Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
dimana,
k = tetapan.
c = konsentrasi adsorbat yang tersisa dalam
kesetimbangan.
Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses
adsorbsi menuruti isoterm Freundlich, maka aluran log x/m
terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari garis dapat
dievaluasi tetapan k dan n.
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam
kesetimbangan diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat
dalam adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan
diperoleh gradien n dan intersept. Dari isoterm ini, akan
diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini
akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena
dengan isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu
adsorben. Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi dalam
kesetimbangan di plot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat
sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien
n dan intersep k.
Kurva adsorbsi isoterm freunlich adalah sebagai berikut:
mengadsorpai kotoran atau zat yang tidak diinginkan dari cairan atau
larutan. Jenis pori-pori dari karbon aktif ini adalah makropori yang
memungkinkan molekul berukuran besar.untuk masuk. Karbon jenis
ini biasanya berasal dari batu bara, misalnya ampas tebu dan sekam
padi. Aktivasi adalah perubahan fisik berupa peningkatan luas
permukaan karbon aktif dengan penghilangan hidrokarbon. Ada dua
macam aktifasi, yaitu aktivasi fisika dan kimia. Aktivasi kimia
dilakukan dengan merendam karbon dalam H3PO4, ZnCl2, NH4Cl,
dan AlCl3 sedangkan aktivasi fisika menggunakan gas pengoksidasi
seperti udara, uap air atau CO2.
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Valensi yaitu jumlah ion H+ (pada asam) atau OH- (pada
basa).
BAB II
METODOLOGI
BAB III
DATA PENGAMATAN
3.3 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tetapan adsorbsi isotherm
freundlich dan mampu mempraktikan konsep mol. Isotherm artinya suhu
yang tetap. Adsorbsi yang terjadi pada percobaan ini adalah penjerapan oleh
arang aktif terhadap C2H2O4 yang terjadi pada permukaan arang aktif karena
adanya gaya tarik menarik-menarik atom-atom atau molekul pada
permukaan arang aktif tanpa menyerap kedalam. karbon aktif tidak
Laboratorium Kimia Fisika Page 11
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich
adsorben dan konstanta empiris adsorben, artinya konstanta dari arang aktif
untuk mengadsorbsi C2H2O4 adalah senilai 0,0826 dan konstanta empiris
arang aktif untuk mengadsorbsi C2H2O4 senilai 2,047.
Jadi semakin besar konsentrasi molekul zat terlarut, maka semakin
besar pula jumlah mol zat yang teradsorbsi dalam tiap massa adsorben.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan :
y = 0,4886x – 2,4939.
n = 2,047
k = 0,0826.
4.2 Saran
a. Sebaiknya pada percobaan ini juga ditentukan pengaruh waktu adsorbsi
terhadap jumlah mol yang teradsorbsi dengan menentukan waktu adsorbsi
yang bervariasi.
b. Sebaiknya massa arang aktif yang digunakan mempunyai variasi yang
sedikit jauh berbeda agar dapat ditentukan pengaruh luas permukaan
adsorben terhadap jumlah mol adsorbat yang teradsorbsi.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliani, Ade. 2010. Pemanfaatan arang ampas tebu sebagai adsorben ion
logam Cd, Cr, Cu dan Pb dalam air limbah. Jakarta.
https://www.academia.edu/9183244/laporan_adsorbsi_isoterm_freundlich
(Diakses tanggal 17 Mei 2017)
https://yulia4ict.wordpress.com/kimia/isoterm-adsorbsi-karbon-aktif-2/ (Diakses
tanggal 17 Mei 2017)
Sembodo, Bregas S.T. 2009. Isoterm Kesetimbangan Adsorbsi Timbal Pada Abu
Sekam Padi. Surakarta.
LAMPIRAN I
PERHITUNGAN
1. Menghitung nilai x
V = 100 ml = 0,1 L
x = mol teradsorbsi
x = mol awal - mol akhir
x = (M.V)awal – (M.V)akhir
x = (Mawal – Makhir).V
x pada masing-masing C2H2O4 :
x1 = (0,223M – 0,0165M).0,1L = 5,8 x 10-3 mol
x2 = (0,114M – 0,062M).0,1L = 5,2 x 10-3 mol
x3 = (0,056M – 0,030M).0,1L = 2,55 x 10-3 mol
x4 = (0,012M – 0,0025M).0,1L = 9,5 x 10-4 mol
x5 = (0,006M – 0,001M).0,1L = 5 x 10-4 mol
Linearisasi :
x 1
log m = logk + log c
n
dimana :
log k = intersep
1
= slope
𝑛
log 𝑐 =x
x
log m = y
y = 0,4886 x – 2,4939
1
Slope = 0,4886 = 𝑛
1
n = 0,4886
n = 2,047
Intersep = -2,4939 = log k
k = 𝑒 −2,4939
k = 0,0826
LAMPIRAN II
log C 0.00000
-3.50000 -3.00000 -2.50000 -2.00000 -1.50000 -1.00000 -0.50000 0.00000
-0.50000
-2.00000
-2.50000
-3.00000
-3.50000
-4.00000
𝑥
𝑙𝑜𝑔
-4.50000 𝑚
LAMPIRAN III
Gambar Alat
Erlenmeyer