Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OLEH : KELOMPOK V
1. Era Fujira
2. Wulan Afriana Asri Utami
3. Riadatun Istiqomah
4. Fitri Lestari Muadah
5. BQ Risa Septa Ariani
6. Zainatul Mardiah
7. Farhan
8. Muhammad Hayyi Hazmi
PENDAHULUAN
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik
jinak maupun ganas yang tumbuh diotak, meningen dan tengkorak.Tumor otaak dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu herediter, sisa sisa sel embrional, radiasi, virus,
substansi-substansi karsinogenik.Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis
progresif.Gangguan neurologis ini disebabkan oleh adanya gangguan fokal oleh tumor dan
peningkatan tekanan intracranial.Gangguan fokal terjadi bila terdapat penekanan pada
jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan
jaringan neuron.
Tumor otak merupakan penyebab kematian yang kedua dari semua kasus kanker yang
terjadi pada pria berusia 20-39 tahun.Selama periode 2009-2013 terdapat 173 kasus. Dari 173
kasus secara keseluruhan diketahui bahwa wanita lebih banyak terkena tumor otak dibanding
pria dengan perbandingan 1,8:1. Selain itu diketahui bahwa meningioma merupakan tumor
terbanyak dengan 100 kasus dari 173 kasus(57,8%) diikuti oleh astrositoma dengan 50 kasus
(28,9%) dengan lokasi tumor terbanyak pada frontal (30,1%).
Penatalaksanaan tumor otak dapat melalui terapi operasi jika obat-obatan antiedema
otak tidak dapat diberikan secara terus menerus, terapi konservatif yang meliputi radioterapi,
kemoterapi dan imunoterapi.Radioterapi dilakukan untuk menghancurkan tumor dengan
dosis yang masih dapat diteleransi oleh jaringan normal yang ditembusnya.Kemoterapi
digunakan untuk tumor otak astrositoma, glioblastoma dan astrositoma anaplastik beserta
variannya.Imunoterapi diguanakan jika terdapat gangguan fungsi imunologi tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tumor otak?
2. Bagaimana etiologi dari tumor otak?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor otak?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari tumor otak?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor otak?
6. Pemeriksaan penunjang apa yang bisa digunakan untuk pasien dengan tumor otak?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor otak?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor otak.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui definisi tumor otak
2. Mahasiswa mampu memahami apa saja penyebab dan patofisiologi yang
menyebabkan tumor otak
3. Mahasiswa memahami manifestasi klinis tumor otak
4. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami penatalaksanaan tumor otak
5. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk pasien
dengan tumor otak
6. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pasien dengan tumor otak
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu memberikan pelayanan kesehatan terutama perawatan pada pasien
dengan tumor otak.Mahasiswa juga dapat melatih softskill dalam komunikasi pemberian
edukasi tentang penyakit hingga sebagai konselor perawatan pasien dengan tepat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Adapun faktor-
faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
a. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga.Dibawah 5% penderita glioma mempunyai sejarah keluarga yang menderita
brain tumor.Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai
manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas.Selain jenis-
jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya
faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
b. Sisa-Sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh.Tetapi ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak
bangunan di sekitarnya.Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
c. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma.Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
d. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi
virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
e. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea.Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
f. Trauma kepala
Trauma kepala yang dapat menyebabkan hematoma sehingga mendesak massa
otak akhirnya terjadi tumor otak.
D. Manifestasi Tumor Otak
1. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis mungkin tidak spesifik yang dapat disebabkan oleh edema dan
peningkatan TIK atau spesifik yang disebabkan oleh lokasi anatomi tertentu.
a. Perubahan Status Mental
Seperti pada gangguan neurologis atau bedah syaraf, perubahan tingkat
kesadaran atau sensoris dapat ditemukan.Perubahan status emosional dan mental,
seperti letargi dan mengantuk, kebingungan, disorientasi, serta perubahan kepribadian
dapat ditemukan.
b. Sakit kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang
kemudian berkembang menjadi 60%.Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala
berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan
aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita.Nyeri
kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian
frontal.Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
Sakit kepala dapat terbatas atau keseluruhan.Biasanya intermiten dengan
durasi meningkat dan dapat diperparah dengan perubahan posisi atau mengejan.Sakit
kepala parah dan berulang pada klien yang sebelumnya bebas sakit kepala atau sakit
kepala berulang di pagi hari yang frekuensi dan keparahannya meningkat dapat
menandakan suatu tumor intrakranial dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut.
c. Mual dan Muntah
Manifestasi klinis mual dan muntah dipercaya terjadi karena tekanan pada
medula, yang terletak pusat muntah.Klien sering mengeluhkan sakit kepala parah
setelah berbaring di ranjang.Saat sakit kepala makin nyeri, klien juga dapat
mengalami mual atau muntah yang spontan. Selama episode muntah biasanya nyeri
kepala akan berkurang.
d. Papiledema
Kompresi pada nervus kranialis kedua, nervus optik, dapat menyebabkan
papiledema.Mekanisme patofisiologis yang mendasari hal ini masih belum
diapahami.Peningkatan tekanan intrakranial mengganggu aliran balik vena dari mata
dan menumpuk darah di vena retina sentralis. Juga dikenal sebagai “Choked disc”,
papiledema umum pada klien dengan tumor intrakranial dan mungkin merupakan
manifestasi awal dari peningkatan tekanan intrakranial. Papiledema awal tidak
menyebabkan perubahan ketajaman penglihatan dan hanya dapat dideteksi dengan
pemeriksaan oftalmologis.Papiledema parah dapat bermanifestasi sebagai penurunan
tajam penglihatan.
e. Kejang
Kejang, fokal atau umum, sering ditemui pada klien dengan tumor
intrakranial, terutama tumor hemisfer serebral.Kejang dapat parsial atau
menyeluruh.Kejang parsial biasanya membantu membatasi lokasi tumor.
2. Manifestasi Lokal
Manifestasi klinis lokal disebabkan oleh kerusakan, iritasi, atau kompresi dari
sebagian otak tempat tumor terletak.
1) Kelemahan Fokal ( misal, hemiparesis)
2) Gangguan sensoris, antara lain tidak dapat merasakan (anestesia), atau sensasi
abnormal (Parestesia)
3) Gangguan bahasa
4) Gangguan koordinasi (misal, jalan sempoyongan)
5) Gangguan penglihatan seperti diplopia (pandangan ganda) atau gangguan
lapang pandang (monopia)
4. Biopsi Stereostatik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
5. Jenis Tumor
Langkah pertama pada pengobatan tumor otak ialah pemberian kortikostreoid yang
bertujuan untuk memberantas edema otak.Pengaruh kortikostreoid terutama dapat dilihat
pada keadaan-keadaan seperti nyeri kepala yang hebat, deficit motorik, afasia dan kesadaran
yang menurun. Beberapa hipotesis yang dikemukakan: meningkatkan transportasi dan
reasirbsi cairan serta memperbaiki permeabilitas pembuluh darah. Jenis kortikostreoid yang
dipilih yaitu glukokortikoid; yang paling banyak dipakai ialah deksametason, selain itu dapat
diberikan prednisone atau prednisolon. Dosis deksametason biasa diberikan 4-20 mg
intravena setiap 6 jam untuk mengatasi edema vasogenik (akibat tumor) yang menyebabkan
tekanan tinggi intracranial (Greenberg et al., 1999). Selain itu terapi suportif yang dapat
dilakukan yaitu IVFD RL XX tetes/menit (makro), ceftriaxon vial 1 gram/12 jam, ranitidine
ampul 1 gram/12 jam, dexamethason 1 ampul/6 jam.
Untuk tumor otak metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu :
1) Pembedahan
Tumor jinak sering kali dapat ditangani dengan eksisi komplet dan pembedahan
merupakan tindakan yang berpotensi kuratif, untuk tumor primer maligna, atau sekunder
biasanya sulit disembuhkan.Pembedahan tumor biasanya harus melalui diagnosis yang
histologis terlebih dahulu.
2) Terapi Medikamentosa
2. Epilepsi
Epilepsi diakibatkan oleh adanya perangsangan atau gangguan di dalam selaput otak
(serebral cortex) yang disebabkan oleh adanya massa tumor (Yustinus, 2006).
3. Berkurangnya fungsi neurologis
Gejala berkurangnya fungsi neurologis karena hilangnya jaringan otak adalah khas bagi
suatu tumor ganas (Wim, 2002).Penurunan fungsi neurologis ini tergantung pada bagian
otak yang terkena tumor.
4. Ensefalopati radiasi
5. Metastase ke tempat lain
6. Kematian
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada Tn “A” dengan Gangguan Sistem Persarafan Dengan Diagnosa Medis
Tumor Otak Di Ruang Lely RSUP Sanglah Denpasar
A. Kasus
Seorang laki-laki usia 54 tahun datang ke RSUP Sanglah Denpasar dengan keluhan
mengalami kejang kurang lebih 6 kali selama 1 bulan yang lalu, terakhir kejang tadi pagi
kurang lebih pukul 05.30. kejang dikatakan dengan pola kaku pada separuh tubuh kanan,
disertai kepala menoleh ke kanan dan mulut kaku. Sebelum kejang pasien sadar, saat akan
kejang pasien meraskan kebas dan kesemutan menjalar dari kaki ke tangan saat kejang
pasien tidak sadar, setelah kejang berhenti pasien tertidur kurang lebih 5 menit kemudian
sadar kembali, riwayat kejang sebelumnya tidak ada. Adanya keluhan kelemahan separu
tubuh kanan sejak 3 bulan yang lalu, awalnya dirasakan berat dan jalan menyeret, semakin
lama semakin berat hingga pasien tidak mampu berjalan sejak 1 bulan terakhir.bibir
mencong bersamaan dengan kelemahan separuh tubuh kanan, adanya nyeri dada hilang
timbul sejak 1 bulan terakhir, terasa berat dan berdenyut terutama pada kepala sisi kiri,
memberat saat subuh menjelang pagi. Setelah dilakukan pengkajian oleh perawat ditemukan
hasil TTV, TD: 110/80mmHg, N: 72x/menit, RR: 14x/menit, S: 36,1 oC, SPO2: 99%. Setelah
itu pasien dibawa ke ruang Lely untuk mendapatkan perawatan selanjutnya, setelah beberapa
hari dirawat di ruang Lely pasien sering mengeluh nyeri kepala dengan P: pertumbuhan sel
abnormal pada otak Q: nyut-nyutan, R: kepala, S: 4, T: hilang timbul selama 2-3 jam,
demam dengan suhu: 38,9oC, seluruh aktvitas pasien dibantu oleh keluarga karena sebagian
tubuh pasien kaku.
B. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. A
Usia : 54 Tahun
Tempat tanggal lahir : 01-03-196
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : BR. Dinas Delod Sema Desa Selumbung Kec. Selemadeg
Barat Tabanan Bali
Diagnosa medis : Tumor Otak
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny “S”
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Hubungan dg Pasien : Keluarga
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri kepala
b. Riwayat Penyakit Sekarang
3 bulan yang lalu pasien sering mengalami kejang dan kelemahan pada separuh
tubuh bagian kanan kaki dan tangan,awalnya dirasakan berat dan jalan menyeret,
semakin lama semakin berat hingga pasien tidak mampu berjalan sejak 1 bulan
terakhir.bibir mencong bersamaan dengan kelemahan separuh tubuh kanan,
adanya nyeri dada hilang timbul sejak 1 bulan terakhir, terasa berat dan berdenyut
terutama pada kepala sisi kiri, memberat saat subuh menjelang pagi. Pada 2 hari
yang lalu pasien mengalami kejang dan kelemahan yang semakin memberat dan
akhirnya pasien dibawa ke rumah sakit oleh keluarga. Setelah dilakukan
pengkajian oleh perawat ditemukan hasil TTV, TD: 110/80mmHg, N: 72x/menit,
RR: 14x/menit, S: 36,1oC, SPO2: 99%. Setelah itu pasien dibawa ke ruang Lely
untuk mendapatkan perawatan selanjutnya, setelah beberapa hari dirawat di ruang
Lely pasien sering mengeluh nyeri kepala dengan P: pertumbuhan sel abnormal
pada otak Q: nyut-nyutan, R: kepala, S: 4, T: hilang timbul selama 2-3 jam,
demam dengan suhu: 38,9oC, seluruh aktvitas pasien dibantu oleh keluarga karena
sebagian tubuh pasien kaku.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan mempunyai riwayat kejang dan hipertensi
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit seperti
yang dialami pasien sekarang ini.
Genogram
Keterangan:
: Laki – laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Meninggal Perempuan
C. Pengkajian Gordon
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehataan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluh kejang dan kelemahan
pada sebagian tubuh, yang menyebabkan pasien dirawat dirumah sakit setelah sakit
pasien menceritakan bahwa dulu pasien pernah jatuh dan kepalanya terbentur tetapi
pasien tidak langsung memberitahukan kepada keluarganya sehingga menyebabkan
pasien mengalami sakit seperti sekarang ini.
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien makan 3x1hari dengan porsi yang
tidak teratur kadang banyak kadaang sedikit
Saat sakit :
Keluarga pasien mengataakan pasien makan 3x1hari sesuai porsi yang diberiikan dari
rumah sakit pasien selalu menghabiskan makanan karenaa pasien mempunyai
keinginan besar untuk segera sembuh.
3. Pola Eliminasi
BAK
Sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien BAK 6-7 kali per hari
Saaat sakit :
Keluarga pasien mengataakan pasien BAK sama seperti sebelum sakit 6-7 kali per
hari
BAB
Sebelum sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien BAB 2-3 kali perhari
Saat sakit :
Keluarga pasien mengatakan pasien BAB 1-2 kali perhari
D. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 72x /menit
S : 38,9oC
RR : 30x/menit
Ekstremitas Atas :
- Terpasang infus sebelah tangan
kiri
- Tidak ada lesi
- Kaku tangan sebelah kanan
Bawah :
- Tidak ada lesi
- Kaku kaki sebelah kanan
Pemeriksaa penunjamg
94 – 110
7. Analisa Data
8. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d adanya neoplasma dicerebrum ditandai
dengan pasien sering kejang, nyeri kepala, mual muntah, TD: 110/80 mmHg,
N:72x/menit, RR:30x/menit, S:38,9oc
b. Ketidakefektifan pola nafas b.d penekanan system saraf nafas ditandai dengan pasien
sesak RR:30x/menit
NO NOC NIC
DX
3. Monitor TTV
a. TTV dalam batas normal
RR : 20x/menit
5 5
5 5
3. Berkolaborasi pemberian
terapi oksigen
1. Terdapat hambatan mobilitas
3 Selasa 1. Mengkaji kemampuan pasien fisik, mobilisasi tubuh bagian
10 – 12 – 2018 kanan
Jam dalam mobilisasi 2. Pasien tampak kooperatif
10.00 tetapi masih kesulitan saat
dianjurkan miring kanan
2. Mengajarkan pasien merubah 3. Keluarga tampak kesulitan
posisi saat diajarkan untuk
membantu pasien latihan
gerak
3. Mengedukasi keluarga latihan
gerak
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor TTV
- Monitor TTV
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification, 2015-2017, Tenth Edition. Oxford: Wiley Blackwell
Bulechek, Gloria M., [et al.]. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), Sixth Edition.
United States of America: Mosby Elsevier
Moorhead, Sue., [et al.]. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC): measurement of
health outcomes, Fifth Edition. United States of America: Mosby Elsevier