Você está na página 1de 7

1.

Judul Praktikum : Porifera


2. Tujuan Praktikum :
a. Untuk mengetahui morfologi, anatomi dan histologi dari Porifera.
b. Untuk mengetahui serta memahami bagaimana langkah-langkah dalam
membedah tubuh Porifera.
c. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan bentuk masiang-masing spikula
porifera
d. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan tipe saluran air pada setiap porifera.
e. Dapat menggambar dengan baik Porifera.
3. Landasan teori
Pengertian
Porifera dalam bahasa latin, porus artinya pori, sedangkan fer artinya membawa.
Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling sederhana. Karena hewan
ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa tau spons sehingga porifera disebut
juga sebagai hewan spons. Ciri tubuh Porifera meliputi ukuran, bentuk, struktur dan
fungsi tubuh. Ukuran porifera sangat beragam. Beberapa jenis porifera ada yang
berukuran sebesar butiran beras, sedangkan jenis yang lainnya bisa memiliki tinggi dan
diameter hingga 2 meter. Tubuh porifera pada umumnya asimetris atau tidak beraturan
meskipun ada yang simetris radial. Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga,
mangkuk, atau bercabang seperti tumbuhan. Tubuhnya memiliki lubang-lubang kecil
atau pori(ostium). Warna tubuh bervariasi, ada yang berwarna pucat,dan ada yang
berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu. Tubuh porifera belum
membentuk jaringan dan organ sehingga porifera dikelompokkan dalam protozoa.
Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang
disebut pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai pelindung. Diantara pinakosit terdapat
pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh.
Spongosol dilapisi oleh sel “berleher” yang memiliki flagelum, yang disebut koanosit.
Flagelum yang bergerak pada koanosit berfungsi untuk membentuk aliran air saru arah
sehingga air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol.

1
Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh
koanosit. Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum. Zat
makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara
difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel
amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-
sel tubuh lainnya.

Ciri-ciri Porifera
Porifera mempunyai ciri khusus berupa tubuh yang berpori-pori miskroskopis.
Dalam fase hidupnya, porifera megalami dua bentuk kehidupan, hidup berenang bebas
dan hidup menetap. Porifera belum memiliki organ pencernaan, sistem saraf, dan
sistem peredaran darah.

1. Merupakan hewan multiselluler (multi = banyak, selluler = sel).


2. tubuhnya berpori (ostium)
3. Memiliki tubuh yang berbentuk seperti piala atau botol dan hidupnya bersifat sessil
atau menetap atau menempel pada substrat tertentu.
4. Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik (terdiri atas 2 lapisan jaringan). yaitu :
a. Lapisan ektoderm yang terdiri atas selapis sel yang pipih yangberfungsi
sebagai kulit yang disebut pinakosit
b. Lapisan endoderm yang terdiri atas sel leher atau koanosit.
5. Habitat di perairan terutama di air laut.
6. multiseluler
7. tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
8. berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
9. warnanya bervariasi
10. tidak berpindah tempat (sesil)
11. Reproduksi vegetatif dengan tunas atau kuncup, gemmule (kuncup dalam), generatif
dengan pembentukan sel gamet.

2
Reproduksi Porifera
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara
vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel
amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu
tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan
pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas
akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang
kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa
tumbuh menjadi individu baru. Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun
seksual.Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan
gemmule.Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan hanya menjelang
musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.Porifera dapat
membentuk individu baru dengan regenerasi.Reproduksi seksual dilakukan dengan
pembentukan gamet (antara sperma dan ovum).Ovum dan sperma dihasilkan oleh
koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu
yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.

Klasifikasi Porifera
Berdasarkan bahan penyusun rangka tubuh, Porifera diklasifikasikan menjadi:
a. Calcarea (Calcisspongiae)
Merupakan kelas Porifera yang rangka tubuhnya terdiri dari spikula yang spongin (dari
senyawa protein) tersusun atas zat kapur, contohnya adalah Grantia dan Scypa.
b. Hexactinellida
Merupakan Porifera yang rangka tubuhnya terdiri dari spikula, contohnya adalah
Eupectella.
c. Demospongia
Merupakan Porifera yang spikulanya berasal dari campuran zat kapur atau silikat,
contohnya adalah Euspongia , Spongilla.

3
4. Alat dan Bahan Dalam Praktikum
1. Mikroskop Stereo dan Mikroskop Binokuler
2. Alat-alat seksi
3. Cover Glass
4. Pipet tetes
5. Cawan Petri
6. Obyek Glass
7. Spesies Porifera
8. Air
9. Formalin 4%
5. Prosedur Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum.
b. Langkah pertama adalah mengamati morfologi dari Porifera yang dapat
dilihat dengan mata telanjang.
c. Langkah kedua porifera dibelah menjadi dua dengan alat seksi untuk
mengamati anatomi bagaian dalam porifera letakkan pada Cawan Petri dan
selanjutnya diamati di bawah Mikroskop Stereo, lalu amati saluran air dari
ujung oskulum secara membujur, setelah itu mengamati ostium dan
spongososol dari porifera tersebut.
d. Selanjutnya adalah mengamati Spikula dari Porifera. Langkah yang
dilakukan adalah dengan mengambil sedikit bagian tubuh dari bagian
porifera dan dihancurkan. letakkan pada obyek glass, beri sedikit air dan
ditutup dengan cover glass. Setelah itu, diamati pada Mikroskop Binokuler.

6. Hasil dan Pembahasan


Hasil

4
Pembahasan

Dari hasil praktikum porifera yang telah dikerjakan, maka dapat diamati mengenai
Morfologi Porifera yang memiliki warna dan tekstur yang berbeda antara Aplysina
aerophoba, Nephatia erecta, dan Spongia sp. Dalam mengamati Saluran Air, diketahui
bahwa Saluran Air yang diamati dari masing-masing spesies Porifera adalah Aplysina
aerophoba memiliki saluran air tipe Leucon, Nephatia erecta memiliki saluran air tipe
Sycon, dan Spongia sp memiliki saluran air tipe Leucon. Diantara spesies Aplysina
aerophoba dan Spongia sp kedua spesies ini memiliki tipe saluran air yang sama yaitu tipe
saluran air Leucon. Dalam mengamati spikula dari masing-masing Spesies Porifera itu
berbeda dan ada juga tipe spikulaya yang sama, antara Aplysina aerophoba memiliki
Spikula bertipe Monoakson, Nephatia erecta memiliki Spikula bertipe Monoakson, dan
Spongia sp. Memiliki Spikula bertipe Triakson. Aplysina aerophoba dan Nephatia erecta
memiliki tipe spikula yang sama yaitu tipe spikula Monoakson. Warna dari setiap porifera
yang diamati juga berbeda-beda, Aplysina aerophoba memiliki warna tubuh kuning,
Niphates erecta memiliki warna tubuh putih, sedangkan Spongia sp memiliki warna tubuh
coklat.
Kesimpulan
Berdasarkan dari kegiatan praktikum yang suadah dilakukan, manfaat dan tujuan yang
didapatkan dari praktikum porifera tersebut yaitu : Untuk mengetahui morfologi, anatomi
dan histologi dari masing-masing Porifera yang sudah didapatkan, selanjutnya untuk
mengetahui bagian-bagian tubuh dari porifera tersebut, memahami bagaimana perbedaan
bentuk dari masing-masing spikula dan tipe saluran air Porifera, serta dapat menggambar
dengan baik tentang Porifera. Morfologi dari masing-masing spesies Porifera berbeda,
saluran air yang dimiliki berbeda , dan Spikula dari masing-masing spesies Porifera yang
diamati juga berbeda.

5
Daftar Pustaka

Luthfi, M. 2013. Klasifikasi Porifera Berdasarkan Ciri-cirinya.


http://www.zonabiokita.web.id/2013/07/klasifikasi-porifera-berdasarkan-
ciri.html

Aryulina Diah. 2004. BIOLOGI SMA KELAS 1. Jakarta: PT. Gelora Aksar Pratama

http://www.gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-
phylum-porifera/

Buku Ajar, Zoologi Invertebrata, oleh Prof. Dr. Wayan Bawa.

6
7

Você também pode gostar