Você está na página 1de 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Filsafat .................................................................................... 3


2.2. Pengertian Agama .................................................................................... 4
2.3. Hubungan Filsafat dengan Agama ........................................................... 4

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Agama dan filsafat memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan
kehidupan manusia. Agama memang tidak mudah untuk di defenisikan karena agama mengambil bentuk
yang bermacam-macam, namun semua orang berkesimpulan bahwa agama segala yang menunjukkan
pada kesucian, rasa suci. Orang-orang yang mengetahui secara mendalam tentang sejarah agama dan
filsafat niscaya memahami secara benar bahwa pembahasan ini sama sekali tidak membicarakan
pertentangan antara keduanya dan juga tidak seorang pun mengingkari peran sentral keduanya.
Sebenarnya yang menjadi tema dan inti perbedaan pandangan dan terus menyibukkan para pemikir
tentangnya sepanjang abad adalah bentuk hubungan keharmonisan dan kesesuaian dua mainstream
disiplin ini. Sebagian pemikir yang berwawasan dangkal berpandangan bahwa antara agama dan filsafat
terdapat perbedaan yang ekstrim, dan lebih jauh, dipandang bahwa persoalan-persoalan agama agar
tidak "ternodai" dan "tercemari" mesti dipisahkan dari pembahasan dan pengkajian filsafat. Tetapi,
usaha pemisahan ini kelihatannya tidak membuahkan hasil, karena filsafat berhubungan erat dengan
hakikat dan tujuan akhir kehidupan, dengan filsafat manusia dapat mengartikan dan menghayati nilai-
penting kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan hakiki.”
Sebagian pemikir yang berwawasan dangkal berpandangan bahwa antara agama dan filsafat
terdapat perbedaan yang ekstrim, dan lebih jauh, dipandang bahwa persoalan-persoalan agama agar
tidak "ternodai" dan "tercemari" mesti dipisahkan dari pembahasan dan pengkajian filsafat. Tetapi,
usaha pemisahan ini kelihatannya tidak membuahkan hasil, karena filsafat berhubungan erat dengan
hakikat dan tujuan akhir kehidupan, dengan filsafat manusia dapat mengartikan dan menghayati nilai-
penting kehidupan, kebahagian, dan kesempurnaan hakiki.
Di samping itu, masih banyak tema-tema mendasar berkisar tentang hukum-hukum eksistensi di
alam yang masih membutuhkan pengkajian dan analisa yang mendalam, dan semua ini yang hanya
dapat dilakukan dengan pendekatan filsafat. Jika agama membincangkan tentang eksistensi-eksistensi
di alam dan tujuan akhir perjalanan segala maujud, lantas bagaimana mungkin agama bertentangan
dengan filsafat. Bahkan agama dapat menyodorkan asumsi-asumsi penting sebagai subyek penelitian
dan pengkajian filsafat. Pertimbangan-pertimbangan filsafat berkaitan dengan keyakinan-keyakinan
dan tradisi-tradisi agama hanya akan sesuai dan sejalan apabila seorang penganut agama senantiasa
menuntut dirinya untuk berusaha memahami dan menghayati secara rasional seluruh ajaran, doktrin,
keimanan dan kepercayaan agamanya.
Dengan demikian, filsafat tidak lagi dipandang sebagai musuh agama dan salah satu faktor perusak
keimanan, bahkan sebagai alat dan perantara yang bermanfaat untuk meluaskan pengetahuan dan
makrifat tentang makna terdalam dan rahasia-rahasia doktrin suci agama, dengan ini niscaya
menambah kualitas pengahayatan dan apresiasi kita terhadap kebenaran ajaran agama. Walaupun
hasil-hasil penelitian rasional filsafat tidak bertolak belakang dengan agama, tapi selayaknya sebagian
penganut agama justru bersikap proaktif dan melakukan berbagai pengkajian dalam bidang filsafat
sehingga landasan keimanan dan keyakinannya semakin kuat dan terus menyempurna, bahkan karena
motivasi keimananlah mendorongnya melakukan observasi dan pembahasan filosofis yang mendalam
terhadap ajaran-ajaran agama itu sendiri dengan tujuan menyingkap rahasia dan hakikatnya yang
terdalam.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud filsafat?
2. Apa yang dimaksud agama?
3. Apa hubungan filsafat dan agama?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Filsafat


Kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani, philosophia: philein artinya cinta, mencintai, philos
pecinta, sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya "cinta akan kebijaksanaan". Cinta
artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya
kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang
sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada mulanya.
Dari arti di atas, kita kemudian dapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu,
meskipun bukan ilmu vak biasa, yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh
kebenaran. Bolehlah filsafat disebut sebagai: suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh,
suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal yang membawa usahanya itu kepada
suatu kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai
yang terkompleks. Filsafat, "Ilmu tentang hakikat". Di sinilah kita memahami perbedaan mendasar
antara "filsafat" dan "ilmu (spesial)" atau "sains". Ilmu membatasi wilayahnya sejauh alam yang dapat
dialami, dapat diindera, atau alam empiris. Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan "bagaimana"
dan "apa sebabnya". Filsafat mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran, dan
hubungan logis di antara ide-ide dasar (keyakinan, asumsi dan konsep) yang tidak dapat dipecahkan
dengan ilmu empiris.
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal hakikat
yang ada.
2.2. Pengertian Agama
Kata agama dalam Kitab suci Al-Qur'an dan hadits Nabi mempunyai makna antara lain: pahala dan
balasan, ketaatan dan penghambaan, kekuasaan, syariat dan hukum, umat, kepasrahan dan penyerahan
mutlak, aqidah, cinta, akhlak yang baik, kemuliaan, cahaya, kehidupan hakiki, amar ma'ruf nahi
munkar, amanat dan menepati janji, menuntut ilmu dan beramal dengannya, dan puncak
kesempurnaan akal.
Agama ialah suatu sistem credo (tata keyakinan), ritus (peribadatan) dan sistem norma yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan alam lainnya sesuai tata
ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut sumbernya agama dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Agama samawi (agama wahyu atau langit)
2. Agama budaya (agama bumi)
Contoh dari agama samawi salah satumya adalah islam. Agama islam adalah wahyu dari Allah yang
diturunkan pada rosul-Nya sebagai suatu sistem keyakinan dan tata aturan yang mengatur segala pri
kehidupan dan kehidupan manusia dalam hubungan nya dengan Tuhan, sesama makhluk maupun alam
yang bertujuan mencari keridhoan Allah serta keselamatan dunia dan akhirat.
Agama islam bersumber dari kitab suci yaitu kodifikasi wahyu Allah swt untuk umat manusia di atas
planet bumi berupa Al quran sebagai penyempurna wahyu-wahyu Allah sebelumnya.

2.3.Hubungan Filsafat dengan Agama


Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi
manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan
pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang
perlu ditemukan. Agama menjadi suatu lembaga yang bersemangat untuk memperoleh kehidupan yang
baik dan merenungkannya sebagai suatu tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya yang setia
terhadap agama karena manurus keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga
bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert halnya
menguji kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian
filsafat. Landasan agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu diperhatikan dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan di dnia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya
dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan
spritual keagaaamini menyangkut dengan hakikat menusi asebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena
itu pendidikan dan pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian
anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidan dan spritual kegaman yaitu menurut ajaran agama
islam. Pandangan filsafat menurut agama islam tertung semuanga pada Al-qur’an yang dijadikan
seabgaipegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia yakin bahwa
semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang
maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh sikap dan
pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar yang terdalam mengenai
hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa hal yang penting dalam agama yaitu : menyakini adanya
Tuhan yang menciptakan semua yang ada dilangit dan dibumi dan mengatur semua kehidupan manusia,
adanya kebajikan, sifat buruk dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat karena itu
meurpakan atau mungkin ada secara umum kebenaran dalam agama didasarkan pada wahtu atau
firman-firman Allah, sedangkan kebenaran dalam filsafat didasarkan pada pikiran belaka, agama telah
mengaskan bahwa agama itu untuk orang-orang yang berakal dan berilmu pengetahuan. Maksudnya
adalah dalam agama terutama gama islam adanya aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah
Allah adalah wajib, sunat, haram, makhru dan mubah. Jadi agama dan pendidikan merupakan dual
yang saling berhubungan dan saling berkaitan, maksudnya adalah didalam agama ada aturan-aturan
yang harus dipatuhi sedangkan dalam pendidikan juga ada aturan yang harus dipatuhi dan semua
atuaran baik agama maupun pendiidkan dijalankan dan diterapkan oleh manusia.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya : setiap orang diharapkan
merenung dalamhikmah untuk menjadi prosesn pendidikan dan usaha-usaha pendidkan suatu bangsa
guna mempersiapkan generasi muda dan warga negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang
dapat dijadikan perinsip dan keyakinan.

BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya keduanya
tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang dikatakan alat dan penggerak
tenaga utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia
akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman
hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan
kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbullah
kesadaranyna, bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan
timbulnya kepercayaan dan keyakinan.

DAFTAR PUSTAKA

http://free-makalah.blogspot.com/2010/07/hubungan-filsafat-dan-agama.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

Você também pode gostar