Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
S
DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 67 tahun
Tempat/tanggal lahir : Jogya, 11 Desember 1951
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Panjangan Asri, Manaran, Semarang Barat
b) Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Alamat : Panjangan Asri, Manaran, Semarang Barat
Hubungan pasien : Ibu Pasien
c) Identitas rumah sakit
Tanggal masuk : 3 Mei 2019
Ruang : Ruang 2
Diagnose medis : Halusinasi
No RM : 00026034
2. Alasan masuk
Keluarga mengatakan pasien 3 minggu gelisah, bicara sendiri,
mendengar suara-suara, merasa dirasuki arwah orang mati dan susah
tidur.
3. Faktor predisposisi
Pasien mengatakan pertama kali mendengar suara-suara yaitu tahun 1991
dan sempat dirawat tahun 1992. Pasien mengatakan sebelumnya rutin
rawat jalan dan mengkonsumsi obat, tetapi akhir ini-ini susah minum
obat hingga akhirnya harus dirawat disini. Pasien mengatakan tidak
pernah memiliki riwayat penganiayan baik mengalami atau melakukan.
Saat ditanya adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa,
pasien mengatakan tidak ada. Pasien mengatakan suara yang didengarnya
yaitu suara perempuan yang selalu membisikkan makian yang membuat
pasien tidak senang.
4. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 , E4V5M6
b) Vital sign :
TD : 130/90 mmhg
N : 80 x/mnt
S : 20 x/mnt
RR : 18 x/mnt
c) TB : 160 cm
BB : 60 kg
d) Keluhan fisik
Pasien mengeluhkan sakit pada giginya
e) Pemeriksaan fisik head to toe
Kepala
Bentuk mesocephale, tidak ada lesi.
Rambut
Hitam beruban, lurus, bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada
kutu, penyebaran rambut merata.
Mata
Visus mata normal, tidak menggunakan alat bantu penglihatan,
sclera putih porselin, konjungtiva anemis, pupil isokor, reflek
terhadap cahaya diameter : 2 mm.
Hidung
Bentuk simetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada secret.
Telinga
Pendengaran baik, lubang telinga bersih tidak ada penumpukan
serumen
Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis, gigi berlubang
dan pongah.
Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena
jugularis.
Dada
Jantung :
I : ictus cordis tidak tampak
Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran pada jantung
Pe : pekak
A : terdengar suara S1 dan S2 regular
Paru
I : ekspansi dada simetris, bentuk simetris
Pa : taktil fremitus teraba sama pada dada posterior, anterior
dan lateral
Pe : resonan
A : terdengar suara nafas vesikuler
Abdomen :
I : bentuk datar, tidak ada lesi
A : terdengar peristaltic usus 10 x/mnt
Pa : tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran
Pe : tympani
Genetalia dan anus
bersih, tidak ada hemoroid dan tidak ada lesi
Kulit
Turgor kulit jelek, kering
Ekstermitas
5 5
5 5
Akral hangat, CRT < 3 detik
5. Psikososial
a) Genogram
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
b) Konsep diri
Gambaran diri : Pasien merasa senang dengan kondisi tubuhnya
Identitas diri : Pasien adalah ibu rumah tangga dan orang tua
tunggal
Peran diri : Pasien berperan sebagai ibu rumah tangga
Ideal diri : Pasien mempunyai keinginan untuk melakukan
aktifitas setelah sembuh dari sakitnya
Harga diri : Pasien merasa senang dengan kondisi sebagai ibu
rumah tangga
c) Hubungan social
Di lingkungan keluarga pasien paling dekat dengan anaknya yang
pertama karena tinggal bersama, dilingkungan masyarakat pasien
dekat dengan tetangga dan tidak mempunyai masalah dengan
lingkungan rumahnya.
d) Spiritual
Pasien beragama islam, tetapi pasien masih percaya bahwa hal-hal
yang didengarnya adalah bisikan arwah orang mati. Selama di RS
pasien tidak pernah melakukan sholat.
6. Status mental
a) Penampilan : Penampilan pasien cukup bersih, rambut berantakan
jarang diikat, kuku pendek sedikit kotor, kurang rapi.
b) Pembicaraan : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
c) Aktivitas : Pasien selama di RSJD mengikuti semua kegiatan dengan
baik secara mandiri dan kadang dibantu oleh perawat
d) Alam perasaan : Pasien mengatakan sudah tidak mendengar lagi
suara-suara, merasa sedih karena tidak dijemput pulang
e) Afek : labil
f) Interaksi selama wawancara : pasien kooperatif dan menjawab
dengan baik
g) Persepsi : Pasien mendengar suara yang berisi ejekan kepada pasien
dan arwah meninggal masuk ke raga dengan frekuensi > 3 kali durasi
5 – 10 menit yang membuat pasien mudah curiga kepada orang lain
dan marah-marah.
h) Proses pikir : tidak ada gangguan
i) Isi pikir : Tidak ada gangguan
j) Tingkat kesadaran : Bingung
k) Memori : memori baik
l) Tingkat konsentrasi dan berhitung : Mampu diajak interaksi dengan
baik
m) Kemampuan penilaian : Pasien tidak mampu memngambil keputusan
yang baik secara mandiri
n) Daya tilik diri : menyadari penyakit yang diderita
8. Mekanisme koping
Pasien menyelesaikan masalah yang dialami dan menuruti keputusan
yang diambil anaknya.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Halusinasi pendengaran
2. Risiko Perilaku Kekerasan
F. Rencana keperawatan
Dx Perencanaan
No
Tgl Keperawata
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
n
1 Perubahan TUM : 1. Bina hubungan saling
Persepsi 1. Ekspresi wajah percaya dengan
Klien dapat mengontrol bersahabat mengungkapkan prinsip
sensori:
atau mengendalikan menunjukan rasa komunikasi terapentik.
Halusinasi
halusinasi yang senang ada kontak 2. Sapa klien dengan ramah
dialaminya mata. baik verbal maupun non
2. Mau berjabat tangan, verbal
mau menyebutkan 3. Perkenalkan diri dengan
Tuk 1 : nama, mau sopan
menjawab salam,4. Tanyakan nama lengkap
Klien dapat membina klien mau duduk klien dan nama panggilan
hubungan saling berdampingan yang disukai klien
percaya dengan perawat, mau 5. Jelaskan tujuan
mengungkapkan pertemuan
masalah yang6. Jujur dan menepati janji
dihadapi. 7. Tunjukan sikp simpati
dan menerima apa
adanya
8. Beri perhatian pada
kebutuhan dasar klien
TUK 2 : 2. Klien dapata. Adakan kontak sering
Klien dapat mengenal menyebutkan waktu, dan singkat secara
halusinasinya isi, frekunsi dan bertahap
situasi yang
b. Observasi tingkah laku
menimbulkan klien terkait dengan
halusinasi halusinsinya; bicara dan
tertawa tanpa stimulus
memandang kekiri/ke
kanan/ ke depan seolah-
olah ada teman bicara
c. Bantu klien mengenal
halusinasinya :
d. Jika menemukan klien
yang sedang halusinasi,
2. Tanyakan apakah ada
suara yang didengar
3. Jika klien menjawab ada,
lanjutkan : apa apa yang
dikatakan
4. Katakan bahwa perawat
percaya klien mendengar
suara itu, namun perawat
sendiri tidak
mendengarnya (dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
5. Katakan bahwa klien lain
juga ada seperti klien
6. Katakan bahwa perawat
akan membantu klien.
7. Jika Klien tidak sedang
berhalusinasi klari fikasi
tentang adanya
pengalaman halusinasi.
8. Diskusikan dengan klien
:
Situasi yang
menimbulkan/tidak
menimbulkan halusinasi
( jika sendiri, jengkel /
sedih)
9. Waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
(pagi, siang sore, dan
malam atau sering dan
kadang-kadang)
2. Klien dapat
2.1. Diskusikan dengan klien
mengungkapkan bagaimana perasaannya
perasaan terhadap jika terjadi halusinasi
halusinasi nya (marah/takut, sedih,
senang) dan beri
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya.
TUK 3 : 3. Klien dapata. Identifikasi bersama
Klien dapat mengontrol menyebutkan klien cara atau tindakan
halusinasinya tindakan yang yang dilakukan jika
biasanya dilakukan terjadi halusinasi (tidur,
untuk mengendali- marah, menyibukan diri
kan halusinasinya dll)
3. Klien dapat
menyebutkan cara b. Diskusikan manfaat dan
baru cara yang digunakan
klien, jika bermanfaat
3. Klien dapat memilih beri pujian
cara mengatasi
halusinasi seperti
yang telah
c. Diskusikan cara baru
didiskusikan dengan untuk memutus/
klien mengontrol timbulnya
3. Klien dapat halusinasi :
melaksanakan cara 2. Katakan : “saya tidak
yang telah dipilih mau dengar/lihat kamu”
untuk (pada saat halusinasi
mengendalikan terjadi)
halusinasinya 3. Menemui orang lain
3. Klien dapat (perawat/teman/anggota
mengikuti terapi keluarga) untuk bercakap
aktivitas kelompok cakap atau mengatakan
halusinasi yang didengar
/ dilihat
4. Membuat jadwal
kegiatan sehari hari agar
halusinasi tidak sempat
muncul
5. Meminta keluarga/teman/
perawat menyapa jika
tampak bicara sendiri
6. Anjurkan klien
mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi
TUK 4 : 4. Keluarga dapat
1. Anjurkan Klien untuk
Kilen dapat dukungan membina hubungan memberitahu keluarga
dari keluarga dalam saling percaya jika mengalami
mengontrol dengan perawat halusinasi
halusinasinya 4. Keluarga dapat
2. Diskusikan dengan
menyebutkan keluarga )pada saat
pengertian, tanda keluarga
dan tindakan untuk berkunjung/pada saat
mengendali kan kunjungan rumah)
halusinasi 3. Gejala halusinasi yang di
alami klien
4. Cara yang dapat
dilakukan klien dan
keluarga untuk memutus
halusinasi
5. Cara merawat anggota
keluarga yang halusinasi
di rumah : beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri,
makan bersama,
berpergian bersama
6. Beri informasi waktu
follow up atau kapan
perlu mendapat bantuan
halusinasi tidak
terkontrol, dan resiko
mencederai orang lain
TUK 5 : 5. Klien dan keluarga 5.1 1. Diskusikan dengan
Klien dapat dapat menyebutkan klien dan keluarga
memanfaatkan obat manfaat, dosis dan tentang dosis,efek
dengan baik efek samping obat samping dan manfaat
5. Klien dapat obat
mendemontrasi kan
penggunaan obat
5.2 2. Anjurkan Klien minta
dgn benar sendiri obat pada perawat
5. Klien dapat dan merasakan
informasi tentang manfaatnya
manfaat dan efek
samping obat 5.3 3. Anjurkan klien bicara
5. Klien memahami dengan dokter tentang
akibat berhenti manfaat dan efek
minum obat tanpa samping obat yang
konsultasi dirasakan
5. Klien dapat
menyebutkan prinsip5.4 4. Diskusikan akibat
5 benar penggunaan berhenti minum obat
obat tanpa konsultasi