Você está na página 1de 10

Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN KUNJUNGAN BAYI


DI POSYANDU PUSKESMAS LANGSAT PEKANBARU TAHUN 2016

Hetty Maria Isabela Sihotang*, Nursiti Rahma


Akademi Kebidanan Sempena Negeri Pekanbaru
email: hettymaria85@yahoo.com

Submitted :24-02-2017, Reviewed:06-03-2017, Accepted:11-04-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v2i2.1803

ABSTRACT
Posyandu has many benefits for the community, where people fasilitated to obtain information from
health care for mothers, infants, and toddlers. Growth of infants and toddlers can also be monitored so
as not to experience suffering from malnutrition, infant and toddler get vitamin A, a baby can obtain a
complete immunization. From the data obtained from health centers, Visitors in Puskesmas Langsat
Pekanbaru was declined, in 2013 the number of visits 27480 infants and young children, in2014
decreased to 26 567 and in 2015 decreased to 25 476. The aim of research to find out what factors
cause a decrease visit of infants and toddlers to the Posyandu in working area Puskesmas Langsat
Pekanbaru in 2016. The research design in this study is qualitative phenomenology. The study was
conducted in November 2015- June 2016. The participan was nine mothers who have children aged 1-
59 months who live in Puskesmas Langsat Pekanbaru. The results were obtained knowledge is lacking,
the negative attitude of the mother, the limitations of time, occupation,information about Posyandu, the
quality of health care, there is no family support, and vaccine composition may affect the reduction in
infant and toddler visit to the Posyandu.

Keywords :Baby;Decline; Posyandu;Toddlers; Visits

ABSTRAK
Posyandu banyak memiliki manfaat bagi masyarakat, dimana masyarakat mendapat kemudahan dalam
memperoleh informasi dari pelayanan kesehatan bagi ibu,bayi, dan anak balita. Pertumbuhan bayi dan
balita juga dapat terpantau sehingga tidak mengalami menderita gizi buruk, bayi dan balita
mendapatkan vitamin A, bayi dapat memperoleh imunisasi yang lengkap. Dari data yang diperoleh
dari Puskesmas Langsat Pekanbaru setiap tahunnya memliki penurun yaitu, tahun 2013 jumlah
kunjungan bayi dan balita 27.480, tahun 2014 menurun menjadi 26.567 dan tahun 2015 menurun
menjadi 25.476. Tujuan penelitianuntuk mengetahui apa yang menjadi faktor penyebab penurunan
kunjungan bayi dan balita ke Posyandu diwilayah kerja Puskesmas Langsat Pekanbaru Tahun 2016.
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi. Waktu penelitian ini dilakukan
pada bulan November 2015- Juni 2016. Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu yang
memilikianakusia 1-59bulanberdomisili di wilayah kerja Puskesmas Langsat Pekanbaru yang
berjumlah 9 orang. Dari hasil penelitian diperoleh Pengetahuan yang kurang, sikap ibu yang negatif,
keterbatasan waktu, pekerjaan, informasi tentang Posyandu, kualitas pelayanan kesehatan, tidak ada
dukungan keluarga, dan komposisi vaksindapat mempengaruhi penurunan kunjungan bayi dan balita
ke Posyandu.
Kata Kunci : Bayi; Balita; Kunjungan; Penurunan;Posyandu

Kopertis Wilayah X 168


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

Kontribusi Posyandu dalam


PENDAHULUAN
meningkatkan kesehatan bayi dan anak
balita sangat besar, namun sampai saat ini
Posyandu merupakan salah satu bentuk kualitas pelayanan Posyandu masih sangat
Upaya Kesehatan Bersumber Daya perlu ditingkatkan. Keberadaan kader dan
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan sarana yang ada merupakan modal dalam
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan keberlanjutan Posyandu. Oleh karena itu
bersama masyarakat dalam keberadaan Posyandu harus tetap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan ditingkatan sehingga diklasifikasikan
guna memberdayakan masyarakat dan menjadi 4 jenis yaitu Posyandu prata,
memperoleh pelayanan kesehatan dasar madya, purnama, dan mandiri
untuk mempercepat penurunan angka (Mubarak,2012).
kematian ibu dan bayi (Menkes RI,2014). Posyandu dilaksanakan sebulan sekali
Tujuan penyelenggaraan Posyandu yang ditentukan oleh kader, tim penggerak
adalah menurunkan angka kematian ibu PKK desa/kelurahan serta petugas
dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas, dilakukan
kesehatan ibu untuk menurunkan IMR pelayanan masyarakat dengan sistem lima
(Infant Mortality Rate) / angka kematian meja. Meja I (pendaftaran), meja
bayi, mempercepat penerimaan NKKBS II(penimbangan), meja III (pengisian
(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), KMS), meja IV (penyuluhan perorangan
meningkatkan kemampuan masyarakat berdasarkan KMS), meja V
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan (pelayanankesehatan seperti imunisasi,
dan menunjang peningkatan hidup sehat, pemberian vitamin A, dan pengobatan
pendekatan dan pemerataan pelayanan ringan). Petugas yang berada pada meja I-
kesehatan kepada masyarakat sehingga IV adalah kader PKK sedangkan meja V
tercapai peningkatan cakupan pelayanan merupakan meja pelayanan paramedis
kesehatan, menghimpun potensi (juru imunisasi), bidan desa dan perawat
masyarakat untuk berperan serta secara (Mubarak, 2012)
aktif meningkatkan kesehatan dan Pada tahun 2014, lebih kurang 280.225
kesejahteraan ibu,bayi, balita Posyandu di Indonesia hanya 40% yang
(Cahyo,2010) masih aktif (Riskesdas,2014). Posyandu
Pelaksanaan kegiatan adalah anggota aktif di Provinsi Riau pada tahun 2012
masyarakat yang telah dilatih menjadi adalah sebesar 44,37% sedangkan Pada
kader kesehatan setempat di bawah tahun 2013 Posyandu aktif mengalami
bimbingan Puskesmas. Pengelola penurunan menjadi 43,78% sehingga
Posyandu adalah pengurus yang dibentuk revitalisasi Posyandu masih perlu mendapat
oleh ketua RW yang berasal dari kader perhatian dari semua sector/pihak terkait
PKK, tokoh masyarakat formal dan (Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2013).
informal serta kader kesehatan yang ada Keberhasilan pengelolaan Posyandu
diwilayah tersebut. Peran bidan dalam memerlukan dukungan yang sangat kuat
Posyandu adalah menginformasikan dari berbagai pihak, baik dukungan moril,
kepada masyarakat sasaran untuk datang ke materil, maupun finansial. Selain itu
Posyandu, membantu memberikan diperlukan adanya kerjasama, terselenggara
pelayanan kesehatan kepada ibu dan anak dengan baik akan memberikan kontribusi
balita, membantu mengevaluasi kegiatan yang besar, dalam menurunkan angka
bersama kader dan tindak lanjutnya kematian ibu, bayi, dan anak balita (Buku
membantu kader Posyandu, serta Pegangan Kader Posyandu, 2012).
melakukan kunjungan rumah Menurut hasil penelitian yang dilakukan
(Mubarak,2012). oleh (Lely Toad, 2013) menunjukkan
bahwa ada hubungan pengetahuan ibu,

Kopertis Wilayah X 169


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

umur anak, penghasilan keluarga, penelitian dapat diuraikan sebagai berikut


pengetahuan, dan sikap dengan kunjungan di bawah ini:
balita ke Posyandu.
Dari data yang diperoleh dari Puskesmas 1. Kunjungan Bayi dan Balita
Langsat Pekanbaru setiap tahunnya
memliki penurun yaitu, tahun 2012 jumlah Ada beberapa pernyataan yang
kunjungan bayi dan balita 28.291, tahun dikemukakan partisipan berkaitan tentang
2013 menurun menjadi 27.480, tahun 2014 kunjungan mereka yang memiliki bayi dan
menurun menjadi 26.567 dan tahun 2015 balita ke posyandu yakni untuk melakukan
menurun menjadi 25.476. imunisasi lengkap, kunjungan ulang, dan
Berdasarkan Latar Belakang diatas, tidak ada kunjungan.
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Dari wawancara yang dilakukan secara
tentang faktor penyebab penurunan mendalam hampir semua orangtua
kunjungan bayi dan balita ke Posyandu melakukan kunjungan ke posyandu hanya
diwilayah kerja Puskesmas Langsat untuk imunisasi lengkap. Imunisasi
Pekanbaru tahun 2016 dengan metode lengkap adalah pernyataan yang
kualitatif. diungkapkan oleh beberapa partisipan
yakni mereka memberikan imunisasi
METODE PENELITIAN kepada anaknya hingga umur 9 bulan saja
Penelitian ini merupakan penelitian atau sampai imunisasi dasarnya lengkap
kualitatif dengan desain fenomenologi. saja. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
Penelitian in idilaksanakan pada bulan sebagai berikut :
November 2015 - Juni 2016 di Posyandu
wilayah kerja Puskesmas Langsat “Ya enggak ada kakak bawa , karena
Pekanbaru. Partisipan dalam penelitian ini imunisasinya udah lengkap jadi menurut
adalah ibu yang memiliki anak usia 1-59 kakak ngapain juga lagi kan. Toh imunisasi
bulan yang berjumlah 9 orang. Peneliti anak kita sudah full semua”
adalah instrumen utama dalam penelitian “ Ya setelah umur 9 bulan kan imunisasi
dan pengumpulan data dilakukan dengan anakku udah lengkap jadi aku gak ada lagi
wawancara mendalam yang menggunakan tuh anakku ke posyandu ”
panduan wawancara. Teknik analis data “ Ya waktu itu sih ya setiap bulan dibawa
dimulai dengan membuat transkrip pokonya sampai imunisasinya lengkap
wawancara kemudian melalui tahap reduksi ”
data, pengkajian data dan verifikasi data
(triangulasi data).
. Padahal kunjungan bayi dan balita
HASIL DAN PEMBAHASAN seharusnya setiap bulan sampai anak
tersebut berusia 5 tahun. Hal ini dilakukan
agar dapat memantau pertumbuhan dan
Pada penelitian kualitatif, dilakukan
perkembangan dari anak tersebut. Fungsi
wawancara mendalam untuk mengetahui
dari Posyandu tersendiri yaitu untuk
apapenyebab dari penurunan kunjungan
memantau kesehatan ibu dan anak,
bayi dan balita ke Posyandu. Dari hasil
pemberian imunisasi terhadap bayi dan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
balita dan pemberian vitamin A dosis
didapatkan 3 tema yang mempengaruhi
tinggi.
penurunan kunjungan bayi dan balita ke
Imunisasi lengkap atau status imunisasi
Posyandu yaitu kunjungan bayi dan balita
sejalan dengan penelitian Reihana (2010)
,faktor pendukung, dan faktor penghambat
bahwa kelengkapan imunisasi atau status
dari kunjungan bayi dan balita ke
imunisasi pada bayi dan balita dapat
Posyandu. Adapun tema dari hasil
mempengaruhi seseorang untuk mengajak

Kopertis Wilayah X 170


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

balitanya ke Posyandu karena mereka


beranggapan Posyandu hanya untuk
memperoleh imunisasi saja. Dan mereka 2. Faktor Pendukung
beranggapan bahwa imunnisasi hanya
Faktor pendukung menurut pernyataan
diberikan sampai anak mereka berusia 9
yang dikatakan beberapa partisipan dari
bulan atau sampai imunisasi campak saja.
sembilan orang partisipan yang memiliki
Padahal masih ada imunisasi ulang atau
anak usia 0 – 59 bulan yakni karena
lanjutan terhadap anak mereka.
manfaat imunisasi, pemantauan tumbuh
Akan tetapi setelah orangtua
kembang anak, menimbang menjadi faktor
memberikan imunisasi lengkap terhadap
pendukung mereka membawa anak mereka
anak-anak mereka ada juga beberapa orang
untuk datang atau hadir ke Posyandu.
tua yang tidak memberikan imunisasi ulang
atau lanjutan ataupun kunjungan ulang
Orangtua yang memiliki bayi dan balita
terhadap anak-anak mereka ke Posyandu.
datang ataupun hadir ke Posyandu karena
Imunisasi sangat penting untuk diulang hal
orangtua mengetahui manfaat imunisasi
ini bertujuan untuk bisa mempertahankan
dan mereka sudah menyadari pentingnya
agar kekebalan tubuh dapat melindungi
manfaat imunisasi untuk anak-anak
terhadap paparan penyakit. Beberapa
mereka. Adapun manfaat dari imunisasi
imunisasi akan mulai berkurang
yang dikatakan oleh partisipan setelah
kemampuannya sesuai dengan
dilakukan wawancara secara mendalam
pertumbuhan usia anak, hal ini
mereka mengatakan bahwa imunisasi itu
menyebabkan imunisasi perlu penguatan
dapat mencegah anak mereka terhindar dari
(booster) dengan cara pemberian imunisasi
penyakit dan dapat menjadi kekebalan
ulang. Akan tetapi para orangtua tidak
tubuh untuk anak mereka sendiri. Hal ini
melaksanakan imunisasi ulang terhadap
dapat dilihat dari pernyataan sebagai
anak mereka. Hal ini dapat dilihat dari
berikut :
pernyataan yang diutarakan sebagai
“ Ya kalau menurut ku ya imunisasi itu
berikut:
penting, karena kalo diimunisasikan
“ enggak kayaknya setelah dia imunisasi
anakku tuh bisa terhindar dari penyakit-
gak ada di bawa ke posyandu atau ke
penyakit gitu yang bisa dicegah dengan
bidan lagi”
imunisasin tu ”
“ enggak ada kan udah lengkap,paling
“ Kalau waktu itu ya pas anak pertama
kalau ada pembagian Vitamin A baru ke
penting ya untuk jaga-jagalah dari
Posyandu”
penyakit yang sekarang udah macam-
macam ”
Bahkan ada juga orangtua yang tidak ada
“ Nah jadi gini ya, anak bayi itukan daya
kunjungan sama sekali ke Posyandu untuk
tahan tubuhnya kurang tuh jadi kalau di
anak keduanya sedangkan anak mereka
imunisasi lengkap tuh biar daya tahan
yang pertama mendapatkan imunisasi yang
tubuhnya itu lebih kuat terhadap penyakit-
lengkap. Akan tetapi pada anak kedua
penyakit itu ”
orangtua memiliki pemikiran yang berbeda,
“ Ya kita sama-sama tau imunisasi aja
alasan mereka tidak membawa anak
penting bangetkan pemerintah kita aja
mereka ke Posyandu merupakan keinginan
menganjurkan untuk memberi imunisasi
dari mereka sendiri untuk tidak
buat anak kita biar daya tahannya lebih
memberikan imunisasi kepada anak
kuat ”
mereka. Hal ini dapat dilihat dari
“ Ya karena imunisasi itukan bagus buat
pernyataan sebagai berikut :
anak kita biar terhindar dari penyakit ”
“ Kebetulan kalau anak yang kedua ini
enggak ada saya dibawa ke Posyandu sama
Dari hasil wawancara, sebagian besar
sekali ”
partisipan mengetahui manfaat dari

Kopertis Wilayah X 171


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

imunisasi yaitu untuk mencegah anak tetap penting untuk membawa anak kita ke
mereka terhindar dari penyakit dan dapat posyandu, disana juga bisa tanya-tanya ke
menjadi kekebalan tubuh untuk anak bu bidannya masalah perkembangan anak
mereka sendiri. Manfaat imunisasi sejalan kita gitu ”
dengan yang diutarakan oleh Nina (2013) “ Ya kalau menurut ku ya penting jadi kita
yang mengatakan bahwa manfaat imunisasi biar tau setiap bulan berat anak nambah
untuk anak adalah dapat mencegah berapa, tingginya berapa. Jadi biar kita tau
penderitaan atau kesakitan yang pertumbuhan anak kita. Misalnya anak kita
ditimbulkan oleh penyakit yang beratnya turun kita bisa tanya sama
kemungkinan akan menyebabkan petugas posyandu bagaimana solusinya
kecacatan atau kematian. begitu ”

Selain karena adanya manfaat imunisasi Hal ini sejalan dengan yang di kemukakan
mereka mengutarakan bahwa membawa oleh (Kementrian Kesehatan Indonesia,
anak mereka ke Posyandu juga karena 2012) bahwa manfaat Posyandu yaitu
adanya manfaat dari Posyandu yang pertumbuhan anak balita terpantau
mereka sadari yaitu untuk pemantauan sehingga tidak menderita gizi kurang atau
pertumbuhan dan perkembangan anak. gizi buruk dapat dipantau. Dimana sesuai
juga dengan hasil penelitian oleh
Pemantauan tumbuh kembang anak juga (Nazri,dkk., 2016) yang mengatakan bahwa
dapat mempengaruhi kunjungan bayi dan alasan utama ibu datang ke Posyandu
balita ke Posyandu. Karena orangtua adalah untuk memantau status gizi balita
menyadari bahwa pemantauan tumbuh dengan menimbang berat badan dan
kembang anak mereka perlu dilihat setiap mengukur tinggi badan sehingga membuat
bulannya agar mereka mengetahui ibu lebih berpartisipasi ke Posyandu.
pertumbuhan anak mereka cukup atau
tidak. Jika tidak cukup pertumbuhan 3. Faktor Penghambat
ataupun perkembangannya yang kurang
disana mereka mengatakan dapat langsung Ada beberapa pernyataan yang
konsultasi dengan petugas kesehatan yang dikemukakan partisipan berkaitan tentang
ada di Posyandu untuk menanyakan fakor penghambat kunjungan mereka yang
bagaimana tindakan selanjutnya. Hal ini memiliki bayi dan balita ke Posyandu yakni
dapat dilihat dari pernyataan yang Pengetahuan yang kurang, sikap ibu yang
diutarakan oleh partisipan sebagai berikut: negatif, keterbatasan waktu, pekerjaan,
informasi tentang Posyandu,kualitas
pelayanan kesehatan, tidak ada dukungan
“ Ya karena biar tau gitu pertumbuhan dan keluarga, dan komposisi vaksin.
perkembangan anak kita ya kalau gak bisa Pengetahuan yang kurang yang dimiliki
sebulan sekali ya dua bulan sekalilah gitu ” oleh orangtua yang memiliki bayi dan balita
juga dapat mempengaruhi kunjungan bayi
“ Penting sih untuk memeriksakan kondisi dan balita untuk datang ke Posyandu karena
anak kita, apa ada berat badannya cukup para ibu membawa bayinya hanya sampai
atau enggak ” imunisasi lengkap saja. Dan dari hasil
“Ya penting aja sih kalau menurut aku biar wawancara yang dilakukan secara
tau pertumbuhan anak gitu, seterah aja mendalam dengan partisipan mereka juga
mau nimbang ke bidan, ke dokter, atau ke mengatakan bahwa menimbang setiap
posyandu ” bulan itu tidak penting karena mereka
“ Ya kalau dibawa ke posyandu kita bisa memiliki pandangan ketika anak mereka
tau pertumbuhan anak kita, walaupun sudah diberi ASIdan melihat tubuh anak
imunisasi sudah lengkap ya menurut ku mereka bertambah besar mereka tidak perlu

Kopertis Wilayah X 172


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

lagi menimbang anak mereka setiap bulan.


Hal ini terjadi karena pengetahuan orangtua Sikap ibu yang negatif sejalan dengan
yang masih kurang terhadap manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh Ria (2015)
Posyandu.Hal ini dapat dilihat dari yang mengatakan minat memainkan peran
pernyataan sebagai berikut penting dalam kehidupan seseorang dan
“ ya gak juga sih , soalnya anak kitakan mempunyai dampak yang besar atas
di beri ASI ya, jadi kita juga bisa liat perilaku dan sikap. sikap merupakan
badannya tambah besar. Jadi kalau sumber motivasi yang mengarahkan
menurut kakak ngapain ditimbang setiap seseorang dalam melakukan apa yang
bulan ” mereka ingin lakukan bila diberi kebebasan
“ Yang pertama buat apa lagi dibawa ke untuk memilikinya. Bila mereka melihat
posyandu toh imunisasi sudah lengkap. sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maka
Buat aku imunisasi udah lengkap jadi mereka tertarik pada objek tersebut serta
ngapain lagi datang keposyandudan ya akan timbul kepuasan pada dirinya. Karena
buat apa ditimbang-timbang lagi ” ada ibu yang memang sengaja tidak
membawa anak mereka ke Posyandu.
Pengetahuan yang kurang yang dimiliki Padahal anak mereka yang pertama
oleh orangtua tentang Posyandu ini sangat mendapatkan imunisasi yang lengkap.
berpengaruh terhadap kunjungan bayi dan Akan tetapi ketika mereka memiliki anak
balita ke Posyandu.Pengetahuan hal ini kedua , mereka sengaja tidak membawa
sejalan dengan penelitian Nanik Purwanti anak mereka ke Posyandu. Hal ini juga
(2013) dan Endro Ardianto (2015) bahwa dipengaruhi karena kekhawatiran ibu
pengetahuan memiliki hubungan yang dengan komposisi vaksin imunisasi yang
sangat bermakna terhadap status akan diberikan ke anak-anak mereka.
kunjungan ibu yang memiliki balita ke Karena masih banyak kabar yang mereka
posyandu. Pengetahuan para ibu terima bahwa kehalalan dari vaksin
mengenai frekuensi imunisasi, jadwal dan tersebut belum ada kejelasannya.
fungsi imunisasi masih rendah sehingga
mempengaruhi perilaku ibu untuk Keterbatasan waktu juga dapat berpengaruh
membawa balita ke Posyandu penurunan kunjungan bayi dan balita ke
(Dewi,2014) Posyandu. Hasil dari wawacara
Sikap ibu yang negatif terhadap imunisasi yangmendalam kepada ibu yang memiliki
juga sangat berpengaruh dalam kunjungan anak usia 1 – 59 bulan mereka
ibu untuk membawa anak bayi atau balita mengutarakan bahwa keterbatasan waktu
ke Posyandu. Hal ini mungkin terjadi jga berpengaruh terhadap kunjungan bayi
karena pengetahuan ibu yang kurang dan balita ke posyandu. Hal ini mungkin
sehingga membuat ibu enggan membawa dipengaruhi oleh kesibukan yang dimiliki
anaknya untuk datang ke Posyandu. oleh orangtua yang memiliki bayi dan balita
Karena dari wawancara yang dilakukan tersebut, jadwal imunisasi yang tidak tahu
adalah pernyataan yang diutarakan oleh dan suami yang bekerja. Hal ini
beberapa partisipan yakni dua partisipan berpengaruh dalam kunjungan bayi dan
dari sembilan orang ibu yang memiliki balita untuk hadir ke Posyandu yang dapat
anak bayi dan balita usia 1 -59 bulan yang dilihat dari pernyataan sebagai berikut:
telah menjadi partisipan. Hal ini dapat
dilihat dari pernyataan sebagai berikut: “ Kedua karena nggak ada waktu juga
buat ke Posyandu ”
“ Pengen nggak diimunisasi aja anak yang “ Hmmm gak rutin sih, kadang-kadang
kedua ini” kalau ada waktu aja ku bawa ke
“ Ya, kadang suka lupa bawanya jadi gak Posyandu”
dibawa ke posyandu begitu”

Kopertis Wilayah X 173


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

“Ya kalau kemarin baru lahirkan dibidan “ Karena kakak pindah-pindah kota dan
jadi langsung dapat imunisasi disana , informasi tentang Posyandu jarang
kalau setelah itu sih kalau pas di datang ketempat kita, itu masalahnya ”
posyandu dapet dan bisa dateng ke “iya kemarin kami baru pindah kesana ya
posyandu ya tak bawa ke posyandu dekat dan kami gatau juga posyandunya dimana
sini aja. Tapi kalau pas vaksinnya gak ada yaudah jadinya kami bawa aja ke bidan
atau pas lupa bawa ke posyandu yaudah posyandunya. Ya mungkin waktu yg
tak bawa ke bidan aja imunisasinya ” dirumah lama itu kami juga kurang
mengenal orang sekitar situ juga ”

Keterbatasan waktu hal ini sejalan dengan “ Ya karena baru pindah kemarin jadi
penelitian Farida Heriyanti (2012) bahwa gatau kapan dan dimana Posyandunya”
terdapat hubungan antara pekerjaan. Ibu
yang bekerja jarang membawa anaknya ke Informasi Posyandu atau lokasi Posyandu
posyandu disebabkan karena jadwal dari penelitian yang telah dilakukan
posyandu yang buka pada pagi hari antara mempengaruhi ibu untuk membawa anak
jam 9 pagi sampai jam 12 siang, di mana mereka ke Posyandu karena banyak dari
ibu yang memiliki pekejaan akan bekerja mereka yang tidak tau kapan jadwal
pada jam tersebut sehingga tidak dapat Posyandu di tempat tinggal mereka, hal itu
membawa anak balitanya ke posyandu. juga disebabkan karena mereka baru pindah
Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah , ke lingkungkan tersebut dan tidak ada
baik untuk kepentingan sendiri maupun mendapat informasi tempat dan waktu
keluarga, yang berdampak pada tidak Posyandu dilakukan. Dan mereka juga
adanya waktu para ibu balita untuk aktif kurang bersosialisasi terhadap masyarakat
pada kunjungan ke posyandu, serta tidak disekitar tempat tinggal mereka sehingga
ada waktu ibu untuk mencari informasi membuat mereka tidak mendapatkan
kerena kesibukan mereka dalam bekerja informasi. Karena mereka tidak
setiap harinya.Sehingga mereka tidak mendapatkan informasi kapan dan dimana
memiliki waktu untuk membawa anak Posyandu dilaksanakan biasanya mereka
mereka ke Posyandu. Dan akhirnya karena membawa anak mereka ke dokter atau ke
keterbatasan waktu yang dimiliki orangtua bidan saja untuk memberian imunisasi
itu mereka akhirnya membawa anak kepada anak mereka.
mereka untuk imunisasi ke fasilitas
kesehatan lainnya. Kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan sangat
Tempat tinggal yang berpindah- pindah berpengaruh juga dalam penurunan
juga berpengaruh terhadap kunjungan bayi kunjungan bayi dan balita ke Posyandu.
dan balita ke Posyandu. Dari wawancara Dari wawancara yang dilakukan secara
yang dilakukan secara mendalam kepada mendalam terhadap ibu yang memiliki bayi
partisipan yang memiliki bayi dan balita dan balita ibu mengatakan mereka lebih
mengatakan bahwa kurangnya informasi nyaman dengan pelayanan yang diberikan
Posyandu menyebabkan mereka tidak tau diklinik bidan. Maka dari itu mereka lebih
kapan dan dimana Posyandu dilaksanakan. memilih membawa anak mereka ke
Kurangnya informasi juga disebabkan pelayanan kesehatan lainnya dibandingkan
karena ada mereka yang berpindah-pindah membawa anak mereka ke Posyandu. Hal
tempat tinggal dan juga kurangnya ini dapat dilihat dari pernyataan sebagai
sosialisasi ibu sendiri terhadap masyarakat berikut :
sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan sebagai berikut :

Kopertis Wilayah X 174


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

“ Kalau menurutku ya mantep aja gitu Hubungan interpersonal ini memiliki


kalau sama bidan dari pada ke posyandu pengaruh dalam penurunan kunjungan bayi
” dan balita ke Posyandu. Karena para
“ Posyandu ada tapi lebih puas di bidan, orangtua lebih yakin atapun percaya
kalau pun gimana pun kalau dia terhadap orang yang dikenal ataupun lebih
seandainya sakit demam enak ke bidan dekat. Mereka banyak beralih membawa
langsung gitu ” anak mereka ke fasilitas kesehatan lainnya
untuk memberikan imunisasi terhadap anak
Kualitas pelayanan kesehatan mereka. Mereka ada yang membawa anak
mempengaruhi kunjungan bayi dan balita mereka ke klinik bidan ataupun ke klinik
ke Posyandu karena menurut mereka dokter dari pada membawa anak mereka ke
kualitas pelayanan itu sangat penting. Posyandu. Karena mereka lebih yakin dan
Mereka sangat mengutamakan kualitas percaya terhadap petugas kesehatan disana.
pelayanan, mereka lebih mau membayar
mahal untuk mendapatkan kepuasan dari Tidak ada dukungan keluarga juga
pelayanan yang diberikan. Karena kualitas berpengaruh dalam kunjungan bayi dan
pelayanan yang baik dapat membuat pasien balita hadir ke Posyandu. Karena dukungan
ataupun orangtua yang memiliki anak usia itu menaruh peran penting untuk kunjungan
1 – 59 bulan. bayi dan balita. Bagaimana seorang ibu
dapat membawa anaknya ke Posyandu, jika
Hubungan interpersonal juga berpengaruh tidak ada dukungan dari keluarga tersebut.
terhadap kunjungan bayi dan balita ke Maka dari itu tidak membawa anaknya
Posyandu karena kedekataan seseorang dan untuk datang ke Posyandu setiap bulannya.
kepercayaan itu berperan dalam kunjungan Dan karena itulah membuat kunjungan bayi
bayi dan balita ke Posyandu. Dari dan balita setiap bulannya mengalami
wawancara yang dilakukan secara penurunan. Hal ini dapat dilihat dari
mendalam ada beberapa orangtua yang pernyataan sebagai berikut :
mengatakan bahwa mereka lebih yakin “ alasannya yang pertama karena nggak
kepada fasilitas kesehatan lainnya dari pada dibolehin sama suamiku anakku di
membawa anak mereka ke Posyandu. Hal imunisasi”
ini dikarenakan mereka lebih yakin dan
percaya dengan bidan ataupun dokter yang Tidak adanya dukungan keluarga hal ini
memiliki klinik pribadi. Dan juga mereka sejalan dengan penelitian yang dilakukan
mengatakan bahwa kedekatan antara oleh Reihana (2010) dan Ismet (2013)
petugas kesehatan dan pasien itu juga bahwa terdapat hubungan antara dukungan
berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dari keluarga dengan status kunjungan ibu yang
pernyataan sebagai berikut : memiliki bayi dan balita ke Posyandu. Hal
ini juga sejalan dengan hasil penelitian
“ Ya kalau di posyandu kan orangnya yang telah dilakukan wawancara secara
kadang tuker kita ga kenal juga gitu, kalau mendalam terhadap ibu yang memiliki anak
bidan gitu kita taulah kan dia udah mantep usia 1 – 59 bulan dimana dukungan
pasienya dah banyak juga” keluarga ini juga sangat berperan dalam
kunjungan bayi dan balita ke Posyandu.
Hubungan interpersonal atau kedekatan Jika tidak adanya dukungan keluarga untuk
antara petugas kesehatan juga membawa anaknya ke Posyandu, maka ibu
mempengaruhi kunjungan bayi dan balita tidak membawa anaknya untuk datang ke
ke Posyandu hal ini sejalan dengan yang Posyandu setiap bulannya.
dikatakan oleh Erma (2010) bila klien Komposisi vaksin ini juga mempengaruhi
sudah percaya dengan kita maka klien akan kunjungan bayi dan balita ke Posyandu.
lebih mudah terbuka kepada kita. Beberapa ibu yang menjadi partisipan

Kopertis Wilayah X 175


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

setelah diwawancarai secara mendalam. Faktor penyebab penurunan kunjungan


Mereka mengatakan bahwa ternyata bayi di Posyandu Puskesmas Langsat
mereka masih ragu akan vaksin imunisasi Pekanbaru dari hasil penelitian diperoleh
yang diberikan kepada anak-anak mereka. pengetahuan yang kurang, sikap ibu yang
Karena masih banyak yang mengatakan negatif, keterbatasan waktu, pekerjaan,
bahwa ke halalan vaksin imunisasi tersebut informasi tentang Posyandu, kualitas
masih dipertanyaakan. Hal ini membuat pelayanan kesehatan, tidak ada dukungan
orangtua enggan memberikan imunisasi ke keluarga, dan komposisi vaksindapat
anak mereka. Maka dari itu hal ini juga mempengaruhi kunjungan bayi dan balita
mempengaruhi penurunan kunjungan bayi ke Posyandu. Diharapkan bagi orangtua
dan balita ke Posyandu. Hal ini dapat dilihat yang memiliki bayi dan balita 1-59 bulan
dari pernyataan sebagai berikut: untuk lebih aktif membawa bayi dan balita
“Iya menjadi pengaruh juga .yang kedua ke Posyandu agar kesehatan anak dapat
itu karena takut ya yang dimasukin ke ditingkatkan dengan cara imunisasi,
tubuh anak bayi yang zatnya masih pemberian Vitamin A dan memantau
dipertanyakanlah dari apa itu yang belum tumbuh kembangnya di posyandu.
jawabannya itu zatnya sampai sekarang Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar
ragu halal atau tidak” dapat memberikan penyuluhan kepada
“ Ya karena yang pertama tuh kakak ada masyarakat tentang pentingnya membawa
baca-baca gitu kan katanya vaksin-vaksin bayi dan balita usia 1-59 bulan ke Posyandu
imunisasi itu masih ada yang bilang kalau melalui kader yang ada di masyarakat.
gak halal dan masih dipertanyakan gitu
katanya”
DAFTAR PUSTAKA
Komposisi vaksin tidak sejalan dengan
Satgas Imunisasi PP IDAI ( 2014) yang Cahyo, dkk, 2010. Sistem Kesehatan.
mengatakan di perbolehkan menggunakan Jakarta : Rajawali Pers.
,memakai atau memakan sesuatu yang
diharamkan, manakala diperlukan dalam Depkes RI, 2011.Buku Profile Kesehatan
situasi bahaya atau darurat. Akan tetapi dari Indonesia 2010. Jakarta: Departemen
hasil penelitian yang telah lakukan dengan Kesehatan Republik Indonesia.
cara mewawancarai secara mendalam ibu
yang memiliki anak usia 1 – 59 bulan Dewi, P.D, Darwin, E., Edison, 2014.
mereka mengutarakan bahwa komposisi Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
vaksin ini mempengaruhi ibu untuk hadir Dengan Pemberian Imunisasi Dasar
membawa anak mereka ke posyandu. Lengkap Pada Bayi di Kelurahan
Karena mereka ragu dengan kehalalan yang Parupuk Tabing Puskesmas Lubuk
terdapat pada zat yang terkandung pada zat Buaya Kota Padang Tahun 2013. Jurnal
yang ada di vaksin tersebut dan membuat Kesehatan Andalas.Vol 3(2):117
ibu enggan membawa anak mereka ke
Posyandu. Karena masih banyak berita Erma, dkk, 2010. Buku Saku Komunikasi
ataupun cerita yang mereka peroleh bahwa dan Konseling Dalam Penelitian
komposisi vaksin imunisasi yang diberikan Kebidanan .Jakarta : TIM .
terhadap anak mereka itu belum jelas
kehalalannya. Hal ini juga di pengaruhi IDAI, 2014. Panduan Imunisasi Anak.
oleh pengetahuan mereka yang kurang akan Jakarta: Kompas
manfaat Posyandu dan manfaat imunisasi.
Ismet, Fitriyanti, 2013. Analisis faktor-
SIMPULAN faktor yang berhubungan dengan
imunisasi dasar lengkap pada balita di

Kopertis Wilayah X 176


HMI. Sitohang, dkk – Faktor-faktor Penyebab… Journal Endurance 2(2) June 2017 (168-177)

desa Botubarani Kecamatan Kabila Nina, dkk. 2013. Imunisasi Untuk


Bone Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Anak.Yogyakarta : Nuha Medika.
KIM Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan (KIMFIKK). Vol 1 No 1 Nurena, dkk,2010. .Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, Volume 1
Kemenkes RI, 2012. Kinerja dua tahun Nomor 3 Tahun 2012
kementrian kesehatan repbublik
indonesia. Jakarta : kementrian Riskesdas,2014. Kesehatan anak. Jakarta :
kesehatan Republik Indonesia Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes RI, 2014. Profile Kesehatan Reihana, dkk, 2012. Jurnal Kedokteran
Indonesia 2015. Jakarta : Kementrian Yarsi 20 (3) : 143-157 (2012)
Kesehatan Republik Indonesia
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian
Kementrian RI, 2012. .Ayo Ke POSYANDU Kuantitatif Kualitatif Dan R&D
Setiap Bulan . Jakarta .Bandung : Alfabeta.

Mubarak, 2009. Ilmu Kesehatan Toad, dkk, 2013. Jurnal Ilmiah Bidan,
Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam Volume 1 Nomer 1. Juli-Desember
Kebidanan .Jakarta : Salemba Medika . 2013
Nanik, dkk, 2013. Jurnal Kebidanan Panti
Wilasa, Volume 4 Nomer 1. Oktober
Tahun 2013

Nazri, C,.Yamazaki, C., Kameo, S.,


Herawati, D., Sekarwana, N.,
Raksanagara,A., Koyama, H., 2016.
Factors Influencing Mother’s
participation in Posyandu for Improving
Nutritional Status of Children Under-
five in Aceh Utara District Aceh
Province, Indonesia. BMC Public
Health.16:69

Kopertis Wilayah X 177

Você também pode gostar