Você está na página 1de 4

TUGAS 3

TEKNIK RESERVOIR 2

DOSEN PENGAMPU:
FIKI HIDAYAT, ST. M.Eng

OLEH:
RIZKY SEPTIAWAN
163210135
KELAS C

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019
Water-Influx Modeling of the Svartsengi Geothermal Field, Iceland

Dikatakan bahwa reservoir energi panas bumi dan dan hidrokarbon sama dalam beberapa hal,
namun juga terdapat perbedaan diantara mereka, dan di sini akan lebih fokus terhadap salah satu
kesamaan mereka, yaitu masuknya air dari zona akuifer yang berada di sekitarnya.
Dimana di dunia ini terdapat dua jenis reservoir bersuhu tinggi yang dapat mewakili sebagian
besar sistem panas bumi yang terdapat di dunia ini, yaitu:
1) Didominasi oleh uap
2) Didominasi oleh cairan.
Dimana lapangan Geyser di California utara adalah reservoir yang didominasi uap khas, dan
lapangan Wairakei di Selandia Baru adalah reservoir yang didominasi cairan. Fitur utama yang
membedakan jenis reservoir ini adalah gradien tekanannya. Dalam sistem yang didominasi uap, ruang
pori diisi dengan uap, sehingga gradien tekanan bersifat uap-statis. Dalam sistem yang didominasi
cairan, ruang pori diisi cairan, sehingga tekanan pada kedalaman apa pun didominasi oleh berat kolom
air ke permukaan. Ketika produksi maka akan terdapat cairan yang hilang dari sistem panas bumi,
dan cairan yang hilang ini umumnya akan dipasok dari bawah atau dari akuifer yang berdekatan, Oleh
karena itu, akuifer di sekitar sumber daya panas bumi cenderung merambah ke reservoir ketika
tekanan turun sebagai akibat dari produksi.
Dalam hal produksi, kita harus mengetahui juga berapa jumlah air yang masuk ke dalam
reservoir panas bumi, karena masuknya air ini akan mempengaruhi laju alir produksi, dalam Paper
ini di jelaskan bahwa untuk mengetahui hal tersebut maka akan diterapkan model parameter
persamaan material balance dan beberapa model Water influx lainnya untuk mencocokkan sejarah
produksi dalam panas bumi pada lapangan Svartsengi di Islandia. Dalam Paper ini salah satunya
digunakan metode masuknya air dengan metode Schilthuis. Dalam metode Schilthuis, arus masuk
adalah kondisi mapan. Tekanan pada batas luar akuifer adalah konstan, dan laju masuknya dinyatakan
sebagai berikut,
We=K(Pi-P)

Di mana Pi adalah tekanan batas reservoir / akuifer awal dan P adalah tekanan dengan waktu.
K dikenal sebagai konstanta masuknya. Masuknya air kumulatif We, diperoleh dengan integrasi
persamaan di atas. Walaupun terdapat beberapa model lainnya, namun di sini saya ingin mengatakan
bahwa ternyata metode Schilthuis ini memberikan kecocokan yang masuk akal tetapi bereaksi terlalu
kuat untuk menilai perubahan sedangkan untuk metode Hurst lebih memberikan kecocokan terbaik
dari model yang dicoba, dimana didapat persamaan sebagai berikut,
We=BWD(tD)Ap

Di mana B adalah konstanta masuknya dan WD dan tD adalah fungsi dan waktu masuknya
air kumulatif tak berdimensi, masing-masing. Definisi ketiga variabel ini tergantung pada geometri
akifer (lihat Craft dan Hawkins, 27 Dake, 28 dan Olsen7 untuk detailnya). Perbedaan tekanan, Ap,
sama dengan Persamaan. 8. Fungsi WD (tD) adalah gelombang masuk tanpa dimensi per penurunan
tekanan yang dikenakan pada batas reservoir pada t = O.
Calculation of Water.Influx for Bottomwater Drive Reservoirs

Umumnya reservoir minyak bumi sering dikaitkan dengan adanya aquifer, dimana aquifer ini
memberikan dukungan berupa tekanan melalui masuknya air, oleh karena itu penting sekali
mengetahui perilaku reservoir dan untuk memprediksi ini maka model aquifer sangat dibutuhkan.
Untuk model masuknya akuifer yang paling ketat yang dikembangkan hingga saat ini adalah model
dari Everdingen dan Hurst, yang pada dasarnya merupakan solusi untuk persamaan difusivitas radial,
dimana persamaan dari disfusivitas radial sebagai berikut :
𝜕2 𝑝 1 𝜕𝑝 фµc 𝜕𝑝
+ 𝑟 𝜕𝑟 = (1) Adapun untuk model aliran bottom Water sebagai berikut :
𝜕𝑟 2 𝑘 𝜕𝑡

𝜕2 𝑝 1 𝜕𝑝 𝜕2 𝑝 фµc 𝜕𝑝
+ 𝑟 𝜕𝑟 + 𝐹𝑘 𝜕𝑧 2 = (2) Di mana Fk adalah rasio permeabilitas vertikal ke horizontal,
𝜕𝑟 2 𝑘 𝜕𝑡
melalui persamaan 2 ini sebenarnya terdapat banyak sekali solusi untuk mewakili semua konfigurasi
aquifer. Namun walaupun begitu, terdapat solusi umum yang dapat diterapkan pada berbagai sistem
melalui variabel dimensionless berikut :

𝑟 𝑍 6.33𝑡𝑘
𝒓𝑫 = 𝑟 (3) 𝒛𝑫 = 𝑟 0.5 (4) dan 𝒕𝑫 = фµcrR2 (5)
𝑅 𝑅 𝐹𝑘

Substitusi variabel baru ini ke dalam Persamaan. 2 memberikan bentuk dimensionless dari persamaan
difusi:

𝜕2 𝑝 1 𝜕𝑝 𝜕2 𝑝 𝜕𝑝
2 +𝑟 + = 𝜕𝑡 (6)
𝜕𝑟𝐷 𝐷 𝜕𝑟𝐷 𝜕𝑧𝐷 2 𝐷

Persamaan. 5 dan 7 dapat diselesaikan untuk t dan ew, masing-masing, untuk menghasilkan
𝜑µ𝑐𝑟𝑅 2 ∆𝑃 𝑟𝑅𝑘𝐹𝐾0.5
t=tD (7) dan 𝑒𝑊 (8)
6.33 𝑘 ∆𝑃𝐷 0.282 µ

Adapun pada persamaan untuk masuknya air kumulatif, ditulis dalam bentuk perbedaan hingga
diberikan sebagai berikut :

𝑾𝒆 = 𝛴𝑒𝑊 ∆𝑡 (9)

Kemudian subsitusikan persamaan. 7 dan 8 dalam ungkapan ini, kita dapatkan

∆𝑡
𝑾𝒆 = 0.560ф𝑐𝑟𝑅 3 𝐹𝑘 0.5 ∆𝑝𝛴 ∆𝑝𝐷 (10) Akhirnya, untuk mengubah ekspresi ini menjadi bentuk yang
𝐷
sebanding dengan van Everdingen dan Hurst, kami mendefinisikan konstanta masuknya air, B, dan
masuknya kumulatif tanpa dimensi, WeD sebagai berikut 𝑩 = 1.119фℎ𝑐𝑟𝑅 2 (11) dan 𝑾𝒆𝑫 =
𝑟𝑅 𝐹𝑘 0.5 ∆𝑡
𝛴 ∆𝑝𝐷 (12) di mana h adalah ketebalan akuifer. Ini mengurangi Persamaan. 10 hingga
2ℎ 𝐷
persamaan tersebut menghasilkan

𝑾𝒆 = 𝐵∆𝑝𝑊𝑒𝐷 (13)
DAFTAR PUSTAKA
J.S. Gudmundsson,1I SPE, Stanford U. G. Olsen,1I 11 SPE, Stanford U.

D.R. Allard, SPE, Gulf Canada Resources Ltd. S.M. Chen,* SPE, Gulf Canada Resources Ltd.

Você também pode gostar