Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi Saluran Kemih atau sering di singkat ISK, akhir-akhir ini menjadi topic yang ramai dibicarakan
di kalangan masyarakat terutama orang tua yang mempunyai anak remaja perempuan. Infeksi
saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius di bagi jutaan orang tiap
tahun. ISK merupakan penyakit infeksi nomor 2 paling banyak menyerang manusia.

Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung
bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah
ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai
sistitis.

Bakteri atau kuman yang paling sering mengakibatkan ISK antara lain Escherichia coli, Klebsiella dan
Pseudomonas. Dari penderita, menurut penelitian, kira-kira ada sekitar 10% yang tidak bergejala.

Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK
asimtomatis. Dalam hal ini penderita tidak merasakan apa-apa. Mungkin gejalanya ada tetapi orang
tersebut menganggapnya sebagai gejala biasa. Untuk yang tidak bergejala baru diketahui setelah
diperiksa melalui tes urine dimana dalam urinenya terdapat banyak bakteri.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana infeksi bisa terjadi?

2. Bagaimana jalannya penyakit tersebut?

3. Bagaimana penyakit urethritis bisa terjadi?

C. TUJUAN

Penyusunan Laporan ini bertujuan agar :

1. Mahasiswa mengerti dan memahami definisi (pengertian) dari urogenitalia,

2. Mahasiswa mengerti dan memahami etiologi, factor resiko dan epidemiologi dari urethritis.

3. Mahasiswa mengerti dan memahami patofisiologi dari urethritis.

4. Mahasiswa mengerti dan memahami pathogenesis dari urethritis.

5. Mahasiswa mengerti dan memahami pemeriksaan penunjang (diagnostic) dari Infeksi Saluran
Kemih (ISK / UTI)
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN UROGENITALIA

Sistem perkemihan atau biasa disebut system urogenital adalah suatu system dimana terjadinya
proses penyaringan darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-
zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Adapun susunan system perkemihan (istem urinaria) didalam tubuh manusia adalah
ginjal,ureter,vesica urinaria,dan uretra.

B. PATOLOGI SISTEM UROGENITALIA

Dalam system perkemihan, bisa saja terjadi gangguan-gangguan. Terperinci,gangguan-gangguan itu


adalah sebagai berikut.

1. Infeksi saluran urogenital

Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula disebabkan
oleh proteus, klebsiella,dan staphylococcus terutama bila sedang terasang kateter. Pada saluran
urogenital dapat terjadi penyakit,seperti :

a. Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih,yang lebih banyak menyerang wanita dari pada pria,karena pada
wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Factor resiko sititis adalah
bersetubuh,kehamilan,kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter,keadaan-keadaan obstruktif
dan diabetes mellitus. Apabila berlanjut,akan menyebabkan kuman-kuman naik dari kandung kemih
ke pelvis ginjal,yang disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti
dysuria(nyeri saat miksi), sering berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit diatas daerah
suprapubis.

b. Pielonefritis

Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering penyakit ini adalah kuman yang
berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut da nada
yang menahun. Pielonefritis menahun ada dua tipe yaitu pielonefritis yang disebabkan oleh refluks
vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papilla senyawa perifer dan jaringan parut dikutub
ginjal. Dan pielonefritis yang disebabka oleh obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tegangan
tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan
penipisan lapisan korteks ginjal.

2. Penyakit Glomerular

a. Glomerulonefritis

Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh
Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut,
oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka
penyakit autoimun karena terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu
sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.

b. Sindrom Nefrotik (nefrosis)

Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria (>3,5
gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus.
Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.

3. Obstruksi Saluran Kemih

Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor ginjal. Gangguan
obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi hemoragi dan gagal ginjal, bila
tidak diatasi.

a. Hipertrofi Prostat

Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang terjadinya dengan
meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam darah dan membentuk dua
metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol adalah steroid yang memiliki sifat-sifat
estrogenik. Ia biasanya bekerja sama dengan androgen, namun dapat bekerja independen dengan
menimbulkan efek berlawanan dengan androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama
menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron plasma menurun, namun
hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.
b. Gagal Ginjal

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga
akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh,
menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih
sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia

 Gagal Ginjal Akut

Ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan cepat dalam beberapa
hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya
karena hipoperfusi ginjal. Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan
azotemia (uremia) yaitu:

Peningkatan produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan nitrogen urea darah/BUN
(Blood Urea Nitrogen)

 Oliguria

Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan elektrolit, anemia, azotemia
(peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam darah akibat pemecahan protein otot dan
ketidakmampuan mengekskresikan metabolit).

Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang melukai ginjal. Kehilangan banyak
darah dapat menyebabkan kegagalan ginjal secara tiba-tiba. Beberapa obat dan racun dapat
menghentikan pekerjaan ginjal. Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba ini disebut sebagai
kegagalan ginjal akut (acute renal failure/ARF). ARF dapat mengakibatkan kehilangan fungsi ginjal
secara permanen. Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara berat, kegagalan ginjal ini mungkin pulih.

 Nekrosis Tubular Akut

Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin. Iskemia selama 25 menit
atau kurang berakibat kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2 jam menimbulkan
kerusakan berat yang irreversibel. Nefrotoksik berupa antibiotik (aminoglikosida, penisilin,
sefalosporin, tetrasiklin, dan sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen radiokontras, toksin
endogen (mioglobin, hemoglobin).

 Gagal Ginjal Kronik

Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan penurunan
cadangan ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan terakhir uremia (tahap
terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai dengan fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan
ginjal berlangsung progresif. Perjalanan menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang
cukup lama (beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis atau dialisis peritoneal).
C. PATOLOGI GENITALIA

Sistem reproduksi pada manusia rentan mengalami penyakit, kelainan juga gangguan. Gejala
tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa saja karena tumor, virus, bakteri atau memang
disfungsi organ reproduksi yang disebbakan oleh hal-hal yang tak terduga misalnya makanan atau
zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh manusia. Pada artikel ini akan dibahas penyakit pada
sistem reproduksi manusia dan dibagi ke dalam dua kelompok yakni penyakit dan gangguan pada
reproduksi wanita dan penyakit dan gangguan pada organ reproduksi pria.

1. Gangguan Organ Reproduksi Wanita

Penyakit yang bisa menyerang sistem reproduksi wanita bisa berupa gangguan menstruasi, kanker di
wilayah genital, infeksi pada vagina dan juga endometriosis.

a. Gangguan Menstruasi

Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore sekunder. Amenore
primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan diikuti dengan
tidak berkembangnya unsur seksual sekunder. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak
terjadinya proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami suklus
menstruasi sebelumnya.

b. Kanker Pada Wilayah Genital

Penyakit pada sistem reproduksi manusia ini banyak dijumpai biasanya pada wilayah ovarium,
serviks dan juga vagina. Kanker vagina ini belum diketahui apa penyebab pastinya. Namun, para ahli
menduga hal tersebut disebabkan oleh infeksi virus. Pengobatan kanker pada vagina ini bisa dengan
kemoterapi ataupun bedah menggunakan laser. Sementara itu, kanker pada mulut rahim atau
serviks terjadi jika ada sel yang tumbuh secara abnormal di wilayah lapisan epiter mulut rahim. Dan
kanker pada ovarium sendiri tidak menujukan tanda-tanda yang jelas namun biasanya disertai
berbagai keluhan seperti rasa pegal luar biasa pada panggul, terdapat perubahan saluran
pencernaan dan muncul pendarahan yang abnormal pada vagina.

c. Endometriosis

Merupakan gejala dimana jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah rahim yakni di
ovarium, oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejala yang paling lazim muncul antara lain
nyeri pada bagian perut, wilayah pinggang yang sakit, serta rasa tak nyaman yang berlebihan saat
menstruasi.

d. Infeksi vagina

Penyakit ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau yang sangat menyengat
dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif
khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan kegiatan seksual.
Penyebab utamanya adalah hubungan seksual.

e. Penyempitan Pada Oviduk


Oviduk atau saluran telur bisa mengalami penyakit dimana ia akan menyempit. Penyebabnya
disinyalir genetis namun ada juga yang disebabkan oleh kuman jenis tertentu. Saluran telur yang
sempit akan membuat wanita sulit mendapatkan anak sebab jalan sperma terhalangi.

f. Mandul/Infertilitas

Hal ini bisa disebabkan oleh penyakit maupun gangguan. Pada kondisi umum, wanita akan
mengalami masa subur sekali dalam sebulan. Bagi wanita yang kurang subur biasanya tidak terdapat
masa subur dalam jangka waktu tertentu. Dan hal ini menandakan gejala infertilitas. Hal ini biasa
diatasi dengan berbagai metode salah satunya adalah terapi makanan dan lain-lain.

g. Mola Hidalidosa

Atau yang lebih populer dikenal dengan nama hamil anggur merupakan kondisi dimana wanita
mengalami kehamilan namun tak ada janin yang tumbuh di dalam rahim melainkan hanya
gelembung bernama mola juga darah yang membeku. Hamil anggur ini bisa mengakibatkan rasa
sakit yang luar biasa dan bahkan berbuntut pada kematian yang disebabkan pendarahan.

h. Condiloma Accuminata

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus bernama Human Papiloma. Ia ditandai dengan
munculnya kutil yang terus membesar dan akhirnya menjadi cikal kanker pada mulut rahim wanita.

2. Gangguan Organ Reproduksi Pria

Adapun gangguan dan penyakit reproduksi yang bisa menyerang pria antara lain kriptorkidisme,
prostatitis, hipogonadisme, epididimitis, dan juga orkitis.

a. Hipogonadisme

Merupakan gejala dimana terdapat penurunan fungsi testis pada pria dan disebabkan oleh adanya
gangguan interaksi hormon yakni androgen dan juga estrogen. Penyakit ini bisa berujung pada
kemandulan dan juga berkurangnya karakter maskulin pada pria.

b. Kriptorkidisme

Adalah suatu kegagalan satu atapun dua testis untuk turun dari abodemen menuju scrotum saat pria
masih bayi. Hal ini membuat hormon testoteronnya tidak berkembang dengan baik.

c. Uretritis

Adalah peradangan pada bagian uretra dengan disertai dengan gejala rasa gatal yang berlebih
terutama pada bagian penis. Pria yang terkena penyakit ini akan sering buang air kecil. Penyebabnya
adalah virus herpes.

d. Prostatitis
Adalah gejala dimana prostat meradang. Penyebabnya adalah bakteri bernama Escherichia colia.

e. Epididimitis

Adalah infeksi yang biasanya terjadi pada sistem reproduksi pria. Penyakit yang satu ini biaanya
disebabkan oleh bakteri E. Coli dan juga Chlamydia.

f. Sifilis

Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan seseorang melalui
hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah.

g. Gonorhea

Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria Gonorrheae.
Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan
berwarna putih yang disertai dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil.

D. PATOLOGI URETRITIS

Uretritis adalah iritasi dan pembengkakan uretra yang disebabkan oleh bakteri, jamur ataupun virus
yang menyerang organ seksual pada wanita dan laki-laki.

Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan
sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Namun demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi
pada satu pasien.

1. Etiologi

Penyebab uretritis adalah bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih secara umum (e. coli)
atau bakteri penyakit menular seksual (klamidia, gonore, dll). Virus herpes seperti herpes simpleks
dan sitomegalovirus juga dapat menyebabkan uretritis.

Pada kebanyakan kasus, bakteri berasal dari usus besar dan sampai ke vagina melalui anus. Uretritis
seringkali ditemukan pada pria usia antara 25 dan 35 tahun. Pria lebih jarang mengalami urethritis.

Jasad renik yang ditularkan melalui hubungan seksual (misalnya Neisseria gonorrhoeae penyebab
gonore), masuk ke vagina atau penis pada saat melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual
yang terinfeksi dan bisa menjalar ke uretra. Uretritis pada pria paling sering disebabkan oleh
gonokokus. Pada beberapa kasus, uretritis tidak disebabkan oleh infeksi tetapi oleh iritasi atau
kerusakan pada uretra karena pemakaian sabun, masturbasi.

2. Gejala

a. Cairan berwarna keruh yang keluar dari ujung penis

b. Cairan vagina yang tidak normal

c. Demam

d. Kulit yang dingin pada kaki dan tangan


e. Menderita dispareunia

f. Nyeri saat buang air kecil (disuria)

g. Rasa sakit pada panggul

h. Sakit perut

i. Sering buang air kecil.

3. Pathogenesis

Urethra paling sering terkena infeksi dan menyebabkan peradangan, urethra pada bagian distal
sebenarnya telah didiemi oleh spesies-spesies difteroid, strepcoccus, stafilokokus, tetapi tidak sering
dijumpai bakteri gram negatif yang biasanya menyebabkan infeksi pada saluran kemih.

Factor yang mempengaruhi pathogenesis urethritis:

a. Jenis kelamin

b. Faktor genetik

c. Faktor aktivitas seksual.

4. Patofisiologi

Uretra Gonorhoeal disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual.
Pada pria inflamasi orifosium meatal terjadi disertai rasa terbakar ketika urinasi. Rabas uretral
purulen muncul dalam 3-4 hari setelah kontak seksual. Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul
dan penyakit bersifat asimtomatik. Pada pria melibatkan jaringan disekitar uretra menyebabkan
periuretritis, prostitis, epididimis dan striktur uretra.

Uretra gonorhoeal tidak berhubungan dengan neisseria gonorrhoeae biasanya disebabkan oleh
Klamidia trakomatik atau Ureaplasma urelytikum. Pada pria adalah asimtomatik, pasien akan disuria
tingkat sedang-parah dan rabas uretral dengan jumlah sedikit-sedang.

5. Pemeriksaan penunjang

Pada kasus uretritis hal-hal yang perlu diperiksa untuk mendukung diagnosa adalah ;

a. pemeriksaan urine lengkap

b. pemeriksaan sekret uretra

c. test sensitivitas dan kultur untuk menentukan antibiotika yang akan dipakai.

6. Diagnose

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala gejalanya.Untuk mengetahui penyebabnya,bisa diambil


contoh cairan yang keluar dari uretra dan dianalisa di laboratorium.

7. Pengobatan
a. Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya.Jika penyebabnya adalah bakteri,
maka diberikan antibiotik.

b. Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-virus (misalnya
asiklovir).

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem perkemihan atau biasa disebut system urogenital adalah suatu system dimana terjadinya
proses penyaringan darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-
zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Adapun susunan system perkemihan (istem urinaria) didalam tubuh manusia adalah
ginjal,ureter,vesica urinaria,dan uretra.

Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi gangguan-gangguan. Terperinci, gangguan-gangguan
itu adalah sebagai berikut

 Infeksi Saluran Urogenital

 Sititis

 Pielonefritis

 Penyakit Glomerular

 Glomerulonefritis

 Sindrom Nefrotik (nefrosis)

 Obstruksi Saluran Kemih

 Hipertrofi Prostat

 Gagal Ginjal
 Gagal Ginjal Akut

 Nekrosis Tubular Akut

 Gagal Ginjal Kronik

 Uretritis

DAFTAR PUSTAKA

1. http://sehat-sakit-stikes.blogspot.com/2012/07/askep-uretritis.html

2. http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-pada-sistem.html

3. http://anfis-mariapoppy.blogspot.com/2013/01/uretritis.html

http://sesififa.blogspot.com/2011/03/laporan-pendahuluan-uretra

Você também pode gostar