Você está na página 1de 4

Aplikasi ECU pada Sistem EFI (Job I

Praktikum SKE)
I. Kompetensi
Menjelaskan prinsip kerja ECU
II. Sub kompetensi
Setelah praktek mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan tentang aplikasi ECU pada system elektronik Fuel Injection di
kendaraan.
2. Mengidentifikasi kontruksi Elektronic Control Unit
3. Menyebutkan dan mengidentifikasikan sensor – sensor yang diaplikasikan pada
sisten EFI
4. Menyebutkan dan mengidentifikasikan tranduser yang diaplikasikan pada system
EFI
III. Alat dan bahan
1. Engine stand / unit mobil
2. Sensor – sensor
3. Actuator
4. Manual book
IV. Keselamatan kerja
1. Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya \Berhahti –hati dalam
mengerjakan praktikum
2. Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
3. Menayakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktik
4. Hati – hati dalam menghidupkan mesin.
V. Langkah kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Mengidentifikasi kontruksi ECU
3. Identifikasi nama, tempat dan soket terminal pada ECU
4. Identifikasi nama, fungsi, kontruksi, tempat pemasangan dan terminal – terminal
pada sesnsor – sensor
5. Identifikasi nama, fungsi, kontruksi, tempat pemasangan dan terminal – terminal
pada actuator
6. Bersihkan alat dan training objek yang digunakan.
7. Laporkan pada instruktur atau teknisi untik pemeriksaan kondisi training objek.
VI. Pembahasan Dasar teori
Electronic Control Module yang juga sering disebut dengan ECU (Electronic Control
Unit) atau Kontrol Unit Elektronika berfungsi mengevaluasi / menghitung /
mengkalkulasi segala masukan dari sensor selama mesin beroperasi dan dengan
berbagai perangkat yang ada di dalamnya ECM mengatur keluaran untuk injektor,
pengatur putaran idel, saat pengapian atau keluaran yang lain. Sebagai pusat pemroses
data dan sinyal yang datang dari sensor-sensor sesuai dengan keadaan operasional
mesin, maka ECU akan menghitung jumlah/volume penyemprotan bensin oleh
injektor sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dan juga ECM dapat
mengatur saat pengapian serta sudut dwell, bahkan bekerja pompa bahan bakar saat
ini juga diatur oleh ECU.
Menurut garis besarnya ECM / ECU terdiri dari bagian-bagian yaitu:
1. Pembentuk Sinyal; Bagian ini berfungsi untuk membentuk sinyal yang masuk tapi
masih berupa gelombang AC seperti dari sensor putaran mesin, sensor posisi poros
engkol ataupun sinyal dari sensor detonasi maupun sinyal lain yang masih berbentuk
gelombang AC akan masuk ke bagian ini terlebih dahulu, hasil dari proses di sini
barulah bisa diolah oleh Mikrokomputer.
2. Konverter/Perubah Sinyal Analog ke Digital: Kebanyakan dari sinyal yang masuk
ke ECU masih berupa analog meskipun tidak berbentuk gelombang AC, karena
mikrokomputer hanya bisa bekerja dengan sinyal digital maka perlu suatu perangkat
yang dapat merubah sinyal analog menjadi digital. Sinyal dari sensor-sensor seperti;
suhu mesin, suhu udara masuk, sinyal dari posisi katup gas, tegangan baterai,
pengukur udara dll terlebih dahulu diproses pada bagian ini sebelum diolah lebih
lanjut oleh Mikrokomputer.
3. Mikrokomputer terdiri dari bagian-bagian seperti: Bus adalah tempat/wadah semua
data terkumpul dan dari sinilah data akan didistribusikan pada bagian-bagian lain dari
mikrokomputer. Mikroprosesor (CPU/Central Processor Unit); ini adalah pusat dari
proses penghitungan atau pengaturan untuk segala keluaran ECM seperti waktu
penyemprotan bahan bakar, saat pengapian dll. Memori (ROM/Read Only Memory):
Di bagian ini tersimpan secara permanen program (software) yang dimasukkan ke
ECU, seperti, karekteristik mesin, kurva, atau nilai-nilai teoritis lainnya. Memori Data
Operasional (RAM/Random Access Memory); Segala data yang terdapat pada setiap
operasional mesin seperti dari sensor-sensor diproses pada bagian ini untuk
dibandingkan dengan bagian yang lain, data disini akan hilang bila mesin dimatikan
dan kembali muncul yang baru bila mesin dijalankan lagi.
4. Aplikasi Sinyal Output/Output Stage: Pada bagian ini terdapat unit penguat agar
output dari ECM dapat diperkuat sebelum mengontrol komponen-komponen secara
langsung seperti injektor, pengatur putaran idel dll.
5. Unit Input-Output; unit ini menagani segala lalu-lintas sinyal input/masukan dan
output/keluaran, sebagai contoh apabila sinyal input yang diberikan berupa frekuensi
dan sinyal ini diproses untuk menambah putaran mesin pada bagian output, maka
kedua masukan dan keluaran ini disimpan unit ini sampai proses dilakukan.
Keluaran / Output ECU
1. Injektor
Dengan tekanan bahan bakar yang telah diatur oleh regulator tekanan, maka ECU
akan menghitung secara akurat jumlah volume penyemprotan bahan bakar oleh
injektor pada setiap silinder motor, ECU akan mengatur lamanya pembukaan katup
jarum injektor sesuai dengan kebutuhan mesin.
2. Sistem Pengapaian
Berdasarkan masukan dari sensor putaran mesin (sensor posisi poros engkol) serta
informasi dari sensor posisi katup gas serta berbagai masukan lainnya, maka ECU
akan mengatur sudut dwell dan saat pengapian yang sesuai dari berbagai keadaan
operasional mesin.
3. Pengatur Putaran Idel
Pengatur putaran idel yang bekerja secara otomatis berdasarakan regulasi dari ECU .
Komponen ini tetap ditempatkan pada saluran masuk dekat katup gas, yang membuat
saluran bypas sebelum dan sesudah katup gas. Pengatur putaran idel otomatis dapat
berupa motor listrik bekerja diatur oleh ECU yang berfungsi untuk menyuplai udara
ke silinder motor saat putaran idel, dengan demikian putaran idel akan selalu
disesuaikan setiap saat serta lebih stabil. ECU akan mengatur pembukaan saluran
bypass bervariasi sebesar 18 – 82%. Pada waktu motor putaran idel temperatur kerja
tanpa adanya beban tambahan seperti AC dan lain-lain, maka saluran bypass akan
membuka sebesar 25% (minimum), sedangkan saat beban idel lebih besar, seperti
pada saat motor belum mencapai suhu kerja atau AC dihidupkan, maka saluran akan
membuka maksimum. Masukan / input ECU
2. WTS ( Water temperature sensor ) WTS berfungsi untuk mendeteksi temperatur air
pendingin didalam mesin. Pada WTS terdapat thermistor yang sensitif terhadap
perubahan suhu.termistor tersebut berupa thermistor Negative Temperature Coeficiens
(NTC), jadi semakin tinggi temperatur mesin semakin rendah nilai tahanannya
Resistor R pada ECU dirangkai secara seri dengan thermistor. Sehingga WTS akan
memberi Signal tegangan yang akan selalu berubah – ubah sesuai dengan perubahan
nilai resistan pada thermistor. Dapat disimpulkanbahwa apabila temperature pada
WTS naik, maka hambatan yang dikirim ke ECU akan turun. Sebaliknya jika
temperature mesin turun maka hambatannya akan naik.
3. TPS ( Throttle Position Sensor ) TPS berfungsi untuk mengetahui besarnya
pembukaan trotle valve saat membuka atau menutup. TPS merubah sudut pembukaan
throttle menjadi tegangan dan mengirimkannya ke ECU. Signal yang dikirim ke ECU
berupa Signal IDL : untuk memutus bahan bakar dan signal PSW : untuk menambah
bahan bakar. a. TPS tipe resistor b. TPS tipe point. saat putaran idle Jika throttle posisi
menutup, TL ( E1 ) dan IDL berhubungan sehingga tegangan yang diberikan TPS
akan kecil sehinga ECU akan membaca bahwa pasokan bahan baker harus sedikit
bahkan signal ini juga digunakan untuk fuel cut-off selama deselerasi. saat putaran
tinggi. Jika throttle terbuka sekitar 50° atau 60 ° dari posisi menutup, TL dan PSW
berhubungan sehingga tegangan yang dikirimkan ke ECU akan tinggi. Signal tersebut
akan menjadi dasar pengontrolan bahan baker yang akan dikirimkan pada injector.
Dapat dimungkinkan injector akan membuka lama sehingga injector akan
menyemprotkan bahan bakar lebih banyak.
4. ISC ( Idle Speed Control )
ISC berfungsi untuk mengatur udara yang masuk kemanifold melalui bypass.
Sistemnya mempunyai 2 saluran : utama dan bypass. dapat dirubah dengan memutar
IMAS.
5. MAP (Manifold Absolute Pressure)
sensor Fungsinya : Mengukur jumlah udara yang masuk ke silinder berdasarkan
perubahan kevacuman pada intake manifold. Volume udara masuk ditentukan dengan
mengukur tekanan intake manifold. Tekanan intake manifold disensor oleh silicon
chip. Silicon chip merubah tekanan menjadi resistan yang akan dideteksi secara
electrical oleh IC.
6. ATS ( Air Temperature Sensor )
Berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk melalui saringan udara.
Karakteristik ATS dan hubungannya dengan ECU pada dasarnya sama dengan WTS.
Jadi cara kerjanya pun akan sama.

Você também pode gostar