Você está na página 1de 8

ALAT UKUR / INSTRUMEN

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelompok Studi

Psikiatri Biologik Jakarta - Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS). KSPBJIRS

digunakan untuk mengukur tingkat insomnia lansia. Kuesioner KSPBJ-IRS

berupa daftar pertanyaan mengenai kesulitan untuk memulai tidur, terbangun

pada malam hari, terbangun lebih awal atau dini hari, merasa mengantuk pada

siang hari, sakit kepala pada siang hari, merasa kurang puas terhadap tidur,

merasa kurang nyaman atau gelisah saat tidur, mendapati mimpi buruk, badan

terasa lemah, letih, kurang tenaga setelah tidur, jadwal jam tidur sampai bangun

tidak beraturan, tidur selama enam jam dalam semalam.

Peneliti memilih KSPBJ-IRS sebagai instrumen penelitian dengan alasan

bahwa instrumen KSPBJ-IRS memiliki pertanyaan yang lebih aplikatif bila

digunakan pada lansia. KSPBJ-IRS memiliki 11 pertanyaan yang dirasa tidak

memberatkan lansia dalam menjawab dibanding kuesioner insomnia lainnya

yang ditemukan peneliti seperti Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) yang

terdapat banyak pertanyaan sehingga dirasa akan menyulitkan lansia dalam

menjawab pertanyaan kuesioner.


KUESIONER PENGUKURAN INSOMNIA PADA LANSIA

Kuesioner menurut Iwan (2009)

No. Pernyataan Tidak Kadang- Sering (3) Selalu (4)

pernah kadang (2)

(1)

1 Kesulitan untuk

memulai tidur.

2 Tiba-tiba

terbangun pada

malam hari.

3 Bisa terbangun

lebih awal/ dini

hari

4 Merasa

mengantuk di

siang hari

5 Sakit kepala pada

siang hari

6 Merasa kurang

puas dengan tidur

anda
7 Merasa kurang

nyaman/ gelisah

saat tidur

8 Mendapat mimpi

buruk

9 Badan terasa

lemah, letih,

kurang tenaga

setelah tidur

10 Jadwal jam tidur

sampai bangun

tidak beraturan

11 Tidur selama 6

jam dalam

semalam

Setelah item pertanyaan dikategorikan sebagai berikut :

11-19 : tidak ada keluhan insomnia

20-27: insomnia ringan

28-36 : insomnia berat

37 : 44 : insomnia sangat berat


Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif

Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2010), tujuan

dari teknik ini adalah untuk:

a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,

tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, dan laju metabolik

b. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen

c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar

dan tidak memfokuskan perhatian serta relaks

d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi

e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress

f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot,

fobia ringan, gagap ringan, dan membangun emosi positif dari emosi

negatif.

Indikasi dan kontraindikasi dilakukannya terapi relaksasi otot

progresif

Indikasi dilakukannya terapi relaksasi otot progresif yakni

(Setyoadi, 2011):

a. Klien yang mengalami stress dan ansietas

b. Klien yang mengalami nyeri

c. Klien yang mengalami insomnia dan gangguan tidur


Kontraindikasi dilakukannya terapi relaksasi otot progresif yakni

(Setyoadi, 2011):

a. Cidera akut atau ketidaknyamanan muskuloskeletal, infeksi,

inflamasi, dan penyakit berat atau akut

Pelaksanaan relaksasi otot progresif.

Ralaksasi otot progresif dilakukan dengan mengencangkan dan

melemaskan sekelompok otot. Kontraksi otot akan diikuti dengan

relaksasi dari dari 14 kelompok otot, termasuk tangan dan lengan

dominan dan bukan lengan dominan, bisep dominan dan non dominan,

dahi, pipi atas dan hidung, pipi bawah dan rahang, leher. Dada dengan

bahu dan punggung atas, perut, paha dominan dan non dominan, betis

dominan dan non dominan, kaki dominan dan non dominan (Berstein &

Borkove, 1973 dalam Kwekkeboom & Gretarsdottir, 2006 ; Conrad &

Roth, 2007; Supriati 2010, Alini, 2012)

Ramdhani dan Supriati, (2010) menggambarkan gerakan yang

dilakukan dalam Progressive muscule relaxtation dalam pedoman

latihan sebagai berikut :

Dengan 14 gerakan inti mulai dari otot tangan belakang, otot

bisep, otot bahu, otot dahi, otot mata, otot rahang, otot mulut, otot leher

depan, dan belakang, otot punggung, otot dada, otot perut, otot kaki dan

paha.
a. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerkan ke-1 yaitu genggam

tangan dengan membuat kepalan selama 5-7 detik, dan rasakan

ketegangan yang terjadi kemudian dilepaskan sleama 10 detik.

Melakukan gerakan sebanyak 2 kali

b. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerkan ke-2 yaitu menekuk

kebelakang pergelangan tangan sehingga otot-otot ditangan bagian

belakang dan bagian bawah menegang ke langit-langit selama 5 detik,

dan dilepaskan sleama 10 detik. Kemudian ulangi sekali lagi.

c. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerkan ke-3 yaitu

menggenggam tangansehingga menjadi kepalan ke pundak selama 5

detik. Rasakan ketagannya kemudian lepaskan selama 10 detik.

Ulangi sekali lagi.

d. Melatih gerkan ke-4 yaitu mengangkat kedua bahu setinggi-

tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua

telinga selama 5 detik, kemuadian lepaskan selama 10 detik. Ulangi

sekali lagi.

e. Melakukan gerakan ke-5 sampai dengan ke-8 yaitu gerakan yang

ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah (dahi, mata, rahang,

dan mulut) pertama kerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa

dan kulitnya keriput. Lakukan selama 5 detik kemudian lepaskan

selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.

f. Tutup keras-keras mata sampai mata terasa tegangannya selama 5

detik kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.


g. Katupkan rahang dengan menggigit gigi-gigi dengan kuat selama 5

detik kemudian lepaskan selama 10 detik kemudian ulangi gerakan

sekali lagi.

h. Moncongkan mulut sekuat-kuatnya sehingga terasa ketegangan

disekitar mulut selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik

dan ulangi gerakan sekali lagi.

i. Melatih gerakan ke 9 dan 10 Tekankan kepala kepermukaan bantalan

kursi atau ketempat tidur sehingga dapat merasakan ketegangan

dibelakang leher dan punggung atas kemudian rilekskan. Ulangi

sekali lagi.

j. Melatih gerkaan ke-11 yaitu mengangkat tubuh dari sandaran kursi

atau tempat tidur. Kemudian punggung dilengkungkan dan dada

dibusungkan selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik.

Ulangi sekali lagi.

k. Melatih gerakan ke-12 yaitu menarik napas panjang dan dalam

selama 4 detik dan keluarkan secara perlahan selama 6 dertik untuk

mengisi paruparu dengan udara sebanyak-banyaknya. Ulangi sekali

lagi.

l. Melatih gerakan ke-13 yaitu menarik kuat-kuat perut ke dalam

kemudian tahan selama 5 detik sampai perut menjadi kencang dan

keras. Lepaskan selama 10 detik

m. Melatih gerakan ke-14melatih otot paha, dilakukan dengan cara

meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot paha terasa


tegang. Rasakan ketegangan otot-otot paha tersebut selama 10 detik,

kemudian relaksasikan secara perlahan dan rasakan perbedaan antara

ketengan otot dan keadaan rileks.

Você também pode gostar