Você está na página 1de 6

PENGARIAN LAHAN GAMBUT SISTEM GARPU

Pengaturan tata air dengan sistem garpu dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) pada lahan
pasang surut, yaitu lahan-lahan yang terletak di dataran pantai atau dataran dekat sungai; baik terpengaruh
langsung maupun tidak langsung oleh pasang surut.

Untuk mengatur air pasang surut, maka dibuat pintu-pintu air yang dikenal dengan flapgate yaitu pintu
otomatis yang ketika air pasang, air akan mendorong pintu sehingga air dapat masuk ke dalam parit-parit
petakan lahan. Sewaktu air surut, air akan tertahan di dalam parit-parit petakan lahan. Struktur
tinggi/operasional pintu-pintu air tersebut disesuaikan dengan penggunaan lahannya, apakah untuk sawa,
surjan, atau lahan kering.

Kelemahan sistem garpu:

- Biaya pembuatannya mahal karena dirancang untuk areal pertanian yang luas dan menggunakan alat-
alat berat.

- Lumpur yang mengendap dalam ruas-ruas saluran harus sering-sering diangkat agar tidak terjadi
pendangkalan, ini akan mempersulit proses pergantian air segar. Jika pada saluran terdapat pirit yang telah
teroksidasi dan tidak tercuci keluar, maka senyawa kuat yang terbentuk akan membahayakan tanaman di
atasnya.

Mengatasi kelemahan sistem garpu adalah adanya pembuatan saluran yang terpisah antara saluran irigasi
(pemasukan air/inlet) dan saluran drainase (pengeluaran air/outlet), atau dikenal sebagai Sistem Aliran
Satu Arah. Sistem aliran satu arah, pada sistem ini setidaknya memerlukan 2 buah saluran tersier, yang
satu berfungsi sebagai saluran irigasi (inlet) dan yang satu lagi sebagai saluran drainase (outlet).

Kedua saluran tersier ini harus dilengkapi dengan pintu air otomatis (flapgate) yang dapat membuka dan
menutup denga tenaga arus air. Saluran irigasi akan membuka ketika air pasang, dan akan menutup ketika
air surut. Kondisi demikian diciptakan dengan meletakkan posisi pintu yang berlawanan arah. Tinggi
rendahnya permukaan air dalam saluran diatur dengan mengatur pintu outlet (drainase). Keuntungan
sistem ini adalah terjadinya pergantian air segar di dalam saluran secara lebih lancar, potensi endapan
lumpur di dalam saluran kuarter lebih kecl karena tercuci lebih mudah, serta penumpukan senyawa
beracun dan air asam akan dapat dihindari

Gambar 2.8. Gambar Potongan Melintang Saluran Cacing

Gambar 2.9. Gambar Potongan Melintang Saluran Cacing


Gambar 2.10.Gambar Potongan Melintang Saluran Kuarter

Gambar 2.11. Gambar Potongan Melintang Saluran Kuarter

Gambar 2.12. Gambar Potongan Melintang Saluran Tersier


Gam
bar 2.13. Gambar Potongan Melintang Saluran Sekunder

Gambar 2.14. Gambar Potongan Melintang Saluran Primer

Gambar 2.15. Gambar Potongan Melintang Saluran Kolektor


Sistem pintu air otomatis (flapgate) tampak samping

Sistem pintu air otomatis (flapgate) tampak depan

Você também pode gostar