Você está na página 1de 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

J DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


UTAMA PENURUNAN CURAH JANTUNG PADA PASIEN SYOK
KARDIOGENIK DI RUANG ICCU RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Sebagai Tugas

Pada Pembelajaran Stase Keperawatan Kritis

Disusun Oleh :

Dwi Lusi Wahyuningsih

A31801117

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

TAHUN AKADEMIK 2018

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.J DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
UTAMA PENURUNAN CURAH JANTUNG PADA PASIEN SYOK
KARDIOGENIK DI RUANG ICCU RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

Telah disahkan pada

Hari :.........................................................

Tanggal :.........................................................

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

( Isma Yuniar,S.Kep.Ns.M.Kep ) ( Sri Sujatmi, S.Kep.Ners )

2
BAB I

PENDAHULUAN

PENURUNAN CURAH JANTUNG

A. Pengertian

Ketidak adekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan


metabolisme tubuh ( SDKI,2017).
Ketidak adekuatan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh ( NANDA,2017).

B. Etiologi
Masalah keperawatan Penurunan curah jantung menurut Nanda NOC NIC antara lain:

 Gangguan frekuensi atau irama jantung

 Gangguan volume sekuncup

 Gangguan preload

 Gangguan afterload

 Gangguan kontraktilitas

Non nanda

 Kelainan jantung

 Toksisitas obat

 Disfungsi konduksi listrik

 Hipovolemia

 Peningkatan kerja ventrikel

 Kerusakan ventrikel

 Iskemia ventrikel

 Keterbatasan ventrikel

3
C. Batasan Karakteristik
karakteristik dari masalah keperawatan Penurunan Curah Jantung, antara lain:
1. Perubahan kecepatan jantung/irama
 Aritmia
 Bradikardi
 Perubahan EKG
 Paloitasi
 Takikardi
2. Perubahan Preload
 Edema
 Penurunan tekanan vena central
 Penurunan tekanan arteri paru
 Kelemahan
 Peningkatan tekanan vena central
 Peningkatan tekanan arteri paru
 Distensi vena jugularis
 Murmur
 Peningkatan BB
3. Perubahan Afterload
 Kulit berkeringat
 Dipsnea
 Penurunan nadi perifer
 Penurunan resistensi pembuluh darah pulmonal
 Penurunan tahanan tekanan darah sistemik
 Peningkatan resistensi pembuluh darah pulmonal
 Peningkatan tahanan tekanan darah sistemik
 Oliguria
 Pengisian kembali dari perifer
 Perubahan warna kulit
 Hasil pembacaan tekanan darah berbeda-beda
4. Perubahan kontraktilitas
 Ronchi basah
 Batuk
 Fraksi ejeksi <40%
4
 Penurunan index beban kerja ventrikel kiri
 Penurunan index volume gerak
 Penurunan index jantung
 Ortopnea
 Dispnea noctural paroksimal
 S3 dan S4 ( bunyi jantung )
5. Tingkah laku/emosional
 Kegelisahan
 Keresahan

D. PHATOFISIOLOGIS
Sekitar 15% kejadian syok kardiogenik merupakan komplikasi dari klien infark miokard
akut, dimana terjadi penurunan curah jantung karena tidak adekuatnya tekanan pengisian
ventrikel kiri (left ventricular pressure-LVFP). Ketika sekitar 40% daerah ventrikel
mengalami infark, maka terjadi peningkatan kemungkinan terjadinya syok kardiogenik
(perry dan Potter, 1990).
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri, yang mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Nekrosis
fokal diduga merupakan akibat dari ketidakseimbangan yang terus menerus antara
kebutuhan suplai oksigen miokardium. Pembuluh korober yang terserang juga tidak
mampu meningkatkan aliran darah secara memadai sebagai respon terhadap peningkatan
beban kerja dan kebutuhan oksigen jantung oleh aktifitas respon kompensatorik seperti
perangsangan simpatik. Sebagai akibat dari proses infark, kontraktilitas ventrikel kiri dan
kinerjanya menjadi sangat terganggu. Ventrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa dan
tidak mampu menyediakan curah jantung yang memadai untuk mempertahankan perfusi
jaringan. Maka dimulailah siklus yang terus berulang. Siklus dimulai dari terjadinya
infark yang berlanjut dengan gangguan fungsi miokardium Kerusakan miokardium baik
iskemia dan infark pada miokard mengakibatkan perubahan metabolisme dan terjadi
asidosis metabolik pada miokardium yang berlanjut pada gangguan kontraktilitas
miokardium yang berakibat pada penurunan volume sekuncup yang dikeluarkan oleh
ventrikel. Gangguan fungsi miokardium yang berat akan menyebabkan menurunnya
curah jantung dan hipotensi arteria Akibat menurunnya perfusi koroner yang lebih lanjut
akan meningkatkan hipoksia miokardium yang bersiklus ulang pada iskemia dan

5
kerusakan miokardium ulang. Dari siklus ini dapat ditelusuri bahwa siklus syok
kardiogenik ini harus diputus sedini mungkin untuk menyelamatkan miokardium
ventrikel kiri dan mencegah perkembangan menuju tahap irreversibel dimana
perkembangan kondisi bertahap akan menuju pada aritmia dan kematian.Muttaqin, Arif.
2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kardiovaskular. Jakarta:
Salemba Medik.
Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat sirkulasi patofisiologi gagal
jantung. Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yang pada
gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ-organ vital. Aliran darah ke arteri
koroner berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang pada gilirannya
meningkatkan iskemia dan penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa,
akhirnya terjadilah lingkaran setan

6
E. PHATWAY

Gangguan Mekanisme Acute AMI Payah Jantung

Necrosis Myokard

Kerusakan Otot Jantung

Gangguan Kontraktilitas Miocardium

Dsfungsi Ventrikel kiri

Syok Cardiogenik

Curah Jantung Berkurang

Aliran darah arteri coroner


Nutrisi dan O2 ke Jaringan
Darah ke Pulmonal
Asupan Oksigen ke Jantung
Energi
Hipoxia Myocardium Penurunan Curah Jantung

Kelelahan dan Kelemahan Nyeri Dada

Nyeri Akut

Defisiensi perawatan diri

7
F. MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung

2. Defisiensi perawatan diri b.d kelemahan fisik

3. Nyeri b.d agen cidera biologis

G. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

Penurunan NOC : NIC :


curah 1. Respiratory Status : Gas 1. Mengatur posisi tidur pasien semi
jantung exchange fowler
2. Keseimbangan asam basa 2. Auskultasi suara nafas, catat
elektrolit suara tambahan
3. Respiratory status : Ventilation 3. Monitor respirasi dan status
4. Vital sign Status oksigen
Setelah dilakukan keperawatan 4. Memberikan oksigenasi
selama 2 x 24 jam masalah 5. Amati pergerakan dinding dada
penurunan curah jantung teratasi dan catat
dengan kriteria hasil : 6. Observasi adanya sianosis
 Pasien tidak mengalami sesak 7. Monitor tanda – tanda vital
 Pasien tidak mengeluh nyeri 8. Kolaborasi dengan medis untuk
 Tanda – tanda vital normal memberikan obat analgetik
TD : 110 – 140 mmHg
Nadi : 60 – 80 x/mnt
RR : 20 – 24 x/mnt
Suhu : 36 – 37 °C
Defisiensi Setelah dilakukan tindakan NIC :
perawatan keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Monitor keadaan umum klien
diri diharapkan ADL terpenuhi dengan 2. Memandikan pasien setiap hari
kriteria hasil : 3. Membantu pasien
1. Kebutuhan ADL pasien menggunakan pakaian
terpenuhi 4. Merawat cateter yang
2. pasien merasa nyaman terpasang

8
5. Bantu pasein makan dan
minum
6. Bantu pasien BAB dan
membersihkan kulit setelah
BAB

Nyeri Setelah dilakukan tindakan NIC :


keperawatan selama Manajemen nyeri :
1x24 jam diharapkan masalah 1. Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan nyeri akut teratasi secara komprehensif
dengan indikasi : 2. Observasi non verbal dari
Pain control ketidaknyamanan
Indicator 3. Kaji kultur yang mempengaruhi
- Mampu mengontrol nyeri nyeri
12345 4. Evaluasi pengalaman nyeri
- Melaporkan nyeri berkurang masa lalu
dengan 5. Ajarkan teknik relaksasi dan
manajemen nyeri distraksi
12345 6. Anjurkan istirahat
- Mampu mengenali nyeri 7. Kontrol lingkungan yang dapat
12345 mempengaruhi nyeri
- Menyatakan rasa nyaman 8. Kolaborasi pemberian
setelah nyeri anakgetik.
berkurang
12345
Keterangan :
1.Tidak pernah menunjukkan.
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan.
4. sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukkan

9
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 7 Februari 2019

Nama Pengkaji : Dwi Lusi Wahyuningsih

Ruang : ICCU RSUD dr.Soedirman Kebumen

Waktu Pengkajian : 15.00 WIB

I. Identitas Pasien

Nama : Ny.J

Umur : 66 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Gg.Pudak 56 Kebumen

Diagnosa Medis : Syok Cardiogenik

II. Keluhan Utama

Pasien mengatakan sesek nafas

III. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD dr.Soedirman Kebumen tanggal 06 Februari 2019 jam

14.42 WIB dengan keluhan batuk,sesek sejak 3 hari SMRS,sesek memberat setelah

beraktivitas,tidur menggunakan 3 bantal.Pasien rutin berobat ke klinik jantung dan

saat ini mengkonsumsi obat Furosemid tab 1-0-0,Bisoprolol 0-1-0,Spironolakton 1-

0-0,Candesartan ½-0-0. TD : 74/53 mmHg, Nadi : 71 x/mnt, RR : 24 x/mnt, Suhu :


10
36°C,dilakukan pemeriksaan EKG dengan hasil AF Moderate.Pasien terpasang O2

nasal kanul 4 Lpm,Asering fluid chalenge test 200 cc.Pada jam 15.30 TD 106/44

mmHg,SpO2 98%.Jam 15.30 WIB mendapat terapi Furosemid inj 40

mg,Dobutamin 3 cc/jam,dan pasien mengatakan sesek berkurang.Jam 15.45 WIB

TD 111/50 mmHg,N 88 x/mnt,SpO2 99%,Jam 16.30 TD 91/56 mmHg Jam 16.45

WIB,TD 89/55 mmHg,pasien mengatakan lemes.Kosul DPJP pasien diadviskan

untuk dirawat di ICCU.Jam 23,30 WIB pasien dipindah ke ICCU.TD 78/42

mmHg,N 84 x/mnt,S36°C,RR 24 x/mnt,SpO2 97%,BB 60kg.Pasien mendapat

terapi O2 4 Lpm,Asering 500 cc/24 jam,Inj Dobutamin 10 meq/kgBB/mnt.Lasik 40

mg (TD≥100 mmHg),Digoxin 1x1/2 tablet (HR<60x/mnt stop),Spironolakton25

mg 1-0-0,Noticil 2 mg 0-0-1,Ambroxol sy 3x2 cth.Tanggal 07-02-2019 jam 01.00

TD 65/39 mmHG,N 79 x/mnt,SpO2 97%,RR 18x/mnt,O2 4 Lpm,pasien masih

mengeluh sesek dan lemes.

Jam 03.00 TD 65/39 mmHG,N 79 x/mnt,SpO2 97%,RR 18x/mnt,O2 4 Lpm.

Jam 04.00 TD 96/54 mmHG,N 75 x/mnt,SpO2 100%,RR 20x/mnt,O2 4 Lpm.

Jam 05.00 TD 102/51 mmHG,N 89 x/mnt,SpO2 100%,RR 18x/mnt,O2 4 Lpm.

Jam 06.00 TD 105/52 mmHG,N 74 x/mnt,SpO2 100%,RR 20x/mnt,O2 4

Lpm.Cairan enteral 200cc.

Jam 07.00 TD 101/50 mmHG,N 84 x/mnt,SpO2 98%,RR 20x/mnt,O2 4 Lpm.

Jam 08.00 TD 111/54 mmHG,N 93 x/mnt,SpO2 100%,RR 24x/mnt,O2 4 Lpm.

Jam 09.00 TD 104/77 mmHG,N 84 x/mnt,SpO2 100%,RR 18x/mnt,O2 4 Lpm.

Jam 10.00 TD 102/78 mmHG,N 72 x/mnt,SpO2 100%,RR 16x/mnt,O2 4 Lpm.

Jam 11.00 TD 100/56 mmHG,N 79 x/mnt,SpO2 100%,RR 18x/mnt,O2 4

Lpm.Cairan enteral 200 cc.

11
Jam 12.00 TD 109/84 mmHG,N 88 x/mnt,SpO2 99%,RR 23x/mnt,O2 4 Lpm.urin

1000 cc.

Jam 13.00 TD 108/68 mmHG,N 82 x/mnt,SpO2 100%,RR 22x/mnt,O2 4 Lpm

Jam 14.00 TD 107/81 mmHG,N 78 x/mnt,SpO2 98%,RR 28x/mnt,O2 4 Lpm

IV. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit dengan Ca Serviks dan sudah

selesai kemoterapi.

V. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini

sekarang dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung lainya

VI. Pengkajian Primer

1. Breath

Pasien mengatakan sesek,tidak ada pemakaian otot bantu nafas ,batuk tidak

berdahak,jalan nafas paten,terpasang O2 ,RR 28 x/mnt,SPO2 98%,tidak ada

suara nafas tambahan.

2. Blood

Tekanan Darah : 104/70 mmHg, MAP 81,Nadi : 90 x/mnt, CRT > 3 detik, JVP

meningkat,Irama jantung reguler,tidak terdapat cianosis,akral hangat,tidak ada

udeme.

3. Brain

Kesadaran pasien compos mentis, dengan GCS E4M6V5, rangsangan cahaya

di kedua mata pasien kanan dan kiri baik, diameter pupil mata kanan dan kiri

sama 2 mm,ada reflek fisiologis,tidak ada kaku kuduk.

4. Bladder

12
Warna urin pekat saat di kaji 200 cc/3 jam,terpasang DC no.16,tidak ada

kesulitan saat BAK.

5. Bowel

Pasien mengatakan BAB tidak ada masalah, klien mendapatakan diet BKDJ,

bising usus 10 x/mnt,mukosa bibir lembab,lidah tampak bersih,tidak ada nyeri

telan,gigi sebagian sudah tanggal dan caries,tidak ada distensi abdomen,tidak

mual dan muntah,tidak ada diare,tidak terpasang NGT.

6. Bone

Pasien tidak mengalami fraktur, turgor kulit elastis,akral hangat,kekuatan otot

ekstremitas atas dan bawah baik yang kanan dan kiri adalah 4,pergerakan

sendi bebas,terpasang infus.

VII. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala

Mesochepal, tidak terdapat lesi ataupun masa, rambut tipis, lurus, sebagian

beruban.

2. Mata

Simetris, pupil isokor, ukuran pupil normal, pupil bereaksi terhadap cahaya,

conjungtiva tidak anemis

3. Hidung

Simetris, bersih tidak terdapat polip, terpasang canul 02,tidak ada nafas cuping

hidung.

4. Telinga

Simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran nasih baik, tidak memakai alat

bantu pendengaran.

13
5. Mulut

Tidak terdapat stomatitis,bersih.

6. Leher

Simetris,tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid,

7. Dada

Jantung : I : Tidak tampak jejas, tidak tampak ictus cordis

P : Ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicula

P : Pekak

A : S1 S2 reguler, bunyi jantung menurun

8. Paru : I : Pergerakan dinding dada simetris

P : Vokal fremitus teraba sama kanan dan kiri

P : Sonor

A : Vesikuler

9. Abdomen : I : Cembung

A : Bising usus 10 x/mnt

P : Tidak terdapat pembesaran lien,hepar tidak terdapat nyeri tekan

P : Tympani

10. Genetalia

Genetalia tampak bersih, terpasang DC no 16 produksi urin 200 cc kuning

pekat, tidak tampak kelainan .

11. Ekstremitas

Ekstremitas atas dan bawah tidak tampak kelainan, pada lengan kiri terpasang

infus

14
VIII. Pemeriksaan Penunjang

a. Rontgen

Pada tanggal 06 Februari 2019 dilakukan pemeriksaan rontgen dengan hasil

tampak cardiomegali, gerakan pulmo normal.

b. EKG

Pada tanggal 07 Februari 2019 dilakukan EKG dengan hasil irama atrial

fibrilasi dengan respon ventricel rata-rata 70 x/mnt aksis normal.

c. Laboratorium

Tanggal 06 Februari 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hemaglobin 13.4 g/dL 13.2 – 17.3
Leukosit 16.9 10^3 ul 3.8 – 10.3
Hematokrit 41 % 40 – 52
Eritrosit 51 10^6 ul 4.40 – 5.90
Trombosit 154 10^3 ul 150 – 440
MCH 31 Pg 26 – 34
MCHC 35 g/dL 32 – 36
MCV 87 fL 80 – 100
DIFF COUNT
Eosinofil L 0.10 % 2–4
Basofil 0.10 % 0–1
Netrofil H 87.40 % 50 – 70
Limfosit L 6.50 % 22 – 40
Monosit 5.90 % 2–8
KLINIK KIMIA
KIMIA RUTIN
Gula Darah Sewaktu H 191 mg/dL < 100
Ureum H 62 mg/dL 10 – 50
Creatinin H 0,87 mg/dL 0.8 – 1.3

15
SGOT H 63 U/L < 37
SGPT 53 U/L < 42
ELEKTROLIT KIMIA
Kalium 4.9 mmol/L 3.5 – 5.3
Natrium L 133 mmol/L 135.0 -147.0
Chlorida 114 mmol/L 98.0 – 107.0
SERO IMUNOLOGI
HbsAg Rapid Non Reaktif Non Reaktif

IX. Therapy

07-02-2019

- Asering 500 cc/24 jam

- Inj Dobutamin 5 meq/kgBB/mnt

- Lasik 40 mg (TD≥100 mmHg)

- Digoxin 1x1/2 tablet (HR<60x/mnt stop)

- Spironolakton25 mg 1-0-0

- Noticil 2 mg 0-0-1

- Ambroxol sy 3x2 cth.

16
B. ANALISA DATA

No ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 DS: Penurunan Perubahan irama


Pasien mengatakan sesek curah jantung
DO : jantung
- Batuk tidak berdahak
- Terpasang O2
- RR 28 x/mnt
- SPO2 98%
- Tidak ada suara nafas tambahan
- Tekanan Darah : 104/70 mmHg
- MAP 81 mmHg
- Nadi : 90 x/mnt
- CRT > 3 detik
- JVP meningkat
- EKG irama atrial fibrilasi dengan
respon ventricel rata-rata 70 x/mnt
aksis normal.
2 DS : Intoleransi Ketidak seimbangan
Pasien mengatakan lemes aktivitas antara suplai dan
Pasien mengatakan sesek apabila kebutuhan oksigen
beraktivitas
DO :
- Pasien bedrest
- ADL dibantu perawat
- Terpasang O2
- Terpasang DC

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung

2. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

17
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal Dx Kriteria Hasil Intervensi

7-2-2019 1 NOC : NIC :

Setelah dilakukan tindakan Cardiac care :


keperawatan selama 2x24 jam - Evaluasi adanya nyeri dada
diharapkan masalah penurunan - Catat adanya disritmia jantung
curah jantung teratasi dengan - Catat adanya penurunan curah
kriteria: jantung
- Monitor status pernafasan
Cardiac Pump effectiveness
- Monitor balance cairan
Indicator awal akhir - Monitor fatique, dyspnea,
Tekanan darah 2 4 ortopneu
sistol
- Monitor status kardiovaskuler
Tekanan darah 2 4
diastole - Monitor adanya penurunan
Irama jantung 2 4 tekanan darah
Urine output 2 4
Retraksi dada 2 4
Saturasi oksigen 2 4

7-2-2019 2 NOC : NIC :


Setelah dilakukan tidakan Manajemen Energi
keperawatan selama 2x24 jam 1.Kurangi ketidaknyamanan fisik
diharapka intoleransi aktifitas yang dialami pasien
dapat diatasi dengan kriteria hasil : 2.Monitor intake / asupan nutrisi
Indicator Awal Akhir untuk sumber energy yang
Melaporkan 2 4 adekuat.
secara verbal
kelelahan 3.Batasi stimulus lingkungan
berkurang/hilang yang mengganggu.
Kenyamanan 2 4 4.Batasi kunjungan keluarga
aktivitas pasien.
5.Anjurkan pasien meningkatkan

18
Frekuensi 2 4 istirahat.
pernafasan

TTV dalam 2 4
batas normal

19
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal Dx Implementasi Respon pasien


7-2-2019 1,2
15.00 - Mengevaluasi adanya nyeri S : Nyeri dada -
dada
- Mengobservasi status S : Masih sesek
hemodinamik O : TD 106/72 mmHg,
- Memberikan posisi MAP 94
semifowler R 24 x/mnt,
S 36,3⁰C.
HR :67 x/menit
SpO2 98%

16.00 - Monitor intaqe nutrisi S : Masih sesek,batuk


- Monitor hemodinamik berkurang,makan habis
1 porsi,minum 75 cc
O : TD 123/67 mmHg
MAP 88
R 20 x/mnt
N 68 x/mnt
SpO2 100%

- Memberikan terapi oral( Terapi masuk sesuai


ambroxol sy) program

17.00 - Monitor hemodinamik S : Sesek,kooperatif,


- Menganjurkan klien untuk klien masih lemes
istirahat O : TD 114/77 mmHg,
MAP 82
N 86 x/mnt
R 20 x/mnt

20
S 37⁰C
SpO2 97 %

18.00 - Monitor hemodinamik dan S : Masih lemes,sesek


mempertahankan posisi berkurang.
semifowler O : TD 124/63 mmHg
MAP 85
R 21 x/mnt
N 76 x/mnt
S 36,6
SpO2 99%
19.00 - Monitor hemodinamik S : Sesek berkurang
O : TD 123/67 mmHg
MAP 88
R 20 x/mnt
N 78 x/mnt
SpO2 99%
20.00 - Monitor hemodinamik S : Lemes
berkurang,sesek
berkurang
O : TD 123/67 mmHg
MAP 88
R 20 x/mnt
N 68 x/mnt
SpO2 100%
- Mengukur balance cairan Balance cairan :
I : 150+400+250
O : 300+203
BC : +297 cc/7 jam
21.00 - Menganjurkan pasien untuk Pasien kooperatifS :
istirahat
- Mengevaluasi adanya nyeri Nyeri dada -
dada

21
- Mengobservasi status S : Sesek
hemodinamik berkurang,lemes
- Memberikan posisi berkurang
semifowler O : TD 106/72 mmHg,
MAP 94
R 20 x/mnt,
S 36⁰C.
HR :72 x/menit
SpO2 98%

22.00 - Monitor hemodinamik S : Sesek dan lemes


berkurang
O : TD 123/67 mmHg
MAP 88
R 20 x/mnt
N 72 x/mnt
SpO2 100%
- Memberikan terapi oral( Terapi masuk sesuai
ambroxol sy) program

23.00 - Monitor hemodinamik S : Sesek


- Menganjurkan klien untuk berkurang,kooperatif
istirahat O : TD 114/77 mmHg
MAP 82
N 86 x/mnt
R 22 x/mnt
S 36⁰C
SpO2 97 %

24.00 - Monitor hemodinamik dan S:-


mempertahankan posisi O : TD 124/63 mmHg
semifowler MAP 85
R 21 x/mnt

22
N 76 x/mnt
S 36,6
SpO2 100%

8-2-2019
01.00 WIB 1,2 - Mengobservasi status S:
hemodinamik O : TD 122/66 mmHg
MAP 88
N 98 x/mnt
R 28 x/mnt
S 37⁰C
SpO2 99%
02.00 - Mengobservasi status S:-
hemodinamik O : TD 116/72 mmHg
MAP 89
R 29 x/mnt
S 37,3⁰
HR :67 x/menit
SpO2 98 %

03.00 - Monitor hemodinamik S :-


O : TD 106/72 mmHg,
MAP 94
R 24 x/mnt,
S 36,3⁰C.
HR :67 x/menit
SpO2 98%

04.00 - Monitor hemodinamik S:-


O : TD 123/67 mmHg
MAP 88
R 20 x/mnt

23
N 68 x/mnt
SpO2 100%
05.00 - Monitor hemodinamik S : Sesek berkurang,
lemes berkurang
O : TD 114/77 mmHg,
MAP 82
N 86 x/mnt
R 20 x/mnt
S 37⁰C
SpO2 97 %

06.00 - Monitor hemodinamik S : Lemes berkurang


O : TD 124/63 mmHg
MAP 85
R 21 x/mnt
N 76 x/mnt
S 36,6
SpO2 99%
- Mengukur Balance cairan Balance cairan :
I : 150+150+
O : 200+203
BC : -103cc/7 jam

07.00 - Melakukan operan jaga


- Mengobservasi status S : Sesek berkurang,nyeri
hemodinamik dada -
- Mengevaluasi nyeri dada dan O : TD 123/67 mmHg
tingkat intoleransi pasien MAP 88
- Mempertahankan posisi semi R 20 x/mnt
fowler N 78 x/mnt
SpO2 99%
08.00 - Monitor hemodinamik S : Lemes
berkurang,sesek

24
berkurang
O : TD 123/67 mmHg
MAP 88
R 20 x/mnt
N 68 x/mnt
SpO2 100%
- Memberikan terapi - Dobutamin 3 meq

- Lasik 40 mg

- Digoxin 1/2 tablet

- Spironolakton25 mg

- Noticil 2 mg

- Ambroxol sy 2 cth

- Melakukan EKG Hasil irama atrial fibrilasi

dengan respon ventricel

rata-rata 60 x/mnt aksis

normal
09.00 - Mengobservasi status
S : Sesek - lemes
hemodynamic
berkurang

O : TD 106/72 mmHg,
MAP 94
R 20 x/mnt,
S 36⁰C.
HR :72 x/menit
SpO2 98%
10.00 - Mengobservasi status S : Sesek -
hemodynamic O : TD 123/67 mmHg
MAP 88
R 20 x/mnt
N 72 x/mnt

25
SpO2 100%

11.00 - Mengobservasi status S : Sesek -


12.00 hemodynamic O : TD 114/77 mmHg,
MAP 82
N 86 x/mnt
R 20 x/mnt
S 36⁰C
SpO2 97 %

12.30 - Edukasi pasien untuk pindah S : Kooperatif


ruang rawat biasa (cempaka)

26
E. EVALUASI

Hari/tanggal Dx Catatan perkembangan Paraf


8-2-2019 I S: Pasien mengatakan sudah tidak sesek
13.00 O:
- Pasien relaks
- TD 114/77 mmHg
- MAP 82
- N 86 x/mnt
- R 20 x/mnt
- S 36⁰C
- SpO2 97 %
- O2 4 Lpm
A : Masalah keperawatan belum teratasi sesuai
kriteria hasil
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor status hemodinamik dan
delegasikan kepada perawat ruang
8-2-2019 II S : Pasien mengatakan lemes berkurang
13.00 O:
- Pasien bedrest
- Aktivitas pasien dibantu oleh perawat dan
keluarga.
- Terpasang DC
- Terpasang O2
A: Masalah keperawatan belum teratasi sesuai
kriteria hasil
P : Lanjutkan intervensi
- Bantu pemenuhan kebutuhan ADL
- Kolaborasi untuk mobilisasi bertahap
delegasikan kepada perawat ruang

27
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis pada Ny. J menggunakan pola
pengkajian kritis yaitu menggunakan format B6, yaitu Brain, Breathig, Blood,
Bowel, Bladder, dan Bone. Pada kasus yang terjadi pada Ny. J focus pengkajian pada
sistem B6 yaitu Blood. Klien mengalami sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit dan sesek nafas disaat melakukan aktivitas.
B. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian yang dilakukan, kemudian analisa data didapatkan data fokus
diagnosa keperawatan utama penunurunan curah jantung dan intoleransi aktivitas.
C. Intervensi
Penyusunan intervensi keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi klien
dan kondisi di lapangan.Intervensi sesuai dengan aplikasi NANDA, NOC dan NIC
(2015-2017).
D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada Ny. J sesuai dengan intervensi dan
diagnosa keperawatan utama. Dan yang penulis tekankan pad pemberian posisi semi
fowler seperti yang dituliskan oleh Laila (2013) dalam jurnalnya yang berjudul
Analisis Praktek Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada Pasien
dengan Gangguan Kardiovaskuler : CHF,di Ruang Rawat Kardiovaskuler RS
Dr.Cipto Mangunkusumo.Dengan kesimpulan pemberian posisi semi fowler mampu
menurunkan keluhan sesak pada pasien yang ditunjukan dengan adanya perubahan
laju pernafasan mendekati nilai normal 16-24 x/mnt.

28
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penurunan curah jantung adalah ketidak adekuatan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (SDKI 2017)
Penurunan curah jantung adalah ketidakadekuatan darah yang dipompa oleh jantung
untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh ( NANDA 2015-2017).
Gagal jantung atau sering disebut gagal jantung kongestif, adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dan nutrisi. Implementasinya berfokus pada diagnose keperawatan
penurunan curah jantung dengan memberikan posisi semi fowler yang bisa mengurasi
sesak nafas pasien.

B. SARAN
1. Berdasarkan implementasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan Ny. J
diharapkan dapat memberikan inovasi tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah pada pasien dengan gangguan penurunan curah jantung.
2. Pemberian posisi semi fowler sangat tepat untuk masalah keperawatan penurunan
curah jantung.
3. Perawat lebih inovatif dalam mengaplikasikan tindakan keperawatan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan khusunya dengan gangguan kardiovaskuler

29
. DAFTAR PUSTAKA

Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2016. Standar Diagnosis Keperawtan


Indonesia.Dewan Pengurus Pusat, Jakarta.

Amin, H.N. & Kusuma,H. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Mediaction, Jogjakarta.

Herdman,T.H. & Kamitsuru,S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi &


Klasifikasi.EGC, Jakarta.

Moorhead,S. Johnson,M. Maas,ML. & Swanson, E. 2013, Nursing Intervention


Classification, Elsevier Global Rights, United Kingdom.

Moorhead,S. Johnson,M. Maas,ML. & Swanson, E. 2013, Nursing Outcomes


Classification, Elsevier Global Rights, United Kingdom.

Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.EGC: Jakarta.

Heffner & Scuhst. (2006). At a glance reproduction system. Alih bahasa Alimul Azis,
Hidayat. Jakarta: Erlangga.

Mansjoer, A. (2007). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media Aesculapius: Jakarta.

30

Você também pode gostar