Você está na página 1de 19

Adsorbsi Isotherm Freundlich

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan


1.1.1 Menentukan besarnya tetapan adsorbsi isoterm freundlich.
1.1.2 Mempraktekkan konsep mol.

1.2. Dasar Teori


1.2.1 Adsorbsi
Adsorbsi merupakan suatu proses penyerapan oleh suatu
padatan terhadap zat tertentu yang terjadi pada oermukaan zat padat
yang terjadi karena adanya gaya tarik atom-atom atau molekul pada
permukaan zat padat tanpa meresap kedalam.
Adsorbsi dapat terjadi secara
1. Adsorbsi secara fisika terjadi jika adsorbat. Adsorpsi secara
fisika (physorption) terjadi jika adsorbat dan permukaan
adsorben berikatan hanya dengan ikatan Van der Waals.
Molekul adsorbat terikat lemah dan panas adsorpsinya
rendah.
2. Adsorpsi secara kimiawi (chemisorption) terjadi jika molekul
adsorbat terikat dengan suatu reaksi kimia dengan permukaan
adsorben. Karena adanya ikatan kimia yang terputus dan
terbentuk selama proses, maka panas adsorpsinya hampir
sama dengan panas reaksi kimia.
Hubungan antara jumlah adsorbat yang terjerap dengan
konsentrasi adsorbat dalam larutan pada keadaan kesetimbangan dan
suhu tetap dapat dinyatakan dengan isoterm adsorpsi.

Laboratorium Kimia Fisika Page 1


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

1.2.2 Isoterm Adsorbsi


Tipe isotherm adsorbs dapat digunakan untuk mempelajari
mekanisme adsorbs fase cair-padat pada umumnya menganut tipe
isotherm freundlich dan Langmuir. Adsorben yang baik memiliki
kapasitas adsorbs dan presentase penyerapan yang tinggi.
Kapasitas adsorbs dapat digunakan dengan rumus :
C1 − C2
𝑄=( )x V
100
Sedangkan presentase adsorbs (efisiensi adsorbs) dapat dihitung
menggunakan rumus :
𝐶𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐶𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝐸 = ( ) 𝑥100%
𝐶𝑎𝑤𝑎𝑙
Keterangan :
Q = Kapasitas adsorbs per bobot molekul (mg/g)
C1 = Konsentrasi awal larutan (mg/L)
C2 = Konsentrasi akhir larutan (mg/L)
m = Massa adsorben (g)
V = Volume larutan (L)
%E = Efisiensi adsorbsi

1.2.1.1. Isoterm Langmuir


Persamaan ini berlaku untuk adsorbsi lapisan tunggal
(monolayer) pada permukaan zat yang homogen. Persamaan
isoterm adsorbsi Langmuir dapat diturunkan secara teoritis
dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-
molekul zat yang diadsorbsi pada permukaan adsorben dengan
molekul – molekul zat yang tidak teradsorpsi. Persamaan
isoterm tersebut adalah sebagai berikut:
𝑐 1 1
𝑥⁄ = + . 𝐶.............(Pers. 1.2.1)
𝑚 𝑎 (𝑥⁄𝑚) 𝑚𝑎𝑘𝑠 (𝑥⁄𝑚) 𝑚𝑎𝑘𝑠

dimana,

Laboratorium Kimia Fisika Page 2


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

 c = konsentrasi molekul zat terlarut yang


bebas (dalam larutan).
 x = jumlah mol zat yang teradsorbsi oleh
m gram adsorben.
 a = tetapan.
 x/m = kapasitas monolayer.
Kurva isoterm freundlich adalah sebagai berikut:

Grafik 1.2.1 Grafik hubungan antara C dengan x/m

1.2.1.2. Persamaan Adsorbsi Isoterm Freundlich


Isoterm freundlich merupakan isoterm yang paling
umum digunakan dan dapat merincikan proses adsorbsi dengan
lebih baik. Isoterm freundlich menggambarkan hubungan antara
sejumlah komponen teradsorbsi per unit adsorben dan
konsentrasi komponen tersebut pada kesetimbangan. Persamaan
isoterm tersebut adalah sebagai berikut:
x/m = k . c1/n...........(Pers. 1.2.2)

apabila di logaritmakan akan menjadi


Log (x/m) = log k + 1/n log c……… (Pers. 1.2.3)
Dimana :
n = tetapan empiris.
m = massa adsorben.

Laboratorium Kimia Fisika Page 3


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

k = tetapan.
c = konsentrasi adsorbat yang tersisa dalam
kesetimbangan.
Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses
adsorbsi menuruti isoterm Freundlich, maka aluran log x/m
terhadap log C akan merupakan garis lurus. Dari garis dapat
dievaluasi tetapan k dan n.
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam
kesetimbangan diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat
dalam adsorben sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan
diperoleh gradien n dan intersept. Dari isoterm ini, akan
diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini
akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena
dengan isoterm ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu
adsorben. Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi dalam
kesetimbangan di plot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat
sebagai absis pada koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien
n dan intersep k.
Kurva adsorbsi isoterm freunlich adalah sebagai berikut:

Grafik 1.2.2 Grafik hubungan antara log C dengan log x/m

Laboratorium Kimia Fisika Page 4


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

1.2.3 Arang Aktif

Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang


mengandung karbon. Arang tersusun dari atom-atom karbon yang
berikatan secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar
dengan sebuah atom C pada setiap sudutnya. Susunan kisi-kisi
heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang
saling bertumpuk dengan sela-sela di antaranya.

Sebagian pori-pori yang terdapat dalam arang masih tertutup


oleh hidrokarbon dan senyawa organik lainnya. Komponen arang ini
meliputi karbon terikat, abu, air, nitrogen, dan sulfur dalam yang
mempunyai luas permukaan dan jumlah pori yang sangat banyak.
Karbon aktif adalah bentuk umum dari berbagai macam
produk yang mengandung karbon yang telah diaktifkan untuk
meningkatkan luas permukaannya. Karbon aktif berbentuk kristal
mikro karbon grafit yang pori-porinya telah mengalami
pengembangan kemampuan untuk mengadsorpsi gas dan uap dari
campuran gas dan zat-zat yang tidak larut atau yang terdispersi dalam
cairan. Luas permukaan, dimensi, dan distribusi karbon aktif
bergantung pada bahan baku, pengarangan, dan proses aktivasi.
Karbon aktif dibedakan menjadi 2 berdasarkan fungsinya,
yaitu Karbon adsorben gas (gas adsorbent carbon): Jenis arang ini
digunakan untuk mengadsorpsi kotoran berupa gas. Pori-pori yang
terdapat pada karbon aktif jenis ini tergolong mikropori yang
menyebabkan molekul gas akan mampu melewatinya, tetapi molekul
dari cairan tidak bisa melewatinya. Karbon aktif jenis ini dapat
ditemui pada karbon tempurung kelapa. Selanjutnya adalah karbon
fasa cair (liquid-phase carbon). Karbon aktif jenis ini digunakan untuk

Laboratorium Kimia Fisika Page 5


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

mengadsorpai kotoran atau zat yang tidak diinginkan dari cairan atau
larutan. Jenis pori-pori dari karbon aktif ini adalah makropori yang
memungkinkan molekul berukuran besar.untuk masuk. Karbon jenis
ini biasanya berasal dari batu bara, misalnya ampas tebu dan sekam
padi. Aktivasi adalah perubahan fisik berupa peningkatan luas
permukaan karbon aktif dengan penghilangan hidrokarbon. Ada dua
macam aktifasi, yaitu aktivasi fisika dan kimia. Aktivasi kimia
dilakukan dengan merendam karbon dalam H3PO4, ZnCl2, NH4Cl,
dan AlCl3 sedangkan aktivasi fisika menggunakan gas pengoksidasi
seperti udara, uap air atau CO2.

1.2.4 Titrasi Asam Basa


Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar
suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui
konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi
yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan
reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox
untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi
kompleks dan lain sebagainya.
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant”
dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah
diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa
larutan. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai
mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan

Laboratorium Kimia Fisika Page 6


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik


ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan,
kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai
keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume
dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada
titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume
titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva
titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant
sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna
ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan
pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat
praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator
yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator
diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga
tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir
titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat
dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan
titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan
cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir
titrasi”.

Laboratorium Kimia Fisika Page 7


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan


sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis
sebagai berikut: mol-ekuivalen
asam = mol-ekuivalen basa….(3)
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara
Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa….(4)
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas
(M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa,
sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa….(5)

keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Valensi yaitu jumlah ion H+ (pada asam) atau OH- (pada
basa).

Laboratorium Kimia Fisika Page 8


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

BAB II
METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan

2.1.1. Alat yang digunakan


- Erlenmeyer 100 ml
- Spatula
- Pipet Volume 5 ml, 25 ml
- Neraca Digital
- Buret
- Statip dan Klem
- Bulp
- Kertas Saring Whatman No. 40
- Corong
- Gelas Kimia 100 ml
- Botol Semprot

2.1.2. Bahan yang digunakan


- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan H2C2O4 (0,2 M; 0,1 M; 0,05 M; 0,01 M; 0,005M)
- Indikator PP
- Karbon Aktif
- Aquadest

Laboratorium Kimia Fisika Page 9


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

2.2. Prosedur Kerja


2.2.1. Standarisasi C2H2O4 (0,2 M; 0,1 M; 0,05 M; 0,01 M; 0,005M)
1. Memipet 5 ml masing-masing larutan C2H2O4 ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indicator fenolftalein.
2. Mengambil NaOH 0,1M dan memasukan kedalam buret 50 ml.
3. Menitrasi C2H2O4 berbagai konsentrasi dengan NaOH 0,1M
(titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari tak
berwarna menjadi merah).
4. Melakukan langkah 1,2,3 secara duplo.
2.2.2. Adsorbsi isotherm freundlich
1. Menyiapkan 5 buah Erlenmeyer dengan shaker
2. Mengisi masing-masing Erlenmeyer dengan 100 ml C2H2O4 (0,2
M; 0,1 M; 0,05 M; 0,01 M; 0,005M)
3. Menambahkan sampel 5 gram (±0,01g) karbon aktif kedalam 5
buah erlenmeyer secara bersamaan
4. Memulai shaker sehingga erlenmeyer melakukan pengadukan
secara bersamaan hingga 30 menit dengan kecepatan 170
5. Masing-masing larutan didiamkan 30 menit, lalu disaring hingga
diperoleh 15 ml
6. Mengambil 5 ml hasil penyaringan, kemudian ditambahkan 3
tetes indicator fenolftalein
7. Menitrasi hasil penyaringan tersebut dengan NaOH 0,1 M (titik
akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna larutan
menjadi merah)
8. Melakukan langkah 6 dan 7 secara duplo pada masing-masing
larutan.

Laboratorium Kimia Fisika Page 10


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

BAB III
DATA PENGAMATAN

3.1 Data Pengamatan

Tabel 3.1.1 Hasil Percobaan


Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Volume Volume Volume Konsentrasi Volume
C2H2O4 C2H2O4 NaOH C2H2O4 titran pada rata- C2H2O4 rata-rata
kira-kira sebenarnya standar digunakan standarisasi rata setelah titran
(M) (M) (M) dalam C2H2O4 (mL) titran dicampur setelah
titrasi (mL) karbon aktif diabsorbsi
(mL) V1 V2 (M) (mL)
0,2 0,223 0,1 5 23,25 21,30 22,275 0,1650 16,5
0,1 0,114 0,1 5 11,40 11,40 11,400 0,0620 6,20
0,05 0,056 0,1 5 5,60 5,50 5,550 0,0300 3,00
0,01 0,012 0,1 5 1,20 1,20 1,200 0,0026 0,25
0,005 0,006 0,1 5 0,60 0,60 0,600 0,0010 0,10

3.2 Hasil Perhitungan


Tabel 3.2.1 Hasil Perhitungan
No x (mol) C (M) m (g) (x/m) Log x/m Log C
1 5,8 x 10-3 0,1650 5,0004 1,1599 x 10-3 -2,93558 -0,783
2 5,2 x 10-3 0,0620 5,0001 1,0399 x 10-3 -2,98300 -1,208
3 2,55 x 10-3 0,0300 5,0001 5,1999 x 10-3 -3,28401 -1,523
4 9,5 x 10-4 0,0025 5,0003 1,8999 x 10-4 -3,72127 -2,602
5 5 x 10-4 0,0010 5,0005 9,9990 x 10-5 -4,00000 -3,000

3.3 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tetapan adsorbsi isotherm
freundlich dan mampu mempraktikan konsep mol. Isotherm artinya suhu
yang tetap. Adsorbsi yang terjadi pada percobaan ini adalah penjerapan oleh
arang aktif terhadap C2H2O4 yang terjadi pada permukaan arang aktif karena
adanya gaya tarik menarik-menarik atom-atom atau molekul pada
permukaan arang aktif tanpa menyerap kedalam. karbon aktif tidak
Laboratorium Kimia Fisika Page 11
Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

diaktifkan dengan pemanasan, dimana tujuan pemanasan adalah untuk


membuka pori-pori dari karbon aktif dan memutuskan ikatan antara karbon
sehingga terbentuk kutub negative dan kutub positif yang akan mengikat
C2H2O4 nantinya.
Proses standarisasi bertujuan untuk mengetahui konsentrasi yang
sebenarnya dari larutran sekunder (C2H2O4 0,2 M ; C2H2O4 0,1 M ; C2H2O4
0,05 M ; C2H2O4 0,01 M ; C2H2O4 0,005 M) dengan menggunakan larutan
standar primer (NaOH 0,1 M). Digunakan adsorbat bervariasi untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap daya serap (adsorpsi) akan
meningkat dengan kenaikan dari konsentrasi adsorbat. Adsorpsi akan terjadi
jika keseimbangan antara konsentrasi adsorbat yang diserap dengan
konsentrasi adsorben yang tersisa dalam larutan. Proses pengadukan dengan
shaker bertujuan untuk proses penyerapan antara adsorben dan adsorbatnya
berjalan dengan cepat dan sempurna. Dimana kesetimbangan akan tercapai
setelah partikel-partrikel tersebut memenuhi seluruh pori-pori arang yang
bertindak sebagai adsorben. Larutan didiamkan terlebih dahulu sebelum
disaring bertujuan untuk mengendapkan padatan yang terdapat di dalam
larutan. Proses penyaringan berfungsi agar dapat dipisahkan antara endapan
dan cairan dalam larutan. Hasil cairan dari penyaringan di titrasi dengan
NaOH 0,1 M untuk mengetahui adanya perubahan konsentrasi pada larutan
setelah proses adsorbsi dengan arang aktif.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini ternyata konsentrasi C2H2O4
lebih kecil setelah teradsorbsi dengan arang aktif. Tetapi proses adsorbsi
tidak mengurangi volume larutan. jadi hanya mol C2H2O4 yang mengalami
perubahan karena adanya poerubahan konsentrasi.
Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan linear :
y = 0,4886x – 2,4939
dimana nilai y adalah log x/m dan x adalah log c. Sehingga diperoleh
nilai k dengan intersep dan n dengan slope. k dan n merupakan konstanta

Laboratorium Kimia Fisika Page 12


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

adsorben dan konstanta empiris adsorben, artinya konstanta dari arang aktif
untuk mengadsorbsi C2H2O4 adalah senilai 0,0826 dan konstanta empiris
arang aktif untuk mengadsorbsi C2H2O4 senilai 2,047.
Jadi semakin besar konsentrasi molekul zat terlarut, maka semakin
besar pula jumlah mol zat yang teradsorbsi dalam tiap massa adsorben.

Laboratorium Kimia Fisika Page 13


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan :
 y = 0,4886x – 2,4939.
 n = 2,047
 k = 0,0826.

4.2 Saran
a. Sebaiknya pada percobaan ini juga ditentukan pengaruh waktu adsorbsi
terhadap jumlah mol yang teradsorbsi dengan menentukan waktu adsorbsi
yang bervariasi.
b. Sebaiknya massa arang aktif yang digunakan mempunyai variasi yang
sedikit jauh berbeda agar dapat ditentukan pengaruh luas permukaan
adsorben terhadap jumlah mol adsorbat yang teradsorbsi.

Laboratorium Kimia Fisika Page 14


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, Ade. 2010. Pemanfaatan arang ampas tebu sebagai adsorben ion
logam Cd, Cr, Cu dan Pb dalam air limbah. Jakarta.

https://www.academia.edu/9183244/laporan_adsorbsi_isoterm_freundlich
(Diakses tanggal 17 Mei 2017)

https://yulia4ict.wordpress.com/kimia/isoterm-adsorbsi-karbon-aktif-2/ (Diakses
tanggal 17 Mei 2017)

Sembodo, Bregas S.T. 2009. Isoterm Kesetimbangan Adsorbsi Timbal Pada Abu
Sekam Padi. Surakarta.

Tim laboratorium, 2017, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Samarinda :


POLNES.

Laboratorium Kimia Fisika Page 15


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

LAMPIRAN I

PERHITUNGAN
1. Menghitung nilai x
V = 100 ml = 0,1 L
x = mol teradsorbsi
x = mol awal - mol akhir
x = (M.V)awal – (M.V)akhir
x = (Mawal – Makhir).V
x pada masing-masing C2H2O4 :
x1 = (0,223M – 0,0165M).0,1L = 5,8 x 10-3 mol
x2 = (0,114M – 0,062M).0,1L = 5,2 x 10-3 mol
x3 = (0,056M – 0,030M).0,1L = 2,55 x 10-3 mol
x4 = (0,012M – 0,0025M).0,1L = 9,5 x 10-4 mol
x5 = (0,006M – 0,001M).0,1L = 5 x 10-4 mol

2. Menghitung nilai k dan n dengan persamaan freundlich


x
= k c 1⁄n → non linear
m

Linearisasi :
x 1
log m = logk + log c
n

dimana :
log k = intersep
1
= slope
𝑛

log 𝑐 =x
x
log m = y

y = 0,4886 x – 2,4939
1
 Slope = 0,4886 = 𝑛

Laboratorium Kimia Fisika Page 16


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

1
n = 0,4886

n = 2,047
 Intersep = -2,4939 = log k
k = 𝑒 −2,4939
k = 0,0826

3. Standarisasi C2H2O4 dengan NaOH 0,1 M


Rumus :

VNaOH . MNaOH . ValensiNaOH = VC2H2O4 . MC2H2O4 . Valensi C2H2O4

3.1 C2H2O4 konsentrasi kira-kira 0,2 M


22,275 .0,1 .1
MC2H2O4 = = 0,223 M
5 .2

3.2 C2H2O4 konsentrasi kira-kira 0,1 M


11,40 .0,1 .1
MC2H2O4 = = 0,114 M
5 .2

3.3 C2H2O4 konsentrasi kira-kira 0,05 M


5,55 .0,1 .1
MC2H2O4 = = 0,056 M
5 .2

3.4 C2H2O4 konsentrasi kira-kira 0,01 M


1,20 .0,1 .1
MC2H2O4 = = 0,012 M
5 .2

3.5 C2H2O4 konsentrasi kira-kira 0,005 M


0,60 .0,1 .1
MC2H2O4 = = 0,006 M
5 .2

Laboratorium Kimia Fisika Page 17


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

LAMPIRAN II

Grafik Adsorbsi Isoterm Freundlich

log C 0.00000
-3.50000 -3.00000 -2.50000 -2.00000 -1.50000 -1.00000 -0.50000 0.00000
-0.50000

-1.00000 y = 0.4886x - 2.4939


R² = 0.9776
-1.50000

-2.00000

-2.50000

-3.00000

-3.50000

-4.00000
𝑥
𝑙𝑜𝑔
-4.50000 𝑚

Laboratorium Kimia Fisika Page 18


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda
Adsorbsi Isotherm Freundlich

LAMPIRAN III

Gambar Alat

Neraca Digital Buret Botol Semprot

Gelas Kimia Pipet Volum Corong

Bulp Kertas Saring Spatula

Erlenmeyer

Laboratorium Kimia Fisika Page 19


Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda

Você também pode gostar

  • Teori Kinetik Gas - SOAL
    Teori Kinetik Gas - SOAL
    Documento2 páginas
    Teori Kinetik Gas - SOAL
    Syaepudin At-Tanary
    Ainda não há avaliações
  • Teori Kinetik Gas - SOAL
    Teori Kinetik Gas - SOAL
    Documento2 páginas
    Teori Kinetik Gas - SOAL
    Syaepudin At-Tanary
    Ainda não há avaliações
  • Divisi Acara Kulper 2019-2
    Divisi Acara Kulper 2019-2
    Documento4 páginas
    Divisi Acara Kulper 2019-2
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • KCKT
    KCKT
    Documento29 páginas
    KCKT
    dina wahyuni
    Ainda não há avaliações
  • Soal k3 Dan Fisika Wahyudi 2013
    Soal k3 Dan Fisika Wahyudi 2013
    Documento2 páginas
    Soal k3 Dan Fisika Wahyudi 2013
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii PDF
    Bab Iii PDF
    Documento11 páginas
    Bab Iii PDF
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Jawaban
    Jawaban
    Documento5 páginas
    Jawaban
    elsayuniar
    Ainda não há avaliações
  • Soal
    Soal
    Documento5 páginas
    Soal
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Praktikum
    Laporan Praktikum
    Documento1 página
    Laporan Praktikum
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Lembar Pengesahan Kimfis Kelompok 3
    Lembar Pengesahan Kimfis Kelompok 3
    Documento8 páginas
    Lembar Pengesahan Kimfis Kelompok 3
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Prime Schol
    Prime Schol
    Documento1 página
    Prime Schol
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • ADSORBSI ISOTERM FREUNDILCH NITA - Docx1
    ADSORBSI ISOTERM FREUNDILCH NITA - Docx1
    Documento19 páginas
    ADSORBSI ISOTERM FREUNDILCH NITA - Docx1
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • ADSORBSI ISOTERM FREUNDILCH NITA - Docx1
    ADSORBSI ISOTERM FREUNDILCH NITA - Docx1
    Documento19 páginas
    ADSORBSI ISOTERM FREUNDILCH NITA - Docx1
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Proses Korosi 2
    Proses Korosi 2
    Documento12 páginas
    Proses Korosi 2
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Kunyit
    Kunyit
    Documento20 páginas
    Kunyit
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Proses Korosi 2
    Proses Korosi 2
    Documento12 páginas
    Proses Korosi 2
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • DPK Koligatif
    DPK Koligatif
    Documento20 páginas
    DPK Koligatif
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações
  • Buah Naga
    Buah Naga
    Documento18 páginas
    Buah Naga
    Syahidin Amiruddin
    Ainda não há avaliações