Você está na página 1de 8

BAB 12

COMPLETING THE AUDIT


(Part I)

A. Deskripsi Singkat:
Pada Chapter 12 Bagian pertama dibahas mengenai tahap penyelesaian audit dilakukan
review atas kemungkinan berbagai contingent liabilities atau adanya perjanjian-perjanjian
kerja sama atau komitmen lainnya. Post-statement event review juga diperlukan untuk
melihat kejadian signifikan setelah tanggal neraca.

B. Relevansi:
Mahasiswa diharapkan sudah memahami materi risiko audit, bukti audit, dan
perencanaan audit, juga semua siklus transaksi dalam melakukan audit.

C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran:


Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan Mahasiswa mampu untuk:
 Melakukan review atas contingent liabilities & commitment
 Mendapatkan dan mengevaluasi surat dari pengacara klien
 Melakukan review atas subsequent event

====================================================================

Pendahuluan
Penyelesaian audit dilakukan dengan pemeriksaan beberapa hal yang mungkin tidak
tampak pada pos-pos dalam laporan keuangan sebagaimana yang telah dilakukan audit
berdasarkan siklus-siklus transaksional yang umum ada di perusahaan. Pada tahap penyelesaian
audit dilakukan review atas kemungkinan berbagai contingent liabilities atau adanya perjanjian-
perjanjian kerja sama atau komitmen lainnya yang signifikan akan mempengaruhi kinerja
perusahaan di masa depan. Post-statement event review juga diperlukan untuk melihat kejadian
signifikan setelah tanggal neraca.
Pada bagian kedua nanti akan dirampungkan dengan mengumpulkan semua bukti audit
secara terintegrasi untuk menghasilkan laporan audit yang tepat.

A. RINGKASAN PROSES AUDIT


Gambar 12.1 menunjukkan 4 fase audit yang selalu dilakukan sejak awal
penugasan (fase I), kemudian melakukan estimasi awal atas tingkat pengendalian di
perusahaan untuk menentukan luasnya audit pada setiap siklus transaksi yang ada,
dilanjutkan dengan melakukan substantive test atas transaksi, analytical procedures, serta
test of detail of balance. (Fase II dan II). Diakhiri dengan Fase 4, yakni penyelesaian audit
dan kemudian menerbitkan laporan audit.
Pada Fase 4 diuraikan hal-hal yang perlu dilakukan terkait penyelesaian audit,
Dimana dalam penyelesaian audit dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mereview contingent liabilities
2. Merevies subsequent event
3. Mengakumulasi bukti final
4. Mengevaluasi hasil
5. Menerbitkan laporan audit
6. Mengkomunikasikan laporan audit dengan audit committee dan manajemen

Gambar 12.1 – Ringkasan Fase Audit


Summary of the Audit Process

Phase III
Phase I
Perform analytical
Plan and design an audit
procedures and tests
approach.
of details of balances.

Phase II
Phase IV
Perform tests of controls
Complete the audit and
and substantive tests
issue an audit report.
of transactions.

©2006 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 11/e, Arens/Beasley/Elder 24 - 3

B. REVIEW CONTINGENT LIABILITIES


Suatu contingent liabilitiy merupakan potensi kewajiban di masa depan kepada
pihak luar perusahaan yang jumlahnya belum bisa dipastikan yang terjadi akibat aktivitas
yang telah terjadi (sehingga sudah memenuhi salah satu kriteria liability). Namun kewajiban
untuk membayar contingent liability tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu
aktivitas di masa depan.
Keharusan auditor adalah memastikan bahwa kemungkinan kejadian atas
contingent liablity telah diestimasi oleh manajemen dengan tepat serta apakah telah
dilaporkan dengan cara yang tepat pula. Mengacu pada guideline yang dibuat oleh
international accounting standard board (IASB), standar akuntansi internasional membuat
kriteria kemungkinan terjadinya suatu contingent liability serta perlakuan akuntansi yang
seharusnya dibuat, sebagaimana digambarkan pada Gambar 12.2 sebagaimana berikut ini:
Gambar 12.2 – Guideline Perlakuan akuntansi atas Contingent Liability

Concern Auditor atas contingent liability terkait dengan kemungkinan adanya hal-hal
sebagai berikut:
Tuntutan hukum pending terkait dengan perebutan hak paten, product liability, atau
hal lainnya
Keributan masalah pajak penadapatan
Garansi produk
Garansi atas kewajiban pihak lain
Saldo letter of credit yang belum terpakai, dll.

Prosedur Audit untuk menemukan contingencies:


Melakukan interview terhadap manajemen baik lisan maupun tertulis mengenai
kemungkinan adanya contingent liability yang belu tercatat
Review laporan pendapatan internal periode lalu dan periode sekarang terkait
dengan penyelesaian pajak pendapatan
Review risalah rapat direktur dan shareholders untuk indikasi adanya tuntutan
hukum atau kontijensi lainnya
Menganalisis beban legal dan mereview faktur serta pernyataan dari konsultan legal
perusahaan
Memperoleh surat dari sertiap pengacara utama perusahaan terkait dengan status
pending litigation yang mungkin ada
Mereview dokumentasi audit untuk berbagai informasi yang mungkin
mengindikasikan adanya potensi kontinjensi
Memeriksa surat-surat terkait tagihan kredit
Mendapatkan dan mengevaluasi surat dari pengacara klien:
Minta dari klien:
o daftar terkait pending litigation yang menghkawatirkan,
o daftar klaim pihak ketiga terhadap klien yang melibatkan pengacara.
Minta pengacara untuk menyertakan informasi atau komentar terkait dengan
perkembangan setiap item yang ada di daftar.
Minta pengacara mengidentifikasi pending legal action atau yang mengancam yang
belum ada di daftar, atau pernyataan bahwa apa yang ada di daftar klien sudah
lengkap.
Minta manajemen untuk menyurati pengacara memberitahukan bahwa pengacara
berkewajiban untuk menginformasikan kepada manajemen jika ada masalah legal
yang membutuhkan disclosure dalam laporan keuangan dan bahwa pengacara harus
merespon langsung kepada auditor.

Sarbanes-Oxley Act:
Di Amerika Serikat, kongres memasukkan di dalam peraturan SOA yang
mengharuskan SEC untu menerbitkan peraturan yang mengharuskan pengacara
yang melayani perusahaan go publik untu melaporkan pelanggaran material yang
dilakukan perusahaan terkait hukum sekuritas federal.
American Bar Association melakukan perubahan (amendemen) terhadap peraturan
kerahasiaan pengacara-klien untuk meniadakan kerahasiaan jika klien melakukan
tindak kejahatan atau fraud

CONTINGENT ASSET
Auditor memang lebih concern pada kemungkinan adanya contingent liability
yang belum tercatat atau belum diuangkapkan secara wajar. Hal ini wajar karena
akuntansi berbasis pada koservatisme, sehingga memandang bahwa kemungkinan adanya
contingent liability yang tidak tercatat bisa menimbulkan risiko loss di masa depan yang
tidak nampak/tidak terdisclose dengan sewajarnya.
Namun dengan perkembangan bisnis masa kini, concern auditor bukan semata
pada kemungkinan loss yang tidak tercatat, melainkan juga kemungkinan pendapatan
yang lebih dicatat. Hal ini bisa berkaitan dengan contingent asset. Pada dasarnya tidak
dikenal istilah contingent asset, karena aset tidak boleh diakui sebelum terdapat kepastian
atas diterimanya aset (misalnya akan mendapatkan aset dari hibah). Pada Gambar 12.3
diperlihatkan bahwa kriteria pengakuan aset lebih ketat dibandingkan kriteria pengakuan
contingent liability, karena memang auditor perlu bersikap konservatis.

Gambar 12.3 – Kriteria Contingent Asset

C. REVIEW KEJADIAN SETELAH TANGGAL PELAPORAN KEUANGAN


Cut off mengenai periode yang akan dilaporkan jika terdapat kejadian setelah
tanggal neraca penting untuk menetapkan batas tanggung jawab auditor dalam melakukan
laporan auditnya. Gambar 12.3 menunjukkan periode yang dimaksud yang harus direview oleh
auditor untuk menemukan kemungkinan adanya kejadian setelah tanggal pelaporan (subsequent
events), sebagai berikut:

JENIS SUBSEQUENT EVENTS


1. Kejadian yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan yang disusun
dan membutuhkan jurnal penyesuaian
2. Kejadian yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan namun
membutuhkan adanya pengungkapan, karena mungkin merupakan kejadian yang
akan mempengaruhi keadaan perusahaan di masa depan.

Contoh Kejadian yang membutuhkan adjustment:


Pengumuman kebangkrutan pelanggan yang ada saldo piutangnya
Penyelesaian litigasi/tuntutan hukum yang jumlahnya berbeda dari yang telah
dicadangkan/provision
Penghentian penggunaan aset tetap yang sudah tidak digunakan dengan harga di
bawah book value yang tercatat (ada loss yang signifikan)
Penjualan investasi di bawah nilai buku (ada loss yang signifikan)

Gambar 12.3
Periode yang Dicakup oleh Review atas Subsequent Event

Period Covered by Subsequent


Events Review
Client’s ending Audit Date client
balance sheet report issues financial
date date statements

12-31-05 3-11-06 3-26-06

Period to which review for Period for


subsequent events applies processing
the financial
statements
©2006 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 11/e, Arens/Beasley/Elder 24 - 15

Contoh Kejadian yang membutuhkan disclosure:


Penurunan nilai pasar sekuritas trading yang signifikan dan terindikasi permanen
Penerbitan bond atau sekuritas equity
Penurunan nilai pasar inventory, misalnya disebabkan oleh pelarangan oleh
peraturan pemerintah
Loss inventory akibat kebakaran dan tidak diasuransikan
Terjadi merger atau akuisisi

DUAL DATING
Yang dimaksud dengan Dual Dating adalah jika terjadi susequent event yang ditemukan
setelah tanggal fieldwork selesai. Auditor memiliki 2 opsi, yakni:
a. Memundurkan tanggal laporan audit setelah selesainya pemeriksaan atas subsequent
event tersebut, dan menyatakan dalam report bahwa tanggal selesai adalah tanggal
terakhir.
b. Membuat dual date, dimana tanggal pertama adalah tanggal berakhirnya fieldwork,
dengan pengecualian audit atas subsequent event tertentu. Misalnya disebutkan tanggal
20 Maret audit selesai, kecuali Notes 17 – Akuisisi, yang pemeriksaannya selesai pada
tanggal 30 Maret.

* * * *

Sumber:
Randal J. Elder., Mark S. Beasley., Arens Alvin A., 2017. Auditing and Assurance Service: An
Integrated Approach. 16th. Edition. Pearson International Edition, Pearson Education, Inc.,
Upper Saddle River, New Jersey, Prentice Hall

Você também pode gostar