Você está na página 1de 19

MAKALAH TEKNOLOGI BERSIH

ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH


DI PUSAT KOPERASI INDUSTRI SUSU (PKIS) SEKAR TANJUNG PASURUAN

Disusun Oleh :

Eben Enzher Siahaan 115100601111014


Ravendi Ellyazar 125100600111006
Reinhardt Alexandro 125100600111007
Donny Nugraha 125100600111016
Lukas Wahyu P 125100601111020

TEKNIK BIOPROSES
KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
I. DATA UMUM PERUSAHAAN
1.1 Lokasi
Pabrik pengolahan susu PKIS Sekar Tanjung berlokasi di Jalan Raya Puntir, Desa Martopuro,
Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Secara geografis Kecamatan Purwosari teletak pada
ketinggian 832m dpl, suhu rata-rata 27oC. Lokasi pabrik ini bisa dikatakan strategis karena
berada di kawasan insdustri dimana akan mempermudah penyediaan bahan baku dan juga
ketersediaan tenaga kerja. Selain itu, lokasi yang ditempati berada di daerah perbatasan antara
Malang – Surabaya sehingga mempermudah arus distribusi produk dan juga arus distribusi
bahan baku. Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 27.425 m2 yang terdiri dari beberapa
bangunan :
1. Bagunan pabrik (umum)
2. Bangunan pabrik (mesin-mesin)
3. Bangunan gudang
4. Bangunan laboratorium
5. Bangunan mushola
6. Ruang ganti pakaian
7. Tempat penyimpanan pakaian
8. Kantin
9. Bangunan kantor
10. Pos satpam
11. Bangunan instalasi limbah
12. Bangunan tendon air
13. Bangunan pagar keliling
14. Sarana jalan
(Layout Pabrik)
1.2 Waktu Oprasional dan Ketenagakerjaan
Pabrik pengolahan susu PKIS Sekar Tanjung ini memiliki waktu oprasional 24 jam dalam
sehari selama 5 hari dalam seminggu, yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat. Waktu
oprasional ini terbagi atas 2 jenis :
 Tenaga Kerja Non-Shift
Hari kerjanya adalah lima hari kerja, mulai hari Senin – Jumat. Jumlah jam kerja 8 jam per
hari yaitu mulai pukul 08.00 – 16.30 WIB dengan jam istirahat selama 30 menit yaitu pada
pukul 12.00 – 12.30. Jam kerja ini berlaku untuk karyawan kantor dan karyawan yang
menjabat sebagai supervisor diseluruh department.
 Tenaga Kerja Shift
Tenaga kerja yang berada di lapangan, bekerja sesuai dengan jadwal shift yang telah diatur
sebagai berikut:
Shift I (pagi): pukul 06.00 – 14.00
Shift II (siang): pukul 14.00 – 22.00
Shift III (malam): pukul 22.00 – 06.00
Masing-masing shift disediakan jam istirahat selama 30 menit. Khusus bagian QC
laboratorium mikrobiologi hanya terdiri dari 2 shift yaitu shift I dan shift II.
Pabrik susu ini menghasilkan produk susu UHT bermerk Juara yang dipasarkan di Indonesia
bagian Timur karena menurut pabrik ini, di Indonesia bagian Timur masih memliki sedikit
pesaing sehingga produk lebih mudah diterima oleh masyarakat di sana. Selain itu PKIS Sekar
Tanjung menerima orderan produk susu dari PT. Greenfields untuk merk Real Good. Dalam satu
bulan, PKIS Sekar Tanjung memproduksi susu Juara sebanyak kurang lebih 100 ribu karton.
Untuk susu Juara, satu karton berisi 24 pack, setiap pack berisi 180 ml.
II. Proses Produksi dan Limbah
2.1 Bahan Baku
Bahan utama:
1. Susu Segar
Diperoleh dari KUD sekitar koperasi susu di daerah Pasuruan dan Malang (KPSP
“Setia Kawan”, Nongko Jajar, KUTT “Suka Makmur” Grati, KUD “Dadi Jaya” Purwodadi,
KUD “Sembada” Puspo, KUD “DAU” dam KUD “SAE” Pujon). Setiap susu segar yang
datang melewati bagian QC Fisika-Kimia dan QC Mikrobiologi yang akan mengambil
sejumlah sampel susu untuk diperiksa. JIka hasilnya bagus maka susu dialirkan ke tangki
penyimpanan yang bersuhu <8oc (3oc). Susu akan melewati plat pendingin sebelum
masuk pada tangki penerimaan ntuk menjaga produk agar suhunya tetap terjaga. Susu
segar harus dalam keadaan dingin untuk mengurangi aktivitas mikroba. QC Mikrobologi
tidak dapat langsung diketahui hasilnya karena membutuhkan hasil pengujian selama
dua hari. Kapasitas tangki penerimaan ini sebesar 20.000 liter.
Bahan tambahan:
Bahan pembantu yang digunakan oleh PKIS Sekar Tanjung untuk memproduksi susu UHT
adalah:
1. Air
Air yang digunakan merupakan air yang telah didemineralisasi atau dilakukan
pengurangan ion Ca2+ dan Mg2+ karena mineral tersebut membuat air menjadi sadah.
Apabila air terlalu sadah akan membuat kerak pada alat produksi.
2. Gula
Gula digunakan sebagai pemberi rasa manis pada susu dan untuk menaikkan konsistensi
susu. Gula yang digunakan adalah gula rafinasi. Gula ini memiliki warna yang lebih cerah,
lebih bersih dan lebih putih.
3. Coklat bubuk
Coklat bubuk merupakan produk kakao berbentuk bubuk yang diperoleh dari kakao
masak setelah dihilangkan sebagian lemaknya dengan atau tanpa perlakuan alkalisasi.
Coklat bubuk membutuhkan penstabil untuk menghidari pemisahan minyak dan air.
Coklat digunakan untuk member warna dan rasa coklat pada produksi susu coklat. Pada
PKIS Sekar Tanjung, coklat bubuk diproduksi oleh General Food Industies. Secara fisik
spesifikasi coklat bubuk harus bersih dan tdak menggumpal.
4. Stabilizer
Stabilizer berfungsi sebagai emulsifier yang berguna untuk mempertahankan kestabilan
emulsi susu dan mempertahankan sifat tekstur dan fungsi susu. Stabilizer yang
digunakan oleh PKIS Sekar Tanjung yaitu polisakarida (gum) dengan jenis karagenan
yang diperoleh dari PT. Danisco.
5. Flavor dan Pewarna
Flavor digunakan untuk memperbaiki cita rasa susu. Flavor yang digunakan berbentuk
cair dan bersifat food grade. Flavor yang digunakan PKIS Sekar Tanjung adalah coklat,
strawberry, vanilla, moca dan melon.
Pewarna digunakan untuk memperbaiki tampilan susu agar lebih menarik dan
menyesuaikan dengan flavor yang ditambahkan untuk membantu pengenalan cita rasa.
6. Garam
Garam digunakan untuk menambahkan ion mineral pada susu dan mengawetkan susu.
2.2 Bahan Pengemas
Bahan pengemas yang digunakan PKIS Sekar Tanjung yaitu:
1. Kemasan TCA (Tetra Classic Aseptic)
2. Kemasan TFA (Tetra Fino Aseptic)
3. Kebaasan TBA (Tetra Brik Aseptic)
Kemasan yang digunakan ini mempunyai 8 lapisan yang terdiri dari lapisan outer
coating,paper board (bleached),allumunium foil,internal coating 1,paperboard
9unbleached),printing,lamination,internal coating 2.
2.3 Sistem Penyediaan Listrik
Kebutuhan listrik PKIS Sekar Tanjung dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan
satu genset. Kebutuhan listrik yang dipasok oleh PLN adalah sebesar 1100kVA dan maksimal
digunakan sebesar 1600 Ampere, sedangkan kebutuhan listrik yang dapat disediakan oleh satu
unit genset adalah sebesar 400kVA. Genset ini menggunakan bahan bakar solar. Genset
digunakan untuk cadangan penyedia listrik apabila listrik dari PLN padam, karena mesin-mesin
produksi tidak boleh berhenti sehingga produksi berjalan dengan lancar. Penggunaan genset ini
tidak dapat menyediakan kebutuhan listrik pabrik secara keseluruhan, sehingga pada
penggunaan listrik menggunakan genset didasarkan pada skala prioritas. Peralatan produksi
yang berhubungan dengan kualitas produk harus tetap hidup, seperti cold room, tangki
penyimpanan dan pendingin air (water chiller).
Listrik yang disuplai dari PLN tidak langsung digunakan melainkan dialirkan terlebih dahulu
menuju MVDPR (Main Voltage Distribution Panel Room) yang dilengkapi dengan trafo yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sekaligus menstabilkan tegangan sebelum masuk
ke LVMDPR (Low Voltage Main Distribution Panel Room).

2.4 Sistem Penyediaan Air Bersih


Air merupakan bahan yang sangat penting dalam proses pengolahan susu. Air digunakan
baik sebagai bahan baku dalam proses produksi, pengadaan uap (steam), media pemanas
maupun pendingin beberapa mesin. Selain itu, air juga digunakan untuk sanitasi dan hygiene
perusahaan seperti sanitasi alat, pekerja, dan sanitasi lingkungan. Pada PKIS Sekar Tanjung,
macam-macam air yang digunakan adalah :
1. Raw water dan air tandon
Raw water berasal dari sumur artheis dan dialirkan ke dalam tandon. Air dalam tandon ini
merupakan untreated water (air yang belum diberi perlakuan) yang digunakan untuk
keperluan kamar mandi dan sanitasi. Sedangakan setelah dialirkan dari tandon, air diberi
perlakuan sesuai kebutuhan proses dan digunakan untuk proses produksi dan proses bagian
utility. Air yang mendapat penambahan H2O2 digunakan untuk ice bank, sedangkan yang
dilunakkan pada tangki softener 200 liter digunakan untuk boiler.
2. Air proses
Merupakan air yang digunakan untuk keperluan proses produksi, yaitu sebagai campuran
untuk pelarutan bahan pembantu atau pemasakan serta untuk proses pembersihan alat yang
digunakan untuk produksi atau pada mesin pengemasan yang disebut dengan proses CIP
(Cleaning in Place). Air proses ini didapat dari air sumur (raw water) yang dipompa keluar
untuk ditampung dalam Filtered Water Storage Tank (FWST) dengan kapasitas penampungan
sebesar 20.000 liter. Sebelum memasuki FWST, ait terlebih dahulu mengalami 4 perlakuan,
yaitu:
 Penyaringan dengan pasir (sand filter), bertujuan untuk menyaring pertikel yang lebih
besar.
 Penyaringan dengan karbon (carbon filter), bertujuan untuk menyaring partikel yang
lebih kecil serta untuk menyerap bau.
 Pelunakan air dengan softener (resin), bertujuan untuk menyerap kapur sehingga
dihasilkan air dengan tingkat kesadahan rendah.
 Penambhan klorin, bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen dalam air.
Penambhaan klorin harus sesuai standar karena jika terlalu banyak dapat menyebabkan
korosi pada mesin dan dapat mempengaruhi kualitas dan produk akhir.
Air yang telah terproses tersebut selanjutnya disimpan dalam treat water storage tank
kemudian didistribusikan sebagai treat water.
3. Air es
Air es dihasilakan dari mesin pendingin (Chiller) dengan Freon sebgai refrigerant-nya. Sistem
pendinginan air ini bertujuan untuk menghasilkan air bersuhu rendah yang digunakan untuk
mendinginkan produk saat proses penerimaan susu, saat proses produksi yaitu setelah
proses pasteurisasi dan sterilisasi, untuk mendinginkan mesin filling dan sigunakan untuk
mendinginkan ruangan filling dengan cara air es dan ice breaker disurkulasikan melalui sirip-
sirip pada mesin AHU (Air Humidity Unit) menggunakan kipas sehingga udara yang keluar
adalah udara dingin.
4. Cooling Tower
Digunakan untuk mendinginkan air tandon hingga suhu 22oC. Air tandon yang didinginkan ini
digunakan untuk mendinginkan mesin terutama mesin filling. Pada cooling tower ini air
diputar dengan menggunakan motor sehingga air terus bersirkulasi.

2.5 Sarana Produksi dan Sarana Penunjang

 Peralatan Pengolahan
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan susu dari penerimaan sus sampai
pengemasan antara lain :
a. Pompa
Pompa berfungsi untuk mentransfer bahan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal yang berfungsi untuk mengalirkan susu
dari suatu tangki menuju ke tempat lain berdasarkan gaya sentrifugal dimana gaya tersebut
mempercepat aliran susu keluar dari suatu tangki dan mendorong aliran naik melewati pipa
menuju ke tempat pengolahan berikutnya.
b. Reception Tank
Reception Tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara susu segar
sampai analisa susu selesai. Tangki ini memiliki kapasitas 20.000 liter dan 30.000 liter
dengan suhu dalam tangki sebesar 4 oC untuk mempertahankan kandungan protein pada
susu. Pada bagian bawah tangki dilengkapi dengan agiator berbentuk baling-baling yang
berfungsi untuk pengadukan supaya krim dapat tersebar merata, mencegah terjadinya
pengendapan dan pemisahan lemak. Tangki ini juga dilengkapi dengan thermometer
payung sehingga dapat mengetahui suhu di dalam tangki dan stick level untuk mengetahui
bahan yang ada di dalam tangki.
c. Plat Pendingin
Plat pendingi digunakan untuk mendinginkan susu segar yang telah diterima sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan oleh PKIS Sekar Tanjung. Alat ini digunakan apabila
susu segar yang diterima >8 oC, jika susu segar yang diterima <8 oC maka susu langsung
dialirkan pada tangki penerimaan. Suhu yang digunakan untuk mendinginkan susu berkisar
antara 0-4 oC.
d. Homogenizer
Alat ini berfungsi untuk mengecilkan ukuran butir lemak hingga berukuran seragam
yaitu sekitar 2µ, sehingga emulsi susu menjadi lebih stabil. Dalam homogenizer, susu
dialirkan melalui celah sempit dengan tekanan yang sangat tinggi dan di dalamnya terdapat
penghalang. Aliran susu akan ditumbuk oleh piston dengan tekanan yang besar sehingga
menyebabkan pecahnya globular-globular lemak. PKIS Sekar Tanjung memiliki 2
homogenizer yang mempunyai kapsitas yang sama sebesar 5000 liter dengan tekanan 2
stage yang dapat diatur. Tekanan yang digunakan sebelum pasteurisasi adalah stage 1
bertekanan 70 bar dan stage 2 bertekanan 30 bar. Sedangkan tekanan homogenizer 2 yang
digunakan sebelum sterilisasi adalah pada stage 1 bertekanan 160 bar dan stage 2
bertekanan 40 bar. Mesin homogenizer yang digunakan di PKIS Sekar Tanjung adalah mesin
dari tetra pack tipe Alex Homogenizer 4500 LPH menggunakan piston dengan tekanan 300
kPa, dengan tekanan masuk 10-25 Mpa (100-250 bar).
e. Pasteurizer
Pasteurisasi digunakan untuk membunuh bakteri pembusuk yang terdapat pada
susu. Pasteurizer yang terdapat di PKIS Sekar Tanjung memiliki kapasitas 5000 liter per jam
dengan suhu pasteurisasi kurang lebih 80 oC selama 20 detik. Pemanasan dan oendinginan
susu pada pasteurizer ini menggunakan sistem PHE (Plat Heat Exchanger) dimana susu
dipanaskan dan didinginkan secara cepat agar tidak terjadi kontaminasi oleh bakteri. Mesin
ini juga dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran ataupun benda
asing yang ikut terbawa oleh susu dan balance tank yang berfungsi untuk menyeimbangkan
aliran (flow) susu yang akan masuk ke PHE.
f. Sterillizer
Steriilizer merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan susu dan membunuh
mikroba patogen beserta sporanya. Sterillisasi menggunakan THE (Turbuler Heat
Exchanger) sebagai alat penukar panas. Steriilizer di PKIS Sekar Tanjung memiliki kapasitas
sebesar 5000 liter dan suhu yang digunakan sebesar 140 oC selama 4 detik. Mesin ini juga
dilengkapi dengan filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran ataupun benda asing yang
ikut terbawa oleh susu dan balance tank yang berfungsi untuk menyeimbangkan aliran
(flow) susu yang akan masuk ke THE.
g. Storage Tank
Storage Tank berfungsi untuk menyimpan susu setelah dialirkan dari tangki
penerimaan, setelah melalui proses pasteurisasi dan setelah dicampur dengan bahan-
bahan tambahan lainnya sebelum disterillisasi. Tangki ini dilengkapi dengan agiator dengan
kecepatan putar 60 rpm. Suhu yang digunakan selama penyimpanan adalah sebesar 4 oC.
PKIS Sekar Tanjung memiliki 2 macam storage tank dengan kapasitas 8000 liter sebanyak 3
buah dan 16.000 liter sebanyak 2 buah.
h. Mixing Tank
Tangki pencampuran ini berfungsi sebagai tempat untuk mencampur susu dengan
bahan tambahan lainnya. PKIS Sekar Tanjung memiliki 2 buah tangki pencampuran dengan
kapasitas masing-masing 10.000 liter. Tangki ini juga dilengkapi dengan pengaduk pada
bagian atas dan bawah dengan kecepatan 2500 rpm yang berfungsi untuk mengoptimalkan
proses kelarutan bahan tambahan dengan susu segar.
i. PHE (Plat Heat Exchanger)
Plat Heat Exchanger digunakan untuk mengubah suhu baik dari suhu tinggi ke
rendah (PHE Cooler) maupun dari suhu rendah ke tinggi (PHE Heater). Pada PHE terdapat 2
pipa yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya air dan bahan.
j. THE (Turbular Heat Exchanger)
THE berfungsi sebagai alat pertukaran panas sama seperti PHE hanya bentuknya
yang berbeda yaitu berbentuk pipa kecil yang berisi air panas yang menyelimuti pipa
dengan ukuran lebih kecil yang berisi susu. Sebelum sterillisasi, susumelalui proses
preheating yaitu dengan cara dilewatkan pada THE yang dialiri air panas. Setelah
disterillisasi susu mengalami precooling dengan cara dilewatkan pada THE yang dialiri es
dari ice bank. Suhu dan waktu untuk proses sterillisasi sebesar 140 oC selama 4 detik untuk
meminimalisir kematian mikroorganisme.
k. Tri Blender
Alat ini berfungsi untuk mencampurkan bahan-bahan pembantu yang berbentuk
padat seperti gula, flavor, penstabil, dan bahan-bahan pembantu lainnya dengan bahan cair
yaitu air yang dilakukan secara kontinyu. Tri blender menggunakan pompa sentrifugal
sebagai tenaga penggerak utama. Pada alat ini terjadi sirkulasi air panas dari tangki
pencampur ke tri blender untuk melarutkan bahan-bahan pembantu yang dimasukkan
melalui corong pencampur dan terus berputar sampai waktu yang telah ditentukan.
l. Aseptic Tank
PKIS Sekar Tanjung memiliki 2 buah aseptic tank yang memiliki kapasitas masing-
masing sebesar 20.000 liter yang berfungsi sebagai penampung susu setelah proses
sterillisasi. Pada aseptic tank terdapat steam barrier, yaitu suatu pembatas yang digunakan
dengan menggunakan steam dengan 110 oC dengan tekanan rendah yaitu 0,8-1,2 bar
sebelum produk dialirkan proses filling sehingga kesterilan susu terjaga karena udara
ataupun mikroba dari luar tidak bisa masuk ke dalam tangki. Susu di dalam aseptic tank ini
dipertahankan pada suhu 23 – 27 oC (suhu kamar) untuk menghindari terjadinya
pengembunan, dan tidak terkontaminasi oleh mikroba.
m. Filling Machine
Mesin ini digunakan untuk proses pengemasan. Pada PKIS Sekar Tanjung terdapat
beberapa mesin pengemas antara lain 1 A1 TFA (Tetra Pack Aseptic) 180 ml, 4 TBA (Tetra
Brick Aseptic) 125 ml, 4 TCA (Tetra Classic Asepti). Mesin TFA berkapasitas produksi 10.500
pack/jam. Mesin TBA berkapasitas 7500 pack/jam. Sedangkan mesin TCA memiliki kapasitas
produksi 12.000 pack/jam.
n. Caustic Tank
Tangki ini berisi larutan yang bersifat basa. Biasanya larutan NaOH dengan
konsentrasi 1,2 – 2,5 %. Tangki ini berfungsi menyimpan larutan basa untuk proses CIP yaitu
untuk membersihkan sisa protein dan lemak yang masih menempel pada alat-alat produksi.
Jumlah tangki kaustik ini di PKIS Sekar Tanjung ada 1 dengan kapasitas sebesar 4000 liter.
o. Acid Tank
Tangki ini berisi larutan asam yaitu HNO3 (Asam Nitrat) dengan konsentrasi 1 – 1,5 %.
Tangki ini berfungsi untuk menyimpan larutan asam untuk proses CIP yaitu proses
pembersihan sisa-sisa deposit (mineral dan kerak) yang masih menempel pada alat-alat
produksi. Pada PKIS Sekar Tanjung terdapat 1 acid tank dengan kapasitas sebesar 4000 liter.
p. Al-CIP (Automatic Line – Cleaaning In Place)
Alat ini berfungsi untuk mengalirkan air, larutan asam, atau larutan kaustik secara
otomatis sesuai kebutuhan untuk proses CIP melewati pipa-pipa dan keseluruh alat proses
yang selanjutnya akan kembali ke tangki kaustik (jika yang dilarutkan adalah larutan kaustik)
atau tangki asam (jika yang dialirkan adalah larutan asam).

 Proses Produksi

1. Penerimaan Susu Segar


Susu segar diterima dari KUD harus melalui proses penimbangan pada jembatan
timbangan.Mutu susu dicek melalui departemen QC secara Fisika-Kimia dan
Mikrobiologi.Pada QC Fisika-Kimia melalui tes analisis tes alcohol,berat jenis,kadar lemak
,Ph,total padatan dan organoleptik.Waktu yang dibutuhkan untuk tes ini adalah 1 jam.Uji
mikrobiologi meliputi TPC (Total Plate Count dan Uji mikrobiologi meliputi TPC (Total Plate
Count) dan TCC (Total Coliform).Waktu pengujian yang singkat bertujuan meminimalisir
kerusakan pada susu yang masih ada di tangki penyimpanan
2. Penyimpanan dan Pendinginan
Pendinginan dilakukan untuk menjaga susu yang belum diproses tetap awet hingga
saat pemrosesan.Susu yang masuk dialirkan kedalam tangki pemrosesan yang berdaya
tamping 20.000 Liter.Suhu diset agar lebih kecil dai 80 C.Tangki penyimpanan dilengkapi
dengan agitator untuk menjaga suhu merata dan mencegah tidak terjadinya pemisahan
lemak pada susu.
3. Pencampuran (Mixing)
Mixing adalah proses pencampuran bahan utama dengan bahan pendukung yang telah
diformulasikan ].Mixing dilakukan untuk membentuk emulsi pada susu dengan bahan baku
tambahan sehingga diperoleh komposisi yang stabil.Pencampuran dilakukan dalam tangki
dengan kapasitas 10.000 liter dengan kecepatan 1500 rpm.Pada pembuatan susu rasa
vanilla,melon,strawberry dan plain,pencampuran dilakukan dengan mencampurkan gula
dengan garam dan stabilizer melalui triblender sesuai formula dan ditambah air bersuhu
950 kemudian disirkulasi selama 30 menit.Setelah itu kelarutan dicek oleh bagian QC,jika
masih belum larut akan disirkulasi lagi hingga larut.Pada pembuatan susu coklat proses
yang sama namun ada penambahan bubuk coklat pada saat pencampuran dengan bahan
lainnya.
4. Homogenisasi
Homogenisasi dilakukan untuk mengecilkan globula-globula lemak yang semula
diameternya bervariasi menjadi seragam (sekitar 2 mikron).Apabila besarnya
seragam,globula-globula tersebut akan tersebar merata keseluruh bagian susu sehingga
tidak terjadi pemisahan susu dan lemaknya dengan begitu kestabilan susu tetap terjaga.
Pada PKIS Sekar Tanjung berlangsung 2 kali tahap homogenisasi.Untuk produk susu
coklat tahap 1(tekanan 200 bar),bertujuan untuk mengecilkan ukuran globula lemak pada
susu dan untuk lebih mencampur antara susu dengan bahan lain yang ditambahkan.Untuk
produk susu coklat dilakukan 2 tahap yaitu tahap 1 dengan tekanan 200 bar untuk
mengecilkan ukuran globula lemak dan tahap 2 untuk menunjang kesempurnaan proses
sterilisasi.Homogenisasi yang berlangsung 2 kali diharpkan mampu membuat globula lemak
sekecil mungkin sehingga menigkatkan daya cerna dan system emulsi semakin stabil.
5. Pasteurisasi
Metode yang digunakan adalah HTST (High Temperature Short Time).Pada proses ini
susu dilewatkan pada PHE (Plate Heat Exchanger) yang berfungsi sebagai penghantar
panas.Susu dialirkan pada permukaan plat yang mengalir bersebelahan dengan media
pemanas (uap) atau media pendingin (air es) dengan arah yang berlawanan. Dengan
mengatur rangkaian plat pemanasan dan pendinginan secara berurutan berfungsi untuk
melakukan pemanasan pendahuluan dan pendinginan pendahuluan yang disebut
regenerasi.Dalam regenerasi,susu dingin yang yang masuk dialirkan berlawanan arah
dengan susu panas (yang telah dipasteurisasi).Pengaturan inilah yang menyebaban susu
dingin tersebut menjadi lebih panas dan susu panas menjadi lebih dingin.Dengan cara ini
energy yang digunakan untuk proses pasteurisasi lebih sedikit dan lebih sedikit pula air es
yang diperlukan untuk melakukan pendinginan.Tujuan dilakukan pastuerisasi adalah untuk
mengurangi sekaligus mematikan mikroorganisme pathogen serta sebagian besar
mikrooganisme pembusuk.Dengan demikian susu yang telah dipasteurisasi akan aman
untuk dikonsumsi dan daya simpannya lebih panjang.Namun susu yang telah dipasteurisasi
harus segera di simpan pada suhu <100 didalam tangi storage dengan kapasitas 16.000
liter.Tangki storage ini dilengkapi dengan double jacket untuk menjaga suhu tetap dingin
dan siap dialirkan ke storage tank A,B dan C dengan kapasitas penampung 10.000 liter

6. Sterilisasi
Sterilisasi adalah prose memanaskan susu pada suhu lebih tinggi daripada pasteurisasi
dengan maksud membunuh semua mikroorganisme beserta spora yang berada dalam susu
dapat disimpan pada suhu kamar.Ultra High Temperature adalah proses pemanasan susu
dengan suhu dengan sangat tinggi yaitu 1350-1500 dengan waktu yang cepat yaitu 3-10
detik.Susu dikemas secara aseptic dalam karton (aseptic filling) tanpa terjadi
rekontaminasi.Waktu pemanasan yang amat singkat ditujukan untuk mencegah kerusakan
nutrisi susu dan mempertahankan kualitas organoleptik.Dengan cara ini susu relative tidak
berubah seperti susu segar.
Proses UHT pada PKIS Sekar Tanjung dilakukan pada suhu 1400C selama 4 detik.Susu
dipanaskan melalui Turbuler Heat Exchanger (THE) yaitu drngan cara melewatkan susu
melalui pipa tertutup yang diselimuti pipa berisi steam untuk memanaskan
susu.Keuntungan dari cara ini adalah mengurangi terjadinya kehilangan nutrisi maupun
menguapnya flavor yang ditambahkan pada susu karena semua celah tertutup dan
meminimalkan terjadinya kontaminasi.Selanjutnya susu disimpan untuk dimasukkan dalam
aseptic tank untuk menjaga kesterilan susu dari lingkungan luar.

7. Pengisian (Filling) dan Pengemasan


Susu yang telah disterilisasi dan disimpan dalam aseptic tank ditransfer pada mesin
pengisian Tertra Pack yang terdiri dari 3 jenis mesin yaitu TFA (Tetra Fino Aseptic),TBA
(Tetra Brick Aseptic) dan TCA ( Tetra Classic Aseptic).Susu UHT dikemas dengan kemasan
aseptic multilapis yang kedap udara sehingga bakteri tidak dapat masuk kedalamnya.Selain
itu multi lapis ini membuat cahaya ultraviolet tidak dapat menembusnyasehingga
kesegaran susu UHT tetap terjaga.Setiap kemasan aseptic multi lapis UHT diserilisasi satu
per satu tanpa ada campur tangan mnusi secara otomatis.Dengan begitu susu tetap steril
dan higienis serta tahan disimpan dalam lemari pendingin selama 10 bulan setelah
diproduksi.
Pengemasan dilakukan secara aseptis untuk menjaga kesterilannya.Susu yang berada dalam
aseptic tank setelah mencapai minimal 1000 liter dapat langsung ditransfer ke mesin
filling.Sebelum proses filling berjalan ruangan filling disemprot dengan hydrogen peroxide
dengan konsentrasi 2% untuk menjaga keaseptisan ruangan. Adapun tahap
pengemasannya yaitu :

a. Preheating 1
Dilakukan untuk menghasilkan udara panasuntuk memanaskan mesin filling.Udara
panas tersebut disaring hingga mendapatkan uap bersih.Tempat pertemuan udara dan
air adalah dikompresor kemudian dipanaskan di superheater dan dipisahkan di water
separator.Uap panas yang telah dipanaskan inilah yang akan membersihkan mesin
filling.
b. Preheating 2
Digunakan untuk memanaskan jalur valve B yang berisi udara steril.
 Tube Seal
Mulai proses perekatan antara Slip Aplicator dan Logitudinal Seal.Selain itu dari
tube heater dialirkan air dingin agar kertas yang dipotong dengan panas tinggi tidak
mengalami pengerutan.
 Spraying
Proses penyemburan yang berfungsi untuk mensterilkan ruangan aseptic chamber
dan jalur yang dilalui produk dengan menggunakan peroksida murni.
 Cooling
Pendinginan udara panas digantikan dengan udara dingin ke jalur yang akan
dilewati produk dan kemasan.
 Production (Pengisian)
Kemasan yang digunakan disterilisasikan menggunakan Hidrogen peroksida (H2O2)
dengan konsentrasi 35 % dan steam selama 0,2 detik.
 Cleaning
Setelah proses pengisian selesai mesin akan dibersihkan dengan system Cleaning in
Place (CIP) UNTUK MEMBERSIHKAN SISA-SISA SUSU YANG TERDAPAT DALAM
MESIN.Suhu tube heater diisi kembali menjadi 2400C.Selama pengisian untuk
menghidari efek penggumpalan dari sisa protein dan lemak dalam pipa digunakan
Caustic acid.
Selama proses pengemasan,pengecekan produk terus dilakukan untuk memastikan
mutu produk yang akan dipasarkan.Pengujian yang dilakukan seperti Analisa
berat,Longitudinal seal,Transversal seal serta uji kebocoran pada kemasan.
Diagram Alir Proses Produksi
Susu Segar Analisa fisik kimia
Suhu 3-8oC Analisa mikrobiologi

Gula, garam,
coklat bubuk, Tangki Penyimpanan Air
stabilizer Suhu 3-8oC 4

3
Triblender 2 Tahap 1-2 dilakukan,
Tangki pencampuran di-ceck kelarutannya
(95oC, 30 menit) oleh QC Fisika-Kimia,
1 selanjutnya tahap 3-4
PHE

Homogenisasi I
Air 200 bar, flow 5000L/jam

Pasteurisasi
80oC, 20 detik

Tangki penyimpanan I dan Cel/Sampling QC


Flavor II Fisikokimia dan
Cocholate, Air Pemasakan 10menit suhu 8- mikrobiologi
13oC

Homigenisasi II
200 bar, flow 5000L/jam

Sterilisasi
140oC, 4 detik

Cel/Sampling QC
Aseptik tank Fisikokimia (blow AT) dan
Barrier min 110o tekanan 0.8- mikrobiologi (transfer
1.2 bar product)

Cel/Sampling QC
Aseptik Filling
Fisikokimia (Start, middle,
H2O2 35-40%
dan finish filling) dan cek
QC monitoring (pack
integrity)

A
A

Tetra Finno Aseptic Tetra Brics Asetic Tetra Classic Aseptic


Produk Juara dan Sekar Produk Starkit Produk Idola

Penggudangan Inkubasi (sample QC) Cek/analisa QC Fisikokimia,


300C dan 550C, 5-7 hari Mikrobiolagi dan monitoring

Produk Akhir Distribusi

Diagram Alir Proses Pengolahan Susu UHT Rasa Coklat


Susu Segar Cek/sampling QC
Suhu 3-8oC Fisikokimia dan
mikrobiologi

Tangki Penerimaan
Suhu 3-8oC

Homogenisasi I
200 bar, flow 5000L/jam

Pasteurisasi
80oC, 20 detik

Air, pewarna,
Tangki penyimpanan I dan flavor
Gula, garam, 4
stabilizer II
Suhu Max 10oC
3 Tahap 1-2 dilakukan,
Triblender 2 di-ceck kelarutannya
oleh QC Fisika-Kimia,
selanjutnya tahap 3-4
1 Tangki Pencampuran
PHE
Temp 75oC, 30 menit
Cel/Sampling QC
Air Fisikokimia dan
mikrobiologi, release
QC
Plat pendingin
Suhu max 10oC

Tangki penyimpanan A B C
Suhu 8-13oC

Homigenisasi II
200 bar, flow 5000L/jam

B
B

Sterilisasi
140oC, 4 detik

Cel/Sampling QC
Aseptik tank Fisikokimia (blow AT) dan
Barrier min 110o tekanan 0.8- mikrobiologi (transfer
1.2 bar
product)

Aseptik Filling Cel/Sampling QC


H2O2 35-40% Fisikokimia (Start, middle,
dan finish filling) dan cek
QC monitoring (pack
integrity)

Tetra Finno Aseptic Tetra Brics Asetic Tetra Classic Aseptic


Produk Juara dan Sekar Produk Starkit Produk Idola

Penggudangan Inkubasi (sample QC) Cek/analisa QC Fisikokimia,


300C dan 550C, 5-7 hari Mikrobiolagi dan monitoring

Produk Akhir Distribusi

Diagram Alir Proses Pengolahan Susu UHT Rasa Non-Coklat


Sanitasi
Senitasi berfungsi sebagai salah satu cara untuk mengurangi kerusakan bahan pangan sebagai akibat
kontaminasi oleh mikroba kontaminan, menjamin keamanan pangan bagi konsumen dan
menghindari kemungkinan terjjadinya perubahan kualitas produk oleh suatu industri. Sanitasi di PKIS
Sekar Tanjung meliputi:
a. Sanitasi Bahan Baku
Bahan baku berupa susu segar yang berada di dalam tangki pengiriman mungkin
terkontaminasi secara fisik yaitu adanya bahan lain yang tercampur di dalam susu, misalnya
kerikil, rambut, serangga, dll. Untuk menjaga kebersihan bahan baku PKIS Sekar Tanjung
melakukan sanitasi dengan meletakkan saringan pada pipa atau saluran penerimaan susu
segar sehingga kotoran dalam susu segar dapat tersaring dan tidak menggagu proses
produksi selanjtnya.
b. Sanitasi Ruang Produksi
Sanitasi ruang produksi dilakukan dengan membersihkan dinding dan lantai setiap sebelum
dan sesudah proses. Di dalam ruang proses, dinding dan lantai berjenis epoksi yang terbuat
dari bahan yang licin sehingga bila terkena tumpahan susu dan kotoran akan mudah
dibersihkan. Pada setiap pintu menuju ruang proses disediaan bak klorinasi yang berisi air
dengan kandungan klorin. Untuk bak sebelah timur 15gr klorin, bak sebelah barat 23gr,
sedangkan bak filling 8gr. Perbedaan ini dikeranakan volum air pada bak tidak seragam.
Setiap orang yang keluar masuk ruang proses maupun ruang filling akan melewati ruang
klorinasi agar tidak membawa bakteri kontaminan.
c. Sanitasi Peralatan
Sanitasi ini bertujan untuk menjaga dan memelihara perlengkapan dan peralatan produksi.
Hal ini penting dilakukan karena peralatan produksi selalu melakukan kontak dengan bahan
baku sehingga kebersihannya harus selalu dijaga agar mutu produk yang selalu dihasilkan
sesuai dengan standar.
Kemaanan produk juga dipengaruhi oleh kebersihan peralatan – peralatan yang digunakan
utuk proses pengolahan. Kebersihan peralatan tersebut erat kaitannya dengan penerapan
Cleaning dan Sanitizing yang sesuai. Cleaning pada peralatan ditunjukkan untuk
menghilangkan residu-residu atau sisa-sisa susu dan bahan tambahan yang tertinggal pada
peralatan. Sedangkan, sanitizing ditujukan untuk menurunkan atau mematikan
mikroorganisme yang terdapat dalam peralatan produksi.
Metode sanitasi peralatan di ruangp roduksi dan fiiling yang digunakan oleh PKIS Sekar
Tanjung adalah CIP (Cleaning in Place) yaitu suatu cara untuk membersihkan dan sanitasi
peralatan tanpa merubah posisi alat yang dibersihkan. Pencucian awal peralatan dilakukan
dengan menggunakan air bersuhu 27-30oC selama 5 menti. Kemudian digunakan larutan
basa (NaOH dengan konsentrasi 2-2.5%) bersuhu 80-85oC selama 15 menit. Untuk
menyabunkan sisa-sisa lemak susu dan bahan berlemak lainnya yang tersisa pada peralatan.
Selanjutnya alat dibilas dengan air bersuhu 27-30oC selama 5 menit. Setelah itu dilakukan
pencucian peralatan dengan menggunakan larutan asam (HNO3) dengan konsentrsi 1-1.5%
dan suhu 70oC untuk menghilangkan kerak pada peralatan dan membersihkan protein dalam
melumatkan air dan mengendalikan deposit mineral. Suatu larutan asam yang digunakan
sebagai pembersih harus mempunyai sifat wetting agent dan mampu dengan cepat
menghilangkan kotoran berupa endapan susu. Tahap terakhir proses cleaning adalah
pembilasan dengan air bersuhu 27-30oC selama 5 menit untuk menghilangkan residu asam
yang tertinggal. Setelah itu pH air diukur dengan pH standar PKIS Sekar Tanjung untuk air
bilasan terakhirdari proses CIP adalah 7-7.9.
Setelah cleaning selesai, sanitasi perlatan dilanjutkan dengan sanitizing peralatan. Peralatan
yang telah dibersihkan diberi larutan klorin 200 ppm untuk membunuh mikroba yang
terdapat pada perlatan. Setelah itu, dilakukan pembilasan menggunkan air panas bersuhu
70oC untuk menghilangkan residu klorin.
Selain sanitasi peralatan produksi, juga dilakukan sanitasi peralatan pengujian dalam
laboratorium. Sanitasi Laboratorium fisik, kimia dan mikrobiologi PKIS Tunjug Sekar seperti
gelas ukur, tabung-tabung reaksi, ataupun peralatan lainnya dilakukan dengan mencuci
menggunakan sabun.
d. Sanitasi Pekerja
Sanitasi pekerja di PKIS Sekar Tanjung dilakukan dengan mewajibkan bekerja unntuk memkai
seragam yang telah disediakan oleh pabrik. Seragam yang digunakan harus selalu bersih.
Sanitasi pekerja juga dilakukan dengan memberikan perlengkapan kepada pekerja antara lain
: hainet, jas lab, masker, sepatu boot, penutup telinga, dan sarung tangan.
Pengolahan Limbah
Limbah adalah sisa proses produksi yang tidak digunakan lagi, dapat berbentuk cair, padat, gas.
Limbah yang dihasilkan PKIS Sekar Tanjung terdiri dari tiga macam, yaitu limbah padat, limbah gas,
dan limbah cair.
a. Limbah padat dan kimia
Limbah padat PKIS Sekar Tanjung bersal dari bahan – bahan pembungkus atau pengemas
yang meliputi kertas karton, plastic, aluminium foil, botol plastic, sedotan , pallet yang sudah
rusak, dan botol bekas penyimpanan bahan kimia. Selama ini untuk pengemasan limbah
padat PKIS Sekar Tanjung menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dengan menjual barang-
barang tersebut dan diambil setiap 2 kali dalam seminggu.
b. Limbah gas
Limbah gas di PKIS Sekar Tanjung berupa uap air yang dihasilkan oleh mesin-mesin produksi.
Limbah gas tersebut tidak berbahaya dan memiliki tingkat polusi yang kecil sehingga tidak
memerlukan pengolahan terlebih dahulu dan dapat langsung dilepaskan keudara. Apabila
asap terlihat agak tebal yaitu yang berasal dari boiler maka aka ada pengecekan boiler
apakah terdapat komponen yang butuh diperbaiki atau diganti.
c. Limbah cair
Limbah cair di PKIS Sekar Tanjung dibedakan menjadi dua golongan yaitu meliputi:
 Limbah cair domestic
Pada limbah cair jenis domestic ini tidak memerlukan penanganan yang khusus
karena merupakan limbah cair yang bersal dari cucian, air dari dapur dan kamar
mandi. Air limbah ini cukup langsung dialirkan kesaluran pembuangan (sungai).
 Limbah cair industry
Limbah cair industry berasal dari proses selama produksi susu UHT berlangsung.
Limbah berasal dari sisa susu yang tertinggal di akhir produksi, susu setelah
dianalisa, susu yang ditarik dari pasaran karena tidak memenuhi standar serta susu
yang telah kaladuarsa. Selain itu juga terdapat limbah cair yang digunakan untuk CIP
yaitu larutan NaOH dan HNO3. Limbah cair ini membutuhkan perlakuan terlebih
dahulu sebelum dialirkan ke sungai dan sawah agar tidak mencemari lingkungan.
Beberapa proses pengolahan limbah cair di PKIS Sekar Tanjung melewati berbagai proses
yaitu:
 Filtrasi padatan
 Pemisahan lemak
 Penghancuran lemak
 Equalisasi
 Awrasi
 Sedimentasi pembuangan

Solusi Teknologi Bersih Yang Ditawarkan

Dalam kegiatan produksi ada beberapa bagian dari dari proses operasional pabrik yang
merunut kami masih bisa dimaksimalkan lagi.Sehingga kelompok kami menawarkan inovasi
teknologi bersih yang dapat diaplikasikan di PKIS Sekar Tanjung.Ada beberapa inovasi
teknologi bersih yang coba ditawarkan, antara lain:
1. Sistem penyediaan air bersih
Pada proses penyediaan air bersih, PKIS Sekar Tanjung menggunakan sumur arthesis
(deepwell). Sumur ini menjadi sumber air bersih bagi PKIS Sekar Tanjung. Namun, sumur
tersebut rawan akan mengalami kekeringan pada musim kemarau. Sehingga diperlukan
sumber air tambahan untuk mengantisipasi hal tersebut. Salah satu sumber air yang dapat
digunakan adalah pengolahan air dari limbah cair proses produksi PKIS Sekar Tanjung seperti
air hasil pencucian alat dan mesin. Selain itu, dapat juga dengan menampung dan
menyimpan air hujan pada tandon khusus sehingga air dapat digunakan saat diperlukan.

2. Sistem penyediaan sumber listrik


Sumber listrik PKIS Sekar Tanjung berasal Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan
sebuah genset. Dalam satu kali proses, PKIS Sekar Tanjung menggunakan listrik sekitar 1100
kVA yang berasal dari PLN. Sedangkan satu buah genset yang dimiliki PKIS Sekar Tanjung
memiliki daya sebesar 400 kVA. Genset tersebut digunakan saat terjadi pemadaman listrik
yang dilakukan oleh PLN dan digunakan untuk menyalakan alat dan mesin produksi yang
sangat penting. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan apabila terjadi pemadaman listrik
karena dapat mengganggu proses produksi. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya PKIS
Sekar Tanjung menambah sumber penyedia listrik. Hal ini dapat dilakukan dengan
membangun beberapa buah Wind Turbine di sekitar pabrik. Wind turbine ini dapat
menghasilkan listrik dengan mengandalkan tenaga angin yang berada disekitar pabrik,
sehingga Wind turbine dapat bekerja selama 24 jam. Selain itu, Wind turbine ini lebih ramah
lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar minyak seperti genset.

3. Sanitasi bahan baku


Bahan baku yang digunakan PKIS Sekar Tanjung adalah susu segar yang berasal dari
sejumlah tempat disekitar Pasuruan dan Malang. Bahan baku ini tentunya harus berada
dalam kondisi yang steril dan aman. Oleh karena itu, PKIS Sekar Tanjung melakukan proses
penyaringan pada pipa masuknya susu segar sebelum proses produksi. Penyaringan ini untuk
mencegah masuknya sejumlah kotoran yang terdapat dalam susu, seperti rambut, serangga,
kerikil, dll. Namun, penyaringan ini tentunya masih belum efektif menghilangkan kotoran
yang terdapat dalam susu segar karena saringan yang digunakan adalah saringan biasa
dengan ukuran pori-pori yang cukup kecil. Oleh karena itu, saringan yang digunakan
sebaiknya ditambahkan karbon aktif dan dilengkapi dengan pendeteksi infrared. Hal ini
dilakukan agar susu yang masuk selain bebas kotoran juga bebas dari zat-zat kimia yang
berbahaya.

4. Sanitasi Gedung dan Lingkungan


Untuk menjaga kebersihan dan kesterilan produk, PKIS Sekar Tanjung menyediakan
bak klorinasi pada setiap pintu masuk pabrik. Pada pintu timur disediakan bak dengan 15
gram klorin, pada pintu barat dengan 23 gram klorin, dan pada filling dengan 8 gram klorin.
Perbedaan berat klorin ini dikarenakan ukuran bak yang tidak seragam. Hal ini tentu saja
kurang baik karena jumlah klorin yang tidak sama dapat mempengaruhi proses sterilisasi
yang terjadi. Oleh karena itu, sebaiknya dibuat bak yang seragam pada setiap pintu di pabrik
PKIS Sekar Tanjung agar jumlah klorin yang ada dalam setiap bak dapat sama sehingga tidak
ada kemungkinan proses sterilisasi berjalan kurang efektif akibat jumlah klorin yang berbeda-
beda.

5. Sistem penyediaan air bersih


Pada proses penyediaan air bersih, PKIS Sekar Tanjung menggunakan sumur arthesis
(deepwell). Sumur ini menjadi sumber air bersih bagi PKIS Sekar Tanjung. Namun, sumur
tersebut rawan akan mengalami kekeringan pada musim kemarau. Sehingga diperlukan
sumber air tambahan untuk mengantisipasi hal tersebut. Salah satu sumber air yang dapat
digunakan adalah pengolahan air dari limbah cair proses produksi PKIS Sekar Tanjung seperti
air hasil pencucian alat dan mesin. Selain itu, dapat juga dengan menampung dan
menyimpan air hujan pada tandon khusus sehingga air dapat digunakan saat diperlukan.

6. Sistem penyediaan sumber listrik


Sumber listrik PKIS Sekar Tanjung berasal Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan
sebuah genset. Dalam satu kali proses, PKIS Sekar Tanjung menggunakan listrik sekitar 1100
kVA yang berasal dari PLN. Sedangkan satu buah genset yang dimiliki PKIS Sekar Tanjung
memiliki daya sebesar 400 kVA. Genset tersebut digunakan saat terjadi pemadaman listrik
yang dilakukan oleh PLN dan digunakan untuk menyalakan alat dan mesin produksi yang
sangat penting. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan apabila terjadi pemadaman listrik
karena dapat mengganggu proses produksi. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya PKIS
Sekar Tanjung menambah sumber penyedia listrik. Hal ini dapat dilakukan dengan
membangun beberapa buah Wind Turbine di sekitar pabrik. Wind turbine ini dapat
menghasilkan listrik dengan mengandalkan tenaga angin yang berada disekitar pabrik,
sehingga Wind turbine dapat bekerja selama 24 jam. Selain itu, Wind turbine ini lebih ramah
lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar minyak seperti genset.

7. Sanitasi bahan baku


Bahan baku yang digunakan PKIS Sekar Tanjung adalah susu segar yang berasal dari
sejumlah tempat disekitar Pasuruan dan Malang. Bahan baku ini tentunya harus berada
dalam kondisi yang steril dan aman. Oleh karena itu, PKIS Sekar Tanjung melakukan proses
penyaringan pada pipa masuknya susu segar sebelum proses produksi. Penyaringan ini untuk
mencegah masuknya sejumlah kotoran yang terdapat dalam susu, seperti rambut, serangga,
kerikil, dll. Namun, penyaringan ini tentunya masih belum efektif menghilangkan kotoran
yang terdapat dalam susu segar karena saringan yang digunakan adalah saringan biasa
dengan ukuran pori-pori yang cukup kecil. Oleh karena itu, saringan yang digunakan
sebaiknya ditambahkan karbon aktif dan dilengkapi dengan pendeteksi infrared. Hal ini
dilakukan agar susu yang masuk selain bebas kotoran juga bebas dari zat-zat kimia yang
berbahaya.

8. Sanitasi Gedung dan Lingkungan


Untuk menjaga kebersihan dan kesterilan produk, PKIS Sekar Tanjung menyediakan
bak klorinasi pada setiap pintu masuk pabrik. Pada pintu timur disediakan bak dengan 15
gram klorin, pada pintu barat dengan 23 gram klorin, dan pada filling dengan 8 gram klorin.
Perbedaan berat klorin ini dikarenakan ukuran bak yang tidak seragam. Hal ini tentu saja
kurang baik karena jumlah klorin yang tidak sama dapat mempengaruhi proses sterilisasi
yang terjadi. Oleh karena itu, sebaiknya dibuat bak yang seragam pada setiap pintu di pabrik
PKIS Sekar Tanjung agar jumlah klorin yang ada dalam setiap bak dapat sama sehingga tidak
ada kemungkinan proses sterilisasi berjalan kurang efektif akibat jumlah klorin yang berbeda-
beda.

Você também pode gostar