Você está na página 1de 14

Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN BERORIENTASI


HUBUNGAN, PROMOSI JABATAN DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK
TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGEI SIPIL PADA DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MALUKU TENGAH

Ferdi Leuhery1 dan Agnes Jeane Manuhutu2


1
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
2
Program Studi Manajemen, Pascasarjana Universitas Pattimura
E-mail: jeanmht229@yahoo.co.id

Abstract
In government organizations, human resources are composed of leaders
and employees. The leader must be able to manage employees with good and true.
Any leader should be able to give a good example to his officers. Leadership is
reflected in the behavior of a leader who showed the attitudes, patterns of
behaviour in impressionable his subordinates as well as coordinate job tasks of
each employee. The behavior of the leadership that was formed from the attitudes
and patterns of behaviour must be supported by the existence of good relations
between the President and a subordinate or fellow subordinates. This research
aims to examine and analyze the influence of leadership, promotion of the Office,
the work environment and employee performance based on the formulation of the
problem. The research method used is the quantitative methods of research i.e.
research survey to describe the relationships between variable and explanatory
research is to explain the relationship between variable-a variable through the
testing the hypothesis. Tools test analysis used in this study i.e. by using multiple
linear regression analysis.
The hypothesis was tested with the test method F, t-test, and the coefficient of
determination (R2), the results showed that (1) the behavior relationship oriented
leadership significant positive effect on performance clerk; (2) the promotion of
the position of a significant and positive effect on performance clerk; (3) the work
environment a positive significant effect against the performance of employees.
There are some implications that may be suggested in this study.

Keywords: Relationship Oriented Leadership Behaviors, promotion, Physical


work environment and Employee Performance.

11
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

I. PENDAHULUAN influence/behaviors adalah pemimpin yang


menekankan makna kolektif dari misi dan
Kepemimpinan tercermin dari berbicara tentang nilai-nilai dan keyakinan,
sebuah perilaku pemimpin yang (3) Inspirational motivation adalah
menunjukan sikap, pola tingkah laku dalam pemimpin yang mampu mengekspresikan
mempengaruhi para bawahannya serta rasa antusiasme, optimisme dan keyakinan
mengkoordinasikan tugas kerja masing- diri, (4) Intellectual stimulation adalah
masing pegawai. Perilaku kepemimpinan pemimpin yang mau mengembangkan,
yang dibentuk dari sikap dan pola tingkah melatih dan mengajari bawahan dan, (5)
laku haruslah didukung dengan adanya Individualized considerations adalah
hubungan yang baik diantara pimpinan dan pemimpin yang mau mengakui prestasi
bawahan maupun sesama bawahan. bawahan dan menjelaskan harapan –
Robbins (1996) mengemukakan harapan bawahan.
bahwa perilaku kepemimpinan adalah Indikator Inspirational motivation
perilaku spesifik yang dapat membedakan atau pemimpin yang mampu
pemimpin dari bukan pemimpin, sementara mengekspresikan rasa antusiasme,
itu Bass (1990), menjelaskan bahwa optimisme dan keyakinan diri artinya
perilaku kepemimpinan sebagai hasil dari seorang pemimpin harus menciptakan
performa dua fungsi, yaitu fungsi tugas dan suasana yang dapat meningkatkan
fungsi hubungan. Perilaku kepemimpinan kreatifitas, rasa antusias dan optimis para
yang berorientasi hubungan difokuskan bawahan dalam menyelesaikan tugas.
pada kualitas dari hubungan dengan Sedangkan indikator Intellectual
pengikut, sedangkan perilaku stimulation atau pemimpin yang mau
kepemimpinan yang berorientasi tugas mengembangkan, melatih dan mengajari
adalah tertuju pada tugas-tugas yang harus bawahan artinya seorang pemimpin harus
diselesaikan bawahan. Kedua pendapat mampu dan mau meluangkan waktu untuk
diatas diperkuat dengan penelitian yang mempelajari aspirasi bawahan, berusahan
dikemukakan oleh MacKenzie dan mengembangkan, melatih dan mengajari
Podsakoff (2001) dimana perilaku para bawahan dalam menyelesaikan tugas.
kepemimpinan yang berorientasi hubungan Indikator Individualized considerations
berkorelasi positif dengan kinerja. Hal ini atau pemimpin yang mau mengakui prestasi
dapat dimaksudkan bahwa perilaku bawahan dan menjelaskan harapan –
kepemimpinan yang berorientasi hubungan harapan bawahan artinya Seorang
memberikan kontribusi tinggi dalam pemimpin dengan rendah hati mau
memprediksi outcomes bawahan mengakui prestasi yang dimiliki para
dibandingkan kepemimpinan berorientasi bawahan dan dapat memberikan apresiasi
tugas. kepada bawahan.
Perilaku kepemimpinan orientasi Promosi jabatan merupakan
hubungan perlu didukung juga oleh perpindahan yang memperbesar authority
indikator pengukuran yang menjadi acuan dan responsibility karyawan ke jabatan
utama dalam menentukan perilaku yang lebih tinggi di dalam satu organisasi
kepemimpinan seorang pemimpin pada sehingga kewajiban, hak, status dan
suatu institusi atau lembaga atau organisasi penghasilannya semakin besar (Hasibuan
baik pemerintahan atau swasta.. Menurut 2002,107). Indikator promosi jabatan antara
Bass dan Avolio (1995) indikator perilaku lain Pengalaman, kecakapan,
kepemimpinan berorientasi hubungan pangkat/golongan yang dimiliki dan
terdiri dari ; (1) Idealized disiplin. Pengalaman artinya promosi yang
influence/attributed adalah pemimpin yang dilaksanakan berdasarkan pengalaman kerja
menanamkan kebanggaan dan membangun pegawai. Kecakapan artinya pegawai yang
rasa percaya diri bawahan, (2) Idealized dipromosikan berdasarkan penilaian

12
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

kecakapan yaitu total dari semua keahlian pekerjaan yang dilakukan dengan sangat
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang baik dan terampil, tanpa ada kesalahan atau
bisa dipertanggung jawabkan. tanpa cacat.
Golongan/Pangkat yang dimiliki harus Penelitian Astuti (2008)
sesuai dengan promosi jabatan yang mengemukakan bahwa perilaku
diberikan. Sedangkan disiplin artinya kepemimpinan, berpengaruh positif
pegawai yang diberikan promosi harus terhadap kinerja, begitupun dalam
disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta penelitian I Gede Purnawan Adi (2016)
mentaati peraturan yang berlaku dalam menemukan bahwa variabel Promosi
organisasi. Jabatan, Disiplin Kerja berpengaruh Positif
Mardiana (2005:15) Lingkungan terhadap Kinerja Pegawai, sementara itu
Kerja adalah lingkungan dimana pegawai Penelitian Edduar Hendri (2012)
melakukan pekerjaannya sehari – hari. menemukan bahwa variabel Lingkungan
Lingkungan kerja yang kondusif Kerja Fisik dan Non Fisik berpengaruh
memberikan rasa aman dan memungkinkan terhadap Kinerja Karyawan,penelitian
para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Eldaa Cintia dkk (2016) menemukan bahwa
Lingkungan kerja yang kondusif akan variabel Lingkungan Kerja Fisik dan Non
membawa dampak positif bagi Fisik berpengaruh terhadap Kinerja
kelangsungan pekerjaan pegawai Karyawan.
sebaliknya lingkungan kerja yang kurang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
kondusif akan membawa dampak negatif Kabupaten Maluku Tengah merupakan
bagi kelangsungan pekerjaan pegawainya. Instansi Pemerintah yang bertugas
Terciptanya lingkungan kerja yang nyaman, menyelenggarakan tugas – tugas
aman dan menyenangkan merupakan salah pemerintah di bidang pendidikan dan
satu bagian dalam organisasi untuk dapat kebudayaan diharapkan memiliki kinerja
meningkatkan kinerja para pegawai. yang tinggi dalam pelaksanaan tugas – tugas
Indikator lingkungan kerja fisik terdiri atas pokok dan fungsi berdasarkan RPJMD
sirkulasi udara, suasana ruang kerja, Kabupaten Maluku Tengah 2013 – 2017
kebersihan, peralatan kantor. Sirkulasi dan RKPD yang didalamnya tertuang Visi
udara di tempat kerja harus bersih, segar dan Misi Bupati Maluku Tengah dan dijabarkan
sejuk akan membantu pegawai setelah lelah dalam Visi, Misi serta Tujuan Dinas
bekerja. Suasana ruang kerja seperti Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
penerangan/ cahaya yang baik di tempat Maluku Tengah. Adapun Visi yang
kerja, ketenangan dalam bekerja. adanya diemban Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
ruangan yang bersih, warna ruang kerja yaitu : “Terwujudnya Pendidikan
yang cerah, fasilitas yang tersedia. berkualitas, Inklusif dan berkarakter dengan
Kinerja menurut Agus Dharma dukungan sumber daya manusia yang
(1991:105) adalah sesuatu yang dicapai profesional”.
oleh pegawai, prestasi kerja yang Untuk memenuhi visi tersebut,
diperhatikan oleh pegawai, kemampuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
kerja berkaitan dengan penggunaan mencanangkan Misi sebagai berikut:
peralatan kantor. Indikator kinerja yaitu 1. Mewujudkan kualitas kelembagaan
kualitas, kuantitas, pengetahuan dan 2. Mewujudkan pendidikan yang
keterampilan. Kualitas artinya kualitas kerja berkualitas
yang dicapai berdasarkan syarat-syarat 3. Mewujudkan pendidikan
kesesuaian dan kesiapannya. Kuantitas berkarakter
artinya hasil dan kecepatan dalam 4. Mewujudkan pendidikan dan tenaga
melaksanakan tugas. Pengetahuan artinya kependidikan yang profesional
pemahaman terhadap tugas atau pekerjaan 5. Mewujudkan sumber daya manusia
yang diberikan. Keterampilan artinya berkualitas dan berprestasi.

13
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Setelah memperhatikan hasil yang terjadi pada Dinas Pendidikan dan


pengamatan di lapangan yakni pada Dinas Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah.
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten yaitu Kinerja pegawai pada Dinas
Maluku Tengah dapat dikaji berbagai Pendidikan dan Kebudayaan masih
permasalahan yang mendasar yaitu dikatakan kurang baik. Hal ini terlihat pada
Pertama, pimpinan jarang berada di tempat minimnya kemampuan dalam bekerja
kerja sehingga jarang mengkoordinasi seperti menganilisis data serta kemampuan
pekerjaan dengan bawahan dan pelaksanaan dalam mengoperasikan komputer, hasil
kegiatan berdasarkan rencana kerja yang kerja yang dicapai belum sesuai dengan
disusun dan disepakati melewati batas waktu/jadwal yang telah ditentukan,
waktu yang telah ditentukan. Perhatian kurangnya pemahaman pegawai terhadap
pimpinan kepada pegawai bersifat personal tugas-tugas yang diberikan serta kurangnya
dan tidak merata dan proses pengambilan keterampilan pegawai dalam bekerja dalam
keputusan jarang melibatkan bawahan hal ini sering terdapat kesalahan dalam
sehingga keinginan dan masukan dari pemberian pelayanan khususnya
bawahan tidak tersampaikan. pengurusan administrasi bagi para guru.
Kedua, realita yang terjadi pada Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu
lokasi penelitian ditemukan bahwa promosi mengetahui dan menjelaskan pengaruh
jabatan yang diberikan belum sesuai. kepemimpinan berorientasi hubungan,
Pegawai yang dipromosikan tidak sesuai promosi jabatan, dan lingkungan kerja fisik
dengan golongan/pangkat yang dimiliki, terhadap kinerja pegawai.
pegawai yang dipromosikan tidak memiliki
kemampuan baik kecakapan maupun II. TINJAUAN PUSTAKA
disiplin dalam bekerja. Tentunya jika
pemberian promosi jabatan yang tidak A. Perilaku Kepemimpinan Berorientasi
sesuai akan berdampak pada kinerja Hubungan
pegawai pada instansi dimaksud sehingga Perilaku Kepemimpinan menurut
membuat para pegawai menjadi jenuh atau Politics (2005) adalah tingkat sampai mana
bosan dalam bekerja. seorang pemimpin akan menetapkan dan
Ketiga, Lingkungan kerja fisik yang menyusun perannya dan peran bawahannya
kurang nyaman karena sirkulasi udara yang dalam usaha mencapai tujuan. Sedangkan
kurang baik dimana minimnya tingkat Koontz dan O’Donnel (1981) mengartikan
kesegaran dan kesejukan selama bekerja perilaku kepemimpinan adalah upaya
dalam ruangan. hal ini terlihat dari mempengaruhi orang – orang untuk ikut
penggunaan AC yang belum merata di dalam pencapaian tujuan bersama. Karena
setiap ruangan. perlunya lingkungan kerja pemimpin selalu berhubungan dengan
yang baik dengan sendirinya akan lebih bawahannya, maka bawahan sangat
menunjang kinerja para pegawai, tidak memperhatikan bagaimana pemimpin
hanya dengan pendingin ruangan, tetapi memperlakukan mereka.
peralatan dan kebersihan ruang kantor juga Menurut Sutarto dalam Tohardi
menjadi perhatian. Kondisi ruangan yang (2002) mengatakan pendekatan perilaku
bersih dan rapi serta peralatan yang kepemimpinan berlandaskan pemikiran
memadai dapat memberikan semangat yang bahwa keberhasilan dan kegagalan
besar bagi pegawai dalam bekerja. pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap
Keempat, Titik utama pencapaian hasil dan bertindak seorang pemimpin yang
adalah dilihat pada kinerja baik pemimpin bersangkutan. Gaya dan sikap bertindak
dan bawahan. Kinerja seorang pemimpin akan tampak dari cara memberi perintah,
didukung oleh bawahan yang bersama-sama cara memberikan tugas, cara
menjalankan tugas dan fungsi sesuai berkomunikasi, cara membuat putusan, cara
tanggung jawab masing-masing. Kondisi mendorong semangat kerja pegawai, cara

14
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

memberikan bimbingan, cara menegakkan pengikut bersama – sama


disiplin, cara mengawasi pekerja bawahan, mengambil keputusan, dengan peran
cara meminta laporan bawahan, cara utama dari pemimpin adalah
memimpin rapat, cara menegur kesalahan mempermudah dan berkomunikasi.
bawahan dan lain-lain. 4. delegating (mendelegasikan) –
Perilaku yang berorientasi pada orientasi tugas rendah – hubungan
hubungan berkorelasi dengan rendah artinya pemimpin
kepemimpinan yang efektif termasuk memberikan sedikit pengarahan dan
memperlihatkan kepercayaan dan rasa dukungan.
dipercaya, bertindak ramah tamah, dan Kepemimpinan berorientasi
penuh perhatian, mencoba untuk mengerti hubungan diukur melalui 5 (lima) dimensi,
masalah bawahan, membantu untuk meliputi :
mengembangkan para bawahan dan 1. Idealized influence/atributedadalah
meningkatkan karir mereka, selalu memberi pemimpin yang menanamkan
informasi kepada bawahan, kebanggaan dan membangun rasa
memperlihatkan apresiasi terhadap ide – ide percaya diri bawahan.
para bawahan, memberi pengakuan 2. Idealized influence/behaviors
terhadap kontribusi dan keberhasilan adalah pemimpin yang menekankan
baawahan. makna kolektif dari misi dan
Perilaku pemimpin yang berbicara tentang nilai-nilai dan
berorientasi pada hubungan, ditunjukkan keyakinan
dengan adanya perhatian yang cukup besar 3. Inspirational motivation adalah
dari seorang pemimpin yang selalu pemimpin yang mampu
membantu menyelesaikan permasalahan mengekspresikan rasa antusiasme,
yang dihadapi para bawahannya, tujuannya optimisme dan keyakinan diri
adalah agar para bawahan yang terkena 4. Intellectual stimulation adalah
masalah, merasa tenang dalam bekerja, pemimpin yang mau
sehingga bawahan tersebut tetap mengembangkan, melatih dan
menunjukkan kinerja pada tingkat tinggi. mengajari bawahan dan
(Jenzen dan Luthans, 2006). 5. Individualized considerations
Terdapat 4 (Empat) Tipe perilaku adalah pemimpin yang mau
kepemimpinan menurut Hersey and mengakui prestasi bawahan dan
Blanchard dalam Robbins (1996) yaitu menjelaskan harapan – harapan
1. Telling(mengatakan) – orientasi bawahan.
tugas tinggi – hubungan rendah
artinya pemimpin mendefenisikan B. Promosi Jabatan
peran dan memerintahkan kepada Promosi Jabatan menurut Siagian
orang-orangnya apa, bagaimana, (2009:169) adalah pemindahan pegawai
kapan dan dimana melakukan atau karyawan dari suatu jabatan atau
berbagai tugas. Perilaku ini tempat kepada jabatan atau tempat yang
menekankan pada perilaku pengarah lebih tinggi serta diikuti oleh tugas,
(direktif) tanggung jawab dan wewenang yang lebih
2. Selling (menjual) – orientasi tugas tinggi dari jabatan yang diduduki
tinggi – hubungan tinggi artinya sebelumnya dan pada umumnya promosi
pemimpin memberikan perilaku diikuti dengan peningkatan income atau
pengarah maupun perilaku pendapatan serta fasilitas yang lain.
dukungan. Penghargaan atas hasil kinerja biasanya
3. participating (berperan-serta) – dinyatakan dalam bentuk promosi jabatan.
orientasi tugas rendah – hubungan Menurut Hasibuan (2012:108)
tinggi artinya pemimpin dan Promosi Jabatan berarti perpindahan yang

15
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

memperbesar wewenang dan tanggung oleh seseorang yang berkemampuan


jawab ke jabatan yang lebih tinggi di dalam rendah, sehiingga perkembangan dan
suatu organisasi yang diikuti dengan kelangsungan perusahaan disangsikan.
kewajiban, hak, status, dan penghasilan b. Kecakapan (ability)
yang lebih besar. Sejalan dengan pendapat Kecakapan (ability) yaitu seseorang
Samsudin (2006:246) mengatakan bahwa akan dipromosikan berdasarkan
promosi jabatan berarti perpindahan dari penilaian kecakapan. pertimbangan
suatu jabatan ke jabatan lain yang promosi adalah kecakapan, orang yang
mempunyai status dan tanggung jawab yang cakap atau ahli mendap;at prioritas
lebih tinggi. pertama untuk dipromosikan.
Promosi dan Pengangkatan PNS Kecakapan adalah total dari semua
dalam jabatan administrasi dan jabatan keahlian yang diperlukan untuk
fungsional diatur dalam Undang – Undang mencapai hasil yang bisa
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur dipertanggungjawabkan.
Sipil Negara. Dalam Pasal 72 ayat (1) c. Kombinasi pengalaman dan kecakapan
dikatakan bahwa promosi PNS dilakukan Kombinasi pengalaman dan
berdasarkan perbandingan objektif antara kecakapan yaitu promosi yang berdasarkan
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan pada lamanya pengalaman dan kecakapan .
yang dibutuhkan oeleh jabatan, penilaian Pertimbangan promosi adalah berdasarkan
atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja lamanya dinas, ijazah pendidikan formal
sama, kreativitas, dan pertimbangan dari yang dimiliki, dan hasil ujian kenaikan
tim penilai kinerja PNS pada instansi golongan. jika seeorang lulus dalam ujian
pemerintah, tanpa membedakan jender, maka hasil ujian kenaikan dipromosikan.
suku, agama, ras dan golongan. Cara ini adalah dasar promosi yang terbaik
Pedoman yang dijadikan dasar dan paling tepat karena mempromosikan
untuk mempromosikan karyawan menurut orang yang bepengalaman dan terpintar,
Hasibuan (2002:109) adalah : sehingga kelemahan promosi yang hanya
a. Pengalaman (senioritas) berdasarkan pengalaman.
Pengalaman (senioritas) yaitu promosi Persyaratan promosi menurut
yang didasarkan pada lamanya Hasibuan (2008:111) adalah sebagai berikut
pengalaman kerja karyawan. :
Pertimbangan promosi adalah 1. Kejujuran
pengalaaman kerja seseorang, orang Karyawan harus jujur terutama pada
yang terlama bekerja dalam perusahaan diri sendiri, bawahannya, perjanjian-
mendapat prioritas pertama dalam perjanjian dalam menjalankan atau
tindakan promosi. mengelola jabatatan tersebut, harus
Kebaikannya adalah adanya sesuai kata dan perbuatannya. Dia tidak
penghargaan dan pengakuan bahwa menyelewengkan jabatannya untuk
pengalamaan merupakan saka guru kepentingan pribadi.
yang berharga. Dengan pengalaman, 2. Disiplin
seseorang akan dapat mengembangkan Karyawan harus disiplin pada dirinya
kemampuannya sehingga karyawan sendiri, tugas – tugasnya, serta menaati
tetap betah bekerja pada perusahaan peraturan – peraturan yang berlaku baik
dengan harapan suatu waktu ia akan tertulis maupun kebiasaan.
dipromosikan. 3. Prestasi Kerja
Kelemahannya adalah seseorang Karyawan mampu mencapai hasil kerja
karyawan yang kemampuannya sangat yang dapat dipertanggungjawabkan
terbatas, tetapi karena sudah lama kualitas maupun kuantitas dan bekerja
bekerja tetap dipromosikan. Dengan secara efektif dan efisien.
demikian, perusahaan akan dipimpin 4. Kerja Sama

16
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Karyawan dapat bekerja sama secara keseluruhan sarana dan prasarana kerja
harmonis dengan sesaama karyawan yang ada di sekitar karyawan yang sedang
baik secara horizontal maupun vertikal melakukan pekerjaan yang dapat
dalam mencapai sasaran mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu
perusahaan/organisasi. Dengan sendiri (Gouzali saydam, 2000:266).
demikian, akan tercipta suasana Lingkungan Kerja Fisik menurut
hubungan kerja yang baik diantara Sedarmayanti (2009:22) adalah semua yang
semua karyawan. terdapat disekitar tempat kerja yang dapat
5. Kecakapan mempengaruhi pegawai baik secara
Karyawan harus cakap, kreatif dan langsung maupun tidak langsung.
inovatif dalam menyelesaikan tugas- Lingkungan kerja fisik terbagi atas dua
tugas pada jabatannya dengan baik. kategori yaitu :
Karyawan dapat bekerja secara mandiri 1. Lingkungan yang langsung
tanpa mendapat bimbingan yang terus berhubungan dengan karyawan (seperti
menerus dari atasannya. pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.
6. Loyalitas 2. Lingkungan perantara atau lingkungan
Karyawan harus loyal terhadap umum dapat juga disebut lingkungan
perusahaan atau organisasi dimana dia kerja yang mempengaruhi kondisi
bekerja karena dengan memiliki manusia, misalnya temperatur,
loyalitas yang tinggi diharapkan kelembaban, sirkulasi udara,
mampu memiliki tanggung jawab yang pencahayaan, kebisingan, getaran
lebih besar. mekanis, bau tak sedap, warna dan lain-
7. Kepemimpinan lain.
Karyawan yang dipromosikan harus
mampu membina dan memotivasi Menurut Sarwono (2005:86)
bawahannya untuk bekerja sama dan Lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja
bekerja secara efektif dalam mencapai pegawai melakukan aktivitasnya. Faktor –
tujuan perusahaan/organisasi. Dia faktor fisik ini mencakup suhu udara di
harus menjadi panutan dan tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan,
memperoleh persoanlity authority yang kepadatan dan kesesakan. Selanjutnya
tinggi dari bawahannya. Sarwono (2005:86) mengatakan bahwa
8. Komunikatif peningkatan suhu dapat menghasilkan
Karyawan itu dapat berkomunikasi kenaikan prestasi kerja tertapi dapat pula
secara efektif dan mampu menerima malah menurunkan prestasi kerja. Kenaikan
atau mempersepsi informasi/masukan suhu pada batas tertentu menimbulkan
dari atasan maupun bawahannya semangat yang merangsang prestasi kerja
dengan baik, sehingga tidak terjadi tetapi setelah melewati ambang batas
miskomunikasi. tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai
9. Pendidikan mengganggu suhu tubuh yang
Karyawan harus telah memiliki ijazah mengakibatkan terganggunya prestasi kerja.
dari pendidikan formal sesuai dengan Menurut Sedarmayanti (2001:146), yang
spesifikasi jabatan. menjadi indikator Lingkungan kerja fisik
adalah penerangan, suhu udara,sirkulasi
C. Lingkungan Kerja Fisik udara, ukuran ruang kerja, tata letak ruang
Menurut Barry Render dan Jay kerja, privasi ruang kerja, kebersihan, suara
Heizer (2002:239), lingkungan kerja bising, penggunaan warna, peralatan kantor,
merupakan lingkungan fisik tempat keamanan kerja, musik di tempat kerja.
karyawan bekerja yang mempengaruhi Lingkungan kerja yang
kinerja, keamanan dan mutu kehidupan menyenangkan akan menghasilkan
kerja mereka. Lingkungan kerja merupakan hubungan yang positif bagi kinerja dan

17
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

pencapaian tujuan organisasi atau yaitu mempunyai kesadaran diri untuk


perusahaan. Para karyawan menaruh melakukan sesuatu dalam melaksanakan
perhatian yang besar terhadap lingkungan tugas-tugas dan tanggung jawab.
kerja mereka, baik dari segi kenyamanan Bawahan atau pegawai dapat
pribadi maupun kemudahan melakukan melaksanakan tugas tanpa harus
pekerjaan dengan baik. (Robbins, 2006:36). bergantung terus menerus kepada atasan.
4. Kemampuan (Capability)
D. Kinerja yaitu diantara beberapa faktor yang
Kinerja merupakan hasil pekerjaan mempengaruhi kinerja seseorang,
yang mempunyai hubungan kuat dengan ternyata yang dapat diintervensi atau
tujuan strategis organisasi, kepuasan diterapi melalui pendidikan dan latihan
konsumen, dan memberikan kontribusi adalah faktor kemampuan yang dapat
pada ekonomi (Amstrong dan Baron yang dikembangkan.
dikutip oleh Wibowo,2010:7) 5. Komunikasi (Communication)
Daryanto (1997 : 368), bahwa merupakan interaksi yang dilakukan
kinerja kerja adalah sesuatu yang dicapai, olehatasan kepada bawahan untuk
prestasi yang diperlihatkan maupun mengemukakan saran dan pendapatnya
kemampuan kerja. Kemampuan kerja dalam memecahkan masalah yang
merupakan ukuran yang bisa dipakai untuk dihadapi. Komunikasi akan
mengukur sesorang dalam melaksanakan menimbulkan kerjasama yang lebih baik
pekerjaannya secara baik dan seksama. dan akan terjadi hubungan-hubungan
Sejauh mana kemampuan seorang pegawai yang semangkin harmonis diantara para
menyelesaikan suatu kegiatan tergantung pegawai dan para atasan, yang juga dapat
pada tingkat pengetahuan, ketrampilan dan menimbulkan perasaan senasib
keahlian yang dimiliki yang sesuai dengan sepenanggungan.
tugas pekerjaan yang harus dikerjakan Agus Dharma (2003:355)
dalam menyelesaikan kegiatan itu. menyatakan bahwa indikator yang dapat
Kinerja pegawai menurut Mitchel digunakan dalam mengukur kinerja yaitu
dalam Sedarmayanti (2001:51) sebagai berikut :
mengemukakan indikator-indikator kinerja 1. Kuantitas yaitu jumlah yang harus
yaitu sebagai berikut : diselesaikan dan dicapai.
1. Kualitas Kerja (Quality of work) adalah Pengukuran kuantitatif melibatkan
kualitas kerja yang dicapai perhitungan keluaran dari proses
berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan atau pelaksanaan kegiatan. ini
kesiapannya yang tinggi pada gilirannya berkaitan dengan jumlah keluaran
akan melahirkan penghargaan dan yang dihasilkan.
kemajuan serta perkembangan organisasi 2. Kualitas yaitu mutu yang harus
melalui peningkatan pengetahuan dan dihasilkan (baik tidaknya).
keterampilan secara sistematis sesuai Pengukuran kualitatif keluaran
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi mencerminkan pengukuran “tingkat
yang semakin berkembang pesat. kepuasan”, yaitu seberapa baik
2. Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu penyelesaiannya. ini berkaitan
berkaitan dengan sesuai atau tidaknya dengan bentuk keluaran.
waktu penyelesaian pekerjaan dengan 3. Ketepatan Waktu, yaitu sesuai
target waktu yang direncanakan. tidaknya dengan waktu yang
Setiap pekerjaan diusahakan untuk direncanakan. Pengukuran
selesai sesuai dengan rencana agar tidak ketepatan waktu merupakan jenis
mengganggu pada pekerjaan yang lain. khusus dari pengukuran kuantitatif
3. Inisiatif (Initiative) yang menentukan ketepatan waktu
penyelesaian suatu kegiatan.

18
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Penelitian Purhanis et el (2014) suatu organisasi maupun instansi, maka


mengemukakan bahwa kinerja sebagai hasil perlu adanya kesadaran diri dari pegawai
kerja dari seseorang pegawai yang secara untuk meningkatkan kinerjanya.
keseluruhan akan membentuk kinerja dari
dikategorikan sebagai staf pegawai pada
III. METODOLOGI PENELITIAN Dinas Penididikan dan Kebudayaan
Kabupaten Maluku Tengah dan tidak
A. Rancangan Penelitian termasuk dalam jabatan struktural instansi
Jenis penelitian yang digunakan terkait dengan Teknik purposive sampling
adalah penelitian survey. Penelitian ini yaitu untuk menentukan sampel
berupaya menjelaskan hubungan antara penelitian dengan beberapa
variabel-variabel melalui pengujian pertimbangan tertentu yang bertujuan
hipotesis (Singarimbun dalam Singarimbun agar data yang diperoleh nantunya bisa
dan Effendi, Ed., 1999). Penelitian ini lebih representatif.
menggunakan pendekatan kuantitatif,
karena secara umum data dianalisis serta D. Jenis Dan Sumber Data
disajikan dalam bentuk angka-angka yang Dalam melakukan penelitian ini,
dihitung melalui uji statistik. Data yang jenis data yang digunakan adalah:
digunakan dalam penelitian ini adalah data 1. Data primer, adalah data yang
“cross section”. dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan
B. Lokasi Penelitian penelitian yang sedang ditangani
Lokasi penelitian yang akan diteliti (Istijanto 2006). Data ini dikumpulkan
adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan secara langsung dari lapangan, yang
Kabupaten Maluku Tengah, sedangkan diperoleh dengan cara melakukan
Obyek yang akan diteliti adalah pengamatan, distribusi quesioner,
menganalisa bagaimana pengaruh perilaku survei serta wawancara.
kepemimpinan berorientasi hubungan, 2. Data sekunder, adalah data yang
promosi jabatan, lingkungan kerja fisik dianalisis dalam penelitian ini meliputi
terhadap kinerja pegawai pada Dinas pula data yang telah tersedia dalam
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten perusahan seperti data jumlah
Maluku Tengah. karyawan.

C. Populasi dan Sampel E. Hipotesis


Populasi adalah keseluruhan subjek H1: Perilaku Kepemimpinan Berorientasi
penelitian. Polulasi digunakan untuk Hubungan Berpengaruh Positif dan
menyatakan kumpulan (totalitas) dari Signifikan Terhadap Kinerja Pegawai
semua unit statistik yang menjadi objek H2 : Promosi Jabatan Berpengaruh Positif
pengamatan. Populasi dalam penelitan ini dan Signifikan Terhadap Kinerja
adalah pegawai pada Dinas Pendidikan dan Pegawai
Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah, H3 : Lingkungan Kerja Fisik Berpengaruh
lebih fokus pada pegawai yang berjumlah Positif dan Signifikan Terhadap
113 Orang. Kinerja Pegawai.
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini, sebanyak 92 responden yang

19
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Perilaku Kepemimpinan
Berorientasi Hubungan
X1

Promosi Jabatan Kinerja


X2 Y

F. Uji Instrument Penelitian Uji Reliabilitas


Untuk menguji reliabilitas data
Uji Validitas maka digunakan rumus Alpha Cronbach.
Validitas instrumen dilakukan Dalam pengujian ini, uji reliabilitas
dengan cara mengkorelasikan skor dilakukan dengan menggunakan cronbach
jawaban yang diperoleh pada setiap item alpha. Kalkulasi Cronbach Alpha
dengan skor total dari keseluruhan memanfaatkan bantuan SPSS, dan batas
item.Valid tidaknya suatu item instrumen kritis nilai apha untuk mengindikasikan
dapat diketahui dengan membandingkan kuesioner yang reliable adalah 0,60. Jadi
indeks korelasi product moment pearson nilai cronbach alpha > 0,60 merupakan
(Singarimbun & Effendi, 1995) dengan indicator bahwa kuesioner tersebut
level of Significant 5% terhadap nilai reliable/handal (Nunnally, 1967 dalam
korelasinya. Bila signifikansi hasil korelasi Ghozali,2006). Untuk menguji reliablitas
lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan valid digunakan Rumus Alpha Cronbach
dan sebaliknya dinyatakan tidak valid. (Maholtra, 2005) yaitu :

 k   b 
Rumus Pearson dengan korelasi Product 2
Moment yaitu :
r11 =   1 − 2 
 (k − 1)   t 
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
 b = jumlah varians butir
2

Dimana: k = banyaknya butir pernyataan


r = koefisien korelasi.
 t 2
= varians total
N = jumlah sampel.
X = variabel independent.
Pengujian reliabilitas dalam
Y = variabel dependent.
penelitian ini akan dilakukan dengan
Jika t hitung > t tabel, berarti valid
menggunakan program Statistical Product
Jika t hitung < t tabel, berarti tidak valid
and Services Solutions (SPSS) for
Windows.
Pengujian validitas dalam penelitian
ini akan dilakukan dengan menggunakan
G. Analisa Data
program Statistical Product and Services
Solutions (SPSS) 21 for Windows dengan
menggunakan Construct Validity. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif
dimaksukan untuk mengetahui distribusi

20
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

frekuensi jawaban responden dari hasil Bentuk analisis multiple regresi ini
kuisioner. Yaitu dengan cara adalah (Sulaiman,2004):
mengumpulkan data dari hasil jawaban
responden, selanjutnya ditabulasi dalam Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Tabel dan lakukan pembahasan secara
deskriptif. Ukuran deskriptif adalah Keterangan:
pamberian angka, baik dalam jumlah
responden (orang) beserta nilai rata-rata Y = Variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai
jawaban responden maupun presentase. X1 = Variabel bebas yaitu Perilaku
Kepemimpinan Berorientasi
Statistik Inferensial Hubungan
Statistik Inferensial digunakan X2 = Variabel bebas yaitu Promosi
untuk pengujian hipotesis dengan taraf Jabatan
nyata tertentu.Adapun untuk menguji X3 = Variabel bebas yaitu Lingkungan
hipotesis dalam penelitian ini adalah Kerja Fisik
Analisis Regresi Berganda adalah suatu a = Konstanta regresi
teknik ketergantungan. Sehingga variable b = Koefisien regresi
yang akan dibagi menjadi variable terikat e = Faktor pengganggu
(Y) dan variable bebas (X). Analisis ini
menunjukkan bahwa variable terikat akan
bergantung (terpengaruh) pada lebih dari
satu variable bebas.

H. Hasil Dan Pembahasan

Tabel : Ringkasan Hasil Analisis Regresi


Standarized t
Variabel Sig, Keterangan
Coefficients (B) hitung
Constant
Perilaku 0.205 2.170 0.033 Signifikan
kepemimpinan
berorientasi
hubungan (X1)

Promosi jabatan 0.241 2.513 0.014 Signifikan


(X2)
Lingkungan kerja 0.387 4.407 0.000 Signifikan
fisik (X3)
R 0.617
R Square 0.381
Adjusted R Square 0.360

F hitung 18.037
Sign. F 0.000
Sumber data: diolah Tahun 2017

21
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Model regresi berdasarkan hasil Tengah (Y) dibutuhkan variabel


analisis dengan bantuan program SPSS 16 promosi sebesar 0.241, dengan asumsi
dapat dibentuk suatu persamaan regresi variabel bebas yang lain tetap.
sebagai berikut: 3. β3 = 0.387 nilai parameter atau koefisien
regresi β3 ini menjelaskan bahwa
Y = 0.205X1 + 0.241X2 + 0.387X3 setiap peningkatan kinerja pegawai
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Maluku Tengah (Y)
1. β1 = 0.205 nilai parameter atau
dibutuhkan variabel lingkungan kerja
koefisien regresi β1 menjelaskan
fisik sebesar 0.387, dengan asumsi
bahwa setiap peningkatan kinerja
variabel bebas yang lain tetap.
pegawai Dinas Pendidikan dan
Pengujian Hipotesis
Kebudayaan Kabupaten Maluku
Guna membuktikan apakah variabel
Tengah dibutuhkan variabel Perilaku
bebas secara parsial maupun secara
kepemimpinan berorientasi hubungan
simultan mempunyai pengaruh yang
sebesar 0.205, dengan asumsi variabel
signifikan terhadap variabel terikat maka
bebas yang lain tetap.
dilakukan suatu analisis dengan metode uji
2. β2 = 0.241 nilai parameter atau
t dan uji F. Berikut ini adalah tabel yang
koefisien regresi β2 menjelaskan
bahwa setiap peningkatan kinerja menunjukkan hasil uji t dan besarnya t tabel
pada signifikansi 5% atau α = 0,05 (satu
pegawai Dinas Pendidikan dan
sisi), serta hasil uji F (khusus untuk uji
Kebudayaan Kabupaten Maluku
simultan) :

Tabel : Hasil Pengujian Hipotesis


Hipotesis Nilai Status
1. Perilaku Kepemimpinan Berorientasi t = 2.170 Tolak H0
Hubungan berpengaruh positif terhadap t tabel = 1.658 Dan Terima Ha (H1
kinerja pegawai Sig = 0.033 diterima)
2. Promosi jabatan berpengaruh positif t = 2.513 Tolak H0
terhadap kinerja pegawai t tabel = 1.658 Dan Terima Ha (H1
Sig = 0.014 diterima)
3. Lingkungan kerja fisik berpengaruh t = 4.407 Tolak H0
positif terhadap kinerja pegawai t tabel = 1.658 Dan Terima Ha (H1
Sig = 0.000 diterima)
4. Perilaku kepemimpinan berorientasi F = 18.037 Tolak H0
hubungan, promosi jabatan, dan F tabel = 2.82 Dan Terima Ha (H1
lingkungan kerja fisik, berpengaruh Sig = 0.000 diterima)
positif terhadap kinerja pegawai
Sumber Data: diolah, (2017)

1. Variabel Perilaku Kepemimpinan Dengan demikian hasil uji t, mengandung


Berorientasi Hubungan (X1) makna analisis yakni, menunjukkan secara
statistik bahwa, tolak H0 dan terima Ha atau
Variabel perilaku kepemimpinan
Hipotesis diterima. Hasil ini
berorientasi hubungan (X1) memiliki nilai
memperlihatkan bahwa variabel perilaku
t statistik/hitung sebesar 2.170. Nilai ini
kepemimpinan berorientasi hubungan
lebih besar dari t tabel (2.170 > 1,658).
berpengaruh nyata atau secara signifikan

22
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan bahwa variabel perilaku kepemimpinan


dan Kebudayaan Kabupaten Maluku berorientasi hubungan, promosi jabatan,
Tengah dan lingkungan kerja fisik secara bersama-
sama (simultan) berpengaruh nyata atau
secara signifikan terhadap kinerja pegawai
2. Variabel Promosi Jabatan (X2) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Variabel motivasi (X2) memiliki nilai t Kabupaten Maluku Tengah
statistik/hitung sebesar 2.513. Nilai ini I. KESIMPULAN
lebih besar dari t tabel (2.513 > 1,658).
Hasil uji t, mengandung makna analisis Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yakni menunjukkan secara statistik bahwa, dibahas pada bab sebelumnya maka
tolak H0 dan terima Ha atau Hipotesis yang beberapa kesimpulan sebagai berikut:
diajukan dapat diterima. Hasil ini 1. Perilaku kepemimpinan berorientasi
membuktikan bahwa variabel promosi hubungan berpengaruh signifikan
jabatan berpengaruh nyata atau secara positif terhadap kinerja pegawai pada
signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kabupaten Maluku Tengah. Hipotesis
Maluku Tengah diterima.
2. Promosi jabatan berpengaruh
3. Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X3) signifikan dan positif terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Pendidikan dan
Variabel lingkungan kerja fisik (X3)
Kebudayaan Kabupaten Maluku
memiliki nilai t statistik/hitung sebesar
Tengah. Hipotesis diterima.
4.407. Nilai ini lebih besar dari t tabel
3. Lingkungan kerja berpengaruh
(4.407 > 1,658). Dengan demikian hasil uji
signifikan positif terhadap kinerja
t, mengandung makna analisis yakni
pegawai pada Dinas Pendidikan dan
menunjukkan secara statistik bahwa, tolak
Kebudayaan Kabupaten Maluku
H0 dan terima Ha, atau Hipotesis yang
Tengah. Hipotesis diterima.
diajukan dapat diterima. Hasil ini
membuktikan bahwa variabel lingkungan
REFERENSI PUSTAKA
kerja fisik berpengaruh nyata atau secara
signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas
Ahyari, A. 2001, Manajemen Produksi,
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Yogyakarta : BPFE
Maluku Tengah.
Anoraga Panji, 2009, Psikologi Kerja,
Jakarta : Rineka Cipta
4. Variabel Perilaku Kepemimpinan
Bass, B.M, 1990, Bass and Stogdill’s Hand
Berorientasi Hubungan, Promosi
Book of Leadership, New York :
Jabatan, Dan Lingkungan Kerja
Free Press
Fisik (Secara Simultan).
Dessler, Gary, 2007, Manajemen
Hasil pengujian secara simultan Personalia, Edisi Ketiga, Jakarta
variabel perilaku kepemimpinan : Erlangga
berorientasi hubungan, promosi jabatan, Dharma Agus, 1991, Manajemen
dan lingkungan kerja fisik kerja memiliki Prestasi,Jakarta, Rajawali Press
nilai F statistik/hitung sebesar 18.037. Nilai Gomes, Fautisno Carsodo, 2003,
ini lebih besar dari F tabel (18.037 > 2.28). Manajemen Sumber Daya
Dengan demikian hasil uji F, mengandung Manusia, Yogyakart : Andi
makna analisis yakni menunjukkan secara Husein, 2003, Riset Sumber Daya Manusia
statistik bahwa, terima Ha dan tolak H0 atau Dalam Organisasi, Jakarta : PT.
Hipotesis diterima. Hasil ini membuktikan Gramedia Pustaka Utama

23
Jurnal Manis Volume 2 Nomor 1, Januari 2018

Hasibuan, Melayu S.P, 2002, Manajemen Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia, Jakarta : dan Produktivitas Kerja,
Bumi Aksara Bandung : CV. Mandar Maju
Hasibuan, Melayu S.P, 2007, Manajemen Siagiaan, Sondang, 2010, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bandung Sumber Daya Manusia, Cetakan
: Bumi Aksara 16, Jakarta : Bumi Aksara
Hasibuan, Melayu S.P, 2009, Manajemen Simanjuntak, 2005, Manajemen Dan
Sumber Daya Manusia, Bandung Evaluasi Kinerja, Jakarta :
: Bumi Aksara Fakultas Ekonomi Universitas
Kal,H.Chung and Leon C. Megginson, Indonesia
1981, Organizational Behaviour Stephen P. Robbins, 1996, Perilaku
Developing Managerial Skill, Organisasi, Jilid 2, Jakarta :
Harper and Row, Publisher, New PT.Prenhallindo
York, USA Stephen P. Robbins, 2006, Perilaku
Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Organisasi, Jakarta : Indeks
Edisi 10, Andi, Yogyakarta Kelompok Gramedia Jakarta
Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2005, Sutarto, 2001, Dasar – dasar
Evaluasi Kinerja SDM, Bandung Kepemimpinan Administrasi,
: PT. Refika Aditama Jakarta, PT. Ghalia Indonesia
Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2009, Terry, George R. 2006, Prinsip – prinsip
Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan Manajemen, Jakarta : Bumi
4, Bandung : PT. Refika Aditama Aksara
Mardiana, 2005, Manajemen Produksi, Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber
Jakarta : IPWI Daya Manusia : Teori, Aplikasi
Nitisemito, Alex S. 2003, Manajemen dan Penelitian, Jakarta : Salemba
Personalia, Jakarta : Ghalia Empat
Indonesia Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014
Podsakoff, P.MacKenzie,S.B, and Tentang Pemerintahan Daerah
Bommer,W.H, 1996, Peraturan Bupati Kabupaten Maluku
Transformational Leader Tengah Nomor 43 Tahun 2016
Behavior and Substitutes for Tentang tentang Pembentukan
Leadership as Determinants of Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Employee Satisfaction, Pendidikan dan Kebudayaan
Commitment, Trust, and Kabupaten Maluku Tengah.
Organizational Citizenship
Behaviors, Jorunal of
Management, 22(2) : 259-298
Prawirosentono, Suryadi, 2008, Kebijakan
Kinerja Karyawan, Yogyakarta :
BPFE
Rivai, Veithzal dan Saagala, Ella Jauvani,
2009, Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan :
Dari Teori ke Praktek, Jakarta ;
PT. Rajagrafindo Persada
Samsudin, Saadili, 2006, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan
ke-1, Bandung : Pustaka Setia

24

Você também pode gostar