Você está na página 1de 9

KELOMPOK 4

DRAMA PKN

SIKAP DAN KOMITMEN PERSATUAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH

Disusun oleh:

1. Adelia Aurel Aisyah R. (01)


2. Ahmad Rafi (02)
3. Clarinna Mahardhika (09)
4. Sahryal Rizky R. (33)
5. Marwah Mira F.A (24)
6. Sahryal Rizky R. (33)

Kelas: X MIPA 4
Pemain Drama:

1. Guru : Sahryal Rizky R. (33)


2. Karina: Karina Aulia P.P (21)
3. Clarinna: Clarinna M. (09)
4. Ajijah: Marwah Mira F.A (24)
5. Adel: Adelia Aurel A.R (01)
6. Narator: Ahmad Rafi (02)

Say No to Bullying!

Pada suatu hari, di SMAN 5 Pasuruan. Anak X Mipa 4 sedang


melaksanakan ulangan harian. Suasananya sangat tegang sekali.
Namun tetap saja tidak dapat luput dari anak-anak yang bisik-bisik
untuk mencontek.
Guru: (celingak-celinguk, kadang memerhatikan bukunya dan kadang
memerhatikan anak muridnya. “Hei! Itu yang dibelakang, ngapain
bisik-bisik?”
Suasana tenang itu akhirnya berakhir. Setelah dikoreksi semua
jawaban ulangan anak muridnya, lembar jawabannya pun dibagikan.
Guru: ”Aduh, apa ini bacanya. Hmmm...Karina”
Karina: “Saya Pak!” (maju menuju meja guru melihat ulangannya
sesaat lalu melompat gembira) “Yeey,dapat 92”
Guru: “Lengan baju tuh dibenerin!”
Karina: “Gini aja Pak keren, biar gak panas juga. Coba deh lengan
baju bapak ditekuk juga, pasti keren”
Guru: “Oh gitu ya” (sambil menekuk lengan baju kiri)
(beberapa saat kemudian tersadar) “loh kok saya jadi nurutin kamu
gini toh” (sambil mengembalikkan lengan bajunya seperti semula)
“sudah-sudah duduk, selanjutnya hmm.. Ajijah”
Ajijah: “Saya Pak” (dengan tenang maju ke meja guru)
Guru: “Sayang sekali, akhir-akhir ini nilai kamu menurun. Belajar lagi
ya” (memberikan kertas ulangan ke Ajijah)
Ajijah: “Iya pak, saya akan berjuang” (kembali duduk dengan wajah
kecewa)
Guru: “Selanjutnya, Clarinna”
Clarinna: (langsung maju kedepan)
Guru: “Ini nilai ulangan kamu pertahankan ya” (sambil memberikan
kertas ulangan pada Clarinna)
Clarinna: “Siap Pak”
Guru: “Itu baju dimasukkin!”
Clarinna : “Gabisa Pak, emang gini modelnya”
Guru : “ckckck.. wedok-wedok jaman saiki. Sudah sana duduk”
Karina “Dapet berapa Clar?”
Clarinna: “Wahh! Keren, dua soal lagi yang betul kamu udah bisa
nglewatin aku”
Guru : “Selanjutnya...”
Pembagian kertas ulangan selesai. Banyak anak yang ingin belajar
pada Karina dan Clarinna.
Beberapa hari kemudian, hari-hari menjadi lancar tanpa adanya
ulangan. Hanya tugas, tugas dan tugas. Namun, selain itu ada
seorang anak yang berjalan memasuki ruangan kelas dengan Pak
Guru.
Guru: “Pagi anak-anak. Hari ini kelas kita mendapat teman baru. Ayo
nak kenalkan dirimu”
Adel: “Hai semuanya, namaku Adelia Aurel, bisa dipanggil adel. Aku
anak pindahan dari SMAN 18 Surabaya”
Guru: “Wahh jauh sekali dari Surabaya”
Adel: “ Iya Pak. Papa saya ada urusan kerja disana”
Guru : “Yasudah kamu langsung duduk”
Adel: “Iya Pak”
Kegiatan pembelajaran berlangsung. Tidak sedikit yang penasaran
dengan si anak baru. Tapi, Karina dan Clarinna tidak peduli dengan si
anak baru itu.
Berikutnya detik-detik sebelum pulang sekolah, pak guru
menyampaikan hal yang sangat penting.
Guru: “Anak-anak, minggu depan kita akan melaksanakan ulangan
harian kedua. Bapak harap kalian mempersiapkan diri kalian dengan
baik” (lalu pergi meninggalkan kelas)
Seminggu pun berlalu. Hari yang menegangkan akan segera dimulai
Clarinna: “Sudah siap buat ulangan?”
Karina : “Pastilah, kayak biasa. Nanti nilai ulanganku pasti bagus”
Adel: (Lari memasuki kelas dan langsung duduk dibangkunya) “Pak
guru datang”
Semuanya sudah siap-siap di bangkunya. Menyiapkan bolpoin, tipe-x,
atau apapun untuk ulangan.
Guru: “Sudah siap ulangan?”
Semua: “Siap Pak”
Hening. Semuanya memerhatikan soal didepannya. Ada yang fokus
mengerjakan, ada yang garuk-garuk kepala tidak mengerti dan
bahkan ada yang menidurkan kepalanya di meja.
Guru: “Yak. Semuanya silahkan mengumpulkan lembar soal dan
kertas ulangan kalian. Yang teratur ya”
Semua anak maju ke meja guru untuk mengumpulkan hasil kerjanya.
Setelah semuanya selesai terkumpul, pak guru segera mengoreksi
lembar jawaban muridnya. Setelah selesai raut wajah pak guru yang
bingung membuat seisi kelas menjadi bingung.
Guru: “Clarinna, Karina. Bapak tidak tahu apa yang terjadi, tapi hanya
nilai kalian yang menurun. Biasanya dapat 9 tapi ini 8 bahkan mau
mencapai 7, kalian kenapa?”
Karina dan Clarinna hanya menunduk dan mengambil hasil
ulangannya. Lalu duduk kembali. Pak guru melanjutkan nama yang
tertera
Guru: “Adelia. Bagus nilai kamu”
Adel : (maju ke pak guru) “Terima kasih Pak”
Guru: “Ajijah. Nak..bagus, nilai kamu meningkat. Pertahankan ya”
Ajijah: “Baik Pak”
Guru: “Nah..semuanya sudah mendapat nilainya. Yang menurun,
bangkit lagi. yang sempurna pertahankan. Oke?”
Semua: “Oke!”
Guru: “Sekarang waktunya istirahat” (pak guru meninggalkan kelas)
Semua anak satu persatu menuju kantin. Si anak baru, adel pun juga
pergi ke kantin. Disusul Ajijah yang ingin pergi ke kantin juga.
Namun...
Clarinna: “Hei kamu! Kenapa kamu tadi hah, nggak ngebocorin
jawaban dikit. Nilai juga malah dibagusin. Udah berani kamu sama
kami?!”
Ajijah: “umm maaf, aku tidak bisa terus-terusan dapat nilai jelek.
Orangtuaku bakal kecewa terus”
Karina: “Halah bodo! Yang penting, gara-gara kamu kami jadi
dianggap remeh sama anak lain, tau gak!” (mencengkram tangan
Ajijah)
Ajijah: (meringis kesakitan karena cengkraman Karina terlalu kuat)
“Aww! Tolong Karin, berhenti, sakit!”
Tanpa sadar Adel menguping. Sebenarnya Adel tidak ada niatan
menguping dia hanya ingin mengambil uang jajan yang tertinggal di
kelas. Namun karena sikap Karina membuat Ajijah kesakitan maka ia
langsung menghampiri mereka.
Adel: “Hei Hei! Stop stop! (melepas cengkraman Karina)”
Clarinna : : “He anak baru, gausah ikut campur kamu, bukan
urusanmu!”
Adel: “Emang bukan urusanku, tapi aku menentang adanya bullying!”
Clarinna : “Halah, sok super hero!”
Adel : “Aku gak sok hero, tapi kalian ini yang hero, nunjukkin
kekuatan kalian! Tapi? Nyatanya itu hasil curang”
Clarinna: “Kurang ajar banget mulutmu!” (ingin menampar)
Karina: “Udah Clar, itu ada anak lain yang mau masuk” (menahan
tangan Clarinna)
Lambat laun, nilai-nilai Clarinna dan Karina menurun. Sedangkan nilai
Ajijah pun semakin meningkat. Anak-anak yang lain pun mulai
memerhatikan Ajijah tanpa memedulikan Clarinna dan Karina.
Karina: “Haduhh. Nilaiku 80 terus”
Clarinna : “Gara-gara anak baru itu, si Ajijah jadi berani!”
Karina : “Udah-udah” (sambil mengusap pundak Clarinna)
Suatu hari, pak guru membawa pemberitahuan yang membuat
seluruh kelas senang.
Guru: “Anak-anak, bapak mau kasih tau sesuatu. Sebelumnya, disini
siapa yang mau masuk STAN?”
Clarinna: “Saya Pak”
(Ajijah juga turut angkat tangan dan Clarinna sejak dulu ingin
menjadi pegawai pajak seperti ayahnya sehingga ia sangat berharap
dengan tes ini)
Guru: “Wah bagus-bagus. Nah ini ada tes untuk dapat beasiswa dari
STAN. Yang berminat, bisa mengikuti tesnya di sekolah kita ini
tanggal 21 Februari jam 9-11 pagi”
Besoknya, Karina datang ke kelas lalu terkejut melihat Clarinna fokus
belajar. Tapi tidak seperti hari yang lalu Clarinna seperti tidak
berminat menatap materi didepannya.
Karina: “Kenapa Clar? Belum sarapan?”
Clarinna: “Engga Rin, ini lagi pusing gapaham paham sama
materinya”
Karina: “ohh, umm.. aku denger Ajijah ahlinya dibidang ini Clar, kamu
minta tolong diajarin aja sama dia”
Clarinna: “ihh, enggak ah!”
Lalu datanglah Adel
Adel: “Aduh..pusingnya.. gapaham sama materinya” (dengan nada
menyindir)
Clarinna: “Ihh!”
Karina : “Udah Clar,gimana? Mau minta bantuan Ajijah gak?”
Clarinna: “Umm..tapi”
Karina: “Aku temenin ngomong”
Clarinna: “Oke”
Tak lama Ajijah datang dan langsung duduk dibangkunya. Clarinna
dan Karina datang ke bangku Ajijah. Seperti biasa, Ajijah takut jika
didekati mereka. Kepalanya pun tertunduk.
Karina: “Ayo ngomong!” (bisik-bisik sambil menyikut Clarinna)
Clarinna: “Uhh. Ajijah”
Ajijah: “Y..Yaa?”
Clarinna: “Umm. Boleh minta ajarin materi STAN gak?”
Ajijah mendongak karena mendengar pertanyaan langka yang
dikeluarkan Clarinna.
Adel: “Jangan mau jijah”
Karina: “Ih apaan sih”
Ajijah: “B..boleh”
Clarinna: “Bener? Yess. Terima kasih Ajijah”
Akhirnya Ajijah dapat tersenyum tulus di hadapan sang pembully.
Berhari hari Ajijah dan Clarinna belajar bersama. Sampai tanggal tes
beasiswa STAN tiba. Sehari kemudian, daftar siswa yang lolos dapat
dilihat. Diantaranya tertera nama Ajijah dan Clarinna sebagai peserta
yang lolos diantara 10 anak yang lolos lainnya.
Clarinna: “Terimakasih Ajijah, karena kamu aku lolos”
Ajijah: “Sama-sama”
Karina : “Kami jadi temanmu ya?”
Clarinna: “Boleh ya?”
Ajijah: “Iya boleh”
Clarinna& Karina: “Yee..terimakasih Ajijah”
Ajijah: “Adel, kamu mau berteman dengan mereka juga kan?”
Adel: “Aku temannya siapapun sejak dulu, jijah”
Memang cerita happy ending yang indah. Akhirnya mereka berempat
menjadi teman baik. Dan nilai-nilai mereka pun tak pernah lepas dari
angka 9. Dan ingat! Itu adalah nilai asli!
TAMAT

Você também pode gostar