Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Secara medis, umumnya seseorang dikatakan mengalami dehidrasi apabila kehilangan cairan
dalam jumlah banyak, sehingga tubuh mulai kehilangan kemampuan untuk berfungsi secara
normal.
Dehidrasi bisa terjadi secara akut atau sementara, maupun kronis atau dalam jangka waktu lebih
panjang. Dehidrasi akut umumnya berhubungan dengan kejadian tertentu, misalnya olahraga
yang terlalu keras hingga menyebabkan banyak berkeringat, diare, muntah, dan sebagainya.
Di sisi lain, dehidrasi kronis umumnya lebih berhubungan dengan gaya hidup, misalnya jarang
minum, kesulitan mengakses air bersih, dan lain-lain. Menariknya, diperkirakan sekitar 75 persen
dari masyarakat Indonesia menderita dehidrasi kronis.
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang akan terjadi pada sistem organ saat Anda
mengalami dehidrasi:
Walaupun hasil penelitian masih bervariasi, kebanyakan ahli sepakat kekurangan cairan
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih (ISK), terutama ISK berulang, dan konsumsi cukup
cairan memberikan efek positif terhadap ISK.
Selain itu, berbagai studi juga menyimpulkan dehidrasi berkaitan dengan munculnya penyakit
batu ginjal dan gagal ginjal kronis.
2. Pencernaan
Kekurangan cairan berkaitan dengan konstipasi atau sembelit. Oleh karena itu, selalu
disarankan agar Anda banyak minum dan mengonsumsi makanan sumber serat untuk
menghindari konstipasi.
Kecukupan cairan tubuh juga diperkirakan dapat melindungi Anda dari risiko batu empedu lewat
mendukung pengosongan kantung empedu. Konsumsi banyak cairan juga dikaitkan dengan
penurunan risiko kanker kolorektal, terutama pada bagian distal, yakni ujung usus.
3. Peredaran darah
Dehidrasi dikaitan dengan peningkatan kekentalan plasma darah. Kondisi tersebut dapat
meningkatkan risiko munculnya deep vein thrombosis (DVT) dan emboli pulmoner, penyakit
jantung koroner, serta hipotensi orthostatik (penurunan tekanan darah dengan perubahan posisi
dari duduk atau tidur ke berdiri).
4. Saraf
Dilaporkan bahwa kekurangan cairan dapat menimbulkan delirium atau kehilangan fokus hingga
penurunan kesadaran. Peningkatkan konsumsi cairan juga dikaitkan dengan pengurangan
intensitas pada migrain.
5. Metabolik
Konsumsi cairan dapat bersifat protektif terhadap keadaan hiperglikemia (peningkatan kadar
gula darah) yang sering kali dihubungkan dengan penyakit diabetes. Selain itu, dehidrasi dikaitan
dengan hasil klinis yang buruk pada pasien diabetik ketoasidosis.
Beberapa studi, walaupun hasilnya masih inkonsisten, mengaitkan konsumsi cukup cairan
dengan proses menurunkan berat badan, sehingga terbukti minum banyak air juga dapat
membantu mencegah obesitas.
Dehidrasi ditemukan berdampak pada saluran pernapasan, sehingga pada pasien asma
biasanya disarankan untuk menghirup udara lembab.
6. Kandungan
Agar lebih waspada dan terhindar dari berbagai komplikasi akibat dehidrasi kronis, penting bagi
anda untuk mengenali tanda-tanda dehidrasi. Secara sederhana, rasa haus, air seni berbau dan
berwarna gelap, kulit kering, dan rasa pusing dapat menjadi pertanda anda mengalami dehidrasi.
Meski demikian, tanpa kemunculan tanda-tanda dehidrasi tersebut, ada baiknya Anda
membiasakan diri minum air yang cukup. Sebab, memenuhi kebutuhan cairan harian adalah
salah satu cara termudah untuk menjaga kesehatan.
[NP/ RVS]
Sumber : Klikdokter.com