Você está na página 1de 8

Analisis SWOT Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nomor 4

Oleh: Ratna Ayu Wulandari

S2 – PKLH

Sekilas Mengenai SDGs

Pada tanggal 25 September 2015, negara-negara anggota PBB mengangkat rangkaian


Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang menyertakan 17 Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan, atau Sustainable Development Goals (SDGs).1 SDGs disusun berdasarkan Tujuan
Pembangunan Milenium (MDGs), yang telah diupayakan dari tahun 2000 sampai 2015, dan akan
memandu pencapaian tujuan global yakni pembangunan berkelanjutan hingga tahun 2030 nanti.
Terbentuknya SDGs merupakan suatu hal yang patut dirayakan oleh pemerintah daerah di seluruh
dunia. Bahkan sebelum ditetapkannya 17 tujuan tersebut, inklusivitas dari proses Pasca-2015
sendiri telah merepresentasikan sebuah kemenangan bagi seluruh pemangku kepentingan.2

Goals SDGs No. 4

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 bertujuan untuk memastikan agar semua orang


mendapatkan akses kepada pendidikan berkualitas dan kesempatan belajar sepanjang hayat.
Tujuan ini berfokus pada perolehan keterampilan dasar dan keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher-order skill) di seluruh tingkat pendidikan dan perkembangan, akses yang lebih besar dan
adil kepada pendidikan berkualitas di seluruh tingkatan, serta pendidikan dan pelatihan teknis dan
vokasi; dan juga pengetahuan, keterampilan dan nilai yang diperlukan untuk dapat berfungsi
dengan baik dan berkontribusi kepada masyarakat.3

1
International NGO Forum on Indonesian Development, “Apa itu SDGs”, diakses dari
https://www.sdg2030indonesia.org/page/8-apa-itu, pada tanggal 19 April 2019 pukul 21.04.
2
United Cities and Local overnments, “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang Perlu Diketahui Oleh Pemerintah
Daerah”, diakses dari https://www.uclg.org/sites/default/files/tujuan-sdgs.pdf, pada tanggal 19 April 2019 pukul
21.05.
3
UNICEF, “Laporan SDG tentang Anak-Anak di Indonesia”, diakses dari
https://www.unicef.org/indonesia/id/SDG_Baseline_report.pdf, pada tanggal 19 April 2019 pukul 21.12.
Berikut adalah Fakta Pendidikan di Indonesia:

• Angka partisipasi dalam pendidikan yang terorganisir di kalangan anak usia 6 tahun mencapai
hampir 96 persen pada tahun 2015, meskipun banyak anak usia pra-sekolah telah masuk sekolah
dasar.

• Dari semua provinsi, hanya satu provinsi yang belum mencapai atau mendekati akses universal
pendidikan dasar secara. Di tingkat sekolah menengah pertama, tingkat kehadiran murni yang
disesuaikan mencapai 87 persen pada tahun 2015, sementara 57 persen remaja usia 16–18 tahun
menghadiri sekolah menengah atas atau pendidikan tinggi lainnya.

• Paritas gender telah dicapai di tingkat pendidikan dasar, di mana anak perempuan lebih tinggi di
beberapa provinsi, namun situasinya beragam di level pendidikan menengah. Remaja dan pemuda
dari rumah tangga termiskin dan yang tinggal di pedesaan berpeluang lebih rendah untuk
menyelesaikan pendidikan.

• Hanya setengah anak sekolah dasar mencapai ambang batas nasional minimal dalam membaca
dan hanya kurang dari seperempat yang mencapai ambang batas dalam matematika.

Meskipun telah terjadi investasi global yang signifikan pada dekade sebelumnya, hingga
saat ini masih terdapat disparitas dan kesenjangan dalam akses kepada pendidikan. Indonesia telah
mencapai kemajuan yang signifikan dalam menjamin akses hampir universal kepada pendidikan
dasar, namun masih menghadapi tantangan dalam hal menjamin akses dan penyelesaian
pendidikan menengah. Selain itu, terdapat peningkatan kesadaran bahwa kehadiran di sekolah saja
tidak cukup: hasil pembelajaran harus dapat diukur dengan baik untuk memastikan sekolah
memang menjadi lingkungan pembelajaran yang layak di mana anak-anak bisa mendapatkan
manfaat nyata. Para siswa di Indonesia seringkali mendapatkan nilai rendah dalam penilaian
nasional dan internasional dalam hal kemampuan dasar membaca, matematika, dan kemampuan
akademik lainnya.

Saat ini terdapat banyak sekali bukti yang menyoroti pentingnya pendidikan anak usia dini
untuk mengembangkan keterampilan kognitif dan bahasa serta perkembangan emosi. Untuk
mencapai Tujuan ini, sektor pendidikan Indonesia harus merespon masyarakat dengan segala
perubahan pesatnya guna memastikan bahwa pendidikan untuk semua usia bersifat inklusif dan
relevan bagi konteks nasional. Memastikan pendidikan berkualitas bagi semua di seluruh rentang
usia anak-anak adalah kunci tidak hanya untuk mencapai tujuan ini, namun juga tujuan SDG
lainnya.

Terdapat 84 juta anak di Indonesia, yang mewakili sepertiga populasi Indonesia. Sejauh
mana anak dapat berkembang – dari sisi kesehatan dan gizi, kesejahteraan dan pendidikan, serta
lingkungan tempat mereka tumbuh – merupakan beberapa faktor penentu masa depan Indonesia.
Berinvestasi pada anak-anak dan anak muda amat penting dalam mencapai pembangunan
berkelanjutan, dan memonitor kemajuan pada anak sangat krusial dalam menentukan investasi apa
yang harus dijalankan. Karena itulah, SDG mengakui anak sebagai agen perubahan (agent of
change) dan penerus (torch-bearer) bagi pembangunan berkelanjutan.

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan startegis untuk menganalisa, seperti suatu
sistem yang terdapat di dalam perusahaan atau sistem-sistem akademik, dan sistem-sistem di
pemerintahan dsb.

SWOT adalah singkatan dari Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities


(peluang), dan Threats (ancaman). Kekuatan dan kelemahan adalah faktor internal dan peluang
dan ancaman adalah faktor eksternal. Diagram SWOT menganalisis proyek atau usaha bisnis
dengan berfokus pada masing-masing faktor. Biasanya terdiri dari empat kotak, satu untuk setiap
area, tetapi bentuk yang tepat dapat bervariasi tergantung pada desain.

Diagram SWOT dapat sangat berguna ketika mencoba memutuskan bagaimana untuk
memulai suatu usaha atau strategi tertentu dengan memvisualisasikan pro dan kontra. Dengan
menguraikan secara jelas semua hal positif dan negatif dari sebuah proyek. Analisis SWOT
mempermudah bagi para perencana untuk memutuskan suatu langkah atau tindakan awal serta
untuk menganalisis segala hambatan yang ada.

Analisis SWOT Goals SDGs No. 4

 Strenght (kekuatan)
1. Pendidikan merupakan dasar untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas. Dalam
pendidikan memerlukan sistem pendidikan yang berkesinambungan, dari sektor
pemerataan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Terlebih saat ini
pendidikan di Indonesia menerapkan birokrasi khusus di kementerian Pendidikan, yang
mana sistem pendidikan dasar hingga menengah dipisah dengan pendidikan perguruan
tinggi. Saat ini telah dilakukan keefektifan kerja sehingga berdampak kepada kualitas
pendidikan.
2. Indonesia mempunyai total anggaran pendidikan di dalam APBN diwajibkan untuk
mencapai total 20 persen. Jika dilihat dalam APBN 2017, total anggaran pendidikan
mencapai Rp 414,5 triliun yang dapat digunakan sebagai operasional bagi keselarasan
Pendidikan di Indonesia.

 Weakness (kelemahan)
1. Pada tahun 2015, jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki penduduk daerah
perkotaan adalah kelas 9 atau kelas 10. Di sisi lain, jenjang pendidikan yang pernah/sedang
diduduki penduduk daerah perkotaan adalah kelas 6 atau kelas 7. Hal ini menunjukkan
kesempatan belajar mengenyam pendidikan formal antar daerah tempat tinggal tidak
merata. Dengan demikian, pemerintah perlu memberikan perhatian lebih untuk pendidikan
di perdesaan agar tercapai target yaitu menjamin pendidikan yang setara.
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD ini merupakan indikator yang paling sederhana
dalam mengukur kapasitas sistem pendidikan usia dini dalam menampung penduduk usia
dini. Meski persentase APK PAUD selama tahun 2011-2015 terus meningkat, anak usia
sekolah yang berusia 3-6 tahun dan mengikuti PAUD masih belum begitu banyak di
Indonesia. Anak yang mengikuti PAUD cenderung lebih tinggi pada anak perempuan. Jika
ditinjau menurut daerah tempat tinggal, anak yang tinggal di perkotaan cenderung lebih
tinggi untuk mengikuti PAUD.
3. APK Perguruan Tinggi di wilayah perdesaan masih sangat jauh tertinggal dibandingkan di
wilayah perkotaan. Pada tahun 2015, APK Perguruan Tinggi di perkotaan sebesar 29,36
persen, sedangkan APK Perguruan Tinggi di perdesaan hanya sebesar 10,66 persen. Hal
tersebut menunjukkan adanya ketimpangan pembangunan dalam pendidikan tinggi.
Kondisi ini juga menandakan belum terjaminnya kualitas pendidikan yang merata. Di sisi
lain, capaian APK Perguruan Tinggi antara laki-laki dengan perempuan tidak jauh berbeda.
Pada tahun 2015, APK Perguruan Tinggi laki-laki sebesar 19,20 persen sedangkan APK
Perguruan Tinggi perempuan sebesar 22,63 persen. Meski perbedaan tersebut tidak jauh
berbeda, akses perguruan tinggi untuk laki-laki harus ditingkatkan lebih cepat agar
mencapai target terjaminnya akses yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam
memperoleh pendidikan yang berkualitas.4
4. Masih rendahnya kualitas para pengajar di Indonesia, masih banyak guru- guru yang belum
memiliki kemampuan pengajaran yang baik karena banyak rakyat Indonesia yang masih
belum menghargai profesi seorang guru atau pengajar dan juga masih kurangnya apresiasi
pemerintah untuk para guru guru di Indonesia.
5. Edukasi yang kurang terhadap orang tua terutama di daerah pelosok akan pentingnya
pendidikan, banyak orang tua di pelosok yang berpikir pendidikan tidak begitu penting
sehingga banyak anak pada usia sekolah berhenti sekolah untuk mencari nafkah.

 Opportunities (peluang)
1. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan program pencapaian pendidikan dasar untuk
semua, pemerintah telah menyelenggarakan pendidikan dasar yang terjangkau dan
berkualitas, yang ditempuh antara lain melalui program Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yang dilaksanakan sejak tahun 2005 dan cakupan pada tahun 2011 sebesar 42,1 juta
orang.
2. Tahun 2016 merupakan titik awal untuk mencapai target pendidikan berkualitas yang
dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Indonesia untuk Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Kementerian Pendidikan sebagai institusi berwenang tentang bidan pendidikan,
melaksanakan program Pra-SD atau PAUD bagi seluruh anak laki-laki dan perempuan
dalam memperoleh akses terhadap perkembangan, perawatan dan pendidikan pra-SD
(PAUD) yang bermutu untuk menjamin kesiapan memasuki pendidikan dasar. Sampai
tahun 2016 tercatat 72,29 persen atau 58.174 desa diseluruh Indonesia telah memiliki
PAUD. Saat ini berdasarkan Dapodik PAUD 2016, jumlah PAUD diseluruh Indonesia
mencapai 190.225 sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya
mewujudkan SDGs dengan memulai memberika Dana Alokasi Khusus (DAK) BOP

4
Badan Pusat Statistik, “Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di
Indonesia”, diakses dari
http://filantropi.or.id/pubs/uploads/files/3%20BPS%20Potret%20Awal%20TPB%20di%20Indonesia.pdf, pada
tanggal 19 April 2019 pukul 21.22.
sevesar Rp. 600 ribu pertahun untuk 190.225. bantuan ini diprioritaskan bagi peseta didik
PAUD usia 4-6 tahun.5
3. Pemerintah Indonesia melalui kementeriannya telah merilis sejumlah beasiswa bagi warga
negara Indonesia untuk melanjutkan studi di dalam maupun di luar negeri. Seperti LPDP,
Beasiswa Unggulan, BIDIKMISI, Dll.
4. Banyaknya akses perpustakaan gratis seperti Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Umum
Daerah, dll yang menyediakan buku bacaan menjadi peluang bagi masyarakat untuk
mendapatkan bahan bacaan guna menambah pengetahuan dan informasi yang mendukung
pendidikannya.

 Threats (ancaman)
1. Mekanisme sistem pendidikan di Indonesia justru menimbulkan kesenjangan dengan nilai-
nilai kreativitas. Berdasarkan realitas saat ini, menunjukkan orang Indonesia semakin
berpendidikan tinggi semakin independen. Banyak pengusaha di Indonesia berpendidikan
rendah semakin berani berusaha. Sebaliknya, semakin tinggi pendidikan ini semakin
independen. Pendidikan bertumpu kepada kreativitas kualitasnya semakin mudah untuk
meningkatkan industrialisasi. Maka dari itu nilai pendidikan dan kreativitas perlu
ditanamkan pada setiap institusi pendidikan baik dasar maupun perguruan tinggi. Sebab
dengan Masyrakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini akan mendorong industrialisasi yang
semakin kompetetif. Berdasarkan sebuah studi di AS, 47 persen, pada tahun 2030 jenis
pekerjaan yang ada hari ini akan hilang karena akan diganti oleh mesin. Maka akumulasi
pendapatan manusia tentu akan berubah.
2. Terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi di daerah berujung masalah
meningkatnya arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik dari
perkotaan. Keterbatasan akses pendidikan di daerah menjadi pusat arus urbanisasi, yang
menjadi problem saat ini yaitu di pusat negara anggap saja Jakarta jumlahnya sudah
proporsional, tapi diluar Jakarta khususnya luar jawa tidak mempunyai akses pendidikan.

5
Badan Pusat Statistik, “Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) di
Indonesia”, diakses dari
http://filantropi.or.id/pubs/uploads/files/3%20BPS%20Potret%20Awal%20TPB%20di%20Indonesia.pdf, pada
tanggal 19 April 2019 pukul 21.22.
Secara tidak sengaja, masyarakat Indonesia didorong untuk melakukan urbanisasi
pendidikan karena keterbatasan fasilitas di daerah.

Kesimpulan

Pendidikan, merupakan tanggung jawab berbagai pihak salah satunya adalah yang
membuat dan memberi kebijakan yaitu pemerintah Hal ini berarti bahwa pemerintah
memegang peranan penting dalam membantu pencapaian SDG No. 4. Pemerintah berada pada
posisi yang memungkinkan untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang dialami
masyarakat untuk bersekolah. Pemerintah dapat memadukan program pelatihan teknis dan
kejuruan ke dalam strategi pengembangan ekonomi lokal, memastikan bahwa pelatihan yang
diberikan dapat meningkatkan peluang kerja. Kedudukan yang dimiliki pemerintah secara
khusus memungkinkan untuk menjangkau individu dan masyarakat yang rentan dan
termarjinalisasi serta memastikan bahwa mereka memiliki akses terhadap pendidikan dan
pelatihan yang dibutuhkan.
Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik, 2016. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) di Indonesia di
http://filantropi.or.id/pubs/uploads/files/3%20BPS%20Potret%20Awal%20TPB%20di%20Indo
esia.pdf. (diakses19 April 2019).

International NGO Forum on Indonesian Development. 2017. Apa itu SDGs di


https://www.sdg2030indonesia.org/page/8-apa-itu, (diakses19 April 2019).

United Cities and Local Governments. 2019. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang Perlu
Diketahui Oleh Pemerintah Daerah di https://www.uclg.org/sites/default/files/tujuan-sdgs.pdf.
(diakses19 April 2019).

UNICEF. 2017. Laporan SDG tentang Anak-Anak di Indonesia di


https://www.unicef.org/indonesia/id/SDG_Baseline_report.pdf. (diakses19 April 2019).

Você também pode gostar