Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
SALSABILA IZZATURROHMAH
22020116120014
Kelas A16.1
Nama : Tn. S
Tanggal Lahir : 19 Februari 1963
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Golongan Darah :O
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan wiraswasta
Pendidikan : Tidak sekolah
Alamat : Kp. Kepatihan 01/05, Kutoharjo, Kaliwangu,
Kendal
No. RM : 568850
Bangsal : Flamboyan
Pembayaran : BPJS-PBI
Tanggal MRS : 21 November 2018
Diagnosa Medis : Anemia
Alergi : Tidak Ada
B. Masalah Keperawatan
Jenis tindakan pemberian PRC adalah termasuk dalam tindakan invasif berupa
transfusi atau pemberian produk produk darah. PRC merupakan komponen
yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan komponen
darah lain hingga mencapai hematokrit dengan kepekatan 65-75% yang berarti
menghilangnya 125-150 ml plasma dari suatu unitnya. PRC merupakan pilihan
yang terbaik bagi anemia kronik karena volumenya lebih sedikit dibanding
WB. Setiap PRC memiliki volume 128-240 ml, tergantung kadar hemoglobin
pasien dan proses separasi awal. Volume darah diperkirakan mengandung
plasma darah 50ml atau 20-150 ml (Alimoenthe, 2011)
PRC dibuat secara khusus pada kantong plastik pada saat segera setelah donasi
darah diputar secara khusus sehingga terpisah dari komponen darah lainnya,
jauh lebih baik dan tahan lama disimpan (Depkes, 2008)
Dalam memberikan PRC, indikasi mutlak pemberian PRC adalah ketika kadar
Hb sudah mencapai 5 gr/dL. Terdapat rumus dosis pemberian PRC yakni:
Jumlah PRC= Hb x 3 x BB
Secara umum, transfusi PRC hampir selalu diindikasikan pada kadar Hb <7,0
g/dL, terutama pada keadaan anemia akut. Transfusi juga dapat dilakukan pada
kadar Hb 7,0-10,0 g/dL, apaapabila ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang
bermakna secara klinis dan laboratorium.
Transfusi jarang dilakukan pada kadar Hb >10,0 g/dL kecuali terdapat indikasi
tertentu, seperti penyakit yang membutuhkan kapasitas transpor oksigen lebih
tinggi. PRC juga tidak boleh diberikan untuk anemia yang dapat diobati
denganterapi selain transfusi darah (misal terapi Fe), PRC juga tidak boleh
digunakan sebagai sumber volume darah, atau tekanan onkotik atau
memperbaiki luka
Packed red blood cells mengandung hemoglobin yang sama dengan whole
blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana packed red blood cells lebih
sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar hematokrit PRC lebih
tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%. PRC biasa
diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada
kelainan jantung. Saat hendak digunakan, PRC perlu dihangatkan terlebih
dahulu hingga sama dengan suhu tubuh (37ºC). bila tidak dihangatkan, akan
menyulitkan terjadinya perpindahan oksigen dari darah ke organ tubuh
(McFarland JG, 1999).
Pada transfusi darah PRC, darah sudah disaring dan sebagian besar plasma
sudah dipisahkan dari darah lengkap, akhirnya diperoleh sel darah merah
dengan nilai hematokrit 60 – 70 %. Hal tersebut menyebabkan PRC berfungsi
untuk mengurangi penularan penyakit dan mengurangi reaksi imunologis,
sehingga pasien sangat jarang mengalami reaksi transfusi. Oleh sebab itu, untuk
meminimalisir reaksi transfusi pada transfusi darah WB yang masih
mengandung plasma darah diperlukan tindakan pencegahan sebelum transfusi
dimulai, seperti konfirmasi ulang ke ruangan atau dokter terkait pemakaian
darah WB, karena dengan memakai darah WB memungkinkan terjadinya
berbagai reaksi transfusi (Rahmatul Fuadda, 2016).
Adapun tanda overload sirkulasi akibat kalkulasi produk darah yang tidak
tepat antara lain:
I. Pasien Sadar
1. Dada sesak
2. Batuk
3. Dispnea
4. Sianosis
5. Vena leher membesar diakibatkan oleh darah yang menumpuk
dalam intravaskular
6. Takikardi
7. Krepitasi basal
8. Edema pulmo. Karena darah yang akan dipompa menumpuk di
ventrikel kiri mengakibatkan tahanan dan aliran balik
menumpuk menuju paru paru
II. Pasien dalam anestesi
1. Takikardi
2. TD menurun
3. Sianosis
4. Vena leher membesar
5. Krepitasi basal.
Transfusi darah dapat menjadi prosedur menyelamatkan nyawa, tetapi
memiliki risiko, termasuk komplikasi infeksi dan noninfeksi. Ada perdebatan
dalam literatur medis tentang penggunaan yang tepat dari darah dan produk
darah. Uji klinis yang menyelidiki penggunaannya menunjukkan bahwa
menunggu transfusi pada kadar hemoglobin lebih rendah bermanfaat.Tinjauan
ini akan mempertimbangkan indikasi untuk transfusi darah dan produk darah,
dan akan membahas komplikasi noninfeksi umum yang terkait dengan transfusi
(National AIDS Control Organisation (NACO, 2017).
Maka dari itu bank darah harus menetapkan dan mempertahankan jaminan
kualitas sistem berdasarkan standar internasional saat ini yang mencakup hal-
hal penting berikut.
Akut:
Terlambat:
G. Evaluasi Diri
Dalam memberikan PRC kepada pasien, untuk seringkali darah menggumpal
dan menghambat tetesan, Untuk menanggulanginya lebih sulit daripada
memperbaiki infus yang macet. Saya biasanya menekan dripnya, melakukan
masase pada daerah vena dan menghilangkan sumbatan di selang transfusi set.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2008. Pedoman Donor Darah di Rumah. Sakit, Jakarta: Depkes RI
National AIDS Control Organisation (NACO). 2017. Standards for Blood Banks
and Blood Services. New Delhi: Goverment of Ministry of Health and
Family Welfare. India. Diambil dari
http://naco.gov.in/sites/default/files/Standards%20for%20Blood%20Ban
ks%20and%20Blood%20Transfusion%20Services.pdf pada 10 Desember
2018 pukul 23.15
Rahmatul Fuadda, Neila Sulung, Lisa Vina Juwita. 2016. Perbedaan Reaksi
Pemberian Transfusi Darah Whoole Blood (WB) Dan Packed Red Cell
(PRC). Pada Pasien Sectio Caesare Jurnal Human Care Volume 1.No.3
Tahun 2016
Sanjeev Sharma, MD; Poonam Sharma, MD, Lisa N. Tyler, MD. 2011. Transfusion
of Blood and Blood Products: Indications and Complications. American
Family Physician Volume 83, Number 6. March 15, 2011 720-724.
Diambil dari https://www.aafp.org/afp/2011/0315/p719.html pada 10
Desember 2018 pukul 23.47
Wahidiyat, PA, dkk. 2016. Transfusi rasional pada anak Sari Pediatri, Vol. 18, No.
4, Desember 2016. 325-331