Você está na página 1de 25

KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL:
MERUBAH MIND SET SISWA TENTANG GURU BK
MENJADI TEMAN CURHAT YANG ASYIK.
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bimbingan Kejuruan

Diusulkan Oleh :

(Askar Adika Agama, 16504244019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa
telah melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga proses pembuatan makalah
ini lancar tanpa suatu kendala yang berarti. Sholawat serta salam tak lupa kita
haturkan kepada nabi kita nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-tunggu
syafaatnya di hari kiamat kelak.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
kelancaran penyusunan makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.
Terimakasih kami ucapkan terutama kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya.
2. Utusan Tuhan yang telah mengantarkan manusia dari zaman jahiliah ke
zaman yang beradab.
3. Kepada Bapak, dan Ibu kami yang selalu mendukung kami,
menyemangati kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
lancar
4. Kepada para dosen terutama Bapak Kir Haryana, M.Pd yang telah
membimbing kami menyusun karya tulis ini.
5. Kepada teman-temanku sekalian yang sudah membantu.
Penulis berharap agar makalah ini bisa dipergunakan sebaik mungkin untuk
kepentingan pendidikan maupun dalam industri. Kedepannya penulis ingin
mengembangkan alat yang dibahas pada makalah ini sehingga dapat dipergunakan
dengan sebaik mungkin. Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam
penulisan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran untuk penyusun yang bersifat
membangun kami nanti-nantikan.
Akhir kata, penyusun hanya berharap, makalah ini dapat berguna kelak baik
sedikit maupun besar. Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 20 Februari 2019

Ttd

Penulis

i
DAFAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
BAB I .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................... 4
A. Mindset ................................................................................................... 4
B. Peserta Didik .......................................................................................... 4
C. Curhat ..................................................................................................... 5
D. Guru Bimbingan dan Konseling ............................................................. 5
BAB III ................................................................................................................. 7
A. Teknik Pengumpulan data ...................................................................... 7
B. Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 7
C. Analisis Data .......................................................................................... 7
D. Kerangka Befikir .................................................................................... 8
BAB IV ................................................................................................................. 9
A. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling .................................................. 9
B. Mindset Murid Terhadap Guru Bimbingan Konseling......................... 10
C. Membuat Guru Bimbingan Konseling Sebagai Teman ....................... 11
D. Upaya dalam Merubah Mindset Murid Dengan Memodifikasi Program
Kerja 11
E. Upaya dalam Merubah Mindset Murid Dengan Sarpras yang Menarik12
BAB V................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ........................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................... 14

ii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15
LAMPIRAN ........................................................................................................ 16

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kloset Duduk......................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2 Motor Stepper........................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 3 Arduino Uno R3 .................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4 Driver Motor L298N ............................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 5 Rancangan Desain Clohealt .................. Error! Bookmark not defined.

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. kelebihan Clohealt dari kloset jenis lain .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. Analisis SWOT ........................................ Error! Bookmark not defined.

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus mengenai Bullying saat ini banyak terjadi di Indonesia, dan
terutama di kalangan pelajar. Menurut KPAI tahun 2011 samapai dengan 2017
terjadi peningkatan. Tahun 2011 terjadi 2.178 kasus kekerasan, 2012 terdapat
3.512 kasus, tahun 2013 ada 4.311 kasus, tahun 2014 ada 5.006 kasus dan tahun
2015 terdapat 1.698 kasus, hal tersebut berpotensi meningkat secara cepat
(harianterbit.com).
Anak yang disurvey oleh Global School-based Student Health Survey
menyatakan bahwa sebagian dari anak-anak yang disurvey mengalami bullying
di sekolah 84% (liputan6.com). Akan tetapi, jumlah anak yang menjadi pelaku
bullying di sekolah mengalami kenaikan dari 67 kasus pada tahun 2014
menjadi 79 kasus pada tahun 2015. KPAI mengatakan bahwa naiknya jumlah
anak yang menjadi pelaku dikarenakan adanya faktor lingkungan yang tidak
kondusif untuk perlindungan anak didik (republika.co.id).
Bullying sering dilakukan oleh para siswa lantaran si korban bully
memiliki kekurangan fisik, perbedaan suku, maupun karena permusuhan.
Kasus bullying di sekolah menimbulkan kekhawatiran berbagai macam pihak
terutama orangtua. Kekhawatiran ini dikarenakan dampak kenakalan siswa
yang satu ini sangat krusial.
Dampak akibat yang ditimbulkan karena tindakan bullying sangat
mengkhawatirkan bagi kesehatan mental ataupun fisik secara tidak langsung.
Prosentase kemungkinan gangguan psikis dan fisik bagi korban bullying jauh
lebih banyak dibandingkan para siswa yang tidak dibully. Selain itu, dari grafik
tersebut dapat diketahui bahwa dampak bullying tidak hanya menciderai psikis
para siswa di sekolah. Akan tetap berdampak buruk juga terhadap kondisi fisik
si korban.
Bimbingan dan konseling (BK) yaitu suatu bantuan yang diberikan oleh
konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. BK
2

biasanya dilaksanakan disetiap sekolah untuk membantu setiap siswa dalam


menggali potensi dirinya, tidak hanya itu, BK juga membantu siswa dalam
memberi solusi dan meringankan beban masalah yang dihadapi siswa.
Sehingga peran BK sangat penting dalam membimbing siswa untuk
menemukan jati dirinya.
Harapannya dengan adanya BK disekolah dapat, membantu
menurunkan bahkan menghilangkan tingkat stress dan depresi yang siswa
alami, membantu siswa untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan
orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang
lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri terutama dalam hal bullying.
Namun dalam pelaksanaan disekolah, BK tidak hanya membimbing siswa,
namun banyak juga yang mengurusi masalah ketidak disiplin siswa, sehingga
sampai saat ini masih ada siswa yang beranggapan bahwa BK merupakan polisi
sekaligus hakim bagi siswa persepsi itulah yang membuat siswa menjadi
canggung dalam menemui guru BK.
Banyak siswa yang menjadi canggung menemui guru BK membuat
komunikasi dari siswa ke BK menjadi kurang. Eeknya, semua keluh kesah
yang dirasakan siswa menjadi terpendam, atau tidak mendapatkan keringanan
beban psikis. Oleh karena itu diperlunya suatu trobosan dalam mengubah
persepsi yang sudah dimiliki oleh siswa tersebut.
Adanya karya tulis ini harapannya dapat menjadi salah satu opsi dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi setiap unit BK dalam mengubah pola
piker siswa terhadap BK.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka kami
merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran bimbingan konseling dalam merubah mindset Murid


tentang guru BK?
2. Bagaimana upaya dalam merubah mindset Murid tentang guru BK?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya program ini adalah:
3

1. Untuk mengetahui peran bimbingan konseling dalam merubah mindset


Murid tentang guru BK
2. Untuk mengetahui upaya dalam merubah mindset Murid tentang guru BK

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari adanya prototipe ini adalah:
1. Bagi sekolah dan Unit BK
a. Sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan BK
b. Dapat menjadi refrensi untuk mengembangakan BK di sekolah
2. Bagi penulis dan Mahasiswa
a. Dapat menerapkan ilmu yang sudah didapat
b. Sebagai refrensi untuk pengembangan unit bimbingan konseling
kedepannya
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Mindset
Mindset itu adalah sebuah pola pikir atau kebiasaan berpikir. Kebiasaan
ini adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga secara otomatis
terjadi. Mindset itu awalnya ada yang mengedukasi, atau ada yang
menanamkan. Semisal sebuah contoh. Kalau dari kecil anda itu terbiasa
meminta, kemudian permintaan anda dikabulkan. Segala permintaan anda
dikabulkan. Secara tidak langsung, anda dimanjakan oleh orang tua anda.
Sehingga setiap permintaan anda dikabulkan.

Anda meminta apapun, pasti dikabulkan. Dan ternyata akhirnya hidup


anda tidak seperti masa kecil anda. Rupanya ketika anda beranjak remaja dan
dewasa, ada permintaan anda yang tidak bisa dikabulkan.

Tapi akhirnya mindset anda memberontak, dan akhirnya anda merasa


jengkel. Anda merasa kecewa. Karena apa? Ternyata permintaan saya tidak
bisa dikabulkan. Akhirnya anda mendapatkan suatu mindset baru.
Mendapatkan suatu pola pikir/pelajaran baru. Rupanya saya tidak bisa
meminta. Mungkin saya harus menangis. Saya harus menjerit-jerit. Baru
akhirnya permintaan saya dikabulkan. Banyak anak kecil yang seperti itu.

B. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik sering disebut
sebagai siswa maupun murid disekolah. Mereka belajar disekolah dengan
bimbingan dari guru yang kompeten.

Proses pembelajarn dilakukan antara murid dengan guru. Sehingga


terjadi interaksi yang sangat intensi antara mereka berdua. Penggunaan media
pembelajaran membantu dalam penyampaian inormasi yang disampaikan oleh
5

guru kepada muridnya. Dalam pembelajaran konvensional, peserta didik


menerima langsung inormasi dari guru, sehingga guru merupakan sumber yang
absolut. Namun mulai pada kurikulum 2013, guru hanya sebagai mediator dan
membenarkan jika terjadi kesalahan pemahaman. Murid dituntut untuk menari
meangolah dan menyimpulkan suatu inormasi yang didapatkan baik dari
sumber manapun yang masihi dapat dipertanggungjawabkan.

C. Curhat
Curhat merupakan singkatan dari Curahan Hati. Bisa juga
ditindaklanjuti sebagai aktivitas berbagi pengalaman, bertukar pikiran dan
berbagi perasaan, terutama dengan orang-orang terdekat yang kita percayai.
Karena itu, curhat menjadi kebutuhan psikis yang dianggap penting oleh
banyak orang. Sebagai ajang berbagi, curhat memiliki banyak manfaat, asal
dicurahkan kepada orang yang tepat.

Orang yang sedang melakukan curhat, maka biasanya mereka cukup


ingin didengar saja, jika ada solusi itu juga lebih bagus. Karena saat urhat,
mereka menceritakan keluh kesah mereka yang menjadi beban hidupnya.
Mereka akan mearasa lebih baik jika sudah mengutaraannya. Maka dari itu,
curhat juga berfungsi dalam meringankan beban anak anak disekolah.

D. Guru Bimbingan dan Konseling


Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen,konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yangsesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Bimbingan dan konseling (BK) yaitu suatu
bantuan yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru BK
merupakan pendidik yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan bimbingan
dan konseling untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.

Guru konseling pun bisa menjadi solusi untuk teman curhat yang
tearpercaya, karena memiliki dan faham akan kode etik. Namun tidak menuntut
6

kemungkinan urhat dilakukan dengan temannya, saudaranya bahkan daengan


orang tuanya sendiri.

Tanggungjawab terhadap pelaksanaan BK disekolah masih dalam


koordinasi guru BK, sehingga unit BK biasanya berada pada struktur organisasi
sekolah. Tugas guru bk selain melakukan bimbingan dan konseling, mereka
juga harus melaksanakan kegiatan penunjang lainnya. Tidak hanya itu, beban
mengajar BK tidak terhitung dengan jam mengajar, tetapi mereka dipatok pada
jumlah siswa konselinya. Pada permendikbud No. 111 tahun 2014, menyatakan
bahwa, setiap guru bk memiliki beban mengajar 150 siswa yang setara dengan
24 jam mengajar perminggu, bagi guru produktif.
7

BAB III
METODE PENULISAN

A. Teknik Pengumpulan data


Pengumpulan data dari karya tulis ini merupakan teori-teori yang
diperoleh dari kajian pustaka yang merupakan metode penulisan menggunakan
objek berfokus pada pustaka. Pustaka tersebut dapat bersumber dari surat
kabar, jurnal, buku, dan lain-lain, baik elektronik maupun cetak.

B. Teknik Pengolahan Data


Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan data
dengan menyusun secara sistematis dan logis. Data yang diperoleh, dianalisis
secara deskriptif kualitatif dan eksploratif dengan sumber data didapat melalui
studi literatur serta observasi di beberapa sekolah.
Kegiatan pembahasan dilakukan dengan pendekatan teoritik
berdasarkan hasil studi pustaka. Upaya analisis data menyangkut 4 tahapan,
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penggabungan data dan konklusi.
Reduksi dilakukan dengan menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan dan
mengabstraksi data-data yang diperoleh. Selanjutnya sajian data dilakukan
dengan menyusun informasi hasil dari tahap reduksi data kemudian
menyajikan secara lengkap baik data yang diperoleh dari studi pustaka.Selain
itu, data-data penunjang lainnya juga di dapat dari media cetak dan media
elektronik yang kesemuanya diterapkan dengan interpretasi dalam metode
analisis data. Hal ini dilakukan untuk menunjang dan mempertajam analisis
dalam pembahasan.

C. Analisis Data
Pada tahap penarikan simpulan dan saran penulis menggunakan
teknik induksi berdasarkan uraian pada pembahasan. Berdasarkan
pembahasan pula, penulis merumuskan beberapa saran untuk
menyempurnakan gagasan. Penarikan simpulan dan saran ini dilakukan
melalui langkah-lahkah yang sistematis, sehingga diperoleh hasil kajian
yang lengkap dan terstruktur. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
dalam penarikan simpulan dan saran ini yaitu: (a) menemukan dan
8

merumuskan masalah, (b) mencari dan menyeleksi sumbersumber


kepustakaan yang relevan, (c) menganalisis datadata untuk memecahkan
masalah, (d) merumuskan alternatif untuk pemecahan masalah, (e)
menyusun karya tulis, (f) menarik simpulan dan memberikan saran.

D. Kerangka Befikir

Tempat
menghukum

MINDSET
BK

Polisi dan hakim


siswa

Dirubah dari

Internalisasi unit BK
sendiri

Memperbaiki Modifikasi Memperbaiki


Pendekatan anak Program Sarpras

BK Menjadi Tempat
Curhat yang Asik
9

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan
pendidikan dilakukan olehtenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau
Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor adalah seseorang yang
berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan
dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan
Konseling/ Konselor.Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling yangdihasilkan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK)
dapat ditugasi sebagai Guru Bimbingan dan Konseling untuk
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.

Layanan Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif,


logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau
guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik/Konseli untuk mencapai kemandirian, dalam wujud kemampuan
memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan dalam kehidupannya.

Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung (tatap


muka) antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan konseli dan
tidak langsung (menggunakan media tertentu), dan diberikan secara individual
(jumlah peserta didik/konseli yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah
peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah
peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan kelompok), dan kelas
besar atau-4- lintas kelas (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari
satuan klasikal).

Guru BK juga harus dituntut untuk kreati dalam mendampingi siswa,


karena masih ada anak yang beranggapan bahwa BK merupakan tempat untuk
menghakimi kesalahan siswa. Anggapan tersebut benar, akan tetapi, ara
10

penyampaian dan pemberian pengertian kepada anak harus disesuaikan kondisi


psikis murid, agar mereka seara sadar mengakui kesalahan mereka dan
mengapa harus ditinggalkan perbuatan tersebut.

Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu


peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam
kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang
mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal. Tujuan
khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar
mampu: (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya; (2)
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan
kehidupannya di masa yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5)
mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan (6)
mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.

B. Mindset Murid Terhadap Guru Bimbingan Konseling


Sekolah telah mendesain bagaimana unit BK tetap berjalan dengan
baik. Banyak sekolah di menengah atas ataupun dasar, menugas I BK dengan
menindak siswa yang memiliki masalah dengan ketertiban sekolah. Sehingga
minset tersebut terbentuk pada setiap siswa disekolah. Ontoh di SMKN 1
Seyegan, siswa disana terutama di jurusan teknik otomoti menganggap bahwa
anak yang ke BK pasti bermsalah dengan ketertiban sekolah. Minset tersebut
terus turun menurun setiap angkatan disekolah tersebut.

Guru BK sebagai pelaksana program tersebut, terkadang menganggap


dengan adanya hukuman dengan membuat jera murid, mungkin degan marah-
marah, memberikan kritikan tajam yang menyayat hati, maka selesai sudah
tugasnya dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang bersangkutan.
Padahal dengan adanya cara menghakimi tersebut, maka siswa menjadi takut
untuk bermain ke BK padahal kita tahu, bahwa tugas dan ungsi BK pada
panduan penyelenggaraan BK ada. Contohnya, adalah bimbingan dan
konseling pribadi, bimbingan dan konseling social, bimbingan dan konseling
belajar, bimbingan dan konseling karir, konseling individu, konseling kelopok,
11

bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, bimbingan kelas besar, layanan


konsultasi, kolaborasi dengan guru, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi
denga ahli lain, Konferensi kasus, kunjungan rumah, layanan advokasi, dan
lain sebagainya yang termuat dalam permendikbud dan panduan
penyelenggaraan BK.

Sehingga dengan takutnya siswa akibat dari cara menghakimi guru BK


yang salah membuat siswa enggan untuk datang bahkan mebuka diri dengan
BK, karena mereka merasa takut jika ternyata saat mereka mengeluarkan beban
pikirannya mereka malah diberi nasaehat yang menusuk hati, ataupun dimarah
marahi. Sehingga layanan yang lain idsebutkan diatas malah tidak terlaksana
sama sekali karena siswa yang tidak kooperati untuk dating ke BK
memanaatkan layanan yang sudah menjadi standar dari unit BK itu sendiri.

C. Membuat Guru Bimbingan Konseling Sebagai Teman


Membuat siswa mau meneritakan apa keluh kesahnya, maka hal yang
harus dilakukan yaitu membuat siswa nyaman terhadap lawan biaranya.
Membuat nyaman tersebut, bisa dilakukan dengan menjadi temannya, sehingga
siswa dengan guru harus dekat, seperti teman sepermainan.

Kiat kiatnya bisa dengan membuang ego bahwa guru harus dihormati.
Namun dengan ara tersebut, guru harus pintar pintar menempatkan diri kapan
menjadi guru kapan menjadi teman yang baik. Kedua bisa dengan selalu
tersenyum kepada siapapun apapun kondisinya, sehingga kesan garang pada
guru menjadi lebih luntur. Ketiga sapa setiap siswa yang ada, dengan menyapa
setiap siswa, maka siswa akan lebih dianggap dan lebih terbuka kepada yang
menyapa.

D. Upaya dalam Merubah Mindset Murid Dengan Memodifikasi Program


Kerja
Perenanaaan BK dilakukan setiap tahunnya sebelum memulai tahun
ajaran baru. Setelah mengevaluasi hasilkerja tahun kemarin, maka tahun
selanjutnya dapat di evaluasi agar egiata yang dilakukan BK menjadi lebih baik
lagi. Perenaan tesebut haruslah ada yang dimodivikasi akibat dari evaluasi
12

tahun kemarin. Harapannya dengan modiikasi tersebut maka program yang


dijalankan oleh BK menjadi lebih baik lagi setiap tahunnya.

Modiikasi dilakukan juga mempertimbangkan aspek keinginan siswa


sehingga program tersebut dapat menarik perhatian siswa untuk lebih
membuka pikirannya terhadap BK. Program yang menarik serta pelayanan
yang ramah akan membuat siswa nyaman untuk konsultasi maupun bimbingan
dengan guru yang bersangkutan.

Contoh riil yang bisa digunakan yaitu pengurusan beasiswa yang


pelayanannya lewat BK, ataupun ada reward yang rajin konsultasi di BK, yang
mana dana tersebut dapat diusulkan lewat manajemen sekolah. Hasil yang akan
didapat siswa akan lebih bingung untuk memposisikan BK sebagai apa, itu
membuat penasaran siswa dan akhirnya mereka akan menari tahu sendiri dan
dating ke BK. Dengan sambutan yang hangat, maka lama kelamaan mindset
yang ada pada siswa tentang BK sebagai hakim sekolah akan semakin pudar
seiring dengan berjalannya waktu.

E. Upaya dalam Merubah Mindset Murid Dengan Sarpras yang Menarik


Sarana dan prasarana merupakan salah satu standar yang harus dimiliki
oleh setiap unit BK. Sudah ada standar yang diberikan oleh pemerintah untuk
ruangan yang harus ada pada setiap unit BK. Maka ruangan BK menjadi hal
yang harus diperhatikan.
13

Mendesain sarana dan prasaran dengan baik, akan membuat kesan pada
murid bahwa BK bukan tempat untuk menhakimi dam memberi hukuman pada
setiap siswa. Gambar diatas merupakan salah satu ontoh dalam menata ruangan
BK. Dekorasi setiap ruangan juga bisa disesuaikan dengan selera dari urid pada
sekolah yang bersangkutan.

Bimbingan tidak hanya bisa dilakukan didalam ruangan. Jika


memungkinkan biasanya dilakukan diluar ruangan, bahkan diluar lingkungan
sekolah sambal makan siang. Kondisi tersebut disesuaikan dengan suasana hati
murid yang ingin konsultasi. Jika suasanya sudah mendukung, maka siswa
tersebut akan leluasa dalam meneritakan keluh kesahnya.
14

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. BK memiliki peran penting dalam membangun minset sisiwa, sehingga
mereka harus bisa memodiikasi apa apa yang menurut guru BK bisa
merubah mindset.
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk merubah mindset terhadap BK yaitu
Membuat Guru Bimbingan Konseling Sebagai Teman, Memodifikasi
Program Kerja, serta membuat Sarpras yang Menarik

B. Saran
1. Perlunya perubahan mindset murid terhadap BK agar pelayanan dan
program BK menjadi lebih kooperatif
2. Kedepannya penulis akan mengembangkan pelayanan BK yang menarik
bagi siswa
3. Perlunya setiap guru untuk memperlajari BK karena miniman kita
memahami peran serta guru BK agar Pendidikan kita menjadi lebih baik lagi
setiap waktu kewaktunya.
15

DAFTAR PUSTAKA
https://successbefore30.co.id/apa-itu-mindset/
Barbara Coloroso, Stop Bullying!, Jakarta, Serambi Publisher, 2006, hlm. 23
Andri Priyatna, Op.Cit hlm 16.
16

LAMPIRAN
17
18
19

Você também pode gostar