Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
Ilham Hartanto
NIM: 1404078
DI
PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
DENGAN JUDUL
Disusun Oleh:
NIM 14040078
Mengetahui,
\J
MANAGER PEMBIMBING LAPANGAN
-
E INDONES
2
* -8._
ocaof,fli\tom.t
IIALAMAN PENGESATIAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Menyetujui,
,Plo$\
Dosen
NIK.020912 NrK.020912
ABSTRAK
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan kegiatan kerja praktek
khususnya membahas Alignment Poros Pompa Water Cooling System sebagai bentuk
perawatan unit, komponen atau peralatan pendinginan air sebagai penunjang proses
pembangkitan energi listrik Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini karena
energi listrik merupakan komponen yang sangat penting di zaman modern ini yang
hampir semua peralatan yang kita gunakan membutuhkan energi listrik, Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia dan
kebutuhan energi listriknya pun semakin hari semakin besar. Meski demikian peralatan
pembangkitan listrik yang sudah bertahun - tahun harus perlu perawatan yang intens
karena dapat menimbulkan kerugian besar apabila tidak dapat beroperasi untuk
membangkitkan energi listrik.
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas
segala limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja
praktek dan dapat menyusun laporan pelaksanaan kerja praktek dengan judul
“ALIGNMENT POROS POMPA PADA WATER COOLING SYSTEM GTG 1.3
PLTGU BLOK I TAMBAK LOROK PT. INDONESIA POWER UP
SEMARANG”. Laporan ini disusun sebagai hasil akhir kerja praktek yang
dilaksanakan pada tanggal 02 Juni 2017 sampai dengan 30 Juni 2017.
Laporan kerja praktek ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk menyelesaikan kerja praktek tersebut, kerja praktek ini adalah sebagai syarat
yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Studi S1 Teknik Mesin Sekolah
Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta. Melalui kerja praktek ini penulis dapat
melihat langsung dunia kerja.
1. Bapak Nurfi Ahmadi S.T., M. Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta.
2. Bapak Fajar Nugroho S.T., M. Eng. selaku dosen pembimbing dari Teknik
Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta.
v
5. Bapak Setiawan selaku teknisi PLTGU Blok I Tambak Lorok PT. Indonesia
Power UP Semarang.
6. Bapak Rio selaku teknisi PLTGU Blok I Tambak Lorok PT. Indonesia Power
UP Semarang.
7. Bapak Taufik selaku teknisi PLTGU Blok I Tambak Lorok PT. Indonesia
Power UP Semarang.
8. Bapak Tri selaku teknisi PLTGU Blok I Tambak Lorok PT. Indonesia Power
UP Semarang.
9. Bapak dan ibu tercinta selaku orang tua penulis yang telah mendoakan dan
memberikan dukungan.
10. Teman kerja praktek dari STT Adisutjipto, M Imam Sofyan Ali dan Ari
Mustofa yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
11. Serta teman kerja praktek dari UTS Surabaya, UGM Yogyakarta, UNDIP,
SMKN 7 Semarang dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya
sehingga dapat terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan kerja praktek
ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
2.6 PT. Indonesia Power Semarang ................................................................... 12
2.7 Kapasitas Daya PT. Indonesia Power UP Semarang ................................... 13
2.8 Lingkungan PT. Indonesia Power UP Semarang .........................................13
2.9 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UP Semarang .............................14
BAB III. DASAR TEORI ....................................................................................... 16
3.1 PLTGU Blok I Tambak Lorok UP Semarang ............................................. 16
3.2 Proses Pembangkitan Listrik Pada PLTGU Blok I Tambak Lorok ............. 16
3.2.1 Gas Turbine Generator (GTG).............................................................17
3.2.2 Heat Recovery Steam Generator (HRSG) .......................................... 19
3.2.3 Steam Turbine Generator (STG) .........................................................20
BAB IV. PEMBAHASAN ...................................................................................... 22
4.1 Cooling System ............................................................................................. 22
4.2 Water Cooling System .................................................................................. 22
4.3 Valve – Valve Pengatur Aliran Water Cooling System ................................26
4.4 Alignment ..................................................................................................... 27
4.4.1 Pengertian Penyebarisan (Alignment) ................................................. 29
4.4.2 Perngertian Ketidak Sebarisan (Mis-Alignment) .................................29
4.4.3 Akibat Dari Mis-Alignment ................................................................. 31
4.4.4 Metode Alignment ............................................................................... 33
4.5 Peralatan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Alignment ......................................40
4.6 Proses Kegiatan Alignment Poros Pompa .................................................... 43
4.7
BAB V. PENUTUP ................................................................................................. 50
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 50
5.2 Saran ................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 51
LAMPIRAN .............................................................................................................52
viii
DAFTAR GAMBAR & TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2. Metode Observasi
Pengamatan lapangan merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan untuk mendapatkan data primer yaitu data yg diperoleh langsung
dari lapangan dengan mengamati proses yang terjadi selama peralatan
beroperasi. Data-data tersebut akan memberikan parameter yang dapat
menyimpulkan terjadinya gejala-gejala kasus yang akan dianalisa.
3. Metode Wawancara
Dalam metode ini penulis memperoleh data melalui wawancara,
diskusi dan tanya jawab dengan pembimbing lapangan serta teknisi yang
menguasai dan mengetahui masalah-masalah yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
7
8
2.2 Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Paradigma PT. Indonesia Power
2.2.1 Visi
Visi PT. Indonesia Power adalah menjadi perusahaan energi
tepercaya yang tumbuh berkelanjutan.
Penjabaran visi :
a. Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga
menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan
perusahaan sejenis di dunia.
b. Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi dengan
perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya PT.
Indonesia Power berupa manusia, mesin keuangan maupun sistem
kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif terhadap sistem
perubahan.
c. Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan
stakeholder.
d. Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial
dalam keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan.
9
2.2.2 Misi
Misi PT. Indonesia Power adalah menyelenggarakan bisnis
pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait yang bersahabat dengan
lingkungan.
2.2.3 Motto
Motto PT. Indonesia Power adalah
“Trust Us For Power Excellence”.
2.2.4 Tujuan
Tujuan PT. Indonesia Power adalah:
a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus -
menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha tenaga listrik dan sarana penunjang
yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan
lingkungan.
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh
pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standart kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,
efisiensi maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling
menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus
kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
10
2.3.1 Bentuk
Logo PT. Indonesia Power adalah sebagai berikut:
2.3.2 Makna
Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power merupakan
cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.
Adapun makna bentuk logo diatas adalah :
a. Lambang PT. PLN pada bagian kiri menunjukkan bahwa PT.
Indonesia Power adalah anak perusahaan dari PT. PLN
b. Nama yang kuat, kata INDONESIA dan POWER ditampilkan
dengan menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat ( futura book
regular dan futura bold ).
c. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan
“Tenaga Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama.
d. Red dot ( bulatan merah ) di ujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan saat bernama PT PLN PJB Ι. Titik
ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi
komunikasi perusahaan, dengan simbol yang kecil ini, diharapkan
identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
11
16
17
22
23
Pada unit PLTGU bagian GTG sistem air pendingin yang dipergunakan
adalah dengan system tertutup dan bertekanan cukup besar kira–kira 5 kg/cm2
atau kira – kira 70 psig, sistem ini didesain untuk dapat mengakomodasikan dan
menghilangkan panas yang dibutuhkan pada sistem minyak pelumasan pada
bearing – bearing Gas Turbine dan Generator, pada System Hydrogen
pendingin Generator, juga sebagai air pendingin di Atomizing air precooler,
maupun sebagai pendingin Turbine Support legs, (Kaki – kaki penyangga
Turbine)
Pada bagian atas Cooling Module terdapat tangki tandon air pendingin
dan berfungsi lain sebagai penyedia tempat pemuaian air panas dikarenakan
terjadinya uap didalam pipa – pipa Heat Exchanger, dan untuk pengaturan
tinggi air didalam tandon air pendingin tersebut dipasang kotrol level air 71
WL, ia juga akan memberikan alarm bilamana level air pendingin dalam tangki
tandon sangat rendah.
4.4 Alignment
Dalam dunia industri, baik industri kecil maupun industri besar,
termasuk pada unit banyak dijumpai adanya penyambungan antara poros
penggerak dan poros yang digerakkan dilakukan dengan menggunakan
sambungan kopling, seperti misalnya:
1. Antara poros penggerak dengan poros pompa
2. Antara poros disel dengan poros generator
3. Antara poros turbin dengan poros generator,dll
28
b) Mis-Alignment Axial
Adalah suatu kondisi dimana garis sumbu dari kedua poros yang
dipersambungkan dal am keadaan tidak sejajar dan saling membentuk sudut
simpangan, oleh karena penyimpangan yang terjadi dalam arah axial dari
poros, maka kondisi ini dise but ketidak sebarisan axial. Ketidak sebarisan axial
terjadi dala m dua arah yaitu arah vertikal dan arah horozontal.
α = sudut simpangan axial yang dib entuk oleh kedua poros yang
dipersambungkan dalam arah vertikal.
β = sudut simpangan axial yang dib entuk oleh kedua poros yang
dipersambungkan dalam arah horizontal.
1. Metode Penggaris
2) Kerugian
a) Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika
rotor mempunyai thrust bearing yang hydrodinamis, karena
permindahan aksial.
b) Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust
bearing, karena jika di putar akan lari kearah aksial atau maju-
mundur.
c) Biasanya memerlukan melepas spool kopling.
d) Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.
1) Keuntungan :
a) Metode ini cukup akurat.
b) Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil
c) Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros
d) Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun
hanya satu
e) Alat cukup murah dibanding alat lacer atau alat lain,
f) Mudah di gambar, dibuat perhitungan2, sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan lebih cepat .
g) Cukup sesuai untuk mesin2 besar, putaran tinggi,
2) Kerugian :
a) Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus
kokoh, sehingga dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.
b) Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
c) Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar,
maka penunjukan dial indicator menjadi tidak sebenarnya,
sehingga selanjutnya perhitungan2 menjadi salah.
d) Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami
dan dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan mengakibatkan hasil
salah & fatal. Mengapa penunjukan bisa salah? Hal itu bisa disebabkan karena
1. Pemasangan dial tidak kokoh : kendor, ada sag, tidak sejajar,
posisi tidak tepat
2. Kesalahan pada alat ada histiris, tidak lancar naik-turun plunjer
3. Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman
skala salah sehingga hasil perhitungan atau penggambaran
salah.
39
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dari hasil kerja praktek selama satu bulan serta dalam proses
penyusunan laporan, tentunya terdapat kekurangan selama kerja praktek
berlangsung. Berikut adalah saran untuk kerja praktik di PLTGU Blok I
Tambak Lorok PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang :
50
DAFTAR PUSTAKA
GE Power Systems, 1997, Operators Manual Steam Turbine, PT. PLN (Persero)
Tambak Lorok CCPP Block I, Semarang.
http://awan05.blogspot.co.id/2009/12/alignment-pada-pompa.html
http://www.cnzahid.com/2015/02/tools-for-alignment.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi2745172983706.pdf
http://xa.yimg.com/kq/groups/8128318/1014392502/name/alignment+face+and+r
im.pdf
http://eprints.undip.ac.id/41153/3/BAB_II.pdf
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/617/jbptitbpp-gdl-anatasbins-30846-4-2008ta-
3.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-25047-2108030047-Presentation.pdf
51
LAMPIRAN
52
2. Tabel 2.1 Daya Terpasang PT. Indonesia Power UP Semarang
53
54