-masing 1.478 dan 1.675 orang.
Gambar 2. Distribusi Jumlah Perawat di Indonesia Berdarkan Rekapitulasi per Desember 2016

Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes
RI, 2017

2. Perkembangan Wisata di Indonesia


Dampak pariwisata diukur dalam dua tahap, yaitu dampak langsung dan tidak
langsung terhadap perekonomian. Dampak langsung diukur melalui tingkat belanja
devisa pariwisata dan dampaknya terhadap lapangan kerja. Sementara dampak tidak
langsung meliputi pengukuran efek yang ditimbulkan terhadap pendapatan nasional
(pertumbuhan ekonomi).
Dalam jangka panjang, efek pariwisata terhadap peningkatan pertumbuhan
ekonomi dapat diidentifikasi melalui beberapa saluran yang berbeda, yaitu sebagai
berikut(2) :
a. Pariwisata adalah penghasil devisa yang cukup besar, yang tersedia untuk
pembayaran barang-barang atau bahan baku dasar yang diimpor yang digunakan
dalam proses produksi.
 Pertumbuhan Indonesia 4 kali lipat lebih tinggi dibanding pertumbuhan
regional dan global(3)

Indonesia, Growth : 25.68%

ASEAN, Growth : 7 %

World, Growth : 6%

Indonesia  25,68% (Januari – Agustus 2017)


Malaysia  0,87% (Januari – Mei 2017)
Singapore  3,83% (Januari – Juli 2017)
Thailand  5,05% (Januari – Agustus 2017)
 Pendapatan devisa dari sector pariwisata Indonesia(4)

 Penerima devisa di Indonesia(3)

b. Pariwisata memainkan peranan penting dalam mendorong investasi pada


infrastruktur dan persaingan antar perusahaan lokal dengan perusahaan di negara
turis lainnya.
Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Tanjung
Denpasar Medan Priok, Jakarta Utara

Pelabuhan Tanjung Pelabuhan Soekarno-


Perak, Surabaya Hatta, Makassar

c. Pariwisata menstimulasi industri-industri lainnya, baik secara langsung, tidak


langsung maupun efek stimulasi.
Industri kerajinan tangan dan cinderamata di Jawa Tengah

Batik Tenun Kulit Wayang

Ukir Logam, Tembaga Keramik


dan Kuningan

d. Pariwisata memberikan kontribusi untuk menciptakan lapangan kerja dan


meningkatkan pendapatan.
 Penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau8,4%.
 Lapangan kerja tumbuh 30% dalam5 tahun.
 Pencipta lapangan kerj atermurah US$ 5.000/satu pekerjaan.
e. Pariwisata bisa menimbulkan eksploitasi yang positif dari skala ekonomis
(economies of scale) perusahaan-perusahaan nasional
Pariwisata adalah faktor penting untuk difusi pengetahuan teknis, stimulasi riset
dan pengembangan, dan akumulasi modal sumber daya manusia.

B. Masalah-masalah di area wisata dilihat dari keperawatan


Trend isu dalam keperawatan pariwisata meliputi beberapa aspek diantaranya sebagai
berikut:
1. Kesehatan Wisata
2. Penyakit Menular saat Berwisata
3. Higiene dan Sanitasi Daerah Tujuan Wisata
4. Traveller Diarrhea
5. Surveilans Penyakit Menular pada Tourist Service
6. Animal Bite During Travelling
7. Kecelakaan Rekreasi Air
8. Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan akibat Transportasi
9. Imunisasi untuk Wisatawan
10. Manajemen Pelayanan Kesehatan dengan Health Insurance

C. Keperawatan wisata di Indonesia


Jenis Penyakit yang
No Nama Lokasi Fasilitas yang tersedia
Disembuhkan
1 Hot Spring Lau Debuk- Sumatera 1.Penyakit kulit 1. Kolam renang
debuk Utara 2.Relaxation 2. Restaurant
3. Street vendour
4. Parking area
5. Steambath therapy
6. Hot waterfall
2 Simpang Balek Aceh 1.Penyakit kulit 1.Hot spinning pools
2. Relaxation 2.Restaurants
3.Play grounds
3 Danau Laut Tawar Aceh 1.Penyakit kulit 1.Hot spinning pools
2.Relaxation 2.Restaurants
3.Play grounds
4 Pemali Hot Spring Bangka 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang
2.Relaxation 2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
5 Suban Hot Spring Bengkulu 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang
2.Relaxation 2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
6 Air Terjun Kepala Bengkulu 1.Penyakit kulit 1.Hot waterfall
Jenis Penyakit yang
No Nama Lokasi Fasilitas yang tersedia
Disembuhkan
Carup 2.Relaxation
8 Guci Hot Spring Tegal 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang
2. Relaxation 2.Restaurant
3.Street vendour
4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
9 Hot Spring Songgoriti Malang 1.Penyakit kulit 1.Beautiful view
2.Relaxation 2.High sulphur
3.Restaurants
4.Hot-cold bathrooms
10 Way Belerang Lampung 1.Penyakit kulit 1.Beautiful view
2.Relaxation 2.High sulphur
3.Restaurants
4.Hot-cold bathrooms
11 Tirta Tapta Hot Spring Bangka 1.Penyakit kulit 1.Kolam renang
2.Relaxation 2.Restaurant
3.Cancer 3.Street vendour
4.Rematics 4.Parking area
5.Steambath therapy
6.Hot waterfall
7.Flora dan fauna
8.Danau pemancingan
12 Semurup Hot Spring Jambi Berbagai penyakit Warm water
13 Kali Bancin Jambi 1.Penyakit kulit Mineral water
2.Rematics
3.Fatigue
14 Karumenga Hot Spring Menado Berbagai penyakit Mineral water
15 Air Panas Kalimanta Berbagai penyakit Warm water
Tengah
16 Otak Kokok Gading Nusa Berbagai penyakit Spa gulp
Tenggara Milk bath
Tabel ini menunjukkan bahwa hampir di setiap wilayah Indonesia dapat
ditemukan pariwisata kesehatan yang sudah dikembangkan; hal tersebut dapat dipahami
mengingat Indonesia merupakan kepulauan yang kaya akan alam dan pegunungan yang
tersebar baik di lima pulau terbesar di Indonesia maupun di beribu pulau kecil lainnya.
Namun sayang sekali data tentang keberadaan pariwisata kesehatan yang belum
dikembangkan dan masih sangat alami belum dapat diketahui dengan pasti.

D. Saran dalam penyelesaian masalah yang ada.


Kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara mental, sosial
dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan keseharan terhadap wisatawan
meliputi empat faktor tersebut, antara lain :
1. Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan
pencernaan (diare).
2. Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan (masuk di lumpur
panas di Lahendong, tenggelam di taman laut bunaken).
3. Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istorahatnya / suasana yang nyaman
(tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dsb).
4. Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-barangnya.
5. Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan/agama masing-
masing.
6. Dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan bila
mereka jatuh sakit.
7. Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara tempat asalnya.

Pedoman bagi usaha pariwisata dalam mengupayakan kesehatan wisata di tempat


usaha:
a. Obyek Wisata
 Mengupayakan lingkungan yang bersih setiap waktu, demikian juga fasilitas
restoran dan WC umum.
 Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dalam jumlah memadai di
tempat-tempat strategis.
 Menyediakan fasilitas pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.
 Pemberian papan-papan peringatan pada tempat-tempat yang rawan
kecelakaan yang dapat membahayakan pengunjung.
b. Akomodasi, Hotel dan Restoran
 Menjaga kebersihan kamar hotel, ruangan restoran, seluruh fasilitas dan
perlengkapan.
 Mengupayakan lingkungan yang bebas lalat, nyamuk, tikus dan binatang
pengganggu lainnya.
 Mengupayakan semua fasilitas yang ada seperti : salon, kolam renang dalam
keadaan bersih dan bebas hama.
 Menyediakan pakaian seragam yang bersih, sopan dan menarik untuk petugas
pelayanan.
 Menciptakan lingkungan yang bersih dan suasana asri sehingga tamu dapat
menikmati hidangan penuh selera.
 Menciptakan standar kebersihan untuk badan dan pengolahan makanan dan
minuman termasuk peralatan.
 Selalu menggunakan sarung tangan plastik bila mencuci peralatan dapur dan
juga pakaian tamu.
 Bertindaklah yang bijaksana bila menjumpai tamu yang kurang sehat, berikan
informasi yang benar mengenai apa yang harus dilakukan.
c. Biro Perjalanan Wisata
 Menjaga agar armada angkutan yang dimiliki beserta perlengkapannya dalam
kondisi bersih dan berfungsi dengan baik.
 Bis wisata harus tersedia perlengkapan: tong sampah dan kotak P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
 Meletakkan pesan-pesan untuk tidak merokok dalam bis pada tempat-tempat
yang mudah terlihat.
 Mewaspadai mereka yang kelihatan kurang sehat dalam perjalanan. Berikan
saran simpatik untuk mengatasi kondisi kurang sehat tersebut.
 Mengupayakan penampilan yang bersih, baik fisik maupun pakaian para
petugas dan pramuwisata.
d. Imunisasi Untuk Wisatawan
Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain rencanakan
terlebih dahulu, misalnya 2 bulan sebelumnya, khususnya untuk kebutuhan
vaksinasi, karena ada negara-negara tertentu yang merekomendasikan untuk
divaksinasikan dahulu, seperti vaksinasi menginitis bagi yang akan pergi ke Saudi
Arabia (Jemaah Haji), vaksinasi yellow fever untuk yang akan pergi ke Afrika.
Ada 3 jenis imunisasi:
1. Routinel Immunization : DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.
2. Required Immunization : Yellow Fever, Cholera, Meningococcal
Meningitis.
3. Recommended Immunization : Hepatitis A & B, Typhoid Fever, Japanese
Encephalitis, Cholera, Rabies.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Kementrian Kesehatan RI. (2017). Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI: 12 Mei Situasi Tenaga Keperawatan. Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan .
[2] Nizar, M. A. (2015). Pengaruh Pariwisata Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Indonesia. Jakarta: Researchgate.net
[3] Kemenpar. (2017). Capaian Sektor Pariwisata 3 Tahun Jokowi-JK.
http://www.presidenri.go.id/berita-aktual/laporan-3-tahun-pemerintahan-jokowi-jk-
sektor-pariwisata.html (diakses pada tanggal 12 Maret 2019)
[4] Katadata.co.id. (2018). Pendapatan Devisa Indonesia Dari Sektor Pariwisata (2009-
2019E). https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/09/10/berapa-pendapatan-
devisa-dari-sektor-pariwisata-indonesia (diakses pada tanggal 12 Maret 2019)
ALAT PENILAIAN TUGAS INDIVIDU (ESSAY)

Nama : Chika Hardiyanti


NIM : 1707160

NILAI NILAI X
NO KRITERIA EVALUASI BOBOT
1 2 3 4 BOBOT
Essay
1 Keefektifan penulisan laporan 10
2 Kedalalaman penggalian poin 10
3 Kedalaman analisa 30
4 Menyajikan saran yang aplikatif 30
5 Jurnal up to date 10
6 Pengumpulan tugas tepat waktu 10

Jumlah 100

Semarang,.......................................................
Penilai

(...................................................................)

Você também pode gostar