Você está na página 1de 412
PENELIQIAN Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan pat Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. (METODE PENELITIAN: KUANTITATIF, KUALITATIF, DAN PENELITIAN GABUNGAN Edisi Pertama Copyright © 2014 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN 9786021186015 001. 42 17x 24cm xii, 480 him: Cetakan ke, Januari 2017 Kencans. 2014,0510 Penulis Prof. Dr. A. Muri Yusuf, MPd. Desain Sampul Irfan Fanmi Penata Letak Suwito Percetakan PT Fajar Interpratama Mandiri Penerbit KENCANA JI. Tambra Raya No, 23 Rawamangun - Jakarta 13220 Telp: (021) £78.54657 Faks: (021) 475-4134 Divisi dari PRENADAMEDIA GROUP email: pme@arenadamedia.com www.prenadamedia.com INDONESIA Dilarang mergutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan rresin fotokopi, tanoa izin sah dari penerbit, \ Daftar tsi BAB 10 TEKNIK ANALISIS DATA... 251 A. Jenis Data 251 B. Teknik Analisis Data dan Aplikasinya ..nmnnonnnnmnnanusetinninsinaseasinnnnntsen 259 BagianKetiga METODE PENELITIAN KUALITATIF BAB 11 PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN TUJUAN PENELITIAN KUALITATIF . A. Pengertian Penelitian Kualitatif. B. Karakteristik Penelitian Kualitatif BAB 12 BEBERAPATIPE DAN STRATEGI PENEMUAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF Studi Kasus (Case Studies). 3. Grounded Theory Method O10$i enenrnm Penelitian Historis (Historical Research) .. Fenomenologi (Phenomenology)... Etnometedologi (Ethnametkodology) Etnografi Ethnography : mmpos> BAB 13 MASALAH, FOKUS, TEORI, DAN SUBJEK PENELITIAN ‘A. Masalah dan Fokus Penelitian rwncesern sis ie 366 B. Teoridalam Penelitian Kualitatif onnnnnnn nt sii 368 C. Sumber Informasi/Subjek Penelitian wn. BAB 14 INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA A, Wawancara (Interview)... B. Observas.. C. Dokumen BAB 15 VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN OBJEKTIVITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF ... Uji Keedibilitas (Credibility) - rene : Uji Transferabilitas (Tronferabilty) nono Si er 397 Uji Dependibilitas (Dependability) onmmonnnnennennnnnnnnnininnnnenn 397 Uji Konformitas (Conformity) nnnunnnen BAB 16 TEKNIK ANALISISDATA sare i é 400 A, Analisis Sebelum ke Lavangan ... B. Analisis Selama di Lapengan.. goer METODE PENELITIAN: KUANTITATIF, KUALITATIF Bagian Keempat PENELITIAN GABUNGAN (MIXED RESEARCH) BAB 17 PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PENELITIAN GABUNGAN, A. Pengertian Penelitian Gabungan (Mixed R¢S€01Ch eussnsnininnennnn B._Perkembangan Penelitian Gabungan (Miced Reseerch). .Kekuatandan Kelemahan Penelitian Gabungan. si — BAB 18 BEBERAPABENTUK PENELITIAN GABUNGAN (MIXED RESEARCH) A. Bentuk Penelitian GabUNgaN sen - 8. Langhab-lnglat mum Rencangan Poteltan Gaburgan sass bers Tipe neta Gating tind RES) yongSerne DERN. . Daftar Bacaan .... Daftar Lampiran Tentang Penulis... DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAN DAFTAR DIAGRAM DAFTAR TABEL TABEL 24 Perbandingan Penelitian Kuantatif dan Kualitatif dari Sudut Paradigma yang Digunalan. a - 4 Perbedaan Peneltian Kuantitatf, Kualtatit dan Penelitian Gabungan 46 Hubungan antara Kelas Sosial dan Fanatisime Politik 124 Hubungan antara Kelas Sosial dan Fanatisme Polk Setelah Dimasukkan Pendidikan sebagai Varidvel Penekan... ws Daftar PerkraanBesaranSampe Berdasaran Rum KrejiedanMorgan, dengan p=.50 dan d=.05 (Tingkat Kepercayaan 95%). TABEL 10.1. Sifat-sifat Peringkat Pengukuren, TABEL 10.2 Distribusi Frekuensi Tinggi Badan, TABEL103 Dua Bentuk Kekeliruan dalam Membuat Kesimpulan tentang Hipotesi TABEL 16.1 Contoh Kertas Kerja Analisis Domai = 321 413 DAFTAR GAMBAR, GAMBAR 1.1 _Langkab-langkah Berpikir nigh a GAMBAR 4.2 ‘Teor’ sebagai landasanBerpikirllmiah. . GAMBAR2.1 _Penelitiansebagai Suatu Siklus... . GAMBAR 2.2 _Langkatlanglah Peneltian Menurut Nachas GAMBAR2.3 __Langkah-langkah Penelitian Menurut Balle GAMBAR24 _Langkah-langkah Penelitian Menurut Warwick & Lininger, GAMBAR4.1 Hubungan Peryelidikan Empirisdengan Pengembangan Teor... GAMBAR 42 Tata Alir Pembatasan Masalah, coi GAMBARS.1._Hubungan Bivariat susssnansnnnnsnnnin METODE PENELITIAN: KUANTITATIF, KUALITATIF: GAMBAR53 GAMBAR 5.2 GAMBARS.4 GAMBARS.5 ‘Model Kerangka Berpikir Penelitian Tanpa Mempertimbangkan Tata Urutan Variabel Be 2S. on en — 112 Model Kerangka Berpiki dalam Peneitian Kuantiaif.. i 112 Model Kerangka Berpikir dengan Tata Urutan Varabel Bbas ebih Sisterats.. 113 ‘Model Hubungan Variabel Bebas, Variabel Moderator, dan Variabel Terikat. 115 GAMBAR5.6 Model Hubungan Tiga Variabel Bebe, Satu Variabel Moderator, dan Dua Varabel Terkal.115 GAMBAR 5.7 GAMBAR 5.8 Model Hubungan Satu Variabel Bebas dengan Tiga Variabel Tetikat num matt Posisi Variabel Bebas,Variabel Moderator, dan Variabel Kontrol dalam Penelitian Kuantitati. er 117 Contoh Kerangka Berpikir Menurut Komponen Peneliian, GAMBAR 5.9 128 GAMBA6.1. Hubungan Teori dengan Hipotesis.. as 136 GAMBAR7.1 _ Populasi Tidak Berlapis, 145 GAMBART.2 _Populasi Berstrata/Berlapis. sist _ 2 145 GAMBAR7.3 _Populasi Berstratadalam Wilayah Administrasi yang Berbeda, 149 GAMBAR9.1. Tata Alir Penyusunan Instrumen. ss 201 GAMBAR: 10.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Dua Ekor (Tie) “ 322 GAMBAR 10.2. Daerah Penerimaan dan Penolakan Satu Ekor (Tile. 322 GAMBAR 12.1 Hubungan Data dan Te0% wn se a 343 GAMBAR 122 Langkah-langkah Grounded Theory Methodology... — 345 GAMBAR 123. Langkah-langkah Penelitian EtnometodolOgh enum 358 GAMBAR 124 GAMBAR 13.4 GAMBAR 15.1 GAMBAR 15.2 GAMBAR 16.1 GAMBAR 162 GAMBAR 164 GAMBAR 18.1 GAMBAR 18.2 GAMBAR 183 GAMBAR 18.4 GAMBAR 185 GAMBAR 186 GAMBAR 187 Langkah-langkah Umum Penelitian Etnogt afi osmsnnn 361 Tata Ae Pebentuen Sub Informe tenga oa Sonal Sampling. 370 Triangulasi dengan Sumber yang Banyak (Multiple Sources) oc 396 ‘Triangulasi dengan Teknik yang Banyak (Multiple Methods) 396 Komponensial Analisis Data Model Ali. 407 408 445 Komponensial Analis Model Interaktif. Unsur-unsur Dasar dalam SuatuDomain... Model Triangulasi KonhUren, nn a 434 Model Embedded Konkuren, 435 Model Transformatif Konkuren. eacreceeremss ye ‘ a A Model Eksplanatotis Sekuensialcsoemn i sti 436 Model Eksploratoris Sekuensial worm se se 437 Model Transformatif Sekuensial 437 Langkab-langkah Umum Penelitian Gabunga?. esas 438 DAFTAR DIAGRAM DIAGRAM 18.1 Rancangan Penelitian Gabungan Triangulasi KOnKUTE?. so xii soe 439 MANUSIA, ILMU, DAN KONSEP DASAR PENELITIAN Pada bagian pertama inidikemukakan tentang manusia, ilmu, dan kon- sep-konsep daser penelitian yang terdiri dari dua bab, yaitu: BAB1 Manusia, lImu, dan Kebenaran, yang terdiri dari sembilan aspek, ya- itu: Manusia Makhluk Sempurna, Namun Terbatas; Manusia Mencari Kebenaran, Hasrat Ingin Tahu; Manusia dan Masalahnya; Apakah IImu itu2; Dua Pendekatan dalam Mencari Kebenaran; Cara Berpikir De- duktif; Cara Berpikir Induktif dan Cara Berpikir Keilmuan, BAB2 Hakikat, Fungsi dan Tipe Penelitian, yang terdiri dari: Apakah yang Dimaksud dengan Penelitian (Research), Ciri-ciri Penelitian IImiah, Fungsi Penelitian, Proses Penelitian, dan Beberapa Pendekatan dalam Penelitian. Tiap-tiap aspek yang dibicarakan akan membantu para pembaca da- lam memperiuas wacana penelitian dan menatap ke depan dengan pi: lar-pilar berpikir rasional dan cerdas, terbuka dan bertanggung jawab, sertajujur, tangguh, dan mawas Bab I MANUSIA, ILMU, DAN KEBENARAN Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan; makhluk hidup yang selalu berpikir, merasa, mencipta dan berkarya. Dalam keschariannya, manusia tumbuh dan ber. kembang seria mengembangkan diri sesuai dengan harkat, martabat, dan keber- adaannya. Mereka berbuat, bertindak, hidup, dan menghidupkan diri sesuai dengan keakuannya serta lingkungannya di mana ia tumbuh dan mengembangkan diri. Ke- adaan lingkungan yang bervariasi, menuntut manusia agar berbuat lebih arif, lebih bijaksana, selektif, dan kreatif dalam menyikapinya. Dalam keterbatasan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya, ada yang menyerah pada alam, ada yang mampu menyesuaikan diri, dan banyak pula yang mampu menatap dengan atif, menyikapi dengan bijaksana dalam mengatasi tantangan yang datang silih berganti. Tantangan demi tantangan merupakan warna kehidupan manusia. Manusia menyatakan dan mempertimbangkan, dia juga berkehendak dan memi lih, namun Tuhan yang memutuskan. Dalam hal berkehendak untuk melakukan sesuatu, keakuannya hadir dalam dirinya dan menguasai dirinya. Dia mempunyai kemampuan untuk memilih apa yang dikchendakinya. Dia juga punya kemamp an untuk menemukan sesuatu yang ada sclagi dalam batas jangkauan pancaindranya Manusia pada hakikinya bebas dalam kodrainya yang terbatas di hadapan Sang Kha lik, Maha Pencipta, dan Maha Penentu segalanya. Meskipun demikian, manusia mempunyai kelebihan dari makhluk lain, Manu- sia adalah makhluk berpikir, makhluk rasional, dan makhluk inteligen, yang sclalu berupaya memanfaatkan segala sesuatu yang terdapat di sekitarnya. Kompleksitas masalah yang dihadapi masing-masing individu dalam lingkungannya akan diwarnai pula oleh kemampuan manusia itu sendiri, tingkat perkembangan masyarakat, dan kemajuan teknologi. Dalam masyarakat modern dan masyarakat global, penguasaan imu dan teknologi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam memenangkan kompetisi dalam percaturan global. Di samping itu, masalah yang dihadapi manusia bertambah kompleks pula. Sebaliknya dalam masyarakat agraris, masalah kehidupan dan perjuangan hidup jauh lebih sederhana dari dalam masyarakat moder. 2 @ BAB 1X Manusia, llmu, dan Kebenaran Kemampuan manusia dalam menghadapi masalah yang muncul dan terdapat pada dirinya sangat dipengaruhi pula oleh tingkatan kemampuan, ilmu pengeta- huan, dan keterampilan meupun kecakapan yang dimilikinya dalam memersepsi dan memaknai masalah, memformulasikan masalah, merumuskan alternatif’ tindakan yang akan diambil, serta memilih dan menetapkan alternatif tindakan yang tepat Penalaran menusia yang tinggi dan pemanfaatan pendekatan keilmuan dalam men cari kebenaran (irutlt), akan mendorong setiap individu mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Kemampuan dan ilmu manusia baru mendapat arti kalau mereka mampu mendliti sesuatu, sehingga mengerti dan mampu mendeskripsikan sesuatu dalam konteks yang sebenarnya dan bertindak atas dasar penalaran yang kuat untuk mencari dan menemukan kebenaran (keilmuan) serta memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi. A. MANUSIA MAKHLUK SEMPURNA, NAMUN TERBATAS. Meskipun rasa ingin tahu dan menyelidiki secara implisit berada dalam diri ma nusia, namun sebagai makhluk rasional manusia mempunyai keterbatasan dalam kadar potensi yang mereka miliki, sesuai dengan anugerah Yang Mahakuasa. Ma nusia berpikir, merasa, dan mengindera. Di luar itu, bukan lagi dalam jangkauan pancaindera manusia dan manusia tidak kuasa lagi memikirkannya. Manusia dapat membuat pesawat terbang lebih cepat dari suara, tetapi pesawat terbang tersebut wa mendadak dan tidak kuasa manusia dapat dirusak oleh angin yang datang se meniadakannya. Hal itu karena berada di Ivar jangkauan pikiran manusia, idak ada” men- takan-Nya Manusia pada prinsipnya tidak dapat menciptakan dari yang jadi “ada” tetapi dapat meneiptakan kreasi baru berdasarkan yang di Manusia dengan kemampuan berpikirnya dapat menyelidiki dan mendaratkan ma- nusia di bulan, menyelidiki planet Mars, Venus, Yupiter, atau planet lainnya yang be lum terjangkau oleh pikiran manusia pada ma pu menciptakan bulan, planet Mars maupun Yupiter. Mereka juga dapat memikirkan a lampau, tetapi manusia tidak mam. tentang sebab-sebab terjadinya suatu penyakit dan bagaimana penyembuhannya, baik dengan ramuan tumbuh-tumbuhan yang bersifat alami maupun melalui pro- ses kimiawi, namun manusia tidak dapat menciptakan atau menghidupkan kembali tumbuh-tumbuhan yang telah mati karena digunakannya tanpa seizin Tuhan Maha Pencipta dan Penentu dunia yang fana ini. Keterbatas in manusia itu bersumber dari keterbatasannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sejak seat diciptakan olch Maha Pencipta. Di samping itu, keterba- tasan dalam pengembangan potensi diri yang telah mereka miliki serta keterbatasan Pf 3 BAGIAN PERTAMA: MANUSIA, ILMU & KONSEP DASAR PENELITIAN, dalam pemanfaatan apa yang telah mereka miliki dalam berpikir dan menalar akan membawa akibat pada kekurangsempuraan diri ma ing. Manusia dengan proses kerja yang sistematis, kreatif, dan logis akan dapat mengungkapkan, memecah kan dan menemukan sesuatu sesuai dengan keterbatasan yang diberikan, kepadanya Copernicus dengan dorongan yang kuat menggunakan kemampuan berpikir yang dimilikinya untuk membuktikan dan menemukan atu yang baru. la mera- gukan kebenaran konsep yang dianut bersama pada era sebelumnya. “Matahari inengitari Bumi dan planet lainnya.” Pendapat Ptolemy dan Aristoteles itu telah ber- akar pada masyarakat. Pendapat itu hanya dapat dibatalkan kebenarannya dengan menyalahkan (mem-“falsify”) pendapat itu berdasarkan bukti empiris baru. Wa laupun pada pertengahan abad ke-16 (1543) Copernicus menerbitkan hasil pene muannya yang menyatakan bahwa Bumi tidak bersifat tetap, tetapi berputar dan mengorbit bersama planet lainnya di sekitar Matahari, tetapi ia belum dapat meya- kinkan masyarakat yang telah bertahun-tahun menganut pendapat Ptolemy maupun Aristoteles tersebut. Masyarakat tidak mudah menerima kebenaran baru kalau para penemunya tidak dapat meyakinkan akan kebenaran baru itu. Baru kemudian, di se kitar 1609, Galileo menemukan “telescope” yang dapat digunakan untuk mengamati planet-planet di angkasa, teori yang disusun Copernicus mulai mendapat perhatian dan menunjukkan kebenaran. Banyak tokoh lain yang muncul dengan temuan barunya, berawal dari dorong- an ingin tahu yang kuat dan kerja keras berlandaskan pendekatan keilmuan. Jo seph Priesley menemukan oksigen, yang merupakan dasar munculnya Lovoiser sedangkan Henry Cavendish menemukan hidrogen. Rontgen menemukan sinar X pada 1895 (Fisher, 1975). Columbus menemukan Benua Amerika, sedangkan Rober Koch menemuka penyebab penyakit ‘uberculosis (TBC). Rasa ingin tahu dan mau menyelidiki sesuatu telah ada sejak dini. Tumbuh dan berkembang menurut i ma dan pola pertumbuhan masing-masing sesuai dengan tugas perkembangan (developmental tasks) manusia. Perhatikanlah kehidupan se: Mereka tidak suka berdiam diri. Mereka kurang puas dengan yang ada, mereka ingin berbuat dan mencari sesuatu yang baru. Perwujudan rasa ingin tahu dan mengerti pada manusia dengan segala manif tiap insan manus asinya adalah usaha untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah yang dihadapi manusia individual maupun oleh mas, ra rakat lingkungannya dengan benar. Keinginan itu akan terwujud kalau manusia itu memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang benar, serta mampu menggunakan pendekatan yang tepat berlandaskan metode dan prinsip ilmiah (scientific method). Akhir-akhir ini banyak penemuan baru sebagai hasil penelitian ilmiah. Penjelajahan ruang angkasa, planet 4 @ BAB 1X Manusia, llmu, dan Kebenaran Mars, pendaratan manusia di bulan, dan temuan-temuan baru senjata modern meru- pakan bukti keingintahuan dan kemampuan manusia; dan kegagalan dalam berbagai bidang percobaan nuklit, membuktikan pula keterbatasan manusia. Manusia scbagai makhluk rasional dapat tumbuh dan berkembang, schingga mempunyai wawasan, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan, nilai dan sikap yang berbeda antara satu dengan yang lain. Mereka meneliti secara empiris ke- nyataan yang terjadi di dalam alam, sesuai batas kemampuan pani mencoba menalar, berpikir logis-analitis, sistematis, dan sistemik tentang apa yang terjadi dan mungkin akan terjadi. Mereka mencoba mengendalikan dan/atau melihat sesuatu dalam konteksnya. Suatu hal yang tidak dapat pula diabaikan, bahwa manu sia tidak pernah puas tentang apa yang pernah dibuktikannya, namun manusia sadar pula akan batas kemampuan dan kewenangannya. Mereka berusaha mencari yang baru, menganalisis, dan memprediksi yang akan datang. aindranya. Mereka Keterbatasan bukan suatu hambatan dalam pengembangan ilmu dan teknolo gi. Sclagi dalam jangkauan pikiran, kemampuan dan pengetahuan manusia; selagi dalam batas kuasa jangkauan pengamatan pancaindera; segala sesuatu wajar untuk diselidiki dan diteliti, serta dibuktikan kebenarannya. B, MANUSIA MENCARI KEBENARAN (KEILMUAN) Tiada yang langgeng dalam kehidupan, termasuk di dalamnya kebenaran (truth) sebagai hasil usaha manusia dalam memecahkan masalah atau dalam menemukan sesuatu y. ng baru. Kebenaran keilmuan bukanlah sesuatu yang selesai untuk sela: ma-lamanya. Fisher (1975: 48) menyatakan, bahwa kebenaran adalah: “The body of real things, events and facts, arguments with facts and a judgement, preposition or idea that is true or acceptance as true”. Oleh karena itu, kebenaran ilmu bersi- fat relatif. Kebenaran dapat berupa sesuatu, kejadian, dan fakta, argumentasi fakta pertimbangan, preposisi, atau ide yang benar atau yang diterima sebagai sesuatu yang benar. Kebenaran dalam ilmu dibatasi fakta-fakia alam yang dapat diobservasi baik dengan menggunakan pancaindra maupun dengan memanfaatkan alat bantu teknologi serta kemampuan manusia/pengamat itu sendiri, Di luar batas jangkauan itu, wilayah Sang Maha Pencipta dengan kebesaran-Nya. Manusia adalah pribadi yang terbatas di hadapan Sang Khaliknya. Pribadi itu adalah substansial individual dari suatu kodrat yang berakal. Di samping itu, dipengaruhi pula oleh waktu dan tempat, hubungan manusia dengan yang diamati, serta kondisi internal dan ekster- nal lainnya dalam mendeskripsikan, menyajikan, serta mencari hubungan di antara fakta-fakta tersebut. Pf 5.

Você também pode gostar