Você está na página 1de 11

PENELUSURAN SEJARAH PUKULAN GANTUNG INSTRUMEN TAR GRUP

HADRAH HUBBUL WATHAN


KELURAHAN SUNGAI JAWI DALAM

Chaidir, Imma Fretisari, Christianly Yery Silaban


Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Untan Pontianak
Email:chaidirhydier@gmail.com

Abstract
The purpose of this research is to describe the history and the development and the concept of
learning by pukulan gantung of Hadrah Hubbul Wathan Group.This research used qualitative
historical descriptive method and history approach. The sources of this research are Awaluddin
Hamdan, Anwar Dja’far, and Abdul Halim who knew about pukulan gantung of Hubbul Wathan
hadrah group also several hadrah artists who lived in every districts in Pontianak. The technique
which used were observation, interview, and documentation. According to the data analyzed, it can
be concluded that pukulan gantung is a syncopation from the term of tar instrument played in
Pontianak. It was created by Hubbul Wathan hadrah group in 2002 till 2005. This hit has its own
uniqueness to Hubbul Wathan hadrah art group and another hadrah artists in Pontianak. They
interpretated that hit as the climax in hadrah playing. In 2009 to 2013 pukulan gantung started to
spread out to another different art groups in every districts in Pontianak until now.

Keywords: history, pukulan Gantung, Hubbul Wathan.

Hadrah merupakan kesenian berbasis Islami, penyambutan tamu-tamu kehormatan,


Islami dilakukan dengan menyanyikan syair juga pada permainan tar nya sendiri
memuji kebesaran Tuhan. Kesenian ini terkadang dilaksanakan sebagai simbol
memiliki ciri utama yakni diiringi dengan pembukaan suatu event oleh masyarakat
alat musik pukul membranophone atau alat melayu Pontianak, hingga sampailah ke
musik yang bersumber suara dari selaput atau ranah kompetisi yang sering disebut dengan
kulit. Berbentuk melingkar pipih dengan istilah Festival Hadrah. Perihal yang lebih
memiliki kerincing pada tiga sisi lingkaran penting dari festival hadrah ialah sebagai
instrument itu. Alat musik tar dalam kesenian wadah tolak ukur perkembangan kesenian
hadrah berjumlah tiga. Dimana ketiga hadrah dan apa yang dikompetisikan.
pemusik dari permainan tar ini disebut oleh Terdapat satu aspek inovasi pada kesenian
masyarakat melayu Pontianak dengan istilah ini, yaitu pada ranah pola tabuhan yang
sepasang (berjumlah 3 orang pemain). dahulunya sederhana hingga saat ini telah
Sepasang terdiri dari beberapa nganak bervariasi. Sehingga banyak grup kesenian
(istilah posisi pada setiap pemain tar) hadrah yang ada di Pontianak bersaing
diantaranya induk atau nganak 1. nganak 2 menunjukan keeksistensiannya dalam
dan nganak 3. Masing-masing pemain memainkan pola-pola tabuhan dalam
menabuh pola yang berbeda, untuk itu tidak kesenian hadrah. Baik itu pola tabuhan lama
semua orang bisa memainkan alat musik yang divariasikan maupun pola tabuhan lama
tersebut. Butuh konsentrasi dan daya yang diinovasikan menjadi pola tabuhan
musikalitas yang cukup, sehingga setiap baru.
pemain dapat menyeimbangkan tempo dalam Menurut Edwar Hellet Carr (dalam
permainannya. Hamid & Madjid, 2011:03) Kata sejarah
Kesenian Hadrah di Pontianak sering diadopsi dari bahasa Arab yaitu Syajarah
dilakukan untuk memperingati hajatan yang berarti pohon kehidupan, segala hal
mengenai kehidupan memiliki “pohon” yakni birama. Secara teori musik Barat bergantung
masa lalu itu sendiri. Sebagai pohon, sejarah sama dengan sinkopasi atau ketukan berat
adalah awal dari segalanya yang menjadi yang berubah menjadi ketukan ringan. Hal
realitas masa kini. Masa kini adalah produk ini mereka katakan karena pukulan yang
atau warisan masa lalu, berkorelasi dengan dimainkan terasa melayang. Sehingga
arti kata syajarah sebagai keturunan dan asal tercetus pukulan tersebut menjadi
usul. Syajarah sering dikaitkan pula dengan bergantung. Artinya melayang bagi seniman
makna kata silsilah (juga dari bahasa Arab) Melayu sama dengan sinkopasi dalam teori
yang berarti urutan, seri, hubungan, dan musik Barat. Realita yang terjadi pada
daftar keturunan. Pukulan gantung pertama pukulan gantung semua pemain tar
kali diciptakan oleh satu di antara grup memainkan pola yang sinkop, maka dari itu
kesenian hadrah yang berada di Kelurahan bahasa yang mereka gunakan melayang. Pada
Sungai Jawi dalam Pontianak, yaitu grup tahun 2002 grup hadrah Hubbul Wathan
kesenian hadrah Hubbul Wathan. Pukulan mencoba mengolah fenomena sinkopasi itu
gantung pertama kali dimainkan oleh grup secara keseluruhan nganak 1 nganak 2
kesenian hadrah Hubbul Wathan pada saat maupun nganak 3. Sehingga hasil inovasi
mengikuti festival hadrah yang diadakan oleh yang tercipta berdampak pada pukulan tar
PBB pada tahun 2003. lain. Hasil dari inovasi itu juga berdampak
Sejarah juga merupakan terjemahan dari pada grup kesenian hadrah lain yang ada di
kata History (Inggris) yang berarti sejarah. Pontianak.
Secara harfiah terdapat empat pengertian dari Pukulan gantung yang menjadi eksis
kata itu. Pertama, kata yang menunjuk pada pada gaya pukulan setiap grup kesenian
sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa hadrah yang ada di Pontianak memiliki
atau suatu kejadian, Kedua, kata history beragam penamaan. Keberagaman
bermakna riwayat dari pengertian pertama. dikarenakan beberapa diantara grup kesenian
Ketiga, semua pengetahuan tentang masa tersebut ingin mangakui cipta karya pukulan
lalu, dalam hal ini berkaitan erat dengan itu. Pola pukulan yang terdengar sama hanya
duduk persoalan tertentu pada umumnya dan saja penyebutan nama yang berbeda dari
khususnya tentang masyarakat tertentu. masing-masing grup. Kejadian yang
Keempat, history ialah ilmu yang berusaha dikhawatirkan semakin lama akan semakin
menentukan dan mewariskan pengetahuan. banyak grup kesenian lain yang akan
Gazalba (dalam Hamid & Madjid, 2011:05). mengakui hak cipta pukulan gantung. Akan
Di lihat dari pukulan gantung saat ini berdampak tidak baik jika terdapat
keberadaannya merupakan hasil dari kejadian budayawan luar ingin belajar mengenai
yang telah berlalu. Di mana kejadian tersebut pukulan gantung, jika banyak grup kesenian
mewariskan pengetahuan sehingga dapat yang mengakui hak cipta pukulan gantung.
menjadikan pelajaran sekarang yang akan Sementara belum ada dokumentasi khusus
datang, dapat berdampak baik maupun buruk. yang mengulas tentang pukulan gantung
Melihat eksistensinya pukulan gantung tersebut.
begitu jelas dirasakan pada kesenian hadrah Kesalahan umum yang sering terjadi
yang ada di Pontianak saat ini. pada kesenian di Kalimantan Barat,
Pukulan gantung merupakan pola ritme diantaranya, tidak ada pendokumentasian
yang dijadikan ciri penamaan khusus oleh secara tertulis terhadap aspek-aspek kesenian
grup hadrah hubbul wathan. Pola ritme tersebut. Pendapat para pengamat lokal yang
tabuhan tradisi instrumen tar dikembangkan ditemukan, masyarakat kita (Timur) lebih
dengan menggeser ketukan berat pada setiap banyak menggunakan teori-teori barat
pola instrumen tar, sehingga terjadilah (Eropa), itu dikarenakan mereka rajin dalam
pukulan gantung tersebut. Menurut Prier mendokumentasikan apa yang ditemukan.
(2011:201). “Singkop merupakan pemberian Sementara kita terutama masyarakat
tekanan berat pada bagian ringan dalam suatu Kalimantan Barat kaya akan karya kesenian,
namun kurangnya dari kita yang Sumber sekunder dalam penelitian ini
mendokumentasikan kekayaan tersebut, diantaranya perwakilan grup kesenian hadrah
sehingga banyak kerancuan yang ditemukan. yang berada di lima penjuru Pontianak yaitu
Seperti yang diungkapkan oleh Olga Pontianak Barat, Pontianak Utara, Pontianak
Felicianata dan Erie Setiawan (2016:45-46) Selatan, Pontianak Timur dan Pontianak
mengatakan “Bila semua warisan budaya Tenggara. Sumber sekunder dalam penelitian
(musik) telah terdokumentasi hingga ini juga berupa buku-buku yang memaparkan
mendasar, dapat dibayangkan bagaimana tentang kesenian hadrah terutama di Kota
bangsa lain akan melihat majunya peradaban Pontianak. Serta penelitian-penelitian
budaya di Nusantara ini”. terdahulu mengenai kesenian hadrah. Peneliti
juga menjadikan 2 orang dewan juri saat
METODE festival hadrah yang diselenggarakan oleh
Metode penelitian yang digunakan PBB tahun 2003 yang mengetahui pukulan
adalah metode deskriptif historis dalam gantung tersebut yakni Bapak Syarif Mohdar
bentuk penelitian kualitatif dengan SAA dan Bapak Ibrahim Yusuf.
mengungkap sejarah pukulan gantung pada Teknik Pengumpulan data penelitian ini
grup hadrah Hubbul Wathan dengan cara adalah teknik obeservasi terhadap grup
melukiskan, menjelaskan dan menerangkan hadrah Hubbul Wathan, peneliti mengamati
fakta sejarah pada pukulan gantung dan langsung fenomena bunyi pukulan gantung
perkembangannya. yang mereka bawakan saat Festival Kesenian
Narasumber penelitian ini ada dua yaitu 2016 (Tari dan Hadrah) pada tanggal 23-26
narasumber primer dan sekunder antara lain, September 2016 yang diselenggarakan oleh
pertama Bapak Awaluddin Hamdan (39 Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan
tahun) sebagai sumber primer merupakan Barat. Setelah itu peneliti lanjut mengamati
cucu dari H. Muhammad yang juga proses latihan rutinitas grup kesenian hadrah
merupakan penerus atau ketua dari grup Hubbul Watahan yang dilaksanakan 3 kali
hadrah Hubbul Wathan. Beliau merupakan dalam satu Minggu. Pengamatan juga peneliti
seniman otodidak yang merintis inovasi pada lakukan terhadap grup kesenian hadrah lain
pukulan gantung sejak tahun 2002 yang lalu. selain grup hadrah Hubbul Wathan.
Kedua, ialah bapak Anwar Dja’far (43 tahun) Peneliti melakukan wawancara kepada
sebagai sumber primer dikarenakan beliau grup-grup kesenian hadrah lain diantaranya
merupakan pasangan dalam permainan tar yaitu grup kesenian hadrah Nurul Ikhwan
(nganak 3) dari Bapak Awaludin Hamdan. (Pontianak Barat), grup kesenian hadrah
Beliau juga yang terlibat dalam proses Jamiatul Musyawarah (Pontianak Timur),
inovasi pukulan gantung pada grup hadrah grup kesenian hadrah An Nur (Pontianak
Hubbul Wathan. Beliau saat ini masih sangat Selatan), grup kesenian hadrah Ihwanul
mengapresiasi kesenian hadrah juga menjadi Mu’Minin (Pontianak Tenggara) dan grup
pengajar Musik Melayu pada Program Studi kesenian hadrah Sri Laksamana Muda
Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP (Pontianak Timur). Materi wawancara
Universitas Tanjungpura satu diantaranya tentang sejarah dan perkembangan pukulan
Instrumen tar. Ketiga, ialah Bapak Abdul gantung.
Halim (37 Tahun) yang merupakan pasangan
ketiga (nganak 2) dari Bapak Awaluddin HASIL DAN PEMBAHASAN
Hamdan dan Bapak Anwar Dja’far dalam Hasil
permainan tar. Sudah hampir 30 tahun Pukulan gantung merupakan wujud
menggeluti bidang kesenian hadrah atau pengembangan dari pola tradisi yang menjadi
sudah sejak duduk di sekolah dasar sampai bergantung. Nama bergantung diberikan oleh
saat ini beliau masih menggeluti permainan satu diantara grup kesenian hadrah yang
tar. terlahir dari seniman Melayu berada di
Kelurahan Sungai Jawi dalam Pontianak.
Tabel 1. Hasil Uji Kreadibilitas Data dengan Narasumber

Jawaban Narasumber
No. Objek yang diamati Awaluddin Anwar Agus
Hamdan Dja’far Halim
Pukulan Gantung pertama kali diterapkan
ketika festival hadrah tanggal 13-15 juli
1. tahun 2003 yang diadakan oleh PBB
bertepatan di Alun-alun Kapuas (Korem)   
Pontianak.
Pukulan Gantung bermula dari perlakuan H
Nordin, namun belum dikatakan gantung   
masih napak (sebagian gantung) setelah itu
2.
baru dikembangkan dan diciptakan pukulan
gantungnya oleh group Kesenian Hubbul
Whatan
Pukulan Gantung diciptakan oleh grup
3. Hubbul Whatan untuk memberikan warna
baru pada kesenian hadrah, khususnya pada
pukulan dalam permainan tar.   

Pukulan Gantung memiliki ciri utama ritmik


yang rapa dan terasa melayang (bahasa
seniman otodidak) dalam kajian musik
4.
melayang berarti berada diketukan lemah,   
atau ringan

Pada tabel 1 menunjukkan Pukulan musik Barat teori sinkopasi sudah sering
gantung atau sinkopasi pola tradisi tabuhan digunakan, jelas terdengar diantaranya pada
tar dalam kesenian hadrah lahir pada akhir musik bergenre jazz dengan aksen-aksen
tahun 2002 dan awal tahun 2003. Namun, pada ketukan lemah. Pada kesenian hadrah
fenomena bunyi sinkopasi dimaksud memang Pontianak khususnya pola tabuhan tradisi
lama sudah ada sebelum tahun itu. Akan permainan tar. Grup kesenian ini mencoba
tetapi kadarsinkopasi yang terdengar belum menerapkan teori itu.
utuh. Pada tahun tersebut grup hadrah Pukulan gantung ciptaan mereka
Hubbul Wathan mencoba mengolah memiliki 3 jenis diantarnya gantung sedikit,
fenomena sinkopasi itu secara keseluruhan sedang dan gantung penuh (gantung full).
nganak 1 nganak 2 maupun nganak 3. Gantung Sedikit dikatakan karena dalam 1
Sehingga hasil inovasi yang tercipta motif pukulan tar yang diulangi, terdapat
berdampak pada pukulan tar lain. Hasil dari seperempat bagian motif dapat di gantung.
inovasi itu juga berdampak pada grup Yaitu dapat di awal motif maupun akhir
kesenian hadrah lain yang ada di Pontianak. motif.
Inovasi pukulan tar dalam kesenian
hadrah ini diterapkan pada saat berkompetisi.
Event ini menjadi awal penerapan gantung
oleh grup hadrah Hubbul Wathan dan
sekaligus menjadi momen awal penerapan
sinkopasi yang utuh pada pola tabuhan tar
dalam kesenian hadrah di Pontianak. Pada
Gambar 1. Jenis gantung Seperempat pada Pola Ritme Terusan/Lima-lima

Gantung Sedang dikatakan karena dalam setengah bagian motif dapat digantung.
1 motif pukulan tar yang diulangi, terdapat Yaitu dapat di awal motif atau akhir motif.

Gambar 2. Jenis gantung Setengah pada Pola ritme Terusan/Lima-lima

Gambar 3. Jenis gantung Penuh/Full pada Pola ritme Terusan/Lima-lima

Hal tersebut juga membedakan tingkat instrument tar yang terdahulu. Jenis
kesulitan masing masing jenis gantung ini perkembangan ini hanya diketahui oleh pihak
dari yang termudah (gantung grup kesenian hadrah Hubbul Wathan. Kedua
seperempat)hingga yang tersulit (gantung perkembangan pukulan gantung terhadap
full). Mengenai ketentuan dalam grup-grup kesenian hadrah yang ada di
menggunakan jenis pukulan gantung Pontianak.
terhadap permainan hadrah tidak ada aturan Perkembangan pukulan gantung
yang mereka bakukan. terhadap pola-pola tabuhan instrument tar. Di
Perkembangan pukulan dibagi menjadi 2 mulai dari pola tabuhan lima-lima, Gotong,
perkembangan. Pertama perkembangan Beruas, Snenan, Stat, Pencang, Tapak kude,
pukulan gantung terhadap pola-pola tabuhan Caktrung, Kaet-kaet, dan Seher. Berdasarkan
ke 10 pola tabuhan yang di olah grup Hubbul gantung). Yaitu pola tabuhan akhir
Wathan tersebut. Terlihat jelas keterkaitan Gotong,Beruas, Snenan, Stat, dan Pencang.
urutan pola dari pola tabuhan lima-lima Kemiripan pola ritme ini menjadi alasan
sampai ke pola tabuhan seher. pukulan gantung dapat diterapkan terhadap
Pola ritme indukatau nganak 1 tabuhan pola tabuhan lain seperti Tapak Kude, Cak
lima-lima memiliki kesamaan Trung, Kaet dan Seher.
persis dengan ke lima pola selanjutnya
(berdasarkan 10 urutan perkembangan pola

Gambar 4. Pola Tabuhan lima-lima yang digantung

Berdasarkan gambar tersebut Pola menggunakan pukulan ini pada bagian


tabuhan dimainkan oleh ketiga nganak muradde saat menampilkan hadrah. Mereka
namun secara realita bunyi yang dikeluarkan menginterpretasikan pukulan gantung ini
terdengar rapat (not 1/16 penuh). Oleh karena terkesan klimaks dalam penampilan hadrah.
itu banyak grup kesenian hadrah Hal demikian menjadi alasan pukulan
menggunakan pukulan gantung tersebut. gantung grup kesenian hadrah Hubbul
Kebanyakan grup kesenian hadrah Wathan banyak yang menggunakan.

Tabel 2. Deskripsi Hasil Wawancara Penyebaran Pukulan Gantung Pada Grup


Hadrah di Setiap Kecamatan Pontianak

No Kecamatan Pembina Hasil Wawancara Kesimpulan

1. Pontianak Arsula / “kurang lebeh… …sekitar 8 taon Pukulan gantung


Timur Milai lah. Kire-kire jak sekarangk ni kan tahun 2009
2017… …kurang lebeh taon 2009
gitu lah”

2. Pontianak H. Sanusi “2013, 14, 15,16 sekarang… Pukulan gantung


Tenggara …yang berangkat pertame kali tahun 2013
kerincing ni kan Sungai Jawi…
…kite liat kite cari sendiri cela
nye… …kite namekan lah
kerincing”
3. Pontianak Rabbudin “Sebenarnye hubbul wathan lah Pukulan gantung
Selatan memang yang mulekan pukol-pukol tidak digunakan
baru ni…” grup kesenian
ini
No Kecamatan Pembina Hasil Wawancara Kesimpulan

4. Pontianak M. Nasir “pukolan tu lunggi namenye… …6 Pukulan gantung


Barat atau 7 tahun yang lalu lah”. tahun
2009/2010.
5. Pontianak Kadir “dulu mang ade pukol tu… Pukulan gantung
Utara …cuman kadang-kadang versi anak tahun 2011.
2 anak 3 yak yang bede… …itu uda
dalam waktu 5 tahun yang lalu
sekitar gitu lah… …baru timbol
agik”.

Berdasarkan tabel diatas pada tahun sebagai ahli hadrah memiliki gelar ahli pukul
2009 hingga tahun 2013 pukulan gantung oleh para seniman hadrah di Pontianak pada
menyebar ke setiap Kecamatan yang ada di masa itu. Perlakuannya itu yang menjadi
Pontianak. awal inspirasi Awaluddin Hamdan, Anwar
Dja’far dan Abdul Halim untuk menciptakan
Pembahasan pukulan gantung dan mengembangkan
Pukulan gantung diciptakan oleh grup pukulan tersebut hingga saat ini.
hadrah Hubbul Wathan tahun 2002 akhir. Pola tabuhan awal yang menjadi
Proses tercipta pukulan gantung tersebut gubahan pukulan gantung ciptaan grup
berangsur-angsur, mulai dari gantung kesenian hadrah Hubbul Wathan ialah pola
seperempat, setengah dan penuh. Awal mula tabuhan terusan atau lima-lima (Nama pola
hanya beberapa pola pukulan yang dapat di tabuhan instrument tar khas Pontianak).
olah menjadi bergantung. Pada akhirnya Awalnya ketika H.M. Nurdin
tahun 2003 pukulan gantung dapat di olah ke mengimprovisasi pola tabuhan nganak 1
semua pola tabuhan, pada pola tabuhan dengan menyendal atau menapak (Penamaan
instrument tar dalam kesenian hadrah oleh seniman Melayu kesenian hadrah
Pontianak. Pontianak) pukulan dibagian awal setelah
Pada awalnya fenomena bunyi pengulangan pola. Perlakuan H.M. Nurdin ini
bergantung atau sinkop pada instrumen tar menjadi awal inspirasi Awaluddin Hamdan
sudah ada sebelum grup hadrah Hubbul dan Anwar Dja’far untuk mengolah pukulan
Wathan menciptakannya. Dahulu bagian gantung. Secara spontanitas mereka
gantung hanya pada posisi induk atau nganak (Pengapit) mengimbangi perlakuan H.M.
1 dalam sepasang tar. Namun, tidak seperti Nurdin dengan mengimprovisasi masing-
yang mereka ciptakan saat ini, bagian masing posisi mereka. Sehingga terbentuk
gantung digunakan pada posisi ketiga nganak penamaan gantung seperempat pada pukulan
dalamsepasang instrument tar. Artinya grup gantung ini.Oleh karena kejadian tersebut
kesenian hadrah Hubbul Wathan pukulan gantung terus dikembangkan
menciptakan pukulan gantung pada posisi Awaluddin Hamdan hingga saat ini.
pengapit. Melalui ciptaan pengapit tersebut Pada tahun 2002 akhir pukulan gantung
berkembang dan berpengaruh pada pola hanya dimainkan oleh grup kesenian hadrah
tabuhan yang lain. Hal ini sesuai dengan teori Hubbul Wathan. Dikarenakan pukulan ini
tentang Sinkopasi, Sinkopasi digunakan oleh jarang digunakan grup kesenian hadrah lain.
composer untuk mengubah atau bertukar- Pada tahun 2003 grup kesenian hadrah
tukar posisi tekanan not (Kennedy dan Hubbul Wathan mencoba pukulan tersebut
Kennedy, 2007:740) pada festival hadrah yang diselenggarakan
Pukulan gantung tercipta saat perlakuan oleh Partai Bulan Bintang pada 14-15 Juli
improvisasi H.M. Nurdin dalam memukul 2003 di Alun Alun Kapuas. Terdapat 2
instrument tar. H.M. Nurdin yang dikenal kategori pada festival itu, kategori anak-anak
dan kategori remaja. Grup kesenian hadrah Secara pola ritme frase awal kedua
Hubbul Wathan mengikuti kedua kategori tabuhan ini memiliki kesamaan ritme. Hanya
tersebut. Festival zikir hadrah PBB yang ke saja terdapat pecahan nilai ketukan pada
V ini menjadi event awal grup kesenian ketukan 4 frase awal nganak 1 pola tabuhan
hadrah mempertunjukan pukulan gantung snenan ini. Perbedaan kedua tabuhan ini
terhadap masyarakat umum. Kejadian ini terletak pada akhir frase. Sehingga pola
juga menjadi sejarah awal pengolahan tabuhan ini dinamakan dengan nama pola
gantung full yang saat ini menjadi eksis di tabuhan snenan bergantung.
setiap grup kesenian hadrah lain di Alasan awal grup kesenian hadrah
Pontianak. Pada festival ini grup kesenian Hubbul Wathan menerapkan keempat
hadrah Hubbul Wathan kedua kategori pukulan gantung karena ingin mengikuti
berhasil meraih juara pertama diantara grup festival hadrah. Pada festival hadrah PBB
yang lainnya. tersebut grup kesenian ini menunjukan
Pukulan gantung grup kesenian hadrah pukulan khas mereka. Empat pola unggulan
Hubul Wathan mulai berkembang. yang sering digunakan sebelumnya, kini pada
Perkembangan terjadi pada 2 arah dari tahun festival hadrah telah menjadi bergantung.
penciptaan hingga saat ini. perkembangan Proses penggarapan dari pola tabuhan lima-
pertama mengarah terhadap pola-pola lima hingga ketiga pola tabuhan lainnya,
tabuhan instrument tar khas Pontianak, mulai dari tahun 2002 akhir hingga
sementara perkembangan kedua mengarah terselenggaranya festival tahun 2003. Hal
pada eksistensi pola tabuhan grup kesenian demikian dapat dilihat pada pola-pola
hadrah lain di Pontianak. tabuhan (notasi) yang digunakan grup
Pada awalnya grup kesenian hadrah kesenian ini saat tampil di festival PBB
Hubbul Wathan hanya menciptakan pola tersebut.
Pengapit pada pola tabuhan lima-lima. Keberlanjutan menggarap pukulan
Sehingga pukulan itu menjadi pola tabuhan gantung terhadap pola tabuhan lain
lima-lima bergantung. Kemudian dari pola dikarenakan keberhasilan mereka menjuarai
tabuhan lima-lima bergantung grup kesenian festival tersebut, baik juara pada kategori
hadrah hubbul Wathan mencoba anak-anak maupun dewasa. Awal
menerapkannya terhadap pola tabuhan lain. keberhasilan ini pukulan gantung mulai
Pola tabuhan kedua yang diterapkan ialah diterapkap juga pada pola tabuhan lain.
pola tabuhan Gotong. Hal demikian Seperti pola tabuhan stat, pencang, tapak
dikarenakan terdapat kecocokan pola ritme kude, cak’trung, kaet-kaet, dan pola tabuhan
antara frase akhir nganak 1 tabuhan gotong seher.
dan kedua frase nganak 1 tabuhan lima-lima. Eksperimentasi merupakan alasan
Sementara perbedaan terletak pada warna mendasar grup kesenian hadrah Hubbul
bunyi frase awal kedua pola tabuhan tersebut. Wathan menerapkan pukulan gantung
Karena kecocokan tersebut grup kesenian terhadap keenam pola tabuhan ini.
hadrah Hubbul Wathan juga menerapkan Disamping itu kesan riuh yang teratur
pukulan gantung pada pola tabuhan ini merupakan alasan utama ketertarikan grup
sehingga menjadi Gotong bergantung. kesenian hadrah ini menginterpretasikan
Pola tabuhan ketiga yang menjadi pukulan gantung. Mereka tidak ingin pukulan
eksplorasi grup Hubbul Wathan untuk gantung hanya diperuntukan 4 pola tabuhan
menerapkan gantung ialah pola tabuhan setelah kemenangan festival tersebut. Mereka
beruas. Pola beruas juga memiliki kesamaan juga ingin menjadikan pukulan gantung ini
ritme pada pola nganak 1 tabuhan lima-lima. sebagai khas grup mereka. Karena pada
Bahkan tidak ada perbedaan sedikit pun jika prinsipnya pola-pola tabuhan merupakan satu
dilihat dari ritme yang dimiliki setiap pola diantara eksistensi setiap grup pada kesenian
tabuhan ini. hadrah di Pontianak.
Proses penciptaan pukulan gantung ini mereka masih menggunakan pola tabuhan
terhadap keenam pola tabuhan ini mulai dari gantung. Saat ini grup kesenian hadrah Sri
tahun 2003 (setelah festival) hingga 2005. 2 Laksamana Muda telah berganti nama
tahun berjalan setelah banyak mengikuti menjadi grup kesenian hadrah Sri Laksamana
festival dan tampil di depan grup-grup Kadriah.
kesenian hadrah lain. Grup kesenian hadrah 2. Kecamatan Pontianak Tenggara
Hubul Wathan telah memiliki 10 pola Terdapat satu diantara grup kesenian
tabuhan yang telah menjadi khas grup hadrah yang masih aktif melestarikan
mereka. Khas ini yang menjadikan satu kesenian hadrah pada kecamatan ini. Satu
diantara sebab grup Hubbul Wathan sering diantaranya ialah grup kesenian hadrah
menjuarai festival hadrah, yang pada Ihwanul Mu’Minin yang dibina oleh Bapak
akhirnya khas ini juga menyebabkan H. Sanusi. Grup kesenian hadrah ini
keeksistensian pola tabuhan grup kesenian menggunakan pukulan gantung semenjak
hadrah lain di Pontianak banyak tahun 2013 hingga saat ini. Bapak H sanusi
menggunakan pola tabuhan bergantung. juga mengajarkan kesenian hadrah terhadap
Pada tahun 2009 grup kesenian hadrah anak-anak madrasah Ihwanul Mu’Minin.
Hubbul Wathan mulai menyadari bahwa Beliau juga mengajarkan pukulan gantung
pukulan gantung banyak digunakan grup terhadap anak-anak tersebut. Motivasi awal
kesenian hadrah lain. Berawal saat mereka grup kesenian hadrah ini menggunakan
menyaksikan langsung terdapat satu diantara pukulan gantung ketika melihat grup
grup kesenian hadrah lain menggunakan kesenian hadrah Hubbul Wathan tampil.
pukulan gantung tanpa sepengetahuan Mulai dari penampilan tersebut grup
mereka. Kejadian itu ketika acara perkawinan kesenian ini tertarik untuk mempelajari
satu diantara seniman hadrah yang pukulan gantung.
mengundang berbagai grup kesenian hadrah 3. Kecamatan Pontianak Selatan
lain untuk meramaikan acara tersebut. Pada Kecamatan ini tidak ditemukan
Kejadian serupa mereka sadari ketika grup kesenian hadrah, akan tetapi terdapat
festival hadrah pada tahun tersebut terdapat sekelompok jemaah yang masih melestarikan
grup lain yang menggunakan pukulan kesenian hadrah hingga saat ini. Kelompok
gantung. Namun, mereka tidak ini dahulunya bernama grup kesenian hadrah
mempermasalahkan hal demikian, mereka An’Nur merupakan gabungan dari grup
hanya meyakini bahwa pukulan gantung kesenian hadrah Hubbul Wathan. Namun,
yang dilakukan grup lain tersebut merupakan mereka sudah tidak lagi menggunakan nama
hasil buah tangan mereka. tersebut dikarenakan jemaah yang semakin
Beberapa bukti penyebaran pukulan sedikit. Kelompok kesenian ini berpusat
gantung, dapat dilihat dari pengalaman grup dikediaman Bapak Rabbudin. Mereka ini
kesenian hadrah disetiap Kecamatan tidak menggunakan pukulan gantung,
Pontianak sebagai berikut: dikarenakan mereka masih tetap
1. Kecamatan Pontianak Timur mempertahankan pola tradisi lama (pukulan
Terdapat satu diantara grup kesenian tua). Berdasarkan pengalaman mereka
hadrah yang masih aktif melestarikan mengenai pukulan gantung, mereka hanya
kesenian hadrah pada kecamatan ini. Satu mengetahui bahwa pukulan tersebut
diantaranya ialah grup kesenian hadrah Sri merupakan ciptaan grup kesenian hadrah
Laksamana Muda yang dibina oleh Bapak Hubbul Wathan.
Arsula. Pengalaman grup kesenian hadrah ini 4. Kecamatan Pontianak Barat
menggunakan pukulan gantung semenjak Terdapat satu diantara grup kesenian
tahun 2009. Peralihanpukulan yang tercipta hadrah yang masih aktif melestarikan
pada tahun tersebut, dikarenakan mereka kesenian hadrah pada kecamatan ini. Satu
ingin mereformasi gaya pukulan instrument diantaranya ialah grup kesenian hadrah Nurul
tar kesenian hadrah Pontianak. hingga saat Ikwan yang dibina oleh Bapak M. Nasir.
Pengalaman menggunakan pukulan gantung menyebar ke setiap Kecamatan yang ada di
pada tahun 2009/2010_an pada acara Pontianak.
pernikahan. Awal mereka mendapatkan Penyebab tersebarnya pukulan gantung
pukulan gantung saat melihat grup kesenian dikarenakan media dokumentasi. Namun,
hadrah lain menggunakan pukulan itu. pendapat ini belum terbukti kebenarannya.
kemudian mereka mempelajari tabuhan itu Karena tidak ditemukan bukti yang terkait
dan digunakan hingga sekarang ini. Saat ini dengan penyebaran itu. Namun, hal yang
sebagian jemaah grup kesenian hadrah Nurul terpenting bukan pada bukti penyebab
Ihwan telah bergabung dengan grup kesenian tersebarnya pukulan gantung. Tetapi yang
hadrah Hubbul Wathan. Karena beberapa perlu diketahui adalah bagaimana kita
jemaah lain telah bubar pada grup kesenian (khususnya seniman hadrah) terus
ini. mempertahankan budaya kita Nusantara.
5. Kecamatan Pontianak Utara Khususnya budaya kesenian musik yang ada
Terdapat satu diantara kelompok jemaah di Kalimantan Barat. Bahkan sebisa mungkin
yang masih aktif melestarikan kesenian dapat memberikan inovasi atau warna baru
hadrah pada kecamatan ini. Dahulunya pada budaya kita. Seperti yang dilakukan
kelompok jemaah ini bernama Jamiatul oleh grup kesenian hadrah Hubbul Wathan.
Musyawarah dibina oleh Bapak Kadir.
Namun saat ini sudah tidak menggunkan SIMPULAN DAN SARAN
nama tersebut, karena beberapa jemaah yang Simpulan
telah bubar. Akan tetapi beliau masih aktif Sejarah pukulan gantung tercipta pada
membina kesenian hadrah terhadap jemaah akhir tahun 2002. Diciptakan oleh Awaluddin
kalangan muda hingga sekarang. Pengalaman Hamdan, Anwar Dja’far dan Abdul Halim.
mengunakan pukulan gantung pada tahun Penciptaan pukulan gantung terjadi bertahap-
2011 termotivasi oleh grup kesenian hadrah tahap dari tahun 2002 akhir hingga 2003
Hubbul Wathan saat tampil bersama. awal dan 2003 awal hingga tahun 2005.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman Tahapan ini menghasilkan gantung yang
setiap grup maupun kelompok kesenian bervariasi dari gantung seperempat,gantung
hadrah diatas, terdapat diantaranya yang setengah,dan gantung full. Pukulan gantung
mengakui dan tidak mengakui pukulan yang eksis pada saat ini ialah gantung full.
gantung tersebut. Akan tetapi hal demikian Gantung ini tercipta pada tahun 2003.
dapat diukur dari tahun masing-masing grup Diciptakan saat grup kesenian hadrah Hubbul
menggunakan pukulan gantung itu. Tahun Wathan akan mengikuti kompetisi yaitu
tersebut membuktikan kebenaran bahwa Festival Hadrah yang diadakan oleh Partai
pukulan gantung diciptakan oleh grup Bulan Bintang pada tanggal 14-15 Juli 2003.
kesenian hadrah Hubbul Wathan. Festival hadrah tersebut merupakan sejarah
Pada tahun 2009 pukulan gantung telah awal pukulan gantung full yang eksis hingga
menyebar di Kecamatan Pontianak Timur. saat ini.
Setelah itu pada tahun 2010 penyebaran Perkembangan pukulan gantung ciptaan
pukulan gantung sampai pada Kecamatan grup kesenian hadrah Hubbul Wathan
Pontianak Barat. Kemudian Pada tahun 2011 berkembang pada 2 arah. Arah yang pertama
daerah Kecamatan Pontianak utara juga terhadap pola-pola tabuhan tradisi instrument
menggunakan gantung dan 2 tahun setelah itu tar yang ada di Pontianak. Terjadi pada 2
pada tahun 2013 daerah Kecamatan periode tahun 2002 hingga 2003 menciptakan
Pontianak Tenggara juga menggunakan 4 pola tabuhan gantung dan 2003 hingga
pukulan gantung tersebut. Sementara 2005 menciptakan 6 pola tabuhan gantung,
Kecamatan Pontianak Selatan tidak sehingga menjadi 10 pola tabuhan
ditemukan grup kesenian yang menggunakan gantung.Pada arah yang kedua terhadap
pukulan gantung. Kesimpulannya pada tahun eksistensi gaya pukulan grup kesenian hadrah
2009 hingga tahun 2013 pukulan gantung lain di Pontianak. Pukulan gantung menyebar
mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2013 tersebut di media sosial. Agar masyarakat
kesetiap Kecamatan di Pontianak. Pada saat lain dapat melihat keberadaan kesenian
ini hampir semua grup kesenian hadrah di tersebut. Khususnya masyarakat Islam agar
Pontianak menggunakan pukulan gantung. menjadikan kesenian hadrah sebagai hiburan
pada acara pribadi, dengan mengundang
Saran grup-grup kesenian yang ada disekitar untuk
Berdasarkan simpulan yang sudah tampil pada acara tersebut. (5) Bagi Prodi
dipaparkan, maka peneliti memberikan saran Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP
kepada berbagai pihak. Saran tersebut akan UNTAN, kepada Prodi pendidikan Seni Tari
diberikan kepada pihak: dan Musik diharapkan pukulan gantung
(1)Bagi pemerintah Pontianak, ciptaan grup Hubbul Wathan dapat dijadikan
Khususnya Dinas Budaya dan Parawisata sebagai bahan ajar pada mahasiswa
agar dapat memberikan apresiasi kepada kosentrasi musik. Harapannya agar
seniman individu maupun kelompok yang mahasiswa/mahasiswi musik dari berbagai
berprestasi. Seperti halnya grup kesenian daerah dapat memperkaya wawasan
hadrah Hubbul Wathan yang telah mengenai kesenian khas Pontianak.
memberikan inovasi pada kesenian hadrah di Diharapkan nantinya mereka dapat
Pontianak. Apresiasi berupa memfasilitasi mendedikasikan pola tersebut kepada
pihak yang terkait untuk melakukan pentas masyarakat daerah masing-masing. (6) Bagi
tunggal atau pendanaan mengenai hal itu. Peneliti Selanjutnya Kepada peneliti
Agar seniman yang berprestasi dapat selanjutnya penelitian ini diharapkan menjadi
mengekspos hasil inovasi yang mereka gerbang untuk mengkaji lebih dalam
lakukan kepada masyarakat luas khususnya mengenai kesenian hadrah. Pada ranah kajian
Kota Pontianak. (2) Bagi seniman hadrah, dan pendidikan seni dapat membahas tentang
kepada para seniman hadrah untuk lebih minat peserta didik terhadap pukulan
sehat dan jujur dalam berkesenian dengan gantung. Sedangkan pada ranah tugas akhir
tidak mengakui hak cipta orang lain. pengkaryaan pola-pola tabuhan gantung
Berusahalah untuk mengeksistensikan diri dapat dijadikan bahan eksplorasi terhadap
dengan hasil kemampuan sendiri. Belajarlah instrument lain.
untuk menghargai orang lain baik individu
maupun kelompok. Khususnya seniman yang DAFTAR RUJUKAN
telah mengakui hak cipta pukulan gantung
untuk segera memperbaiki hubungan Hamid, Abd Rahman., Madjid, Muhammad
silaturahmi terhadap pihak yang sebenarnya Saleh. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah.
menciptakan pukulan tersebut (3) Bagi grup Yogyakarta: Ombak.
kesenian hadrah Hubbul Wathan, kepada
grup Hubbul Wathan agar terus melestarikan Kennedy Joyce, dan Michael Kennedy. 2007.
apa yang sudah diciptakan dan memberikan Oxford Concices Dictionary of Music.
pendidikan tersebut terhadap generasi- New York: OXFORD UNIVERSITY
generasi muda. Dengan adanya pendidikan PRESS.
atas hasil pukulan gantung generasi muda
akan mendapatkan formula awal motivasi Prier SJ, Karl Edmund. 2009. Kamus Musik.
untuk berkreasi, sehingga kesenian hadrah Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
terus terlestarikan hingga anak cucu
selanjutnya. (4) Bagi Masyarakat, masyarakat Setiawan, Erie dan Olga Felicianata. 2016.
diharapkan untuk membantu dalam Membaca Musik Dari Masa Ke Masa.
melestarikan kesenian apapun yang ada di Yogyakarta: Art Music Today
Pontianak. Jika melihat suatu keunikan pada
pementasan seni, segera mengekpos kesenian

Você também pode gostar