Você está na página 1de 5

MENGENAL LEBIH LUAS TENTANG AGRIBISNIS

Tugas Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Nilai Bahasa Indonesia Pada Program
Studi Diploma IV Agribisnis Pangan

Oleh
SIWI KUSUMANINGTYAS
NPM: 18754026

TUGAS AKHIR

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AGRIBISNIS PANGAN

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian sebagai sumber kehidupan yang strategis. Istilah “kehidupan”


diartikan sebagai keinginan untuk bertahan disertai usaha untuk memperolehnya.
Ketika kehidupan ini di peroleh, yaitu dari hewan ternak melalui produk dengan
nilai tambah yang digunakan orang, misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari
ulat sutera, dan madu dari lebah, atau pun tanaman yang menghasilkan buah-
buahan, maka itulah yang disebut dengan pertanian. Menurut khaldun (2010)
pertanian pada mulanya merupakan sesuatu yang sederhana dan sangat alami
pembawaannya. Ia tidak membutuhkan dasar pengetahuan yang kompleks.
Sehingga, ia diindentikkan sebagai sumber penghidupan bagi kaum yang lemah.
Berbeda dengan kerajinan yang mucul setelah ada pertanian. Kerajinan
manufaktur membutuhkan dasar pengetahuan dan proses yang lebih kompleks.
Sehingga diindentikkan sebagai sumber penghidupan bagi kelompok penduduk
yang lebih mapan, baik secara intelektual maupun secara ekonomi.

Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian


nasional. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan, pertama, sektor pertanian
merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap masyarakat di Indonesia.
Potensi dari sektor pertanian di Indonesia didukung oleh ketersediaan sumber
daya alam,serta kondisi iklim yang sangat baik untuk bertani. Sehingga, sektor
pertanian layak untuk dikembangkan secara berkelanjutan demi kelangsungan
hidup suatu bangsa. Seiring dengan perkembangan pembangunan, peran pertanian
mulai menurun setelah prioritas pembangunan beralih ke sektor non pertanian.

Masalah-masalah juga mulai muncul dan cukup sulit untuk diatasi.


Majunya pembangunan mengakibatkan tingkat pendapatan masyarakat juga
makin tinggi. Keadaan ini ternyata tidak selalu membawa dampak baik pada
sektor pertanian. Kenyataannya kenaikan pendapatan masyarakat yang makin
tinggi secara proposional akan menyebabkan kenaikan pendapatan yang
dibelanjakan untuk produk pertanian semakin menurun, ini akibat dari sifat
produk pertanian yang memiliki elastisitas rendah. Sehingga banyak produk
pertanian yang tidak terjual secara baik, serta kenaikan nilai tambah yang sangat
kecil. Akibatnya penerimaan petani menjadi rendah dan akhirnya pendapatan
petani secara umum juga semakin rendah. Kebijakan tentang murah pangan juga
membawa implikasi masalah bagi petani, yakni semakin menurunnya nilai tukar
sektor pertanian dibandingkan dengan sektor industri. Contoh untuk padi, harga
padi dari tahun ke tahun tidak bisa naik secara signifikan. Tentunya petani sangat
berharap harga padi bisa naik jauh lebih tinggi. Tetapi hal ini tidak mungkin
karena merupakan makanan pokok rakyat Indonesia, dan tetap dipertahankan agar
harga beras tidak mahal. Kalaupun harga beras sebagai sembako dibiarkan dan
tidak dikontrol pemerintah, ada kemungkinan harganya memang bisa sangat
tinggi. Namun kenaikan harga beras atau sembako nantinya juga mempunyai
implikasi kenaikan harga-harga lain yang menimbulkan masalah baru.

Tujuan kebijakan meliputi pertimbangan stabilitas politik dan sosial,


integrasi ekonomi nasional, peningkatan keamanan pangan, peningkatan
penerimaan ekspor, pencegahan kekurangan gizi, pertumbuhan ekonomi,
pembukaan lapangan kerja, dll. Scopenya bisa lokal, provinsi atau nasional.
Penerapan kebijakan menyesuaikan dengan kendala yang muncul disektor
pertanian. Misal harga tidak stabil maka kebijakan yang diterapkan adalah
stabilisasi harga hasil usaha tani. Kendala kekurangan air maka kebijakan yang
diterapkan berhubungan dengan perairan. Apabila terjadi serangan hama maka
yang diterapkan kebijakan tentang penelitian pemberantasan hama dan seterusnya.
Pada intinya apabila ingin mengangkat kesejahteraan petani maka seluruh
kebijakan hendaknya diarahkan untuk peningkatan produktivitas pertanian baik
fisik maupun nilai tambahnya.

Maka dari itu di era globalisasi ini banyak cara untuk meningkatkan
produktivitas pertanian, salah satu nya agribisnis. Agribisnis adalah bisnis
berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu
maupun di hilir sektor pangan (food supply chain). Dengan kata lain, Agribisnis
adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Agribisnis
mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya,
penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Dalam konteks manajemen agribisnis, setiap elemen dalam produksi dan
distribusi pertanian adalah sebagai aktivitas agribisnis. Istilah "agribisnis atau
agribusiness (Inggris), yang merupakan gabungan dari agriculture (pertanian) dan
business (bisnis). Dalam bahasa Indonesia dikenal pula Agrobisnis. Objek
agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya.

Kegiatan budidaya merupakan inti (core) agribisnis, meskipun suatu


perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk
budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut
pertanian subsisten, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif.
Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi
keperluan sehari-hari. Dalam perkembangan masa kini agribisnis tidak hanya
mencakup kepada industri makanan saja karena pemanfaatan produk pertanian
telah berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi. FAO
memiliki bagian yang beroperasi penuh pada pengembangan agribisnis yang
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan industri pangan di negara
berkembang.

Você também pode gostar