Você está na página 1de 5

Kasus 1

Keluhan utama : Nyeri perut

Diagnosis banding: Ulkus duodeni, gastritis, GERD

Gejala :

1. UIkus duodeni:
 Nyeri lambung bisa di ulu hati, perut kanan atas atau di kiri atas
serta terasa perih dan panas.
 Nyeri cenderung dirasakan saat perut kosong.
 Nyeri dirasakan terus menerus.
 Minum susu, makan atau minum antacid dapat mengurangi nyeri
tetapi nyeri akan kembali dirasakan dalam 2-3 jam kemudian.
 Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri.
2. Ulkus gaster:
Perbedaannya dg ulkus duodeni, makan menyebabkan timbulnya nyeri,
bukan mengurangi nyeri.
Perut kembung
Mual atau muntah setelah makan.
3. Gastritis :
Anoreksia
Mual dan muntah
Nyeri di epigastrium (ulu hati)

Px Penunjang:

1. Endoskopi
2. Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum
3. Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap
secara langsung dari lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa
diukur.
4. Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung
jenis darah bisa menentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus.
Pemeriksaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori.
Kasus 2
Keluhan utama : Kadang tidak bisa berak
Diagnosis banding : Konstipasi akut karena efek samping obat (Nifedipin), Irritable
bowel syndrome (IBS),
Gejala :
1. Konstipasi akut karena efek samping obat
2. IBS
Px Penunjang:
1. Pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan upaya mendeteksi faktor
risiko konstipasi seperti gula darah, kadar hormon tiroid, elektrolit,
anemia akibat keluarnya darah dari dubur.
2. Anoskopi dianjurkan untuk menemukan hubungan abnormal pada
saluran cerna, tukak, wasir, dan tumor.
3. Foto polos perut harus dikerjakan pada penderita konstipasi untuk
mendeteksi adanya pemadatan tinja atau tinja keras yang menyumbat
bahkan melubangi usus.
4. Jika ada penurunan berat badan, anemia, keluarnya darah dari dubur
atau riwayat keluarga dengan kanker usus besar perlu dilakukan
kolonoskopi.
Kasus 3
Keluhan utama: Berak-berak
Diagnosis banding: Gastroenteritis (diare), Kolitis, IBD
Gejala :
1. Gastroenteritis (diare)
 Muncul akut/mendadak.
 Ada mual dan muntah.
 Berak-berak seperti air dengan volume yang besar (krn masalah pada
usus kecil)
 Nyeri perut periumbilikal atau di sekitar pusat.
 Ada tanda-tanda dehidrasi
2. Kolitis
 Diare dengan volume kecil tetapi sering, disertai lendir dan tenesmus

(perasaan konstan kebutuhan untuk mengosongkan usus, disertai

rasa sakit, kram, dan spontan) disebabkan krn masalah di usus besar.
 Nyeri perut bawah
 Nyeri tenesmus atau spasme sfingter ani
3. IBD
 Nyeri perut difus
 Nyeri perut berkurang sesudah defekasi
 Muncul perlahan-lahan seiring berjalannya waktu
 Kembung dan flatus
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali sehari)
dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan pemeriksaan
konsistensi BAB). Untuk diagnosis defenitif dilakukan pemeriksaan penunjang.
Px Penunjang
1. Pemeriksaan tinja

 Makroskopis dan mikroskopis


 PH dan kadar gula dalam tinja
 Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan


menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Fosfat
Kasus 4

Keluhan utama : Sulit menelan

Diagnosis banding: Esophageal ring, steak house syndrome, tumor esofagus

Gejala:

1. Esophageal ring
 Makanan terasa terhenti di tenggorokan
 Susah menelan benda padat
 Frekuensi hilang-timbul
2. Steak house syndrome
 Sulit menelan benda padat
 Ada nyeri dada
 Batuk, keselek
3. Tumor esofagus
 Bersifat progresif, makin lama makin parah
 Usia >50thn
 Sulit menelan makanan padat

Px penunjang:

1. Endoskopi

Você também pode gostar